Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===4-5=== Aku membeli sesuatu di toko hewan peliharaan dan menyelesaikan tagihannya. Yukinoshita tidak lagi berada di sisiku. Itu tidak seperti dia telah meninggalkanku dan buru-buru pulang atau semacamnya. Dia tidak ''se-tak'' berperasaan itu. Dia hanyalah dengan senang hati<!--readily--> menerima saranku untuk melakukan hal yang lain selagi aku pergi berbelanja. Oke, jadi mungkin dia ''memang'' tak berperasaan. Aku mempertimbangkan untuk menelepon Yukinoshita, tapi dia hanya bisa pergi dekat-dekat <!--so far-->di sebuah tempat seperti ini. Meninggalkan tempat penjualan barang hewan peliharaan di belakangku, aku menuju ke tempat kandangnya. Dan apa kalian tahu? Yukinoshita berada tepat di sana. Dia duduk memeluki lututnya tepat di dekat pintu masuknya, suatu senyuman lembut di wajahnya selagi dia memancing seekor anak kucing dan mengelus-elusnya, terkadang mengacaukan<!--ruffle/disorder--> bulunya. Dia kelihatannya tidak mengeong kali ini, mungkin karena ada orang di sekitar sini, seperti yang bisa kalian duga. Karena dia begitu asyik sekali membelai-belai kucing itu, sulit untuk memanggil dirinya. Persis saat aku sedang mempertimbangkan apa yang akan kulakukan, kucing yang dibelai Yukinoshita memalingkan perhatiannya ke arahku, telinganya yang berkedut merupakan satu-satunya gerakannya yang dapat terlihat. Itu sudah cukup untuk membuat Yukinoshita berpaling. “Wah wah<!--oh my-->, begitu cepat.” (Terjemahan: Aku ingin bermain-main dengan anak kucing itu sedikit lagi…) “Maaf<!--my bad-->.” Aku tidak bisa tahu apakah aku meminta maaf karena aku membuatnya menunggu atau karena aku tidak memakan waktu cukup lama, tapi terserahlah – sebuah permintaan maaf bisa mencakup itu semua.<!--a blanket apology should cover it.--> Ketika Yukinoshita sudah selesai membelai anak kucing itu, dengan mulutnya membentuk sebuah meongan tanpa bersuara sebagai ucapan selamat tinggalnya yang enggan, dia berdiri. “Jadi apa yang kamu beli? Walau, aku bisa kurang lebih membayangkannya.” “Yah, itu persis seperti yang kamu bayangkan.” “Begitu ya,” Yukinoshita menjawab dengan biasa-biasa saja, walaupun ekspresinya terlihat agak puas. Dia kelihatannya senang karena dia benar. “Namun, aku terkejut. Untuk dipikir kamu akan membeli sebuah hadiah untuk Yuigahama-san.” “…tidak juga<!--really-->,” jawabku dengan sedikit kaku pada ucapannya. “Itu masuk akal karena kita sedang ber‘tanding’<!--having a contest-->. Aku hanya memutuskan untuk bekerja sama denganmu untuk kali ini.” “Jangan pernah mengatakan tidak akan pernah<ref> Never say never </ref>, kurasa…” mata Yukinoshita melebar karena terkejut. “Apa kamu sakit?” Hei hei<!--hey now-->, itu begitu menghina. Tapi terserahlah, meskipun itu untuk menaikkan motivasi Yuigahama, ide untuk merayakan ulang tahunnya tidaklah begitu buruk. Hanya saja, untuk melakukan itu, aku perlu menjernihkan suasana di antara kami. Jika situasinya terus tidak menentu<!--tentative--> seperti sekarang ini, hal yang sama akan terjadi sekali lagi. “Aku ada sesuatu untuk dikerjakan, jadi mari kita pulang?” tanyaku. “Baiklah<!--I suppose so-->.” Ketika aku melihat waktunya, sudah sekitaran jam 2. Waktu benar-benar cepat berlalu<!--time flies-->, mengejutkannya. Dan di sini aku sedang berencana untuk segera menyelesaikan belanjanya dan langsung segera menyelinap balik ke dalam rumah. Aku memimpin jalannya sampai kami mencapai pintu keluar. Aku mendapat perasaan ini adalah yang kedua kalinya Yukinoshita, yang juga akan pulang, tidak bisa keluar setelah mencoba untuk meninggalkanku. Sudah lebih dari cukup dengan labirin tua raksasa itu<!