Editing
Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 17
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 3=== Di belakang pasukan Kerajaan Manusia yang dipimpin oleh Integrity Knight Renri adalah gelombang kedua pasukan Amerika. Jauh di utara sana, di sisi selatan lembah yang diciptakan Asuna. Iskahn dan Guild Petarung Tangan Kosong, serta Integrity Knight Sheyta, masih bertempuran dengan pasukan crimson yang berjumlah lebih dari sepuluh ribu. Dan dibagian paling utara dari pertempuran tersebut— Di hutan belantara di sisi lain Gerbang Besar Timur, yang kini penuh dengan tumpahan darah, berdiri sesosok demihuman. Tubuhnya di selimuti armor baja. Mantel berbulu tertiup angin. Dua telinga ramping bergelantung di kedua sisi kepalanya, sedangkan hidungnya mancung ke depan. Dia adalah Pemimpin Orc, Rirupirin. Setelah diberi tugas bersama dengan tiga ratus pasukannya agar berjaga di belakang, ia kini mengunjungi Gerbang Besar Timur seorang diri. Ia tidak membawa satupun pengawal, karena ia tak ingin siapapun melihatnya berlutut. Setelah meraba-raba pasir, Rirupirin akhirnya menemukan apa yang ia cari: sepasang anting perak. Apa yang ia ambil dengan telapak tangannya sendiri adalah objek milik putri knight Renju yang selalu ia pakai, ia mematuhi perintah Kaisar lalu dijadikan tumbal. Anting tersebut adalah satu-satunya yang tersisa dari Renju. Di hutan ini, bahkan armor miliknya tak tersisa, ia tewas bersama dengan tiga ratus pasukan Orc. Dark Art yang digunakan Ium hitam benar-benar menghancurkan tubuh dan equipment mereka, lalu diubah menjadi Energi Kegelapan. Dan Dee Ai Ell, orang yang menyarankan perintah keji tersebut kini telah menghilang bersama Kaisar. Dee, Pemimpin Guild Pengguna Dark Art telah tewas setelah menerima serangan balik milik «Putri Cahaya», kemudian Kaisar mengejar Putri Cahaya ke selatan tanpa memberikan Rirupirin perintah baru. Sisa – sisa tiga ribu pasukan Orc tidak mungkin menahan Pasukan Kerajaan Manusia dan Integrity Knights guna menjaga Gerbang Besar Timur. Keinginan lima ras Tanah Kegelapan untuk menguasai Kerajaan Manusia telah hancur. —Jika seperti itu. Mengapa? Mengapa teman masa kecil Rirupirin, Renju serta tiga ratus pasukan Orc dikorbankan, juga dua ribu pasukan Orc tewas? Apakah kematian mereka ada nilainya? Tidak ada jawaban. Sama sekali tak ada jawaban. Hanya karena penampilan kaum kami, lima ribu penduduk asli Tanah Kegelapan tewas sia-sia. Rirupirin memeluk antiing-anting ke dadanya, lalu ia berlutut ke tanah. Tangisan penuh sedu serta duka yang sangat dalam keluar dari dirinya— ketika ia hendak menangis— Pada saat itu. Sebuah suara terdengar dari arah belakang. Pemimpin Orc berdiri dan membalik kepalanya, lalu melihat seorang wanita menghunuskan busur ke arahnya. Berambut kekuningan dan berkulit putih bersih, mengenakan pakaian berwarna kehijauan dan armor berkilau … bukan seorang dari Tanah Kegelapan, pasti dari Kerajaan Manusia. Tidak terkejut melihat sosoknya, maupun marah karena melihat sosok manusia, hal pertama yang Rirupirin rasakan adalah rasa malu seperti, “jangan tatap aku”. Karena gadis tersebut yang berdiri dihadapannya terlalu cantik. Ia mungkin adalah perempuan Ium Putih pertama yang pernah ia lihat dari jarak dekat, mereka tak berbeda dari wanita Ium Hitam di Tanah kegelapan. Tangan dan kaki-nya terlihat ringkih seolah ia bisa dengan mudah mematahkannya, rambut-nya masih tetap cantik meskipun tertimpa sedikit cahaya matahari, matanya menatap lurus seperti orang bodoh, namun seperti mata crystal