Editing
Date A Live (Indonesia):Jilid 3 Bab 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== “Tahan dulu. Apa yang kau lakukan Shidou?” “Heeh?” Di dalam kamar tamu dalam rumah, Itsuka Shidou yang ditanyai pertanyaan itu tahu-tahu dengan tidak logisnya meresponnya. Memutar kepalanya, daengan pita-pita hitam yang mengikat rambutnya menjadi dua ikatan, sebuah seragam yang dikenakan seorang gadis disangkut denngan tangan pada pinggulnya. Adik perempuan Shidou Itsuka Kotori — Mode Komandan. Bersamaan, mata lucu yang terlihat memandang dengan tidak senang, dengan permen Chupa Chups menjulur dari mulutnya, menunjuk ke depan seolah-olah ekor seekor binatang diintimidasi oleh musuhnya. “Apa yang kulakukan…. Tentu saja aku bersiap-siap pergi ke sekolah.” Shidou memberikan tampilan sebuah pandangan sekilas. Memakai seragam SMAnya (seragam musim panas), sebuah tas di tangan kanannya, sebuah bento di tangan kirinya, tak masalah bagaimana kau melihatnya, dia adalah seseorang yang akan pergi ke sekolah. Tapi Kotori menaikkan bahunya dan menggoyangkan kepalanya, seolah-olah ini sebuah American sitkom. “Oke, biar kukatakan lagi ucapanku. Shidou, apa yang ada di tangan kirimu?” “Hanya sebuah bento.” “Untukmu saja?” “Tidak… ini untuk Tohka.” Itu benar, Shidou memiliki bentonya sendiri yang sudah tersimpan di dalam tasnya. Bento yang berada di tangan kirinya adalah untuk seorang gadis yang tinggal di kondominium di dekat rumahnya—Tohka. “Lalu bagaimana kamu memberikannya ke Tohka?” “Aku berencana meletakannya di dalam kotak suratnya…..” Seperti yang tidak bisa kutangani dengan kepribadiannya di sekolah, jadi dengan menggunakan kunci cadangan kotak surat, bentonya diletakkan di dalam setiap pagi. Mengatakannya, Shidou memberikan sebuah “Ah!” pendek. “Aaa, kau khawatir tentang itu. Inikan musim yang di mana cuaca menjadi benar-benar panas, kamu sungguh memperhatikan kebersihan? Santai, aku telah menaruh kemasan dingin sebagai pelapis anti-bakteri. Yah, itu akan sempurna jika aku menaruh kismis di dalam, tapi Tohka nampaknya tidak suka kismis —Ah!?” Separuh jalan melewati kalimatnya, tulang keringnya ditendang oleh Kotori. Shidou jatuh ke depan ketika menekukkan tubuhnya. Tasnya jatuh ke lantai, tapi setidaknya dia telah menyelamatkan bento Tohka. “Ap, Apa yang kau…….!” “Karena aku melihatmu mati sekali. Mengapa kau tetap menaruhnya di kotak suratnya?” “I,Itu karena jika aku tidak, aku tidak bisa memberikan ini kepadanya. Lagipula kami pergi ke sekolah diwaktu yang berbeda—“ “Itu alasannya.” Kotori mengeluarkan lolipop di mulutnya dan menatap Shidou. “Ini sudah dua minggu sejak Tohka pindah menjadi tetangga sebelah. Shidou—pernahkah kau dan Tohka pergi ke sekolah sama-sama sebelumnya?” “Eh? Itu…” Menggerakan pandangannya ke depan, dia menghitung berapa banyaknya di kepala. “…Sekarang yang kau sebutkan, tidak. Tidak pernah sekalipun.” Shidou mengatakannya ketika mengenakan tasnya-tangan kanannya yang bebas untuk menggaruk pipinya. Shidou dan Tohka pernah sekali tinggal bersama untuk waktu yang sebentar, tapi waktu itu, itu terasa seperti rumor yang aneh yang dimulai di antara teman sekelas, pada akhirnya mereka harus pergi ke sekolah pada waktu yang berbeda. Telah dikatakan, mereka sekarang ini tetangga dan tidak tinggal bersama, mereka tidak butuh menjadi sangat paranoid lagi. Kebenarannya adalah keduanya biasanya pulang bersama-sama. Tapi tanpa diketahui ini telah menjadi sebuah kebiasaan, tapi sampai sekarang Shidou masih pergi ke sekolah tepat lebih awal. Namun, ini hanya karena Tohka lebih lambat bangun tidur daripada Shidou. Kotori menggunakan tangannya untuk menyandarkan dahinya dengan sebuah ekspresi tidak percaya. “Setelah banyak kesulitan dalam meyakinkannya untuk tinggal menjadi tetangga sebelah, menjadi teman sekelas, jadi tidak ada alasan untuk menyianyiakan kesempatan pergi ke sekolah benar?