Editing
Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 17
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 4=== Gabriel Miller melihat secara jelas ketika si naga hitam mengepakkan satu sayapnya, mendarat pelan, lalu meraung. Ketika matanya berpaling, semua hal yang berhubungan dengan keberadaan sang naga yang ada di pikiran dan ingatannya lenyap. Ia memandang sekitar tanpa mengubah ekspresi wajahnya. Lokasi ia jatuh adalah sebuah daerah dengan banyak pilar batu. Pilar yang ia pijak di bagian tengah memiliki tinggi 100 yards dan lebar 30 yards. Melompat turun bukanlah hal yang bijak. Ia masih belum akrab dengan Art yang mengatur elemen di dunia ini, juga ia tak bisa meninggalkan Putri Cahaya Alice di kakinya. Jika ia memiliki tali, jangkar, atau tangga tali, Gabriel bisa dengan mudah turun ke bawah dari ketinggian ini. Tetapi tak perlu melakukannya saat ini, karena musuh yang entah bagaimana berhasil menumbangkannya kini telah mendekat dari arah utara bersama dengan tiga ekor naga. Ia harus mengurus musuh ini, mengambil alih kendali AI si naga, lalu terbang ke selatan. Gabriel mengangkat wajahnya dan menatap ke atas. Matahari virtual yang mengambang di langit merah telah mencapai titik puncak. Tak banyak waktu tersisa ketika Critter mengatur ulang waktu akselarasi. Bisakah Pemain Amerika yang berjumlah 50,000 menyapu habis Pasukan Kerajaan Manusia sebelum dipaksa log out karena percepatan akselerasi? Dengan jumlah 1,000 orang tersisa, Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia tak akan bisa bertahan. Yang membuat ia ragu adalah para Integrity Knights yang telah berhasil menyapu pasukannya satu persatu. Tetapi salah satu diantaranya, Alice, telah berhasil ia culik, maka pengejarnya pastilah salah satu Knight juga, hanya ada satu dua orang Knight yang tersisa di medan peperangan utara sana. Segera Gabriel memutuskan keinginannya, ia kini berbalik pada Integrity Knight Alice yang sedang pingsan di bawahnya. ''Sungguh sangat—cantik. '' ''Begitu cantik hingga kesenangan yang ada dalam dirinya tak bisa berhenti. '' Gabriel sedikit bingung: haruskah ia melepas senjata dan armor miliknya sebelum memborgolnya? Itu adalah pilihan paling masuk akal, tetapi musuh sedang mendekat dan tampaknya akan agak sulit dilakukan. Ia harus menunnggu waktu akselerasi dan mengulur waktu. Bahkan ketika ia akan melonggarkan armor milik Alice, Gabriel harus melakukannya dengan lembut, dan serius. “… Tidur nyenyak sekarang, Alice… Alicia.” Berbisik lembut pada Alice, Gabriel berjalan ke tengah pilar bundar menunggu musuh. Baik itu Gabriel Miller yang sedang menggunakan Super Account 04 «Dewa Kegelapan Vektor», maupun Critter yang berhasil mencurinya, keduanya tidak mengetahui fakta ini: Alice si Knight terkuat telah jatuh pingsan selama beberapa jam hanya dengan dicengkeram naga, itu karena kemampuan Vektor itu sendiri. Empat Super Accounts di Underworld diciptakan guna melakukan perintah langsung— penciptaan keajaiban— di dunia ini dan lingkungan sekitar. Stacia, yang bisa mengubah dataran. Solus, yang bisa menghancurkan apapun. Terraria, yang bisa menyembuhkan durability. Dan Vektor, yang bisa mengatur pikiran Artificial Fluctlights itu sendiri. Secara khusus, ia juga bisa mengedit ingatan lingkungan— data Vektor dalam Fluctlights dan memindahkannya ke suatu tempat yang jauh, ataupun menciptakan bangunan baru. Karena tindakan tersebut agak berbeda dengan ketiga Dewi yang lain namun memiliki konsep yang sama, cukup sulit baginya menjadi subjek untuk disembah oleh penduduk. Terlebih lagi, Vector tak hanya memiliki Prioritas equipment dan Life paling tinggi, ia juga memiliki kemampuan pelindung terhebat “Kemampuan tak bisa dijadikan target Art”. “Anak Hilang Vektor”, adalah salah satu dongeng yang diwariskan dalam Underworld, cerita tersebut diwariskan berdasarkan salah satu perintah operasi pada penduduk setemmpat. Kombinasi kekuatan Dewa Kegelapan Vektor dan imajinasi unik milik Gabriel Miller, ataupun Incarnation yang bisa menimbulkan efek berlipat ganda yang bahkan tak bisa diprediksi oleh teknisi «RATH». Ia bisa menghisap kesadaran seseorang tanpa menggunakan Art. Fluctlight milik Alice juga berhasil ditaklukkan dan dipaksa untuk tertidur. Kombinasi kekuatan Vektor serta Gabriel telah sukses menghancurkan serangan maut milik Jendral Kegelapan Shasta sebelumnya. Dan sekarang ini, rival Shasta— Integrity Knight Bercouli akan mengalami jejak yang sama. <center>***</center> Bercouli melihat naga Kaisar Vektor telah jatuh ke batu pilar besar sehingga ia tak bisa lari. Ia manahan kelelahan hebat karena menggunakan teknik paling tinggi miliknya. “Bagus… Tolong terbang sedikit lagi, Hoshigami, Amayori, Takiguri!!” Saat ia menyelesaikan kalimatnya, ketiga naga dengan sekuat tenaga mengepakkan sayap mereka. Selama musuh tetap berada disana bahkan jarak sepuluh kilol akan bisa dikejar dengan singkat. Sesaat sebelum memasuki pertempuran, Bercouli mulai merenungkan. Ingatannya mulai mengingat mimpi tadi pagi. — Apakah kau pernah merasakan tanda-tanda kematian? Pemimpin Tertinggi Administrator bertanya dalam mimpinya, dan bagi Bercouli yang mengenalnya selama ratusan tahun, ia tetap menjadi sosok yang tak bisa dikalahkan sampai akhir. Setelah ia dilepaskan dari Deep Freeze dan diberitahu Alice mengenai kematian Pemimpin Tertinggi, ia merasakan kekagetan dan sedikit lega: Terima kasih atas hasil kerjamu selama ini. Kematian Pemimpin Tetua Chudelkin membuatnya lebih kaget. Karena hal tersebut, ia tak pernah menanyakan secara jelas mengenai kematian Administrator kepada Alice , juga situasi yang dialami oleh Alice. Tentu saja, di sisi lain ia terlalu sibuk melatih Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia, dan di sisi lainnya ia tak ingin mau tahu— mengenai sifat keras kepala dan hasrat milik wanita bermata dan berambut perak tersebut ketika melakukan dosa paling besar tentang eksperimen – eksperimen anehnya. Administrator selalu lesu, tak konsisten, dan berubah – ubah pada Bercouli. Meskipun ia selalu mematuhinya, Bercouli tidak memujanya seperti yang Chudelkin lakukan. Tetapi— Ia juga tidak benci mematuhi perintahnya. Benar … Percayakan padaku kali ini. Knight paling tua berguman, dan membuka matanya. Ia bisa melihat dengan jelas sosok Alice yang berbaring di batu mengenakan armor emas miliknya, dan sosok Kaisar Vektor berdiri diam dihadapannya. “Baiklah… kalian bertiga berjaga saja di udara! Jika aku tewas, mundur ke utara dan bergabung dengan pasukan lain!” Mengisyaratkan dengan lembut pada ketiga naga, Bercouli terjun dari punggung Hoshigami. <center>***</center> Sinon meninggalkan jejak udara bagaikan meteor jatuh, ke 700 orang Pasukan Penjaga dengan susah payah kini menuju arah selatan. Mereka mulai kewalahan menangani pasukan crimson di belakang mereka. Tetapi baik Penjaga maupun kuda – kuda tak akan bisa berlari terus seperti ini. Asuna berdiri di atas atap kereta Kirito, Tieze, dan Ronye, berdoa sambil menatap arah selatan. Setelah sekitar dua puluh menit penjelasan Sinon, pemandangan reruntuhan kastil raksasa mulai tampak. Tak ada tanda – tanda manusia, demihumans, maupun binatang raksasa lainnya. Hanya ada bebatuan yang