Editing Baka to Tesuto to Syokanju:Volume2 Soal Kedua

Jump to navigation Jump to search

Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.

The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.

Latest revision Your text
Line 40: Line 40:
 
'''Komentar Guru:'''
 
'''Komentar Guru:'''
   
Sebelum saya membetulkan jawabanmu, saya berharap kamu sadar kamu tidak menjawab dengan jumlah jawaban yang benar.
+
Sebelum saya membetulkan jawabanmy, saya berharap kamu sadar kamu tidak menjawab dengan jumlah jawaban yang benar.
   
   
Line 551: Line 551:
   
 
<span style="font-size: 200%; border: "><center>☆</center></span>
 
<span style="font-size: 200%; border: "><center>☆</center></span>
 
 
 
 
"...Hadiah...tersembunyi"
 
 
"...Kali ini...mereka sendiri...Kisaragi Highland..."
 
 
Saat kami tiba di depan kantor kepala sekolah, yang ada di pojok kampus baru, sepertinya ada perdebatan didalam.
 
 
Hadiah? Kisaragi Highland? Mereka ngomongin apa?
 
 
"Ada apa, Akihisa?"
 
 
"Nggak, itulho yang mereka omongin didalam"
 
 
"Serius? Berarti kepala sekolah ada didalam. Baguslah nggak buang buang tenaga, ayo masuk."
 
 
Yasudah, kami akan tentukan mereka sibuk atau nggak. Yuuji benar. Ngomong ngomong mumpung kita sudah disini mendingan kita selesaikan alasan kita kesini.
 
 
"Misii~"
 
 
Setelah mengetok pintu mewah kantor kepala sekolah, Yuuji dan aku langsung membobol masuk.
 
 
"Dasar kalian bocah nggak sopan. Tunggulah ada yang jawab sebelum masuk."
 
 
Orang yang memanggil kami adalah kepala sekolah dengan kepala penuh rambut putih, Todou Kaoru. Dia juga pelopor Test Summoning System. Mungkin karena dia ilmuwan?Dia kelihatan punya kebiasaan, dan kalimat pertamanya saat bertemu kami adalah 'Dasar bocah nggak sopan'
 
 
"Serius. Kami sibuk disini, dan bisa saja ada pengunjung yang tak terduga. Sudahlah, kami tidak bisa teruskan begini...jangan bilang kau rencanakanini?"
 
 
Pria yang sedang mengatur kacamatanya dan memelototi kepala sekolah adalah dekannya, Takehara-sensei. Dia sangat populer dengan cewek karena mata tajamya dan sikap dinginnya. Tapi aku nggak terlalu suka dia.
 
 
"Berhenti bicara hal bodoh seperti itu. Aku nggak ada urusannya untuk menyembunyikannya dari awal, jadi ngapain aku pakai taktik nggak berguna gini?"
 
 
"Oh, benarkah? Kau memang bagus dalam menyembunyikan hal"
 
 
Percakapan berlanjut dengan kami nggak ngerti apa apa. Kepala sekolah dan dekannya sedang diskusi sesuatu yang berhubung kelangsungan sekolah. Mungkin lebih baik balik lagi lain kali.
 
 
"Sudah kubilang. Aku tidak menyembunyikan apa apa. Kau salah"
 
 
"...Oh ya? Sejak kau tak ingin mengakuinya, hari ini cukup segini"
 
 
Setelah dia selesai bicara, Takehara-sensei melirik ke pojok ruangan-"
 
 
"Aku akan pergi"
 
 
Setelah itu dia berputar dan meninggalkan ruangan. Barusan, Takehara-sensei kelihatan sedang mengkonfirmasi sesuatu, tapi apa? Ruangan ini kah?
 
 
"Oke, bocah. Kalian ngapain kesini?"
 
 
Kepala sekolah yang pastinya nggak peduli tentang percakapannya dengan Takehara-sensei, bertanya.
 
 
"Permisi, nyonya. Kami kemari untuk berdiskusi dengan anda."
 