— Lagipula jika Spirit lain muncul lagi nanti, mereka tidak akan memberikan setiap perhatiannya pada Tohka, jadi kau harus menerima kesempatan ini untuk bersama dengannya.” “Mu, Muuuu…..” Shidou memeras keluar satu suara dari tenggorokannya seolah-olah dia mengerang. —Dunia ini terkadang cenderung akan gangguan tiba-tiba yang diketahui sebagai spacequakes. Hanya sebagai ungkapannya, [Spasial Gempa Bumi], menggunakan episentrum sebagai inti dari area spasial dalam sebuah perimeter terdesain, dikarenakan sebuah ledakan yang mengejutkan yang menyebabkan apapun disampingnya menghilang. Memikirkan metode mempredeksi spacequake dan cara-cara cepat membangun lagi bangunan-bangunan yang telah dikembangkan dalam zaman modern ini, ini masih sebuah gangguan alami yang serius. Namun ini tidak biasanya dipublikasikan—tapi alasan sesungguhnya untuk spacequake ini, ini dikarenakan kehadiran dari [Spirits] Spirit sesungguhnya tidak ada di dunia ini, sewaktu-waktu mereka terwujud, batasan spasial yang menyebabkan sebuah gempa hebat. Ini sudah dipercayai sebagai penyebab spacequake. Tentu saja, manusia-manusia yang mengetahuinya memikirkan bermacam-macam rencana untuk bertaha menghadapi ancaman semacam itu. Di antara rencana-rencana itu bisa dibagi menjadi dua macam. Satu, menggunakan kekuatan militer untuk membunuh si Spirits. Sedangkan rencana yang lainnya adalah— “Kau mengerti Shidou? Seandainya seorang Spirit muncul, kau harus membuatnya jatuh cinta dengan mu.” “A, aku paham.” Memandang seolah-olah ia menyerah, Shidou membalasnya dengan desahan. Itu benar, itulah metode yang lainnya. Untuk membuat hubungan dengan Spirit, mengajaknya dalam sebuah percakapan dengan mereka, setelah emosinya mencapai puncaknya—cium. Namun tidak tahu mengapa, Shidou memiliki kekuatan untuk menyegel kekuatan Spirit. Dan yang menargetkan kemampuan itu, adalah organisasi milik Kotori, <Ratatoskr>. “Baiklah. Jadi, pergilah ke sekolah dengan Tohka hari ini. Oke?” “Mn. Aku paham.” Tidak ada maksud lain di belakangnya. Shidou mengambil tasnya dan pergi ke depan pintu itu. “Pelan-pelan Shidou. Kau lupa sesuatu.” Di tengah-tengah, suara Kotori berbunyi, Shidou melihat tangannya. “Ah? Apa ada sesuatu?” “Ini dia, ini.” Kotori mengulurkan tangannya, memperlihatkan perlengkapannya di tangannya. Kemudian dia mengulurkan jari telunjuknya dan menunjuk di depan telinganya. Seolah-olah dia menginginkan Shidou untuk memakai perlengkapan itu sekarang juga. “….Itu? Mengapa aku harus…” “Karena sekarang waktunya, jadi ayo melatih dirimu ketika saatnya. Baiklah, sekarang kenakan itu.” Sepertinya, dengan setengah memaksa Kotori memaksa Shidou untuk mengenakannya pada telinga kanannya ketika tersenyum. “La, Latihan… Sebenarnya untuk apa ini.” “Jika begitu—Hari ini topiknya adalah, untuk melenyapkan kecemburuan Tohka.” “Ha….haa? Melenyapkan…..kecemburuan? Apa maksudnya?” “Nn. Kau masih ingat insiden bulan kemarin ketika Yoshino muncul?” “…….A,aa.” Shidou dengan pelan memberengut. Yoshino adalah seorang Spirit perempuan kecil yang muncul setelah Tohka…..Tapi, ketika dia muncul, Tohka mulai marah-marah untuk alasan yang tidak jelas. “Itulah kuncinya,jika Shodou menjadi intim dengan gadis lain, Tohka akan menjadi tidak senang.” “Eh….? Ap, Apa?” Saat bersamaan Shidou memulai protesnya, Kotori terlihat seperti memberikan kesempatan pada seorang idiot, mengeluakan sebuah desahan. “B.a.g.a.i.m.a.n.a.p.u.n, jika hubungan Shidou dengan gadis lain itu baik, status mental Tohka pelan-pelan akan menjadi tidak stabil— Pada akhirnya, itu akan menyebabkan sebuah arus balik kekuatan Spirits. Jika itu terjadi setiap waktu bila seorang Spirit muncul, ini akan menjadi menyusahkan.”