Editing
Date A Live (Indonesia):Jilid 1 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 3=== “......” Membandingkan antara digit-digit yang tertulis di struk di tangannya dengan isi dompetnya, Shidou mengeluh. Tidak banyak yang tersisa, namun untungnya jumlah tersebut masih bisa ia bayar. “Ayo, kita pergi Tohka.” “Nn, sekarang?” Tohka berkata, memandang heran. Shidou buru-buru berdiri seperti sedang terburu-buru. Kalau mereka tinggal di sini lebih lama maka jalan terbuka untuk mereka hanyalah untuk mencuci piring atau kabur setelah makan. Selagi Shidou berjalan menuju meja kasir depan, Tohka menyusulnya juga. Dia tidak lagi memancarkan aura kegarangan terhadap pelanggan di sekitarnya. Kelihatannya dia kurang lebih sudah membiasakan diri dengan orang-orang yang berlalu-lalang. Untuk saat ini, Shidou merasa lega, ia menaruh struk bersama dengan tiga lembar uang kertas yang merupakan 90% sisa uangnya di meja kasir. “Aku mau bayar.” Shidou berkata pada sang karyawati yang berdiri di meja kasir— “...!?” Ia mengernyit kuat, dan termundur ke belakang. Itu karena, karyawati yang berdiri di sana adalah... “......terima kasih atas kedatangannya.” Ia mengenal wanita dengan lingkaran hitam tebal di bawah matanya itu yang terlihat sangat mengantuk. “Ap, ap-ap-ap-ap-ap...” “Nn? Ada apa Shido, ada musuh!?” Tohka membalikkan wajahnya yang bergetar ke arah Shidou yang terlihat kebingungan. “B-bukan, bukan itu...” Ia dengan lemas menidakkan pertanyaan Tohka. Lalu, Shidou menatap pekerja yang memakai seragam yang luar biasa manis itu dengan sebuah boneka beruang bertengger di bahunya, mata-mata mengantuknya bercahaya. Untuk sesaat, ia pikir ia merasakan sorotan yang seakan mengatakan ‘kalau kamu memberitahu siapapun kalau saya bekerja di sini saya akan membunuhmu’, tapi ia kemudian sadar kalau ada makna yang berbeda di baliknya. “......ini kembalian dan struknya.” Pada saat Shidou kaget tadi, Reine dengan sigap menyelesaikan transaksi. Ia mengulurkan struk sambil mengetuk permukaannya. Di bagian bawah struk tersebut, tertulis ‘Kami akan membantumu. Lanjutkan ''date''-mu sewajarnya’. Dengan kata lain, sorotan barusan dimaksudkan agar Shidou tetap melanjutkan ''date'' tanpa membiarkan Tohka tahu kalau mereka saling mengenal... mungkin. “T-tak usah dipedulikan.” Shidou berkata pada Tohka, sambil mengantungi struk tersebut di sakunya. Tatapan tajam Reine kembali ke pandangan melamunnya seperti biasa. Dia lalu mengambil selembar potongan kertas berwarna-warni dari laci mesin kasir dan mengulurkannya pada Shidou. “......ini ada tiket undian dari pusat perbelanjaan. Setelah anda meninggalkan toko ini, kalau anda mengikuti jalan ke kanan anda akan sampai ke tempat pengundian. '''Jika anda berminat, silahkan dikunjungi.'''” Tambah lagi setelah menjelaskan lokasinya secara detail, bagian terakhir tadi diucapkannya dengan sangat jelas. Shidou menggaruk pipinya. Daripada ‘jika anda berminat’, dia sepertinya memberitahunya agar benar-benar memakainya. Kalau memang begitu, tanpa menekankan hal itupun semua akan baik-baik saja. “Shido, apa itu?” Karena Tohka sedang mengamati tiket undian itu dengan ketertarikan yang kuat. “Kau mau pergi ke sana?” “Shido mau ke sana?” “... ya, aku tidak sabar lagi.” “Kalau begitu ayo.” Tohka dengan ceria meninggalkan toko dengan langkah-langkah lebar. Setelah membungkuk sedikit pada Reine, Shidou menyusulnya. <br><br><br> “—Kerja bagus, Reine.” Bersembunyi di balik bayang-bayang meja kasir, Kotori berdiri setelah memastikan kepergian mereka berdua dari toko. “... saya tidak terbiasa dengan ini, terima kasih.” Reine mengangkat ujung seragam yang banyak rendanya itu, dan berkata dengan suara monoton. Itulah kode strategi F-08●''Operation'' <Hari Libur Tenguu>. <Ratatoskr> sudah mempertimbangkan setiap kemungkinan, dan telah mengumpulkan lebih dari 1000 