Editing
Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 17
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== “……Gh!!” Menarik nafas dalam-dalam, Vassago Casals memaki. Ia menggelengkan kepala berambut keritingnya, dan memandang sekeliling. Tembok baja disekeliling, lantai anti licin, dan banyak monitor yang bercahaya di kegelapan. Ketika ia melihat pria kurus duduk di kursi kulit di depannya, Vassago akhirnya menyadari jika ia telah kembali ke ruang kontrol utama «Ocean Turtle», di dunia nyata. Salah seorang kru— Critter, bersin, suaranya penuh sindiran. “Whoa, kau benar-benar bangun. Aku kira sel-sel otakmu membusuk.” “… Berisik.” Vassago mengerang, dan memeriksa tubuhnya sendiri. Ia kini sedang berbaring di kasur kecil di pojok ruangan, sebuah jaket sembarangan diletakkan menutupi perutnya. Apa yang terjadi?Vassago menggelengkan kepalanya semakin keras. Tindakan ini membuat kesakitan lebih parah ke kepalanya, ia memaki lagi. Ia lalu berjalan ke sisi ruangan, sebagian besar anggota tim-nya masih duduk melingkar dan bermain kartu, ia bertanya: “Hei, ada yang punya aspirin?” Si jenggot Brigg, salah satu anggota penyerang, tanpa kata-kata langsung menyerahkan botol plastik di sakunya kepada Vassago. Vassago menangkapnya, lalu membuka tutup tersebut, memasukkan semua isinya ke dalam mulut, lalu mengunyahnya. Bersamaan rasa pahit yang menyengat lidahnya, ingatannya akhirnya mulai muncul. “Jadi… aku terjatuh dalam lubang raksasa…” “Bagaimana kau mati? Kau dive selama delapan jam penuh.” “De…Depalan jam?!” Terkejut, Vassago melonjak, bahkan melupakan rasa sakit kepalanya. Ia memandang jam di pergelangan tangan kirinya, menunjukkan pukul 6.30 A.M, Waktu Standar Jepang. Kurang dari duabelas jam sebelum batas waktu ketika Pasukan Pertahanan meninggalkan Kapal Penghancur Aegis, Nagato dan mendobrak masuk ke dalam Ocean Turtle. Tetapi lebih penting saat ini— Karena ia telah tak sadar selama delapan jam, beberapa bulan seharusnya telah terlewat di dalam Underworld. bagaimana kondisi peperangan? Misi untuk menangkap Alice? Tetapi seolah membaca keterkejutan milik Vassago, tsk-tsk, Critter membunyikan lidahnya. “Jangan terkejut begitu, matamu akan copot. Tanang saja, ketika kau mati di dalam sana, percepatan waktu telah diturunkan menjadi satu.” “S… Satu?!” Itu berarti tak perlu khawatir. Tetepi, bukannya itu malah memperburuk keadaan! “Hei, kacamata, apa kau mengerti situasinya? Kita hanya memiliki waktu duabelas jam sebelum Pasukan Pertahanan menyerang tempat ini!” Vassago menolak penjelasan Critter, lalu ia menggelengkan tangannya penuh sok. “Tentu aku tahu. Ini juga perintah Kapten Miller.” Jadi, “rencana penyerangan” yang dijelaskan Critter membuat Vassago tak bisa berkata-kata, meskipun ia sangat berpengalaman menjadi seorang pemain VRMMO. Sebelum ia meninggalkan sistem console di Obsidia, ibukota timur Tanah Kegelapan, Letnan Gabriel Miller secara rahasia telah memberi perintah kepada Critter di dunia nyata. Buatlah website iklan tentang sebuah beta test VRMMO kekerasan yang tak memiliki aturan— the Underworld laws, tentu saja— buatlah koneksi client program. Lalu, atur ratio akselerasi menjadi satu pada 7 Juli 16 12:00 A.M., dan pada saat yang sama, mulailah perekrutan pemain beta test dari seluruh Amerika, Critter menjelaskan. “Dengan konsol yang terbatas, aku hanya bisa melihat koordinat milikmu dan kapten, begitu juga dengan pengiriman jumlah pasukan, jadi rencana ini adalah rencana cadangan jika Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia lebih kuat dari yang kita kira.” Jari-jari kurus Critter menari di atas keyboard, menunjukkan peta seluruh Underworld. Di peta yang akan berbentuk segitiga runcing tersebut, dua garis merah membentang dari sudut paling timur menuju ke barat. “Ini adalah log pergerakan milikmu dan kapten. Dengar, kau baru saja berkeliaran di sekitar Gerbang Besar Timur Kerajaan Manusia, dan tiba-tiba kau tewas.” Salah satu garis merah tersilang oleh tanda sebuah ‘X’, di