—”Karena itu, (Kotori menunjuk telunjuknya di depan Shidou) Hari ini ketika kau pergi ke sekolah, para staf member <Ratatoskr> akan menangani berbagai masalah terhadap api kecemburuan dari fans Tohka. Shidou, pekerjaanmu adalah menghadapinya ketika itu terjadi.” “Menghadapinya, tapi….. Itu, bukan persisnya yang harus kulakukan….?” “Ini akan baik-baik saja, ayo sekarang.” Namun, Shidou memiliki sebuah ekspersi yang penuh kebingungan, Kotori nampaknya tidak peduli sekalipun, mendorong punggung Shidou melewati pintu itu. “Ini hampir waktunya Tohka meninggalkan rumahnya, untuk detil selanjutnya, cukup dengarkan instruksi dari transmitter.” “Tidak, tu, tunggu dulu…” Meskipun Shidou tidak mengerti situasi ini sepenuhnya, jadi tidak ada gunanya melawan Kotori dalam mode ini, ini fakta yang sudah dipahami dua bulan yang lalu. Tidak memiliki pilihan lainnya, dia mulai memakai sepatunya. Pada titik ini, suara Kotori terdengar dari belakang Shidou sekali lagi. “Aaa, benar, benar, ada satu lagi. Mestinya kita punya seorang tamu hari ini. Yah, tidak apa-apa jika ini hanya sebuah sambutan biasa, cobalah bicara dengannya sementara ini.” “Seorang tamu?” Mengenai pertanyaan Shidou, Kotori tidak merespon, tapi pergi ke atas. Ketika dia bilang dia akan memberikan instruksi dari mikrophone, sepertinya dia akan pergi ke <Fraxinus> lewat balkon di lantai dua. Tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Tapi, tidak ada sebuah solusi untuk melanjutkannya seperti ini. Shidou membuka pintunya dan melangkah keluar. Tiba-tiba, cahaya matahari menyilaukan kornea Shidou. “Nn….” Hari ini adalah 5 juni. Sekarang, seharusnya adalah musim hujan, tapi untuk beberapa alasan saat ini langit sedang cerah.—Seolah-olah surga telah menurunkan hujannya bulan kemarin. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tidak ada awan yang meneduhkan, sinar yang kuat dari cahaya matahari secara langsung menyinari bumi, menyebabkan naiknya temperatur. Tidak bisa menghadapi panasnya musim panas, Shidou mengganti seragamnya menjadi seragam musim panas. Pada saat itu. “Aare…” Melihat ke arah bayangan hitam yang berdiri di bawah cahaya matahari di luar kediaman Itsuka, Shidou hanya melebarkan matanya. Berdiri di sana adalah, seorang gadis yang terlihat seumuran dengan Kotori. Mengenakan sebuah gaun one piece yang keren, sebuah topi musim panas seolah-olah hendak menyembunyikan matanya, dibawah topi itu terlihatlah rambut biru muda layaknya lautan, dan kedua mata safir itu secara konstan melirik ke depan pandangan Shidou. Juga—apa yang disembunyikannya itu yang di tangan kirinya, untuk beberapa alasan, terlihat memiliki bentuk kelinci yang lucu. “Yoshino!?” Tidak ada cara seseorang akan melupakan nama seorang gadis yang memiliki kepribadian semacam itu. Shidou berjalan ke arah samping Yoshino. “Yahooo—, Shidou-kun. Sudah lama kita tidak bertemu— “ Pada momen ini, boneka kelinci di tangan kiri Yoshino, mulai berbicara dengan membuka dan menutup mulutnya. “Oh, oh, sudah lama—Itu, um, Yoshinon,” Ketika sedikit menganggukkan kepalanya, dia membalas pada boneka itu. Boneka ini dipanggil [Yoshinon]. Temannya Yoshino. Boneka ini sebenarnya adalah boneka yang aneh,suaranya tidak diragukan lagi berasal dari ventriloquism—tapi ketika Yoshino memakainya, dia bicara seperti kepribadian kedua yang diketahui sebagai [Yoshino] akan muncul dari dalam dirinya. Kunci persoalannya adalah, gerakan-gerakan dan bicaranya boneka itu, yang seluruhnya Yoshino tidak bisa lakukan. “Apa ada masalah? Apakah hari ini pengecekannya sudah selesai?” “Nn—, pemeriksaan fisik sudah selesai dengan sempurna—, tapi masih ada yang harus dilatih lagi—” [Yoshinon] mengatakannya ketika melambaikan lengannya yanng pendek. “Latihan?” Saat bersamaan ketika Shidou mengatakannya, [Yoshinon]tiba-tiba mengangkat ujung topi Yoshinon. “……Sss” Yoshino nampaknya sangat pemalu, bahunya berguncang untuk beberapa saat. Tapi setelah menahannya keras-keras, dia membuka bibirnya yang bergetar dan berkata. “Se, selamat pagi, Shidou-san……!” Yoshino menggunakan sebuah suara yang lebih terdengar daripada bulan kemarin ketika menyambutnya. “Woah!?” Shidou melebarkan matanya, dan mengambil satu langkah mundur. Yoshino yang sebenarnya pemalu dan ketakutan dengan manusia, sepenuhnya bergantung pada [Yoshinon] untuh mengadapi berbagai permasalahan di luar, dia tidak berbicara banyak dengan semuanya. Ini adalah pertama kalinya Shidou mendengar Yoshino bicara pada volume ini. Pada titik tertentu, beberapa dengungan bisa didengar dari telinga kanannya,—Itu Kotori. Dia seharusnya sudah di <Fraxinus>. “Apa? Dia sudah bisa bicara padaku dan Reine, tahu?” “Sungguh? Bukankah itu hebat Yoshino?” Setelah Shidou mengatakan itu, Yoshino terlihat malu dengan menurunkan ujung topinya, tapi di tepi mulutnya terlihat tanda-tanda sebuah senyuman. Kemudian, ditemani oleh suara Chupa Chups yang digerakan di dalam mulut, Kotori melanjutkan bicaranya. “Jujur saja ini masih terlalu dini, tapi aku memohon untuk membiarkan Yoshino tinggal di luar kapal perang.—Memiliki Yoshino sebagai seorang teman bicara, akumulasi mental stressnya Tohka seharusnya menurun, ini bukanlah sebuah masalah…. Ketika dalam <Ratatoskr>, tidak apa-apa bukan membiarkan Spirit mempunyai pengertian kehidupan bermasyarakat yang baik dan hidup bahagia.” “Umu. Bukankah itu bagus?” “Nn. Jadi itulah mengapa kami membiarkannya memperkenalkan dirinya.” “Begitu ya?” “Rumah Yoshino di luar kapal perang, apa tempat itu adalah pilihan pertama?” Mengikuti suaranya Kotori, Shidou melihat ke atas untuk melihat tinggi tingkat kondominium sebelah kediaman Itsuka. Bangunan itu di mana Tohka saat ini tinggal, dikatakan bahwa <Ratatoskr> mendesainnya secara khusus untuk ditempati oleh Spirit. Meskipun jika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, bangunan itu nampaknya tidak akan mudah dihancurkan. “Jadi…begitu.” “Tapi—apakah sebuah percakapan yang pantas bisa diadakan itu masih dipertanyakan.” “Aah…..” Itu benar. Meskipun ruangan-ruangannya berbeda, tapi bagaimanapun kau melihatnya mereka bisa dikatakan tetangga. Tidak, bahkan sebelumnya bahwa Tohka dan Yoshino sebenarnya adalah Spirits. Tapi tidak bisa dimengerti mengapa sampai sekarang Yoshino nampaknya masih memiliki kesan buruk tentang Tohka, ini akan jadi yang terbaik jika mereka bisa bicara baik-baik dengan satu sama lain. Kemudian, pintu otomatis kondominium terbuka dengan sunyinya. Seorang gadis berjalan dari dalam sambil menguap. Dia memiliki rambut gelap segelapnya malam dan nampaknya terlalu diharapkan menarik perhatian di bawah sorotan cahaya matahari, sebuah penampilan yang cantik dan mata kristalnya yang menebarkan perasaan yang kuat. Itu adalah teman sekelasnya Shidou, Yatogami Tohka. “………….” Melihat penampilannya, Shidou menahan nafasnya. Tohka sekarang tidak mengenakan jaket baratnya yang dipakainya minggu yang lalu, tapi seragam musim panas berlengan pendek dengan sebuah pita. Yah, Shidou biasanya mengenakan seragam musim panasnya, jadi tidak ada yang heran tentang itu….Tapi ketika melihat seragam yang terlihat lebih menekankan pada figurnya yang baik, dia hanya merasakan jantungnya berdetak dengan kencang. “Nn…..? Shido!?” Saat ini Tohka nampaknya memperhatikan kedatangan Shidou, dia melebarkan matanya dan berteriak. “Ap, bukankah ini kesempatan yang sangat langka untuk bertemu satu sama lain terlalu cepat di pagi hari!” “Aa, aaaah….. Ka, kadang-kadang pergi ke sekolah dengan Tohka nampaknya bukan ide yang buruk….. Apa salahnya?” Shidou mengatakannya dengan matanya melirik segala tempat. Pipi dari orang yang ditanyakan memerah, ekspresinya cerah seketika. “Yah! Umu, itu— kupikir, itu bukan ide yang buruk.” Tohka mengangguk dengan senangnya. Tidak diketahui mengapa, tapi ketika dia menunjukkan kegembiraannya terang-terangan, itu bisa jadi hal yang memalukan. Seperti yang Shidou bayangkan apa yang harus ia ucapkan selanjutnya, dia memberikan kotak makan siang di tangannya kepada Tohka. “Juga, ini. Hari ini adalah hari berbagi.” “Ooh!” Tohka menerima bentonya, menunjukkan sebuah senyum yang lebar. “Apa menu hari ini!?” “Nn, hari ini adalah asparagus dibungkus dalam bekon, daging dan telur goreng, dan salad makaroni dengan tomat. Ah,dan nasinya adalah nasi goreng dengan ayam.” “Apa—” Setelah Shidou mengatakannya, Tohka menampakkan sebuah ekspresi syok, diam-diam melihat sekelilingnya dan memegang kotak makan siangnya dengan erat. “Apa, itu baik Shido!” “Ha….Ap, apa?” Shidou bertanya dengan tanpa