kode strategi. Ini adalah salah satu dari kemungkinan-kemungkinan itu. Kalau ada kasus dimana ''Spirit'' lolos dari pengawasan, dan bertemu langsung dengan Shidou—''crew'' <Fraxinus> akan membaur dengan orang-orang di jalanan dan mendukung Shidou dari balik bayang-bayang. Untuk alasan ini, seluruh ''crew'' telah menghabiskan minimal satu bulan berlatih akting. “Cocok denganmu. Imut sekali.” Sambil menjilat permen, Kotori berkata, lalu ia segera menarik ''handphone''-nya dan menghubungi sebuah nomor. “Ahh, ini aku. Mereka baru saja meninggalkan toko. … Mmm, cobalah senatural mungkin sebisamu. Kalau kau gagal, kau akan dikuliti.” Mengabarkan informasi dan penalti itu dengan singkat, ia memutuskan hubungan. “Grup dua sepertinya sudah ''stand by''. —Mari kita lihat, kita sebaiknya kembali ke <Fraxinus>. Meski kita tidak bisa menghubungi mereka lewat suara, kita setidaknya harus menonton videonya.” “......ya, mari kita lakukan.” Mendengar kata-kata Reine dari belakangnya, ujung-ujung bibir Kotori melengkung naik. “Nah sekarang—{{Furigana|pertarungan|date}} kita dimulai.” <br><br><br> “Uhm, undian... sepertinya yang itu.” Setelah Shidou dan Tohka meninggalkan toko dan menapaki jalan, mereka melihat sebuah tempat dengan sebuah meja panjang di mana terlihat banyak tanda silang merah dan roda undian besar yang ditempatkan di atas meja itu. Di sana ada dua lelaki memakai ''happi coat''<ref>''Happi coat'', pakaian tradisional Jepang yang biasanya dipakai pada saat festival-festival dan memiliki lambang tertentu di bagian belakang, bisa berupa lambang toko atau organisasi tertentu.</ref>, yang satu sedang berdiri di dekat roda undian dan satu lagi menyerahkan hadiahnya. Di belakang mereka, berjejer barang-barang yang terlihat seperti hadiah-hadiahnya macam sebuah sepeda dan karung beras. Sudah ada beberapa orang yang membuat barisan. “...” Shidou menggaruk pipinya. Ia cuma mengingat samar-samar... tapi selain orang-orang yang memakai ''happi coat'' itu, ia sepertinya ingat pernah melihat wajah-wajah para pelanggan di barisan itu dalam <Fraxinus> juga. “Oooh!” Tapi tidak mungkin Tohka akan mengkhawatirkan hal semacam itu. Menggenggam tiket undian yang diterimanya dari Shidou (atau lebih tepatnya, karena kelihatannya dia benar-benar menginginkannya jadi Shidou memberikannya), matanya bergemilang. “Ayo, kita mengantri.” “Mm.” Lalu, Tohka mengangguk, dan mereka masuk ke belakang barisan. Memandang pelanggan di depan yang sedang memutar roda tersebut, kepala dan mata Tohka ikut berputar seiringan dengan gerakan roda. Lalu singkatnya, tiba giliran Tohka. Meniru pelanggan sebelumnya, Tohka mengulurkan tiket ke petugas, dan menaruh tangannya di roda undian. Kalau dilihat baik-baik, petugas itu adalah <{{Furigana|Terlalu Cepat Loyo|Bad Marriage}}> Kawagoe. “Aku tinggal memutar benda ini?” Setelah mengatakan itu, dia memutar roda undian. Beberapa detik kemudian, bola untuk hadiah hiburan keluar dari roda undian tersebut. “... sayang sekali. Bola merah cuma menang tisu sa—” Saat Shidou mulai berbicara, Kawagoe membunyikan bel di tangannya keras-keras. “Hadiah Utama!” “Oooh!” “H-huh...?” Shidou mengernyitkan alisnya namun... melihat petugas lain di belakang Kawagoe menarik keluar sebuah spidol merah dan mewarnai bola emas yang tergambar di samping tulisan ‘Hadiah Utama’ di papan hadiah, ia menghentikan suaranya. “Selamat! Hadiah utama adalah tiket berpasangan menuju Dreamland!” “Ooh, apa itu Shido!” “... taman bermain? Aku belum pernah mendengarnya...” Dengan ragu-ragu Shidou menjawab Tohka yang telah menerima tiket tersebut dengan perasaan gembira. Segera sesudahnya, Kawagoe mendekatkan wajahnya dan tanpa keraguan, “Ada peta yang tergambar di tiket, jadi pastikan untuk mengunjunginya! Anda harus berangkat sekarang juga!” “... o-oke...” Mundur selangkah seolah sedang ditekan, ia