 
Berdiri didepan kepalasekolah, Yuuji bicara. Aku kaget dia bisa ngomong dengan sopan.
 
 
"Aku tidak ada waktu untuk bicara masalah ini. Kalau masalah administrasi sekolah, carilah Takehara-sensei. Juga, lebih pantas untukmu untuk memberi namamu. ingatlah."
 
 
Kita diceramahi tentang sikap oleh nenek nenek arogan. Kiamatlah sudah.
 
 
"Mohon maaf atas kekasaran saya. Saya ketua kelas 2-F, Sakamoto Yuuji, dan dia-"
 
 
Yuuji memperkenalkan dirinya, lalu menunjukku.
 
 
"-ketua idiot dari kelas 2"
 
 
Kenapa orang ini nggak bisa memperkenalku dengan namaku yang benar?
 
 
"Oh...begitu. Kalian Sakamoto dan Yoshii dari kelas F kan?"
 
 
Tunggu, kepsek! Aku bahka belum memperkenalkan diri. Kalau digabungkan dengan perkenalan itu... aku nangis nih...
 
 
"Aku berubah pikiran, ayo, apa yang kalian ingin bilang?"
 
 
Seperti preman melihat keatas, bibir kepsek menggulung. Orang ini nggak bisa dijelaskan kenapa dia bisa jadi edukator.
 
 
"Terima kasih banyak."
 
 
"Kalau sempat berterima kasih, maka cepat, dodol."
 
 
"Baiklah."
 
 
Dipikir pikir, Keadaan didepanku ini benar benar membuatku terkejut. Yuuji masih bersikap dingin saat dilecehkan lisan begini. Nggak sangka dia bisa se-dewasa ini.
 
 
"Kami disini meminta perbaikan fasilitas kelas F."
 
 
"Oh ya? Aku kagum kalian punya banyak waktu luang."
 
 
"Saat ini kelas F udah kaya otak keriput bolong, Keadaannya menyedihkan sampai sampai angin dingin bisa masuk"
 
 
Ah, dia mulai ngomel.
 
 
"Kalau kepala sekolah, yang seperti sampah yang ada di Era Sengoku, itu nggak masalah. Tapi sekarang, lingkunagn belajar ini terlalu bahaya untuk murid SMA. Kami merasa ini bisa membahayakan nyawa seseorang."
 
 
Dia mencampuradukkan bahasa provokatif dan bahasa sopan, mungkin Yuuji akan gila juga.
 
 
"Jadi, karena angin dingin masuk kelas, beberapa murid udah sakit. Jadi cepet betulin, nenek dodol! Sekian."
 
 
Hmm, inilah Yuuji yang kukenal.
 
 
Mendengar bahasa kasar Yuuji yang terdengar sopan, kepsek kelihatan berpikir. Tidak bicara sama sekali.
 
 
"Maaf, kepsek..."
 
 
Mungkin dia ngamuk gara gara sikap Yuuji? Hahh, orang biasa juga bakal marah.
 
 
"...Mm, ini waktu yang bagus..."
 
 
Dia ngomong apa?
 
 
"Baiklah, aku mengerti"
 
 
"Eh? Kalau begitu bisa bantu kami perbaiki?"
 
 
Yuuji benar. Walaupun kebijaksanaannya aneh, Fumitsuki Gakuen tetaplah sekolah. Kalau menyangkut masalah kesehatan murid, sekolah harus mengambil tindakan yang tepat. Bagus, bagus.
 
 
[[Image:BTS vol 02 055.jpg|thumb]]
 
"Aku Menolak."
 
 
"Yuuji, tumpahi orang ini dengan lumpur terus lempar ke laut"
 
 
"...Akihisa, jaga sikap"
 
 
Ah? nggak sengaja aku bilang perasaanku.
 
 
"Serius. Si bego ini terlalu nggak hormat. Kalau bisa, bisa disebutkan alasannya, nenek bau?"
 
 
"Benar, Tolong beritahu kami, mbah mbah sialan."
 
 
"...Kalian, benar benar ingin tahu?"
 