emerald. Rirupirin mengutuk dirinya sendiri memikirkan hal tersebut. Pada saat yang sama, ia takut jika mata gadis tersebut terisi tekad bulat. “Jangan… Jangan lihat!! Jangan lihat aku!!” Ia berteriak sambil menutupi wajahnya dengan tangan kirinya, lalu menggenggam gagang pedang dengan tangan kanannya. Sebelum gadis tersebut bisa berteriak, ia akan memotong kepalanya. Ketika ia akan menghunus pedangnya, Rirupirin merasa anting yang ada di telapak tangannya menusuk – nusuk. Sebuah perasaan seolah ia sedang dimarahi oleh Renju sehingga ia menahan gerakannya, kemudian ia terkejut mendengar suara miliknya—. “Err… Selamat siang. Eh, selamat pagi, mungkin?” Menurunkan busurnya, si gadis tersenyum ramah. Tertutupi bayangan telapak tangannya, Rirupirin kaget dan berkedip beberapa kali. Tak ada rasa permusuhan maupun kemarahan dalam mata gadis tersebut, bahkan tak ada rasa takut. Bagi anak – anak Ium Putih, para Orc dari Tanah Kegelapan adalah dongeng horor pemakan manusia. “M… Mengapa?” Kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri, seolah kebingungan menghadapi situasi seperti ini. Seolah ia bukan salah satu dari Sepuluh Bangsawan Tanah Kegelapan. “Mengapa kau tidak lari? Mengapa kau tidak berteriak? Kau malah menyapa, jelaskan?” Si gadis tampak kebingungan. “Mengapa… Karena.” Kemudian, ia memastikan sekeliling dan memandang langit merah di atas sana, ia melanjutkan: “Karena kau juga manusia, benar kan?” Sejenak, Rirupirin tak bisa memahami mengapa perutnya bergetar. Menggenggam ujung pedang miliknya, si pemimpin Orc berteriak: “M… Manusia? Aku? Hal bodoh macam apa itu? Kau jelas bisa melihatnya! Aku ini seorang Orc! Seorang Orc disamakan dengan manusia babi oleh kalian para Ium!!” “Tetapi, kau masih tetap manusia kan.” Mengangkat tangan ke bibirnya, si gadis tersebut seolah seperti orang tua yang mengajari anaknya. “Lihat, kita bisa bisa saling bicara. Terlebih lagi, apa yang kamu ingin tahu?” “Apa… ingin…” Rirupirin tak bisa menjawab lagi. Kata – kata penuh percaya diri yang diucapkan oleh gadis bermata hijau ini terlalu tak normal bagi Pemimpin Orc yang selama ini hidup dengan amarah terhadap manusia. … Jika kamu bisa bicara, kamu berarti manusia? Hanya itukah syarat menjadi seorang “manusia”? Goblin, Ogre, dan Raksasa bisa bicara. Tetapi keempat ras termasuk Orc telah dipanggil “demihumans” sejak dimulainya sejarah Tanah Kegelapan, mereka berempat telah dipandang rendah daripada manusia. Rirupirin hanya bisa bernafas agak tersengal-sengal ketika ia berdiri seperti orang bodoh. Dengan ucapan “Tak usah khawatirkan itu dulu”, si gadis menyapu kekagetannya dan melihat sekeliling lagi. “… Dimana… ini?” <center>***</center> Leafa/Kirigaya Suguha menyadari jika ia telah muncul di tempat yang sangat jauh dari lokasi asli, lalu melihat keatas menuju langit berwarna merah. Setelah mendengar jika mesin STL 6 yang ia gunakan adalah mesin baru yang bahkan belum pernah dikeluarkan dari kardusnya, ia merasa tak nyaman. Suguha tak pernah merasa nyaman menggunakan shinai yang baru dibeli, terlebih lagi, ia tak pernah yakin pada mesin elektronik yang baru dibuka. Karena entah mengapa, ia selalu merasa ada masalah yang akan muncul pada mesin tersebut. Ketika ia log in, seperti Sinon yang masuk menggunakan Mesin STL Prototype 1, lokasi dive miliknya seharusnya ada di dekat Asuna, tetapi karena ia tak bisa melihat Asuna maupun Sinon, sesuatu pastilah terjadi sebelum ia tiba. Tetapi bukan berarti jika tempat yang ia tuju adalah tempat kosong, dihadapannya berdiri