selatan «Gerbang Besar Timur». “Tetapi komandan melewatimu dan sedang menuju selatan. Ia bahkan meinggalkan seluruh pasukan Tanah Kegelapan di utara dan bergerak sendiri. Itu berarti …” “Ia sedang mengejar Alice atau telah mendapatkannya.” Vassago bergumam. Critter mengangguk dan lanjut menjelaskan. “Berdasarkan rencana awal kita, ketika waktu telah berkurang sampai delapan jam, atau ketika Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia benar-benar hancur, kita akan meningkatkan kembali kecepatan akselerasi menjadi 1,000 kali lipat. Jika seperti itu, kita masih memiliki waktu bertahun-tahun di dunia tersebut. Tentu saja, ketika ratio akselerasi ter-reset, para pemain Amerika yang sedang dive akan ter log-out paksa karena synchronization error, tetapi selama kita berhasil memenangkan peperangan, siapa peduli?” “Kalau begitu tingkatkan ratio kecepatannya sekarang! Tak ada waktu tersisa.” “Tidak sesederhana itu. Coba lihat disini—” Critter menekan tombol dan memperbesar peta. Beberapa kilometer di Gerbang Besar Timur yang memisahkan Kerajaan Manusia dan Tanah Kegelapan, terbentang padang rumput, bebukitan, dan hutan. Pasukan Pertahanan telah memasang serangan kejutan di hutan… dengan kata lain, itu adalah tempat dimana Vassago tewas. Tetapi entah mengapa, diantara hutan dan padang rumput tersebut, sebuah lembah raksasa yang lebarnya hampir 50 kilometer terbentang dari barat ke timur. Disekitar lembah tersebut, pusaran titik-titik bergerumul menjadi satu, berbagai warna: merah, hitam, dan putih. “Yang merah adalah pemain Amerika yang aku masukan ke dalam Underworld. banyak yang sudah menghilang, tetapi masih tersisa 20,000. Dan lingkaran hitam yang dikepung titik merah adalah pasukan Tanah Kegelapan. Jumlahnya 4,000.” “H… Hei, hei, kau juga lihat kan kalau si merah menyerang si hitam” “Itu karena informasi beta test mengatakan jika mereka bisa bebas membunuh para NPC yang tampak nyata. Bagi pemain Amerika yang sedang dive, tak ada perbedaan antara pasukan Kerajaan Manusia dan Tanah Kegelapan. Tetapi, karena beberapa alasan, titik hitam ini menurun sedikit lamban daripada yang aku harapkan. Pasukan Tanah Kegelapan seharusnya tunduk pada Kaisar, tak mungkin mereka bertarung melawan pasukan Amerika, karena mereka berpikir pasukan merah telah dipanggil oleh Kaisar.” “Mungkin mereka menikmati saling bunuh.” “Yah, mari asumsikan jika si hitam akan berkurang. Terlebih lagi, yang menjadi masalah itu di sebelah sini, kelompok putih kecil ini.” Critter menggerakkan kursor. Benar, sebuah kelompok titik putih sedang bergerak menuju selatan— seolah mereka mengejar Kaisar Vektor, atau Kapten Miller. “Mereka adalah Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia. Meskipun jumlah mereka sedikit, sekitar 700. Akan tetapi, akan jadi masalah kalau mereka berhasil mengejar kapten, jadi kita harus menghentikan mereka.” “Menghentikan mereka? …Apa yang akan kau lakukan?” Critter tidak langsung menjawab pertanyaan Vassago, tetapi sedikit tersenyum dan lanjut mengetik keyboard. Ia membuka jendela baru di peta. Didalamnya, sekumpulan awan merah bergumul dalam latar belakang hitam. “Mereka adalah pemain Amerika yang ketinggalan gelombang pertama, dan sedang menunggu gelombang kedua. Saat kouta 8,000 pemain terpenuhi, aku akan memasukkan 20.000 pasukan melawan Pasukan Penjaga. Setelahnya, kita akan meningkatkan ratio akselerasi menjadi 1.000 lagi. Dengan cara itu, kita akan memiliki cukup waktu agar kapten bisa membawa Alice ke sistem konsol di ujung selatan” “… Jika semudah itu.” Vassago membalas, mengelus janggutnya. “Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia lebih kuat daripada yang kau bayangkan. Khususnya mereka yang disebut Integrity Knight, mereka kelewat gila; mereka memusnahkan pasukan pertama Tanah Kegelapan, kalau kau tak tahu? Jika tidak ada mereka, aku mungkin sudah tewas mengenaskan … seperti gelombang pertama…” Seketika, Vassago teringat. Tepat bagaimana dan oleh siapa ia tewas. Nafasnya tertahan dan matanya terbuka lebar. Di dalam kepalanya, sebuah kenangan tiba-tiba sembuh, sosok bagaikan dewi yang turun dari langit, menatapnya. Ia secara insting memaki dalam bahasa jepang ketimbang inggris. “— «The Flash»…!! Yeah… Tak diragukan lagi, itu pasti dia…!!” “Hah? Apa yang kau bicarakan?” Vassago menggenggam kerah baju Critter. “Dengar, kutubuku sialan! Orang-orang RATH juga sedang melakukan rencana menggunakan ruang sub kontrol!! Dalam Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia, ada pemain-pemain VRMMO jepang yang membaur!!” “Apa?!” Mengabaikan ekspresi Critter, Vassago bersin. “Karena Asuna «The Flash» juga disana, mungkinkah, “orang itu” juga dive? … Ya Tuhan, bagaimana mungkin aku hanya berdiam diri disini … Hei, aku ingin kembali masuk! Masukan aku bersama dengan 20,000 pemain, dan turunkan aku ke lokasi titik putih!!” “Kau ingin dive lagi … Tetapi akun Dark Knight yang kau gunakan telah hilang. Tentu saja, jika kau tak keberatan menggunakan akun pasukan crimson seperti mereka, aku punya banyak.” “Aku punya akun sendiri… akun yang sudah aku simpan sangat lama.” Kekek. Tenggorokan Vassago terdengar seperti terkekeh ketika ia mengambil kertas dari dekat console, menarik sebuah pena dari kantong Critter, lalu dengan cepat menuliskan sesuatu. “Dengar, gunakan ID dan password ini yang ada di menu «The Seed Nexus» Jepang, lalu convert karakternya ke dalam Underworld. aku akan masuk menggunakan akun tersebut.” Memberikan kata-kata tersebut, Vassago mulai berjalan menuju pintu ruang STL. Setelah beberapa langkah, ia terhenti. Ketika ia berbalik, wajah Vassago berubah menjadi beringas, cukup membuat takut si cyber criminal Critter. Seolah karakter vulgar, energik, dan kasar yang nanti akan ia gunakan seperti belahan jiwanya. Lalu, Vassago berjalan menuju Critter, dan membisikkan instruksi lain ditelinganya. Sedetik kemudian, ruang STL menelannya, si hacker melihat pintu sendirian, kertas tipis tersebut masih dipegangnya. Di kertas ada tiga huruf berbahasa Inggris dan delapan angka numerik. Critter tak pernah mengerti maksud tiga huruf ‘S’, ‘A’ dan ‘O’. <center>***</center> Ketika para Penjaga bersiap untuk berangkat, Asuna meninggalkan kerumunan dan mendatangi kereta persediaan. Sebuah kursi logam tampak, dengan seorang pemuda berambut hitam gemetaran, dua gadis bersamanya. Ronye mengangkat wajahnya ketika ia mendengar langkah kaki. Menyadari kedatangan Asuna, wajahnya mulai memerah karena malu sekaligus menangis, ia berbicara: “A… Asuna-sama! Kirito-senpai ingin… ingin pergi keluar … lalu…” Asuna menggigit bibirnya dan mengangguk. Ia berlutut di depan Kirito dan menggenggam tangan kirinya yang kurus. “Aku mengerti… Alice… telah ditangkap musuh. Kirito-kun pasti merasakannya.” “Apa?… Alice-sama telah…?!” Tieze menjerit, wajah putihnya semakin pucat. Apa yang memecah ketegangan ini adalah suara Kirito. “Ah… uh…” Tangan kirinya bergetar, mencoba menyentuh sisa-sisa lengan kiri Asuna. “Kirito-kun… Apa kau, mengkhawatirkanku…?” Asuna berbisik pelan. Seketika, Ronye akhirnya menyadari luka-luka Asuna dan menjerit. “Ah, Asuna-sama! Lengan anda…!!” “Tak apa. Ini cuma luka sementara …” ia berguman. Asuna dengan lembut mengangkat lengan kirinya, bagian dari siku kebawah telah terpotong. Higa Takeru telah memberikan informasi singkat mengenai teknologi «Mnemonic Visual». Meskipun semua benda telah diciptakan menggunakan program The Seed seperti di ALO, bagi Asuna dan Kirito yang telah dive menggunakan STL serta bagi Artificial Fluctlights seperti Tieze dan lainnya, semua yang ada di dunia ini seperti «shared memory» yang disimpan di Main Visualizer, sebuah realitas berbeda yang diciptakan menggunakan kekuatan imajinasi. Life atau HP Super Account Stacia benar-benar sangat banyak, hampir mencapai batas maksimal sistem. Tetapi, jika ia diserang menggunakan senjata normal maupun ditusuk ratusan hingga ribuan kali, Life miliknya tak akan menyentuh nol. Tetapi ketika pasukan crimson mengayunkan kapak