Editing
Sword Art Online Bahasa Indonesia:The Day After
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== Cerah, 22 Juni, Minggu, 4:30 PM Asuna sedang berada di lantai atas di lantai dungeon ke delapan dari istana mengambang raksasa yang berputar-putar di sekitar langit ALfheim—yang disebut «ruang bos». Hanya ada satu hal yang harus diselesaikan di ruangan ini. Tentu saja, untuk melawan monster bos. Kyurururu! Peringatan nyaring itu datang dari naga kecil dengan bulu biru muda yang tumbuh di seluruh tubuhnya, «Pina». Silica, player Caith yang mempunyainya memanggil tanpa menunda sedikit pun. “Asuna-san, pemanggilan minion datang!” “Dimengerti! Semuanya, berkumpul!” Asuna mengangkat tongkat di tangan kanannya dan memberi isyarat kepada anggota party, lalu dengan cepat memulai melantunkan mantra. <sub>Ek kalla hreinn brunnr, andask brandr og eitrið</sub> “Muncul, sumber air suci, dan tenggelamkan semangat dari api dan racun.” ketika dia dengan keras membacakan kata terakhir, dia dengan kuat menusukkan tongkat ke lantai marmer hitam. Cahaya biru yang lemah berdesir ke luar dan banyak air menyembur keluar seolah-olah untuk mengejar itu, membuat sebuah permukaan air dengan diameter hampir sepuluh meter tidak lama kemudian. “Terima kasih, Asuna!” “Terima kasih banyak!” Si leprechaun yang menggenggam lawang, Lisbeth, dan Silica, dengan Pina berkendara di atas kepalanya, lari ke permukaan air dahulu, dengan kawan yang juga dari hari-harinya di SAO, prajurit kapak yang mirip jembalang, Agil, dan salamander yang menggunakan katana, Klein, mengikuti mereka. Sedikit tertinggal di belakang, spriggan yang benar-benar hitam, Kirito, dan seorang swordsman sihir Sylph yang adalah adik perempuannya di dunia nyata, Lyfa, kembali dari garis depan bersama. Mereka bertujuh mendirikan batas maksimum party, tetapi Asuna dan yang lain bukanlah yang bertarung di ruangan bos saja. Mereka mendirikan raid<ref>Sejumlah besar player berpartisipasi dalam penyerbuan. Semacam itu.</ref> dengan empat party lainnya, jadi seharusnya ada tiga puluh lima player di ruang melingkar yang luas, tetapi itu tidak memberikan kesan yang sempit, kemungkinan besar dikarenakan ruangan bosnya sendiri menerima beberapa pelebaran dari Aincrad yang lama. Melompat ke permukaan air yang mempunyai efek pemulihan HP, bersama dengan ketahanan racun dan api, sebuah peri, Yui, melambaikan tangan kecilnya ke Asuna dari bahu Kirito ketika dia mengambil nafas yang dalam. “Mama, kau sudah terbiasa dengan melantunkan mantra, kan!” “A-Ahaha... terima kasih, Yui-chan.” Ketika Asuna menjawab begitu, sejumlah besar pilar api meletus di sekitar permukaan air. Itu segera membuat putaran angin bagaikan tornado, merentang menjadi api humanoid di inti mereka, dan berganti menjadi elemental api kecil dengan tinggi sekitar satu meter. Satu tidak terlalu menjadi musuh, tetapi ada banyak dari mereka. Kemungkinan besar mereka ada lebih dari tiga puluh yang spawn di seluruh ruang bos yang luas. Tambahan, elementalnya hanyalah gerombolan minion, dengan penguasa daerah yang luas ditutupi dengan marmer hitam—dan seluruh lantai kedelapan dari istana mengambang, monster bos, menyerang pada saat bersamaan. Nama bosnya adalah «Wadjet the Flaming Serpent». Dari beberapa penelitian yang dilakukan setelah awal pertarungan, Wadjet rupanya dewa ular api yang muncul dalam mitologi Mesir. Mirip itu dari luar juga, dengan sebuah penampilan seperti bagian tudung kobra yang menyatu dengan dewi bertangan empat. Tubuh raksasa hitamnya diselimuti api dan mendekatinya tanpa perlindungan menyebabkan ''damage over time''. Party Asuna tidak terlibat dalam menangani bos pada saat ini, dengan dua party lain mengambil peran itu. Mereka harus cepat dan mengurus minion selagi empat belas dari mereka masih menahan HP mereka. Dengan tongkat di tangan kanannya masih menusuk di atas lantai, dengan cepat Asuna memperhatikan keadaan di sekitarnya. Wadjet dan dua party lain sedang bertarung dalam pertarungan sengit di seberang ruang bos yang luas. Di antara dua party tersebut, salah satu yang dipimpin oleh salamander wanita mundur ke permukaan yang dibuat oleh penyihir undine seperti Asuna, tetapi yang lain tampaknya tidak mempunyai player manapun yang mampu menggunakan mantra «Purified Surface» ini. Asuna mengangkat tangan kirinya, berbalik menghadap mereka, dan berteriak. “Tolong pancing minion sebanyak mungkin yang kau bisa dan datanglah ke air di sini!” Pemimpin laki-laki sylph melambaikan tangan kembali seolah-olah untuk menjawab setuju. Keenam kawan dekatnya mengubah elemental api yang menggeliat di jalan mereka di sana menjadi abu, satu demi satu, bahkan selama pertukaran mereka. Mereka mungkin minion bos, tetapi mereka tetap musuh yang kuat yang meniadakan setengah dari seluruh ''physical damage'' ketika bertarung biasa, tetapi mereka sangat melemah ketika mereka memasuki permukaan air ajaib, jadi bahkan party ini, dengan kurangnya penyihir, bisa mengurus mereka tanpa masalah. Pada saat mereka mengurus seluruh elemental terdekat, party yang lain telah masuk ke permukaan air dengan musuh sebanyak kereta. Agak sempit seperti dugaan, dengan empat belas orang di dalam lingkaran berdiameter sepuluh meter, tetapi Kirito dan Klein segera menarik setengah dari elemental tambahan menuju mereka sendiri, bertarung selagi menggunakan seluruh area dari permukaan air. Asuna ingin menukar tongkatnya ke rapiernya ketika melihat gencarnya kilau logam berkelap-kelip di sekitar dirinya, tetapi tongkatnya butuh tetap di tanah untuk mempertahankan permukaan air ajaib. Asuna bermain sebagai penyihir, cenderung menjadi penyembuh, di ALO karena dia berpikir kelas pendukung juga bisa saja menarik, tetapi alasan lain adalah bagaimana partynya sudah penuh dengan kelas serangan fisik ketika dia terlambat bergabung. Mungkin menebak rasa gatal di dalam hati Asuna, Lyfa berbicara minta maaf setelah berada di samping kanannya. “Maaf, Asuna-san, membuatmu menjadi pendukung selama ini.” “Tidak, tidak apa-apa, Aku jelas tidak melakukannya melawan kemauanku. Itu menyenangkan melantunkan mantra dan semuanya.” “Kan! Onii... Kirito-kun masih malu-malu melantunkan hingga sekarang, kau tahu. Tolong beri tahu dia nanti, Asuna-san.” Segera mengeraskan senyum yang sesaat muncul, Lyfa mengangkat tangan kirinya. <sub>Þeír fylla heilagr austr, brott svalr bani</sub> “Sembuhkan mereka, air suci, dan usir kematian dingin.” Lantunan untuk membangkitkan mantra penyembuhan dikabulkan seperti dugaan. Setelah melantunkan kata-kata mantra dengan lembut, tetes biru air tercurah di sekitarnya dari tangan kirinya, menyembuhkan kerusakan pada prajurit yang tidak tertutupi oleh efek ''heal over time'' permukaan air. Seluruh elemental telah dikalahkan setelah bertahan sedikit lebih lama, jadi Asuna mengangkat tongkat di tangan kanannya. Permukaan air ajaib dengan percikan air biru menghilang dan berbagai ikon buff yang berbaris di bawah HP barnya berkurang satu. Memindahkan pandangannya, dia bisa melihat party lain yang bertarung di bagian kanan juga akan membuat penyapuan bersih elemental api yang mengepungnya. Telah mengonfirmasi seluruh minion sudah diatasi, Kelin berbalik menuju empat belas orang yang melawan bos dan berteriak. “B’iklah, itu adalah akhir dari minion! Kita bisa ''switch''<ref>Pertukaran peran antar player yang menyerang menjadi bertahan, di posisi depan ke posisi belakang, dan juga sebaliknya.</ref> kapan pun!” Seorang imp yang besar dan kuat yang nampaknya menjadi pemimpin di party lain segera berteriak kembali. “Dimengerti! Tolong ''switch'' pada jeda berikutnya!” Bos dalam wujud ular dengan cepat mengangkat tinggi kepalanya. Dewi hitam yang menyatu dengan merembet bagian kepala kobra menerbangkan pedang lebar yang digenggam di salah satu keempat tangannya. Dengan itu, petir ungu berlari melalui ruang di sekitar bos, dengan pedang setengah transparan, yang sangat besar mewujudkan satu demi satu. Player yang berkonsentrasi di depan bos bubar, dengan mereka yang memegang perisai atau mereka yang spesialis dalam senjata dua tangan mengangkat bagian perlengkapan mereka masing-masing. “Shagyuaaaa!!” Bersamaan dengan teriakan anehnya, sang bos¬—Wadjet the Flaming Serpent mengayunkan pedangnya. Merespons gerakan tersebut, pedang besar yang khayal, meraung ketika mereka mengenai para player. Empat orang berhasil dalam bertahan sementara empat orang lainnya dikirim ke jarak yang sangat jauh dengan perisai atau senjata mereka. Akan tetapi, api yang menyelimuti Wadjet menghilang karena penggunaan skill utama dan tanpa membiarkan kesempatan itu lepas, penyihir di belakang melepaskan mantra untuk menghambat gerakan yang sudah mereka lantunkan. Kebanyakan monster bos memiliki ketahanan tinggi terhadap debuff, tetapi pergerakan mereka masih bisa disegel selama sepuluh detik atau lebih dengan waktu yang tepat. Seketika itu juga jaring laba-laba, rantai perak, cairan lengket, dan semacamnya dibuat oleh mantra yang menjerat Wadjet, dengan penuh semangat pemimpin imp melambaikan tangannya di sekitar. “Munduuuur!” Uoooh, para player mulai berlari bersama-sama ketika mereka berteriak. Empat orang yang tertiup oleh pedang khayalan berhasil berdiri entah bagaimana dan meneriakkan kalimat semacam “Jangan meninggalkan aku di belakaaang!” ketika mereka bergabung dengan kawannya yang mundur. “Dimengerti, giliran kita!” Klein melompat di depan dengan pedangnya diayunkan dan Kirito dan Agil segera mengejar dia. Sebuah pemikiran tiba-tiba datang ke Asuna ketika mereka berlari bersama. --Semuanya benar-benar menikmati mereka sendiri. Itu termasuk Kirito, Lisbeth, dan yang lainnya, tetapi dia merasakan semuanya lebih kuat ketika dia melihat empat party lainnya. Dia telah menemui mayoritas dari dua puluh delapan player itu untuk pertama kalinya hari ini. Diajak oleh mereka yang merekrut untuk partisipan dalam ''boss clearing raid'' di pintu gerbang plaza di kota utama lantai delapan, «Friben», mereka pergi ke dungeon setelah saling memberi perkenalan singkat dan loncat ke ruang bos dengan semangat yang sama yang mereka gunakan dalam melesat ke menara. Semacam beban akan sama sekali tak terpikirkan di hari-hari dari Aincrad lama. Di masa lalu, sebelum pertarungan untuk menyelesaikan bos, ada pengintaian dan pertemuan, dikirim dan telah mengevaluasi seluruh risiko, dari waktu ke waktu, dan mengumpulkan kemampuan bertempur sebanyak mungkin, hanya setelah itu mereka menantangnya dengan betulan. Asuna mengerti keadaan untuk ALO sangatlah berbeda dari SAO, di mana mereka mempunyai syarat tidak mendapatkan hubungan sebab dan akibat satu pun, tetapi tetap saja, dia tidak dapat menghindar tetapi untuk berpikir “Apakah kita benar-benar memulai seperti ini?” tepat di depan pertempuran bos hari ini. Lantai delapan Aincrad baru adalah garis depan saat ini, yang berarti bosnya, Wadjet the Flaming Serpent, belum pernah dikalahkan. Tidakkah akan sepantasnya untuk mempunyai pertemuan strategi kecil atau untuk memastikan posisi mereka jika mereka menghadapi semacam musuh yang kuat, dia bertanya-tanya. Akan tetapi, dia akhirnya merasa seperti dia mengerti sekarang, setelah hampir tiga puluh menit telah lewat semenjak pertempuran dimulai. Apa yang benar-benar penting adalah bukan tindakan mengalahkan bosnya, tetapi menikmati proses melakukannya. Bahkan jika bosnya dikalahkan, itu tidak terjadi dikarenakan perintah satu sisi dari sebuah grup pemimpin yang sombong—seperti «Knights of the Blood» yang dulu dipimpin oleh Asuna sebagai sub pemimpinnya. Seluruh hati player berdetak bersama, berpikir bersama, bertarung bersama, bersorak... atau mungkin, berduka cita bersama. Itu adalah daya tarik sebenarnya dari sebuah RPG Online; Akan menyenangkan bahkan jika berakhir dalam kekalahan, jika dia mempunyai selera kegembiraan itu. Player imp laki-laki di belakang dua party yang mundur mengangkat tangan kirinya ketika dia melewati Asuna dan berteriak. “Kami akan memperbaiki diri kita dalam tiga menit, urus itu sampai nanti!” Sambil imp itu menepuk tangannya dengan semangat, Asuna menjawab. “Kami mengerti! Kami akan mengandalkanmu untuk minionnya!” Setelah grup itu pergi dengan armor mereka berderit, Asuna mendengar kalimat seperti “Kenapa kau menjadi sangat ramah!” dan “Bukan seperti itu, idiot!”, dan Lisbeth yang berlari di sisinya tertawa terbahak-bahak. “Sama seperti biasanya, ya, Asuna.” “A-Apa maksudmu?” “Sama seperti di Aincrad sebelumnya, sekali-sekali ketika kita berjalan bersama...” “Se-sesuatu seperti itu tidaklah penting sekarang ini! Lihat, serangan bos datang!” Segera setelah respons yang agak gugup, Wadjet mulai bergerak sekali lagi setelah menjebol debuffnya. Ketika dibandingkan dengan raksasa kelas dewa jahat yang berada di sekitar daratan es luas di bawah ALfheim, Jotunheimr, monster bos dari Aincrad yang diperbarui lebih kecil dalam hal ukuran tetapi mempunyai kekuatan yang jauh lebih banyak daripada mereka, kelihatannya. Itu terbukti dari fakta bahwa hanya tujuh lantai yang dibersihkan dari sepuluh lantai yang diimplementasikan di dalam istana mengambang, bahkan setelah lebih dari sebulan telah lewat. Dia mendengar bahwa bos lantai delapan, Wadjet, juga, telah membuat prajurit kuat dari seluruh ras dalam raid penuh, tujuh party berisi tujuh player setiapnya, kabur tanpa pengecualian semenjak seminggu yang lalu. Dengan itu dalam pikiran, sebuah perasaan yang kuat menyerang dia hanya dengan melihat ke atas pada monster bos dengan wajah manusia dan tubuh ular yang hampir mencapai atap dengan kepalanya yang diangkat, tetapi dia memaksa senyum dan membuang pikiran itu. Apa yang penting bukanlah untuk menang, tetapi untuk menikmati dirinya sendiri. Dia tidak seharusnya takut melarikan diri dan bertarung dengan seluruh dia punya— “Jyarua!!” Membiarkan suara anehnya lepas, Wadjet mengayunkan tongkat uskup yang dipegang di tangan kiri bawahnya. Merespons gerakan tersebut, pilar bundar yang berdiri berbaris di bagian luar ruang bergemuruh ketika mereka berputar, menampakkan cermin besar yang tersembunyi di setiap seberang sisinya. Dua party yang baru saja mundur segera berpencar tanpa menunggu perintah pemimpin mereka, menempel ke cermin yang berjumlah delapan. Tongkat uskup Wadjet menembakkan sinar cahaya yang memiliki cukup kekuatan yang mampu langsung membunuh dari bola kristal di ujungnya. Itu membuatnya sebuah senjata yang mengerikan dalam hak sendiri, tetapi apa yang membuatnya lebih mengganggu adalah bagaimana sinar cahayanya akan dipantulkan dalam pola yang rumit di sekitar cermin, membuatnya mustahil untuk memprediksi lintasannya. Kelihatannya cermin itu menyebabkan pembasmian total sewaktu-waktu mereka muncul pada pembersihan bos baru saja dimulai. Mereka nyatanya dapat dihancurkan setelah mengenai mereka berkali-kali dengan senjata, tetapi ketahanan mereka sangatlah tinggi dan sinar cahayanya akan ditembakkan sebelum seluruh delapannya ditangani, menyebabkan beberapa korban. Akan tetapi, sekarang, seminggu kemudian, sebuah metode untuk mengatasinya dengan mereka yang lebih efisien daripada menghancurkan mereka telah disusun. Player yang melekat ke delapan cermin tersebut memaksa mengubah sudut cermin dari depan dan segera mundur. Seketika kemudian, sebuah cahaya hijau yang kehitam-hitaman menggelora keluar dari tongkat uskup Wadjet yang diangkat. Sinar cahaya yang mengenai cermin di sisi barat ruangan awalnya akan terpantulkan menuju cermin lain sekaligus, seketika membunuh player di jalurnya. Akan tetapi, cermin yang sudutnya telah diatur oleh player memantulkan sinar cahayanya hampir tegak lurus—yang artinya, menuju Wadjet. Terkena oleh cahaya yang ditembakkan sendiri, monster bos menjerit nyaring dan menggeliat, mengurangi banyak HPnya. Begitu, mereka hanya berada di kedua dengan setengahnya berkurang, tetapi jumlah yang meninggal masih berjumlah nol. Mereka bisa saja berpikir sebagai bertarung relatif baik untuk sebuah skuad dadakan yang kekurangan dua party untuk membentuk raid penuh. Nampaknya Klein, bertindak sebagai pemimpin party kali ini, berpikir begitu juga, sebagaimana dia dengan penuh semangat berteriak selagi dia mengayunkan katananya. “B’iklah bung, kita bisa melakukan ini! Semuanya, serbu!!” Agil, menggunakan kapak dua tangan, dan Kirito, memegang pedang satu tangan, segera melompat keluar dengan Lyfa dan Lisbeth mengikuti di belakang. Berkerumun di sekitar batang tubuh bos, mereka semua menyayat, menghancurkan, dan menikam bersama. Asuna tidak menunggu di belakang juga kali ini. Begitu, dia tidak benar-benar mengenainya dengan tongkatnya tetapi dengan serangan sihir. Menyusun mantra dengan pelantunan kecepatan tinggi yang mahir, dia mengayunkan tongkatnya ke tubuh atas Wadjet dan tombak es tajam yang tak terhitung jumlahnya dicurahkan, menikam ke sisik hitamnya. Aura api tersebut telah menghilang untuk sesaat dikarenakan kerusakan yang diakibatkan diri sendiri dari sinar cahaya pembunuh instan, jadi sihir elemen es yang lemah menembus tubuhnya, tampak mengikis HP gaugenya bersamaan serangan fisik dari Kirito dan yang lainnya. Menggeliat dengan luka parah, Wadjet mulai menggulung tubuh ular panjangnya berputar-putar seperti sebuah pegas. Menyadari pergerakan itu dari jarak jauh, Asuna dengan keras berteriak. “Serangan ekor datang! Semuanya, bersiap untuk lompat!” Para penyerang yang bergulat dengan bos melompat ke belakang dengan kuat seketika itu dan mempersiapkan diri. Jika diklasifikasikan, Wadjet akan cenderung menuju menjadi bos tipe serangan elemental, tetapi serangan fisiknya juga kuat, dengan kegagalan menghindari skill pukulan pertama, di mana itu menggulung dan ekornya tiga kali sangat sempit dari tanah, mengakibatkan seseorang jatuh ke bawah dan mendapatkan pukulan kedua dan ketiga juga. Asuna juga menekuk lututnya dengan ringan dan memperkirakan timing pada saat waktu yang sama dengan rekan-rekannya. Selesai melilit ekornya, mata dewi memancarkan warna merah tua yang gelap. Sekarang... lompat! Akan tetapi, seketika itu juga itu terjadi. Sesaat sebelum avatarnya melompat, Asuna merasa kesadarannya tertarik ke atas sendirinya. «fenomena pemisahan» seperti biasanya. Pada waktu seperti ini--! Dia menelan ludah selagi menunggu pemulihan indranya. Walaupun bagaimana fenomenanya seharusnya berakhir dalam sekejap, Itu terasa sangatlah lama dalam keadaan semacam itu. Kekuatan yang dikumpulkan di dalam tubuh bos yang sangat besar itu dilepas, ekornya bergemuruh ketika itu mendekat. Itu sia-sia... tidak cukup waktu. Sebuah percakapan yang dia lakukan sebelum pertarungan bos terputar kembali di pikirannya di ambang dua kakinya terpangkas oleh cambuk tebal. Sejam yang lalu sebelum pertemuan dengan Lyfa, Klein, dan yang lainnya, Kirito dan Asuna masuk ke penginapan yang sama dengan kemarin dan memanggil Yui untuk konsultasi pada keadaan tersebut. Kembali ke penampilan awalnya dari peri navigasi kecil, Yui mendengarkan sungguh-sungguh ke kata-kata Asuna dari antara si pasangan, tetapi bergumam sebuah kalimat setelah penjelasannya. “Kesadaran Mama... terpisah...” Asuna mengangguk pada Yui, yang dengan malu-malu duduk di sofa dengan kedua matanya terbuka lebar. “Itu benar. Sulit mengungkapkannya dalam kata-kata, tetapi. Aku percaya pasti ada beberapa masalah dalam hubungan dengan avatarku.” “Bagaimana malfungsi semacam itu terjadi... Aku minta maaf, Mama, seandainya aku menyadari lebih cepat...” “Tidak, itu bukan salahmu, Yui-chan.” Dia membungkus pipi gadis yang murung di antara kedua tangannya. “Akulah yang seharusnya minta maaf karena tidak mendiskusikannya denganmu lebih cepat. Aku kira itu bisa jadi dikarenakan tidak terbiasa dengan avatarnya pada awalnya. Tetapi kemungkinan dari penyebab lain muncul ketika berbicara dengan Kirito kemarin...” Di sana, Kirito membuka mulutnya selagi duduk di sisi lain Yui. “Bagaimana, Yui... apakah kau mendapatkan penyebab lain yang memungkinkan...?” “Mari kita lihat...” Si gadis AI merajut alisnya yang panjang di antara tangan Asuna dan tampak sedang berpikir. Dia mengangkat wajahnya setelah tiga detik saja atau lebih, tetapi ekspresinya tetap saja mendung. “Sayangnya aku tidak dapat menemukan sebuah penyebab dari malfungsi tersebut hanya melalui informasi yang kamu berikan sebelumnya, Mama... Juga, aku tidak dapat langsung memeriksa paket yang dipertukarkan antara AmuSphere Mama dan server ALO dengan hakku saat ini. Aku mungkin bisa mendapatkan beberapa jenis data jika aku dekat dengan ketika fenomena itu terjadi, akan tetapi...” “Aku mengerti... itu dapat dimengerti. Aku minta maaf, Yui-chan, untuk bertanya begitu banyak dari kamu...” Yui menggenggam kedua tangan Asuna dengan erat, ketika dia mencoba untuk meminta maaf, dari luar dengan sendirinya. Mengambil kedua tangan Asuna dari pipinya, Yui membawanya ke antara dua tangannya, dan menaruh kekuatan ke dalamnya. “Tetapi Aku masih bisa memberikan dugaan sampai batas tertentu.” “Eh... benarkah?” “Ya. Pertama, kita bisa beranggap penyebab fenomena pemisahan tidak terletak pada AmuSphere Mama atau Mama sendiri. Dalam hal itu, pemikiran pertamaku akan sebuah malfungsi dari pihak server, tetapi Sistem Cardinal tidak mendeteksi kesalahan apapun untuk sementara waktu dan tak satu pun pengguna telah melaporkan malfungsi dari jenis yang sama.” Asuna menatap kuat pada si gadis, yang mulai berbicara dengan jelas selagi memegang kedua tangannya, dengan emosi yang bisu, juga kuat. Kemarin, Kirito dan Asuna khawatir apakah diskusi ini akan menempatkan beban yang besar pada Yui. Akan tetapi, nampaknya kegelisahan tersebut salah tempat. Bukan hanya Yui yang dengan cepat mengakui dia tidak dapat menyelesaikan masalahnya, tetapi dia bahkan mencoba yang terbaik untuk mengatasinya. Si gadis, juga, mendewasa hari demi hari. “Oleh sebab itu, Aku menyimpulkan masalah yang ditanyakan adalah pada server ALO... Dengan kata lain, sesuatu yang ada dalam ALfheim menyebabkan gangguan tak teratur terhadap Mama. Walaupun Aku masih