diam di tanah. Di depan jalan lurus ini ada dua kuil datar. Tingginya sekitar 20 mel, dan lebarnya 300 mel. Kuil ini mungkin bisa dijadikan garis pertahanan agar musuh tidak mengepung mereka. Diantara kedua kuil tersebut, jalanan masih berlanjut ke arah selatan. Pemandangan ini memberikan kesan seperti roti lapis, karena selain ada di tengah – tengah, juga ada patung besar di kedua sisi. Itu bukanlah patung Budha, juga bukan patung khas negeri barat. Sejujurnya, patung tersebut seperti sosok persegi yang ada di reruntuhan Amerika Selatan. Semuanya dipahat dengan mata bulat dan mulut besar, dan tangan mereka disilangkan di depan dada. ''Apakah patung tersebut di desain oleh teknisi RATH ketika Underworld diciptakan? Ataukah diciptakan secara otomatis menggunakan paket program The Seed? '' ''Ataukah patung tersebut— dipahat dari gunung batu oleh penduduk Tanah Kegelapan …? Seperti tanda makam bagi yang telah tewas …?'' Asuna menarik nafas, menyingkirkan pikiran – pikiran tersebut. Ia berteriak pada Knight Renri yang sedang memimpin pasukan sambil menunggang naga: “Ayo kita serang musuh di dekat jalan sana” Jawaban “Mengerti!” terdengar. Beberapa menit kemudian, Penjaga mulai membentuk formasi diantara kedua kuil. Patung seperti Mammoth ada di kedua sisi, seolah menatap mereka. Tapal kuda dan sepatu penjaga bergetar mengisi jalanan kering ini. Renri memando mereka, suaranya memotong udara dingin: “Baiklah. Penjaga, bagi posisi! Biarkan kereta barang dan tim persediaan lewat!” Para Penjaga kini terbagi menjadi dua, kemudian delapan kereta barang melewati mereka, diikuti dengan tim persediaan yang kebanyakan para Astetic. Setelah sampai di bagian belakang, mereka berhenti. Angin kencang bertiup dari pintu masuk raksasa di jalan sana, rambut Asuna tertiup. Sungguh senyap. Pemain Amerika yang mengejar mereka mulai kelihatan, debu – debu beserta getaran mulai terasa. Asuna melompat dari kereta barang, dan berkata pada gadis – gadis yang menonjolkan kepala mereka ke atas atap: “Ini pertempuran terakhir. Aku akan menyerahkan Kirito-kun pada kalian.” “Ya! Serahkan pada kami, Asuna-sama!” “Kami akan melindunginya!” “—Bahkan jika harus bertaruh nyawa.” Ketika Tieze, Ronye dan Sortiliena meletakkan tinju ke depan dada mereka, Asuna melakukan hal yang sama dan tersenyum lelah. “Istirahatlah. Aku tak akan membiarkan musuh sampai ke tempat ini.” Kata – kata tersebut seperti sebuah janji pada dirinya sendiri. Asuna melambaikan tangan dan berbalik arah dengan segala keputusan. Renri kini masih ada di depan pasukan penjaga, mengatur mereka. Jalanan ini luasnya sekitar 20 mel. Meskipun cukup sempit untuk dijaga, menjaga jalan ini sambil formasi saling bergantian mungkin saja. Hal paling penting adalah mencegah angka kematian sebesar mungkin ketika melawan 10,000 musuh lebih, karena regu Ascetic juga melakukan penyembuhan dari belakang. Untungnya, diantara pasukan crimson tak ada pengguna Art. Meskipun sepertinya para pemain tersebut tak menemukan cara untuk mengaktifkan system command yang cukup rumit di Underworld dalam waktu singkat, situasi ini sepertinya sebuah keajaiban. Jika situasi ini mungkin berubah— ''Aku akan membunuh seluruh pasukan seorang diri. '' Asuna mengambil nafas dalam – dalam dan berkonsentrasi. Memikirkan jumalah Life milik Stacia dan Prioritas equipment miliknya, ia tak akan kalah karena kerusakan berdasarkan angka. Masalahnya adalah apakah ia mampu menahan rasa sakit. Ketika ia menerima luka di jantung, tubuh virtualnya ini akan terluka, dan bahkan jika ia memaksa, ia mungkin akan jatuh dalam kondisi dimana ia tak akan bisa menggenggam pedang. Asuna memejamkan mata, memikirkan Kirito yang masih terluka. Ia membayangkan luka dan duka yang ia alami. Ketika Asuna sudah ada di garis depan, rasa takut lenyap dari dirinya. Pertempuran besar ini adalah yang terakhir, diterangi cahaya matahari siang hari. Sekitar duapuluh pemain Amerika yang mengenakan armor berat kini maju ke reruntuhan, mencari darah dan teriakan yang dijanjikan pengumuman dalam website. Namun apa yang menunggu mereka bukanlah NPC yang didesain untuk hiburan semata, tetapi para pejuang yang berkeinginan untuk menyelamatkan dunia dan menolong teman mereka si Integrity Knight emas. Meskipun terluka parah, pedang mereka masih memancarkan cahaya keingianan untuk menahan senjata musuh dan menghancurkan armor musuh. Sesosok manusia menatap ke bawah dari ketinggian, diatas pasukan crimson yang telah dihancurkan. Mengenakan pakaian yang tidak memantulkan cahaya armor, seperti jaket sepeda motor besar. Jaket tersebut ditutupi dengan paku – paku keperakan. Senjata yang ia gunakan hanyalah pisau pemotong daging besar yang menggantung di pinggang kirinya. Wajahnya tertutup. Tubuhnya dibungkus pakaian kulit hitam seperti jas hujan, hingga menutupi ke mulutnya. Bibirnya tersenyum kejam. Dia adalah Vassago Casals. Setelah dive sekali lagi ke dalam Underworld dan berhasil menghindari serangan laser milik Sinon, ia kini menyamar diantara pasukan Amerika yang mengejar Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia. Akan tetapi, ia tidak ikut dalam serangan awal, malahan ia memanjat dinding kuil bagian timur, dari atas kepala sebuah patung ia bisa mengamati jalannya peperangan, ia mumutuskan untuk menikmati hiburan menarik ini. “Kekek, bajingan itu selalu terburu – buru seperti biasanya ketika marah. Ia membunuh banyak orang.” Ia berguman dengan tawa kesenangan. Persis seperti dalam ingatan masa lalu Vassago, gadis berarmor mutiara dengan rambut coklat— Asuna «The Flash» kini mulai mengangkat gagang rapier miliknya yang mulai bercahaya. '''Dahulu''', Vassago juga dalam posisi yang sama, menonton pertempuran Asuna dari kejauhan. Ia telah bersumpah pada dirinya sendiri: ''Aku akan menghabisimu sebelum dunia ini berakhir. '' Bersama dengan seorang swordsman berpakaian hitam yang juga bertarung lebih ganas di sampingnya. <center>***</center> Ketika ia meloncat dari punggung naga, Bercouli masih berada sekitar dua ratus mel diatas tanah. Jika ia meloncat langsung seperti itu, ia tak akan bisa menahan benturan yang akan terjadi. Tetapi ia seolah menuruni sebuah tangga tak kasat mata, Komandan Knight turun dengan gerakan melingkar. Setiap langkah yang ia jejaki, sebenarnya ia menciptakan Wind Element dibawah kakinya sebagai batu loncatan, dengan begitu ia bisa mengurangi daya benturan. Mengontrol Element dengan kedua kakinya sebenarnya adalah teknik milik Pemimpin Tetua Chudelkin yang ia curi beberapa puluh tahun lalu. Menggenggam gagang pedangnya, knight paling tua ini semakin mendekat, menuju titik buta Kaisar Vektor. Vektor berdiri di tengah pilar tepat dibawahnya. —''Bunuh dia dengan sekali tebas. '' Adalah hasrat membunuh milik Integrity Knight Bercouli yang ditunjukkan semenjak ia membunuh Jendral Kegelapan dua generasi sebelumnya – sekitar seratus lima puluh tahun lalu. Dalam tahun – tahun setelahnya, ia tak pernah memiliki musuh yang mampu menarik hasrat tersebut. Bahkan ketika ia bertarung dengan bocah Eugeo yang menerobos Katherdal Pusat seorang diri, Bercouli telah bertarung serius, namun tidak menunjukkan hasrat membunuh. Tetapi, jika ia melihat saat ini, bahkan melawan