Editing High School DxD (Bahasa Indonesia):Jilid 3 Life 2

Jump to navigation Jump to search

Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.

The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.

Latest revision Your text
Line 448: Line 448:
 
Apa maksudmu? Hmmmmm. Aku tidak mengerti apa yang dia maksudkan dengan kemajuan. Apakah dia berpikir bahwa aku akan diambil oleh Akeno-san? Aku pelayan Buchou sehingga tidak ada cara itu aku akan menjadi pelayan Akeno-san ...... Tapi kupikir itu tampak lucu
 
Apa maksudmu? Hmmmmm. Aku tidak mengerti apa yang dia maksudkan dengan kemajuan. Apakah dia berpikir bahwa aku akan diambil oleh Akeno-san? Aku pelayan Buchou sehingga tidak ada cara itu aku akan menjadi pelayan Akeno-san ...... Tapi kupikir itu tampak lucu
 
ketika Buchou membuat wajah marah seperti Asia.
 
ketika Buchou membuat wajah marah seperti Asia.
  +
  +
===Bagian 4===
  +
Asia dan aku tengah berjalan pulang ke rumah sepulang sekolah dan menyelesaikan kegiatan klub. Biasanya Buchou ikut bersama kami tapi hari ini tidak. Sepertinya insiden dengan Akeno-san adalah penyebabnya.
  +
  +
“Buchou tidak ikut pulang ke rumah?”
  +
  +
“Aku akan menyusul kalian nanti. Pulanglah tanpa aku.”
  +
  +
Aku menanyainya di ruang klub, tapi bukan hanya dia tak melihat mataku, dia bahkan tak menghadap wajahku. Ada duri dalam ucapannya. Hiks.......apa Buchou membenciku sekarang? Aku sedih.......jadi anjing yang dimarahi oleh majikan mereka merasakan hal ini juga? Terasa begitu kesepian.........dan sedih.......
  +
  +
“Bukankah Buchou-san ikut pulang bersama kita?”
  +
  +
“Hm? Iya..........sepertinya aku sudah membuat Buchou marah.”
  +
  +
“.....Apa terjadi sesuatu?”
  +
  +
Asia bertanya padaku dengan wajah khawatir, tapi tak bisa kuceritakan tentang insiden Akeno-san padanya disini. Nanti urusannya bisa tambah rumit.
  +
  +
“Tidak, itu salahku. Aku akan minta maaf nanti. Asia, kamu tak perlu mencemaskannya.”
  +
  +
“.......Aku paham. Tapi mungkin aku juga salah. Akhir akhir ini aku sering berbicara balik pada Buchou-san.........”
  +
  +
Ujar Asia dengan nada meminta maaf. Asia memandang Buchou sebagai rival namun kurasa bukan itu masalahnya. Penyebabnya pasti karena insiden dengan aku dan Akeno-san.......
  +
  +
“Tak apa apa. Kupikir dia tak marah padamu, Asia. Akulah yang salah.”
  +
  +
Aku memang cabul. Tapi kupikir Buchou tak keberatan kalau aku cabul. Dia bahkan tak mengatakan apa apa saat aku bermaksud menjadi Raja Harem.
  +
  +
Aneh. Belakangan ini Buchou aneh. Apa karena dia punya keinginan memiliki budak untuknya sendiri? Apakah sama dengan orang yang kesal kalau piaraannya dijinakkan oleh orang lain? Biarpun aku sangat disayangi oleh Buchou, aku hanyalah budak baginya. Hiks.......kalau aku kerepotan hanya karena satu wanita seperti ini, maka mimpiku menjadi Raja Harem masih sangat jauh! Sial! Inikah alasan aku tak bisa populer dengan wanita!? Perasaan wanita begitu rumit! Aku terus memikirkan itu sampai akhirnya tiba di rumahku. Saat aku mencoba membuka pintu, aku merasakan firasat buruk.
  +
  +
BERGIDIK......
  +
  +
Apa ini? Rasanya ada sinyal dalam tubuhku yang memperingatkan datangnya bahaya. Aku merasakan perasaan yang sama sebelumnya. Kalau kuingat ingat, sama seperti saat aku pertama kali bertemu Asia dan membawanya ke Gereja. Saat aku melihat Gereja, tubuhku gemetaran.
  +
  +
GREP.
  +
  +