--It was more than enough of the giant labyrinth of old--> – tapi hanya bagi Yukinoshita. Di dalam perjalanan, ada sebuah tempat game yang ditujukan pada keluarga dan pasangan. Game koin<!--Medal game-->, game capit boneka<!--crane game-->, game tembak-tembakan dua orang<!--co-op shooting game-->, game balapan yang berlangsung di dalam wahana yang menyembunyikan wajahmu dari dunia luar – dan belum disebut bilik fotonya. Itu adalah alat-alat penting bagi siapapun untuk dapat terkekeh-kekeh dan bersenang-senang<!--It was the essential kit for anyone to have a giggle and a good time with.-->. Dengan kata lain, tidak ada hubungannya denganku. Persis saat aku dengan cepat mengarungi jalanku melewati<!--briskly wade my way through all this--> semua ini, Yukinoshita berhenti di tempat. “Ada apa?” tanyaku. “Jadi kamu ingin bermain game sekarang?” “Aku tidak tertarik dengan game.” Kata sang gadis yang matanya terpaku pada game capit boneka itu. Oh tunggu, sekarang setelah aku melihat lebih dekat, bukan itu yang difokuskannya. Ketika aku mengikuti pandangan Yukinoshita, kelihatannya dia hanya menatap pada satu game capit boneka khusus. Di dalam mesin itu, terdapat satu boneka khusus yang kukenal dengan melihatnya saja.<!--by sight.--> Mata suram<!--brood--> yang terlihat melirik ke dalam keburukan dunia ini, cakar yang bisa memotong menembus baik hewan buas dan bambu-bambu<!--beast and bamboo alike-->, taring tajam yang berpendar dengan menyeramkannya dalam kegelapan. Tentu saja, itu Pan-san si panda. Jika kamu tahu betapa besarnya dampak yang dihasilkannya, kamu akan mengerti mengapa aku menambahkan ‘san’ ke dalam namanya. “…kamu ingin mencobanya?” “Tidak perlu<!--spare me-->. Aku tidak benar-benar ingin bermain game.” (Terjemahan: Aku hanya di sini untuk boneka itu.) Aku tidak perlu memakan jeli aneh apapun untuk menerjemahkan apa yang tidak dikatakan <!--left unsaid-->Yukinoshita dan untuk meneruskan percakapannya <ref>Referensi paa Jeli Penerjemah Doraemon.</ref>. “Yah, kamu harus memainkannya jika kamu menginginkannya. Walau aku rasa kamu tidak akan bisa mendapatkannya.” “Wah wah, kalimat yang cukup konfrontatif, hm? Apa kamu kebetulan sedang meremehkanku?” Aku pastilah telah menyentuh titik sensitifnya<!--strike a nerve-->, karena sebuah gelombang membekukan mulai dipancarkan dari Yukinoshita. “Nah, Aku bukan mengatai ini atau itu mengenai lenganmu, hanya saja itu sulit kalau kamu tidak terbiasa padanya – hal semacam itu. Maksudku, Komachi memainkannya lagi dan lagi dan dia tidak pernah mendapatkan benda yang diinginkannya sekalipun.” Penampakan seseorang yang terus bersikeras mengucurkan hampir semua koin dalam celengan babinya ke dalam sebuah mesin itu hanya bisa dikatakan sebagai menyedihkan. Tapi jauh dari meredamkan tingkah kompetitif Yukinoshita, contoh Komachi menyebabkan Yukinoshita memasukkan uang kertas seribu yen ke dalam mesin penukar uangnya. “Kalau begitu, aku hanya perlu terbiasa dengannya,” katanya selagi koin-koin ratusan yennya tertumpuk di samping ''slot insert'', siap untuk dihabiskan dalam sekali jalan<!--one big go--> Dia memasukkan sebuah koin seratus yen. Itu membuat mesinnya menghasilkan suara “fueee!” yang benar-benar idiotik. Seakan mencoba untuk memastikan sesuatu, Yukinoshita menatap dengan teliti pada mesin itu, tak bergerak.<!--unmoving--> Tidak ada kata yang diucapkan. Ekspresinya begitu bertekad sekali<!--deadly-->, hanya ditandingi oleh dorongan hasratnya.<!--force of will--> Gadis ini… mungkinkah…? Dia tidak tahu bagaimana mengoperasikan mesin itu…? “Tombol di kanan menggerakkannya ke kiri dan ke kanan, dan tombol di kiri itu maju dan mundur. Capitnya hanya bergerak selagi kamu menekan tombolnya. Segera setelah kamu melepas jarimu capitnya berhenti.” “B-Begitu ya… terima kasih.” Merona merah terang, Yukinoshita memulai gamenya. Pertama, dia membuat capitnya berpindah ke kanan… hm, yah, bukan langkah buruk<!--not bad going-->. Kemudian, dia menggerakkannya ke dalam. Hmm, itu posisi yang cukup bagus, menurutku. Kemudian, dengan satu seruan “fueee!”, capit itu mencengkram boneka tersebut. A-Ada apa dengan capit ini? Dia membuat seruan yang begitu imut… “…Aku mendapatkannya.” Aku mendengar suatu suara yyang begitu lembut. Ketika aku seketika melemparkan pandanganku ke Yukinoshita, tangannya sedang terkepal dengan erat dan dia sedang gemetar lemah. Tapi Crane-chan membuat suara “fueee!” lain dan membuat bonekanya terlepas dan jatuh, sebelum kembali ke tempat semulanya tanpa membuat suara apapun, pip pun tidak<!--without uttering so much as a peep.-->. Gagal. “Hei, itu sulit bagi kita pertama-tama, kamu tahu?” kataku, mencoba untuk menghiburnya. Yukinoshita sedang menatap pada Capit-chan dengan segenap tenaga dalam tubuhnya.<!--with every fiber of her being--> “…permisi, bukankah kamu mengambilnya dengan sempurna tadi? Bagaimana bisa aku membuatmu menjatuhkan bonekanya ke sebelah sini?” Yukinoshita menekan Capit-chan untuk mendapat jawaban dengan cara yang biasa dilakukannya padaku. Dia sedang begitu intensnya sampai aku hanya bisa berdiri di samping dan menonton. ''Seram.''<!--Meep--> “Y-yah, lihat ke sini. Kamu menaruh bonekanya di posisi di mana bonekanya bisa lebih mudah untuk di dapat sekarang. Kelihatannya triknya itu dengan memindahkannya sedikit demi sedikit.” Setidaknya, itulah saran yang tertulis di mesin itu.<!--display--> “Begitu ya… jika kamu kurang di kekuatan kamu tutupi dengan jumlah<!--what you lack in brute force you make up for in numbers-->.” Dengan wajahnya tersingsing dengan pemahaman, dia memasukkan satu koin seratus yen lagi. ''Fueee…'' “…bah, jangan lagi.” ''Fueeeeeee, fueeeeeee.'' “Oh, turut berduka<!--good grief-->…” ''Fueee…'' “Tch!” Itu adalah reaksi Yukinoshita dengan hanya mendengar suaranya saja. Semua yang bisa kudengar setelah itu adalah suara Yukinoshita mendamprat<!--abusing--> mesin itu. Kamu bisa katakan ''ekspresi'' Yukinoshita itu tenang dan kalem, tapi tangannya sedang menghantamkan koin-koin ke dalam mesinnya dengan mati-matian. Jadi dia masih terus memainkannya<!--still at it-->, huh… Tidak peduli betapa sering dia meneruskannya<!--how much she kept at it-->, usahanya terlihat sia-sia saja. “…kamu benar-benar payah.” “Hmph… kalau kamu mengkritikku, apa itu berarti kamu memiliki kemampuan untuk ini?” kata Yukinoshita selagi dia memberungut padaku. Jawabanku meluap dengan kepercayaan diri. “Yap, Komachi biasanya merengekiku untuk melakukannya sepanjang waktu. Berkat dia, aku menjadi agak hebat sekali melakukan ini. Setiap kali Komachi memintaku untuk melakukan sesuatu…” “Aku mengerti bagaimana itu adanya…” Yang benar saja, sejak kapan aku mulai menangani semuanya atas setiap permintaan Komachi<!--beck and call-->…? Harga diri dan martabatku sebagai seorang abang menghilang.<!--reduced to zero--> “Aku akan mencobanya. Aku akan mendapatkannya untukmu tanpa setetespun keringat<!--no sweat-->,” kataku, yang kemudian Yukinoshita dengan enggan membukakan jalan padaku, matanya penuh dengan kesangsian mendalam. “Sekarang kalau begitu, aku akan menunjukkanmu trik-trik kotorku.” Kemudian, dengan sangat perlahan sekali, aku mengangkat tanganku setinggi mungkin. Aku menahannya lurus seperti pin bowling. Yukinoshita melihat pada tanganku, matanya penuh dengan harapan bahwa sesuatu akan segera dimulai. Masih belum… masih belum… hal terpenting adalah timingnya. Kemudian aku melihat suatu gerakan tiba-tiba dari sudut mataku. Sekarang! <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information