Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Bab 6
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===6-2=== Tidak ada lagi tanda-tanda anak SD di ruang makan dalam rumah tamu tersebut. Hanya Hiratsuka-sensei dan orang-orang biasa yang hadir. “Selamat pagi.” “Mm. Pagi,” jawab Hiratsuka‐sensei selagi dia menaruh korannya dengan suara twack keras. Pak, kamu tidak akan menemukan pemandangan seperti itu sekarang ini. Aku merasa rindu dengan zaman era Showa.<ref> Era Showa adalah Era kaisar Hirohito yang memimpin dari 25 Desember 1926 sampai 7 Januari 1989. </ref> Ketika Totsuka dan aku duduk pada sepasang kursi yang kosong, Yuigahama berada tepat di depan kami. “Oh, Hikki. Selamat pagi!” “Mmm.” Yuigahama menyapaku dengan ucapan “selamat pagi” yang umum. Entah kenapa, aku tahu “Yahallo” bukanlah sebuah sapaan pagi. Mungkin kamu mengucapkannya setelah lewat siang hari. Yuigahama duduk di samping Yukinoshita, yang duduk di samping Komachi. Komachi juga menyapa kami, namun persis setelahnya dia berdiri dan bergegas ke tempat lain. Kalau Yukinoshita, dia bertukar sapaan dengan Totsuka sebelum memalingkan matanya padaku. “Selamat pagi. Ternyata kamu bangun juga…” “Hei, jangan melirik ke bawah seakan kamu merasa kecewa<!--quit lowering your eyes like you’re disappointed-->. Selamat pagi,” Aku menyahut dengan sapaan kaku. Aku mendapat kesan aku diperingkatkan lebih rendah dari sampah di matanya. Apa lagi yang baru? Seseorang meletakkan nampan di depanku dengan suara clang. “Haiii, maaf membuatmu menunggu. Ada satu untuk Totsuka-san juga!” Kelihatannya Komachi pergi mengambilkan sarapan untuk kami. “Terima kasih.” Aku berterima kasih padanya seperti yang orang lakukan di McDonald. Singkatnya, orang yang melayanimu berkata, “Ada yang bisa saya bantu<!--Can I take your order-->?” dan kemudian “Apa mau ditambah kentang goreng?” dan kemudian akhirnya menyelesaikannya dengan sebuah ucapan<!--and then follows that up at the very end with a--> “Terima kasih”. Terakhir penjelasannya malah menjadi panjang lebar. “Te-terima kasih… oke, itadakimasu,” kata Totsuka. Mengikutinya, aku menepuk tanganku bersama. Kami bukan sedang melakukan latihan atau semacamnya – hanya doa biasa sebelum makan. “Itadakimasu.” Jujur saja sarapannya sangat mirip masakan rumah: nasi putih, sup miso, ikan goreng dan salad, telur dadar, natto, perasa rumput laut, bumbu, dan jeruk untuk penutup. Hidangan ini kurang lebih cocok dengan bayanganku akan sarapan umum hotel. Bersantap dengan hening, aku segera menyadari bahwa ada kekurangan nasi putih. Aku menghitung bahwa natto dan perasa rumput laut saja butuh dua mangkuk nasi. Ditambah lagi, telur mentah membutuhkan satu mangkuk penuh dari cara mereka menyajikannya pada tempat penginapan tradisional, yang benar-benar menjengkelkan. Saat aku melirik pada mangkuk nasiku yang hampir kosong, suara Komachi memanggilku. “Onii‐chan, kamu mau tambuh?” “Ya, tolong.” Aku menyerahkan mangkukku. Untuk beberapa alasan, Yuigahama yang menerimanya. “A-Aku akan mengambilkannya untukmu!” Dia mulai mencedok nasi dari wadah kayu tersebut dengan semangat, bersenandung seakan dia merasa ini semua menyenangkaɲ. “Silahkan!” Oh wow. Dia memberiku segunung nasi yang tidak akan terlihat aneh dalam dongeng rakyat Jepang<ref> Dalam anime Manga Nippon Mukashi Banashi (Harfiah. ‘Manga Dongeng Rakyat Jepang’), karakternya sering terlihat memakan nasi yang benar-benar banyak. </ref>. Yah, terserahlah. Aku memang berpikir ingin tambuh, jadi aku tidak mengeluh. “Terima kasih…” Dengan penuh khidmat, aku membiarkan mangkuk tersebut disodorkan pada tanganku dan aku mengangkatnya setinggi dahi untuk berdoa. Hanya setelahnya aku mulai makan untuk yang kedua kalinya. Tapi (kejutan, kejutan!) kali ini nasinya lezat sekali. Sekarang setelah semua orang menyantap sarapan mereka, aku menyelesaikan sarapanku dengan menyesap teh. Sama sepertiku, Totsuka memuji kokinya dan meraih teh dengan laju yang agak pelan dan santai. Selagi kami tanpa kerjaan mengobrol mengenai hal-hal yang terjadi semalam dan apa yang akan terjadi hari ini, Hiratsuka‐sensei mulai melipat korannya. “Sekarang setelah selesai sarapan, ayo kita membahas rencana kita hari ini.” Dia menegak semulut penuh teh dan melanjutkan. “Murid SD itu bebas untuk siang ini. Uji keberanian dan api unggun dijadwalkan malam ini. Aku ingin kalian menyiapkannya.” Aku menghela. “Api unggun, huh?” Aku mengernyitkan wajahku saat mendengar kata yang tidak mengenakkan tersebut. “Ah, itu saat kamu melakukan tarian rakyat itu,” ujar Yuigahama seakan baru teringat sesuatu. Saat dia mendengarnya, bohlam Komachi menyala dengan suara ping<!--Komachi’s face lit up with a ping-->. “Ohh! Kamu melakukan tarian Bentora Bentora<ref> Referensi dari manga Urusei Yatsura, dimana mereka berdansa dan meneriakkan Bentora, Bentora, Space People untuk memanggil UFO. [http://smg.photobucket.com/user/ottoautopilot/media/lum-urusei-yatsura-manga-space-people.jpg.html Cuplikan]. </ref>!” “Aku rasa, maksudmu Oklahoma Mixer<ref> Tarian di samping api unggun, biasanya berpasangan laki-laki dan perempuan. Diajari oleh Rev. Larry Eisenberg di Asilomar, California. Diberi nama Oklahoma Mixer oleh [http://www.folkdance.com/LDArticles/GlassA1961.pdf Henry "Buzz" Glass], karena versi sekarang dipelajari di kota Norman, Negara Bagian Oklahoma, AS.</ref>… tapi cuma suku kata terakhirnya yang terdengar sama,” kata Yukinoshita, tidak terlihat begitu terkejut maupun tersinggung atas kesalahan tersebut. Semua hal Bentora Bentora itu – yah. Itu apa yang kamu lakukan ketika kamu berkomunikasi dengan orang luar angkasa tengah malam di taman – dengan kata lain, dengan alien. “Itu tidak begitu berbeda. Pasangan menarimu itu bisa dibilang alien.” “Tidak bisakah kamu mengatakannya dengan cara yang lebih halus, Hachiman…?” tegur Totsuka. Tapi dia salah. Ada alasankuǃ “Nah, Aku pikir memang begitu adanya<!--I think that’s how it is-->.” Aku menarik nafas dalam-dalam. “Awalnya bagus. Tapi sekitaran keempat kalinya, gadis itu bilang, ‘Kita tidak perlu benar-benar berpegangan tangan, tahu,” dan kemudian setelah itu semua gadis lain mengikutinya dan kamu akhirnya melakukan Tarian Oklahoma Udara…” “Hikigaya, matamu busuk… yah, mata itu cocok untuk peran monsternya. Aku akan mengandalkanmu untuk persiapan uji keberaniannya.” “Jadi apa itu berarti tugas kami menakut-nakuti anak-anak tersebut?” Yah, itu termasuk ke dalam rencana aktivitas perkemahan sekolah ini. Namun, harus berada di hutan malam-malam itu jauuuh lebih menakutkan. “Yep. Maksudku, jalurnya sudah ditetapkan dan kita punya satu set kostum-kostum monster yang siap pakai. Yah, kalian sebaiknya mencobanya dulu. Nah, ayo kita pergi sekarang dan aku akan menjelaskan bagaimana kita melakukan persiapannya.” Hiratsuka‐sensei berdiri. Kami juga membereskan peralatan makan kami dan mengikutinya ke luar.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information