perangnya dan mengincar lengan kirinya, Asuna benar-benar merasa takut; ia berpikir, terkena tebasan kapak sebesar ini, lenganku pasti akan putus, dan imajinasinya menjadi kenyataan. Hal yang sama juga berlaku bagi lengan kanan Kirito. Meskipun Life-nya telah terobati, lengannya tidak kembali normal, karena ia terus menerus menghukum diri. Asuna meletakkan lengan kanan ke bekas lukanya, dan berkonsentrasi, menutup matanya, dan berkata pada dirinya sendiri. Aku tak akan takut lagi. Hingga aku telah melindungi Kirito-kun dan dunia ini hingga akhir, aku tak ingin kehilangan seseorang … atau apapun. Cahaya putih terkonsentrasi menuju lukanya dengan bunyi pop. Cahaya hangat tersebut semakin luas, lengan kirinya telah kembali seperti semula. Tersenyum pada kedua gadis yang seolah menyaksikan sebuah keajaiban, Asuna mengulurkan lengan kirinya dan memeluk kepala Kirito. “Lihat? Aku baik-baik saja. Aku akan menyelamatkan Alice dan membawanya pulang. Jadi… ketika saat itu datang, Kirito-kun jangan terus menyalahkan diri ya …” Asuna tak tahu apakah kata-katanya sampai ke hati Kirito atau tidak, tetapi ia merasa jika tubuhnya yang gemetaran kini sudah tenang. Asuna tetap memeluknya selama beberapa detik, lalu berdiri. “Kita harus membawa seluruh pasukan dan mengejar Kaisar Vektor. Komandan Knight Bercouli telah membawa para naga mengejarnya, dan kita pasti akan mengejar mereka yang da di depan. Ketika saat itu, aku menitipkan Kirito-kun pada kalian… Ronye-san, Tieze-san.” “Y… Ya!” “Serahkan saja pada kami, Asuna-sama!” Tersenyum pada kedua gadis dan ia menyerahkan Kirito pada Ronye, Asuna kini keluar dari kereta. Sesaat setelah ia menginjak tanah, ia melihat seorang swordswoman berlari ke arahnya, ia juga ikut pada “Kompetisi Berbagi Kenangan” bersama-nya dan Ronye tadi malam. Armor peraknya penuh dengan bekas darah dan tanah dan kepalanya berbalut perban, tetapi ia tampak tak terluka parah. “Kau tak apa-apa, Sortiliena-san.” Mendengar suara Asuna, si swordswoman memberi hormat dan membalas: “Aku juga senang Asuna-sama baik-baik saja… —hanya saja, aku mendengar kabar jika Alice-sama telah ditangkap pemimpin musuh…” “Ya. Aku baru saja menjelaskan pada Ronye-san jika Kaisar Vektor meninggalkan seluruh pasukannya dan menangkap Alice-san. Aku tak mengira jika ia melakukan hal tersebut …” “… Bagaimana mungkin…” Menggunakan lengan kirinya yang baru sembuh, Asuna menepuk bahu Sortiliena. “Tak perlu khawatir. Bercouli-san telah mengejar Vektor dengan menggunakan naga. Kita juga akan mengejarnya.” “Mengerti.” Mereka mengangguk, dan kembali ke tengah-tengan Pasukan Pengecoh. Dibawah pimpinan Integrity Knight Renri, regu Ascetic telah selesai menyembuhkan yang terluka, dan ke 700 Penjaga hampir siap untuk bergerak. Para Penjaga telah berbaris bersama regu Astetic dan regu Persediaan. Setelah menerima laporan Renri jika persiapan telah selesai, Asuna memberikan Renri arahan baru. “Kau adalah Integrity Knight yang masih tersisa, Renri. Perintah untuk bergerak harus diberikan olehmu, si pemimpin.” “Y… Ya, aku mengerti.” Ekspresi si knight muda entah mengapa gugup, tetapi ia mengangguk pasti. Mengangkat tangan kanannya ke atas, ia memberikan perintah dengan suara keras. “Alice-sama telah berbaik hati melindungi kita di pertempuran Gerbang Besar! Kini giliran kita menolongnya! Kita harus mengambilnya dari musuh dan kembali ke Kerajaan Manusia bersama-sama!” “OH!!” teriakan semangat bergemuruh. Renri mengangguk, dan dengan cepat mengayunkan lengan kanannya ke bawaah. “—Semua pasukan, maju!” Renri memimpin pasukan didepan menggunakan naganya sendiri, Kazenui. Ia diikuti oleh 400 Penjaga baik menunggang kuda atau berjalan kaki, serta delapan kereta persediaan yang berisi makanan dan tim pembantu sekitar 300 orang. Hanya satu naga— naga milik Integrity Knight Sheyta tetap ditahan, diam tak bergerak. Dengan sisik seperak rambut pemiliknya, si naga menggeram kuurrr ketika ia dibebaskan dari kekangannya, lalu ia terbang ke utara— menuju