tidak dapat memutuskan apakah itu adalah seorang player atau sebuah objek, disengaja atau tidak, pada saat ini.” “Gangguan... Tak teratur...” Bahkan jika itu adalah seorang player yang menyebabkan fenomena pemisahan Asuna, itu tidak bisa memungkinkan seorang player biasa. Tidak ada sihir atau item yang mampu melakukannya, jadi itu pasti seseorang dengan kewenangan yang lebih tinggi. Itu akan menjadi tindakan cracker, atau mungkin seorang game master. Apa yang muncul dalam pikiran Asuna ketika mencapai titik tersebut dalam pemikirannya adalah fakta dari seorang pria tertentu. Orang yang mengurung Asuna ke dalam sangkar burung selama lebih dari dua bulan, Raja Peri Oberon—Sugou Nobuyuki. Akan tetapi, pria tersebut masih dalam tahanan di Rumah Tahanan Tokyo dan tidak dapat memungkinkan mengganggu Server ALO atau apapun semacam itu. Kirito kemungkinan berpikiran sama, karena Wajahnya mengeras untuk sesaat tetapi segera menggelengkan kepalanya dengan ringan. Melihat ke mata Yui dengan ekspresi dia yang biasanya, Kirito bertanya. “Hei, Yui. Kau menyebutkan itu mungkin bisa saja sebuah objek yang telah mengganggu Asuna, kan? Apa... maksud dari itu, tepatnya? Bisakah sesuatu seperti sebuah item tertentu atau formasi daratan sebenarnya melampaui perbatasan sistem dan memberikan pengaruh pada player...?” Dengan itu, si gadis yang muda itu sedikit memiringkan kepalanya, seolah-olah membayangkan bagaimana menjelaskannya, lalu mulai berbicara dengan kecepatan yang pelan. “Papa dan Mama, kalian mungkin sudah menyadari ini, tetapi Aku awalnya dikembangkan sebagai versi prototipe dari «Program Konseling Kesehatan Mental» yang mengurus keadaan mental para player SAO. Dengan kata lain, itu berarti Nerve Gear mempunyai kemampuan untuk tidak hanya membaca sensasi dan sinyal pergerakan dari seseorang yang memakainya, tetapi juga emosi mereka. Sistem Cardinal di SAO yang lama memonitor seluruh keadaan mental para player dan menghimpun data tersebut...” Asuna telah mengetahui semuanya sampai titik tersebut. Ketika mereka pertama kali bertemu, Yui berbicara bagaikan dia adalah bayi yang baru berumur dua atau tiga tahun karena ketidakmampuannya untuk mengobati emosi negatif yang berjumlah sangat besar dari player yang merusak program intinya. Setelah melihat masing-masing wajah mereka bergantian, Yui melanjutkan dalam suara yang tegas. “Akan tetapi, penguraian sinyal yang mewakili emosi tertunda dibandingkan dengan sensasi atau gerakan. Hanya jumlah yang besar dan kuat dari akumulasi data emosi negatif semacam «kemarahan», «kesedihan», «ketakutan», dan «putus asa» dapat dibedakan dari yang lainnya, menolak Cardinal... dan juga subprogramnya, aku, dari penguraian emosi-emosi lain pada waktu itu. Lalu, sewaktu-waktu adalah input dari pola emosional yang unik juga kuat, Cardinal akan menyimpan data mentahnya beserta dengan lingkungan sekitarnya. Di antara data yang direkam adalah ID player yang mengirimkan sinyalnya, yang cukup alami, dan di luar itu adalah waktu, lokasi, dan bahkan item yang dimiliki.” “……!” Asuna menarik nafas pendek selagi dia bertukar pandangan dengan Kirito. Ini adalah pertama kalinya mendengarkan ini. Penjelasan Yui agak sulit untuk dimengerti, tetapi intinya adalah sebagai berikut. Selama waktu ketika player dengan kuat memiliki emosi yang khas, Sistem Cardinal yang mengelola server SAO lama merekam bukanlah data yang dikompres dari penguraian polanya tetapi data mentahnya... artinya, «emosi itu sendiri». Akan tetapi, tidakkah itu menjadi tindakan yang setara dengan menyalin jiwa player—bahkan jika itu hanyalah lapisan tipis dari itu—dalam arti tertentu? Saat dia bertanya-tanya apakah hal semacam itu memungkinkan dengan teknologi fulldive saat ini, Asuna teringat. Bahwa dia mungkin telah menangkap pandangan dari contoh sesungguhnya dari fenomena tersebut bersama dengan Kirito. “...Itu benar... Kirito-kun, apakah kau ingat...? Waktu itu, ketika kita menginvestigasi kasus pembunuhan di dalam area...” Mungkin mempunyai pemikiran yang persis, hal yang sama, Kirito segera mengangguk pada hal itu. “Aah. Kita jelas melihat itu di atas gunung di padang lantai sembilan belas setelah kasusnya terpecahkan. Griselda-san yang terbunuh berdiri tepat di samping kuburan. Itu... bukanlah sebuah ilusi, melainkan hati Griselda-san, tersimpan dan terkait ke kuburan tersebut... bukan, cincinnya selalu terkubur di bawah kuburan tersebut... itukah...?” Mereka tidak mempunyai maksud memverifikasinya setelah sekian lama. Yui tidak membuat komentar apapun mengenai hal itu juga. Alhasil Kirito menggosok punggung kecil Yui dengan lembut dengan tangan kirinya sebagaimana dia tetap diam. Dalam suara yang tenang, Kirito bertanya lagi. “Apa yang kau beri tahu kita, Yui, adalah bahwa kapan pun player menampilkan emosi yang kuat di SAO yang lama, data tersebut akan disimpan, dilampirkan bersama dengan pemandangan dan item... begitukah?” Kirito menanyakan peri mungil yang mengangguk sekali lagi. “Dalam hal itu, apa yang kau katakan sebelumnya tentang sebuah objek menyebabkan fenomena pemisahan adalah merujuk pada itu, Yui? Dengan kata lain... sebuah hati player, tersangkut dalam sebuah item, sedang menghalangi Asuna atau sesuatu seperti itu...?” Yui tidak menjawab dengan segera juga kali ini. Akan tetapi, daripada kesunyian untuk mengambil kata-kata yang tepat, Asuna merasa seperti itu disebabkan oleh dia kebingungan pada penalaran yang dia suarakan sendiri. “...Aku tidak dapat menjawab dengan ya pada tahap saat ini...” Setelah bergumam begitu dengan suara yang ditahan, Yui mengangkat wajahnya dan berbicara dalam nada yang berbeda. “Tetapi aku mempelajari ini setelah berbicara dan menjelajah dengan banyak orang, seperti Lisbeth-san, Silica-san, Lyfa-san, Klein-san, Agil-san, yang lainnya, dan tentu saja, kalian juga, Papa dan Mama. Bahwa hati manusia dan sistem fulldive memegang potensi lebih daripada apa yang Aku bisa mengerti saat ini. Karenanya, Aku tidak dapat mengatakan tidak pada pertanyaanmu juga, Papa. Sebagaimana yang aku sudah katakan saat awal, Aku percaya bahwa spekulasi semacam itu masuk akal.” Sebuah player yang tidak diketahui. Alternatifnya, sebuah «fragmentasi hati» player tersangkut dalam sebuah item atau mungkin sebuah objek tanah lapang. Salah satu dari keduanya adalah penyebab dari fenomena pemisahan misterius— Itu tidaklah lebih dari sebuah dugaan, tapi itulah yang Yui katakan sebelumnya sebelum pertempuran bos. Lalu waktu untuk bertemu tiba, jadi mereka tidak dapat pergi lebih mendalam, tetapi Asuna membuat interpretasinya sendiri dari kata-kata Yui selagi dalam perjalanan menuju Aincrad Baru. Dalam kata lain, Tidakkah itu seseorang memanggilnya? Seseorang bermain ALO di masa kini... atau mungkin seseorang yang pernah bermain SAO sedang memanggil Asuna. Karena itu, jiwanya akan tertarik menuju orang tersebut, bisa dibilang ditarik keluar dari avatarnya, begitulah. Jika itu adalah kenyataannya, dia yakin bahwa orang tersebut tidak mempunyai niat jahat tertentu, baik itu laki-laki maupun perempuan. Orang itu hanya tidak dapat memilih waktu atau tempat, oleh karena itu mengganggu permainan Asuna. Seperti pada momen ini. Sebagaimana sensasi mengambang yang bersifat menipu itu datang kepada dirinya, pemandangan sekitarnya berubah dengan itu. Ruang bos dengan marmer hitam itu sedikit demi sedikit memudar dan sebuah ruang yang jelas berbeda sedang di proyeksikan samar-samar di depannya. Sebuah dinding terbentuk dari susunan acak blok-blok cokelat pucat dan lantai dengan warna yang sama. Sekitarnya dikubur dalam monster berjumlah besar... elemental mineral, batu yang dihitamkan yang diukir menjadi bentuk manusia, dan para kurcaci gelap, pendek, dan gemuk dengan senjata yang nampaknya menjadi beliung di tangan. Meskipun bagaimana dia bisa merasakan dengan pasti dia telah melihat tontonan ini yang berkelap-kelip seperti kabut panas di suatu tempat sebelumnya, dia tidak dapat mengingat waktu atau tempatnya. Itu adalah yang sama persis dengan sensasi aneh yang turun kepadanya kemarin malam ketika dia melihat pemandangan malam di luar jendela. Dengan kata lain, memori ini bukanlah milik Asuna tetapi milik siapa pun yang memanggilnya...? Dia melihat ruangan khayal dan monster untuk sesaat. Sebagaimana mereka lenyap, kesadarannya kembali ke avatarnya juga. Kedua matanya yang terbuka dengan permulaan menangkap pandangan ekor Wadjet the Flaming Serpent yang kuat terbang ke arahnya dengan cara yang sama seperti sebuah sabit rumput, hampir menyentuh lantai. Kawan-kawannya yang berada dalam jarak serangan meloncat vertikal bersamaan. Akan tetapi, Asuna hanyalah satu-satunya yang menginjak lantai pada timing pelan yang sedikit—namun fatal. Berakhir sudah, Aku tidak akan berhasil...... “Asunaa!” Bersamaan dengan teriakan yang mendadak itu, sebuah benturan datang bukan dari depannya, tetapi dari samping sisinya. Tubuhnya dengan cepat dibawa naik dan ekor Wadjet menyerempet ujung sepatu botnya sesegera setelah itu. Bahkan melupakan untuk memeriksa HP gaugenya sendiri, Asuna melihat ke wajah dari si spriggan berpakaian hitam yang memeluk Asuna dengan kuat. “Ki-Kirito-kun, kenapa...” Kenapa kau tahu timing untuk «pemisahan» tersebut; Kirito dengan cepat berbisik dalam menjawab ke satu kata dengan implikasi tersebut. “Yui mendeteksinya sebelumnya.” Melanjutkan, peri yang duduk di bahu Kirito berkata dalam wajah yang serius. “Delapan detik yang lalu, semacam sinyal sedang ditargetkan pada Mama. Analisisnya butuh sedikit waktu.” “...Jadi, benar-benar ada, seseorang yang...” Bergumam dalam kelinglungan, Asuna akhirnya menyadari dia telah tergantung di udara untuk beberapa detik. Saat melihat lebih dekat, dia bisa melihat fosforesensi redup yang memancar dari sayap abu-abu yang keluar dari punggung Kirito. Seluruh sembilan ras peri di dalam ALfheim dilengkapi dengan kemampuan untuk terbang tanpa pengecualian, bahkan para gnome dan leprechaun yang terlihat tidak cocok dengan langit. Pembatasan waktu terbang yang ada selama era Recto Progress, juga, dihapuskan dalam pembaruan bulan Mei, jadi sekarang, orang bisa terbang berjam-jam non stop jika dia mau, tetapi pengecualian tentu ada. Di dunia es bawah tanah, Jotunheimr, dan dungeon dari berbagai daratan. Tentu saja, menara dungeon dari Aincrad yang diperbarui juga dimasukkan dalam daftar wilayah yang penerbangannya dibatasi. Akan tetapi, ada juga pengecualian lain untuk ini. Hanya para spriggan yang unggul dalam perburuan harta karun memiliki sebuah skill tingkat tinggi yang unik untuk terbang sementara, bahkan ketika di bawah tanah. Itu tergantung pada tingkat kemahiran, tetapi durasinya pendek dan Kirito memanfaatkan sisi tersembunyi ini, digunakan hanya pada waktu seperti ini, untuk menyelamatkan Asuna. “...Terima kasih, Kirito-kun...” Aku minta maaf; kata-kata yang Asuna coba ingin lanjutkan dicegat oleh gelengan kepala dari Kirito. Kurang lebih dua puluh player terus menerus melompat dalam koordinasi untuk menghindari serangan ekor kedua dan ketiga di atas tanah. Ketika wilayah serangan fisik Wadjet berakhir, Kirito turun ke tanah sambil memeluk Asuna. Durasi skillnya telah habis dan sayap abu-abunya telah lenyap tanpa suara. Jika Asuna tidak salah, kemampuan ini seharusnya memiliki waktu pendinginan selama lima atau enam ratus detik lebih, jadi akan butuh waktu sampai dia bisa terbang lagi. Asuna tidak akan menerima bantuan apapun jika fenomena pemisahan melanda sekali lagi sebelumnya. Mungkin menebak pada pemikiran dalam Asuna, Yui terbang dari bahu kiri Kirito ke bahu kanan Asuna dengan sebuah lambungan. Menaruh mulutnya di dekat kuping Asuna, Yui berbisik. “Mama, Aku menyimpan pola kasarnya untuk sinyalnya, jadi Aku akan dapat memperingatimu lebih cepat nanti.” “Oke, tolong lakukan, Yui-chan.” Setelah menjawab dengan suara yang kecil, Asuna berbalik ke kawan-kawannya dan berteriak. “Maaf, Aku tersandung sedikit! Aku akan memastikan untuk menghindarinya nanti!” Lisbeth mengangkat tangan kirinya dengan sebuah “Jangan khawatir!” tanpa ragu-ragu. Selama itu Kirito meninggalkan sisi Asuna dan berlari menuju Wadjet yang berada dalam kondisi ''delay''<ref>Dalam hal ini, delay bisa dibilang 'sedang istirahat | isi tenaga' mungkin?</ref>. Melihat ke punggung Kirito ketika dia tanpa suara mengayunkan pedangnya bersama dengan Klein yang berteriak “Uoryaa!”, Asuna tiba-tiba mengerutkan kening. Entah kenapa, Dia merasa Kirito tetap lebih diam selama pertarungan bos ini dari biasanya. Tidak, dia mungkin sudah mulai kurang berbicara sekitar waktu dia mempercayakan Klein posisi untuk pemimpin party. Dia berpikir untuk mengonfirmasinya dengan Yui yang berada di bahu kanannya, tetapi segera menutup mulut yang dia baru saja buka. Asuna harus berfokus pada pertarungan sekarang ini. HP gauge bertahap tujuh Wadjet didorong masuk ke dalam zona merah di keduanya dengan serangan bersamaan dari penyerang yang menghindari serangan ekor tanpa celaka. Sang dewi dengan tubuh seekor ular mengeluarkan teriakan marah ketika dia mengayunkan obor perunggu yang dipegang di tangan kanan bawahnya. “Pemanggilan minion, datang!!” Asuna telah mundur sedikit dan memulai melantunkan mantra «Purified Surface» sesaat sebelum Klein meneriakkan itu. Kedua party yang mundur ke belakang tidak akan mampu berurusan dengan elemental api yang spawn di seluruh ruang yang luas ini sendirian. Party Asuna seharusnya meninggalkan bosnya kepada party salamander yang dipimpin dan party sylph yang dipimpin. Klein kemungkinan membuat penilaian tersebut juga. Dia berpikiran untuk memberikan isyarat kepada Asuna dan berbalik, lalu menyadari dia sudah melantunkan mantra dan menyeringai. “Baiklah, ayo kembali dan urus para belut api... tunggu, hey, Kiritard!<ref>Klein memanggil Kirito dengan menggabungkan nama 'Kirito' dengan kata 'Retard'.</ref>” Setelah memindahkan pandangannya pada suara kebingungan Klein, Asuna melihat Kirito bercampur dengan dua party lain dan membuat jarak. Mungkin telah menyadari suara Klein setelah berlari beberapa langkah, dia terhenti. Asuna melanjutkan pelantunannya selagi menatap tajam wajah Kirito ketika dia kembali dengan tangan kirinya terangkat seolah-olah untuk berkata maaf. Dia yang biasanya tidak akan pernah membuat kesalahan semacam itu di tengah-tengah pertarungan bos. Apakah konsentrasi dia terpangkas dikarenakan khawatir berlebihan terhadap fenomena Asuna? Atau---apakah ada beberapa penyebab lainnya...? Merenungkan hal itu di sudut kepalanya bahkan saat dia selesai melantunkan mantranya dengan kecepatan tinggi, Asuna menusukkan tongkat di tangan kanannya ke tanah dengan suara yang melengking. Merasakan dinginnya air suci yang tercurah melalui sepatunya, dia tidak bisa menahan untuk berbisik pada Yui di bahu kanannya. Bagaimanapun juga, dia tidak dapat melakukan apapun selagi mempertahankan sihir ini. “Hei, Yui-chan, Kirito-kun...” Dengan itu, si peri mengangguk seolah-olah dia telah menunggu kata-kata tersebut selama ini. “Ya, Papa sedikit berbeda dari biasanya.” “Ya, kan... Aku heran ada apa...” “Aku juga tidak tahu...” Yui, Yang mengumpulkan lebih banyak informasi tentang manusia yang dikenal sebagai Kirito dan Asuna dalam beberapa hal, adalah orang yang mengatakannya, jadi Kirito benar-benar bertindak «berbeda dari biasanya» hari ini. Itu jelas tampak tak terpikirkan bahwa alasan untuk itu tidak berhubungan dengan fenomena pemisahan Asuna. --Ketika pertempuran ini berakhir, Aku akan perlu bicara baik-baik dengan Kirito-kun lagi. Tentang semuanya, termasuk adegan misterius yang Aku lihat semalam dan tadi. Memutuskan begitu di dalam hatinya, Asuna dengan kuat menggenggam tongkatnya dan memfokuskan kesadarannya pada pertempuran di dalam pandangannya. Tepatnya tiga puluh menit kemudian— Nampaknya telah bertahan sampai saat-saat paling akhir oleh dua dari mereka, Kirito dan Klein dipindahkan ke titik aman di lantai pertama dungeon. Sesegera avatar mereka terbentuk, pengguna katana mengepalkan kedua telapak dan berteriak. “Kuwaaah—kita sangatlah dekat——! Dan hanya ada satu gauge yang tersisa dengan sendirinya juga!” Dengan itu, Agil, yang «kembali dari kematian» pada saat yang sama dengan Asuna dan yang lainnya, membalas dengan senyum pahit. “Walaupun gauge yang satu itu adalah bagian sulitnya. Aku dengar bahwa pola serangan Wadjet berubah ketika di gauge terakhirnya seperti bos di lantai bawah.” “Aku tahu, Aku tahu, tetapi tidakkah kau berpikir kita bisa melakukan sesuatu melalui ruh