Jendral Kegelapan Shasta, ia tak pernah menunjukkan emosi negatif seperti marah maupun benci. Dengan kata lain, ini adalah pertama kalinya Bercouli menunjukkan kegarangannya setelah sekian lama. Setiap tubuh dirinya benar – benar terbakar. Terlebih lagi bukan saja karena telah menculik Alice. Musuh ini datang dari dunia luar yang disebut Dunia Nyata, orang ini telah memaksa orang – orang Tanah Kegelapan menuju medan peperangan ketika mereka telah menerima masa kedamaian, juga ia mengirim puluhan ribu penduduknya mati sia – sia, benar – benar tindakan yang tak patut dipuji. —''Kaisar Vektor, aku tak tahu alasan apa yang memotivasimu. '' ''Tetapi jika orang – orang dari Dunia Nyata seburuk dirimu. Aku jadi mengerti begitu melihat ekspresi nona Asuna. '' ''Itu berarti, satu – satunya kejahatan yang tak bisa diampuni adalah dirimu. '' ''Jika begitu, aku akan membinasakanmu. '' ''Aku akan menebus nyawa Jendral Kegelapan Shasta, Integrity Knight Eldrie, dan nyawa orang – orang yang telah gugur dalam peperangan ini. '' ''Nah rasakan … serangan ini!! '' “Ze… AHH!” Melompat sepuluh mel dari udara, Komandan Knight mengayunkan pedangnya sekuat tenaga kebawah menuju kepala Kaisar Vektor yang tak terlindung. Udara berdesis, menimbulkan cahaya putih. Cahaya tersebut menyilaukan pandangan, bahkan menelan warna sekeliling. Tak perlu ditanya, serangan ini adalah teknik pedang paling kuat dalam sejarah Underworld. Prioritas serangannya bahkan mampu menulis kembali mnemonic data dalam Main Visualizer. Dengan kata lain, segala hal yang ada dalam jangkauan serangan ini, berapapun nilai statusnya tak ada artinya. Bahkan bagi Super Account 04— Life tak terbatas milik Kaisar Vektor akan hancur jika terkena serangan ini. Jika terkena serangan ini, begitulah. Bahkan jika meteor hendak menghantam kepalanya, wajah Vektor masih tak beremosi. Kecepatan serangan ini sangatlah cepat bahkan seseorang tak akan bisa melihatnya. Serangan tersebut datang tiba - tiba; tak peduli berapa cepat reaksimu, mereka tak akan mampu menghindar. Tetapi dalam sekejap, tubuh Vector yang terbungkus armor crystalline hitam, dengan tanpa suara bisa bergeser. Untuk menghindari serangan ini, bergeser sedikit saja bisa menghindar. Pedang milik Bercouli hanya menggores mantel merah yang berkibar di udara. Seketika menyentuh pedang tersebut, mantel tersebut berubah menjadi debu. Zugaaaaang!! Dengan bunyi nyaring, bekas goresan terukir ke pilar batu tersebut. Seluruh pilar tersebut berguncang, pecahan – pecahannya berjatuhan ke bawah. —''Ia menghindarinya?'' Menatap seperti orang bodoh, Bercouli tidak berhenti melancarkan serangan lanjut. Melalui pengalaman bertahun – tahun, ia telah mempelajari untuk tidak berhenti dalam kondisi yang tak terduga. Ia mengambil langkah lagi, menerjang ke sisi Kaisar. Lalu, ia menebas serangan horizontal. Sekitar setengah detik berlalu sejak serangan pertama yang gagal. Namun, Vektor bisa menghindar serangan ini. Tubuhnya seperti asap hitam yang tertiup angin, sulit dicapai tanpa persiapan. Ujung pedang miliknya menggores permukaan armor, percikan bunga api tercipta. Akan tetapi. Kali ini, Bercouli yakin akan kemenangannya. Serangan terkuat miliknya telah gagal, namun kekuatannya tidak menghilang. Armament Full Control Art milik pedang «Time Piercing Sword • Empty Slash»— sebuah kemampuan untuk ‘menebas masa depan’ telah diaktifkan. Serangan ini adalah teknik yang akan meninggalkan tebasan pada siapapun yang berada pada arah tebasan, membunuh siapa saja yang menyentuh langsung pedang tersebut; teknik ini membuat Eugeo kesulitan waktu berada dalam Katherdal. Punggung Kaisar condong ke depan dimana tiga tebasan tak terdeteksi. Serangan pertama mengenai rambut perak miliknya. Mahkota di atas kepalanya hancur dengan bunyi khas logam. Tangan Vektor terangkat ke atas seolah meminta ampun. Bercouli bisa merasakannya, seketika, tubuh miliknya pasti akan putus menjadi dua. ''Slap.'' Sebuah bunyi terdengar. Sumbernya adalah— tangan milik Kaisar yang mengepal diatas kepala belakang miliknya. —''Ia menghentikan «Empty Slash» dengan tangan kosong? Tanpa menoleh? '' ''Tak mungkin. '' Meskipun teknik rahasia untuk menahan tebasan pedang dengan kedua tangan telah diturunkan secara bergenerasi pada Petarung Tangan Kosong di Tanah Kegelapan, teknik tersebut bisa dilakukan jika tanganmu sekeras baja. Terlebih lagi, bahkan Pemimpin Petarung Tangan Kosong tak mungkin menahan serangan tak kelihatan dengan tangan kosong. Pikiran ini terlintas sejenak, setelahnya, Bercouli akhirnya berhenti. Terlebih lagi, ia hanya bisa menatap apa yang terjadi setelahnya. Tebasan yang tertinggal di udara dihisap oleh tangan Kaisar. Pada saat yang sama, mata biru Kaisar menjadi warna hitam pekat. Di bagian terdalam kegelapan tersebut, banyak cahaya bisa terlihat— apakah itu, bintang - bintang…? Bukan. Itu Jiwa. Jiwa – jiwa yang telah ia hisap dan dikurung ada disana. Jiwa Jendral Kegelapan Shasta dan pendamping perempuannya kemungkinan juga ada disana … “… Bangsat, kau bisa menghisap Incarnation milik orang lain?” Pada gumaman Bercouli, Vector perlahan menurunkan tangannya yang kini telah menelan tebasan seluruhnya, lalu berkata pelan. “Shin’i?13 … Aku paham, pikiran dan jiwa.” Suaranya membuat tulang bergetar; seolah bisa menelan apapun. Dan sumber suara tersebut adalah bibir kecil yang kini sedang tersenyum. “Pikiranmu seperti anggur tua yang nikmat. Kental dan kaya rasa … dengan rasa yang berat di awal. Meskipun bukan kesukaanku … pikiranmu cukup nikmat disajikan sebelum aku menikmati main course.” Tangan pucat Kaisar kini menggenggam ujung pedang panjang yang ada di pinggangnya. Pedang tipis yang perlahan ia tarik dari sarung pedangnya berwarna violet. Mengayunkan pelan ke bawah, Kaisar Vektor tersenyum sekali lagi. “Nah, ijinkan aku menikmati lebih banyak.” <center>***</center> Akhirnya pedang besar berhasil menggores lengan kiri Asuna. Rasa sakit terasa, seperti luka yang tersiram air panas. —Ini bukan apa – apa! Ia berpikir cepat, luka kecil di lengannya seketika langsung menghilang. Kemudian, dengan kilatan terang, pedang miliknya berhasil menusuk dada penyerang sebanyak empat kali. Wajah si pria menyusut kemudian tertunduk ke tanah. Asuna telah lupa berapa banyak yang telah ia bunuh. Pada saat yang sama, ia juga tak menghitung berapa banyak waktu yang telah berlalu sejak dimulainya pertempuran di reruntuhan ini. Ia hanya yakin jika jumlah pasukan crimson yang menerjang terus menerus masih sangat banyak. —''Hmph,tebasan rapier seperti ini tak akan cukup. Di Aincrad Lama, pertempuran melawan boss selama tiga atau empat jam adalah hal yang wajar. '' Asuna menyemangati dirinya, melewati tubuh – tubuh tak bernyawa para penjaga, lalu menghadapi musuh baru yang menggunakan kapak perang. Keseimbangan musuh goyah karena serangannya; Asuna langsung menyerang jantung sambil tengok kanan kiri. Lokasi Asuna bertempur sekarang ini adalah di tengah – tengah jalanan, di sisi kanannya, Integrity Knight Renri masih terus melempar dua pisau lempar dengan tenaga dan akurasi yang konstan. Ia tampak baik – baik saja. Masalahnya ada di sisi kiri yang dipimpin oleh Sortiliena, Penjaga yang ditempatkan