petunjuk ketika Tohka melanjutkannya dengan suara yang kecil. “Asparagus dibungkus dalam bekon, daging dengan telur goreng dan apapun itu terlalu banyak dan bukankah kita akan dalam masalah jika semuanya tahu tentang ini…….? Siapa tahu, mereka mungkin akan membuat kerusuhan karena bento ini—” “Tidak, mereka tidak akan.” “Su, sungguh….. Itu bagus. Ta, Tapi, untuk membuat nasi goreng ayam dari nasi itu bukannya aksi menghina Tuhan…. Bukankah ini merusak hukum internasional?” Tohka mengatakannya dengan nada serius. Sungguh pun, di mana di bumi ini kau akan mempelajari semua ini berasal. “Bukan itu, bukan itu…. Ah, apa kau tidak suka nasi goreng ayam? Jika kau mau aku bisa menukar kotak makan siang denganmu.” Karena keduanya memiliki bento yang sama, itu membuat Origami tidak senang. Misalnya, dua minggu yang lalu, menunya mengalami sedikit perubahan-perubahan. Yah, sejak makanannya berlebihan dari semalam, ada sedikit kesulitan dalam mempersiapkannya. Tapi instannya Shidou membuatnya untuknya, Tohka memeluk kotak makan siangnya dan *fuun fuun fuun fuun fuun* menggoyangkan kepalanya secepatnya yang seseorang akan khawatir kepalanya mungkin akan terjatuh. Shidou melihat dia dan membuat sebuah senyum yang bermasalah. Yah, sejauh senangnya Tohka, dan masakannya yang berharga setiap hari. Tohka, dengan sebuah ekspresi yang masih tampak panik, memegang kotak makan siangnya dengan hati-hati sekali, mengambil beberapa nafas dalam-dalam seolah-olah mencoba untuk mengatur emosinya. Pada momen ini, “Nu?” Tohka tiba-tiba melebarkan matanya, dan melihat gadis muda di samping Shidou. Tampaknya dia hanya memperhatikannya sekarang. “Ooh, itukan Yoshino? Lama tidak bertemu!” Menunjukkan sebuah senyum inosen, Tohka memulai percakapannya. Walapun sesuatu telah terjadi, tapi terlihat bahwa Tohka tidak mempedulikannya sama sekali. “……Ss!” Namun, Yoshino mulai mundur dengan bahunya yang menggigil. “Berjuanglah! Berjuanglah!” “Ss, Uu, Mn.” Di bawah dorongan [Yoshinon] di tangan kirinya, Yoshino berdiri dengan kuat, *Suu~~* mengambil sebuah nafas dalam-dalam, dan satu langkah ke depan. Seolah-olah tekadnya telah membulat, alis matanya bergerak. “Aa….., amenbo, akaina, a, i, u, e, o…….!”(maaf versi bahasa inggrisnya juga tertera ‘Translation note here’) Tidak diketahui mengapa,dia mulai mengucapkan kalimat-kalimat yang digunakan untuk latihan fonetik <ref>ilmu linguistik/mengolah kata</ref>. “……Mu.” Tohka bergumam, mengerutkan alisnya dalam kekhawatiran dan berputar melihat Shidou. “Ini….. Apa ini? Kode kata-kata?” “Tidak…..Yoshino?” Shidou dengan senyum yang dipaksakan dan bertanya, [Yoshinon] melambaikan lengannya dengan suara *pata pata*. “Aah—, cukup bagus! Latihan membuat semuanya makin baik! Lakukan lagi! Lebih LAGI!” Setelah berbicara beberapa kata-kata dengan Yoshino. Yoshino mengangguk sedikit, dan sekali lagi berdiri di depan Tohka. “S, s, selamat……pa, gi….” Menggunakan sebuah suara yang lebih kecil dari volumnya ketika menyapa Shidou, tapi masih jelas tanpa kekurangan, dia menyapanya. “Wooah, selamat pagi!” “……” Tubuh Yoshino menggigil beberapa saat…tapi ia menahan keinginannya untuk kabur. Sepanjang waktu berlalu, Tohka dan Yoshino berdiri berhadapan, tidak berganti kata-kata. Sebab itu, suara tajam Kotori keluar lagi dalam telinga kanan Shidou, “—Ada apa dengan kesunyian itu Shidou. Yoshino itu cukup sulit. Cobalah mengatakan sesuatu yang berguna.” “Eh……? Aa, aaaah……” Sebagai responnya Shidou, dia melirik ke hadapan Yoshino. Sekarang, dia menjelaskannya, dia terlihat berbeda dari yang dulu. “Yoshino, kau memakai sebuah topi pantai hari ini.” Itu benar, pada waktu sebelumnya dia mengenakan sebuah topi. “…….Ss,……..It, Itu benar.” Yoshino sebenarnya ingin menyembunyikan drirnya dengan menggunakan [Yoshinon], tapi pada akhirnya ia menahannya, menundukkan kepalanya dan membalas. “Itu karena……hari ini sangat panas, itu, Reine-san dia….itu.” “Aaa, tidak heran. Itu cocok denganmu. Kau terlihat manis.” “……Ss!” Pada kata-kata itu, wajah Yoshino memerah dengan sebuah *Po!