sendiri jika kita mencapai yang terakhir itu?” “Tidak mungkin! Atau sebaliknya, kau benar-benar tidak ketika kau benar-benar mencapai di situ!” Bukan hanya Lisbeth dan Lyfa yang tertawa pada dialog yang menyerupai parodi, empat party yang membentuk raid juga tertawa. «fenomena pemisahan» tidak terjadi lagi semenjak itu dan Asuna menghabiskan semua yang dia punya ke dalam pertarungan, tetapi tantangan untuk menyelesaikan lantai kedelapan berakhir dalam pembasmian total. Akan tetapi, semuanya mempunyai wajah gembira terpasang. Orang yang merekrut untuk raid, pemimpin Sylph, mendekat sebagaimana pelindung kaki bajanya terdengar dan memanggil Klein dengan senyuman masih terpasang di wajahnya. “Tidak, Aku sejujurnya berpikir kita sangatlah dekat ke sesuatu, kau tahu. Tidakkah kau berpikir kita bisa mengalahkannya dengan raid penuh?” “Ooh, benar, kan! Kerjasama kita sesuatu yang lain juga, jika hanya kecepatan spawn untuk para belut api itu tidak mendongkrak secara aneh tadi...” “Yaa... kita akan dibasmi oleh laser sebelum itu jika kalian tidak di sini. Sesungguhnya, kalian bergerak hebat.” Klein tertawa dengan “Hehe” selagi menggenggam tangan kanan si sylph yang diulur dengan gairah. Setelah melepaskan tangannya, pemimpin raid memasang sedikit wajah termurung sebelum berpaling pandangannya menuju Agil, Lisbeth, dan yang lainnya ketika dia berbicara. “Hei, jika kau tidak keberatan, tidak maukah kalian menantang itu kembali dengan kami setelah perjalanan kembali ke kota? Kita mungkin bisa menemukan dua party lain kali ini.” “Oh, t’ntu saja kami tidak keberatan! Bagaimana denganmu, tuan?” Sasaran pertanyaan Klein, Agil, menjawab dalam bahasa Inggris dengan “''Why not''” dan empat anggota dari skuad perempuan mengekspresikan persetujuan mereka ketika si pasangan berpaling ke arah mereka. Pengguna katana yang berpakaian armor samurai merah menyeringai dan mulai berteriak “Baiklah, maka itu di...” sebelum salah satu dari kedua alisnya berkedut ke atas di bawah bandananya. Dia melihat orang yang seharusnya langsung setuju dengannya biasanya telah tinggal diam. Memalingkan matanya menuju Kirito, berdiri pada jarak yang dekat, dia memanggil dengan ekspresi kebingungan masih terpasang di mukanya. “Heeei, kau datang juga, kan, Kiritard?” Wajah si spriggan berbaju hitam tersentak. Seolah-olah percakapan sebelumnya telah melewatinya, dia menunjukkan senyuman—walaupun itu, juga, nampak agak kaku di mata Asuna—dan berbicara. “Ah, aah, tentu saja......” Tetapi saat itu juga, pandangannya masih tertinggal di udara kosong. Tidak lama bibir lemahnya yang mengerut bergerak dengan hati-hati. “......Tidak... Aku ada sesuatu setelah ini. Maaf untuk menuangkan air dinginnya pada rencananya, tetapi Aku akan mengambil cutiku hari ini.” “O... oh, tentu, tidak seperti Aku punya masalah dengan itu, tetapi...” Klein berpikiran untuk mengatakan sesuatu yang lain sesudah itu, tetapi menggosok dagunya yang berjanggut pendek sebagai gantinya, seolah-olah untuk menahannya kembali. Dia tersenyum lebar sekali lagi dan mengangguk. “Baiklah, serahkan sisanya padaku! Aku akan memastikan untuk mengirim foto ketika Aku mencapai lantai kesembilan!” Mulai dari sana, Agil, juga, menyuarakan kalimat yang nampak agak akrab. “Aku akan menuliskan untukmu sebuah uraian delapan ratus kata atau kurang pada pemikiranku dari harta karun yang kita dapat dari Wadjet juga.” “Aku akan menantikannya.” Kirito memberikan senyum masam singkat, dan dengan ketus membungkuk pada pemimpin sylph sebelum membalikkan tubuhnya. Matanya bertemu sesaat dengan mata Asuna, tetapi meninggalkan apa yang nampaknya sebuah kedipan minta maaf ketika dia mulai berjalan menuju pintu keluar menara di selatan dengan kecepatan yang cepat. Asuna merasakan Yui, yang duduk di bahu kanannya, kaku dengan kuat. Asuna, juga, mengangkat satu kaku maju tanpa berpikir di saat itu juga tetapi menahan langkahnya. Asuna adalah satu-satunya penyihir di dalam party. Dia tidak mungkin dapat pergi... “Asuna-san, tolong kejar dia.” Tiba-tiba, dia mendengar itu. Asuna tidak tahu kapan, tetapi Lyfa tepat berada di belakangnya ketika dia melihat ke belakang dengan terkejut, yang lalu mengangkat tangan kanannya dengan sedikit senyum dan menepuk punggungnya. “Aku akan meminta untuk dua orang lain, jadi tidak apa-apa. Aku akan mengandalkanmu untuk onii-chan.” “......Tapi...” Setelah dia bergumam begitu selagi menggerakkan wajahnya ke kiri dan kanan, Lisbeth, Silica, bahkan Agil dan Klein, juga, mengangguk bergantian dengan senyuman di wajah mereka. Mengambil nafas dalam dan menguatkan hatinya, Asuna menundukkan kepalanya dengan sangat. Mengangkat tubuh atasnya, dia berteriak pada kawannya dan para anggota raid. “Aku minta maaf! Tolong izinkan aku untuk cuti di sini juga!” “Terima kasih!”, “Ketemu lagi ya!”; “Aku agak tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi semoga berhasil!”; beberapa suara keluar dari sepuluh orang yang menonton percakapannya setelah itu. Dia memberikan tundukan lain, lalu dengan kuat berbalik. Keberadaan Kirito sudah pergi dari jalan berlanjut puluhan meter menuju selatan dari ruang aman. Akan tetapi, Yui dengan jelas melaporkan dari bahunya. “Papa saat ini terbang menuju pinggiran selatan!” “Terima kasih, Yui-chan.” Berbisik kembali, Asuna memuat tongkat di tangan kanannya ke jendela yang dia buka dengan lincah dan mulai berlari dengan pintu keluar dungeon sebagai tujuannya.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information