disana, sangat jelas terlihat jika garis depan miliknya mulai terdorong ke belakang. “Sayap Kiri, saling berganti antar penjaga bisakah lebih cepat! Fokuskan Art Penyembuh ke sisi tersebut” “Asuna-sama, aku masih bisa bertarung!” Seseorang yang merespon adalah Sortiliena di garis paling depan, ia mengatifkan teknik pedang dua tangan, «Cyclone». Pedang panjang miliknya berputar cepat dengan cahaya hijau dan menghempaskan tiga orang musuh, tetapi Liena terjatuh setelahnya. Menilai dari percakapan mereka tadi malam, para swordsmen dalam kelas bangsawan biasanya berfokus pada pertempuran satu lawan satu, jadi pertempuran panjang dengan banyak musuh seperti ini benar – benar tak adil. Meskipun teknik pedang Liena cukup mematikan, bagi Asuna yang baru saja tiba di dunia ini kemarin, teknik tersebut terlalu kaku. Liena terlalu banyak menggunakan serangan sebelum serangan utama, sehingga senjata musuh pasti akan menggores tubuhnya sebelum teknik miliknya mencapai klimaks. Armor miliknya telah penuh bekas goresan, jejak darah ada diseluruh seragam Penjaga yang dikenakannya. “Mundur dan istirahat dulu, Liena-san! Percaya pada teman - temanmu!” Pada perintah Asuna, Liena menggigit bibir dan mengangguk lalu mundur sambil berkata “Aku akan segera kembali!” posisi miliknya langsung digantikan Komandan Penjaga, tetapi wajahnya cukup kelelahan. Selain kelelahan yang dialami sayap kiri, ada hal lain yang mengganjal hati Asuna. Pasukan crimson yang sedang mereka lawan bukanlah monster humanoid yang dikendalikan algoritma, tetapi pemain veteran asal Amerika, tempat lahirnya MMORPGs. Mereka yang telah lama akrab dengan pertarungan akan langsung sadar jika penyerbuan sederhana tak akan efektif, seharusnya mereka memikirkan strategi lain. Apa yang akan dirinya lakukan jika situasinya terbalik? Asuna mengayunkan Rapier miliknya semakin cepat. Seharusnya, ia akan melakukan serangan jarak jauh dari samping. Tetapi tak ada pengguna Art diantara musuh, dan jikapun ada, mereka tak akan langsung paham mengenai bahasa Art dalam Underworld yang begitu rumit dalam waktu singkat. Selain Art, ada juga pemanah. Untungnya, hanya ada pemanah di Pasukan Penjaga, musuh tak bisa menggunakan akun pemanah. Usaha terakhir mereka adalah mengayunkan senjata dengan kedua tangannya, tetapi tindakan itu pasti membuat mereka tak cukup cepat, karena jika senjata mereka terlempar, mereka tak akan bisa ikut dalam peperangan ini setelahnya. Sepertinya musuh tak memiliki banyak pilihan. Lalu, ia semakin yakin bisa mengalahkan sepuluh ribu pasukan musuh. Tepat setelah Asuna memikirkan hal tersebut— Pintu masuk kuil dikelilingi kegelapan. Cahaya matahari terblokir oleh perisai besar di garis depan musuh juga tombak – tombak yang diacungkan kedepan. —''Pengguna Tombak! '' “Ber… Bersiaplah menahan serangan!! Berusahalah untuk bisa meghindari ujung tombak!! Dekati musuh agar bisa menyerang mereka!” Tepat setelah Asuna berteriak, dengan suara dentingan logam, tombak – tombak besar melaju lurus ke depan secara bersamaan. ““”Assaaaaaaaaaault!!””” Sebaris penuh 20 pengguna tombak berteriak lalu mulai melaju. Para Penjaga mulai tertekan oleh serangan ini. Kumohon, tolong tenanglah, Asuna berdoa dalam diam sambil memandang pengguna tombak yang melaju langsung ke arah mereka. Pengguna tombak melaju lurus ke arah mereka. Tunggulah sampai saatnya dan — Cling! Cahaya kekuningan bersinar dari ujung rapiernya dan ditujukan pada pengguna tombak. “… Haaah!!” Sambil berteriak, ia menancapkan rapier miliknya ke armor musuh, melihat ke depan, ia melihat jika rapier miliknya menusuk tenggorokan musuh. Dengan daya dorongan, darah menyembur ke seluruh pelindung kepala miliknya. Teriakan yang terdengar bukan saja dari musuh, tetapi dari para Penjaga. Beberapa penjaga yang berada di sayap kiri tak berhasil menahan pengguna tombak, mereka tertusuk - tusuk. “Gh……….!!” Mengeraskan giginya, Asuna meninggalkan posisinya dan berlari ke kiri. Dengan tebasan «Linear», ia menusuk pasukan crimson yang menarik tombaknya dari penjaga yang telah tewas. Mau menggenggam pedang berlumuran darahnya lagi, Asuna memotong kedua tangannya dan melancarkan dua tusukan, «Parallel Sting». Asuna berhasil menghindar tusukan tombak ketiga dengan melompat ke atas. Mendarat di tombak, ia berlari ke bahu musuh, mencopot helm miliknya dan menusukkan rapier ke leher musuh. Musuh terjatuh sambil berteriak. Kini mundur, Asuna berteriak: “Bawa yang terluka ke bagian belakang! Sembuhkan mereka!!” Menilai sekeliling sekali lagi, tampaknya Knight Renri dan para Penjaga mengalami kesulitan menghadapi pengguna tombak, enam orang Penjaga telah mengalami luka parah karena tertusuk tombak. Tiga diantaranya sepertinya tak bisa ditolong. —''Jika musuh mengulangi strategi ini, pasukan Pertahan Kerajaan Manusia tak akan mampu menahan kondisi ini karena kalah jumlah.'' Ketakutannya menjadi kenyataan. 20 orang pengguna tombak selanjutnya siap untuk menerjang. Asuna memandang musuh yang akan datang lalu memandang jika dirinya telah berada di tengah – tengan medan pertempuran. Disana ada seorang Penjaga yang masih sangat muda, mencoba mengontrol pedangnya, meskipu kakinya gemetaran. “AH………!!” Berteriak kencang, Asuna berlari ke kanan. Ia melaju menuju Penjaga muda yang masih membatu dan pasukan tombak yang akan datang. Rapier miliknya tak akan tepat waktu untuk menahan serangan tersebut. Ia hanya bisa menjangkau ujung tombak dengan ujung tangannya. Jika ini adalah dunia VRMMO, maka Asuna yang memiliki reaksi kecepatan dan kekuatan pasti akan mampu menahannya. Tetapi di Underworld, parameter yang tak bisa dihitung yang mana berbeda dengan SAO dan ALO, ada. Tombak baja menusuk ke perutnya— Daya dorong terasa di seluruh tubuhnya. Tak bisa mengutarakan suara, Asuna dengan diam melihat ke samping, sebuah logam telah menusuk ke perut miliknya. <center>***</center> Meminimalkan gerakan akan meningkatkan efektifitas pedang miliknya. Bagi Komandan Knight Bercouli, teknik pedang milik Kaisar Vektor benar – benar berbeda dari style pedang yang pernah ia lihat sebelumnya. Pertama, ia hampir tak pernah menggunakan kakinya. Ketika ia menghindari serangan, ia hanya menggeser dirinya dari pijakan. Juga, ketika ia mau menyerang, ia tak kelihatan melakukan persiapan. Pedang yang ia genggam agak renggang akan tiba – tiba meluncur ke jarak paling dekat. Singkatnya, memprediksi gerakannya sangat tak mungkin. Bercouli bahkan hampir tak bisa menahan lima serangan kuat milik Kaisar. Tetapi lima serangan sudah cukup. Karena pengalaman bertarung miliknya, Bercouli yang sudah mengamati teknik Vektor mulai menyerang balik ketika Kaisar hendak memulai serangan ke enam. “Hsss!” Melepaskan sedikit semangatnya, ia menebaskan tebasan ke arah kepala sebelum Vektor bisa melakukannya. Bersama bunyi logam, percikan putih menyembur ke segala arah. Kedua pedang saling bertabrakan di tengah udara. Dari sini, hanya adu kekuatan saja. Pedang milik musuh terdorong ke bawah. Tampaknya tak bisa menahan tekanan, tubuh Vektor mulai membungkuk. —''Ini saat – saat kritis!! '' Bercouli memasukkan Incarnation dalam pedang miliknya. Pedang baja tersebut bercahaya perak. Time Piercing Sword perlahan menekan