Editing
HEAVY OBJECT:Volume 1 Bagian 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== Di dalam markas perawatan Object, karakteristik peralatan yang digunakan oleh tipe fasilitas yang sama bisa berbeda tergantung dari pasukan mana mereka berasal. Seorang Elite perempuan yang biasa dipanggil Putri oleh yang lain berdiri di salah satu porsi wahana yang terdiri dari tumpukan kendaraan besar. Puluhan fasilitas lain berada di sini dan salah satu yang dimasuki oleh sang Putri bukanlah sebuah fasilitas raksasa untuk menampung Object miliknya, Baby Magnum. Dia berada di sebuah fasilitas spesial yang dibangun tepat di samping Object miliknya. Ini adalah fasilitas khusus yang dibuat untuk merawat tubuh Elite. Jika dilihat, area yang luas ini sulit dipercayai berada di dalam sebuah kendaraan yang membentuk sebuah dome setengah lingkaran dengan diameter 10 meter. Si Elite berdiri di tengah dome itu sambil tubuhnya diamati oleh peralatan yang tak terhitung jumlahnya dan mata manusia dari luar dome itu. Orang-orang itu adalah para tim medis yang dibawa untuk mengamati perawatan dan kesehatan sang Elite. Wanita tua yang biasanya merawat Object sang Elite berada di dalam fasilitas itu bersama dengan puluhan tim medis, dia mengoperasikan sebuah perangkat yang terlihat seperti alat perekam yang digunakan untuk menyulih suara kartun atau film. “Oke, kita mulai. Apa kau sudah selesai menyiapkan alat musiknya?” Suaranya tidak dikirim oleh sebuah gelombang. Malahan, sebuah kalimat dengan cahaya oranye tampil di dinding bersih dome itu. Itu karena dome ini kedap suara. Gadis itu membaca kata-kata yang turun seperti yang ada di papan skor elektrik. Saat partitur musik itu tampil dengan jelas di matanya, dia memasang kaca mata spesial yang biasa dia kenakan saat mempiloti Object. Dia menggenggam sebuah flute panjang berwarna silver, dan bersih itu lalu memasukkan teks dengan gerak matanya ke input inframerah di kaca matanya. “''Menyetel flute sudah selesai''.” Tulisnya. “Aku tidak melihat ada yang salah dengan partiturnya. Kalau begitu, nyalakan metronomnya. Kamu bisa mulai resitalmu sesuka hatimu.” Membaca kata-kata wanita tua itu, sang putri membiarkan pesawat kertas di tangannya terbang dari tangannya. Sambil melihat origami itu melayang tinggi di udara, dia menggenggam flute itu secara horizontal di tangannya. Dia meniupnya dengan memindahkan jari-jarinya yang keperakan. Suara kecil berbunyi dari flute itu dan hidung dari pesawat kertas itu naik cukup tinggi. Itu dibuat dari material khusus yang bisa terdistorsi hanya karena gelombang suara. “Ya, ya, itu bagus. Naikkan periode gelombangnya menjadi 5 meter dengan amplitudo 140 sentimeter, dan dengan kecepatan setiap gelombang 30 detik.” “''Penampilan yang tidak memiliki kualitas seni seperti itu sangat membosankan''.” Dengan flute yang masih menempel di mulutnya, sang putri kembali menggerakkan matanya untuk melanjutkan pembicaraannya. Not bergerak begitu riuh di monitor yang menampilkan partitur itu, tapi tidak ada gerakan yang pasti di jarinya. Dia tidak terlihat seperti seorang musisi pecinta musik dan gerakannya lebih terlihat seperti lengan robot yang menyolder motherboard pada papan semikonduktor. “Apa rasanya nikmat dikelilingi oleh suara-suara merdu seperti itu?” “''Maksudmu getaran suara yang mengelilingi dome yang aku buat ini? Kalau aku puas hanya dengan ini, aku rasa aku sudah menjelek-jelekkan nama orkestra''.” Tidak ada standar yang pasti untuk metode perawatan tubuh Elite. Juga tidak ada perbedaan standar di tiap-tiap pasukan atau negara. Metode yang paling cocok adalah membangun sebuah spesifikasi yang cocok untuk tubuh tiap-tiap Elite. Untuk satu orang, itu adalah berenang di kolam renang yang sangat besar, berenang mengejar waktu. Untuk yang lain, itu adalah menyelesaikan setiap soal di sebuah lembar soal ujian masuk universitas. Untuk yang lain, itu adalah bermain catur melawan super-komputer. Dan untuk seseorang seperti sang putri adalah untuk mengelilingi dirinya dengan suara-suara yang sudah diatur. “Apa kamu punya keluhan soal alat musiknya? Untuk mengganti suasana, apa kamu mau mencoba menggunakan gitar listrik?” “''Menghasilkan suara yang tercipta karena napasku memiliki efek yang besar pada tubuhku. Aku menggunakan flute karena napasku ditulis dalam nada dan lagu.''” Suara lain tidak bisa bersatu dengan musik. Dia bisa berbicara tanpa masalah