seorang manusia berwajah babi— dengan kata lain, seorang «Orc». Berdasarkan warna cursor yang akan aktif seketika setelah dive, Orc ini seharusnya bukanlah musuh yang harus ia hadapi— para pemain VRMMO Amerika, tetapi Orc ini adalah sebuah “Artificial Fluctlight” yang hidup di dalam Underworld, “bottom-up” artificial intelligence seperti yang Yui jelaskan. Setelah mendengar penjelasan Yui mengenai orang-orang Underworld, Leafa berjanji tidak akan menghunuskan pedangnya terhadap mereka hingga saat – saat genting. Sudah jelas kan— bagaimana mungkin ia bisa membunuh “manusia” yang Kakaknya coba lindungi? Jika sebuah Artificial Fluctlight tewas di dunia ini, jiwa mereka akan hancur, tak bisa dihidupkan. Terlebih lagi— Bahkan bagi Leafa, yang sudah akrab dengan grafik kelas atas ALO, kerumitan model Orc, yang juga ada di dalam The Seed Nexus, benar – benar menakjubkan. Gerakan dan hembusan nafas dari hidung kemerahan, texture armor logam yang membalut sosok besarnya dan mantel berbulu, terlebih lagi, dua mata hitamnya serta ekspresi miliknya benar – benar bukti jika sosok ini memiliki jiwa. Ia harus bertanya pada Orc ini, ia malu – malu menjauhkan wajahnya karena suatu alasan, melihat sekelilingnya, ia masih belum mendapatkan jawaban. Memutuskan untuk menyelesaikan masalah yang hadir di depan mata, Leafa mengajukan pertanyaan lainnya. <center>***</center> “Nah… siapa namamu?” Agak mundur, pemimpin Orc kini mengutarakan jawabannya atas pertanyaan kedua yang diajukan si gadis Ium Putih. Mungkin namanya sendiri adalah satu – satunya hal yang tidak ia benci. “Aku… Aku, Rirupirin.” Ia tiba – tiba menyesali telah menjawab. Karena sebelumnya, ketika ia bepergian menuju Ibukota Obsidia untuk pertama kalinya, para Dark Knights dan Pengguna Dark Art tertawa setelah mendengar nama Rirupirin. Tetapi gadis ini tersenyum tulus, tanpa menyembunyikan emosi apapun, lalu mengulangi nama Rirupirin dengan suara jelas: “Rirupirin… Sungguh nama yang bagus. Aku Leafa. Senang berkenalan denganmu.” Kemudian, ia melakukan gerakan membingungkan untuk kesekian kalinya. Ia mengulurkan tangan putih lembutnya ke depan. Berjabat Tangan— tentu saja ia tahu kebiasaan ini. Tindakan ini juga hal yang wajar diantara Orc. Tetapi ia tak pernah mendengar seorang Ium yang mau berjabat tangan dengan seorang Orc. —''Ada yang salah dengan orang ini? Apakah ini jebakan, atau semacam Art? Apakah aku akan terkena Art sebelum bisa menyadarinya? '' Menatap tangan kecil yang terjulur, Rirupirin hanya bisa melongo tanpa bergerak. Si gadis memandang Rirupirin hampir sepuluh detik, kemudian menurunkan tangannya penuh kekecewaan. Melihatnya si gadis seperti itu, ia merasa rasa sakit menusuk hatinya. Jika ia terus berbicara pada si gadis … Tidak, hanya menatapnya saja, ia tak akan tahu apa yang akan terjadi pada otaknya. Rirupirin telah memutuskan jika ia tak ingin membunuh manusia yang ada di hadapannya, tetapi ia harus menemukan solusi lain, ia berbicara: “Kau ini… seorang Penjaga dari Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia kan, bukan, seorang Knight. Aku ingin membawamu sebagai tahanan. Membawamu kepada Kaisar!” Meskipun ia adalah gadis muda, armor yang ia kenakan dan pedang panjang yang ada di pinggang kirinya tak seperti penjaga lain, tak peduli bagaimana ia memandangnya. Desain dan material untuk membuat senjata dan armor tersebut bahkan mungkin lebih tinggi dari bahan – bahan pembuat equipment milik Rirupirin. Si gadis tidak menunjukkan rasa takut atas perkataan Rirupirin, ia seolah berpikir akan sesuatu, lalu ia bertanya: “Kaisar yang kamu bicarakan adalah Dewa Kegelapan Vektor, benar?” “Y… Yeah.” “Oke. Baiklah. Bawa aku ke Kaisar.” Ia mengangguk, mengangkat kedua tangannya untuk diikat. Ini jelas – jelas bukanlah postur tubuh untuk berjabat tangan, tetapi memintanya untuk mengikat kedua tangannya. —''Apa yang sedang ia pikirkan? '' [[Image: Sword Art Online Vol 17 - 107.jpg|thumb]] Rirupirin mengambil ikat pinggang dari pinggangnya, dan agak kasar— tetapi sedikit longgar, ia mengikat pinggang si gadis. Setelah mengikat ujung ikat pinggang, ia ingat jika Kaisar tidak berada di Perkemahan Tanah Kegelapan. Tetapi jika ia berpikir hal – hal rumit, otaknya akan terasa panas. Bahkan jika Kaisar tidak berada di sana, masih ada para Dark Knight dengan ekspresi jijik mereka, atau seseorang seperti Pemimpin Guild Perdagangan, Lengil yang tak tahu harus apa. Beberapa detik setelah ia berbalik, ia mulai berjalan sambil menarik tali dengan lembut. Tiba – tiba, pandangan hitam pekat mengelilinginya. Bau mengerikan tercium di hidungnya. Semuanya menjadi gelap, lalu Rirupirin memandang sekeliling. “Ah…?!” Ucapan terkejut tersebut pastilah berasal dari gadis yang menyebut namanya Leafa. Memutar kepalanya ke sekeliling, Rirupirin melihat sebuah lengan mencuat dari dalam kegelapan kabut dan dengan kasar menjambak rambut Leafa. Kemudian, pemilik tangan tersebut muncul. Wanita ini seharusnya sudah mati— Pemimpin Guild Pengguna Dark Art, Dee Ai Ell berdiri di sana, bibirnya menunjukkan senyum kejam. <center>***</center> ''Mengapa aku tak bisa mengejarnya? '' Bercouli, ketua Integrity Knights merasa semakin depresi. Ketiga naga bersama dirinya telah mengejar selama dua jam lebih. Mereka telah melewati hutan, dimana Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia mendirikan perkemahan, melewati reruntuhan dengan patung – patung besar, lalu menuju daerah selatan Tanah Kegelapan, tetapi jarak antara mereka berdua tidak menunjukkan berkurang. Setelah berhasil menculik Integrity Knight Alice, naga milik Kaisar Vektor masih saja berupa titik hitam kecil di langit sana. Kaisar dan Alice menunggangi satu ekor naga. Sementara Bercouli berganti terus antara Hoshigami, Amayori, dan Takiguri, mencoba untuk meminimalkan kelelahan mereka. Secara teori, ia seharusnya telah berhasil mengejar sekarang ini. Mengapa ia masih belum bisa mengejarnya? Apakah Kaisar bisa dengan bebas mengontrol Life naga miliknya? Tak mungkin. Bahkan Pemimpin Tertinggi Administrator tak bisa mengontrol Life sesuka hati, itu adalah Taboo terbesar. Tentu saja, Kaisar tak akan bisa terbang selamanya. Ia harus mengistirahatkan naga miliknya dua kali sebelum sampai ke «Altar Ujung Dunia» di bagian paling selatan Tanah Kegelapan. Tetapi naga milik Bercouli juga perlu istirahat. Karena kecepatan mereka sama, ia tak akan bisa mempersempit jarak. Tak akan— bisa. Bercouli tak bisa menggunakan Art yang bisa mempersempit jarak seketika. Untuk menembus masalah ini, satu – satunya kesempatan yang bisa ia lakukan adalah— Komandan Knight dengan lembut mengelus pedang tersayang miliknya yang sedang tergantung di pinggang. Sebuah perasaan dingin, namun bisa diandalkan. Hanya dengan sentuhan tersebut, ia bisa merasakan Life pedang-nya masih jauh dari terisi penuh. Armament Full Control Art yang ia gunakan di Gerbang Besar Timur telah memakan banyak Life dari yang ia duga. Teknik yang hendak digunakan Bercouli adalah teknik paling tinggi dari Divine Instrument «Time Piercing Sword», namun akan memerlukan banyak