pedang hitam Vektor, sampai ke pundaknya, dan menggores armor— Tiba – tiba, pedang Vektor mulai memunculkan cahaya. Pendar tersebut seperti makhluk hidup, membungkus Time Piercing Sword. Pada saat yang sama, cahaya perak milik Time Piercing Sword menghilang, seolah dihisap. —''Apa ini? '' ''Tidak…'' ''Apa, apa yang aku lakukan …?'' Dengan suara gemercik, ia merasakan rasa dingin di punggung kirinya. Bercouli membuka matanya, melompat ke belakang, mengambil nafas panjang, dan mendapatkan kembali kesadarannya yang hilang sejenak. —''Apa itu tadi? '' ''Seseorang sepertiku, ada di medan peperangan ini! '' Berpikir keras, Bercouli sadar jika tak sepele itu. Kegelapan menyelimuti pikirannya sehingga ia tak tahu mengapa ia disini, atau megerti alasannya. “Sialan… kau menghisap Incarnation milikku lewat pedangku?” Bercouli memaki dengan suara rendah. Jawaban musuhnya hanya senyum sunyi. Ia memandang bahu kirinya. Hanya goresan, namun cukup dalam. “Hmph… Sungguh menarik, benar kan, Kaisar? Tetapi tak bisa mengayunkan pedang sungguh menyusahkan.” Bercouli terkekeh. Berbeda dengan Vektor yang tersenyum dan bergumam. “… Benar. Yah, ada hal lain yang belum aku coba.” Setelah itu, ia menjulurkan pedang di tangan kanannya ke depan, tetapi bagaimanapun kau melihatnya, cukup jauh jarak mereka berdua. Tak mungkin pedang tersebut mengenainya— Dari ujung pedang yang terangkat, sebuah tembakan cahaya biru gelap muncul. …''Tak mungkin, dari jarak jauh?! '' Tepat ketika ia menyimpulkan, cahaya tembakan tersebut menyentuh dadanya. Kesadarannya menghilang bagaikan api lilin yang tertiup angin. Pedang panjang milik musuh menjangkau Komandan Knight, turun lurus menuju lengan kirinya— namun ia hanya berdiri disana, hanya bisa menonton kejadian tersebut. Pedang musuh terayun dari atas. Dengan bunyi khas, lengan kokoh Bercouli tertebas dari tubuhnya. <center>***</center> “Ku… u… ughh!!” Asuna berhasil menahan jeritannya yang hampir keluar. Rasa sakit yang amat sangat— seperti terkena semburan api secara terus menerus hingga batas rasa sakit. —''Rasa sakit ini bukan apa - apa! '' ''Hanya goresan, tak terasa apa – apa!! '' Tombak hitam yang menancap di perut kiri Asuna telah menembus keluar sejauh setengah meter. Asuna memutar kepalanya untuk melihat. Ujung tombak tersebut hanya menyentuh pipi si Penjaga muda yang berdiri melongo. Dengan sekuat tenaga ia tersenyum pada laki – laki tersebut, ia menatap pucat pada Asuna. —''Dibandingkan nyawa berharga anak ini … apalah arti luka virtual?! '' “Ungh… Ah!!” Berteriak hebat, Asuna memasukkan kekuatan ke tangan kirinya, lalu menggemggam tombak yang menembus tubuhnya. Dengan bunyi retakan, logam yang berdiameter lima cen patah dengan pukulannya. Ia lalu mengambil tusukan tombak yang ada di punggung dan menariknya. Kunang – kunang menari di matanya, dan rasa sakit kesemutan mengalir dari ujung jari hingga kakinya. Tetapi tangan Asuna tak peduli, ia menarik tombak tersebut dengan brutal dan melemparkannya ke tanah. Darah menyembur dari mulut serta bekas luka di perutnya, tetapi tubuhnya masih tetap berdiri tegak. Asuna mengelap darah yang ada di mulut lalu menatap musuh dengan pandangan murka. Pemilik tombak tersebut berkedip beberapa kali, matanya kebingungan. “Oh, gosh.” Berucap dalam bahasa inggris. “… The hell, man… This type of game isn’t fun at all. I’m logging out.” Setelah mendengar kata – kata tersebut, Asuna menusuk jantung musuh menggunakan Rapier di tangan kanannya. Tubuh musuh tertunduk lalu menghilang dengan efek pecahan. Nyeri di perutnya tidak membuat Asuna menangis, namun matanya berlinangan air mata. Rasa sakit dan kebencian yang memenuhi medan peperangan ini seharusnya tak terjadi dari awal. Pemain Amerika dan Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia tak memiliki alasan untuk saling bantai. Jika kondisi mereka bertemu berbeda, kedua sisi seharusnya bisa menjadi teman— seperti yang Asuna alami. Dunia Virtual … dunia VRMMO seharusnya tidak seperti ini. “T… To… Tolong… Gh!” Sebuah teriakan dalam bahasa jepang memasuki telinga Asuna. Menoleh, ia melihat tombak besar menusuk seorang Penjaga yang tak bisa bergerak di tanah. “U… AAAAAAAHH!!” Emosi Asuna tak bisa ditahan ketika ia melaju ke sana. Rapier di tangan kanannya menebas tiada henti dan cahaya yang muncul dari ujungnya membungkus tubuh Asuna; kaki Asuna meninggalkan tanah ketika ia melaju lurus seperti komet. Serangan lurus tertinggi bagi rapier miliknya, «Flashing Penetrator». Pemegang tombak yang hendak membunuh Penjaga terhempas ke udara, juga teman yang ada di belakangnya. Musuh ketiga juga terhempas. Setelah menerbangkan musuh keempat yang ada di bawah patung besar, sword skill miliknya berhenti kemudian ia berbalik, menghembuskan nafas. Gelombang kedua serangan tombak telah menyebabkan lima orang tewas di Pasukan penjaga. Bersamaan itu juga, gelombang ketiga serangan tombak hendak bersiap - siap. Asuna menarik rapier miliknya dari mayat musuh lalu berteriak. “Semua pasukan, jangan meninggalkan posisimu! Renri-san, tolong ke sini!” Asuna membuat senyuman kecil, memastikan Knight muda yang melihat sosoknya yang berlumuran darah di sana – sini agar tenang. “—Aku akan menghancurkan formasi musuh. Kuserahkan musuh yang berhasil lolos padamu.” “A… Asuna-sama?!” Asuna mengangkat tangan kirinya ke atas pada Renri dan para Penjaga yang kelelahan. Kemudian, ia berlari. <center>***</center> Pusat keseimbangan Bercouli tiba – tiba bergoyang, dan apa yang menyebabkannya adalah lengan kirinya yang terjatuh ke tanah. Apa yang menyadarkannya bukanlah rasa sakit, tetapi rasa kengerian yang dingin. “Guh…!” Ia melompat ke belakang, berusaha menjaga jarak antara dirinya dan Vektor. Percikan darah dari lengan kirinya bercucuran di pilar batu. —''Apa – apaan ini? '' ''Ia mengarahkan pedangnya padaku, dan kesadaranku dipaksa menghilang …?'' Bercouli mengangkat kedua jarinya yang menggenggam gagang Time Piercing Sword untuk menyembuhkan luka, memeras otak secepat mungkin. Healing Art yang tak dilafalkan dengan cepat menghentikan percikan darah dengan bekas cahaya kebiruan. Akan tetapi, tak ada cukup Sacred Energy di bebatuan sekitar sini untuk menyambungkan lengan miliknya. —''Bagaimana aku menghadapi musuh seperti ini?'' Armament Full Control Art «Time Piercing Sword • Empty Slash» miliknya tak efektif. Incarnation yang ada pada tebasan akan dihisap oleh musuh. Pilihan terakhir miliknya adalah menggunakan Release Recollection Art «Arcane Slash». Tetapi jika ia menggunakan teknik itu lagi, ia harus mendapatkan saat yang tepat. Pertama, musuh tak boleh mengganggu serangannya. Kedua, harus sangat akurat … Bercouli menyeka keringat yang ada di dahinya dengan cepat. Lalu, ia menyadari. —''Aku sangat putus asa. '' ''Entah mengapa, aku tak punya hal lagi yang bisa diandalkan. '' ''Dengan kata lain, disinilah aku akan mati. Serangan selanjutnya mungkin akan menyebabkanku mati. '' “… Heh.” Setelah menyadari kondisinya, ketimbang berkerut, Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One malah menyeringai. Matanya berpaling dari Kaisar Vektor menuju Knight emas yang pingsan dibalik Kaisar Vektor— Alice Synthesis Thirty. —''Nona Kecil. '' ''Aku masih belum