Editing Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 12 Bab 8

Jump to navigation Jump to search

Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.

The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.

Latest revision Your text
Line 1: Line 1:
 
==Bab 8 - Katedral Pusat (Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)==
 
==Bab 8 - Katedral Pusat (Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)==
===Bagian 1===
 
 
Sungguh jarak yang sangat jauh yang aku telah berpetualang—
 
 
Langit-langit yang tinggi, sejajar dengan tiang marmer, dan lantai batu mosaik indah yang menggunakan berbagai jenis batu.
 
 
Bahkan saat dia mendapati nafasnya telah keluar saat melihat kemegahan dari bagian dalam Katedral Pusat Gereja Axiom untuk pertama kalinya, Eugeo tidak dapat melakukan apapun selain memikirkan itu.
 
 
Sampai sedikit lebih dari dua tahun lalu, dia mempercayai bahwa hidupnya adalah untuk melanjutkan memotong pada pohon yang tidak dapat ditebang dengan kapak dalam kesia-siaan. Untuk melewati harinya menenggelamkan ingatan teman masa kecilnya yang berambut pirang, yang telah lama hilang, tanpa menikah atau memiliki anak, sebelum memberikan sacred tasknya kepada penebang kayu berikutnya setelah bertahun-tahun berlalu, hidup jauh di dalam hutan seperti itu, dan mendapati Lifenya habis tanpa ada seorangpun yang menyadarinya suatu hari nanti.
 
 
Tetapi, anak muda berambut hitam yang tiba-tiba muncul di suatu hari menerobos secara paksa pada dunia kecil yang mengurung Eugeo. Dia berhasil untuk menebang jatuh bahkan pada penghalang mutlak yang menyegel jalan menuju pusat, Gigas Cedar, dengan metode yang bahkan semua generasi dari penebang kayu tidak dapat membayangkannya, saat titik penting telah mendekati Eugeo. Untuk melanjutkan tinggal di desa kecil ini sementara memegan ingatan dari Alice. Atau untuk memulai petualangan untuk mengembalikan Alice—
 
 
Itu akan bohong untuk mengatakan bahwa dia tidak bimbang. Eugeo pertama kali berpikir tentang keluarganya pada saat kepala desa, Gasupht, mengatakan bahwa dia dapat memilih sacred task berikutnya pada malam festival desa.
 
 
Sampai saat itu, Eugeo selalu menyerahkan semua dari upah yang dia dapatkan dari memotong Gigas Cedar kepada keluarganya. Pekerjaan mereka adalah menanam gandum selama beberapa generasi, tapi ladang mereka telah terbatas, terutama dalam beberapa tahun terakhir ini dimana pendapatan berkurang desebabkan oleh panen buruk yang terus-menerus. Keluarga dan kakak tetuanya mungkin tidak mengatakan itu secara langsung, tapi mereka sepertinya cenderung mengandalkan pendapatan tetap yang Eugeo dapatkan setiap bulan.
 
 
Pendapatan sebagai penebang kayu normalnya akan menghilang dengan Gigas Cedar tertebang. Tetapi, dia mungkin dapat menerima perlakuan istimewa dengan mendapat area yang terkena sinar matahari yang baik yang baru saja diselesaikan, bercocok tanam di tanah selatan jika dia memilih untuk menanam gandum sebagai sacred tasknya seperti ayah dan lainnya. Saat melihat wajah keluarganya, tercampur dengan antisipasi dan kecemasan, pada ujung dari penduduk desa yang senang membuat kegembiraan di panggung, Eugeo terbingung.
 
 
Dia memang begitu, tapi itu hanya untuk sesaat juga. Eugeo secara paksa menyeimbangkan skala dari reuni dengan gadis dari teman masa kecilnya dan hidup dengan keluarganya, dan dia membuat pengakuan. Bahwa dia akan meninggalkan desa dan menjadi swordsman.
 
 
Bahkan jika dia sudah memilih menjadi swordsman sebagai sacred task, dia masih dapat menerima upah dari desa jika dia tinggal di Rulid dan menjadi salah satu dari penjaganya. Tetapi, meninggalkan desa itu, pada akhirnya adalah, untuk berdiri dengan kedua kakinya sendiri, jauh dari sisi keluarganya Uang yang Eugeo bawa kepada keluarganya dan tanah baru yang mereka dapatkan semuanya telah ditiadakan. Alasan kenapa dia pergi dengan terburu-buru, pada hari setelah festival, adalah karena dia tidak dapat menahan untuk melihat wajah keluarga dan kakak tertuanya, menekan kekecewaan dan ketidakpuasan mereka.
 
 
Ada suatu kesempatan dimana dia dapat memilih untuk memulai hidup baru dengan keluarganya bahkan setelah berangkat dengan Kirito. Setelah berpartisipasi di turnamen ilmu pedang yang diadakan di kota Zakkaria, Eugeo menang pada akhirnya, dan juga Kirito, yang membuatnya mendapat hak untuk memasuki kelompok penjaga, dan dia melakukannya. Menahan latihan keras selama setengah tahun, mereka menerima surat rekomendasi untuk mengambil ujian masuk ke Akademi Master Pedang Kerajaan Centoria Utara dari komandan dari kelompok penjaga, tapi ada sebuah undangan dari komandan bersamaan dengan itu. Bahwa rangking mereka akan naik tahun depan jika mereka tetap berada di kelompok penjaga, dengan level skill yang mereka berdua punya, dan bahkan menjadi komandan di masa depan bukanlah mimpi. Bagaimana nyamannya hidup yang keluarganya akan dapatkan jika dia mendapat pendapatan tetap di Zakkaria dan mengirim sebagian kembali ke rumahnya dengan mempercayakan itu pada gerobak kayuh?
 
 
Tapi meski begitu, Eugeo dengan sopan menolak undangan dari komandan dan membuat dia untuk menulis surat rekomendasi seperti yang direncanakan.
 
 
Sementara di perjalanan menuju pusat, tujuannya, atau setelah mendaftar pada Akademi Master pedang juga, Eugeo terus membuat alasan di ujung pikirannya sepanjang waktu. Sebagai contoh, jika dia mendapati terpilih sebagai swordsman perwakilan akademi, mendapat kemenangan di Turnamen Persatuan Empat Kerajaan, dan diangkat sebagai Integrity Knight yang terhormat, dia mungkin dapat membuat keluarga dan teman-temannya untuk hidup di dalam kemewahan yang tak terbayangkan. Atau jika dia membuat kepulanganyang menggembirakan ke desa, memakai armor perak dan menaiki naga terbang bersama dengan Alice, orang tuanya seharusnya memiliki kebanggaan padanya dibandingkan dengan siapapun.
 
 
Tetapi, dengan mencabut pedangnya kepada elite swordsmen-in-training, Raios Antinous dan Humbert Zizek, dua malam lalu, Eugeo mengkhianati keluarganya untuk ketiga kalinya. Setidaknya, dia mencabut kemungkinan masa depan yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk diangkat sebagai bangsawan kelas satu jika keadaan memungkinkan itu...tidak, itu hanyalah pernyataan yang sedikit, dia bahkan mencabut statusnya sebagai orang biasa dan memilih jalan sebagai kriminal yang melanggar taboo.
 
 
Pada saat itu, Eugeo menyadari keadaan di suatu tempat di pikirannya, bahkan ketika dia menggerakan tubuhnya yang tercampur dengan kemarahan yang luar biasa. Jika dia hendak menebas Raios dan Humbert tepat di sini sekarang, dia akan kehilangan segalanya dan semuanya.
 
Eugeo mencabut pedangnya bahkan sementara meyadari hal itu. Dia melakukan itu untuk menolong Tizei dan Ronie yang kelihatannya hendak diperkosa di depan matanya, dia melakukun itu karena jeadilan yang dia percaya, tapi itu bukanlah semua dari itu. Dia ingin untuk melepaskan rasa haus darah yang merusak di dalam hatinya, dia ingin untuk menghapus Raios dan Humbert tanpa meninggalkan satu jejakpun di belakang, dia benar-benar memiliki keinginan buruk itu juga.
 
 
Betul-betul sekarang, sungguh jarak yang sangat jauh yang aku telah berpetualang—
 
 
Dia benar-benar membuat perubahan dari salah satu dari sedikit dua belas elite swordsmen-in-training di akademi, ke melangkahkan kaki pada lantai di tempat paling suci di dunia sebagai pemberontak yang membuat Gereja Axiom benar-benar menjadi musuh.
 
 
Kabur dari pengejaran Integrity Knight pengguna panah, Eugeo telah mengkonfirmasi keberadaan dari buku yang mencatat semua sejarah Dunia Manusia dari gadis muda yang seharusnya adalah pemimpin tertinggi sebelumnya dari Gereja Axiom di Ruangan Perpustakaan Besar misterius yang dia masuki, dan membacanya seolah-olah dia terserap ke dalam itu. Karena dia ingin untuk mengetahui, tidak peduli bagaimana. Apakah ada manusia yang pernah mengacungkan pedang kepada gereja, bertarung dengan Integrity Knight, dan melarikan diri di suatu tempat yang jauh setelah menyelesaikan keinginan mereka, dalam sejarah yang panjang.
 
 
Sayangnya, dia tidak dapat menemukan satu peristiwa dari orang seperti itu. Pengaruh dari gereja menyebar jauh dan luas, menutupi dunia, dan tidak peduli bagaimana seriusnya perselisihan itu terjadi—itu akan dengan mudah diselesaikan, bahkan jika itu adalah masalah pada perbatasan kerajaan di antara beberapa kerajaan. Tidak ada satupun catatan dari seseorang yang menarik pedang untuk menyerang pada gereja dan bertarung melawan Integrity Knight di berbagai buku sejarah, tidak peduli sekeras apapun dia mencarinya.
 
 
...Dengan kata lain, aku adalah pendosa terburuk selama tiga ratus delapan puluh tahun semenjak Dunia Manusia telah diciptakan oleh dewi pencipta, Stacia.
 
 
Pada saat Eugeo memikirkan itu sambil menutup sampul belakang dari buku itu, hawa dingin yang menyerupai es menyerbunya. Jika Kirito tidak datang kembali dengan waktu yang tepat dan memanggilnya, dia mungkin akan terus membuat dirinya sendiri rendah saat dia meringkuk di sana.
 
 
Eugeo telah meyakinkan dirinya berkali-kali, bahkan saat dia mendengar cerita dari pemimpin tertinggi misterius sebelumnya dengan patnernya. Dia tidak dapat kembali ke kehidupan sebelumnya setelah memilih untuk meninggalkan keluarganya, menebas orang lain, dan bertarung melawan gereja. Dia tidak memiliki jalan lain selain terus maju, tidak peduli berapa banyak darah mengotori tangannya, tidak peduli berapa banyak dosa yang menodai jiwanya. Untuk demi satu tujuan tersisa yang dia punya.
 
 
Untuk mengembalikan «bagian ingatan» yang dicuri oleh pemimpin tertinggi yang sekarang, mengubah Integrity Knight Alice Synthesis Thirty kembali menjadi Alice Schuberg, dan mengirim di kembali ke Desa Rulid yang dirindukannya.
 
 
Tetapi, keinginannya untuk terus hidup bersama gadis itu tidak dapat terkabul. Salah satu dan satu-satunya tempat yang dia pikir dia bisa dapat pergi sekarang, dengan banyak kejahatan yang dia lakukan, adalah jauh di Puncak Barisan Pegunungan, tanah kegelapan yang mengerikan. Tapi itu akan baik-baik saja. Tidak ada apapun yang dapat diharapkan, jika Alice dapat hidup bahagia tinggal di tempat dia lahir.
 
 
Saat Eugeo memikirkan pada tekadnya, dia menatap ke arah punggung Kirito, yang bergerak maju di depannya.
 
 
...Jika aku mengatakan bahwa aku akan pergi ke tanah kegelapan, akankah dia ikut bersamaku...?
 
 
Saat menanyakan pertanyaan itu tanpa mengatakan itu keluar, Eugeo memaksakan dirinya untuk berhenti membayangkan jawaban patnernya. Memikirkan bagaimana jalannya mungkin akan berjalan, dalam waktu dekat, berpisah dari teman berambut hitam yang terus bersamanya, satu-satunya orang lain yang di dunia berdiri dengan posisi yang sama sekarang, benar-benar menakutkan.
 
 
Seperti yang Cardinal katakan, koridor yang memanjang langsung dari pintu itu, tanpa diduga pendek. Dia dengan cepat berjalan, sementara tenggelam dalam pikirannya hanya untuk sekejap saja, itu tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ruangan persegi, yang luas.
 