Life. Ia hanya bisa menggunakannya satu kali. Dan tebasannya harus lebih akurat daripada memasukkan sebuah jarum ke targetnya. Bercouli dengan lembut menyentuh leher Takiguri, dan melompat ke punggung Hoshigami. Meskipun ia tidak mengunakan tali kekang, Bercouli memasukkan kesadarannya pada partner yang telah bertarung bersamanya selama bertahun - tahun, lalu dengan teliti mengatur posisi terbangnya. Ia mengincar titik hitam di kejauhan sana. Meskipun ia ingin mengincar Kaisar sendiri, pada jarak sejauh ini ia tak akan bisa melihat sosoknya, jadi lemungkinan gagal terlalu tinggi. Ia harus melihat pergerakannya dan memusatkan tenaga miliknya menuju sayap sang naga. Berdiri tegak, Bercouli perlahan menggerakkan tangan kanan dan menghunus pedang miliknya dari sarung pelindung, Pedang yang digenggam dengan tangan kanannya memunculkan cahaya lemah. Release Recollection Art yang diaktifkan tanpa menggunakan incantation lalu pedang panjang tersebut bergetar. Komandan Khight menatap lurus kedepan, sambil meminta maaf pada naga yang tak bersalah didepan sana. Kemudian, menyipitkan mata birunya— Bercouli, knight paling tua di dunia berteriak. “Time Piercing Sword— Arcane Slash!!” Dengan suara keras, ia mengayunkan pedang ke bawah dengan cepat. Tak terhitung kilatan kebiruan memancar dari arah tebasan, lalu menghilang satu per satu. Jauh di depan sana, sayap kiri naga hitam yang dinaiki Kaisar Vektor terpotong dari pangkalnya. <center>***</center> “Bau ini … Aku bisa menciumnya … Bau manis ini adalah bau Life …” Menjambak rambut si gadis dan mengangkat seluruh tubuhnya ke atas, bibir Dee Ai Ell mengeluarkan suara serak. Rirupirin hanya bisa menatapnya seperti orang bodoh, tak peduli berapa banyak kebencian yang ia berikan, seolah tak sampai padanya. Kulit gelapnya seolah dilumuri minyak sehingga berkilat, sedangkan rambut hitamnya kini acak - acakan. Seluruh tubuhnya tertutupi luka akibat tebasan pedang sehingga memancarkan darah tiada henti. Ketika Dee bergerak, lukanya semakin lebar dan memancarkan lebih banyak darah. Tetapi asap hitam yang menyelimuti-nya segera berkumpul di sekitar luka, mengeluarkan bau mengerikan dan berusaha menghentikan cucuran darah. Sumber asap tersebut adalah kantong kulit kecil yang menggantung di pinggang Dee. Setelah melihat lebih dekat, ketika kantong tersebut terbuka, benda yang mirip serangga secara terus menerus memunculkan kepalanya untuk menciptakan asap tebal. Benda itu pastilah Dark Art yang berfungsi untuk menahan Life yang berkurang. Menatap Rirupirin, yang menutup hidungnya seolah jijik. Dee membentak. “Mangsa yang tepat. Aku memerintahkanmu, babi. Sebagai hadiah, aku akan menunjukkanmu sesuatu yang hebat.” Tepat setelah ia mengatakannya— Dee menurunkan kuku seperti cakar miliknya menuju kerah baju si gadis, yang mana kini semakin menunjukkan ekspresi kesakitan sambil rambutnya dijambak. Tanpa belas kasihan, armor perak dan baju berwarna kehijauan milik Leafa dirobek dan jatuh ke tanah. Kulit putih bersih pada tubuh atasnya kini terbuka, wajah si gadis semakin kesakitan. Memandangnya, Dee menunjukkan kekejamannya dan senyum liar. “Bagaimana? Ini pertama kalinya kau melihat tubuh wanita, kan? Ini mungkin cukup menggoda bagi seekor babi! Tetapi pertunjukannya baru akan dimulai …!!” Kelima jari di tangan kanan Dee mulai menggeliat dan bergerak seolah telah kehilangan tulangnya. Entah bagaimana, jarinya kini telah berubah menjadi cacing licin berkilau. Di ujung jari tersebut, garis seperti mulut mulai membuka lebar, tampak