 
Kepsek memelototi kami dengan terkejut. Kita ngomong sesuatu yang aneh ya?
 
 
"Nggak ada alasan. Ini karena membuat kelas yang berbeda beda adalah tujuan kami. Jadi jangan ngomong macam macam, bocah."
 
 
Dasar nenek...!
 
 
"Jangan! Kalau ini berketerusan, persetan dengan kami, cewek di kelas kami akan pingsan-"
 
 
"-Biasanya aku akan ngomong itu."
 
 
Kepsek memotongku, menaruh tangannya di dagunya sambil bilang ini.
 
 
"Lagipula, sejak itu murid muridku yang bilang. Kita akan ada deal kalau kalian dengarkan permintaanku."
 
 
Deal? Jadi nggak ada yang gratis gitu ya?
 
 
"..."
 
 
Eh? Yuuji nggak bereaksi. Dia meletakkan tangannya dekat mulutnya, kelihatan berpikir tentang sesuatu.
 
 
"Apa kondisinya?"
 
 
Sekarang gara gara situasinya sudah seperti ini, aku hanya bisa memaksa kepsek bicara.
 
 
"Kalian tahu turnamen Summoning di festival musim panas ini?"
 
 
"Mm, gitu deh."
 
 
"Kau tahu hadiahnya?"
 
 
"Eh? Hadiah?"
 
 
Aku nggak tau ada hadiah. Karena aku nggak mau ikut, dan aku nggak berpikir bisa menang walau aku ikut.
 
 
"Untuk pemenang turnamen, kita akan berikan sertifikat, trofi, dan Bracelet Platinum. Untuk pemenang kedua, sepasang tiket premium pra-pembukaan 'Kisaragi Highland'"
 
 
Mendengar hadiahnya, Yuuji membeku. Kenapa dia?
 
 
"Oh...apa hubungannya dengan kondisinya?"
 
 
"Biar kuselesaikan dulu. Bukannya kalian sudah dengar pepatah 'kalau buru buru apalah'[http://www.baka-tsuki.org/project/index.php?title=Baka_to_Tesuto_to_Syokanju:Volume2_Catatan_Penerjemah]?"
 
 
Nggak tau.
 
 
"Ini tentang tiket premium-nya. Aku dengar ada rumor buruk tentangnya, jadi kalau mungkin aku ingin ambil kembali."
 
 
"Ambil kembali? Kenapa tidak diberikan saja?"
 
 
"Kalau bisa aku lakukan. Tapi walaupun si dekan yang mengurusi ini, dia sudah menandatangani perjanjian dengan perusahaan Kisaragi, dan sekarang kita tidak bisa tarik kembal."
 
 
Ngomong ngomong aku dengar rumor yang bilang 'kepsek sedang sibuk dengan sistem Summoning, dan mengijinkan si dekan untuk menjalankan sekolah'. sepertinya ini benar
 
 
"Sebagai kepsek bukannya kau harus lebih hati hati masalah perjanjian?"
 
 
"Diamlah, bocah. Aku sudah sibuk dengan Platinum Bracelet. Lagian aku juga baru dengar masalah ini."
 
 
Kepsek manyun. Dia kelihatan lebih lpeas, tapi dia punya tanggung jawab yang harus dipegang.
 
 
"Lalu, rumor itu tentang apa?"
 
 
Kepsek pertamanya hanya jawab 'sesuatu yang merepotkan' dan menjelaskan seluruhnya.
 
 
"Perusahaan Kisaragi ingin membuat tanda di Kisaragi Highlands, isinya adalah 'pasangan yang datang kesana akan sangat senang'."
 
 
"Apa masalahnya? Bukannya itu bagus?"
 
 
"Untuk membuat tanda ini, mereka akan buat suasana 'pernikahan' untuk pasangan yang datang kesana membawa tiket premium. Untuk alasan marketing, cara mereka agak memaksa."
 
 
"APHOAA!!??"
 
 
Yuuji tiba tiba meraung-serem woy.
 
 
"Sekarang apa,Yuuji? Takut banget."
 
 
"YA IYALAH GUE TAKUT! YANG DIBILANG SI MBAH ITU MAKSUDNYA 'PERUSAHAAN KISARAGI BAKAL PAKE SELURUH KEKUATAN MEREKA BUAT MAKSA PASANGAN YANG BAWA TIKET PREMIUM ITU BUAT NIKAH'!!"
 
 
"eh-heh. Aku ngerti, kau nggak usah jelasin lagi"
 
 
Agak menyegarkan melihat Yuuji bersikap seperti ini.
 
 
"Maksudnya adalah, pasangan itu adalah pasangan yang dipilih dari Fumitsuki Gakuen kami."
 
 
"Sial. Banyak yang cantik di sekolah kita, dan semuanya ngomongin sistem Summoning. itu akan sempurna untuk membuat tanda ini jika mereka buat rumor untuk menikah di masa SMA! Pastilah kita target perusahaan Kisaragi itu!"
 
 
Yuuji menggigit bibirnya dalam derita. Kenapa dia aneh banget?
 
 
"Hm. Sangat diharapkan dari orang berbakat, otakmu cepat juga"
 
 
Mendengar Yuuji bilang ini, Kepsek mengangguk. Dia sepertinya lumayan tahu Yuuji, dan barusan dia memanggil namaku.
 
 
"Yuuji, tenang dulu. Rencana perusahaan Kisaragi tidak terlalu buruk. Lagipula kita tahu plot ini, jadi kita tak perlu kesana."
 
 
Dia pasti takut diseret seret kesana oleh Kirishima-san. Aku sampai cemburu.
 
 
Kalau itu aku...mungkin nggak ada yang bisa kuajak. Kesepian juga....
 
 
"...Dia akan pasti ikut di turnamen ini untuk menang...kalau aku pergi aku harus terpaksa menikah...kalau tidak pergi, aku juga akan dipaksa menikah...ma...masa depanku sudah..."
 
 
Mata Yuuji sudah kosong. Apa apaan yang terjadi? Dia paling janji ke Kirishima-san kalau 'kita akan pergi bersama saat kita dapat tiket premium-nya'. Walaupun aku nggak tahu apa harganya kalau nggak menepati janjinya. Itu pasti sesuatu yang bodoh.
 
 
"Seperti yang dia bilang, aku tidak suka mengabaikan permintaan pasangan yang bingung dan memaksakan masa depan kepada murid muridku yang manis."
 
 
Dia benar benar berpikir murid muridnya manis? Aku curiga dengannya.
 
 
"Dengan kata lain, kondisinya adalah-"
 
 
"Benar. Memenangkan 'hadiah dari turnamen summoning'. Kalau kau bisa lakukan itu, Aku akan perbaiki kelasmu."
 
 
Oh, jadi ganti dari hadiah pertarungan summoning kan? Kalo gitu-
 
 
"Yang pasti, jangan diambil paksa, jangan juga dikasih pemenangnya secara cuma cuma. Kubilang padamu, menangkanlah turnamennya."
 
 
Ugh! Dia baca pikiranku! Walaupun dia aneh dia tetap edukator-kah? Sepertinya dia tak akan izinkan main curang.
 
 
"...kalau kami menang, janji kau akan perbaiki kelas dan perbagus fasilitasnya?"
 
 
"Ngomong apa kau? Aku hanya setuju dengan perbaikan kelas. Kalau fasilitas itu sih kebijakan sekolah. Aku tak berniat mengubahnya."
 
 
Sudah kutebak pasti dia akan jawab begini. Kalau kita bisa menaikkan fasilitas dengan deal ini, Kelas lain akan ribut...
 
 
"Namun kalau kalian pakai uang dari festival musim panas, itu masalah lain. Kalau itu kalian boleh menaikkan fasilitas kalian."
 
 
Ini proposal dari kepsek. Biasanya dari kebijakan sekolah, membeli fasilitas sendiri tidak diperbolehkan. Tapi selama kita bisa setuju dengan kondisinya, kita boleh boleh saja.
 
