Editing Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 10 Bab 2
Jump to navigation
Jump to search
Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.
Latest revision | Your text | ||
Line 611: | Line 611: | ||
Helikopter Type-EC135 terbang melewati kabut tebal diatas permukaan laut, dan dari jendela dapat terlihat bentangan besar berwarna biru dibawah. |
Helikopter Type-EC135 terbang melewati kabut tebal diatas permukaan laut, dan dari jendela dapat terlihat bentangan besar berwarna biru dibawah. |
||
− | Tak seperti pemandangan dari pesawat penumpang dari ketinggian -dari sini, puncak ombak dapat terlihat jelas dan cahaya matahari terpantul silau oleh permukaan laut dan Koujiro Rinko berfikir, |
+ | Tak seperti pemandangan dari pesawat penumpang dari ketinggian -dari sini, puncak ombak dapat terlihat jelas dan cahaya matahari terpantul silau oleh permukaan laut dan Koujiro Rinko berfikir, "Sudah berapa tahun lamanya sejak terakhir kali aku bermain di laut.. |
Hanya butuh sekitar satu jam bagi Rinko untuk pindah dari tempat kerjanya yang sekarang, California Technical Institute ke area San Fransisco Bay, tapi meskipun dia bisa dengan enjoy berjemur kapanpun dia mau, dia gak pernah melangkah ke pantai selama dua tahun dia bekerja di universitas. |
Hanya butuh sekitar satu jam bagi Rinko untuk pindah dari tempat kerjanya yang sekarang, California Technical Institute ke area San Fransisco Bay, tapi meskipun dia bisa dengan enjoy berjemur kapanpun dia mau, dia gak pernah melangkah ke pantai selama dua tahun dia bekerja di universitas. |
||
Line 621: | Line 621: | ||
Empat hari yang lalu, dia menerima e-mail yang agak panjang yang dikirim oleh orang yang tak terduga. Dia bisa saja segera menghapus e-mail itu dan melupakannya, namun untuk suatu alasan, Rinko gak melakukannya. Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam untuk mempertimbangkannya, dia membalas e-mail itu dan mereservasi penerbangan. Saat ia memikirkan 2 tahun terakhir, ia menyadari kalau setiap hari pikirannya menjadi dingin dan walau dia tau usaha nya sia sia, ia memutuskan untuk tetap pergi. |
Empat hari yang lalu, dia menerima e-mail yang agak panjang yang dikirim oleh orang yang tak terduga. Dia bisa saja segera menghapus e-mail itu dan melupakannya, namun untuk suatu alasan, Rinko gak melakukannya. Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam untuk mempertimbangkannya, dia membalas e-mail itu dan mereservasi penerbangan. Saat ia memikirkan 2 tahun terakhir, ia menyadari kalau setiap hari pikirannya menjadi dingin dan walau dia tau usaha nya sia sia, ia memutuskan untuk tetap pergi. |
||
− | Ia melakukan penerbangan dari San Fransisco kembali menuju Tokyo, bermalam di hotel di Narita, dan dengan hati-hati naik helikopter ini, Rinko menghela nafas saat ia berbicara pada dirinya sendiri dalam hati |
+ | Ia melakukan penerbangan dari San Fransisco kembali menuju Tokyo, bermalam di hotel di Narita, dan dengan hati-hati naik helikopter ini, Rinko menghela nafas saat ia berbicara pada dirinya sendiri dalam hati "Setelah aku melihat apa yang harus kulihat dan mendengar apa yang harus kudengar, jawaban yang kubutuhkan akan datang sendiri kepadaku." |
Ya, terakhir kali dia pergi berenang itu 10 tahun yang lalu, waktu tahun pertama di perguruan tinggi saat ia belum tau apa-apa. Dia mengajak senior nya yang berada di tahun kedua, Kayaba Akihiko dan meminjam uang untuk membeli automobile ringan untuk pergi ke Enoshima. Gadis lugu 18 tahun itu gak sadar akan nasib yang kelak akan dia temui... |
Ya, terakhir kali dia pergi berenang itu 10 tahun yang lalu, waktu tahun pertama di perguruan tinggi saat ia belum tau apa-apa. Dia mengajak senior nya yang berada di tahun kedua, Kayaba Akihiko dan meminjam uang untuk membeli automobile ringan untuk pergi ke Enoshima. Gadis lugu 18 tahun itu gak sadar akan nasib yang kelak akan dia temui... |