* Terlihat seperti kepribadian pemalunya itu yang masih tidak berubah. Shidou memberikan sebuah tawa pahit. “Tahan, bagaimana bisa kau menghentikan Percakapannya seperti ini. Kau tidak pernah bicara dengan Tohka sekalipun. “Aa….jika begitu.—He, Hei, Tohka, apa kau berpikiran seperti itu?” “Mu?” Dia mungkin tidak tahu bahwa subjek percakapannya akan bergilir kepadanya, Shidou merespon dengan sebuah nada yang sedikit terkejut. Setelah itu, pandangannya turun berhadapan ke arah Yoshino sekali lagi. “Nn. Umu. Itu sangat manis, Yoshino.” “…..Ss! T…Terima kasih banyak….” Yoshino membalas ketika melihat ke tanah, dengan memaksa mengangkat kepalanya ke hadapan Tohka. “I, Itu….Tohka-san, juga….sangat manis…..” “Nu? Ap, Apa…..itu memalukan.” Mengatakan itu, Tohka menggembungkan pipinya. Tohka dengan malu-malu tersenyum. Sekali lagi menggerakkan pandangannya ke hadapan Shidou. Hanya Tuhan yang tahu, tapi pipinya sedikit demi sedikit memerah. “Shi, Shido apa kau…..berpikiran sama?” “Heee!?” Tidak menyangka percakapannya akan bergilir padanya, Shidou memberikan sebuah balasan yang tidak logis. “Hari ini, aku mengenakan seragam yang berbeda… Bagaimana kelihatannya?” Menunjukkan yang sudah diperhatikan pada saat mereka melihat satu sama lain. Seragam musim panas SMA Raizen yang keren, sepenuhnya sesuai dengan Tohka. Manis pada titik siapaun yang berani menolaknya maka harus dieksekusi, seseorang harus mulai berterimakasih pada cuaca di Jepang karena ini. “Oo,oooh…..Kau cocok dengan itu.” “…..Mu, jika begitu.” Setelah Tohka mengatakannya, sekelilingnya sekali lagi terdiam dalam kesunyian. Secepatnya, sebuah suara beep terkirim dari telinga kanannya. “Hey, itu buruk tahu!” “Ap, Apa salahnya….?’ “Ada yang salah dengan ucapanmu, tentu saja itu salah. Apa yang kau lakukan Shidou. Latihannya sudah dimulai ,tahu?” “Haa….? Ap, Apa maksudmu?” Seolah-olah Shidou menurunkan suaranya, kotori dengan kerasnya mengeluh. “Sudah kubilang padamu. Pelajaran Tohka, adalah tidak membiarkannya cemburu—Shidou, sejak kau telah mengatakan ‘Kau terlihat manis’ pada Yoshino, mengapa kau tidak mengatakan hal yang sama pada Tohka?” “Heeei…….?” Shidou mengeluarkan suara bodoh seolah-olah dia mengingat lagi aksi sebelumnya……Sekarang, yang dia maksudkan, disamping dari ‘Kau cocok dengan itu’, tidak ada yang harus dikatakan tentang orang yang seperti dirinya. “I, Itu tidak berjalan huh…..?” “Tentu saja begitu. Mengatakan kata-kata rayuan pada gadis lain seperti ‘Kau manis’, tapi tidak mengatakan itu kepadanya,—Meskipun jika dia tidak memperhatikannya, tapi emosinya menurun perlaha-lahan. “Ti, tidak, tapi Tohka akan memikirkannya—” “Ku katakan padamu.” Kotori bicara dengan sebuah suara sepeti peringatan. “Ketika Tohka yang sesungguhnya adalah seorang Spirit, dan jelas berbeda dengan manusia dalam berbagai cara. Tapi kau tidak bisa memperlakukannya secara tidak sama dalam area tertentu. Tohka dalam area ini, tidak lain hanya seorang gadis normal.” “……” Mendengar kata-kata itu, Shidou menggigit bibirnya dengan keras. Meskipun dia berkata dia akan membiarkan para Spirit hidup dalam kenormalan, tapi nampaknya pada beberapa tingkatan, dia masih melihatnya sebagai eksistensi yang spesial.. Shidou dengan erat mengepalkan genggamannya dan menghadap pandangan Tohka, dan bicara. “Toh, Tohka!” “Y, ya….!?” Dikarenakan volumenya tiba-tiba meningkat, Tohka nampaknya ketakutan dengan bahunya yang bergetar sedikit. “A, Apa itu Shidou?” “K, Kau juga manis!” “Hu…..hueh?” Tohka memerah kemalu-maluan, tubuhnya mengarah ke belakang. Tidak diketahui mengapa, wajahnya mulai memerah karena sudah semestinya. Tapi Shidou tak mengindahkannya ketika dia melanjutkan perkataannya. “Aaa, manis! Sangat manis! Seragam musim panas itu cocok sekali denganmu! Ketika kamu datang keluar dari kondominium, kau membuatku terkejut! Aku tak bisa melepaskan mataku dari dirimu! Tahu-tahu aku tak bisa berbicara! Kamu yang manis! Pada tingkatnya aku tidak bisa menjelaskannya lagi—” Pada titik ini, Tohka