 
Bagian tengah dari dinding bagian kanan memiliki tangga, secara mengejutkan sangat luas, berlanjut ke atas dan ke bawah. Tinggi dari langit-langit memanjang lebih dari delapan mel, jadi bagaimanapun juga, itu kelihatannya ada lebih dari dua puluh langkah sampai mendekati setengah perjalanan melalui tangga.
 
 
Dan di dinding bagian kiri adalah dua pintu yang besar, di kelilingi oleh patung dari mahluk bersayap.
 
 
Kirito berjalan di depan dengan cepat membalik telapak tangan kanannya dengan cara itu dan menempelkannya ke dinding, jadi Eugeo mengikutinya dan menyandarkan punggungnya pada pilar batu di dalam jangkauannya. Menahan nafasnya, dia memerikasa melalui ruangan gelap, yang gelap itu.
 
 
Jika kata-kata pemimpin tertinggi sebelumnya terbukti benar, pintu besar di kiri seharusnya adalah ruangan penyimpanan peralatan yang mereka telah cari. Meskipun menjadi suatu tempat yang penting, ruangan yang luas itu telah sunyi seperti kuburan, tanpa ada kehadiran dari siapapun. Bahkan cahaya Solus yang bersinar dari tangga besar di kanan kelihatannya bewarna abu-abu gelap.
 
 
"...Tidak ada seorangpun di sekitar sini, huh..."
 
 
Saat dengan perlahan berbisik pada Kirito yang dibelakangnya, patnernya mengangguk , dengan sedikit kekecewaan juga.
 
 
"Ini adalah ruangan penyimpanan perlatan, jadi aku merasa akan ada satu atau dua penjaga, tapi...Aku rasa itu mungkin karena Gereja Axiom merasa tidak akan ada seorangpun yang memasukinya untuk mencuri sejak awal..."
 
 
"Tapi mereka telah mengetahui tentang penyusupan kita, bukan? Mereka sedikit tenang meskipun begitu."
 
 
"Mereka pasti memiliki alasan untuk seperti itu. Mereka tidak perlu untuk menghabiskan waktu mereka untuk mencari di sekitar terhadap orang seperti kita. Dengan kata lain, waktu berikutnya kita bertemu dengan Integrity Knight, akan ada entah berjumlah yang sangat banyak dari mereka atau salah satu yang cukup kuat. Ayolah, gunakan tambahan waktu ini sebanyak yang kita bisa.
 
 
Mengakhiri kata-katanya dengan hmph, mendengus, Kirito dengan cepat berlari keluar dari dinding yang menutupinya. Eugeo mengikutinya setelah itu, melewati ruangan luas, yang sepi.
 
 
Pintu menuju ruangan penyimpanan peralatan memiliki ukiran yang terhias dari dua dewi, Solus dan Terraria, dan tidak memiliki kunci, tapi itu memiliki suatu kekuatan yang membuat dia berpikir bahwa teman yang tidak dapat dimengerti itu mungkin tidak dapat untuk membukanya, tidak peduli seberapa keras yang mereka tarik atau dorong. Tetapi, ketika Kirito menaruh telinganya pada pintu itu untuk sebentar dan menaruh tangannya pada gagang, menaruh sedikit kekuatan pada itu, pintu itu terbuka dengan mudah bahwa itu dapat dikatakan mengecewakan.
 
Engesel itu tidak mengeluarkan suara derit.
 
 
Udara dingin, yang tebal, seperti berates-ratus tahun yang sesuai dengan keheningan itu, menyebar keluar dari celah hitam sekitar lima puluh cen yang terbuka dan membuat Eugeo menggigil, tapi patnernya segera memasukkan dirinya tanpa keraguan, jadi dia dengan cepat mengikutinya di belakang. Ketika pintu besar itu tertutup di belakang, sekeliling telah ditelan oleh kegelapan.
 
 
''"System call..."''
 
 
Ritual art yang secara insting terucap keluar dari mulutnya benar-benar sama dengan suara Kirito, jadi dia berakhir tersenyum meskipun dalam situasi itu. Sementara melanjutkan dengan '''generate luminous element''', Eugeo mengingat kembali waktu dia pergi dengan Kirito ke gua utara untuk mencari Selka. Itu sangat susah untuk menggunakan dasar di antara dasar dari sacred arts pada saat itu dan dia tidak dapat melakukan apapun selain membuat tongkat di tangannya dengan cahaya lemah pada ujungnya—Cahaya putih murni dari luminous element yang muncul di atas tangannya menyingkirkan kegelapan tebal, tanpa disadari membawa pergi suasana hati Eugeo untuk nostalgia.
 
 
"Uo..."
 
 
Saat Kirito mengeluarkan suara keheranan dari sisinya, tegukan secara bersamaan keluar dari tenggorokan Eugeo.
 
 
Sungguh luas, Itu disebut sebagai ruang penyimpanan, jadi dia membayangkan suatu tempat seperti ruangan penyimpanan senjata di Akademi Master Pedang, tapi ini benar-benar tidak masuk akal. Itu hampir lebih luas dibanding dengan area dari arena pelatihan yang besar dimana Kirito dan Uolo Levanteinn mengadakan pertandingan mereka.
 
 
Sinar dari setiap dan semua warna memenuhi ruangan itu, dikelilingi oleh dinding batu yang halus dari empat sisi, terpantul oleh cahaya dari luminous element yang melayang keluar dari tangan Eugeo.
 
 
Secara sistematis terbaris pada permukaan lantai adalah armor, ditaruh pada rak dengan bantuan patung berbentuk manusia. Sebagai tambahan untuk memiliki armor hitam legam, armor putih murni, dan itu memiliki warna yang indah dari perunggu kemerahan, perak kebiruan, dan emas kekuningan, itu juga termasuk dari setiap dan semua jenis armor, dari armor ringan yang dibuat dari rantai tipis dan kulit hingga armor berat, banyak lembaran metal yang tersusun bersama tanpa ada satupun celah. Jumlahnya tidak kurang dari lima ratus.
 
 
Dan di dinding yang tinggi itu tergantung, sekali lagi, sebenarnya dapat disebut setiap jenis senjata yang berada, dengan dekat digantung bersama.
 
 
Bahkan diantara pedang itu sendiri, ada yang panjang, yang pendek, bersama dengan berbagai macam dari tebal, tipis, lurus dan melengkung juga. Sebagai tambahan, berbagai jenis dari peralatan pertempuran dari kapak bermata satu, dan bermata dua, lance di antara tombak panjang, palu perang, cambuk dan gada, hingga panah yang tersusun dari lantai hingga mendekati langit-langit, jumlahnya hampir tidak dapat dihitung, dan Eugeo tidak dapat melakukan apapun selain membuat mulutnya terbuka lebar.
 
 
"...Solterina-senpai mungkin akan kebingungan dan pingsan jika dia datang ke sini, huh."
 
 
Kirito akhirnya memecah keheningan dengan bisikan beberapa detik kemudian.
 
 
"Yeah...Hal yang sama juga berlaku untuk Gorgolosso-senpai, dia akan melempar dirinya pada pedang besar itu dan tidak pernah meninggalkan itu jika dia melihat itu."
 
 
Bergumam kembali dengan menghela nafas, Eugeo dengan keras membiarkan nafasnya keluar yang menolak untuk pergi. Memeriksa di dalam ruang penyimpanan peralatan yang besar sekali lagi, dia menggelengkan kepalanya dua atau tiga kali.
 
 
"Bagaimana aku mengatakan hal ini...Apakah gereja pada akhirnya berpikir tentang untuk memulai membangun tentaranya sendiri atau seperti itu? Integrity Knight itu sendiri sudah lebih dari cukup, bagaimanapun juga..."
 
 
"Hmm...Untuk bertarung dengan tentara kegelapan...? Tidak, bukan karena itu... "
 
 
Ekspresi Kirito tiba-tiba menegang dan melanjutkan dengan melihat ke arah Eugeo.
 
 
"Ini untuk sebaliknya. Ini bukanlah untuk membangun tentara...tapi membuat itu mustahil untuk membuat tentara, karena itu gereja telah mengumpulkan peralatan di sini. Peralatan di sini mungkin semua adalah yang terkuat, pada sacred instrument class atau suatu hal di sekitar itu. Pemimpin tertinggi, Administrator, hendak mencegah suatu organisasi selain Gereja Axiom untuk mencegah mereka mendapat peralatan kuat dan mendapat potensi bertarung yang tidak diperlukan."
 
 
"Eh...? Apa maksudnya dari hal itu? Tidak mungkin ada kemungkinan suatu organisasi yang akan melawan Gereja Axiom, tidak peduli apapun jenis dari peralatan kuat yang mereka pegang, dapat ada?"
 
 
"Dengan kata lain, salah seorang dengan paling sedikit keyakinannya di kekuasaan gereja mungkin hanya pemimpin tertinggi yang terhormat itu sendiri."
 
 
Eugeo tidak dapat dengan segera memahami arti dari kata-kata tajam dari Kirito. Tetapi, patnernya menepuknya di punggungnya sebelum dia dapat merenungkannya.
 
 
"Ayolah, waktunya akan segera habis. Ayo cepat dan mendapat pedang kita kembali."
 
 
"Ah... y-yeah. Tapi itu akan menjadi tugas yang berat untuk mencarinya dari semua ini..."
 
 
Blue Rose Sword dan pedang hitam yang tersarung masing-masing pada sarung kulit putih dan kulit hitam secara hati-hati, tapi banyak pedang yang sama dapat terlihat pada dinding.
 
 
"...Bahkan jika menggunakan umbra element searching art lagi, sacred power di area ini seharusnya telah digunakan oleh luminous elements sebelumnya.."
 
 
Ketika pada saat itu, ketika Eugeo menghela nafas sementara berpikir 'jika memang begitu, kita seharusnya hanya menggunakan satu cahaya kecil saja', lalu Kirito tanpa ragu berkata.
 
 
"Oh, aku menemukannya."
 
 
Mengangkat tangan kanannya, dia segera menunjuk sisi kiri dari pintu yang mereka telah masuki.
 
 
"Woah...untuk memikirkan itu berada di tempat seperti ini."
 
 
Pedang putih dan hitam pada arah yang Kirito tunjuk sudah pasti adalah dua pedang kesayangan mereka, melampaui suatu keraguan apapun, Eugeo melihat ke arah ekspresi dari patnernya dengan terdiam kagum.
 
 
"Kirito, bagaimana kau melakukan itu bahkan tanpa menggunakan sacred arts apapun...?"
 
 
"Aku hanya memperkirakan bahwa pedang terbaru yang dibawa ke tempat ini mungkin ditaruh di tempat terdekat dari pintu."
 
 
Memkirkan bagaimana Kirito, yang mengungkapkan alasannya, anak-anak normalnya akan menunjukkan senyum bangga pada saat seperti itu, dia sekarang untuk suatu alasan menatap serius ke arah pedang hitamnya sendiri. Tapi dia lalu dengan segera menghela nafas, mendekati dinding, dan menggenggam pedang bersarung hitam itu setelah mencapai itu dengan tangan kanannya.
 
 
Dia terdiam untuk sesaat, seolah-olah dia ragu-ragu, tapi dia mengangkat itu dari penahan besi tak lama kemudian. Mengikuti itu, dia mengambil Blue Rose Sword di sampingnya dengan tangan kirinya dan melemparnya. Eugeo menangkap itu dengan panik dan berat yang dikenalnya membuat itu diketahui pada pergelangan tangannya.
 
 
Meskipun hanya menghabiskan beberapa hari jauh dari pedang kesayangannya, rasa kuat dari nostalgia dan kelegaan yang bahkan mengejutkan Eugeo itu sendiri yang mengalir di dalam dirinya dan dia dengan erat menggenggam sarungnya dengan kedua tangannya.
 
 
Blue Rose Sword yang selalu dekat dengannya dan telah membantunya berkali-kali bahkan semenjak Gigas Cedar telah tertebang di dekat rumahnya. Itu adalah ketika dia telah memasuki turnamen ilmu pedang di kota Zakkaria, itu adalah ketika dia menantang ujian pendaftaran Akademi Master Pedang, itu adalah ketika dia telah melanggar Taboo Index dan menebas tangan Humbert.
 
