Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Bab 6
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===6-4=== Persis seperti namanya, Yukinoshita Yukino muncul di depanku bagai jelmaan salju. Kulit putih berkilau; kaki panjang dan indahnya mulai dari betisnya yang rupawan sampai ke panggulnya; lingkar pinggang yang mengejutkannya ramping; dadanya yang mungil namun masih menarik perhatian itu. Namun dalam sekejap, dia menyembunyikan pemandangan tersebut di balik kain pareo<ref> Semacam sarung, [https://boutiquemexico.com/wp-content/uploads/2015/10/4-ways-to-tie-your-Sarong-or-Pareo-and-be-unique.jpg Pareo] </ref>. Nyaris saja. Aku hampir mati karena kekurangan oksigen barusan. “Kamu bilang kamu seorang umat Buddha, bukan?” “Oh, iya…” Benar, aku umat Buddha. Maka dari itu, aku tidak akan dikalahkan oleh godaan selevel ini. Jangan meremehkan seorang bhiksu pertapa. Namun, aku heran kenapa Buddha bisa memiliki anak. “Apa ini? Kamu datang juga, Hikigaya?” Seseorang menepuk bahuku. Ketika aku berpaling ke belakang, Hiratsuka-sensei berada di depanku. Miura dan Ebina-san mengikuti di belakangnya. Hiratsuka‐sensei mengenakan bikini putih yang memikat, menampilkan kaki panjangnya serta dada besarnya untuk dilihat oleh dunia. Bersama dengan tangan dan kakinya yang luwes serta pusar eloknya, kalian bisa melihat dia memberikan pesona yang tomboi dan atletis. <!--rough, athletic sort of appeal.--> “Hebat, Hiratsuka‐sensei! Semua orang akan mengira anda berusia sekitaran 30 tahun!” “…Aku memang masih berusia sekitaran 30 tahun<!--I’m still a shining beacon of someone around thirty-->. Tahankan saja, tidak usah mengeluh<!--Suck it up and deal with it-->. Aku cerai-beraikan ususmu<ref> Slogan Tokiko, pemain utama perempuan dari manga Busou Renkin. </ref>!” “Gaaah!” Lututku menekuk saat tinju yang menggetarkan buminya menimpa perutku. Bukan itu arti tahankan saja, tidak usah mengeluh. Selagi aku mengerang kesakitan, Miura and Ebina‐ san berjalan melewatiku. Miura memakai bikini ungu berpendar yang terbuat dari kain lamé<ref> Kain yang ditenun dengan serat metalik, dulu memakai emas atau perak, sekarang sudah beralih ke aluminium atau nilon warna aluminium. [https://en.wikipedia.org/wiki/Lam%C3%A9_(fabric) Lamé]</ref>. Matanya bersinar dan figur tubuhnya hampir sempurna<!--Her eyes were flashing and her figure was close to pitch‐perfect-->, pantas untuk seorang ratu. Itu mungkin membutuhkan usaha yang keras untuk mendapatkan kecantikan yang begitu langka, kurasa. Dia melangkah percaya diri, yang dibangun dengan fondasi kerja kerasnya. Keangkuhannya bahkan meningkatkan pesonanya lebih jauh lagi. Ebina‐san, di sisi lain, malah mengenakan pakaian renang untuk lomba. Pakaian renang biru laut itu, didesain untuk efisiensi, sesuai dengan tubuh langsing Ebina-san dan lengkungan tubuhnya yang agak anggun. Tali bahu yang menyilang pada punggungnya menekankan keindahan belikatnya. Saat dia berpapasan dengan Yukinoshita, Miura melirik ke samping pada dada Yukinoshita. Seluruh wajahnya berseri-seri dan dia tersenyum. “Heh, Aku menang…” Suaranya menyimpan sesuatu yang mirip kegembiraan. Melihat itu, ekspresi Yukinoshita menjadi agak kebingungan. “Hm? Ada apa dengannya?” Yukinoshita kelihatannya sama sekali tidak tahu kenapa Miura tersenyum, tapi aku bisa coba menebaknya. “Oh, ohh. Aku paham sekarang…” Pada saat seperti ini aku mungkin seharusnya menepuk bahunya dan menyemangatinya, tapi, yah, aku merasa agak gugup untuk menyentuh bahu terbukanya. Maksudku, tanganku mungkin akan mulai keringatan. “Yah, tahu tidak, melihat tampilan kakakmu, aku rasa kamu cuma lambat perkembangannya,” kataku. “Nee‐san? Apa hubungannya Nee-san dengan itu?” Yukinoshita mengernyit. Pada saat tersebut, Komachi menyela. “Yukino‐san, tidak apa-apa!” Dia mengacungkan jempolnya. “Itu tidak menentukan nilai seorang wanita – setiap orang ada pesonanya sendiri<!