peperangan di selatan lembah, tempat pemiliknya berada. Di depan kereta persediaan, Asuna berpikir sambil menggelengkan kepalanya: Musuh terakhir adalah Kaisar Vektor. Identitas aslinya adalah manusia dari dunia nyata, keberadaannya disini hanyalah sosok virtual. Itulah mengapa jika ia harus bertarung dengannya, ia harus mengalahkannya. Demi orang-orang yang telah menahan pasukan crimson: Knight Sheyta, si pemimpin Petarung Tangan Kosong, dan 4,000 bawahannya. Beberapa menit sesudahnya, pasukan yang berangkat dari hutan kini telah memasuki jalanan berbentuk cekung. Sebuah jalan kecil memotong tanah cekung menuju selatan. Jika seperti event-event RPG, di ujung jalan seperti itu pastilah sebuah kota maupun reruntuhan kota. Namun ia telah mendengar jika area selatan Tanah Kegelapan tidak dikuasai demihumans. Dengan kata lain, jalan ini akan berakhir di «Altar Ujung Dunia», dan Kaisar Vektor telah memasuki jalanan ini bersama Alice. Naga Kaisar Vektor dan naga milik Bercouli kini sedang saling kejar di udara sana. Akan tetapi, ke 700 Pasukan Penjaga kini sedang melewati jalan ini secepat mungkin; jalanan ini bergetar ketika mereka melangkah. Menjejaki jalan cekung ini— ketika seluruh pasukan pengecoh sampai di dasar jalan. Sesuatu bergetar. Vvvvvv… m. Sebuah getaran sayap serangga. “…?” Asuna menengok ke atas, kiri, kanan, dan belakangnya. Tepat ketika ia melihat ke depan, ia akhirnya menemukan sumber suara itu. Garis, garis merah. Ribuan garis tipis merah berjatuhan dari langiit ke tanah. “……… Tak mungkin………” Bibir Asuna bergetar, suara serak keluar. —Tak mungkin. Tolong. Jangan lagi… Tetapi. Zaaaa—!! Ledakan-ledakan terdengar ketika garis-garis itu turun. Mereka memblokir jalan di ujung sana, menghalangi para penjaga. Meskipun ia telah bertekat tidak akan takut lagi, Asuna merasakan kekuatan meninggalkan tubuhnya. Apa yang muncul di depan sana adalah pasukan crimson— para pemain VRMMO dari dunia nyata. “Semua… Semua pasukan, jangan berhenti!! Serang!! Serang—!!” Integrity Knight Renri memberikan perintah di depan sana. Seluruh Pasukan Penjaga menerima dengan suara: Uooo! Lalu melangkah maju. Tetapi, jika mereka telah mengantisipasi gerakan kita dengan menempatkan pasukan baru di ujung jalan selatan, tetapi jumlah mereka ada seribu … tidak, hampir duapuluh ribu. Haruskah aku log out dengan menggunakan Skill Stacia lagi? Jika ia tidak berhati-hati, tindakan tersebut akan menjadi tindakan bunuh diri dan malahan mengorbankan Pasukan Penjaga. Sesaat kemudian, ekspresi bimbang Asuna digoyahkan oleh raungan naga di depan sana. Dari paling depan, naga milik Knight Renri, Kazenui telah menghembuskan nafas api dan melaju ke depan tanpa menoleh ke belakang. “Jangan… Renri-sama akan mengorbankan dirinya untuk membuka jalan …” Seolah ia mendengar rintihan kesakitan Sortiliena yang ada di samping Asuna, Renri perlahan berbalik dari atas naga. —Tolong jaga yang lain. Bibir Renri bergerak. Lalu, ia menghunuskan pisau lempar di pinggangnya dan melaju ke depan. Tepat sebelum itu terjadi. Warna langit di atas sana berubah tiba-tiba. Seolah merobek warna langit merah darah Tanah Kegelapan, kini yang Asuna lihat adalah warna langit kebiruan di sana. Baik pasukan crimson yang akan maju menyerang, para penjaga yang siap berkorban, maupun Knight Renri yang di depan sana, semua orang mengangkat kepalanya ke langit seperti Asuna. Seolah surga telah terbuka lebar ke dunia ini. Dari baliknya, sebuah bintang terang turun. Bukan, itu seseorang. Mengenakan armor sebiru warna langit, dan baju seputih awan, rambut pendeknya yang berkibar berwarna biru air. Sumber cahaya memilaukan adalah sebuah busur besar di tangan kirinya. Wajahnya tak bisa terlihat kerena silau. —Siapa…? Kau siapa? Seolah merespon pertanyaan bisu Asuna, orang yang melayang diudara kini mengarahkan busurnya dari langit. Lengan kanannya menarik tali busur, dan kekuatan penuh menariknya ke belakang. Dengan cahaya memilaukan, sebuah panah cahaya muncul diantara busur dan tali busur. Baik Pasukan Penjaga dan Pasukan Crimson terpaku, tak bisa berkata-kata. Satu-satunya yang bisa Asuna dengar adalah suara rendah Sortiliena: “……… Solus-sama…?” Seolah menanggapi panggilannya, panah cahaya tersebut dilepaskan dari atas langit. Dengan cepat panah tersebut membelah dan menyebar ke segala arah. Panah tersebut berubah menjadi tembakan sinar panas dan menghujani mereka yang ada di bawah. [[Image: Sword Art Online Vol 17 - 085.jpg|thumb]] Kata-kata Pemimpin Penjaga Sortiliena Serlut hampir benar. Diatas jalan cekung ini, seseorang dari dunia nyata telah muncul, tidak, lebih tepatnya telah log in menggunakan Super Account 02, «Dewi Matahari, Solus ». Akun ini memiliki kemampuan «Wide-Ranged Annihilatory Attack»<ref>kemampuan untuk menyerang ke berbagai arah</ref>. <center>***</center> Sinon/Asada Shino melihat ke bawah dimana serangan telah ia luncurkan, dan mengingat kembali penjelasan dari Higa yang disampaikan melalui intercom. “Um, Sinon-san, meskipun Super Accounts benar-benar kuat, mereka bukanlah pembuat keajaiban. Karena mereka disiapkan untuk saat-saat ketika harus membuat perubahan besar di dalam Underworld, kami mencoba untuk membuat akun tersebut agar cocok sesuai dengan lingkungannya.” “Jadi… kamu mau bilang akun-akun tersebut bukanlah akun GM, hanya akun yang sangat kuat?” Sinon berbicara melalui microphone ketika ia berbaring di dalam mesin STL yang mirip seperti mesin Fulldive Generasi Pertama, berlokasi di cabang perusahaan misterius «RATH» Roppongi. Apa yang ia dengar selanjutnya adalah bunyi click— seperti seseorang sedang menekankan jarinya. “Ya. Tepat. Itulah mengapa akun «Solus» yang akan kamu gunakan tak bisa terus menerus diandalkan karena memerlukan energy dalam Underworld. Setiap serangan menggunakan busurmu memerlukan Tenaga Spacial, tak peduli apapun serangannya. Karena Solus memiliki kemampuan mengisi ulang otomatis, setiap serangan yang kamu gunakan tidak akan membuatmu kelelahan jika digunakan di siang hari, tetapi kamu tak bisa terus menerus menembakannya.” Seperti yang Higa katakan, busur putih bersih yang digenggam Sinon menggunakan tangan kirinya kini mulai melemah setelah melakukan serangan jarak luas. Meskipun busur tersebut telah mulai bercahaya kembali, butuh sekitar dua-tiga menit untuk melakukan serangan kekuatan penuh lagi. —Tak ada combo ya? Hmph,sempurna. Dibandingkan senjata otomatis, senjata manual lebih cocok dengan dirinya. Sinon turun perlahan, memastikan api ledakan di tanah telah menghilang. Di ujung jalan cekung sepanjang satu kilol ini, banyak tubuh-tubuh mulai menghilang dengan efek cahaya. Satu tembakan yang dilancarkannya telah memusnahkan sekitar 5,000 musuh. Untungnya, mereka bukan penduduk asli Underworld, tetapi pemain Amerika yang log in dari dunia nyata seperti Sinon. Para pemain tersebut percaya jika ini semua adalah closed beta sebuah permainan dan mereka kelihatannya mulai marah-marah. Dipusat jalan cekung ini, pasukan skala kecil yang kalah jumlah dengan pasukan crimson mulai melaju. Meskipun jumlah musuh lebih dari 10,000, kebanyakan dari mereka tak bisa bergerak karena takut kena tembakan selanjutnya— lebih tepatnya disebut ledakan, hingga membuat Pasukan Penjaga mulai menerobos. Sinon menatap di kejauhan, mengamati formasi Pasukan Penjaga. Ia akhirnya menyadari ada seorang gadis berambut chestnut yang sedang menunggang kuda putih, ia juga menatapnya. Sinon hanya bisa tersenyum ketika ia turun menggunakan kemampuan lain yang dimiliki akun Solus account, «unlimited flight»<ref>kemampuan untuk terbang selamanya</ref>. Meskipun ia telah diceramahi oleh Higa jika “kamu bisa terbang menggunakan imajinasimu”, ketika ia merasa ini tak berbeda jauh dengan terbang di ALO. Ia melihat kereta dibelakang Asuna, ia lalu terbang lurus ke bawah. Ketika ujung sepatu miliknya menyentuh atap kereta, ia dengan lembut mengangkat tangan kanannya. “Maaf membuatmu menunggu, Asuna.” Ketika Asuna melihat senyum hangat miliknya, air mata mulai mengalir