 
Jika Gereja Axiom selalu mengumpulkan semua jenis dari peralatan kuat lebih dari ratusan tahun, mereka tidak memperhatikan Blue Rose Sword ini, diletakkan terbengkalai di gua utara, benar-benar nasib baik—atau mungkin takdir. Bukti untuk mengikuti jalan untuk mengembalikan Alice kembali pastinya bukanlah kesalahan...
 
 
"Berhenti untuk mendapati semua kegembiraan, cepatlah dan segera pakai."
 
 
Tiba-tiba mengembalikan kesadarannya pada suara Kirito, tercampur dengan tawa, dia melihat patnernya yang sudah memasukkan sarung pedang kesayangannya pada pegangan dari sabuk pedangnya. Eugeo mengikutinya sementara menunjukkan senyum malu, mengakhiri dengan tepukan pada gagangnya dan melihat ke arah sekitar saat dia memikirkan langkah mereka selanjutnya. Armor yang terlihat elite berjajar pada tanah yang memiliki papan nama tergantung yang terukir pada itu, dengan nama seperti [Senrai Armor] atau [Shinzan Kacchu] <ref name="[Senrai Armor] atau [Shinzan Kacchu]"> nama armor yang dipakai oleh samurai pada jaman dahulu</ref>, mendorong sedikit perhatian dari dirinya.
 
 
"...Apa yang akan kita lakukan Kirito? Kita mungkin akan dapat menemukan salah satu yang ukurannya cocok dengan kita dengan sebanyak ini di sekitar, apa kau ingin untuk meminjam suatu armor juga?"
 
 
"Naah, kita belum pernah memakai armor sebelumnya, bukan? Itu akan lebih baik untuk tidak melakukan hal yang tidak biasa kau lakukan. Mungkin lebih baik untuk mengambil pakaian di sebelah sana."
 
 
Melihat ke arah tempat yang patnernya tunjuk dan memang benar, dia melihat pakaian dengan berbagai warna tersusun di bagian dalam barisan dari armor. Melihat ke arah tubuhnya sendiri, dia menemukan bekas robekan dan terbakar pada seragam akademi yang dia telah pakai dari dua hari yang lalu disebabkan oleh pertarungan dan selanjutnya melarikan diri dari Knight Eldrie.
 
 
"Benar, itu kelihatannya akan menjadi tidak dapat dibedakan dari pakaian usang cepat atau lambat jika kita terus bergerak."
 
 
Dua luminous elements melayang di atas kepala secara perlahan kehilangan cahayanya juga. Mengusir jauh rasa penyesalannya yang masih tertinggal pada armor, dia berlari ke bagian pakaian dan secara sembarangan mencari pada kain yang kelihatannya berkualitas tinggi, mencari pada mantel dan celana panjang yang cocok dengan tubuhnya. Membalikkan punggung mereka satu sama lain, mereka dengan cepat berganti.
 
 
Menaruh tangannya melalui lengan dari baju berwarna biru yang benar-benar mirip dengan seragam akademinya, Eugeo terkejut oleh tekstur dari kelembutannya. Ketika dia membalikkan tubuhnya setelah berganti, dia melihat Kirito memiliki pemikiran yang sama, mengelus kain hitam dengan kedua tangannya.
 
 
"...Pakaian ini pasti memiliki sedikit cerita darinya yang dapat untuk dicertiakan. Itu akan baik jika itu dapat menghentikan serangan dari Integrity Knight meskipun sedikit, bagaimanapun juga."
 
 
"Sekarang itu berharap terlalu banyak."
 
 
Setelah tertawa sedikit pada kata-kata aneh dari patenrnya, ekspresi Eugeo menjadi tegang.
 
 
"Jadi sekarang...Bolehkan kita segera pergi?"
 
 
"Yeah...Aku rasa begitu."
 
 
Menukar komentar singkat, mereka kembali menuju pintu masuk.
 
 
Hal ini berjalan sangat bagus hingga sejauh ini yang dapat dikatakan mengecewakan, tapi itu tidak akan bertahan seperti itu. Mari melanjtukan dengan meningkatkan kewaspadaan kita—mereka dengan dalam, mengangguk diam bersamaan termasuk menyadari fakta itu, Eugeo memegang ganggang kanan dari pintu dan Kirito, ganggang kiri.
 
 
Dengan pelan membuka pintu bersamaan, celah itu melebar dengan hati-hati—
 
 
Do-ka-ka-ka! Suara itu terdengar hampir bersamaan dengan panah besi yang tak terhitung jumlahnya yang menembus permukaan dari pintu tebal itu.
 
 
[[Image: Sword Art Online Vol 12 - 149.jpg|thumb]]
 
 
"Uwah!"
 
 
"Owah!?"
 
 
Seorang knight yang dikenalnya dengan armor berwarna merah berdiri di tangga masuk yang besar, jauh pada sisi yang berlawanan dari ruangan persegi memanjang dari pintu masuk, dimulai dari anak panah tajam yang baru dipasang pada busur panjang dengan tinggi yang hampir sama. Lebih jauh lagi, itu berjumlah empat pada waktu yang bersamaan. Tidak ada kesalahan bahwa itu adalah Integrity Knight yang sama dengan knight yang mengendarai naga terbang di taman mawar.
 
 
Jarak di antara kita kira-kira tiga puluh mel, huh? Pedang pastinya tidak akan sampai, tapi itu sepertinya akan menjadi jarak sempurna untuk pemanah ahli. Dan kita mungkin tidak akan memiliki waktu untuk mencabut pedang dari pinggang kita dari postur jatuh yang buruk ini, lupakan untuk berdiri dan berlindung pada dinding.
 
 
Karena itulah aku mengatakan bahwa kita seharusnya mengenakan armor! Itu akan jauh lebih baik jika kita memiliki perisai!
 
 
Eugeo meneriakkan itu di dalam hatinya saat knight itu mulai menarik tali dari busur panjang itu pada waktu yang hampir bersamaan.
 
 
Dengan keadaan seperti mereka sekarang, aku tidak memiliki pilihan selain menyerah untuk menghindar tanpa mendapat luka dan menggunakan semua yang aku punya untuk menghindari luka fatal—tidak, luka parah yang membuatku tidak bisa bergerak setidaknya.
 
 
Eugeo membuka lebar matanya dan menatap pada empat anak panah yang tajam. Anak panah kusam berwarna perak itu tidak dibidik pada jantung mereka, tapi kaki mereka. Itu seperti yang Cardinal katakan, perintah yang diberikan pada knight itu kelihatannya bukan untuk membunuh kita, tapi untuk menangkap kita. Tapi pada keadaan sekarang, jika tertangkap pada dasarnya sama dengan terbunuh.
 
 
Integrity Knight itu menarik keras tali busurnya hingga batasnya.
 
 
Pada saat keadaan menjadi tenang, dimana semua gerakan kelihatannya akan berhenti—
 
 
Suara tegang Kirito menembus melalui keheningan itu.
 
 
''"Burst element!"''
 
 
Eugeo tidak dapat dengan segera menangkap apa yang patnernya katakan saat itu terlalu cepat. Dia mengerti artinya hanya setelah fenomena itu terjadi.
 
 
Cahaya terang berwarna putih tiba-tiba bersinar di pandangannya.
 
 
Sebuah cahaya yang kuat, seolah-olah Solus telah turun. Itu hanya art sederhana yang hanya melepaskan luminous element, salah satu dari «elements» yang menjadi salah satu dari elemental sacred arts, tapi Kirito tidak mengatakan upacara art untuk menciptakan elements. Kapan dia melakukannya—...
 
 
Tidak, ada satu element. Ada luminous elements, melayang di tengah udara, dipanggil oleh mereka berdua untuk menerangi ruangan penyimpanan sepuluh menit yang lalu, bukan? Element itu dibiarkan untuk bersiap pada upacara art berikutnya. Kirito memberikan perintah pada element yang melayang di atas kepalanya untuk bebas dan menghasilkan cahaya yang terang sekali.
 
 
—Ada juga ketika dia melempar pecahan gelas yang dia ambil pada pertarungan dengan Eldrie juga, aku sama sekali bukan tandingannya dalam bertarung dengan menggunakan item yang tersebar di sekitar seperti biasanya...
 
 
Sementara memikirkan tentang hal seperti itu, Eugeo mengumpulkan kekuatan pada kakinya di dalam cahaya putih dan melompat ke kanan dengan semua kekuatannya.
 
 
Dia segera mendengar suara keras dari panah besi yang menembus pada lantai batu, datang dari dimana dia berada beberapa detik lalu. Itu akan lebih baik untuk berlindung pada dinding untuk pertama-tama, setelah menghindari tembakan langsung—atau seperti itu yang dia pikirkan, ketika teriakan rendah Kirito mencapai telinganya.
 
 
"Maju!"
 
 
Mengerti tujuan patnernya dalam sekejap, Eugeo menghentakkan kakinya di tanah sekali lagi. Tidak miring ke kanan, melainkan lurus ke depan.
 
 
Ledakan luminous element dari atas kepala, di belakang mereka berdua, yang berarti Kirito dan Eugeo tidak menghadap sumber cahaya secara langsung, tapi mata Integrity Knight itu seharusnya melihat cahaya itu secara langsung. Tidak ada keraguan bahwa pandangannya seharusnya akan menghilang untuk beberapa detik.
 
 
Kemampuan serangan langsung dari luminous element sangatlah rendah dibandingkan dengan thermal dan cryogenic elements, dan kebanyakan justru digunakan untuk healing arts, tapi jika seseorang hendak membuat senjata dari cahaya tersebut, itu memiliki kemampuan meyakinkan untuk menyilaukan mata dan sangat mengagumkan. Karena itu, itu sangat baik untuk mempersiapkan element dengan tipe berlawanan, umbra element, untuk demi menetralkan upacara art tersebut ketika musuh menciptakan luminous element saat pertarungan, ini bahkan diajar dalam pelajaran akademi.
 
 
Tidak ada kemungkinan seorang Integrity Knight, berdiri di puncak dari semua swordsman dan pengguna art, tidak pernah mendengar pengetahuan umum seperti itu, yang berarti memanggil keluar luminous element lagi dan menyilaukan dia tidak akan bekerja untuk kedua kalinya. Ini adalah kesempatan pertama dan terakhir untuk mempersempit jarak dari pemanah musuh.
 
 
Kecepatan analisis dari situasi dan pemilihan aksi juga salah satu dari poin utama dari Aincrad-style, atau seperti itu yang Kirito katakan pada Eugeo berkali-kali. Cara berpikir dari itu sama sekali berbeda dengan High Norkia-style yang menekankan pada kehalusan dan kekuaatan di gerakannya. Dan jimat untuk menenangkan pikiran seseorang dan menaruh itu dalam praktek, bahkan di tengah-tengah pertarungan adalah «stay cool».
 
 
Selangkah di belakang patnernya dari mengikuti penggunaan dari luminous element, Eugeo dengan tergesa-gesa mengejar langkah kaki di depannya. Dia menarik Blue Rose Sword dari pinggang kirinya saat dia berlari.
 
 
Setelah menyelesaikan tujuannya, luminous element itu segera menghilang setelah itu, dan dunia mendapatkan warna dan bentuknya. Keduanya telah berlari di ruangan luas dari ruangan penyimpanan peralatan. Memastikan dengan kedua mata terbuka lebar, Integrity Knight itu dapat terlihat berdiri dua puluh langkah dari tangga di depan.
 
 
Seperti yang diprediksikan, itu kelihatannya penglihatan knight itu terganggu. Tubuhnya terhuyung dengan tangan kanannya melindungi wajahnya di dalam helm berwarna perunggu.
 
 
Itu benar-benar keberuntungan bahwa tidak seperti Eldrie, Integrity Knight di depan mereka tidak memiliki pedang di pinggangnya. Dia memiliki rasa percaya diri yang besar, tidak membawa apapun selain satu busur panjang ketika mengambil pertarungan di dalam ruangan. Dia pasti telah yakin bahwa dia telah menembak pada kaki mereka berdua sebelum mereka dapat mendekat.
 
 
Pikiran Eugeo sangat tenang, tapi meski begitu, dia tidak dapat menahan api kemarahannya, dengan lemah berpengaruh di kesadarannya.
 
 
—Integrity Knight, kau juga sama dengan Raios dan Humbert. Kau angkuh, sombong dan mempercayai dirimu sendiri bahwa kau selalu benar. Kau yakin bahwa kau adalah, penjelmaan dari keadilan, bahwa benar-benar tidak memiliki kemungkinan kalah.
 