melihat ke bagian belakang tiket. Memang ada sebuah peta yang tergambar. Dan tempat itu sangat dekat. “Memangnya ada taman bermain di dekat sini...?” Shidou menelengkan kepalanya, tapi yah, ini perintah dari <Ratatoskr>. Pasti ada sesuatu di sana. “... mau lihat-lihat, Tohka?” “Mhmm!” Tohka sedang penuh dengan antusiasme, jadi tidak ada salahnya pergi ke sana dan melihat-lihat. Tempatnya ternyata benar-benar dekat. Dari tempat pengundian berjarak beberapa ratus meter menyusuri sebuah gang. Di kedua sisinya masih berderet bangunan-bangunan, siapapun tidak akan mengira di tempat seperti itu dibangun sebuah taman bermain. Namun— “Oooh! Shido! Ada kastil! Kita ke sana!?” Tohka mengekspresikan kegirangan yang melebihi sebelumnya, saat dia menunjuk ke depan. Sambil berpikir betapa tidak masuk akalnya ini, Shidou mengangkat pandangannya dari balik tiketnya dan mengarahkan wajahnya ke depan. “...” Seketika itu juga, Shidou membeku di tempat. Memang, meskipun kecil, terdapat sebuah kastil bergaya barat. Di papannya tertulis ‘Dreamland’. … dan di bagian bawahnya, tertulis ‘Istirahat●Dua Jam 4000 yen~ Menginap●8000 yen~'. Dengan kata lain, itu adalah ''love hotel'' yang hanya bisa dimasuki orang dewasa. “A-ayo pergi Tohka...! Aku tidak sengaja salah belok tadi!” “Nu? Bukan yang itu?” “Ya betul. A-ayo, kita pergi.” “Tidak bisakah kita mampir ke sana juga? Aku mau masuk.” “...! Nggak nggak nggak. Jangan hari ini! Oke!?” “Muuu... oke.” Ia merasa bersalah karena membuat Tohka kecewa, tapi tempat itu tidak mungkin bagaimanapun juga. Shidou memutar badan untuk membelalak pada Kotori yang mungkin sedang menonton keseluruhannya dari langit, sebelum berbalik lagi. <br><br><br> “Ya ampun, jauh-jauh pergi ke sana cuma untuk berbalik? Benar benar ''chicken'', bahkan untuk kakakku sekalipun.” Duduk di kursi komandan <Fraxinus>, Kotori mengangkat bahu sambil mengeluh. “......yah, apa lagi yang kamu harapkan. Kejam juga tiba-tiba melakukan itu.” Duduk di bagian bawah ''bridge'', Reine berkata sambil mengoperasikan sebuah alat. Angka-angka yang diperlihatkan di layar berdasarkan analisisnya jauh lebih stabil dibanding sebelumnya. Meskipun masih belum cukup untuk dianggap pacar, angka-angka tersebut menunjukkan kalau Tohka menganggap Shidou sebagai teman yang bisa dipercaya. Yah, karena itulah mereka mencoba pola yang agak drastis. “Meskipun mereka tidak benar-benar sampai ke ujungnya, kalau mereka melakukan sesuatu seperti ciuman saja maka '''skakmat''' sudah.” Saat mengatakan ini, stik permennya bergerak ke sana-sini, lalu ia membuang napas dari hidungnya. “......apa yang perlu kita lakukan selanjutnya.” “Nn, coba kita lihat. Ayo kita coba ‘bergandengan’ dan ‘labirin satu jalan’.” <br><br><br> “Haa... haa.” Meskipun mereka tidak berlari, entah mengapa ia sesak napas. Di saat mereka keluar ke jalan dengan berbagai toko dan bangunan yang berderet, ia memperlambat langkahnya. “Apa kau tidak enak badan, Shido?” “Bukan, bukan itu...” “Lalu ada apa?” Tohka menelengkan kepala dan bertanya. “... untuk sejenak tadi, pikiranku melayang ke imouto-ku di langit sana.” “Di langit?” Tohka memasang wajah sedikit terkejut. “Ahh. Dia imouto yang manis sekali dulu...” Tidak habis pikir dia punya kepribadian ganda seperti itu, keluhnya. “Begitukah...” Melihat Tohka yang tiba-tiba memancarkan aura kelam, Shidou akhirnya tersadar. Caranya berbicara barusan, seakan-seakan Kotori sudah meninggal saja. “Ahh bukan itu Tohka, itu—” Kata-kata Shidou berhenti. “Silahkan ambil satu.” Tiba-tiba, seorang gadis mengulurkan sebungkus tisu saku di depan matanya. Ia mengulurkan tangannya dan menerimanya, dan gadis tersebut mengangguk sedikit sebelum pergi. “Shido? Apa itu?” “Ahh, ini disebut tisu saku—” Sambil mengatakan ini, Shidou memelintir lehernya. Tisu saku yang dibagi-bagikan di jalan biasanya adalah untuk promosi. Namun, pada bungkusan sepaket tisu ini, selain ilustrasi pasangan yang sedang bergandengan tangan dan kata-kata ‘Jika kau bahagia, bergandengan tangan-lah’, tidak ada apa-apa lagi selain itu. Apa ini dari semacam organisasi relijius? Lalu, selagi ia bertanya-tanya, dari toko elektronik di sebelah kanannya ia mendengar suara yang dikenalnya dari suatu tempat. Di banyak TV set yang berbaris di etalase, sebuah acara aneh sedang disiarkan. “Ap...!?” Shidou mengernyitkan alis dan menyuarakan. Ada sejumlah banyak komentator seperti yang ada pada acara-acara informatif yang disiarkan di siang hari, namun setiap dari mereka semua adalah wajah-wajah yang dikenalnya dari <Fraxinus>. 「Siapapun yang tidak bergandengan tangan pada ''date'' pertamanya bukanlah orang yang pantas.」 「Benar, kalau kau memang laki-laki, hal itu jelas harus dilakukan」 “......” Lalu, selagi Shidou terdiam, jumlah pasangan di sekitarnya bertambah dengan tingkat yang tidak wajar. Apa lagi, mereka semua dengan intimnya berpegangan tangan, dan dari waktu ke waktu mengatakan ‘enak sekali bergandengan tangan!’ atau ‘rasanya hati kita ikut terhubung!’ dan hal semacam itu, seperti disengaja. Merasa sedikit pusing, Shidou menaruh tangan di dahinya. —Sepertinya memang '''itu''' rupanya. Ia mengeluh dengan sangat. Setelah beberapa lama, Shidou menaruh bungkus tisu tadi di sakunya, dan mencoba menenangkan detak jantungnya, berbalik untuk menatap Tohka. “H-hey, Tohka...” “Nn, apa?” Tohka menelengkan kepalanya sambil bertanya-tanya. Shidou menelan ludah, dan mengulurkan tangannya. “Uhm, kau mau... bergandengan?” “Tangan? Kenapa?” Tanpa maksud tertentu, seolah-olah sebuah tanda tanya polos sedang melayang di atas kepalanya, Tohka bertanya. Entah kenapa, itu membuatnya merasa justru lebih malu dibanding ditolak mentah-mentah. “... benar juga. Kenapa ya?” Kenyataannya, itu bukanlah sesuatu yang dapat dijelaskannya. Selagi ia memalingkan muka, Shidou menarik tangannya— “Nn.” —kembali, tetapi tangan Tohka menggenggam tangannya. “...” “Nu? Kenapa dengan wajahmu itu. Kau yang tadi bilang untuk bergandengan, Shido.” “A-ahh.” Setelah menggelengkan kepalanya perlahan, mereka mulai berjalan. “Mm, tidak buruk juga, bergandengan tangan.” Sambil mengatakan ini Tohka tersenyum, dan dia sedikit memperkuat pegangannya. “... y-ya.” Ia sadar hanya dengan menyentuh tangan kecil, lembut, dan sedikit lebih dingin itu, wajahnya langsung memerah. Sebisa mungkin, ia mencoba menghindari memikirkan rasanya, sembari berjalan memikirkan hal-hal lain. Lalu, setelah berjalan maju untuk beberapa saat, ia melihat marka kuning dan hitam di depan yang menandakan sebuah area dalam pembangunan. Orang-orang berhelm sedang sibuk bekerja. “Mm... kita tidak bisa lewat sini huh. Yah, mari...” Shidou berbelok ke kanannya, namun kali ini di jalan itu ditempatkan sebuah tanda dilarang masuk. “Ah?” Sambil berpikir kalau ini mencurigakan, ia dengan enggan berbalik ke arah dari mana ia datang. Tapi, kali ini, jalan yang mereka baru saja tapaki sejauh ini, diblokir sebuah marka. “......” Bagaimanapun juga ini terlalu tidak natural. Shidou memicingkan mata pada wajah-wajah para pekerja. Ia cukup yakin, ia mengenal beberapa wajah-wajah mereka. Mereka adalah para ''crew'' <Fraxinus>. Kehabisan kata, Shidou berputar menuju bukit, dan meliat jalanan yang terbentang di sisi kirinya. Satu-satunya jalan yang dapat mereka ambil hanyalah itu. “... jadi mereka menyuruh kami lewat sini huh.” “Nu? Ada apa Shido?” “Ti, tidak. …sekarang ini, ayo coba arah sini?” “Mm, oke.” Sembari memasang wajah seolah berjalan seperti ini saja sudah menyenangkan, Tohka menyetujui. “Kalau begitu, ayo pergi Shido!” “I-iya...” Dengan sikap yang canggung, Shidou melangkah menuju jalan di sebelah kiri. <noinclude>
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information