menjijikan. “Tonton ini…!!” Ketika Dee berteriak, kelima jarinya— bukan, lima cacing panjang membentang semakin panjang dan melilit tubuh atas Leafa. Cacing – cacing tersebut tak hanya menghentikan gerakannya; ujung cacing tersebut mengangkat kepalanya— lalu menusuk ke dalam kulit. “AH…!!” Darah menyembur ke segala arah dari gadis bernama Leafa ini, mata hijaunya terbuka lebar. Ia berusaha menarik ulat tersebut menggunakan tangannya, tetapi tubuh atasnya terikat dan pinggangnya terikat oleh sabuk milik Rirupirin. Darah yang mengalir dari lima luka yang diterimanya seolah tampak berhenti, tetapi kenyataanya tidak begitu. Rirupirin sadar jika cacing dari jari – jari milik Dee semakin masuk ke dalam; cacing tersebut menghisap darah Leafa. Si Pengguna Dark Art mengangkat kepalanya dan mulai merapal incantation. '' “System call!! Transfer human unit durability… Right to Self!!” '' Pop, cahaya kebiruan muncul dari luka si gadis. Kemudian, seolah terhubung dengan darahnya sendiri, darah Leafa terhisap menuju cacing milik Dee. Rasa sakit si gadis semakin menjadi – jadi, tubuhnya melengkung ke belakang seolah mau patah. “Ah… Sungguh hebat… sungguh hebat!! Sangat kaya … dan manis!!” Cibiran kejam menusuk ke telinga Rirupirin Seolah tersadar, si ketua Orc berteriak: “Apa… Apa yang kau lakukan!! Gadis ini tahananku!! Aku akan membawanya ke Kaisar!!” “Diam, babi bodoh!!” Dee berteriak secara arogan, matanya haus darah. “Apakah kau lupa jika Kaisar telah memberikan perintah operasi padaku?! Keinginanku adalah keinginan Kaisar!! Perintahku adalah perintah Kaisar!!” Gu. Rirupirin tak bisa berkata - kata. ''Bukankah penyerangan ini telah gagal?'' Ia ingin menjawab. Tetapi Kaisar telah menghilang dari medan peperangan tanpa memberikan perintah baru. Sekarang ini, tak ada seorangpun yang bisa membantah “perintah” dari Dee. Ketika Rirupirin menyaksikan, si gadis hanya berteriak pelan dan pergerakannya mulai melemah. Dengan kata lain, luka – luka milik Dee perlahan mulai menutup satu demi satu. “Uh… Guh…” Menggeramkan giginya sendiri. Bagi Rirupirin, si gadis yang Life-nya perlahan di hisap, seperti sosok Renju yang dikorbankan. Cahaya mulai hilang dari mata si gadis. Kulitnya mulai berubah dari putih menjadi pucat, dan tangannya mulai turun terkulai. Tetapi tentakel di tangan kanan Dee masih menghisap dengan rakus, berusaha menghisap darah milik Leafa sampai habis. Tewas… dia akan tewas. Tahanan aneh ini. Bukan, manusia pertama yang tidak takut maupun menghina dirinya. Seketika— Sebuah kejadian yang tak bisa terpikir, lebih tepatnya sebuah keajaiban terjadi. Mata Rirupirin terbuka semakin lebar. Tanahnya. Tanah kehitaman daerah Tanah Kegelapan dibawah gadis tersebut, mulai bersinar hijau. Apa yang tampak seperti rumput hijau, yang mana tak pernah terlihat kecuali di bagian tertentu Tanah Kegelapan, kini mulai bermunculan dari tanah, dan banyak bunga – bunga berbagai warna mekar ke segala arah. Bau bunga – bunga yang terbawa oleh angin, dan bahkan cahaya merah matahari mulai berubah menjadi hangat. Pemandangan tersebut, penuh dengan Life. Kini berkumpul dan terhisap oleh tubuh si gadis. Kulit pucatnya kini mulai mendapat kembali warnanya, lalu matanya mulai bersinar lagi. Ilusi sesaat tersebut kini menghilang, Rirupirin sadar jika Life si gadis telah pulih kembali. Rasa senang memenuhi hatinya. Tetapi kemudian dirusak oleh teriakan. “Tak mungkin… Life-nya sudah hampir habis … kini penuh lagi!!” Dee memaki, lukanya juga telah pulih. Ia melepas cengkraman pada rambut Leafa dan