--there's personal element-->! Aku berpihak padamu, Yukino‐san!” “Uh‐huh… terima kasih banyak…” Yukinoshita mengucapkan terima kasih padanya dengan agak malu-malu, meski dia tetap merasa bingung. Tapi setelah dia menenangkan dirinya, dia mulai melafalkan, “Nee‐san, lambat, nilai, pesona…” dengan nada yang pelan, seakan pengulangan tersebut akan memperluas pemikirannya. “…ah.” Boom! Tatapan yang panas berpijar menusukku. Aku berpaling dengan panik. Mama, tolong aku, aku takutǃ Juga, kenapa dia menatap tajam padaku? Miura yang mengatakan ituǃ “Aku harus memberitahumu bahwa ini benar-benar tidak mengangguku sedikitpun, tapi seseorang sebaiknya jangan menentukan menang atau kalahnya seseorang dari penampilan luarnya saja, dan jika kamu bersikeras ingin menilai seseorang dari penampilannya, maka kamu mestinya menilainya secara empat mata dan ikut mempertimbangkan keseluruhan proporsi tubuhnya seperti yang dilakukan sebagian besar orang. Itulah kenapa, ini sama sekali tidak mengangguku, ini hanya masalah siapa pemenang yang sebenarnya disini<!--then you ought to do it tête‐à‐tête and take the entire body balance into account as most people do it.-->,” kata Yukinoshita dengan berapi-api. Rona merah yang tipis muncul pada pipinya, mungkin karena amarahnya. Hiratsuka‐sensei menepuk bahunya. “Yukinoshita, masih belum saatnya untuk menyerah.” Yuigahama ikut berbicara dengan memberikan pujian. “Kamu super cantik, Yukinon, jadi jangan biarkan itu menganggumu!” “Aku yakin aku mengatakan itu tidak mengangguku…” Yukinoshita tetap merasa terasingkan dan tersisihkan bahkan ketika mereka berdua mencoba menghiburnya, tapi dia masih terus melirik dada Hiratsuka-sensei dan Yuigahama. “Aku tidak merasa terganggu,” tuturnya dengan lemah, sambil membuat helaan yang hampir tak terdengar. Ini terlihat dan terasa seperti sebuah pesta mengasihani seorang Yukinoshita Yukino. Dalam usaha untuk membuatnya ceria, gadis-gadis itu memasuki sungai dan mulai mencipratkan air kemana-mana. Sejumlah orang terlambat muncul ke mari. “Yo pak, ayo semangat!” “Oh, Hikitani‐kun, kamu datang.” Aku mendengus. “Ya, aku jadinya kemari.” Hayama dan Tobe mengenakan pakaian renang. Pakaian itu, err, pakaian renang biasa. Tidak banyak yang bisa dilihat di sini, kupikir, baru saja akan berpaling. Kemudian, aku menyadari Totsuka berdiri di belakang mereka berdua. Totsuka muncul di depanku. “Hachiman, kamu tidak ada pakaian renang?” “T‐Totsuka!” Dia benar-benar memukau, dari ibu jari kaki mungilnya, pergelangan kakinya, betis dan pahanya, sampai kulit putihnya. Jaket parker putihnya terlihat sedikit kebesaran baginya. Berkat ukurannya dan warna putih menyilaukannya, itu terlihat seakan dia hanya mengenakan kaus putih saja di balik tubuhnya – seksi sekali. Ketika aku sekilas melihatnya mengepalkan tangan rampingnya di bawah lengan baju tiga per empatnya, jantungku ikut terkepal. Pria dinilai dari pakaiannya<!