bisa memberi apa yang kamu inginkan, Nona Kecil. Aku belum bisa memberikan kasih sayang seorang ayah. Karena, aku sendiri juga tak bisa mengingat apapun mengenai orang tuaku. '' ''Tetapi, ada satu hal yang pasti. '' ''Mereka yang disebut orang tua pasti akan melindungi anak mereka. '' “Bajingan sepertimu … tak akan bisa mengerti, dasar monster!!” Bercouli menjejak pilar dan maju kedepan. Tanpa menyiapkan rencana, ia mengisi segala sesuatu yang ada dalam dirinya menuju pedang, si Knight tertua tersebut berlari. [[Image: Sword Art Online Vol 17 - 155.jpg|thumb]] <center>***</center> “Ga… Hah…” Batuk darah keluar dari mulutnya dan tumpah ke tanah yang ia pijak. Asuna masih tetap berdiri, bahkan jika ia hanya bisa menggenggam Rapier di tangan kanannya. . Setelah menahan gelombang tombak ketiga dan keempat, ia terluka sepuluh kali lipat di seluruh tubuh. Armor dan pakaian mutiara putih miliknya kini robek dan darah ada dimana – mana. Setelah menerima serangan langsung dari tombak hingga membuat lubang di tubuhnya, sungguh heran mengapa ia masih bisa bergerak. Faktanya, HP miliknya yang sangat banyak tidak menurunkan kekuatan miliknya. —''Tubuh ini akan tewas jika hatiku lengah. '' ''Jadi, aku harus tetap berdiri. '' Seluruh tubuhnya telah mati rasa. Hanya rasa panas yang menyelimuti seluruh indranya, hingga membuat pandangannya agak kabur. Gelombang pasukan tombak kelima mulai muncul di pandangannnya yang kabur, lalu ia mencabut Rapier miliknya dari tanah. Ia sudah tak bisa menghindar secara langsung. Ia hanya bisa menghentikan tombak dengan tubuhnya lalu melancarkan serangan sword skills. Rapier seberat bulu milik Asuna kini seolah menjadi cukup berat di genggamannya, tetapi kini ia mengangkatnya dengan kedua tangan, menunggu kedatangan musuh. “—Go!!” Tanah berguncang, 20 orang pengguna tombak mulai melaju. Boom, boom, boom boom boom boom… Dalam suara langkah kaki, suara bergema terdengar dari suatu tempat. Mata Asuna terangkat ke atas. Dari langit merah, garis – garis mulai berjatuhan. Garis tersebut seperti kode digital. —''Bala bantuan… untuk musuh…?'' “…… Ahh……” Dalam jeritannya, ia merasa sangat khawatir dan ketakutan. Tetapi— Warna garis tersebut bukanlah warna crimson, tetapi biru tua seperti warna langit fajar. Asuna tak bisa melihat warna tersebut, ia hanya menyaksikan dengan kedua matanya, menunggu apa yang akan terjadi. Garis – garis tersebut berhentii sepuluh meter di atas tanah; kode digital tersebut mulai memadat dan bercahaya, menjadi sosok manusia. ''Voom. '' Udara bertiup, dan sosok – sosok tersebut mulai berputar. Seperti angin tornado, sosok tersebut akhirnya turun. Tepat dibawahnya, ke 20 pengguna tombak berhenti dan juga menatap atas seperti orang bodoh. Tornado biru tersebut mendarat di tengah formasi musuh. Kemudian, pasukan crimson berhamburan. Darah. Pasukan musuh yang terkena tornado tersebut terpotong – potong, darahnya tertiup angin ke berbagai arah. Akhirnya, di tengah pasukan tombak yang tewas, tornado tersebut mulai melambat dan membentuk sosok manusia. Sosok tersebut memunggungi Asuna, tubuhnya langsing namun tinggi. Ia mengenakan armor khas jepang. Tangan kirinya menggenggam sarung pedang di pinggang, dan tangan kanannya menggenggam pedang panjang, bukan, sebuah katana, yang kini ia acungkan ke depan musuh. Asuna telah melihat serangan itu sebelumnya, di dunia lain. Sebuah Sword Skill. Serangan berat senjata katana— «Tsumujiguruma». Sosok tersebut akhirnya berdiri, memanggul katana miliknya ke punggung, lalu ia memandang Asuna. Dibawah bandana miliknya, wajah agak berjanggut menyeringai padanya. “Hei, maaf membuatmu menunggu, Asuna.” “K… lein…?” Asuna tak bisa mendengar suaranya sendiri. Tiba – tiba, getaran yang sama juga terdengar di seluruh langit. Meskipun efek suara yang ditimbulkan hampir sama ketika pemain Amerika muncul, namun bagi Asuna, suara ini adalah suara malaikat yang akan turun. Lalu ribuan cahaya biru kode digital mulai turun satu persatu dari langit merah. <center>***</center> Terpotong. Kesadaran menghilang. Rasa sakit menmuatnya terbangun. Bercouli telah lupa berapa banyak ia telah melalui proses tersebut. Melalui pertarungan ini, Kaisar Vektor tak pernah memberikan serangan fatal. Tetapi Bercouli tahu jika darah yang mengalir dari luka – lukanya, adalah Life miliknya yang semakin menghilang. Tetapi karena kekuatan imajinasi yang ia kuasai selama dua ratus tahunan, ia berhasil mengusir rasa takut dan kengerian miliknya, ia hanya memikirkan satu hal dalam pikirannya. Menghitung. Lebih tepatnya menghitung waktu. Bercouli memiliki kemampuan khusus untuk mengkonfirmasi waktu menggunakan pikirannya, dan sekarang ia bergantung pada kemampuan tersebut lalu mengingatnya. Bahkan ketika pikirannya menghilang karena pedang Kaisar, ia masih tetap menghitung dalam bawah sadar. —''Empat ratus delapan puluh tujuh. '' —''Empat ratus delapan puluh delapan. '' Bercouli menghitung sambil meluncurkan serangan yang tak berarti. “… Teknik pedang milikmu … sepertinya tak berhasil menggoresku … wahai komandan.” —'' Empat ratus sembilan puluh lima.'' “Kau tak akan mampu membunuhku dengan teknik pedang seperti itu ….” — ''Empat ratus sembilan puluh delapan. '' “Lihat ini, aku masih belum selesai.!” Sambil berteriak, ia mengayunkan pedangnya ke depan. —''Lima ratus. '' Pedangnya menyentuh pedang Kaisar. Incarnation terhisap, pikirannya buyar. Ketika ia sadar, ia telah berlutut, darah menetes dari pipi kirinya. —''Lima ratus depalan. '' ''Hampir sampai, kumohon bertahanlah. '' Bercouli berdiri kesulitan, dan memandang Kaisar yang ada di belakangnya. Pandangan jijik muncul pada wajah tak berekspresi miliknya. Alasannya adalah ketika ia menebas pipi Bercouli, darah miliknya menyiprat di pipi Vektor. Vector mengelap noda tersebut dan berguman. “… Sudah cukup.” Ia mengambil langkah ke depan menuju genangan darah yang diciptakan Bercouli. “Jiwamu terlalu berat. Terlalu kental. Terasa di lidahku. Dan kini membosankan, kau hanya berpikir untuk membunuhku.” Kaisar berkata dengan nada datar, lalu mengambil satu langkah lagi ke depan. “Matilah.” Terangkat pelan, pedang hitam memunculkan cahaya menyilaukan. Ekspresi Bercouli tidak berubah, tetapi ia menggeramkan giginya. —''Sedikit lagi. Tinggal tiga puluh detik. '' “Heh… Jangan berkata seperti itu. Aku masih bisa … menahannya.” Komandan Knight mengambil langkah ke depan, dan dengan gemetaran ia mengangkat pedang panjang miliknya. “Kemana kau akan.... pergi. Kemana kau akan melangkah. Oh, disana…?” Dengan cahaya redup di matanya, Komandan Knight mengayunkan pedangnya. Clog. Ia menebaskan pedang ke suatu arah, lalu semakin gemetar. “Ah… Ataukah … disini…?” Ia melancarkan tebasan lain walaupun agak lemah. Lalu, ia menyeret kakinya yang mati rasa, Bercouli menebas ke arah secara acak. Kerena pandangannya mulai buram karena kehilangan banyak darah, pikirannya juga menjadi kabur— ia sudah tahu akan hal ini. Akan tetapi, ini adalah tindakan terakhir milik Komandan Knight. Mata biru miliknya yang sudah kehilangan cahaya hanya berfokus pada satu hal. Jejak kaki. Hampir sepuluh menit melakukan serangan tak berarti, Bercouli telah menumpahkan darahnya ke bebatuan yang ada di