mengubah kelima jari lainnya menjadi cacing buruk rupa. Terbentuk kini agak besar, kelima tentakel yang baru diciptakan mulai melilit dan menusuk kulit milik Leafa. “… AHH…!!” Tawa milik Dee seolah menyatu dengan teriakan kesakitan si gadis. “AHAHAHAHA!! AH— HAHAHAHAHA!! Milikku! Dia milikku—!!” <center>***</center> —''Aku harus menahannya. '' Menderita akibat rasa sakit yang tak pernah ia rasakan sebelumnya baik di dunia nyata maupun ALO, Leafa hanya bisa mengulangi perkataan tersebut. Sebelum ia dive, ia mendengar penjelasan mengenai kemampuan Super Account 03 «Dewi Tanah, Terraria». Unlimited automatic recovery<ref>kemampuan untuk menyembuhkan diri secara otomatis</ref>. Secara otomatis menghisap energi dari lingkungan di sekitarnya untuk memulihkan durability miliknya sendiri maupun benda hidup atau mati. Berdasarkan penjelasan Higa, batas HP yang dimilikinya, serta kemampuan tersebut, membuat Leafa tak mungkin mati karena kehabisan HP. Itulah mengapa Leafa memutuskan untuk berani ditangkap guna menantang Dewa Kegelapan Vektor, dan mencoba agar tidak menghunus pedangnya pada orang – orang Underworld. Wanita yang menyiksanya sekarang ini adalah penduduk Underworld seperti Rirupirin— sebuah Artificial Fluctlight. Jika ia ditebas menggunakan pedang, jiwanya akan hancur. Tanpa mengetahui mengapa ia bisa terluka dan mengapa ia ingin sembuh, Leafa tak ingin berterung dengannya. Ahh— Tetapi. Mengesampingkan pakaiannya yang telah dirobek, rasa sakit ketika Life miliknya dihisap benar – benar luar biasa. Apakah ini rasanya sakit ketika tubuhmu tak bisa terluka? <center>***</center> “… Hentikan.” Rirupirin tak menyadari jika kata – kata tersebut meluncur dari mulutnya sendiri. Tetapi, kali ini lebih jelas terasa di mulutnya dan tenggorokannya. “Hentikan!” Matanya menyipit, mata milik Dee seolah hendak menerkam. Menahan rasa marah di perutnya, pemimpin Orc melanjutkan: “Bukanlah Life milikmu telah penuh? Kau tak perlu menyedot habis tubuh si Ium Putih!” “… Sekarang apa? Berani memberiku perintah …?” Dee berkata pelan, seolah menekan nada piano. Tiba – tiba, kesepuluh tentakel menggeliat semakin hebat, memaksa masuk semakin dalam, semakin cepat menghisap darah. Kulit Dee kini telah kembali ke warna eksotis miliknya, dan rambutnya kini semakin panjang dan lembut dari sebelumnya. Tak hanya itu, Life yang dihisap secara berlebihan mulai memancar ke udara disekeliling menjadi partikel kebiruan. Namun Dee tak menunjukkan tanda – tanda untuk menghentikan siksaannya pada si gadis, kini Dee mulai mencengkram dari belakang. “Aku sudah bilang, kan. Tahanan ini menjadi milikku sekarang. Tak peduli berapa banyak Life yang aku hisap, tak peduli berapa banyak aku menyiksanya di depanmu, babi, atau bahkan ketika aku ingin membunuhnya sekarang, sudah bukan menjadi urusanmu” Kuku, kukuku, sebuah tawa keluar dari tenggorokannya. “Tetapi, yah, tentu. Kau yang menemukannya, jadi aku harus menunda pembayarannya kan? Kalau begitu… lepas semua pakaianmu.” “Ap… Apa yang kau katakan…” “Sudah sejak lama, melihatmu mengenakan armor dan mantel membuatku mau muntah. Kau ini babi, namun berlagak berpakaian seperti manusia. Jika kau mau bertelanjang, merangkak, dan memohon padaku, mungkin aku akan mengembalikan tahanan manismu ini.” Gu. Tiba – tiba, seberkas cahaya merah memasuki pandangannya. Diiringi dengan rasa sakit seperti di tusuk jarum panas terasa di mata kanannya —''Hanya seekor babi.'' —''Seperti manusia. '' Kata – kata milik Dee bertolak belakang dengan kata – kata Leafa. —''Kau juga