--The clothes maketh the man-->. Namun pesonanya jauh lebih ditonjolkan oleh apa yang tetap tersembunyi. “Ada apa?” Terkadang, tidak peka itu sebuah kejahatan. Ketika dia memiringkan kepalanya dengan begitu imutnya dalam pakaian tersebut, jantungku berdetak berkali-kali lipat lebih kencang. “Er, jaket itu…” “Oh, ini? Ini karena tubuhku agak lemah. Aku tidak boleh membiarkan tubuhku terlalu dingin,” katanya sambil menarik jaketnya lebih erat pada dadanya. [[File:YahariLoveCom v4-205.jpg|thumbnail|200px]] Oh tidak, Aku tidak bisa tidak melihatnya. “Be-begitu ya… sebaiknya jangan terserang flu saat kamu menikmati waktu senggangmu.” “Yap, terima kasih!” kata Totsuka selagi dia berlari ke arah sungai. Ketika aku melirik ke sekelilingku, semua orang sudah mulai bermain-main dalam air. Gadis-gadis kelihatannya sedang bersenang-senang mencipratkan air ke satu sama lain dan memekik. Mereka juga memegangi semacam balon berbentuk-lumba-lumba yang entah dari mana mereka peroleh. Para lelaki bertekad untuk menangkap ikan dengan tangan kosong – sesuatu yang mungkin kamu lakukan dalam latihan.<!--Lebih detailnya, dalam adegan berlatih dalam manga-manga--> Kalau aku, aku tidak membawa pakaian renang… Aku juga ingin mencipratkan air pada Totsuka… Berbicara soal pakaian renang, aku hanya ada celana renang yang kupakai untuk kelas berenang sewaktu SMP. Aku tidak pernah berencana untuk bepergian saat musim panas, jadi aku tidak membeli pakaian renang lain setelah aku tamat SMP. Tidak seperti aku sedang meratapi penyesalanku. Karena aku tidak ada kerjaan, aku memutuskan untuk berteduh di bawah pohon untuk sekarang. Angin yang sejuk berhembus, seakan dibawa oleh gemercik sungai tersebut. Sinar matahari yang menembus dedaunan pohon terasa nyaman pada kulitku. Biasanya, kamu akan berakhir memainkan jempolmu dalam situasi seperti ini, tapi ketika aku bersama dengan teman sekelasku, semua yang kulakukan dapat menghabiskan waktu.<!--amounted to killing time.--> Pertunjukkan A: Mengamati burung. Sudah cukup lama berbagai burung bercicit dan terbang di sekitar sini, menandakan bahwa tempat ini adalah lokasi terbaik untuk mengamati burung. Ya, burung itu terbang kesana-kemari, tapi karena aku bukanlah pakar burung, aku gagal mengamati burung. Ribut sekali burung sialan itu. Pertunjukkan B: Kelereng. Kamu menyentil kerikil seperti sebuah B-Daman, berusaha untuk menembak targetmu<ref> [https://en.wikipedia.org/wiki/B-Daman B‐Daman] itu mainan penembak kelereng populer yang diproduksi di Jepang </ref>. Pada ronde ketiga jariku mulai sakit jadi aku berhenti. Batunya keras sekali. Ditambah lagi, mentalku tidak cukup keras untuk bermain bergiliran dengan diriku sendiri. Pertunjukkan C: Mengamati serangga. Aku heran kenapa semut itu begitu hitam dan begitu besar di musim panas. Aku mendapat perasaan semut itu jauh lebih kuat dibanding semut di musim lain. Apa mereka lagi musimnya atau semacamnya? Yah, tapi semut itu rasanya jijik. Sumberː diriku. Aku heran, kenapa diri SD-ku memakan semut dan peralatan seni lukis? Nak, itu kelereng yang kau pegangǃ Dan itu semutǃ Er, kamu juga tidak seharusnya memakan kelereng. Namun, anak SD itu makhluk yang kejam. Bagi mereka, “bermain-main dengan semut” itu sama dengan “injak semutnya ATAU tenggelamkan sarangnya ATAU bakar semutnya dengan kaca pembesar”. Oh, dan “bermain dengan kutu kayu” itu sama dengan “buat mereka mengerut dan pakai kutu itu untuk senapan mainanmu ATAU ubah mereka jadi putih dengan kembang api”. Itulah kenapa, yah, tidak peduli apapun yang kamu lakukan, kamu akhirnya akan menjadi ancaman bagi seluruh makhluk hidup.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information