Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===4-6=== “Er, uh, permisi. Aku benar-benar mau ini…” “Ya, Pan-san si panda ini, kamu bilang? Aku akan segera mengambilkannya.<!--get to it-->” ''Fueee…'' Crane-chan menangis, selagi sesuatu jatuh dengan suara plop. “Oke, mari<!--here you go-->,” kata nona tempat ''arcade'' itu dengan senyuman ramah saat dia menyerahkan Pan-san padaku. Itu adalah layanan “mengambilkan sesuatu dengan imbalan<!--get something in exchange-->” yang sering dipakai belakangan ini. “Oh, terima kasih,” Aku mengucapkan permintaan terima kasihku. Nona itu membalasnya<!--returned the favour--> dengan senyuman murah hati yang meliputi setiap inci wajahnya, sebelum kembali ke tempat dia datang tadi. Sementara itu, Yukinoshita berada persis di sampingku, melihatku dengan ekspresi yang lebih masam dari biasa. “A-Apa…?” “Tidak ada… Aku hanya merasa heran saja apa itu memalukan untukmu untuk hidup.” “Begini, Yukinoshita. Hidup itu anugerah terbesar kita. Bukankah itu lebih memalukan untuk berpikir bahwa itu memalukan? Itulah kenapa bajingan-bajingan yang melihatku dan tertawa ‘Ewww! Sungguh memalukan!’ itu adalah orang-orang yang tidak ada harganya dalam kehidupan<!--have no value in living-->.” “Kamu menodai kalimat mutiaramu dengan kebencian yang tidak perlu…” Yukinoshita menghela singkat selagi dia menjentikkan sehelai rambut lepas dengan rasa muak. “Ya ampun… baru saja aku pikir kamu akan melakukannya dengan serius <!--taking things seriously-->untuk sekali ini, kamu pergi melakukan ''itu''<!--pull that(trick/stunt)-->…” “Aku tidak mengatakan aku akan memainkannya untukmu. Aku hanya bilang aku akan mendapatkannya untukmu. Mari, ambilah.” Aku menjejalkan Pan-san ke tangan Yukinoshita. Tapi Yukinoshita mendorongnya kembali padaku. “Kamu yang mendapatkannya. Meskipun kamu memang memakai cara-cara yang aku tolak untuk akui, aku harus mengakui pencapaianmu.” Yukinoshita terus menjalani semua formalitasnya, meskipun seluruh keadaannya pada akhirnya itu begitu sepele. Kamu bisa bilang dia itu serius, atau mungkin keras kepala. Sebenarnya, tidak, dia hanya<!--had a stick up her arse.--> begitu kaku. Tapi aku bukanlah tipe orang yang bisa dikalahkan oleh kekeras-kepalaan seseorang. “Nah, Aku tidak memerlukannya, kamu tahu. Dan ditambah lagi, kamu memakai uangmu sendiri. Kamulah yang membayar kompensasinya. Yang berarti kamu memiliki kewajiban untuk mengambilnya,” kataku. Atas itu, perlawanan Yukinoshita melemah dan boneka itu jatuh dengan nyaman ke dalam tangannya<!--snugly-->. “…B-Begitu ya.” Pandangan Yukinoshita jatuh ke boneka yang digengamnya dalam lengannya. Kemudian, dia melirikku dari samping. Hening. “Aku tidak akan mengembalikannya padamu, kamu tahu.” “Aku bilang aku tidak memerlukannya.” Macam ada orang yang mau boneka yang begitu terlihat-jahat itu. Lagipula, aku tidak akan memintanya kembali ketika dia memegangnya seakan itu begitu penting baginya. Jadi dia ada sisi imutnya juga. Dan di sini kupikir dia itu lebih berdarah dingin.<!--cold blooded--> Pada saat itu<!--at that point-->, aku menyadari bahwa aku sedang melihatnya dengan senyuman di wajahku. Dengan sedikit malu-malu, Yukinoshita memalingkan wajahnya, pipinya agak merah. “…boneka tidak cocok denganmu. Boneka semacam itu lebih cocok dengan<!--image--> Yuigahama-san atau Totsuka-kun.” “Yang pertama aku agak ragu<!