 
"Bisakah dibantu menaikkan standar fasilitas kami? Bagi kami perbaikan kelas sama pentingnya dengan kenaikan fasilitas."
 
 
"Terus?"
 
 
"Kalau kedai teh kami tidak sukses dan kami tak bisa menaikkan fasilitas, kami akan khawatir tentang situasi disana, dan tak bisa konsentrasi di turnamennya. Ini nggak akan bagus buat kami dan kepsek juga..."
 
 
"Apa? Itu saja? Nggak. Aku nggak akan izinkan"
 
 
"Tapi kalau kau janji untuk menaikkan fasilitas kami bisa konsentrasi dengan turnamennya-"
 
 
"Percuma Akiisa. Nenek itu nggak ada niat untuk izinkan. Terpaksa kita harus ikuti deal-nya."
 
 
Tak terduga, Yuuji mulai sadar dan menepuk bahuku.
 
 
...Sial. Walaupun aku tak suka dengan itu, kami memang terpaksa dan akhirnya harus ikut kondisinya.
 
 
"Aku mengerti. Kami terima kondisimu."
 
 
"Benar? Kalau begitu negosiasi kita selesai."
 
 
Kepsek nyengir seperti bilang 'sesuai rencana' dengan licik.
 
 
"Tapi, kami punya permintaan lain juga."
 
 
Sudah kutebak, saat negosiasi selesai dan ingin kembali ke kelas, Yuuji memberikan kondisi lain kepada kepsek.
 
 
"Oh ya? Apa itu?"
 
 
"Kudengar turnamen Summoning ini main dua lawan dua. Tipe eliminasi. Pertama matematika, kedua Kimia."
 
 
Kalau subjek pertama matematika, seluruh peserta harus bertarung dengan matematika. Alasan pergantian subjek pelajaran dalam pertarungan kedua mungkin karena poin yang terpakai di pertarungan pertama akan mengurangi hiburan dari kompetisinya. Siapapun yang bilang, ini tetap promosi sekolah.
 
 
"Terus?"
 
 
"Sekalinya peserta sudah diumumkan, Biarkan saya pilih subjeknya."
 
 
Setelah Yuuji bilang ini, untuk suatu alasan, dia memperlihatkan pandangan tajamnya kepada kepsek, mencoba meyakinkannya. Dia memang curiga tentang apa?
 
 
"Hm...oke. Pengembangan poin tak akan kuizinkan, tapi jika ini saja mungkin boleh."
 
 
"...Terima kasih banyak"
 
 
Mata Yuuji bertambah tajam. Ini past menguntungkan kami, jadi untuk apa ekspresi itu? Aku benar benar tak mengerti dia.
 
 
[[image:BTS_vol_02_065.jpg|thumb]]
 
"Kalau begitu, sejauh itu aku bisa bantu kalian. Kalian bisa menang kan?"
 
 
Kepsek bertanya. Dia benar benar ingin mencegah rencana perusahaan Kisaragi, ya?
 
 
"Pasti lah. Kau pikir kami siapa?"
 
 
Yuuji tersenyum tebal. Tampang termotivasi inilah yang dia pakai saat tes pertarungan summoning.
 
 
"Kami pasti akan menang, jadi jangan lupa janjinya!"
 
 
Pastinya aku termotivasi juga. Ini bisa menjadi metode untuk menyelesaikan masalah di depan mata. Dan kita tinggal selesaikan tugas.
 
 
"Kalau begitu, bocah, Kuserahkan pada kalian."
 
 
"YEAH!!"
 
 
Begitu saja, Pasangan terburuk se-Fumitsuki Gakuen telah terbentuk
 
 
 
{{BakaTest Nav|prev=Baka to Tesuto to Syokanju:Volume2_Soal_Pertama|next=Baka to Tesuto to Syokanju:Volume2_Soal_Ketiga}}
 

Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see Baka-Tsuki:Copyrights for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource. Do not submit copyrighted work without permission!

To protect the wiki against automated edit spam, we kindly ask you to solve the following CAPTCHA:

Cancel Editing help (opens in new window)

Template used on this page: