Editing
HEAVY OBJECT:Volume 1 Bagian 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 6=== Setelah kembali ke markas mereka, Quenser dan Heivia bersandar di dinding jalur pegawai. Froleytia berbicara kepada dua bawahannya. “Aku sudah memeriksa laporan kalian, dan sepertinya pemilik buku itu bukan anak kecil yang kalian khawatirkan.” Quenser dan Heivia terdiam untuk waktu yang agak lama. Akhirnya, Quenser membuka mulutnya dan berkata, “Apa kau pikir ini cukup untuk membuat kita lega?” “Aku tahu, sebagai seorang prajurit, kita tidak memiliki hak untuk berpikir kita suci atau bersih, tapi ini bukan perang yang kita inginkan untuk terlibat.” “Aku tahu,” gumam Froleytia sebelum menekan kenop pintu dan masuk tanpa mengetuk. Dia menghela napasnya karena harus berhadapan dengan pekerjaan yang menyusahkan ini. Dia berada di dalam sebuah ruangan kecil. Dia memiliki rambut panjang berwarna perak dengan sebuah tusuk rambut panjang nan lancip yang memiliki bentuk seperti kanzashi Jepang, dan ia sedang menghisap sebuah kiseru Jepang. Dia mengambil sebuah komputer dan tablet sensor dari bawah lengannya dan meletakkannya di meja. Dia biasanya menggunakan pena khusus untuk komputer itu untuk mengirimkan perintah ke unit yang berada sangat jauh dari situ, tapi monitor itu mati. Froleytia melihat lurus ke depan. Sebuah kursi dipaku di lantai di seberang dirinya dan diantara mereka ada sebuah meja kecil. Ia berdiri di depan seseorang Pria dengan tangan yang melipat. Dia adalah seorang reporter. Quenser dan Heivia memberitahunya tentang tamu mereka itu yang ternyata adalah seorang mantan tentara bayaran, tapi Froleytia tidak setuju. Seorang tentara bayaran masuk ke wilayah perang tanpa Object yang melindunginya adalah sebuah pekerjaan yang sangat kasar bagi dirinya. Sepertinya, atau tanpa perlu dilihat lagi, dia lebih dari seorang tentara biasa. Dia sepertinya berasal dari seorang keluarga kaya dari luar wilayah Oseania yang tergila-gila pada dirinya sendiri dan menganggap bahwa dirinya adalah pusat segala tren. “Tuan...Sewax, benar? Anda telah mengganggu sedikit operasi kami. Apa anda mengerti bahwa ini adalah ruangan interogasi militer dan anda telah melakukan sesuatu yang pasti membuat anda harus datang kemari?” “Lepaskan ikatan ini,” kata Sewax dengan cepat, memotong Froleytia. “Aku tidak memiliki kewajiban untuk berbicara di sini tanpa kehadiran seorang pengacara, tapi aku akan melakukannya khusus untukmu. Anda tidak memiliki satu hak pun untuk mencabut kebebasanku di sini. Lepaskan ikatan ini dariku secepatnya.” “...” “Apa? Kau marah karena aku menembak tentara-tentara itu? Kalian para prajurit sangat tidak berguna. Apa kau ingin mengatakan kalau aku adalah seorang pembunuh karena bukan bagian dari tentara? Di wilayah lain, di mana Object tidak ikut campur dalam konflik seperti di Oseania, para tentara bayaran seperti kami berkeliling ke wilayah-wilayah negara untuk membasmi tentara musuh, dan kemudian kembali ke negara asal kami. Apa kau ingin mengatakan kalau mereka juga seorang kriminal? Penjahat?” Sewax tersenyum senang saat dia mengatakan kalau haknya absolut dan dia tidak ada seorang pun yang dapat mengancamnya. “Yang aku lakukan hanyalah melakukan apa yang tidak kalian lakukan. Bukankah tugas kalian adalah menembus tubuh monster Oseania itu dengan peluru? Aku hanya melakukan ini demimu, untukmu, dan sekarang aku akan menulis laporannya dan mengganti opini publik. Kasarnya, anda semua tidak melakukan tugas kalian dengan baik pada level paling dasar ketika anda marah ketika seseorang menghabisi beberapa prajurit Oseania. Apa kau pikir kau bisa mengakhiri tirani di Oseania?” Froleytia menyeringai saat Sewax melihat dirinya dengan mata yang sangat sombong. [[Image:Heavy_Object_v01_286.jpg|thumb]] Dia melihat wajah seorang tentara yang berubah emosinya. “Karena Object, kalian begitu melupakan tugas kalian sebagai seorang tentara. Aku akan menulis tentang kalian saat aku kembali ke negara asal. Aku akan memberi tahu semua orang tentang kalian para prajurit yang telah melupakan tugas kalian untuk bertempur dan betapa kalian sangat panik ketika melihat darah. Aku tidak akan menulis tentang anda yang kehilangan pikiran rasional dan anda yang secara ilegal menahan seorang wartawan yang jujur dan pekerja keras sepertiku.” Froleytia meletakkan kiseru panjang dan lancip itu di atas meja. Setelah itu, sebuah suara keras terdengar. Dia meraih bahu Sewax, mengangkat wartawan itu, beserta kursi dan semuanya lalu menempelkannya di dinding. “Gbh.... Ghaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh!?” Tenaga yang sangat kuat menghancurkan sandaran kursi itu dan tubuh Sewax ditekan ke punggungnya. Namun, lengan Froleytia tidak mengizinkannya untuk menyentuh tanah. Dia menahan tubuh itu di dinding dan menekan kepalanya sangat kuat ke dinding. “Ada empat,” kata Froleytia pelan, suara yang dingin yang jarang ia intonasikan begitu pelan. “Jika kamu...kalau saja kamu hanya membunuh tentara musuh, aku akan menyanjungmu tinggi. Namun, ada empat. Empat penduduk yang tak bersalah yang terbunuh karena aksi yang tidak diinginkan ini. Orang-orang itu tidak akan mati jika saja...dengarkan ini, salah satu dari empat orang itu mati bukan karena peluru tentara Oseania, tapi dari pelurumu.” “Uhuk. Tapi karena itu, kau bisa segera membuat tindakan cepat untuk menyerang Oseania! Kita tidak bisa mengendur hanya karena dosa kecil ini!! Yang aku lakukan ini tidak salah!! Kalau aku menulis ini, orang-orang di seluruh dunia akan merasa sensitif dengan perang dan kelompok anti-perang akan bangkit. Sebuah zaman di mana para tentara yang menghabiskan pajak kami akan segera berakhir, bodoh!!” “Oh, benar begitu!?” Froleytia membawa tubuh Sewax dari dinding dan menerbangkannya. Gaya sentrifugal menghantam punggungnya saat dia jatuh tepat di atas meja kecil itu. Saat Sewax Bath berhenti, Froleytia mulai berbicara. “Kalau begitu izinkan aku untuk berbicara sebentar. Kami mengetahui bahwa para tentara Oseania itu tidak berada di situ untuk menarik uang. Mereka tidak berada dalam jadwal untuk datang ke tempat itu. bahkan kalau kau tidak menyerang mereka dengan senapan, mereka akan mematuhi perintah atasan mereka dan mulai menyerang desa itu.” “La-lalu...” “Dan mereka melakukannya karena aksi wartawan seperti kalian!! Karena intervensi pasukan koalisi, negara junta militer Oseania berpikir bahwa masyarakat internasional menganggap remeh keberadaan mereka. Karena itu, mereka ingin menunjukkan kekuatan mereka pada pasukan koalisi dengan memperkuat wilayah reboisasi mereka dan rencana bodoh untuk membantai seluruh penduduk desa!! Mereka akan menggunakan orang-orang mereka sendiri sebagai kartu negosiasi dengan mengatakan bahwa kematian mereka adalah kesalahan kami karena mengirim tentara ke wilayah mereka dan menurunkan Object!! Memangnya kenapa kami melarang para wartawan untuk mendekati wilayah perbatasan Oseania? Karena kami sudah tahu rencana mereka! Mereka tidak memiliki saksi untuk genosida yang akan mereka lakukan dan menyebarkannya ke seluruh dunia! Namun, karena aksimu yang sungguh ceroboh itu, mereka akan bergerak semakin gila untuk rencana busuk mereka!!” kata Froleytia, menyesali kebodohan yang dimiliki oleh Sewax. “Memangnya kau pikir apa yang akan dilakukan oleh orang-orang Oseania ketika melihat kawan-kawan mereka mati? Mereka akan menunjukkannya kepada dunia betapa mereka menderita di sini. Mereka pasti akan menggunakan pembantaian ini untuk menunjukkan pada dunia kalau kitalah yang salah! Mereka sekarang akan memainkan peran ‘mencari pelaku pembunuhnya’. Mereka akan mencarinya di dalam ‘orang-orang mencurigakan’, yaitu di suku-suku pribumi asli Oseania. Mereka akan mengirimkan pasukan, dan membantai mereka sampai puas!! Apa kau dengar itu!? Sampai mereka puas!!” Tubuh Sewax seakan tidak bisa mendengar lagi apa yang dikatakan oleh Froleytia. “Ta-tapi aku adalah seorang wartawan Kerajaan Legitimasi. Aku sudah memastikan kalau aku menembak dari wilayah pasukan koalisi. Kenapa mereka malah menarget penduduk Oseania? Itu omong kosong. Bahkan negara junta militer tidak akan melakukan hal itu tanpa ada bukti—” “Apa kau pikir mereka akan mendengar alasan itu!!!??” Froleytia mengepalkan tangannya dan memukul Sewax di perutnya. Sewax tidak bisa menahan rasa sakit ini dan muntah-muntah di lantai. Froleytia meraih kursi dan berbicara padanya dengan wajah yang sangat marah. “Mereka melihat wajah para penduduk itu tidak lebih dari serangga!! Kalau mereka menyukainya, mereka akan membunuh tanpa perlu ada bukti atau tidak! Itulah kenapa aku mengatakan mereka akan terus membunuh sampai mereka puas. Mereka akan menyerang desa-desa yang tidak mereka sukai! Apa kau pikir pengadilan bisa menegakkan hukum di negara ini!? kau pikir berapa banyak orang-orang tidak berdosa yang kehilangan nyawa mereka karena tindakan berbahayamu ini yang tidak membawa penyelesaian apapun selain harga dirimu!?” Masih tidak jelas apakah dia sudah mengerti semuanya atau hanya sebuah rangkaian berantai untuk mengosongkan perutnya, tapi air mata mulai menetes dari matanya. “Jujur saja, aku ingin menyerahkanmu ke pemimpin bodoh Oseania ini, tapi untungnya Kerajaan Legitimasi menjunjung tinggi hak asasi manusia. Aku tidak bisa menyerahkanmu begitu saja.” Froleytia melepaskan dirinya dari kursi itu dan sepertinya dia mulai bisa mendinginkan pikirannya, lalu dia bicara lagi. “Apa kau mengerti? Kita ada di sini untuk menjaga keseimbangan di medan perang dan aksimu itu membawa perang ini ke sisi yang lebih buruk dan membuat semua usaha kami sia-sia.”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information