Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Bab 8
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===8-2=== Seseorang menggoyang tubuhku dengan kasar. “Hikigaya. Kita sudah sampai, bangun.” “Mm…” Ketika aku membuka mataku, sebuah pemandangan yang kukenal terbentang di depanku. Itu adalah sekolah yang kumasuki setiap hari. Waktunya menunjukkan sedikit lewat siang. Aku pastilah benar-benar letih, karena aku tertidur seperti bayi. Siapa tahu berapa lama aku tertidur? Ketika aku bangun aku merasa benar-benar segar. “Maaf, kelihatannya aku jadi ketiduran.” “Hm?” Lalu dia berkata, “Oh, ya. Tidak usah kuatir. Kamu mungkin letih. Baiklah, sekarang waktunya keluar.” Dibujuk oleh Hiratsuka-sensei yang tidak biasanya lembut, aku keluar. Teriknya panas di pertengahan musim panas menyelimuti kulitku. Cuaca semacam ini tidak begitu jarang kalau kamu tinggal di dekat laut. Baru dua atau tiga hari berlalu dan namun aku merasa teramat kangen. Di pinggir jalan, masing-masing kami semua merenggangkan diri dan menguap. Kami mengambil tas dari minivan dan dengan mengantuk bersiap-siap untuk pulang. Panas yang membumbung dari aspal sama sekali tidak membantu menghilangkan kantuk kami. Setelah semua orang memeriksa untuk memastikan tidak ada yang tertinggal, kami membentuk sebuah barisan. Hiratsuka-sensei menatap ke arah kami dengan puas. “Kalian semua melakukannya dengan baik. Perkemahan ini berlangsung sampai kalian sampai ke rumah. Hati-hati sewaktu pulang. Baik, semua bubar.” Entah kenapa dia memasang tampang bangga di wajahnya. Aku tebak dia pasti sudah mempersiapkan semua kalimat ini bahkan sebelum kami berangkat… Merapikan tas yang tersandang pada bahunya, Komachi mendongak ke arahku. “Onii‐chan, bagaimana kita pulang?” “Kurasa kita akan naik bus jalur Tokyo-Chiba. Ayo kita berbelanja sewaktu pulang.” “Siap, pak!” jawabnya dengan riang dengan salam hormat. “Kalau kita menaiki bus jalur Tokyo‐Chiba, bukankah Yukino-san juga ikut pulang bersama kita?” “Benar… kalau begitu aku akan menemani kalian sampai setengah jalan.” angguk Yukinoshita dengan kuat. Yuigahama dan Totsuka bertukar pandangan. “Oh, baik. Sampai jumpa lagi,” kata mereka berdua sebagai ucapan perpisahan sambil melangkah selangkah untuk pulang. Sekitar saat itulah hal tersebut terjadi. Dengan deruman yang bernada rendah dan pelan seakan sedang melaju diam-diam dengan laju yang disengaja, sisi sebuah mobil hitam sewaan muncul di hadapan kami. Seorang pria paruh-baya duduk di kursi pengemudi di sisi kiri. Aku melihatnya dari atas dan ke bawah dari topi seragamnya sampai rambut abu keperakannya. Jendela kursi belakang gelap, sehingga aku tidak bisa melirik ke dalam dari luar. “Kelihatannya mobil orang kaya…” ujarku. Terdapat benda mirip-ikan terbang keemasan yang berkilau pada ujung kap mobil. Kap mobil tersebut dipoles dengan sempurna. Entah kenapa, aku merasa aku pernah melihatnya sebelumnya… Saat aku melihat dengan cermat pada mobil tersebut, supir yang rapi tersebut keluar dari mobil, membungkuk pada kami dengan sopan dan membuka pintu belakang dengan gerakan yang telah terlatih. Dari sana keluar seorang nona yang memberikan semacam kesan yang nyaman seperti cuaca musim gugur yang sejuk, meskipun sekarang pertengahan musim panas. “Haiiii, Yukino‐chan!” Yukinoshita Haruno, dibalut dalam gaun putih cerah, melangkah keluar dari dalam mobil dengan anggun. “Nee‐san…” “Huh, apa itu… kakak Yukinon?” Yuigahama mengedip dengan kuat dan melihat bolak balik dari Yukinoshita ke Haruno-san. “Whoa, mereka begitu mirip…” tutur Komachi. Totsuka mengangguk kuat padanya. Mereka berdua mirip meskipun bertolak belakang, persis seperti Nega dan Posi<ref> Nega dan Posi adalah dua hewan familiar dalam anime Creamy Mami, The Magic Angel. Nama Nega dan Posi adalah singkatan untuk ‘negatif’ dan ‘positif’. </ref>. “Yukino‐chan, kamu bilang kamu akan pulang ke rumah saat liburan musim panas tapi kamu sama sekali tidak pernah pulang. Kakakmu begitu kuatir dan datang untuk menjemputmu!” “Bagaimana dia bisa tahu kita ada di sini…?” tanyaku. “Mengerikan sekali.” “Aku rasa dia membuntutiku dengan GPS di ponselnya. Dia selalu melakukan sesuatu dengan cara paling buruk yang tersedia.” Selagi aku sedang berbicara pelan dengan Yukinoshita, Haruno-san menyela. “Ah, Hikigaya‐kun! Wow, jadi kalian benar-benar pergi bersama. Hmm? Kencan, bukan? Pasti kencan! Aku ceeemburu sekali! Oh masa muda!” “Jangan ini