--I can take it or leave it-->, tapi aku bisa setuju denganmu dengan yang terakhir itu.” Pasangan paling cocok bagi Totsuka dengan sebuah boneka pastilah roti manis dengan susu.<!--bread roll and milk--> “Omong-omong, aku jujur saja terkejut kamu itu seorang penyuka boneka<!--fan of stuffe toys-->,” beberku, tapi Yukinoshita tidak terlihat begitu heboh. Dia hanya membelai Pan-san dengan santai. “…Aku tidak benar-benar ada minat dengan boneka lain, tapi aku memang suka Pan-san si Panda ini.” Yukinoshita terus bermain-main dengan lengan boneka itu. Setiap kali dia melakukan itu, cakar Pan-san membuat suara mencakar yang menyeramkan. Jika aku tidak menghiraukan suara itu, itu memang terlihat sangat imut sebagai suatu karya seni<!--composition-->. “Walaupun aku telah mengoleksi boneka lembut dan barang-barangnya untuk waktu yang lama, daripada melalui sumber-sumber biasa aku hanya bisa mendapatkannya melalui hadiah-hadiah, jadi aku tidak tahu mau bagaimana. Aku mempertimbangkan pelelangan internet, tapi aku tidak bisa benar-benar membulatkan tekadku karena aku khawatir mengenai bagaimana barang yang dipajangkan di pelelangan itu disimpan atau apakah foto yang dipostingkan itu palsu<!--manufactured-->…” A-Alasannya tidak imut sama sekali… Tanpa sengaja, aku menghela. “O-Omong-omong, kamu benar-benar suka Pan-san itu.” Sebagai hasil perkenalanku<!--exposure--> pada kegilaan hewannya yang tidak berarti, kata-kata itu melesat keluar dari mulutku tanpa kuperhatikan<!--unheeded-->. Tanpa sepengetahuan dirinya, Yukinoshita memasang pandangan melamun di matanya setelah mendengar apa yang kukatakan. “…memang. Aku menerima satu ketika aku masih kecil.” “Sebuah boneka?” “Bukan, manuskrip asli ceritanya.” “Huh? Um, apa yang kamu maksud dengan cerita?” tanyaku, tercengang. Tapi ini ternyata merupakan suatu kesalahan. Sesaat selanjutnya, Yukinoshita mulai berbicara lagi dan lagi, seakan dia telah kesurupan<!--fallen into a trance-->. “Pan-san si Panda. Judul aslinya adalah ''Halo, Mister Panda''. Sebelum mereka mengubah judulnya itu adalah ''Kebun Panda''. Dikatakan bahwa ahli biologi Amerika Rand McIntosh mulai menuliskannya pada anaknya, yang tidak cukup mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya ketika seluruh keluarga mereka melintasi China untuk penelitian panda McIntosh.” “…ini dia<!--there we go-->, Yukipedia mulai lagi.” Walaupun aku sedang agak setengah mengejeknya, Yukinoshita terus berbicara dengan riang. “Walaupun edisi Dizney yang dichibikan lebih menekankan karakternya, cerita aslinya itu bagus sekali. Ceritanya unggul dalam menggabungkan kiasan barat dan timur dan menceritakan naratif tunggal yang terfokus. Seseorang bisa merasakan pesan kasih sayangnya yang penting<!--overriding--> untuk anaknya pada setiap tingkatan.” “Huh, apa cerita begitukah<!--was it that kind of story-->? Aku pikir sudah pasti itu hanya sebuah cerita tentang seekor panda yang berkata, ‘Aku ingin makan rumput bambu sepanjang hari,’ dan kemudian ketika dia memang memakan rumput bambu, dia menjadi mabuk akannya dan melakukan jurus mabuk.” “…memang, adegan itu ditekankan dalam versi Dizney, jadi aku tidak bisa mengatakan apa-apa tentang itu<!--I cannot say anything to you there-->, tapi bagian itu memainkan peran yang minor dalam cerita aslinya. Kamu akan mengerti jika kamu membacanya sendiri. Terjemahannya juga cukup bagus, tapi aku benar-benar merokemendasikanmu untuk membaca manuskrip aslinya,” kata Yukinoshita dengan terang-terangan semangat.<!--gushed openly.--> Ahh, Aku bisa ingat melakukan sesuatu seperti ini. Kamu akan bertingkah seperti itu ketika kamu membicarakan mengenai sesuatu yang kamu sukai. Dulu ketika aku masih di SMP, aku berbicara lagi dan lagi selama tiga puluh menit mengenai sebuah komik manga yang kusukai pada orang-orang yang kupikir akrab denganku ini. Sekitaran saat itu mereka berkata padaku<!--Around that time they said to me-->, “Kamu biasanya tidak banyak bicara, Hikigaya, tapi saat-saat kamu tidak bisa diam itu hanya ketika mengenai manga.<!--only time you don’t shut up is when it’s about manga--> Itu agak… kamu tahu,” dan aku ingin mati dalam hatiku.<!--and I wanted to die on the inside.--> Namun, untuk bisa berbicara mengenai apa yang kamu sukai sebanyak yang kamu mau itu hal yang bagus, menurutku. Meskipun, katakanlah, itu bukanlah sesuatu yang populer<!--mainstream--> atau yang akan diterima masyarakat umum. Itu sesuatu yang bagus, tidak memikirkan perihal apakah orang lain akan menerima apa yang kamu sukai atau apakah kamu bisa akrab dengan orang-orang yang tidak benar-benar menyukaimu. Tapi, meski aku mengatakan itu, aku kesulitan jika dia memintaku untuk membaca manuskrip aslinya. Aku hanya akan membaca bagian Indexnya sekilas. “Aku barusan berpikir. Kamu bisa membaca bahasa Inggris sejak kamu kecil, huh.” “Tidak sedikitpun. <!--Not in the least.-->Tapi itu karena aku tidak bisa membaca bahasa Inggrislah baru aku terus mengacu pada kamus selagi aku membacanya. Itu menyenangkan seperti sedang memecahkan sebuah puzzle.” Mata Yukinoshita lembut, seakan dia sedang mengenang masa lampaunya dengan sukacita.<!--fondly--> Kemudian setelah sejenak dia bergugam, dengan suara sepelan bisikan<!--as low as a whisper-->, “Itu adalah hadiah ulang tahun. Aku mungkin memiliki keterikatan yang sentimentil padanya karena itu.” Dia bimbang. “I-Itulah kenapa, um…” Yukinoshita dengan malu-malu membenamkan kepalanya pada boneka itu, menyembunyikan ekspresinya selagi pandangannya berpaling padaku. “Itulah kenapa… ketika kamu memberikan ini padaku-” “Huuuuh? Yukino-chan? Oh, benar-benar kamu, Yukino-chan!” Suatu suara yang riang gembira memotong Yukinoshita di tengah kalimatnya. Ketika aku melihat pemilik suara yang entah kenapa familier dan yang kukenal itu, aku tidak bisa berkata-kata. Rambut hitam berkilau dan kulit putih terang nan halus – belum disebut ciri wajahnya yang tenang dan anggun. Dengan tampang indah langka dan sangat menarik yang meluap-luap dengan pesona wanitanya itu, senyuman ramahnya merupakan lapisan gula di atas sebuah kue yang sudah luar biasa. Tepat di depan mataku berdiri seorang wanita cantik dengan proporsi tubuh<!--unbelievable proportion--> yang tidak bisa kupercaya. Dia mungkin sedang berjalan-jalan dengan teman-temannya, karena dia menepukkan tangannya untuk meminta maaf dan berkata, “Maaf, aku akan menyusul kalian nanti,” pada banyak pria dan wanita yang berhiruk-pikuk di belakangnya. Suatu rasa déjà vu menerjangku. Tapi lebih dari itu – lebih dari apapun – Aku sedang disiksa oleh perasaan tidak enak yang jelas<!--distint unease-->. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information