ke pakaian seputih mutiara miliknya. Ia berdiri di kuda miliknya dan melompat ke kanopi kereta: “——Sinonon… !!” Asuna memeluknya erat-erat sambil berteriak. Sinon perlahan memandang Asuna dan berkata: “Kau telah bekerja keras. Tak apa … serahkan sisanya padaku.” Ketika ia masih dipeluk Asuna yang lebih tinggi darinya, ia melihat indikator pengisian ulang busur miliknya masih 20%, lalu perlahan menarik tali busur dengan tangan kanannya. Equipment khusus yang dipakai oleh akun Solus— Busur panjang «Annihilate Ray» bisa mengatur kekuatannya berdasarkan kekuatan tarikan tali busur, dan bisa mengatur arah serangan berdasarkan sudut incaran busur. Sebuah panah cahaya yang lebih tipis dari sebelumnya muncul ketika tali busur itu ditarik kebelakang sejauh 10 centimeters. Sinon mengincar musuh yang menghalangi naga di depan sana. Vishu! Suara anak panah melesat. Agak miring 20 derajat ke kanan, anak panah tersebut berubah menjadi tembakan cahaya yang terus membelah dan mendarat selebar 10 mel, menciptakan sebuah ledakan yang hampir setara dengan sebuah misil. Pasukan crimson berterbangan ke udara lalu menghilang. Mengambil kesempatan ini, sang naga langsung maju kedepan. Sekitar sepuluh prajurit yang terlempar ledakan kini dihantam kepala naga, ditusuk cakar besarnya, dan langsung tewas. Sampai saat ini, pasukan musuh akhirnya sadar terhadap serangan cahaya dan mangsa mereka kini mulai lari. Sambil memaki, mereka mengejar bagaikan gelombang tsunami berwarna merah. Sinon mengalungkan busurnya ke lengan, meletakkan kedua tangannya ke pundak Asuna dan memisahkan diri. “Asuna. Aku bisa melihat sesuatu seperti reruntuhan sekitar 5 kilometer ke selatan dari sini. Jalannya tinggal lurus saja, juga beberapa batu besar ada di kedua sisi. Kita tak perlu khawatir jika dikepung oleh musuh, dan kita bisa mempersempit medan peperangan. Ayo kita temukan cara agar bisa memukul mundur musuh.” Asuna juga seorang petarung, dan setelah mendengar perkataan Sinon, matanya menjadi bersemangat. Ia mencoba menghapus air mata miliknya dan berucap: “Aku paham, Sinonon… Sinon. Tak peduli berapa banyak pasukan VRMMO Amerika yang muncul, mereka tak mungkin muncul lagi. Jika kita bisa memukul mundur puluhan ribu musuh, mereka mungkin akan menyerah… kukira.” “Yeah,serahkan saja padaku. … Well, kurang lebih seperti itu....” Setelah memastikan setiap Penjaga berhasil melewati kepungan pasukan crimson, Sinon menatap lagi sahabatnya. “… Um, apakah Kirito…. Ada diantara pasukan?” Asuna hanya bisa menunjukkan senyum masam. “Kamu tak perlu khawatir. Kirito-kun berada disini.” Asuna menunjuk jari telunjuknya ke bawah kakinya. “Oh, sungguh. Yah… Aku akan menyapanya.” Menelan ludah, Sinon mulai bergerak dari atap kereta dan meluncur ke dalam dengan bantuan kemampuan terbang miliknya. Ia menunggu Asuna agar ikut, lalu ia menuju bagian dalam kereta kayu. Hal pertama yang memasuki pandangannya adalah dua gadis berseragam dengan armor tipis. Mata mereka terbuka lebar bersamaan lalu bergumam pelan: “S… Solus-sama…?” Sinon melihat pakaiannya sendiri, lalu membalas: “Halo, senang berkenalan dengan kalian. Meskipun aku mirip Solus, aku bukan dia. Namaku Sinon.” Ia mencoba tersenyum pada kedua gadis ini, tetapi keduanya kebingungan. Tetapi ketika mereka berdua melihat Asuna, keduanya tampak mulai paham. “Oh iya, aku ini manusia dari Dunia Nyata sama seperti Asuna. Aku juga teman.... Kirito.” “Aku… mengerti.” Sementara si gadis berambut merah masih menatap, si gadis berambut coklat menunjukkan ekspresi rumit, dan berbisik pelan: Mengapa semuanya perempuan? Masih ada yang menunggu. Sinon berdeham ketika ia mulai melangkah kedalam ketika kedua gadis ini membuka jalan. Sinon melihat pemuda berpakaian hitam duduk diatas kursi roda, ia memeluk dua buah pedang panjang menggunakan satu tangannya. Meskipun ia telah diberitahu mengenai kondisi Kirito melalui penjelasan Higa Takeru, setelah melihat lukanya secara langsung, hatinya berdetak semakin kencang dan ia mulai meneteskan air mata. “… Ah…” Bahkan mata kosong tersebut tidak menatapnya, tenggorokannya mengeluarkan bunyi aneh. Sinon tertunduk dihadapan musuh, teman, serta penyelamatnya. Bersandar di kursi roda, tubuh Kirito tampak semakin kurus dan rapuh ketika Sinon menyentuhnya. Sinon meletakkan busur panjangnya ke meja, lalu memeluk sosok ringkih Kirito. Ia telah mendengar jika jiwa Kirito — Fluctlight miliknya, atau bisa dikatakan «tubuh utama» yang dikenal sebagai diri sendiri telah mengalami luka parah. Higa mengatakan padanya dengan suara mudah jika masih belum ada cara bagaimana menyembuhkannya. Tetapi, Sinon menutup matanya lagi, air mata mengalir ketika ia menjerit dalam hati: Yah, itu mudah. Banyak orang telah membuat kenangan bersama Kirito berulang kali, juga emosi kuat terhadap Kirito. Mereka cukup perlu berkumpul disini, sedikit demi sedikit dan berbagi hati mereka. — Hei, tak bisakah kau merasakannya?… jiwamu yang ada dalam diriku. Lidah tajam, sedikit nakal, naif … dan kuat, lebih baik dari siapapun. Itulah dirimu. Sinon lupa jika Asuna masih menatap di belakangnya; ia memutar kepalanya dan mencium wajah Kirito. Seketika— Asada Shino masih belum menyadari jika pikiran emosional miliknya telah memberikan bekas goresan pada jiwa terluar Kirigaya Kazuto. Apakah Sinon sudah memahami struktur Underworld dan Fluctlights, baginya mungkin akan bisa menyelesaikan masalah ini. Tetapi penjelasan yang diberikan kepada Sinon sebelum ia dive hanyalah sebatas kondisi peperangan dan bagaimana cara menggunakan akun Solus. Itulah mengapa Sinon tidak menyadari alasan dibalik gemetaran Kirito dan naiknya suhu tubuh Kirito ketika bibirnya menyentuh Kirito. Sinon dengan cepat melepas tubuh Kirito, berdiri, dan berbalik ke tiga orang dibelakang. “Jangan khawatir, Kirito akan cepat sembuh kok. Ketika kita membutuhkannya.” Asuna dan kedua gadis mengangguk. “Yah… aku akan terbang ke reruntuhan di selatan untuk memastikan kondisi geografi. Aku akan meninggalkan Kirito kepada kalian.” Setelah berkata seperti itu, Sinon berjalan menuju pintu masuk kereta– Tiba-tiba, Asuna menggenggam pundaknya. Melihat tatapan keheranan dimatanya, Sinon terpaksa berhenti. “A… Asuna, ada apa…” Sinon pikir jika Asuna akan menginterogasinya karena memberikan ciuman pada Kirito, tetapi— “H-Hei, Sinon, barusan kau bilang akan terbang?! Kau… bisa terbang?!” Pada pertanyaan ini, Sinon langsung mengangguk. “Y… Ya. Mereka bilang jika terbang adalah kemampuan dasar akun Solus. Jika aku tak salah dengar sepertinya tak ada batas waktu …” “Maka bukan kami yang perlu ditolong! Alice… kejarlah Alice, ia telah diculik oleh Kaisar!!” Situasi yang dijelaskan Asuna setelahnya lebih membahayakan menurut Sinon. Integrity Knight Alice, kunci segalanya, telah ditangkap oleh Kaisar Vektor yang dive menggunakan sebuah Super Account seperti mereka berdua, dan kini sedang terbang ke selatan menggunakan seekor naga. Satu-satunya orang yang sedang mengejar adalah seorang swordsman bernama Bercouli, sang Komandan Knight. “Melawan sebuah Super Account, bahkan bagi Komandan Knight masih terlalu berat. Jika kita tak bisa menyelamatkan Alice sebelum Kaisar sampai ke «Altar Ujung Dunia», seluruh dunia ini akan hancur! Tolong Sinon, bantulah Bercouli-san!” Setelah semua menjadi jelas dan ia mengira-ngira sosok Komandan Knight Bercouli di pikirannya, Sinon akhirnya terbang menuju langit. Ke 700 Pasukan Penjaga telah menerobos. Mengejar mereka dari utara, pasukan crimson memiliki jumlah 20 kali lipat dari mereka. —Aku akan segera kembali setelah menolong Alice. Bertahanlah sampai saat itu Asuna. Mengatakan seperti itu dalam hatinya, Sinon berimajinasi agar mempercepat terbangnya ke arah selatan. Ia berubah hingga seperti meteor berekor putih yang membelah langit merah darah. Melihat ke tanah gelap tak berhingga di bawah sana, Sinon akhirnya teringat: Ia benar-benar lupa— Dimana Leafa yang juga dive bersama dengan dirinya?
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information