menggunakan tangannya untuk menutupi mulut Shidou, menyegel kata-kata yang ingin ia ucapkan. “Mu….mugu.” “Aku, aku sudah mengerti jadi waktu habis.” Mengatakan itu, dengan cepat Tohka memutar punggungnya ke depan dia. Sampai sekarang apa yang telah ia katakan sesungguhnya berasal dari hatinya. …..Tapi, itu nampaknya sedikit terlalu efektif. Seperti yang Shidou pikirkan tentang ini, tawa yang keras datang dari transmitter. “Pu…….., kuku, haha, ahahahahahahahahahahahahaha!” Tanpa perlu dipikirkan bahwa Kotori lah seseorang yang tertawa itu. Shidou bisa mendengar sedikit pergerakan dari sebuah kursi. Nampaknya dia mengatur posisi duduknya. “Cukup baik juga Shidou. Seperti seorang idiot lakukan.” “Di….Diamlah….Aku tahu itu sendiri.” Shidou mengerang, dahinya mulai berkeringat. “Tapi, nampaknya aku membuatnya gila lagi……Hei Kotori, apa yang harus kulakukan sekarang?” “Haa?Apa maksudmu?” “Eh?” “Emosinya Tohka meningkat dengan cepat, dan berhenti pada tingkat maksimum. Kau membuatnya dalam kebahagiaan yang sempurna. Mengapa kau tidak berjalan ke depan Tohka dan melihat ekspresinya? Ini akan menarik kurang lebih.” “Ah……? Ap, apa?” Shidou mulai bertanya. Tapi Kotori meresponnya, dan lanjut berbicara. “Yah….Aku tidak akan menghukummu untuk waktu ini.—Tch, ini sudah hampir waktunya memanggil Yoshino kembali sekarang. Kau akan terlambat jika kau tidak pergi ke sekolah sekarang juga, tahu?” Seperti yang Kotori katakan, Yoshino memberikan anggukan dalam-dalam. “Ha, Hari ini, aku harus…..kembali sekarang juga. Tolong jagalah……..Shidou-san, Tohka-san.” “Ooh, datang lagi oke?” “Nn—selamat tinggal.” Dengan ringan Shidou dan Tohka melambai. Yoshino memberikan anggukan dalam yang lain, dan berlari dengan suara *pata pata*. “……Kalau begitu sekarang ayo pergi , Tohka.” “Nn, yeah.” Shidou dan Tohka mulai berjalan memelalui jalan beraspal bersama-sama……Tapi, “…..Tohka? Kau bisa tunggu sebentar?” Memperhatikan sesuatu yang salah dengan pandangan punggung Tohka, Shidou berhenti dalam jalurnya. Itu benar—bajunya Tohka adalah seragam musim panas yang keren. Artinya yang dikatakan, celana dalam yang normal itu—terutama tali pengikat bra-nya seharusnya sedikit terlihat. Tapi…. “Nu? Apa ada yang salah?” “Tohka….Kau, apa kau melakukannya dengan baik….memakai benda….itu semestinya?” “? memakai apa itu?” “…….Br, bra.” Shidou pelan-pelan menggumamkan benda itu. Tapi Tohka menundukkan kepalanya ke samping dengan sebuah ekspresi ragu-ragu. “Bra? Apa itu?” “……………..?” Shidou menahan nafasnya, pada saat bersamaan dia mendorong Tohka kembali ke apartemennya. “Ap, apa masalahnya Shido?” “Itu bukan sesuatu yang bisa kau katakan ‘apa masalahnya’!! Kau, jangan bilang kau, tidak pernah menggunakannya semenjak itu!?” “Se, seperti yang kukatakan, apa itu” “……………..!” Shidou memencet mikrofon di telinganya. Setelah itu, suara Kotori bisa didengar. “Aaa, begitu, meskipun aku menyebutkan yang sudah kami persiapkan……Tapi nampaknya dia tidak pernah tahu apa gunanya di dalam tempat pertama.” “Sekarang bukan waktunya untuk itu! Itu masih bisa dilalui jika seragamnya adalah seragam musim dingin, tapi jika siuasi sekarang berlanjut……..?” “Yah, itu seharusnya ditempatkan dalam kompartemen<ref>ruang terpisah dari ruangan</ref>paling atas lemari Tohka, mengapa kau tidak mengajarinya cara memakainya?” “A, aku….!?” “Apa ada seseorang di sekitarmu. Baiklah, kau akan terlambat jika kau tidak cepat-cepat?” “……Aaargh, siaaal…..” Shidou dengan tekadnya yang sudah bulat, berputar ke hadapan Tohka. “Tohka, bisakah kau membawaku ke kamarmu?” “Nu……?Aaa, kupikir tidak apa-aoa…..” Di dahului oleh Tohka yang terlihat bermasalah ke dalam ruangannya. Mungkin ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan, tapi sebelum memasuki ruangan, mereka lewat melalui tiga lapis dinding yang sangat sama dengan gudang bawah tanah bank. Terlihat seperti ruang lingkup apartermen tidak seluas yang terlihat dari luar.”Di sini.” Mengatakannya, Tohka membuka pintunya. Tata ruang dalam ruangannya hampir