kakinya. Meskipun tidak luas tetapi dua jejak kaki bisa terlihat jelas, ada jejak sepatu milik Kaisar Vektor dan sandal kulit milik Komandan Knight, bisa terlihat jelas dan mudah dibedakan. Dengan kata lain, ini adalah jejak pergerakan keduanya. Walaupun begitu, Bercouli telah mencari jejak kaki milik Kaisar yang telah mengering ketika ia menebas lengan Bercouli sepuluh menit lalu. Setelahnya, Bercouli mulai menghitung meskipun tak sadar. Itu berarti, ia bisa mengetahui kemana Kaisar Vektor bergerak sepuluh menit lalu. Lalu, jejak kaki yang ia buat berhasil merekam kemana ia melaju, dan dimana ia berhenti. —''Lima ratus depapan puluh sembilan. '' —''Lima ratus sembilan puluh. '' “Oh… Aku menemukanmu …” Bercouli bergumam, semakin gemetaran ketika ia mengayunkan Time Piercing Sword. Ini adalah serangan terakhirnya. Baik itu pedang maupun pemiliknya, keduanya telah mencapai batas Life mereka. Dan Bercouli semakin kelelahan, ia mengaktifkan Release Recollection Art milik Divine Instrument-nya, Time Piercing Sword. «Time Piercing Sword • Arcane Slash». Kebalikan teknik «Empty Slash» yang bisa menebas masa depan, teknik «Arcane Slash» bisa menebas masa lalu. Dalam Main Visualizer dari Underworld, pergerakan semua manusia telah direkam selama enam ratus detik, atau sepuluh menit. Time Piercing Sword bisa merusak rekaman ini, menyebabkan sistem salah mengenali lokasi seorang manusia saat ini menjadi lokasi masa lalu. Sebagai hasilnya, pedang yang tadi dilancarkan bisa berpindah ke tubuh seseorang yang ada di masa lalu. Tak bisa dihindari, tak bisa diblokir, sesuai namanya, teknik ini seolah mempecundangi teknik pedang lain dan kerja keras seorang swordsmen. Itulah sebabnya Bercouli selalu berpikir dua kali sebelum mengaktifkan «Arcane Slash». Ketika bertarung melawan Eugeo, walaupun terkena Release Recollection Art dari Blue Rose Sword, ia memutuskan tak akan menggunakan teknik ini karena ia bisa menang dengan mudah. Ia tahu jika Pemimpin tetua Chudelkin akan menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap Gereja Axiom. Tetapi karena lawannya Kaisar Vektor yang memiliki kekuatan melebihi dirinya, ia tak perlu berpikir dua kali. Ketika Kaisar Vektor turun dari naganya, Bercouli mengambil keuntungan tentang fakta bahwa musuhnya hanya terbang lurus dengan kecepatan tetap sehingga ia bisa mengetahui lokasi terbang sepuluh menit sebelumnya. Namun, karena jarak dekat, ia harus benar – benar memastikan lokasinya dengan sangat tepat. Tentu saja, jika ia bisa mengingat lokasi musuh sepuluh menit lalu, ia bisa mengaktifkan teknik ini. Tetapi menggunakan cara tersebut, jika pengaktifan teknik pedang miliknya terganggu oleh musuh, akan menjadi sulit untuk menghitung sepuluh menit lagi. —''Tepat seperti ini. '' “Kau kelihatan mengincar sesuatu.” Kaisar Vektor mendekat, dan Bercouli dipaksa menghindari Incarnation berwarna biru gelap dari pedang panjang musuh. Seperti itu, «sepuluh menit masa lalu» yang telah ia rekam menghilang selamanya. —''Aku melewatkan kesempatanku. '' Bercouli sekali lagi menyiapkan Time Piercing Sword miliknya yang akan mengaktifkan Release Recollection. Ia berada di ujung tanduk. Karena Kaisar telah menyadari jika ia mengincar sesuatu, ia akan langsung mengaktifkan serangan terakhir miliknya. Kenyataannya, cahaya Incarnation pedang panjang milik Vektor telah melaju ke arah Bercouli. Berusaha melawannya, Komandan Knight berusaha menghindar sekuat tenaga. Berguling. Berguling, berguling, dan terjatuh. Ia tahu sejak lama jika ia akan menjumpai maut dengan cara sulit. Tiga kali, empat kali. Tepat pada serangan kelima, Bercouli berhasil menghindari semua serangan. Tetapi setelahnya, cahaya kebiruan berhasil menyentuh tubuhnya. Kesadarannya berhasil menghilang. Ketika Bercouli membuka matanya lagi, apa yang ia lihat adalah pedang panjang Vektor yang menembus kedalam perutnya. Dengan suara whoosh, pedang tersebut tertarik, sisa – sisa Life milik Komandan Knight menyembur lagi. Ketika ia terjatuh ke belakang, ia melihat— Sosok naga yang terbang tinggi di langit, kini melaju ke bawah dengan kecepatan mengerikan. —''Hoshigami. '' ''Hei, kau kusuruh berjaga kan? Mengapa kau menentang perintahku, kau tak pernah melakukan hal ini sebelumnya, benar kan? '' Sang naga membuka lebar mulutnya, api kebiruan mulai menyembur. Melawan serangan seperti itu yang berhasil memusnahkan ribuan pasukan, Kaisar Vektor kini merentangkan tangan kirinya dan menangkapnya. Armor hitam yang ada di tangannya berhasil memantulkan api ke segala arah. Api berhamburan ke segala arah. Pedang di tangan Kaisar menembakkan cahaya biru gelap sekali lagi, menembus api biru dan menusuk tepat ke kepala Hoshigami. Naga Bercouli menerima teknik pedang berkekuatan penuh yang berhasil mengontrol naga Dark Knight Order sebelumnya— tetapi gerakannya tidak terhenti. Kebalikannya, Hoshigami mengubah seluruh Life miliknya menjadi sinar putih yang ditembakkan dari sayapnya, langsung ke arah Kaisar berada. Rasa jijik muncul lagi dari wajah Kaisar; ia mengangkat pedangnya tinggi – tinggi dan dan menusukkan tusukan menuju rahang sang naga, berusaha menghancurkannya. Cahaya gelap menyelimutinya, menghisap Life sang naga dan menghancurkan tubuhnya berkeping - keping. Hoshigami telah memberikan Life miliknya untuk mengalihkan perhatian Kaisar selama tujuh detik— Bercouli tak akan menyia – nyiakan kesempatan tersebut. Komandan Knight bisa merasakan nafas terakhir milik naga tersayangnya yang telah menghabiskan seluruh hidupnya bersama Bercouli lalu mengayunkan Release Recollection Time Piercing Sword tinggi – tinggi. Teknik untuk mengingat “posisi musuh sepuluh menit lalu” hanya bisa diaktifkan setiap sepuluh menit sekali. Namun, rekaman pergerakan yang ada di tanah bisa menunjukkan posisi musuh sepuluh menit sebelumnya. Tujuh detik setelah Bercouli menatap posisi dimana ia tidak bisa melakukan serangannya, jejak kaki Kaisar bisa terlihat, ia lalu meluncurkan serangannya. Ada karakteristik lain pada teknik «Time Piercing Sword • Arcane Slash». Dengan memasuki system secara langsung, kekuatan pedang ini bisa “menghapus nilai Life dari target yang akan ditebas”. Terlebih lagi, serangan ini tak akan bisa ditahan bahkan oleh sebuah Incarnation. Benar, kemampuan Kaisar Vektor untuk menonaktifkan dan menghisap semua serangan Incarnation tak akan bisa diaktifkan. Terus, nilai Life tak terbatas milik Vektor langsung terubah menjadi nol. Sebagai hasilnya, tubuh Kaisar langsung terpotong dari bahu hingga pinggang kanannya. Bahkan ketika tubuhnya terpotong menjadi dua, ekspresi wajah Kaisar Vektor masih tetap pucat tanpa ekspresi. Mata birunya hanya menatap kosong menuju langit. Sesaat setelah tubuh atasnya mendarat ke tanah, di sekitar dadanya, cahaya hitam menyembur, menciptakan ledakan tak bersuara. Setelah ledakan berhenti, tak tersisa jejak tubuh maupun keberadaan Kaisar Vektor. Sedetik kemudian, Time Piercing Sword yang telah kehabisan Life hancur menjadi debu dengan suara menyedihkan. <center>***</center> …''begitu hangat. '' ''Aku ingin berada disini lebih lama. '' Terbangun dari tidurnya, Integrity Knight Alice tersenyum kecil ketika masih diantara batas bangun dan tidur. Menghalau