Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 5 Bab 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===5-3=== Ketika kami sudah hampir selesai menyiapkan makan malam, terdengar dengungan dari interkom. Mewakili Komachi yang sedang sibuk dengan pancinya, aku pergi melihat interkom tersebut. Pada layar interkom, Yuigahama sedang merapikan rambutnya dengan risih. Kelihatannya dia datang untuk menjemput Sabure. Setelah melihatnya, aku pergi ke pintu masuk depan. [[File:YahariLoveCom v5-143.jpg|200px|thumbnail]] Ketika aku membuka pintunya, dia melambaikan tangannya padaku. “Ah, yahallo.” “Hei.” “Ambilah, ini oleh-oleh.” Dia menyerahkan sebuah kantung kertas padaku dengan berisik. Menilai dari ukuran dan berat kantung tersebut, ini mungkin bukan pedang kayu. Sial… Kalau ini semacam gantungan kunci berbentuk pedang yang dijalin dengan sejenis naga aneh atau gantungan kunci tengkorak yang berpendar dalam kegelapan, aku mungkin akan agak senang. “Itu makanan khas lokal!” “Ohh…” Aku melirik ke dalam kantung kertas itu dan di sana terdapat manisan lokal seperti yang Yuigahama katakan padaku. Yah, manisan khas lokal ini cukup lazim dijajakan di sana. Dia memilih pilihan yang aman, mempertimbangkan walaupun itu memberitahu orang kemana dia pergi, orang juga lebih cenderung menyukainya daripada membencinya. Manisan itu juga dibungkus ke dalam porsi-porsi kecil, jadi mudah untuk membaginya dengan orang lain di tempat kerja atau di sekolah. Itu adalah oleh-oleh yang mempertimbangkan orang lain. Tapi saat melihatnya, aku diterjang oleh sebuah kenangan masa lalu. “Ini, huh…?” “Huh? Kamu tidak suka itu?” Yuigahama melirik ke dalam kantung kertas pada tanganku dengan tampang cemas. “Tidak, bukan itu maksudku… Bukankah semua gadis selalu membeli oleh-oleh semacam ini? Hah, semua gadis di kelas begitu.” “Oh, kurasa itu benar. Namun, ada beberapa yang tidak. Seperti Yumiko.” Miura, huh? Begitulah sang Ratu. Aku harus menghormati fakta bahwa dia memandangnya sebagai hak yang wajar-sejak-lahir untuk diberikan sesuatu. “Dahulu kala, orang biasanya melemparkan bungkusan manisan khas lokal seperti ini di dalam kotak sepatuku… Maksudku, pelakunya sudah jelas salah satu gadis di kelasku dan fakta bahwa mereka bahkan tidak berusaha untuk menyembunyikan tindak kriminal mereka membuat itu terasa semakin menyakitkan…” Tawa datar membumbung dari dalam diriku. Ketika Yuigahama melihat itu, dia berusaha dengan panik untuk membuatku merasa lebih baik. “Ti-tidak masalah sekarang, tak usah kuatir! Itu tidak akan terjadi padamu lagi!” “Aku harap sekali begitu.” “Tidak masalah! Bahkan tidak ada orang yang cukup mengenalmu untuk melakukan itu, Hikki!” “Betul.” Yuigahama mengepalkan tangannya dalam usaha untuk meyakinkanku. Tapi dia benar-benar tidak pandai menghiburku sampai akhirnya itu berhasil menghiburku, jadi aku memutuskan untuk membiarkannya. Aku senang aku memutuskan untuk mengembangkan kemampuan bersembunyiku. Pada level ini, aku mungkin bisa mengendap melewati Raja Semut Chimera.<ref> Referensi Hunter X Hunter. </ref> Selagi aku merasa lega mengetahui aku akan bisa menghabiskan semester kedua sekolahku dengan damai, Yuigahama melihat ke dalam rumahku, penasaran dengan keadaan kami. “Jadi, Sabure bagaimana?” “Ya, dia baik-baik saja. Komachi.” panggilku ke dalam rumah dan Komachi datang ke pintu masuk sambil memegangi Sabure. Sabure menyalak dalam pelukannya. Melihat itu, Yuigahama tersenyum. “Terima kasih banyak, Komachi-chan!” “Oh tidak, tidak apa-apa,” kata Komachi. Yuigahama membelai Sabure dan bertanya, “Apa dia menyusahkan?” “Tidak, sama sekali tidak. Kami bermain-main dengan app Lingo Anjing dan sebagainya, jadi kami senang sekali.” “Lingo Anjing? Ahh, yang itu. Mereka punya itu dulu, kan?” “Mereka membuat app untuk itu.” Karena akan lebih cepat untuk menunjukkannya padanya, aku menghidupkan appnya dan Yuigahama melihat pada ponselku untuk melihat app apa itu. Untuk mencobanya, Yuigahama memanggil Sabure. “Nah, Sabure. Onee-chan ada di sini untukmu!” Sabure memiringkan kepalanya dengan tampang kebingungan. “Arf?” (Siapa orang ini?) “Sabure!?” Yuigahama berteriak putus asa. Seakan takut karena itu, Sabure menyalak dan berlari di sekitar kakiku. Aku menangkapnya dan kemudian mengangkatnya. Aku meletakkannya dengan hati-hati ke dalam tas jinjing yang Komachi bawa ke pintu masuk. Setelah menutup reselting tas itu, Aku menyerahkannya pada Yuigahama. “Nah. Aku yakin dia akan mengingatmu dalam sekitar beberapa hari.” “Uuurgh… Aku benar-benar harap dia sama sekali tidak melupakanku…” kata Yuigahama dengan suara di ambang meneteskan air mata dan menerima tas tersebut. Sabure meletakkan ujung hidungnya pada kain tas tersebut dan merintih. “…Baiklah, sampai jumpa nanti.” Walaupun aku tidak banyak bermain dengannya, sekarang setelah kami berpisah, aku merasa sedikit emosional, terlebih lagi ketika dia terlihat begitu enggan. “Yui-san, tidak usah sungkan untuk membawa Sabure datang lagi.” Mata Komachi berkaca-kaca, sebagai orang yang mengurus Sabure selama tiga hari belakangan ini, selagi dia mengenggam tangan Yuigahama. “Pasti, pasti! Aku pasti akan mampir lagi~!” “Ya, silahkan mampir. Jadi silahkan mampir dengan sekotak kue ketika orangtua kami ada di rumah jadi kamu bisa bertemu dengan mereka.” “Oh, ya, aku sebaiknya menyapa orangtu—eh, ehhh!? Aku tidak akan mampir untuk itu! Cuma bercanda, aku tidak akan datang!” Mata Komachi berbinar dengan mencurigakan untuk sesaat, tapi setelah mendecakkan lidahnya, ekspresinya kembali normal. “Jadi, silahkan mampir lagi, aku akan menantikanmu.” “Oke, terima kasih,” kata Yuigahama, menyuarakan perasaan terima kasihnya. Dia kemudian mengangkat barang lainnya dengan Sabure. Mungkin sudah waktunya dia pulang. Kemudian, aku mengingat sesuatu. “Oh ya, soal Yukinoshita. Dia mungkin hadir di festival kembang api. Hiratsuka-sensei bilang itu acara yang disponsor secara lokal, jadi ada banyak orang penting yang akan hadir dengan keluarga mereka atau semacamnya.” “Oh begitu ya… Oke. Aku akan coba pergi—“ Yuigahama berhenti sejenak seakan sesuatu terbersit dalam benaknya. Dia kemudian menghela kecil dan dengan pelan memalingkan pandangannya ke arahku. “U-Um… Hei, apa kamu ingin pergi ke festival kembang api bersama-sama? Er, itu akan jadi tanda terima kasihku untuk menjaga Sabure, aku traktir.” “Itulah yang dibilangnya, Komachi. Ayo kita pergi.” “Pergi dengan cuma kami berdua” adalah pilihan yang segera kusingkirkan dari awal. Dan karena itu caranya untuk berterima kasih pada kami, kurasa itu wajar bahwa Komachi juga ikut serta karena dia yang melakukan sebagian besar tugasnya. Komachi meletakkan tangannya pada pinggangnya mengetahui niatku dan menghela pasrah. Kedengarannya dia bergugam, “Astaga, apa yang salah dengan sampahnii-chanku?”, tapi aku tidak menghiraukannya. Dia kemudian memalingkan wajahnya ke arah Yuigahama dengan tampang bersalah. “Ahh, Aku senang sekali atas ajakanmu, tapi ini, aku sebenarnya masih di tengah-tengah ujianku. Aku senang sekali untuk menerima ajakanmu, tapi aku sungguh tidak bisa pergi kemanapun sekarang ini …” “Oh oke… Apa boleh buat.” “Yea. Maafkan aku. Oh! Tapi ini! Tapi ini, ada banyak yang ingin kubeli, tapi… Argh, Aku benar-benar tidak ada waktu! Ini yang kuinginkan, tapi sama sekali tidak ada waktu untuk pergi dan membeli itu semua! Apa yang sebaiknya kulakukan, huh? Juga ada banyak sekali, jadi mungkin terlalu sulit bagi Yui-san sendirian, kamu tahu?” Setelah dia mengatakan semua itu dengan nada monoton, dia langsung melirik ke arahku… Menyadari maksud di balik sikapnya, Yuigahama condong ke depan. “Oh! Sungguh! Hikki! Kalau begitu bagaimana kalau kita beli barang Komachi!? Maksudku, aku memang berhutang banyak pada kalian berdua untuk bantuan kalian!” “Ah, ahh… tidak, uh…” Aku mencoba untuk menyelesaikan kata-kataku, tapi Yuigahama terus menatap padaku. “Itu sedikit menguatirkan kalau seorang gadis pergi ke festival kembang api sendirian … Toh, dunia sekarang ini sudah semakin berbahaya… Oh astaga, kalau ada seorang lelaki di sini yang tidak ada kerjaan…” Aku bisa mendengar bisikan Komachi dari belakangku. “U-Um… Maksudku, kalau Hikki sibuk atau ada rencana untuk pergi dengan orang lain, kalau begitu… ti-tidak masalah…” Yuigahama melihat ke arahku sambil salah tingkah. Aku tidak menetapkan jadwal. Yang berarti pada hari festival kembang api tersebut, aku senggang. Belum dibilang, caranya dia memintaku seperti itu membuatnya sulit untuk menolaknya, kalaupun kutolak. Dengan parit dalam dan parit luar diduduki sepenuhnya, ini seperti kampanye musim panas dari Pengepungan Osaka. “…Yah, itu untuk Komachi, jadi telpon saja aku kapanpun kamu mau,” kataku, dan kembali ke ruang tamu. “Oke, aku akan mengirimu pesan nanti!” Sebelum aku menutup pintu, suara bersemangat itu sampai padaku dari belakang.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information