dengan berhenti dan beristirahat sebentar, tapi regulasinya tidak bisa membuatnya berhenti untuk beristirahat. Itulah kenapa sang Elite merasa risih ketika ada seseorang yang mengajaknya berbicara dan ia harus menjawabnya dengan menggerakkan matanya sambil meniup flute. Sekarang, dia sampai pada nada terakhir dan pengaturannya selesai. Sang Putri melepaskan flute itu dari bibirnya dan pesawat kertas yang mengambang di udara itu turun ke lantai. Sang putri mengambil metronom itu dan bersiap untuk lagu berikutnya, tapi kemudian dia melihat ke atas. Dari dome yang jernih itu, dia melihat wajah familiar yang dia kenal masuk dari pintu yang terbuka dari wahana ini. Itu adalah Quenser. Dia didorong oleh sahabatnya, Heivia, dan dari wajahnya bisa diketahui bahwa sebenarnya ia tidak tahu dimana dia sekarang. Melihat itu, sang Putri mengangguk pelan. (Heivia ternyata bisa kasar, tapi sepertinya itu masih bisa ditoleransi) Di antara orang-orang yang mengamatinya terus-terusan, hanya wanita tua yang menyadari ada sesuatu yang berubah di kondisi mentalnya. Teks oranye itu tertulis, “Bagaimana kalau kita beristirahat sebentar?” dan pintu dari dome kedap suara ini terbuka secara otomatis. Quenser masuk ke dalam dan sang Putri memberikan sebuah instruksi ke dome ini. Segera setelah itu, polarisasi membuat dinding dome ini terlihat putih. “Wah!” teriak Quenser terkejut. Sang Putri menghampirinya dan berkata, “Apa yang kau lakukan di sini hari ini?” “Oh, Heivia bilang kalau ada sesuatu yang membuat kita harus mampir dan mengingatkanku kalau kita berada di sebuah misi bersama-sama lagi.” (Memang dia pikir aku ini kejam apa?) Sang Putri merasa sedikit jengkel. Melihat bahwa Sang Putri agak jengkel, Quenser memperhatikan flute perak yang digenggam oleh Sang Putri. “Hehh. Apa itu flute? Aku pernah melihat seseorang memainkannya di sebuah orkestra tiup di negara asalku, tapi aku tidak tahu bagaimana mereka bisa memainkannya. Aku pikir aku tidak akan bisa mengeluarkan suaranya walau mencobanya.” “Ini sangat mudah dari yang kamu pikirkan. Mau coba?” tanya Elite itu dan Quenser mengangguk seperti yang sudah diduga oleh sang Putri. Itu sudah cukup untuk membuat mood sang Putri membaik, tapi... “Kamu memegangnya di sisinya, ‘kan? Huh? Dipegangnya di kiri atau di kanan?” Sebelum dia mengatakannya, Quenser dengan polosnya membawa flute itu ke bibirnya. Sang Elite sudah berpikir paling tidak mengelap mouthpiece-nya sebelum menyerahkannya kepada Quenser, jadi dia agak terkejut dan berdiri dengan wajah bingung dan pipinya memerah. Namun, gelombang kejut yang membuatnya bergetar terasa segera setelah flute itu berbunyi. Gadis itu membuat tubuhnya bergejolak ketika mendengar alat musik itu berbunyi, saat suara kecil, jelek dan tidak jelas itu keluar dari flute itu, perasaan delusi yang aneh terasa di sekujur tulangnya. “...!?” Mulut sang Putri terbuka dan menutup saat dia menekuk punggungnya. Sebuah sugesti perintah tertentu keluar dari efek pengatur flute itu, tapi dia lupa untuk memberikan perintahnya. [[Image:Heavy_Object_v01_248.jpg|thumb]] Saat sebuah cahaya lembut dan nyaman muncul di matanya diikuti sebuah alasan yang muncul untuk menghentikan Quenser, tubuh sang Putri menegang, tapi Quenser tidak tahu apa yang terjadi. Saat Quenser benar-benar mencoba untuk mengeluarkan nada “do re mi fa so la si do”, udara yang ia keluarkan sangatlah kuah dan dia menggunakannya dengan sangat salah. “Huh? Not yang keluar salah, ya. Nadanya sangat kacau. Dan bagaimana caranya untuk menghasilkan nada ‘do’?” Dengan setiap suara yang dihasilkan oleh flute itu, tubuh sang Putri terguncang tanpa sebab. Sebuah cahaya kuning muda muncul di pipinya dan air mata menetes di matanya. Tangannya yang ramping dan kakinya bergetar tanpa dia inginkan. Saat mengelus pahanya bersamaan, dia tidak tahu kenapa dia secara alami ingin melakukan itu. “Do re mi...fa? Apa ini ‘fa’? ....Huh?” Akhirnya, Quenser menyadari ada sesuatu yang salah. Sang Putri begitu merona karena sebuah konflik antara kenikmatan dan rasa malu yang akhirnya dia sadari. “A-apa kau baik-baik saja? Apa kau ingin ke kamar kecil?” tanya Quenser dengan wajah yang begitu khawatir. Segera setelah itu, sang Elite melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan. Dia memukul seorang manusia dengan kepalan tangannya yang kecil.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information