sinar matahari. Ia mulai berdiri dengan kedua kakinya. Sebuah tangan dengan lembut membelai rambutnya. ………''Ayah. '' Sudah berapa lama ia berbaring disini? Ia telah lama merindukan masa – masa tenang seperti ini … Perasaan terlindungi, tak mengkhawatirkan apapun. ''Ahh… Tapi, sudah saatnya untuk bangun. '' Lalu, Integrity Knight Alice membuka kelopak matanya. Yang muncul di depan matanya adalah sosok swordsman berumur, matanya menyipit ketika ia memandang Alice. Di wajah dan dadanya, terdapat bekas luka. Luka tersebut kini bertambah karena luka yang kini bertambah. “……… Paman?” Alice berbisik, akhirnya ia benar – benar sadar. —''Benar, aku telah diculik Kaisar Vektor. Beneran nih, aku benar – benar ceroboh, aku maju tanpa berpikir panjang. '' Tetapi seperti prediksi Paman, bahkan ketika aku tertangkap oleh musuh, ia akan menyelamatkanku. Selama orang ini ada disini, aku bisa merasa aman. Tersenyum lagi, Alice berdiri. Ia menyadari luka yang ada di wajah dan dada Komandan Knight, ia menghembuskan nafas lega. Lengan kirinya terpotong dari atas bahu. Jubah miliknya berlumuran darah kering. Dan dibawah dadanya, luka mengerikan berada. “P… Paman… !! Paman Bercouli!!” Alice berteriak dan mengulurkan kedua tangannya, jari milik Alice menyentuh pipi Komandan Knight Bercouli. Lalu ia menyadari jika Knight tertua di dunia ini telah menghabiskan Life miliknya. <center>***</center> …'' Aw, jangan menangis seperti itu Nona Kecil. '' ''Kematian pasti akan datang, hanya saja datang sekarang, benar kan? '' Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One berkata ramah ketika ia melihat kebawah pada Alice yang memeluknya. Namun suaranya tak bisa keluar. ''…Nona Kecil, jika ini kamu. Aku akan baik – baik saja. Bahkan jika sendirian, kamu akan bisa terus hidup. '' ''Karena, kamu ini muridku.... putriku. '' Pemandangan dibawah kini meninggalkan mata Bercouli. Membuat senyum terakhir pada murid kesayangannya, matanya kini menatap langit utara di kejauhan. Ia memikirkan seorang knight wanita lain yang ada jauh disana.. Ia tak tahu apakah mereka akan sukses atau tidak, tetapi saat ini, hati miliknya terisi oleh perasaan mendalam setelah menemui ujung hidupnya yang mana ia pikir akan hidup abadi. ''… Yah,tak begitu buruk kok, benar kan? '' “Ya, kau harus bersyukur karena ada orang – orang yang menangis untukmu.” Ketika ia menoleh menuju sumber suara, ia melihat seorang gadis melayang disana, tubuh telanjangnya tertutupi rambut perak. “… Hei, jadi kau masih hidup.” Bercouli mengangkat bahunya, dan Pemimpin Tertinggi Administrator berkedip dan tersenyum. “Tetapi itu tak mungkin, benar kan? Bisa muncul dihadapanmu, aku ini ingatan dalam dirimu. ‘Aku’ Cuma ingatan Administrator yang tersimpan dalam jiwamu.” “Hmm, aku masih tidak begitu paham … tetapi, jika kau ini ada dalam ingatanku. Aku senang kamu bisa tersenyum seperti ini.” Bercouli merespon sambil menyeringai, dan tiba – tiba disampingnya ada naga tersayang milik Bercouli, Hoshigami. Ia menjulurkan leher panjangnya menuju tubuh Bercouli. Komandan Knight dengan lembut memegang leher peraknya. Lalu ia melompat bersama Pemimpin Tertinggi keatas. “Apa kamu membenciku?” Komandan Knight hanya bisa menggeleng. “Apakah kamu tak membenciku yang telah membuatmu hidup abadi dan menghapus ingatanmu berulang kali?” Setelah beberapa saat, Bercouli menjawab. “Meskipun memang benar dan cukup bosan, yah, hidup yang aku jalani cukup menyenangkan.” “… Sungguh?.” Berpaling pada jawaban Administrator, Bercouli menarik tali kekang Hoshigami. Sang naga membentangkan sayap transparan miliknya, lalu perlahan terbang menuju langit luas. <center>***</center> Dibawah langit berbintang— Di tanah kering sekitar reruntuhan «Gerbang Besar Timur». Di sebelah timur dan barat reruntuhan, sepuluh ribu pasukan Tanah Kegelapan yang tertinggal dan empat ribu Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia telah membentuk formasi, bersiap untuk saling serang. Karena Kaisar Vektor telah menghilang tanpa jejak, pasukan Tanah Kegelapan tak bisa bergerak bebas. Pasukan Penjaga juga kebingungan sehingga mereka juga tak bergerak. Didekat reruntuhan gerbang hanya terdengar suara angin, ada sosok knight wanita. Dia adalah Integrity Knight yang tinggal untuk memimpin Pasukan utama, Fanatio Synthesis Two. Ia telah memerintahkan Penjaga dan regu Ascetics untuk beristirahat akan pertempuran yang akan terjadi, tetapi dirinya sendiri tak bisa tidur di tenda. Sehingga ia berjalan sendiri di reruntuhan Gerbang Besar Timur. Langit malam telah lama berlalu. Solus telah tenggelam di langit merah Tanah Kegelapan dan langit biru Kerajaan Manusia. Lebih dari satu setengah hari berlalu sejak pasukan pengecoh Kerajaan Manusia berangkat menuju bagian selatan Tanah Kegelapan. Meskipun ia tahu mengenai misi mereka tak akan mudah, ia harus menunggu disini. Tepat ketika Fanatio menutup matanya, ingin berdoa pada ketiga dewi agar mereka bisa kembali dengan selamat— Matanya terbuka mendadak. Ia merasa pria yang ia cintai sedang berbicara di telinganya. —''Maaf, Fanatio. Tampaknya kita tak akan bisa bertemu lagi. '' —''Aku menyerahkan sisanya padamu. Biarkan anak itu hidup bahagia …'' Belum lama ini, Fanatio telah mendengar perkataan yang sama. Itu adalah perkataan ketika Komandan Knight Bercouli hendak bernagkat. Berpakaian armor silver, tangan Fanatio menyentuh perutnya dengan lembut. Nyawa baru yang ada di tubuhnya adalah sesuatu yang terjadi tiga bulan lalu. Bercouli, yang mana telah pergi selama lebih dari seratus tahun tanpa menyentuh Fanatio, ia mungkin telah memprediksinya ketika ia melanggar taboo. Memprediksi kematiannya sendiri. Merasakan jika Life milik Komandan Knight Bercouli telah menghilang di kejauhan sana, Fanatio perlahan tertunduk dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Tak bisa menahan, ia terisak. Alasan mengapa Bercouli selalu menjauh dari Fanatio maupun perempuan lain, ia pernah mendengarnya dahulu kala. Pria dan wanita di Kerajaan Manusia hanya bisa menikah dibawah pengawasan pendeta Gereja Axiom, dan hanya bisa membuat seorang anak melalui sebuah kontrak. Namun seorang Integrity Knights berperan juga sebagai seorang pendeta dan tak memerlukan pesta pernikahan. Mereka hanya harus bersumpah saling mencintai, berbagi ranjang, dan bisa memiliki seorang keturunan. Namun anak ini akan menua dan tewas ketimbang orang tuanya karena Life mereka telah dibekukan. Bahkan, mengijinkan anak ini mengalami hal yang sama bahkan lebih kejam dari tindakan Pemimpin tertinggi. Meskipun begitu, karena Pemimpin Tertinggi telah meninggal, Bercouli akhirnya menerima perasaan Fanatio. Maka, ia memutuskan untuk melindungi anak ini dan membuatnya terus hidup sampai ajal menjemput. Maka— “… Beristirahatlah dengan tenang, Bercouli. Aku akan membesarkan anak ini. Aku akan membuatnya menjadi seorang pria yang kuat seperti dirimu.” Menghentikan isak tangisnya, Fanatio membuat keputusan. —''Tetapi sekarang ini. '' ''Sekarang ini, biarkan aku menangis. '' Terjatuh ke tanah, Fanatio menggenggam butiran pasir bekas jejak kaku Komandan Knight Bercouli, lalu menangis tanpa menahan diri.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information