lagi… bukankah kubilang padamu kamu keliru?” Dia menyikuku terus menerus – dia orang yang paling menjengkelkan, sumpah. Sama sekali tidak menghalanginya, wajah cemberutku membuat sikuannya bertambah sampai seluruh tubuh kami melekat. Dia begitu menjengkelkan dan lembut dan baunya manis dan jujur saja, dia teramat merangsa-menjengkelkan. “Pe-permisiǃ Kamu membuat Hikki tidak nyaman!” Yuigahama menarik lenganku, melepaskanku dari Haruno‐san. Seakan atas aba-aba, Haruno-san berhenti di tempat. Haruno-san menatap keras Yuigahama dengan bingung. Tapi tidak luput dari pandanganku ketajaman tatapannya selama sekilas. Dengan senyuman kalem pada bibirnya, Haruno-san berpaling pada. “Er, uh… karakter baru, huh? Apa kamu… pacar Hikigaya‐kun?” “Sa-sama sekali bukan! Kami tidak seperti itu!” “Yaa, aku lega. Aku sedang memikirkan apa yang mesti kulakukan kalau kamu menghalangi Yukino-chan. Aku Yukinoshita Haruno, kakak Yukino-chan.” “Ah, senang berkenalan denganmu… Aku teman Yukinon Yuigahama Yui.” “Teman, huh…” Terbalik dengan ekspresi menyeringainya, hanya suaranya yang terdengar tidak nyamannya dingin. “Oh ya, bahkan Yukino-chan punya teman. Bagus sekali, sungguh melegakan.” Kata-katanya dan nadanya mungkin baik, tapi ada sesuatu yang menusuk dari suasananya. “Oh, tapi kamu tidak boleh menyentuh Hikigaya‐kun. Dia itu punya Yukino‐chan.” “Salah,” ujar Yukinoshita dan aku hampir dengan serempak. “Lihat maksudkuǃ Mereka serempak.” Haruno‐san tergelak geli. Apa mengerjai kami adalah caranya untuk bersenang-senang, atau bahkan itu juga sebuah sandiwara yang dimainkannya untuk kami? “Haruno, sudah cukup,” panggil seseorang. Senyuman Haruno‐san membeku. “Lama tak berjumpa, Shizuka‐chan.” “Berhenti memanggilku dengan nama itu.” Hiratsuka‐sensei berpaling sambil mendengus seakan dia merasa malu. Terkejut bahwa mereka berdua saling kenal, aku melemparkan pertanyaan pada Hiratsuka-sensei. “Sensei, kamu kenal dia?” “Aku mengajarinya dulu.” “Apa itu artinya‐?” Aku baru saja akan langsung menanyakan arti sebenarnya dari jawaban Hiratsuka-sensei, hanya untuk dipotong oleh Haruno-san. “Yah, kita bisa mengenang lain waktu, benar, Shizuka‐chan? Baiklah kalau begitu, Yukino‐ chan. Waktunya kita pergi, huh?” Begitulah yang Haruno-san katakan, tapi Yukinoshita tidak terlihat akan bergerak. Dia kurang lebih mengabaikannya sepenuhnya. “Ayo, ibu sudah menunggu.” Yukinoshita, yang sikap melawannya telah tak bergeming sampai sekarang, terlihat tersentak mendengarnya. Dia terlihat sedikit ragu. Tapi kemudian dia menghela pasrah dan berpaling pada Komachi dan aku. “Komachi‐san, aku harus mengecewakanmu meskipun kamu sudah bersusah payah mengundangku. Aku tidak dapat pergi bersama denganmu.” “Apa? Oh, oke… yah, kalau kamu ada urusan keluarga…” jawab Komachi dengan ragu, tercengang betapa jauhnya Yukinoshita terlihat lewat pilihan kata-kata formalnya. Yukinoshita tersenyum tipis. “…sampai jumpa,” tuturnya dengan pelan, suaranya memudar. Didorong oleh Haruno‐san, Yukinoshita menghilang ke dalam mobil. “Sampai jumpa, Hikigaya‐kun. Bye bye!” Haruno‐san melambai dengan kuat sebelum masuk ke dalam mobil. “Pergi ke pusat kota,” katanya pada sang supir. Supir itu kemudian membungkuk dengan mulus dan dengan pelan menutup pintunya. Dia masuk ke dalam kursi pengemudi, bersikap acuh tak acuh pada kami. Entah kenapa, aku mendapat kesan bahwa bungkukannya tadi bukan diarahkan pada kami tapi pada Yukinoshita. Tidak ada cara untuk melihat ke dalam jendela yang gelap itu. Dan namun aku yakin Yukinoshita sedang duduk dengan tegap, hanya matanya yang melihat ke tempat lain. Mesinnya dinyalakan dengan pelan dan mobil sewaan itu melaju pergi dengan mulus. Mobil itu terus melaju lurus sebelum menghilang di persimpangan. Dengan linglung, kami melihat mobil itu melaju pergi. Yuigahama menarik lengan bajuku. “Hei… kamu tahu mobil itu…” “Yah, mobil sewaan semuanya terlihat serupa. Aku hanya memikirkan soal rasa sakitku saat itu, jadi aku tidak ingat semua detail-detail kecilnya.” Aku mengatakan sesuatu yang benar-benar tidak kumaksudkan. Sejujurnya, aku menyadarinya pada saat aku melihat mobil sewaan itu. – Pada liburan musim panas itu, Yukinoshita Yukino dan aku tidak berjumpa lagi. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Bab 7|Bab 7]] | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Catatan Penulis|Catatan Penulis]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information