sama seperti arpatemen yang normal. Shidou menutup pintunya dan melihat lebih dalam koridornya. “Sa, sangat bagus, selanjutnya bisakah kau membawa benda di dalam kompartemen paling atas dalam lemarimu?” “Nu….?A, aku paham.” Tohka melepas sepatunya ketika memiringkan kepalanya, mengikuti instruksi Shidou, dan membawa sebuah bra merah muda padanya. “Apa tidak apa-apa seperti ini?” “Errn, aa, aaaa……” Dengan pengalaman dalam melihat sebuah celana dalam gadis ynag berusia sama yang mendekati nol. Shidou melambai ke Tohka dengan wajak memerah. “Ba, baiklah Tohka, bawakan itu pada…..” Meskipun ini adalah khusus yang tidak ada seseorang yang akan mendengar, tapi Shidou tetap merasa sangat malu seperti ia mengecilkan suaranya. Saat bersamaan metode meggunakan sebuah bra diajarkan lewat berbisik. Wajah Tohka berubah menjadi kemerahan. “Ap…..! Apapapapa yang kau katakan Shido——!” Ketika Shidou melanjutkannya, Tohka mengangkat branya tinggi-tinggi dengan kedua tangannya dan melihatnya. “Letakkan……di dada …… secara langsung…..?” “Aaa, itu benar.” “Mu, muu…..haruskah aku memakainya?” “….Itu benar. Akan ada……masalah jika kau tidak memakainya.: “Dalam, dalam kasus apa ini akan menjadi masalah?” “Tidak…..Ini masih baik-baik saja sekarang, tapi jika kehujanan…..itu, akan…..” Beberapa saat kemudian, setelah nampaknya mengerti dengan apa yang Shidou maksud dengan kata-kata itu, Tohka sudah merah wajahnya memasuki sebuah tirai terdalam. Jika ini berada di dalam manga, asap mungkin akan keluar dari kedua telinga sekarang ini. “Ap….Apa yang kau pikirkan!” Tohka berteriak ketika ia menutupi dadanya dengan kedua tangannya. “Itulah, karena Itulah mengapa aku bilang padamu untuk memakainya!” Setelah itu, Tohka melihat bra-nya sekali lagi ketika mengerang “Umu………” “Aku, Aku sudah tahu itu. Akan kukenakan untukmu untuk dilihat….” Mengagguk dengan telinganya yang memerah, di berlari keluar koridor dengan suara *pata pata*. “Haaa…..itu sungguh berbahaya.” Fuuu, Shidou mendesah ringan. —Namun, beberapa menit kemudian, Tohka muncul lagi di koridor dengan malu-malu sekali lagi. “Shi, Shido….Apa tidak apa-apa seperti ini?” Menyelesaikan kalimatnya, Tohka berjalan dengan gemetaran. Tidak diketahui mengapa alasannnya, tapi kemejanya yang dilepas sekarang dikenakan secara terbalik. “Tohka…..Ad, ada apa dengan penampilan itu?” “B, bagaimana mengaitkannya….” “Aaaah….” Hanya sebuahkalimat, Shidou seketika mengerti alasannya untuk situasi ini. Ini pertama kalinya dia mengenakan bra setelah semuanya. Mencoba mengaitkannya dengan dia sendiri seharusnya terlalu sulit baginya. Seperti yang Shidou bingung memikirkan bagaimana caranya—— “Sudah cukup kau mencoba memikirkannya, ke sanalah dan pinjamkan ia sebuah tangan.” Kotori mengatakannya seolah-olah itu adalah sebuah pekerjaan sehari-hari. Pipi Shidou mengejang beberapa kali. Meskipun dia ingin menangkis sesuatu kembali…..Tapi tidak ada metode alternatif yang lainnya. Shidou menelan ludahnya, membuka mulutnya yang bergetar dan berbicara. “A….Akan kukaitkan untukmu, jadi berbaliklah.” “Ap…..” Tohka melihatnya dengan mata yang melebar, gagal dalam memikirkan cara yang lain, dia sama seperti dirinya dalam area ini. Setelah beberapa keraguan, Tohka pelan-pelan berbalik, punggunnya mengahadap Shidou. Dari renggangannya di antara kemeja yang tidak dikancing, dia bisa melihat punggung yang cantik itu. Shidou hanya bisa menelan ludahnya. “Ja, jangan menatapku….” Tohka dengan malu-malu memutar wajahnya, menggunakan kedua tangannya untuk memegang bahunya, seolah-olah kemejanya akan terjatuh seketika. Shidou dengan liarnya mengguncangkan kepalanya. “A, aku mengerti…..” Saat bersamaan keringat mulai mengalir dari pipi Shidou, dia bergumam “Ini tidak akan membantu, ini tidak akan membantu”, menggunakan jari jemarinya yang gemetaran untuk mengaitkan branya. Pada saat bersamaan, ….Lain waktu akan kubeli pengait depannya, dengan mantap Shidou memutuskannya di dalam hatinya.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information