Asia menggenggam tanganku dengan tangannya yang bergetar. Sepertinya Asia juga merasa tidak nyaman. Berarti ini perasaan yang hanya bisa dideteksi oleh Iblis. Ada seseorang dalam rumahku. Bukan, tak mungkin........Ibu! Aku membayangkan Ibuku dalam bahaya dan membuka pintu secepatnya! Aku melepas sepatuku dan berlari lurus ke dapur! Ini pasti bercanda! Ibu! Tidak, tak mungkin! Apa fakta kalau aku Iblis ketahuan!? Oleh siapa? Malaikat Jatuh? Tuhan? Malaikat? Orang orang Gereja? Yang manapun sama sama berbahaya! Mereka akan membunuh dan menghabisi siapapun yang memiliki hubungan dengan kami tanpa ampun! Dalam kepalaku, aku mulai mengingat mayat mayat yang dibunuh oleh Pendeta bajingan Freed itu. Mayat yang dicabik cabik olehnya. Ibuku akan menjadi seperti itu? Sial! Jangan bercanda! Hal semacam itu........! tak boleh terjadi!
  +
  +
Ibu tak berada di dapur. Namun aku mendengar suara tawa dari ruang tamu. Aku menuju ke sana secepatnya dan melihat dua gadis asing dan Ibuku tengah tertawa.
  +
  +
“Dan ini adalah gambar Ise saat masih di SD. Lihat. Ini foto waktu celananya sobek di kolam renang. Dia sangat merepotkan. Dia tetap pergi ke kolam renang biarpun celananya sobek.”
  +
  +
“......I.......Ibu?”
  +
  +
Ibu melihatku ketika dia sadar aku berada di sini.
  +
  +
“Oh Ise. Sudah pulang ternyata. Apa yang terjadi? Wajahmu nampak pucat.”
  +
  +
“Hauuuu. Syukurlah.”
  +
  +
Asia duduk di lantai seolah merasa lega. Setelah mendapati kalau Ibuku masih aman aku menghela nafas kelegaan dan menenangkan diri. Namun aku tak bisa menyingkirkan perasaan tak nyaman ini. Tentu saja. Karena ada dua wanita asing. Mereka berdua orang luar negeri dengan Salib menggantung di dada mereka. Mereka berdua nampak seumuranku. Seorang memiliki rambut oranye dan yang lain berambut biru dengan jumbai hijau dan mata menyeramkan. Mereka berdua cukup cantik. Tapi dari cara mereka bersikap aku bisa tahu mereka bukan orang biasa. Keduanya sama sama mengenakan jubah putih. Apa mereka orang orang Gereja? Exorcist? Ini gawat! Mana bisa aku bertarung di tempat seperti ini!
  +
  +
“Hallo, Hyodou Issei-kun.”
  +
  +
Wanita dengan rambut oranye berbicara padaku. Di sebelahnya adalah gadis dengan jumbai hijau dan ada senjata tertutup kain di sampingnya. Itu dia. Aku bisa merasakan firasat bahaya dari senjata itu. Aku bisa merasakan bahayanya dari kulitku. Mungkin itu senjata untuk melenyapkan kami Iblis.
  +
  +
“Senang bertemu denganmu.”
  +
  +
Aku menyapanya dengan senyum dibuat buat. Namun matanya berubah dan nampak bingung.
  +
  +
“Hah? Kamu tidak ingat? Ini aku?”
  +
  +
.........Hah? si gadis berambut oranye menunjuk dirinya sendiri. Tidak, tidak, aku tak mengingatmu. Ibu memberiku foto karena aku nampak bingung. Itu adalah foto Pedang Suci. Ibu menunjuk pada anak laki laki yang pernah berteman padaku waktu kecil.
  +
  +
“Dia anak ini. Shidou Irina-chan. Waktu itu dia memang kelihatan seperti anak laki laki, tapi sekarang dia gadis yang anggun jadi Ibu terkejut.”
  +
  +
......Permisi?.....gadis ini.......adalah anak laki laki yang bertetangga waktu aku masih kecil dan sering bermain denganku? Eeeeeeeh!? Anak laki laki dalam gambar ini! Dia wanita!? Jadi bukan laki laki!?
  +
  +
“Lama tak jumpa Ise-kun. Apa kamu keliru kalau aku laki laki? Apa boleh buat kalau waktu itu aku suka bikin masalah seperti anak laki laki. Tapi sepertinya kita sudah berubah sepanjang waktu kita tak saling jumpa. Astaga. Kamu tak bisa menebak apa yang akan terjadi saat bertemu kembali.”
  +
  +
Nadanya seolah dia memiliki maksud tertentu. Ya, dia sudah menyadari identitas sejatiku.
  +
   
 
===Bagian 4===
 
===Bagian 4===

Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see Baka-Tsuki:Copyrights for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource. Do not submit copyrighted work without permission!

To protect the wiki against automated edit spam, we kindly ask you to solve the following CAPTCHA:

Cancel Editing help (opens in new window)

Templates used on this page: