Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 5 Bab 6
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===6-2=== Jarak dari depan stasiun ke festival kembang api itu singkat. Taman umum itu nyaris bersebelahan dengan stasiun ini. Tapi dengan jumlah orang sebanyak ini, kami tidak bisa bergerak maju seperti yang kami harapkan. Alun-alun taman itu biasanya sepi manusia dan cuma memberiku kesan bahwa tempat itu luas, tapi aku bisa melihatnya dari jauh bahwa tempat itu penuh disesaki manusia. Angin yang berhembus dari laut lewat celah-celah semua orang itu terasa menyegarkan. Aku melirik pada waktunya dan baru jam enam sore. Kembang itu seharusnya dimulai jam setengah delapan. Sampai saat itu, apa yang sebaiknya kami lakukan…? Aku berpaling pada Yuigahama di sampingku untuk menanyainya. “Kelihatannya kita masih ada sedikit waktu. Apa yang mau kita lakukan? Pulang?” “Kita tidak akan pulang! Kenapa kamu bisa menyarankan itu dengan begitu santainya!?” Ups, kebiasaan burukku muncul dimana aku akan segera berpikir untuk langsung pulang setiap kali aku keluar. Tidak peduli jam berapa, tidak peduli situasi apa, prioritas tertinggiku adalah untuk berhasil pulang ke rumah dengan sehat walafiat. Fakta bahwa aku begitu cocok menjadi seorang mata-mata atau ninja itu sedikit bermasalah, harus kubilang. “Kalau begitu mau apa?” Persis ketika aku akan menambahkan “Pulang, jadinya?”, Yuigahama mengeluarkan ponselnya dari tas kecilnya. “Um, jadi Komachi mengirimkan pesan padaku yang berisi daftar barang yang dia inginkan sebagai tanda terima kasih.” Yuigahama menjalankan ponselnya dan kemudian menunjukkannya padaku. Dekorasi manik-manik berlian berkilau yang menganggu pada ponselnya sangat menjengkelkan, tapi aku memutuskan untuk memusatkan perhatian pada layarnya. Daftar Belanja Komachi: Yakisoba – 400 yen Kembang gula – 500 yen Ramune – 300 yen Takoyaki – 500 yen Kenangan menonton kembang api – Tak ternilai<ref> Parodi iklan MasterCard. </ref> Apa-apaan yang terakhir itu…? Ketika aku membayangkan bahwa dia mungkin mengetikkan ini dengan tampang gembira, onii-chan merasa agak malu… Yuigahama menganggap ekspresiku bahwa aku sedang jengkel dan tertawa “ahaha” dengan canggung. Sungguh memalukan! Onii-chan SUNGGUH malu sekarang ini! Namun, mulai lagi dia ikut campur dengan taktik-taktiknya… Pikirku sejenak, tapi yah, aku tahu bahwa Komachi sedang mencoba untuk bersikap pengertian dengan caranya sendiri. Aku tidak begitu tidak peka sampai aku tidak menyadari rencana jelas yang dia pikirkan. Malah, aku itu peka. Begitu peka dan tanggap sampai aku seringkali bereaksi berlebihan. Lagipula, delapan puluh persen lelaki di dunia ini selalu menjalani kehidupan mereka dengan pemikiran, “Apa mungkin gadis ini menyukaiku?” Dan persis saat itulah kamu perlu menegur dirimu sendiri. Kamu perlu tenang dan kalem, sehingga kamu bisa melihat pada dirimu sendiri dengan sikap acuh tak acuh dan berkata, “Mustahil.” Aku tidak begitu percaya dengan orang lain, tapi aku sama sekali tidak percaya dengan diriku sendiri. Aku menghela dan menenangkan suasana hatiku. “Baiklah, kurasa kita akan membelinya selagi kita pergi…” “Oke.” Yuigahama berjalan memakai sandalnya dan mengikutiku dengan riang, mungkin karena pesan Komachi menghilangkan ketegangan suasananya atau karena semangat festival itu mempengaruhinya. Aku bisa mendengar dia bersenandung dalam setiap langkahnya dengan sangat jelas dalam kerumunan ini. Gelombang-gelombang manusia terus bergerak ke arah alun-alun. Sejumlah stan terletak saling berdampingan, banyak stan yang bisnisnya laris manis. Kupikir aku tahu selezat apa makanan itu, tapi sekarang setelah aku berdiri di depan stan makanan itu, cara makanan itu disorot dengan lampu bohlam yang terbuka merangsang selera makanku. Contoh, saus dan minyak di atas yakisoba itu membuatnya terlihat amat lezat. Untuk sejenak tadi kupikir aku sedang melihat Kabaya<ref> Kabaya adalah perusahaan makanan Jepang. </ref>. Yuigahama menarik lengan bajuku, matanya berbinar-binar. “Hei, hei, mana yang sebaiknya kita makan dulu? Permen apel? Permen apel dulu, kan?” “Itu bahkan tidak ada di daftarnya…” Kelihatannya tujuannya bukan untuk membeli sesuatu lagi; sekarang, tujuannya untuk makan… Yuigahama menatap ke arah permen apel dan mengerang dengan enggan, tapi kemudian menghadapkan ponselnya padaku dengan tangannya. “Baik, jadi apa yang sebaiknya kita beli dulu?” “Pertama, kita sebaiknya membeli barang yang tetap bagus dalam suhu normal. Jadi itu artinya kita—“ “Oh wow! Kamu bisa memenangkan PS3 di sini!” Persis saat aku mulai bergerak, dia menarik lengan bajuku. Perhatian Yuigahama dicuri oleh stan memancing harta karun. Selain PS3, ada barang-barang bagus lain yang tertumpuk bersamanya. “Tidak, aku ragu itu… Omong-omong, dengarkan apa yang kukatakan.” “Huh? Tapi ada benang yang terhubung padanya.” “Ya, mungkin terhubung. Tapi kita tidak tahu yang mana terhubung ke yang mana.” Benang memancing harta karun itu terhubung pada setiap hadiah dan di tengah-tengahnya semua benangnya diikat menjadi satu dan kemudian benangnya dijulurkan lagi ke segala arah. Persisnya mekanisme apa yang telah mereka siapkan saat melakukan semua itu, tidak kami ketahui. “Ingat saja, cara mereka menyiapkan semua barang yang terlihat bagus ini untuk dipajang adalah jebakan yang pertama. Selalu ada sisi buruknya kalau ada sesuatu yang memudahkan untukmu. Cukup masuk di akal?” “Uh, masuk akal dari mana persisnya…? Rakyat bawah tanah?” Selagi kami mengadakan percakapan itu, pria tua dari stan memancing harta karun melotot padaku. Aku diam-diam kabur dari stan tersebut dan bergegas ke stan lain. Kurasa kami sebaiknya mulai dengan kembang gula. Pada stan kembang gula, sebuah mesin mengepul sambil menghasilkan bau yang manis ke udara, memintal benangan kembang putih dan menekannya bersama. Kembang itu kemudian dibungkus dalam sebuah kantung plastik dan disegel pada bagian ujungnya. Itu agak mirip dengan kantung Toei yang dicetak dengan karakter anime dan pahlawan yang berisi uang di dalamnya. Tidak ada yang berubah meski dengan perubahan generasi; Kurasa inilah yang kurasakan ketika aku masih kecil. Sama usianya denganku, Yuigahama jelas terlihat merindukannya dan melihat ke arah kembang gula itu dengan mata yang manis. “Oh wow, bukankah ini sungguh membuatmu rindu!? Hei, kita sebaiknya beli yang mana?” “Itu semua sama saja isinya. Aku pilih yang ini. Aku ingin yang ini, pak.” Aku menunjuk ke arah plastik pink di depanku dan menyerahkan lima ratus yen. Ya, benar, aku sama sekali tidak tertarik dengan anime yang ditujukan pada gadis kecil dan aku juga tidak menontonnya. Tapi Komachi itu seorang gadis dan, supaya kamu tahu saja, aku sebaiknya memberinya sesuatu dari P-P-Precure itu atau semacamnya, kan? Yep, aku sama sekali tidak tertarik. Aku begitu acuh dengannya sampai aku tidak bisa membedakan antara Jewel Pets dengan Pretty Rhythm. Setelah kami membeli kembang gula, kami membeli ramune dan takoyaki. “Jadi, selanjutnya yakisoba?” “Ya. Kurasa aku melihatnya di sekitar sana tadi…” Saat aku berpaling ke belakang, aku menyadari ada orang yang melihat ke arah kami. Mereka melambaikan tangan mereka dan mendekati kami. “Oh hei, Yui-chan.” “Oh, Sagamin.” Yuigahama menjawab balik sambil melambai kecil dan berjalan beberapa langkah ke arah mereka. Mereka melakukan tindakan yang serupa. Oh ho, jadi ini yang mereka sebut “mirroring”. Dengan mengikuti tindakan pihak lain, membuat mereka lebih mudah untuk saling berhubungan; ini adalah teknik yang kulihat dalam Mission Research.<ref> Mission Research 200-X adalah siaran televisi Jepang dimana mereka pergi berkeliling mencari tahu fenomena dan hal-hal yang aneh, menarik dan janggal. </ref> Jadi… siapa? Pada saat-saat seperti ini, lebih baik berbaur ke dalam latar untuk mengaburkan keberadaanku. Aku akan menjadi pohon. <ref> Parodi slogan Chitanda Eru dari Hyouka – 気になります (ki ni narimasu) yang artinya “Aku penasaran!” dengan 木になります(ki ni narimasu) yang artinya “Aku akan menjadi pohon”. </ref> Tapi tahukah kamu? Ketika gadis saling memanggil satu sama lain, terdapat perbedaan yang aneh ini dalam tingkah laku mereka terhadap satu sama lain. Yuigahama sikapnya kurang lebih ramah. Di sisi lain, rasanya Sagamin atau apalah namanya tidak seakrab itu dan terlihat agak sedikit dingin. Jadi, siapa pula ini? Mereka kelihatannya sepemikiran denganku ketika mereka melihat pada Yuigahama untuk meminta penjelasan. “Um…” “Ah, ya. Dia itu Hikigaya-kun sekelas dengan kita. Dan ini Sagami Minami-chan di kelas kita.” Ohh, jadi dia di kelas kami. Sekarang setelah dia mengatakannya, aku samar-samar mengingatnya. Pikirku, membungkuk kecil padanya. Dan seketika itu juga, mata kami bertemu. “Pfft”. Untuk sejenak, Sagami memasang ekspresi menyeringai. “Oh, jadi begitu ya! Jadi kalian berdua datang bersama, huh? Astaga, lihat saja kami, kami cuma ikut festival kembang api dengan sesama gadis<ref> Parodi sebuah program di Jepang yang disebut, “Pertandingan berenang penuh dengan gadis!” </ref>! Enak sekali kamu, aku ingin menjalani masa mudaku juga!” “…Ahaha! Apaan yang kamu katakan, kita bukan di pertandingan berenang atau semacamnya! Kita benar-benar tidak melakukan sesuatu seperti itu~” Yuigahama sejenak merasa ragu, tapi segera menyahutnya dan tertawa. Tapi aku tidak ada sedikitpun keinginan untuk tertawa. Beberapa detik barusan, senyuman Sagami itu. Itu adalah sesuatu yang sangat kukenali. Itu bukanlah senyuman dan juga bukanlah tawa. Itu adalah tawa angkuh yang mencemooh. Gadis ini, setelah melihat “lelaki yang dibawa Yuigahama Yui” ,tidak diragukan lagi sedang mencemoohnya. “Ehh, oh ay’lah, memangnya kenapa? Ini musim panas, sama sekali tidak masalah.” Bentuk senyumannya tetap dipertahankannya, tatapannya mengambil saat tersebut untuk menilaiku. Itu sudah cukup untuk membuatku paham bahwa kehangatannya barusan adalah suatu kebohongan, suatu hawa dingin yang membuat jantungku membeku. Semakin keras jantungku membeku, semakin jernih kepalaku dibuatnya. Pikiranku semakin lama semakin jelas seakan nitrogen cair baru saja dituangkan ke dalam sumsumku. Nalarku, logikaku, dan pengalamanku semuanya menyatu dan membentur emosiku. Emosiku segera menyerah, tidak repot-repot menunggu sebuah hasil yang baik. Sekali lagi, aku nyaris salah paham. Sagami Minami dan aku tidak akan akrab. Kami sama-sama tidak tahu apapun tentang satu sama lain. Jadi apa cara tercepat untuk memahami orang yang tidak kamu kenal dengan baik? Caranya adalah memberi mereka label. Bahan yang dia perlukan untuk memahami seseorang sepertiku adalah “kasta tempatku berada”. Tentu saja, itu tidak hanya terbatas pada Sagami saja; itu berlaku pada semua orang. Bahkan sebelum mencoba mengenal seseorang secara pribadi, mereka akan mulai dengan kelompoknya, lokasinya, posisinya, dan gelarnya dulu. Di dalam sekolah dan di dalam masyarakat, itu lumrah bagi kualitas dirimu untuk dinilai cuma dengan berdasarkan hal-hal tersebut saja. Belakangan ini, aku berhenti mendengar tentang hal-hal ini, tapi ketika kamu pergi mencari kerja, kamu akan terus diperas dengan saringan mengenai rumor tentang keaslian ijasahmu. Aku sudah benar-benar lupa bahwa Yuigahama adalah seseorang yang bisa melakukan komunikasi antar-kelompok, tapi dia sebenarnya adalah seseorang yang berada di kasta teratas di kelas, di sekolah ini bahkan. Dan di sinilah aku; Aku berada di kasta terbawah. Mengesampingkan Yukinoshita yang berada di luar kasta-kasta tersebut, dengan melihatnya dari samping saja akan memberitahumu bahwa kecuali ada semacam acara amal, Yuigahama tidak akan pernah berinteraksi dengan seseorang sepertiku. Sial… Pada suatu festival kembang api yang terkenal seperti ini, siswa-siswi dari SMA di dekat sini pasti akan berkumpul kemari. Aku tidak cukup perhatian. Situasi sekarang ini adalah sesuatu yang mirip acara arisan nona-nona. Pria yang mereka bawa bersama mereka wajar akan berperan sebagai simbol status mereka. Pada waktu yang sama, tas yang mereka tenteng dan merek baju yang mereka kenakan akan dipakai untuk mengukur nilai mereka. Kurasa kalau aku itu Hayama, mungkin reaksi mereka akan sepenuhnya berbeda. Mungkin saja mereka akan memanggil Yuigahama untuk jumpa pers malam ini. Tapi denganku, aku hanya akan diperlakukan seakan tidak hadir di pengadilan militer. Aku tidak akan berpikir bahwa dunia yang kami jalani ini berbeda. Bayangkan betapa nyamannya itu kalau kita melakukannya. Dunia ini menjengkelkan karena kita menjalani hidup di sana dengan begitu setengah-setengah. Aku bisa senyum-senyum saja, tapi kalau aku tetap di sini, cuma Yuigahama yang tersenyum yang akan terlihat kasihan. “Kelihatannya ada antrian orang di yakisoba, jadi aku akan pergi ke sana.” “Ah, oke. Aku akan kesana nanti.” sahut Yuigahama dengan senyuman yang terlihat bersalah. Aku meninggalkan tempat itu dan segera berjalan ke sana. Semakin cepat aku bisa menyingkirkan segala faktor-faktor yang mungkin akan membuat Yuigahama ditertawai, semakin baik. Walau aku masih bisa mendengar Yuigahama dan Sagami berbicara di belakangku, aku tidak menghiraukan mereka dan terus menggerakkan kakiku. Dari yang kuingat dari kata orang dan sumber baunya, aku sampai di depan stan yakisoba. Ketika lampu bohlam terbuka itu menerangi yakisoba di dalam bungkusan plastik yang diikat dengan karet, entah kenapa itu membuat selera makanku naik. Setelah membayar untuk yakisoba itu, Yuigahama datang kemari. “Maaf…” kata Yuigahama, terlihat sedikit canggung. Namun, dia tidak ada alasan untuk meminta maaf padaku. Karena itulah, aku tidak yakin bagaimana aku menjawabnya. “…Permen apel.” “Huh?” mata Yuigahama mengedip sambil bergugam bingung. Aku menekankannya lagi untuk menegaskan. “Kamu ingin beli permen, kan?” “Y-Ya! Aku ingin sekali! Aku akan bagi setengah padamu, Hikki!” “Aku tidak mau.” Ya, sebenarnya, aku akan senang sekali menerima setengah permennya kalau dipotong dengan pisau atau semacamnya, kalau tidak, membagi permen itu agak sedikit, kamu tahu… Yang penting, seharusnya semua barang di daftar itu sudah dibeli. Sudah hampir waktunya kembang api itu diluncurkan. Aku tidak perlu repot-repot melihat waktunya karena aku bisa mengetahuinya dari keributan yang bertambah dari semua orang di sekeliling kami.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information