manusia, benar kan? '' —''Terlebih lagi, apa yang ingin kamu tahu? '' Ia tak boleh membiarkan Dee membunuh gadis ini. Bukan, ia tak ingin Leafa mati. Karena ini... karena ini. Tangan bergetar milik Rirupirin menyentuh ujung mantel, dan membukanya. Dibalik mantelnya, Rirupirin menggerakkan tangannya ke sabuk yang mengikat seluruh armornya. Tiba – tiba, suara lemah terdengar. “… Jangan.” Kepalanya terangkat, matanya bertemu mata milik Leafa yang sedang menatapnya. Mata emerald miliknya berkedip beberapa kali. “Aku… tak apa. Jadi, jangan … lakukan.” Suaranya terputus – putus. Dee menggigit wajah Leafa. “Jika kau terus mengucapkan hal – hal yang tak perlu, aku akan menggigit wajah cantikmu ini. Kita sedang bermain lho. Hei, apa yang kau tunggu babi. Lepas pakaianmu. Ataukah kau mulai merasa senang melihat tubuh manusia telanjang?” Kyahahahaha, tawanya tak berhenti. Tangan miliknya yang memegang sabuk kini mulai bergetar. Ia tak peduli dengan rasa sakit di mata kanannya. Karena, dibandingkan dengan kemarahan dan penyiksaan yang mengisi hatinya, rasa sakit ini tak ada apa – apanya . “Aku… Aku… Aku…” Tiba – tiba, sesuatu mengalir dari matanya, turun hingga ke pipi. Tetesan yang jatuh di sebelah kiri berwarna bening, sementara yang jatuh di sisi kanan berwarna merah terang. Tangan kanannya mulai melepas dari ikat pinggang— dan bergerak menuju pangkal pedang di pinggang kiri. “Aku seorang manusia!!” Ketika ia berteriak, rasa sakit yang tak pernah dirasakannya menyerang menyerang mata miliknya, lalu meledak. Meskipun setengah buta. Rirupirin bisa menemukan lokasi Dee secara tepat. Tawa sadis miliknya berhenti dan mulutnya terbuka. Dengan sepenuh tenaga, Rirupirin mengayunkan pedang miliknya menuju kaki milik Dee. Tetapi— karena kehilangan sebelah mata, incarannya agak meleset. Ujung pedang miliknya hanya menyerempet betis Dee. Tubuh Rirupirin kehilangan keseimmbangan dan bahu kirinya ambruk ke tanah. Mengangkat kepalanya, ia melihat Dee yang kini mulai murka. “Babi busuk ini … beraninya melukaiku …!” Ia melempar tubuh Leafa ke belakang dan melepas tentakelnya. Dengan deru suara, tentakel tersebut berubah menjadi pedang hitam tajam. “Aku akan mencincangmu, dan menjadikanmu makanan babi hutan!!” Pemimpin Orc menunggu ketika pedang tersebut sampai menebasnya. Thump. Thump. Dua suara terdengar pada saat yang sama. Pergerakan Dee terhenti. Bingung, Rirupirin melihat jika lengan milik Dee terjatuh dan menancap tanah. Ekspresi Dee juga terkejut. Wanita tersebut perlahan menoleh ke belakang, darah bagaikan air terjun mengalir deras dari punggungnya. Sosok Leafa memasuki pandangan Rirupirin. Dibandingkan dengan sosok rampingnya yang tak memiliki otot, pedang panjang terlihat sulit untuk diayunkan ke depan. Meskipun kedua tangannya terikat, Leafa lah yang telah menebas tangan Dee. Dee berbatuk dan berkata: “Seorang manusia … membantu seekor babi, dan menebas manusia lainnya …?” Melihat Pengguna Dark Art memaju mundurkan kepalanya tak percaya, Leafa membalas: “Bukan, aku hanya menebas orang jahat untuk menolong orang baik.” Ia mengangkat pedang panjangnya lalu mengayun. Hya-ka! Si gadis mundur ke belakang. ''Sungguh— ajaib. '' Pergerakannya tidak berlebihan, namun cepat dan teknik miliknya luar biasa. Sekali lagi, Rirupirin menangis— karena terbawa emosi kali ini. Ketika ia memandang Dee., Pengguna Dark Art nomor satu di Tanah Kegepalan dan yang terkuat diantara Sepuluh Bangsawan Penguasa, terpotong menjadi dua.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information