 
—Tapi itu hanya kesombonganmu. Tunggu saja, aku akan...membuktikannya kepada kau dalam sekejap!!
 
 
Didorong oleh emsoi yang tidak dikenalnya, Eugeo menyerbu menuju tangga besar. Itu setelah melewati dua langkah pertama, saat kaki kanannya mencapai yang ketiga.
 
 
Knight itu, berdiri di ujung tangga sedikit lebih banyak sepuluh langkah lebih jauh, melepaskan tangan kanannya dari wajah yang dilindunginya, membalik itu menuju punggungnya, dan menarik keluar panah besi dari tempat anak panah. Setiap dari yang tersisa, semuanya pada waktu yang sama.
 
 
Sejumlah banyak anak panah dengan cepat ada di tangan kanannya yang diambil dari punggungnya yang berjumlah setidaknya tiga puluh tidak peduli bagaimana seseorang melihat itu. Bahkan tanpa memberikan waktu yang cukup untuk mempertanyakan apa yang dia telah rencanakan, knight itu menembak seluruh anak panahnya dari tali busur yang dipegang secara horizontal dengan tangan kirinya.
 
 
"Apa..."
 
 
Berhenti dengan kakinya pada langkah ketiga di tangga besar itu, Eugeo menahan nafasnya. Seharusnya tidak ada cara satu tali busur yang tipi situ dapat untuk menembak tiga puluh anak panah secara bersamaan.
 
 
Suara deritan, logam mencapai telinganya. Sesuatu yang dingin mengalir di punggungnya saat menyadari bahwa itu adalah anak panah besi yang bersuara saat itu menahan genggaman kuat.
 
 
Itu kelihatannya Kirito, yang berhenti di kanan, telah mengetahui maksud dari knight itu juga. Itu dapat dikatakan sebagai kesalahan yang dibuat karena putus asa, atau—
 
 
Suara keras yang semakin meningkat semakin terdengar, tali busur itu telah ditarik secara keras.
 
 
"—Lompat kembali menuju kiri!"
 
 
Kirito berteriak.
 
 
Binn! Udara bergetar, dan segera diikuti oleh dengan suara deritan saat tali busur itu rusak di bawah tekanan.
 
 
Tapi setiap salah satu dari tiga puluh anak panah telah tertembak dengan pola lingkaran, tertembak ke bawah pada mereka sebagai serangan mematikan, badai berwarna perak.
 
 
Eugeo menghentakkan kakinya di tangga dengan suatu kekuatan yang membuat dia berpikir bahwa kaki kanannya retak, melemparkan tubuhya ke arah kirir. Dia menempatkan Blue Rose Sword persis di tengah-tengah tubuhnya, melindungi tubuhnya.
 
 
Mereka berdua pastinya akan mendapati tubuh mereka penuh dengan lubang jika knight itu tidak memiliki masalah dengan penglihatannya.
 
Satu anak panah mengenai Blue Rose Sword dan telah dipantulkan dengan suara keras. Satu tertambak melewati bagian kanan dari celana Eugeo, satu membuat luka kecil pada paha kirinya, dan satu menggores pipi kirinya, menggores beberapa helai rambut.
 
 
Dengan keras jatuh di tanag, dengan bahu pertama, rasa takut membuat Eugeo menggeretakkan giginya saat dia melihat ke bawah tubuhnya. Setelah mengkonfirmasi beberapa luka yang tidak parah, dia membalikkan wajahnya menuju Kirito yang melompat ke arah kanan.
 
 
"Kirito! Apa kau baik-baik saja?!"
 
 
Patner berambut hitamnya dengan pelan mengangguk dengan ekspresi yang menjadi kaku seperti yang diduga pada teriakan seraknya.
 
 
"En...Entah bagaimana. Kelihatannya itu menembus melalui di antara celah jari kakiku."
 
 
Dia melihat anak panah yang tertusuk pada ujung dari sepatu kiri Kirito, menusuk pada ujung sepatunya, ketika dia melihatnya. Sementara berterima kasih pada kecepatan reaksi patnernya dan keberuntungan yang baik, Eugeo mengambil nafas yang dalam.
 
 
"...Itu sangat berbahaya..."
 
 
Dia berguman saat dia mendorong tubuh kakunya untuk berdiri.
 
 
Ketika dia melihat ke atas pada puncak tangga itu, Integrity Knight benar-benar berhenti bergerak kali ini juga. Tempat anak panah di punggungnya telah kosong, dan tali busur besarnya juga, telah rusak dan tergantung keluar. Inilah yang benar –benar apa yang dimaksud dengan kehabisan pilihan, dengan busurnya rusak dan anak panahnya habis. Tapi lawannya adalah Integrity Knight, jadi itu tidak dapat diterima untuk menurunkan pertahanan, tidak perlu dibilang ini bukanlah situasi untuk kasihan.
 
 
"...Ayo maju."
 
 
Patnernya memperlihatkan panggilan tenang dan Eugeo menapakkan kakinya pada lantai sekali lagi.
 
 
Tapi Kirito menginstruksikan Eugeo, dengan tangan kirinya yang masih memegang anak panah yang hendak dicabut dari sepatunya.
 
 
"Tunggu..Knight itu mengucapkan sebuah..."
 
 
Eugeo menajamkan pendengaran telinganya dengan kebingungan. Selama mereka tidak berada dalam jarak dimana mereka dapat menebas musuh dengan satu serangan, itu sangat penting untuk menciptakan element yang berlawanan ketika dia mulai mengucapkan upacara sacred art. Dia berfokus pada suara, yang diucapkan dengan cara yang keras, diucapkan dari dalam helm Integrity Knight. Dia mengucapkannya agak cepat, tapi dia dapat menangkap itu entah bagaimana, mungkin karena dia telah belajar di ruangan perpustakaan itu.
 
 
Tetapi, setiap dan semua kata di upacara itu terdengar baru di telinganya. Dia tidak dapat langkah perlawanan tanpa kata yang memasukkan ''«generate»'', yang menentukan tipe dari element.
 
 
"Sial, itu..."
 
 
Pada saat itu, suara Kirito keluar dengan nafas tertahan.
 
 
"Ini bukanlah serangan elemental. Ini adalah «armament full control art»."
 
 
Sebelum kata-kata tegang itu dapat berakhir, Integrity Knight meneriakkan kalimat terakhir dengan jelas.
 
 
''"—Enhance armament!"''
 
 
Dengan suara 'po', api orange telah muncul di tali busur yang putus menjadi dua dan tergantung di ujung. Api yang memusnahkan tali busur dalam sekejap mata dan lalu sesuatu terjadi pada saat itu mencapai kedua ujung dari busur besar.
 
 
Api gelap yang terbakar muncul dari seluruh busur tembaga.
 
 
Sebuah api yang kelihatannya cukup untuk membakar kulit seseorang menyebar menuju bawah tangga dan Eugeo secara insting melindungi wajahnya. Integrity Knight yang berdiri di puncak tangga terbungkus api yang keluar dari busur di sekitar seluruh tubuhnya, seolah-olah dia telah terbakar.
 
 
Eugeo terbingung pada apa yang harus diperbuat, dengan perkembangan yang benar-benar tak terduga. Haruskah aku menyimpulkan knight itu sudah tidak memiliki kemampuan menyerang lagi bahkan setelah menggunakan full control art, karena anak panah itu telah habis, dan menyerbu? Atau mungkin knight itu menghabiskan anak panah pada serangan beberapa saat yang lalu karena itu tidak lagi dibutuhkan dalam full control state?
 
 
Memikirkan bagaimana patnernya melihat itu, dia mengambil pandangan sekilas di sisinya dan melihat Kirito menatap itu dengan takjup, bahkan dengan senyuman samar-samar di mulutnya seperti anak kecil, tidak segera mundur maupun menyerbu.
 
 
"Sekarang ini benar-benar mengagumkan...Aku ingin tahu darimana asal dari busur itu."
 
 
"Ini bukanlah waktu untuk mengaguminya."
 
 
Dia merasa seperti ingin menepuk bahu Kirito diluar kebiasaannya, tapi dia menahan itu dan melihat ke arah knight itu sekali lagi. Mereka dapat menggunakan full control art yang mereka baru saja pelajari juga, untuk menghadapi dengan upacara art musuh, tapi tidak ada keraguan bahwa di sisi lain tidak akan mengizinkannya. Itu sudah pasti mereka akan diserang sebelum mereka dapat menyelesaikannya mengucapkan upacara art yang panjang. Jika mereka hendak memaksa untuk menggunakannya, mereka tidak mungkin untuk dapat menyelesaikannya tepat waktu kecuali mereka mulai mengucapkannya bersamaan dengan musuh.
 
 
Dengan hal yang berkembang sejauh ini, tidak ada yang dapat dilakukan selain untuk beradaptasi dengan pergerakan musuh, Eugeo telah meyakinkan dirinya untuk yang terburuk, tapi kelihatannya Integrity Knight bermaskud untuk berhenti sejenak juga, menaikkan penutup helm tersebut dengan tangan kanannya sementara busur yang terbakar itu masih tersisa di tangan kirinya.
 
 
Wajahnya tidak terlihat, tenggelam didalam bayangan yang dibuat oleh api, tapi Eugeo memahami sinar kuat di matanya yang benar-benar mengingatkannya pada anak panah besi. Suara yang dikeluarkannya, juga, membawa gema seperti mesin yang membuat itu tidak telihat seperti manusia.
 
 
"—Ini benar-benar sudah dua tahun semenjak aku terbungkus api dari «Conflagrant Flame Bow» dalam kondisi seperti ini. Aku mengerti, itu kelihatannya bahwa kalian memiliki kemampuan untuk bertukar serangan dengan Knight Eldrie Synthesis Thirty-one, kriminal. Tetapi, itu membuatmu lebih tidak dapat dimaafkan. Untuk tidak melakukan pertarungan adil dan baik di antara knight, tapi untuk menipu Thirty-one melalui darkness arts yang mengerikan itu!"
 
 
"Dar... darkness arts, kau bilang?"
 
 
Kirito berbicara dari sisinya, seolah-olah dia telah terkejut. Eugeo kehilangan nafasnya untuk sesaat, juga, lalu dengan cepat menggelengkan kepalanya saat dia berteriak.
 
 
"Ti...Tidak seperti itu, kita tidak pernah menggunakan darkness arts atau sesuatu seperti itu! Kita hanya berbicara tentang Eldrie-san sebelum dia menjadi Integrity Knight dan..."
 
 
"Apa, sebelum dia menjadi Integrity Knight!? Kita Integrity Knight tidak memiliki masa lalu dari diri kita! Kita selalu menjadi Integrity Knight yang terhormat dari semenjak kita telah dipanggil dari Celestial World!!"
 
 
Kata-kata kemarahan, seperti baja membuat tangga besar itu bergetar dan menghilangkan nafas Eugeo.
 
 
Menurut gadis itu, Cardinal, semua Integrity Knight memiliki ingatan mereka telah disegel sebelum menjadi salah satunya. Dengan kata lain, knight merah dihadapan matanya, juga, hanya mempercayai secara menyeluruh bahwa «dia telah dipanggil dari Celestial World».
 
 
Itu kelihatannya mungkin untuk membuat Integrity Knight menjadi gelisah jika ingatan asli mereka, yang dihalangi oleh objek yang disebut «piety module», hendak didorong, tapi itu mustahil ketika dia bahkan tidak megetahui dari nama musuhnya. Singkatnya, dia tidak dapat dihentikan dengan metode sama yang digunakan pada kasus Eldrie.
 
 
Knight itu mengeluarkan suara bergemuruh dengan ketinggian yang memuncak di tengah-tengah percikan api tanpa batas menyebar dari busur besar.
 
 
"Aku tidak akan mengubah kalian menjadi abu karena aku telah diperintah untuk menangkap kalian hidup-hidup, tapi persiapkan diri kalian untuk mendapati tangan kalian terbakar dengan Conflagrant Flame Bow yang telah dilepas seperti yang kau lihat! Cobalah semua yang kau bisa, untuk melihat apakah pedang jelek itu mampu untuk menyelinap melalui api penghukuman ini dan mencapaiku!!"
 
 
Knight itu menaruh tangan kanannya kurang lebih dimana busur itu, diangakt tinggi, yang awalnya memiliki talinya. Bahkan sebelum memberikan waktu untuk memikirkan apa sikap dari ujung jarinya yang dilakukan, seperti menggenggam pada sesuatu, yang berarti—
 
 
Api kuat melonjak keluar di depan busur dan berubah menjadi satu anak panah dalam sekejap. Punggung Eugeo menjadi kaku saat merasakan dengan jelas jumlah kekuatan yang absurd di dalam anak panah yang bersinar terang.
 
 
"Kurasa bukan lagi masalah untuk memutuskan tali busurnya dan menghabiskan anak panahnya."
 
 
Suara Kirito dengan erangan pelan di sisinya, jadi dia mengumpulkan kekuatan pada mulutnya yang kelihatannya itu seperti hendak bergetar dan dengan cepat menjawab.
 
 
"Ada rencana?"
 
 
"Dia tidak dapat menembak berkali-kali secara berturut-turut, itu adalah perkiraanku. Aku akan menghentikan serangan pertamanya entah bagaimana, jadi kau dapat pergi untuk menebasnya."
 
 
"Perkiraan, hei..."
 
 
—Dengan kata lain, itu berarti semuanya akan berakhir jika panah api itu dapat ditembak secara beruntun. Tetapi, bahkan jika itu adalah satu tembakan, itu sudah cukup untuk membukti bahwa itu memiliki kemampuan yang cukup untuk membunuh dalam satu serangan, bukan? Keraguan bagaimana Kirito akan bertahan pada serangan seperti itu meningkat, tapi Eugeo mengangkat bahunya dan mengangguk.
 
 
"—Aku mengerti."
 
 
Kirito mungkin akan menghentikannya jika dia mengatakan dia bisa. Ini jauh lebih realistik ketika dibandingkan dengan keabsurdan dari dia menebang Gigas Cedar ketika dia mengatakan dia akan melakukannya.
 
 
Mungkin karena mereka berdua telah memikirkannya, kembali ke posisi dengan pedang mereka masing-masing yang telah siap, saat mempersiapkan diri mereka untuk yang terburuk, Integrity Knight itu mulai menarik tali tak terlihat dengan udara yang tenang.
 
 
Panas yang mengusap pipi Eugeo menguat lebih jauh lagi. Api yang dikeluarkan dari busur besar, yang kelihatannya bernama Conflagrant Flame Bow, telah mencapai langit-langit puncak tangga dan telah membakar marmer hitam.
 
 
Kirito bergerak tanpa peringatan.
 
 
Dengan tanpa teriakan bertarung, atau hentakkan kaki pada tanah, dia menerjang maju seperti daun dari pohon yang disapu oleh arus air yang cepat. Beberapa detik kemudian, Eugeo mengikuti di belakang dengan tidak tenang.
 
 
Hanya samar-samar, cahaya biru bersinar melalui tangan patnernya yang digenggam longgar saat dia berlari ke atas anak tangga, tapi Eugeo masih menyadarinya. Dia mungkin telah menciptakan itu secara rahasia sementara knight itu mengatakan pidatonya, dan dia tidak memiliki keraguan bahwa sinar itu dikeluarkan oleh cryogenic elements.
 
 
Knight itu akhirnya menarik busur besar itu hingga batasnya ketika mereka mendekat setengah perjalanan dari dua puluh langkah menuju tangga.
 
 
Upacara art dengan cepat keluar dari mulut Kirito pada saat yang sama.
 
 
''"Form element, shield shape! Discharge!"''
 
 
Jumlah dari element yang berbaris dan tertembak maju dari tangan kirinya, yang dengan tajam keluar, adalah batas maksimum secara bersamaan untuk satu tangan adalah, lima. Titik biru dari cahaya sukses berubah menjadi, perisai lingkaran, besar dimulai dengan bagian yang utama, dan menciptakan pengahalang tebal diantara Kirito dan Integrity Knight.
 
 
Suara keras keluar dari mulut knight itu untuk ketiga kalinya ketika dia melihat itu.
 
 
"Jangan membuatku tertawa!—Tembuslah ke dalam itu!!"
 
 
Api besar yang terkumpul itu, anak panah api itu—tidak, itu akan jauh lebih tepat untuk menyebut itu tombak api untuk sekarang, ditembak dengan hentakan, raungannya membawa pikiran kepada nafas api naga.
 
 
Tombak api yang hendak menyentuh dengan perisai es yang Kirito telah ciptakan setelah sesaat terbang.
 
 
Perisai pertama tersebar pada saat sementara seperti itu, pecahannya dengan segera berubah menjadi uap air juga.
 
 
Perisai kedua dan ketiga, juga, telah ditembus sebelum suara pecah mencapai telinganya.
 
 
Perisai keempat memiliki intinya, dimana anak panah itu mengenainya, membengkok ke dalam, tapi seperti yang diduga, itu tidaklah cukup dan tersebar. Melihat ke arah perisai terakhir, tombak api yang mendekat menuju mata dan hidungnya mewarnai pandangannya dengan merah terang.
 
 
Tapi meski begitu, Eugeo tidak memperlambat kecepatannya dan terus berlari ke atas tangga. Dia tidak dapat membiarkan patnernya, tepan di depan matanya, menyerang maju secara sendirian.
 
 
Eugeo menggeretakkan giginya dan menangkap pandangan dari tombak api yang bertabrakan dengan perisai kelima di depan, akhirnya kehilangan sejumlah dorongannya, tanpa memperhatikan bagaimana sedikit pengurangannya. Percikan api dengan keras tersebar ketika tidak dapat untuk untuk menjebol penghalang yang awalnya dari atribut elemental yang berlawanan.
 
 
"——!?"
 
 
Mata Eugeo dengan cepat terbuka lebar pada saat itu. Itu kelihatannya tombak yang terbakar jauh di dinding es semi transparan mengganti bentuknya dalam sekejap. Bentuk, dengan paruh terbuka lebar dan sayap yang terentang, yang sebetulnya hampir sama dengan burung pemangsa...
 
 
Tapi bahkan tanpa memberikan kesempatan untuk Eugeo mengedipkan mata, tak terhitung retakan dari permukaan perisai terakhir dan itu hancur berkeping-keping.
 
 
Udara panas yang menolak dia bahkan dari bernafas lalu segera turun. Tombak api, tidak, burung api yang telah menembus setiap penghalang membuat serangan keras seolah-olah hendak membakar Kirito di dalam apinya juga.
 
 
"Uooooh!!"
 
 
Itu adalah ketika teriakan bersemangat akhirnya keluar dari mulut Kirito. Dia dengan tajam menusuk pedang hitamnya yang dipegang di tangan kanannya ke depan.
 
 
Dia tidak akan mencoba untuk menebas burung besar itu, bukan, Eugeo bertanya-tanya. Tetapi.
 
 
Pedang Kirito memanjang lurus ke depan meniru busur yang tak terbayangkan. Itu berputar seperti kincir angin, bergerak secepat kilat dengan lima jari yang bersinar itu berperan sebagai titik tumpuan.
 
 
Tapi kecepatannya benar-benar luar biasa. Itu tidak diketahui bagaimana sebenarnya jari itu bergerak, pedang itu berputar dengan kecepatan yang lebih dari mata yang dapat ikuti, seolah-olah perisai hitam semi transparan telah membuat kemunculannya.
 
 
Burung api itu telah menyentuh dengan perisai keenam.
 
 
Dowaa!! Suara bergemuruh itu mungkin adalah teriakan kemarahan dari burung besar itu—
 
 
Api berbahaya yang telah menghancurkan pada lima dinding es telah terpotong menjadi ribuan bagian oleh putaran pedang itu, menyebarkan itu menjauh dengan cara memutar. Tapi beberapa diantara itu menyelimuti tubuh Kirito, menyebabkan satu ledakan kecil setelah ledakan lainnya.
 
 
Melihat tubuh patnernya hendak terlempar ke udara seolah-olah itu hendak dipukul mundur, Eugeo berteriak.
 
 
"Kirito—!!"
 
 
Bahkan sementara dia ditelan oleh percikan api tanpa akhir, Kirito berteriak kembali dari udara.
 
 
"Jangan berhenti, Eugeo!!"
 
 
Menghilangkan keraguannya sesaat, Eugeo menatap maju. Kirito tidak akan berhenti dan membiarkan kesempatan sekali dalam seumur hidup kabur di situasi ini. Dia telah menyelesaikan apa yang dia katakan dia bisa. Jadi dia pastinya harus memenuhi sisinya untuk menebas.
 
 
Melewati patnernya, saat dia terjatuh ke arah kanan, Eugeo melompat pada langkah yang tersisa.
 
 
Menebas pada sisa dari api yang melayang di udara dalam satu serangan, puncak tangga dimana knight itu berdiri dapat dikatakan hampir mendekati tepat dihadapannya.
 
 
[[Image: Sword Art Online Vol 12 - 164.jpg|thumb]]
 
 
Itu pasti telah melebihi dugaan dari Integrity Knight itu juga, untuk sebuah serangan, yang mengambil semua kekuatannya dari armament full control art, untuk ditahan tanpa menimbulkan luka apapun. Wajah sebenarnya masih tidak dapat terlihat dari jarak ini, tapi dia merasa tanda keterkejutan dari dalam helmnya. Tidak ada waktu yang cukup untuk menarik busur dan menembak tembakan lainnya. Selama dia tidak dilengkapi dengan pedang, dengan membiarkan dia mendekatkan jaraknya—
 
 
''-Ini kekalahanmu!''
 
 
Eugeo mengangkat tinggi Blue Rose Sword sementara memproyeksikan teriakan diam itu.
 
 
"Jangan meremehkan aku, kriminal!!"
 
 
Knight itu berteriak seolah-olah dia mendengar pikiran Eugeo.
 
 
Jejak dari keterkejutannya menghilang dalam sekejap dan sebuah semangat bertarung yang kuat menyelimuti armor berat perunggu itu. Tangan kanan yang memegang busur besar yang terbakar itu telah diangkat tinggi, di atas kepala dan api mengerikan itu terkumpul di tangannya sekali lagi.
 
 
"Doaah!!"
 
 
Bersamaan dengan teriakan yang berdesir di udara yang panas, tangan kiri knight itu diacungkan dalam garis lurus.
 
 
—Sekarang apa!?
 
 
Dia telah melancarkan itu untuk serangan, tapi pikiran itu terlintas jauh di dalam pikirannya untuk sekejap.
 
 
Normalnya memikirkan tentang itu, baik jarak dan kekuatan akan jauh lebih tinggi di sisi ini, ketika membandingkan pedang dan pukulan. Tapi di sisi lain telah berdiri di posisi yang menguntungkan. Akankah Blue Rose Sword yang relatif tipis dapat untuk mendorong kembali tinju yang dilepaskan dari Integrity Knight yang tidak hanya tinggi, tapi memiliki keuntungan dari tiga langkah lebih tinggi juga? Akankah dia menghindar dan menyerang lagi setelah menaiki tangga hingga puncak tangga?
 
 
Tidak—
 
 
Kirito, knight dari Aincrad-style yang merupakan guru Eugeo dan juga teman terdekatnya, pernah sekali mengatakan ini.
 
 
—Di dunia ini, apa yang penting adalah untuk menaruh sesuatu pada pedangmu.
 
 
—Kau adalah seseorang yang mencari apa yang hendak kau taruh pada pedangmu.
 
 
Itu sama dengan seseorang yang mengajar Eugeo, Gorgolosso-senpai, seseorang yang mengajar Kirito, Solterina-senpai, dan bahkan bangsawan yang sombong dan juga tidak terhormat, Raios dan Humbert, mereka memiliki sesuatu yang memberikan kekuatan pada pedang. Tapi Eugeo secara pribadi merasa dia masih mencari untuk itu. Latihan sehari-harinya melebihi dibandingkan dengan siapapun dan dia mengerti berbagai secret moves, tapi dia masih harus menemukan sesuatu untuk diberikan pada pedangnya. Itu mungkin bahkan sesuatu yang dia bahkan tidak akan dapat temukan untuk selama-lamanya, sebagai seseorang yang tidak terlahir sebagai swordsman.
 
 
Meski begitu. Setidaknya, dia tidak dapat menyerah pada kekuatan Integrity Knight ini dan menarik pedangnya kembali untuk waktu yang penting ini. Setelah semua, waktunya untuk meningkatkan dengan berlatih pedang terus menerus telah berakhir. Eugeo memiliki tujuan tetap sekarang. Untuk mengembalikan Alice, yang diubah menjadi Integrity Knight dengan ingatannya yang telah diambil.
 
 
——Alice.
 
 
Ya, itu semua yang terpenting. Dia tidak dapat melakukan apapun selain melihat saat teman masa kecilnya diambil oleh Integrity Knight pada musim panas delapan tahun lalu, kali ini, dia pasti akan menyelamatkannya. Keahliaannya di ilmu pedang, pengetahuan di sacred arts, mempoles semua itu hanya untuk tujuan itu.
 
 
—Tolong, pinjamkan aku kekuatanmu. Aku masih tidak berpengalaman dan mungkin tidak bisa menjadi pemilik yang pantas untuk pedang terkenal seperti kau...Tapi aku tidak dapat melakukan apapun selain untuk maju!
 
 
Sementara mengatakan itu di dalam hatinya, dengan kuat membungkukkan seluruh tubuhnya setelah mengambil posisi dengan Blue Rose Sword yang digenggam di atas kepala.
 
 
Cahaya biru terang menyelimuti pedang yang transparan. Aincrad-style secret move, ''«Vertical»''.
 
 
"O... oohh!"
 
 
Dibimbing oleh niat yang kuat, pedang itu menyerang lurus. Sebuah suara yang keras, keunikan dari secret moves, bergema dari pedang saat itu bersinar melalui udara dan terhantam pada tangan kiri Integrity Knight yang terbakar itu.
 
 
Gelombang kejut dari cahaya biru dan merah bergabung menjadi satu dan menyebar keluar di dalam lingkaran, mengoyak karpet merah yang terbentang di atas tangga dan kain yang tergantung di dinding. Tinju dan pedang itu masih tidak bergerak di udara, masih menempel bersama-sama.
 
 
Creak, creak, sarung tangan armor dan pedang saling menghantam satu sama lain. Eugeo mengeluarkan semua yang dia punya untuk berusaha menyelesaikan secret move, tapi tangan knight itu tidak membuat gerakan sedikitpun, seolah-olah itu adalah batu. Tetapi, musuh tidak kelihatan memiliki ketenangan yang lebih juga. Rintihan lemah keluar dari dalam helm saat dia memindahkan seluruh beban tubuhnya pada tangannya.
 
 
Itu adalah jalan buntu, tapi saat itu berlangsung dalamn beberapa detik. Api yang dilepaskan dari Conflagrant Flame Bow yang masih dipegang di tangan knight itu mulai membakar pada Blue Rose Sword juga. Cahaya dari secret move yang menutupi pedang itu bergetar seolah-olah itu akan dihentikan disini, itu sudah pasti pedang itu akan dipukul mundur dalam sekejap dan dia akan menderita dari serangan panas yang membakar secara langsung.
 
 
"Gu... uh, oo....!"
 
 
Eugeo mengumpulkan semua kekuatan fisik dan mental untuk berusaha mengayun pedang ke bawah. Tetapi, api itu terus menjadi lebih kuat dan pedang itu mulai berubah menjadi warna merah api.
 
 
Dia tidak pernah memperhatikan itu hingga sekarang, tapi Blue Rose Sword memiliki atribut element es menurut pada «ingatan pedang» yang dia lihat di Ruangan Perpustakaan Besar. Dengan demikian, itu akan lemah terhadap api yang membakar, element yang berlawanan, dan membiarkan situasi ini untuk waktu yang lama sudah cukup mampu untuk mengurangi Life hingga derajat yang berbahaya.
 
 
Tapi pada waktu yang sama, itu seharusnya mungkin untuk menghilangkan api musuh dengan element pedang itu.
 
 
—Kau telah ditempa oleh badai salju terdingin di Puncak Barisan Pegunungan semenjak penciptaan dari dunia ini.
 
 
—Jangan coba untuk kalah pada api yang seperti ini!
 
 
Mungkin merespon pada teriakan Eugeo—
 
 
Tiba-tiba udara dingin muncul keluar, menusuk tidak hanya tangan kanannya, yang menggengam gagang, tapi tangan kiri yang membantu gagangnya juga. Itu pastinya bukanlah halusinasi. Sebagai bukti, miniature mawar yang diukir pada penahannya telah ditutupi dengan es putih murni. Es itu berubah menjadi sulur tipis,dengan cepat merambat pada pedang, dan memadamkan api yang terbakar itu.
 
 
Fenomena itu tidak berakhir di situ. Sulur es putih murni itu bahkan menjulur pada tinju knight yang ada di dekatnya, menyebarkan es untuk memadamkan api yang membukus di sekitar armor berwarna perunggu...
 
 
"Nuhh..."
 
 
Mungkin disebabkan oleh sensasi membeku yang mustahil, rintihan keluar dari knight itu. Tidak melewatkan dengan sekejap postur musuhnya yang goyah, tanpa memperhatikan bagaimana kecilnya itu, Eugeo melepaskan kekuatan yang telah dia simpan.
 
 
Gyaan! Suara yang memekakkan telinga leluar, pedang itu terayun ke bawah dan memukul mundur tangan kiri knight itu.
 
 
Tetapi, ujung pedang itu tidak menyentuh tubuh musuh itu, sayangnya. Knight itu mengarah pada Eugeo, dengan sia-sia menebas pedangnya lurus ke bawah, dan melepaskan tinju kanannya tanpa menunda waktu. Itu tidaklah terbakar, tapi cukup menyakitkan seperti hantaman batu itu dari tinju yang kuat akan mendorong jauh Eugeo hingga dasar tangga tanpa kesulitan sedikitpun.
 
 
Tapi.
 
 
"I... eeaaah!"
 
 
Bersamaan dengan teriakan yang bersemangat, pedang Eugeo terayun dari sudut yang tajam.
 
 
Menebas kembali dengan Blue Rose Sword, lebih berat dibandingkan dengan sebongkah besi dengan ukuran yang sama, melalui hanya dengan kekuatan fisik, itu mustahil tidak peduli bagaimana kuatnya seseorang itu. Hanya ada satu alasan kenapa itu mungkin, karena itu adalah secret move dari style ilmu pedang Aincrad-style skill dua tebasan, ''«Vertical Arc»''.
 
 
Pedang yang dengan cepat membuat jejak yang menyerupai huruf suci, 'V', menebas pada pelindung dada dari Integrity Knight secara diagonal. Beberapa tetesan berwarna merah gelap keluar dari bekas luka tebasan di armor berwarna perunggu. Ujung pedang itu mengenai badan knight itu—tapi itu hanya dangkal.
 
 
Saat knight itu memegang bagian atas tubuhnya, dia menguatkan kakinya dan melompat mundur. Dia akan mendapatkan ruangan untuk menembak panah api itu sekali lagi jika jaraknya melebar lagi. Tetapi, meskipun hal itu singkat, periode jeda yang pasti ada setelah penggunaan secret move apapun.
 
 
Kirito pernah memberitahunya untuk terus berpikir tentang bagaimana menghilangkan jeda besar itu dari penggunaan secret move. Tentu saja, itu bukanlah masalah jika serangan tebasan, tapi ada bahaya dari mendapat serangan balasan yang berbahaya pada kasus dimana itu ditangkis, dihindari, atau gagal untuk menghentikan gerakan musuh seperti waktu sekarang.
 
 
Jeda yang disebabkan oleh secret moves tidak dapat dicegah dan tidak ada yang bisa dilakukan tentang itu bahkan jika seseorang mengetahui itu. Dia dapat melakukan dengan metode untuk menghilangkan jeda itu, seperti bertukar dengan patnernya atau melepaskan element angin yang baru dibuat untuk menciptakan jarak melalui tekanan angin. Tapi Kirito telah terlempar ke ruangan dan tidak ada cukup waktu untuk mengucapkan upacara art juga. Itu membawa metode yang tersisa untuk dilakukan.
 
 
Eugeo mengumpulkan semua kekuatan fisik dan mentalnya untuk mengontrol pergerakan dari Blue Rose Sword sementara itu pada lintasan dari serangan kedua Vertical Arc. Dia memegang pedang, yang awalnya seharusnya telah menebas ujung kiri atas, seolah-olah itu dibantu oleh bahu kirinya. Cahaya biru yang menutupi pedang itu tiba-tiba menghilang disebabkan oleh kekuatan berlebihan yang dimasukkan, tapi itu tidak masalah saat serangan itu sendiri telah berakhir.
 
 
Blue Rose Sword dihentikan di atas bahunya pada saat knight itu dengan keras menghentakkan kakinya ke tanah. Puncak tangga dari tangga besar itu sangat lebar, dan dia mungkin memiliki rencana untuk menembak tombak api itu lagi sementara Eugeo terdiam jika dia sukses melarikan diri ke ujung dinding. Tidak ada cara untuk Eugeo bertahan dari itu jika dia mengizinkan itu.
 
 
Metode terakhir untuk menerobos jeda yang harus dihadapi.
 
 
Itu adalah menyambungkan secret move baru dari secret move. Dengan melakukan posisi pengaktifan skill berikutnya pada posisi akhir dari skill sebelumnya, periode jeda itu dapat dihapus. Itu adalah secret move diantara secret move yang bahkan gurunya, Kirito, dapat menyelesaikannya hanya setengah waktu darinya, «menyambung skills»—
 
 
"......!!"
 
 
Mengeluarkan nafas dalam di udara, Eugeo berharap untuk pengaktifkan skill dengan seluruh jiwanya. Dengan segera setelah itu, pedang itu jelas bersinar sekali lagi. Tubuhnya melompat seolah-olah dia bergetar di sana. Pedang itu menebas ke bawah dari ujung kir bergema saat itu mendekat pada Integrity Knight. Secret move satu tebasan, ''«Slant»''.
 
 
Pada akhirnya, kedua mata knight itu terbuka lebar di dalam helm itu.
 
 
Tidak ada rasa sakit yang menyerang mata kanannya, ataupun huruf-huruf suci yang berwarna merah terang membuat kemunculannya saat mereka bertarung seperti ketika dia mencoba menebas Raios dan Humbert. Bahkan tidak ada kebimbangan atau keraguan. Satu pikiran untuk menebas musuh yang pantas mendapat itu membuat gerakan pada seluruh tubuh Eugeo.
 
 
Blue Rose Sword dengan keras mengayun lurus ke bawah pada bahu kanan knight itu. Mengikuti suara metal dari armor yang terbelah, hantaman keras dan kuat mengirim dirinya pada tangan kanan Eugeo.
 
 
Diberikan dengan luka yang dalam dari bahu hingga mencapai dadanya, Integrity Knight itu terlempar ke belakang, menuju tanah.
 
 
"Goahh!"
 
 
Suara yang kecil terbisik keluar dari dalam helm dan dengan segera setelah itu, darah berjumlah besar menyembur keluar dari bawah helm itu, terlihat lebih merah dibandingkan dengan armor berwarna perunggu itu.
 
 
Ini membuat kedua kalinya dia menebas manusia, tapi Eugeo masih merasa nafasnya berhenti untuk sesaat. Suatu jenis sensasi menekan menyerang bagian bawah perutnya saat menyadari pengaruh balik yang masih tersisa di tangan kanannya, tapi dia dengan susah payah menekan itu.
 
 
Seolah-olah setuju dengan perasaan Eugeo, Blue Rose Sword memancarkan lagi gelombang kuat dari udara dingin lainnya, mengubah semua darah yang melekat di pedangnya menjadi es dan setelah mengguncangkannya, itu kembali ke kondisi biasanya. Bahu kanan knight itu telah membeku saat dia melihatnya, darah yang menetes berubah menjadi tetes air yang membeku.
 
 
"Guh..."
 
 
Knight itu mengeluarkan rintihan lemah saat dia mengangkat tangan kirinya yang masih memegang busur itu, mencoba menggerakkan itu menuju luka. Eugeo mengumpulkan kekuatan kembali ke tangan kanannya yang memegang pedangnya saat melihat itu. Dia akan menebas knight yang terjatuh itu sekali lagi jika musuh mulai mengucapkan sacred arts. Sebagai pengguna yang berangking tinggi seharusnya akan mampu menggunakan semua sacred energy di sekeliling udara untuk memulihkan Lifenya, dia mungkin akan memberikan beberapa luka di mulutnya, menebas tangannya, atau mungkin, tidak ada metode lain untuk membuat dia tidak berdaya selain mengambil hidupnya.
 
 
Tetapi, itu kelihatannya knight itu menyerah untuk menyembuhkan dirinya saat menyadari tangan kirinya benar-benar membeku dan tidak dapat melepaskan busur yang telah kehilangan apinya. Gerakan halus dengan ujung jari dibutuhkan untuk upacara art elemental. Mengeluarkan nafas panjang yang kelihatannya menjadi senyuman lesu, tangannya terjatuh ke tanah dengan retakan.
 
 
Eugeo sementara bingung pada apa yang harus dilakukan sekarang. Hawa dingin yang dibuat oleh Blue Rose Sword telah memadamkan api musuh, tapi itu membawa juga efek dari menghentikan darah yang mengalir juga, dengan membekukan luka itu. Knight itu tidak akan dapat untuk bertarung lagi, tapi dia juga tidak akan mati. Es di tangan kiri itu akan mencair pada akhirnya, dan dia mungkin akan mengejar setelah sepenuhnya pulih melalui sacred arts.
 
 
Orang yang pertama kali bicara adalah Integirty Knight, saat Eugeo berdiri sementara menggeretakkan giginya.
 
 
"...Anak muda..."
 
 
Eugeo membetulkan posturnya pada suara itu, serak namun mempertahankan kehormatannya, tapi kata-kata yang mengikutinya itu sedikit tidak terduga.
 
 
"Apa nama dari secret move yang pertama kali kau gunakan itu...?"
 
 
"......"
 
 
Dia terbingung untuk sesaat, tapi Eugeo menggerakkan mulut keringnya dan menjawab.
 
 
"...Itu dari ilmu pedang Aincrad style, skill dua tebasan, ''«Vertical Arc»''."
 
 
"Skill...dua tebasan."
 
 
Mengulangi kata-katanya, knight itu terdiam untuk sesaat, namun dengan segera melanjutkan pertanyaannya.
 
 
Helm knight itu membuat sedikit gerakan, jadi Eugeo mengalihkan pandangannya menuju belakang dalam sekejap. Ketika dia melakukan itu, dia melihat Kirito, terbakar di berbagai tempat, perlahan menaiki tangga sementara menekan tangan kirinya dan menyeret kaki kanannya sepanjang jalan.
 
 
"Kirito...bagaimana dengan lukamu!?"
 
 
"Tenang saja, aku telah mencegah sebagian besar luka bakar yang parah....Tuan Knight, apa yang aku gunakan adalah Aincrad-style skill pertahanan, ''«Spinning Shield»''."
 
 
"......"
 
 
Saat mendengar itu, knight itu melihat ke arah langit-langit saat helmnya retak, lalu kembali tenggelam dalam keheningan.
 
 
Suara yang keluar beberapa detik kemudian di dalam keheningan, seolah-olah dia membicarakan dirinya sendiri dibanding dengan Eugeo dan Kirito.
 
 
"...Aku selalu berencana untuk mencari di dalam Dunia Manusia dari ujung ke ujung...dan apapun yang berada diluar itu...tapi itu kelihatannya pedang dan skill yang masih tidak diketahui olehku masih ada di dalam dunia ini... —Skill kalian diliputi dengan kemunkinan dari jumlah latihan yang sungguh-sungguh. Itu adalah kesalahanku...untuk menuduh kalian berdua membuat Knight Eldrie menjadi buruk melalui art yang berbahaya..."
 
 
Integrity Knight itu menggerakkan kepalanya sekali lagi, mengalihkan pandangannya kepada Eugeo dari dalam penahan wajahnya.
 
 
"...Akankah kalian...memberitahuku nama kalian?"
 
 
Setelah bertukar pandangan dengan Kirito, Eugeo dengan singkat mengatakan namanya.
 
 
"...Swordsman Eugeo. Tidak memiliki nama keluarga."
 
 
"Aku Swordsman Kirito."
 
 
Setelah mengangguk seolah-olah dia telah mengingat pada nama mereka, Integrity Knight itu mengeluarkan kata-kata yang kelihatannya bahkan jauh lebih tidak terduga.
 
 
"...Beberapa Integrity Knights menunggu kalian berdua di lantai lima puluh di katedral ini, di «Grand Cloister of Spiritual Light». Tidak untuk menangkap kalian hidup-hidup, tapi melenyapkan Life kalian berdua dan mengambil hidup kalian...Nafas berikutnya yang kalian ambil mungkin akan menjadi terakhir, dalam sekejap jika kau memilih untuk serangan mendadak dengan serbuan secara langsung seperti yang kalian lakukan sebelumnya."
 
 
"Hei... hei, tuan, kau yakin akan baik-baik saja untukmu untuk mengatakan sesuatu seperti itu?"
 
 
Kirito menyela dengan sedikit bingung. Tapi knight itu memperlihatkan apa yang menyerupai senyuman dan berguman.
 
 
"Karena aku telah gagal untuk menyelesaikan perintah Administrator-sama...lambangku sebagai knight, armor ini dan sacred instrument, akan segera disita dan aku akan dihukum dengan dibekukan untuk periode waktu yang tidak diketahui... —Tolong kurangi Lifeku sebelum aku menderita karena hal memalukan itu...dengan kedua tangan kalian."
 
 
"......"
 
 
Knight itu menambahkan kata-kata, melihat ke arah Eugeo dan Kirito yang tidak dapat berkata-kata.
 
 
"Tidak perlu untuk merasa ragu...setelah semua...skill pedang kalian yang indah telah membuat kekalahanku..."
 
 
Mereka berikutnya mendengar namanya—itu cukup mengejutkan hingga Eugeo berhenti dari bernafas.
 
 
"Diriku...Seorang Integrity Knight, Deusolbert Synthesis Seven."
 
 
Ini bukanlah suatu tingkatan dimana hanya mengingatnya sedikit di suatu tempat.
 
 
Nama itu adalah nama yang dengan dalam terukir pada jiwa Eugeo, tidak akan pernah menghilang bahkan untuk sekejap, selama delapan tahun. Itu meliputi penyesalan yang dalam dan keputusasaan, bersamaan dengan kemarahan yang mengikuti itu.
 
 
"Deusol... bert? Pada waktu itu...kau telah...?"
 
 
Eugeo mendengar suara yang tertahan di tenggorokannya, suara serak yang kelihatannya milik seseorang yang lain.
 
 
Warna dari armornya berbeda dan suara dari semua Integrity Knight memiliki suara gema metal dari helm mereka, jadi dia tidak pernah menyadarinya sampai sekarang, tapi meski begitu, jika memang begitu, knight yang terbaring di hadapan matanya sekarang adalah seseorang yang pernah sekali berdiri di hadapan mata Eugeo dan—
 
 
Suatu jenis pengaruh mendorong Eugeo dari belakang dan dia mengambil beberapa langkah maju yang goyah.
 
 
"Eugeo...?"
 
 
Suara bertanya Kirito baru saja mencapai telinganya. Tubuh bagian atasnya berhenti, dia menatap pada wajah yang ada di dalam helm itu secara dekat.
 
 
Mungkin karena suatu jenis upacara art telah digunakan pada helm itu, saat wajah dari knight itu sebenarnya dikelilingi oleh kegelapan bahkan setelah jarak itu diperpendek hingga sepuluh cen. Tetapi, dia dapat dengan jelas melihat kedua mata itu yang memperlihatkan kekuatannya bahkan setelah Life yang berjumlah besar telah berkurang. Itu kelihatannya baik muda dan tua, dengan ujung yang tajam.
 
 
Menggerakkan mulut keringnya, Eugeo berbisik dengan nada yang serak.
 
 
"Kau bilang untuk mengurangi...Lifemu...? Ini adalah duel yang hebat, kau bilang...?"
 
 
Tangan kanannya bergetar hingga tidak dapat dikontrol sementara Blue Rose Sword yang masih di tangannya memancarkan udara dingin yang kuat. Es putih segera muncul mengelilingi armor Integrity Knight itu, tepat sebelum pedang itu terhunus.
 
 
Eugeo mengeluarkan sejumlah panas yang tiba-tiba keluar dari dalam perutnya, yang mengancam untuk bahkan merobek tenggorokannya menjadi dua, dalam satu nafas.
 
 
"Mengikat! Mengikat gadis yang baru berusia sebelas tahun dengan rantai...dan menggantung dia di naga terbang saat kau membawanya pergi...seseorang seperti kau benar-benar tidak memiliki hak untuk mengunakan kata seperti ituuu——!!"
 
 
Eugeo mengangkat tinggi Blue Rose Sword dengang ganggang yang terbalik.
 
 
Dia ingin untuk menusuk pada mulut milik dari knight itu yang mengatakan kata-kata yang benar-benar tidak dapat dimaafkan itu dengan segala cara hingga ke tanah, menghilangkan apa yang tersisa di Lifenya pada waktu yang sama.
 
 
Tetapi, rasa sakit yang parah dan bergetar yang mengahalangi tangan kanannya untuk bergerak. Ini bukanlah mata kanannya yang sakit, tapi di suatu tempat di dalam dadanya. Itu adalah suatu jenis rasa sakit yang terasa seolah-olah seseorang dengan panik mencoba menarik Eugeo kembali.
 
Dengan pedang yang masih terangkat tinggi, Eugeo, yang tubuhnya bergetar dengan sangat kuat, mendapati tangan kanannnya—
 
 
Dengan pelan ditahan oleh tangan Kirito, yang mencapainya dari sampingnya.
 
 
"......Kenapa, kau menghentikanku, Kirito..."
 
 
Sesuatu yang cepat bergetar di dalam emosinya, berada diambang kehilangan seluruh alasannya, Eugeo bertanya pada patnernya, seseorang yang dia percayai dari siapapun dan semua orang di dunia ini.
 
 
Kirito menatap tajam ke arah Eugeo dengan mata yang bercampur dengan rasa sakit yang dia secara pribadi menahannya, dia perlahan menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
 
 
"Orang itu telah kehilangan semangatnya untuk bertarung. Kau tidak boleh mengayunkan pedangmu pada musuh seperti itu..."
 
 
"Tapi...orang ini...orang ini adalah seseorang yang membawa pergi Alice...orang ini..."
 
 
Memberikan bantahan seperti anak-anak, bagian dari pikiran Eugeo telah mengerti pada apa yang Kirito coba untuk katakan.
 
 
Integrity Knight, juga, tidak lebih dari suatu keberadaan yang digerakkan oleh peritah dari Gereja Axiom—perintah dari pemimpin tertinggi. Seseorang yang menculik Alice adalah gereja itu sendiri, hasil dari hukum dan aturan yang menyimpang ini.
 
 
Tapi di sisi lain, dorongan untuk meninggakan pendirian yang sebenarnya dan menebas knight yang terbaring menjadi suatu bagian tidak akan menghilang. Perasaan dari kemarahan, ketidakberdayaan, dan bersalah yang telah terkumpul semenjak hari di musim panas itu bukanlah pada suatu tingkatan yang mampu menghilang dengan mudah dengan menemukan tentang perancang dibalik dunia ini setelah semua waktu yang telah berlalu.
 
 
Keranjang rotan yang terjatuh ke kakinya. Roti dan keju yang dikotorkan oleh pasir. Es yang dicairkan oleh sinar matahari.
 
 
Rantai dengan sinar gelap yang mengekang sepotong baju apron biru Alice. Dan kedua kakinya, tidak dapat bergerak seolah-olah akar tumbuh dari itu.
 
 
...Kirito—Kirito.
 
 
Kau mungkin akan mencoba menebas pada Integrity Knight dan menolong Alice pada saat itu. Kau mungkin akan melakukan itu bahkan mengetahui bahwa kau akan ditahan dan dikirim ke pengadilan.
 
 
Tapi aku tidak dapat melakukannya. Meskipun bagaimana Alice adalah satu-satunya temanku, seorang gadis yang jauh lebih penting dari siapapun, aku tidak dapat melakukan apapun selain melihat. Melihat saat knight yang, sekarang terbaring tepat dihadapan mataku, mengikat Alice dan membawanya pergi.
 
 
Luapan dari emosi, dipenuhi dengan suatu pemikiran seperti itu, memasuki ke dalam seluruh pikirannya. Tangan kanan yang ditahan oleh Kirito bergetar, pedang itu telah diangkat lebih tinggi.
 
 
Tetapi, kata-kata yang diucapkan Kirito sementara mengfokuskan kekuatannya pada tangan kirinya cukup mengejutkan Eugeo untuk membuat dia terdiam sejenak.
 
 
"...Aku yakin orang ini tidak mengingat itu. Waktu ketika dia mengambil pergi Alice dari Desa Rulid...Bukan karena dia telah melupakan itu, tapi karena ingatannya telah dihapus."
 
 
"Eh...?"
 
 
Eugeo melihat ke arah bawah pada helm dari knight yang terbaring dengan keheranan.
 
 
Integrity Knight yang tidak pernah bergerak sedikitpun, bahkan dengan Blue Rose Sword yang dihunus padanya, sekarang bergerak untuk pertama kalinya saat menerima tatapan dari mereka berdua. Secara paksa membuka tangan kirinya, dimana es itu akhirnya mencair, dia melepaskan busur panjang sementara memisahkan bagian dari es, dan melepaskan kancing di sisi helmnya dengan ujung jarinya.
 
 
Helm itu, dibaut untuk kelihatan menakutkan, terbuka seolah-olah menjadi terbelah dua, di depan dan di belakang, dan sekarang terlepas dari kepala knight, terjatuh dengan suara. Apa yang terlihat adalah wajah dari seorang laki-laki yang benar-benar menggambarkan keteguhan, sekitar umur empat puluh tahun.
 
 
Rambutnya, dipotong pendek, dan alis tebal itu berwarna merah pucat yang serupad dengan besi berkarat. Hidung tingginya menghubungkannya dan mulut yang berkerut itu lurus seperti potongan dari pisau sementara ketajaman dari matanya membawa pikiran pada besi dari kepala anak panah.
 
 
Tetapi, mata abu-abu gelapnya sendiri memperlihatkan kegelisahan di dalam hatinya, sedikit bergetar. Mulut tipis itu bergerak dan suara yang keluar benar-benar berbeda dengan suara yang dikeluarkannya hingga sekarang, nada rendah yang dalam.
 
 
"...Itu...seperti yang anak muda berambut hitam itu katakan. Kau bilang aku menangkap gadis muda dan membawanya pergi dengan naga terbang? Aku tidak memiliki ingatan dari membuat perbuatan seperti itu."
 
 
"Tidak... tidak memiliki ingatan...? Itu hanya terjadi delapan tahun lalu..."
 
 
Berguman dengan kebingungan, kekuatan keluar dari tangan kanan Eugeo tanpa dia sadari. Menyentuh dagunya seolah-olah tenggelam di pikirannya dengan tangan kirinya yang telah lepas dari Eugeo, Kirito berkata sekali lagi.
 
 
"Seperti yang aku bilang, itu telah dihapus...ingatanmu dari seluruh perbuatanmu, dari awal hingga akhir. Tuan... tidak, Knight Deusolbert, kau adalah Integrity Knight yang melindungi wilayah utara yang terpencil, Norlangarth Utara, apakah aku benar?"
 
 
"...Benar. Wilayah Terpencil Ketujuh Norlangarth Utara adalah...wilayah yang aku lindungi. Ya...itu hanya, sampai delapan tahun lalu..."
 
 
Alis dari knight itu terangkat kuat secara bersama-sama, seolah-olah dia hendak mencari untuk mengatakan sesuatu dari suatu tempat jauh di dalam pikirannya.
 
 
"Dan aku...diberikan armor ini bersama dengan tugas untuk menjaga Katedral Pusat...disebabkan oleh suatu kesuksesan yang besar..."
 
 
"Apa kau dapat mengingat apa kesuksesan itu?"
 
 
Knight itu tidak dapat memberikan jawaban langsung pada pertanyaan Kirito. Mulutnya ditekan dengan rapat secara bersamaan, pandangannya melihat sekitarnya. Apa yang memecah keheningan pendek itu adalah kata-kata dari Kirito sekali lagi.
 
 
"Aku akan menjawabnya untukmu. Kesuksesanmu adalah memancing keluar Integrity Knight Alice Synthesis Thirty. Di desa kecil di ujung wilayah utara, di suatu tempat dimana tak seorangpun yang tahu di ibu kota pusat. Bahkan oleh pemimpin tertinggi, Administrator, memberikan penghargaan dari kesuksesan membawa Alice ke menara ini padanya, dia juga menghapus semua ingatan mengenai insiden ini darimu...Alasan untuk itu telah dikatakan oleh dirimu sendiri sebelumnya."
 
 
Tanpa ada seorangpun yang menyadarinya, Kirito terus berbicara, dalam nada cepat yang jauh lebih cepat baik dari Eugeo dan Integrity Knight, seolah-olah dia berbicara pada dirinya sendiri.
 
 
"Integrity Knights tidak memiliki masa lalu, mereka telah dipanggil dari Celestial World, setelah semua, itulah yang kau katakan. Itu pasti adalah apa yang pemimpin tertinggi katakan pada kau segera setelah kau bangun sebagai knight. Itulah kenapa kau tidak memiliki ingatan dari sebelum kau menjadi Integrity Knight, itulah bagaimana dia meyakinkan kau. Tapi untuk bertahan dengan cerita itu, itu akan menjadi masalah jika tidak hanya ingatan Integrity Knight memiliki ingatan dari kehidupan manusia mereka yang masih tersisa, tapi juga jika mereka memiliki ingatan mengenai kelahiran dari knight baru disamping diri mereka. Itu akan menjadi kacau jika kriminal yang kau bawa oleh dirimu sendiri tiba-tiba muncul sebagai knight teman kalian pada hari berikutnya, setelah semua...ada kelemahan pada kebohongan dari pemimpin tertinggi..."
 
 
Memikirkan pada berbagai aspek dengan kecepatan yang kuat, Kirito muali bergerak ke kiri dan ke kanan sementara melihat ke bawah.
 
 
Dengan semua keinginannya yang menghilang dari dia sementara dia melihat keadaan patnernya, Eugeo mengambil nafas panjang sementara mengambil pandangan lain pada laki-laki yang terbaring di dekat kakinya. Ketika dia melakukannya, Integrity Knight Deusolbert, juga, kelihatannya tenggelam pada pikirannya dengan ekspresi kosong.
 
 
Itu bukanlah seperti kemarahan dan kebenciannya telah menghilang, tapi jika ingatannya mengenai Alice benar-benar telah dihapus tanpa jejak, maka dia tidak memiliki pilihan lain selain untuk menerima itu—mungkin.
 
 
Bahwa semua knight itu tidak lebih dari suatu pion yang dimanipulasi oleh seseorang yang bertugas sebagai pemimpin tertinggi dari Gereja Axiom, Administrator. Musuh yang dibencinya yang mengambil Alice darinya, mengambil ingatannya dari dia, dan membuatnya menjadi Integrity Knight hanyalah satu orang, Administrator.
 
 
Mungkin menyadari tatapan Eugeo yang melihat ke bawah pada dirinya, mata Deusolbert berhenti melihat sekitarnya. Emosi yang kelihatannya berputar-putar di dalam hatinya tidak dapat terbaca, tapi suara yang keluar dari mulutnya yang benar-benar terputus-putus, suara yang membuat ingin bertanya apakah dia benar-benar adalah orang yang sama sebagai lawan kuat yang berdiri dihadapan mereka berdua, beberapa menit yang lalu.
 
 
"Itu seharusnya...tidak mungkin...Bagaimana mungkin kita Integrity Knight adalah penduduk Dunia Manusia seperti mereka semua sebelum kita diangkat sebagai knights......?"
 
 
"......"
 
 
Menggantikan Eugeo yang kehilangan kata-katanya, Kirito menjawab lagi.
 
 
"Darah yang mengalir keluar dari lukamu berwarna merah, seperti kita, bukan? Dan Knight Eldrie menjadi aneh pada waktu itu bukanlah karena suatu art mengerikan yang diberikan padanya. Itu karena kita mencoba membuat dia mengingat kembali ingatan yang diambil darinya....Kau seharusnya sama seperti Eldrie juga. Aku tidak tahu apakah mendapat kemenangan di Turnamen Persatuan Empat Kerajaan atau melanggar terhadap Taboo Index, tapi kau memiliki ingatan penting yang diambil oleh Administrator dengan kesetiaan terhadap gereja ditanam di tempat itu dan mengubahmu menjadi Integrity Knight. Kau mengatakan bahwa kau akan dihukum dengan akan dibekukan, tapi Administrator-sama mungkin akan mengubag ingatanmu pada saat itu dan menghapus ingatanmu dari percakapan ini juga. Aku bahkan akan bertaruh pada itu."
 
 
Cara Kirito mengekspresikannya sangatlah langsung, tapi suaranya bercampur dengan kesedihan.
 
 
Mungkin knight itu merasakan itu juga, saat dia menutup kelopak matanya dan terus terdiam untuk sesaat, tapi dia perlahan menggelengkan kepalanya sekali lagi.
 
 
"Aku tidak dapat untuk mempercayainya. Bagaimana mungkin Pemimpin Suci, pemimpin tertinggi...memberikan art seperti itu pada......"
 
 
"Tapi itu adalah kenyataan. Seharusnya masih ada sesuatu yang tertinggal di dalammu juga. Ingatan penting dari sebelum kau menjadi knight, suatu hal yang tidak dapat dihapus oleh upacara art apapun..."
 
 
Saat Kirito mendekat dari sudut itu, Deusolbert tiba-tiab mengangkat tangan kirinya ke atas dan menatap pada jari kuatnya saat dia perlahan berguman dengan menghela nafas.
 
 
"Bahkan semenjak aku turun ke Dunia Manusia...Aku selalu melihat mimpi yang sama ini, dari waktu ke waktu... Sebuah tangan kecil menggoyangkan aku untuk bangun...Dan cincin perak yang terpakai di salah satu dari jari itu...Tapi ketika aku terbangun...tidak ada seorangpun yang di sana..."
 
 
Alis Deusolbert tergabung bersama-sama dan dia menekan kuat tangan kirinya pada dahinya. Kirito menatap kuat pada kejadiaan itu, tapi kemudian bergumam dengan pelan.
 
 
"Kau mungkin tidak dapat mengingat lebih dari itu. Ingatanmu dari seseorang yang memiliki tangan dan cincin itu telah diambil oleh Administrator..."
 
 
Terdiam untuk sesaat, dia mengembalikan pedang hitam yang direndahkan di tangan kanannya ke sarungnya yang terpasang di pinggang kirinya dengan suara gemerincing.
 
 
"...Kau memilih apa yang akan kau lakukan sekarang. Apakah kembali ke sisi Administrator untuk menerima hukumanmu, atau untuk menyembuhkan lukamu dan mengejar kami...atau mungkin..."
 
 
Memotong pada bagian sana, Kirito mengambil beberapa langkah menuju tangga yang membentang menuju atas dari sisi kanan dari puncak tangga. Hingga berhenti di sana, dia memutar bahunya dan melihat ke arah mata Eugeo.
 
 
—Apakah itu cukup?
 
 
Mata hitamnya berkata seperti itu. Eugeo mengalihkan pandangannya pada Integrity Knight, yang terbaring di tanah dengan matanya tertutup, sekali lagi. Dia perlahan mengangkat Blue Rose Sword di tangan kanannya—dan meluruskan ujungnya ke sarung di pinggang kirinya, dan dengan lembut menyarungkan itu.
 
 
"...Ayo pergi."
 
 
Mengambil tempat di samping Kirito, dia dengan singkat mengatakan itu dan mereka mulai berjalan menaiki tangga bersama-sama.
 
 
Itu tidak diketahui pilihan apa yang Integrity Knight Deusolbert Synthesis Seven akan ambil, tapi setidaknya, itu kelihatannya itu bukan pilihan untuk mengejar pada mereka berdua.
 
 
 
===Bagian 2===
 
===Bagian 2===
   
Line 1,610: Line 802:
 
Itu benar bahwa Kirito telah kalah tak terhitung jumlahnya oleh Solterina-senpai, yang dia layani sebagai valet, sejauh yang Eugeo tahu. Tapi Eugeo mempercayai bahwa dia tidak benar-benar berhubungan dengan latihan atau pertandingan praktek. Seolah-olah dia hendak mengatakan bahwa dia benar-benar kalah oleh swordswoman di suatu tempat, di pertarungan nyata di masa lalu...
 
Itu benar bahwa Kirito telah kalah tak terhitung jumlahnya oleh Solterina-senpai, yang dia layani sebagai valet, sejauh yang Eugeo tahu. Tapi Eugeo mempercayai bahwa dia tidak benar-benar berhubungan dengan latihan atau pertandingan praktek. Seolah-olah dia hendak mengatakan bahwa dia benar-benar kalah oleh swordswoman di suatu tempat, di pertarungan nyata di masa lalu...
   
Pada saat itu, kaki kanan Kirito tiba-tiba terlihat di depan dan menyandung kaki Fanatio. Tubuh bagian atasnya terhuyung dan kedua pedang itu mengeluarkan percikan api saat itu terpisah. Tanpa menunggu jeda, dia menusukkan pedang hitamnya dengan satu tangan.
+
Pada saat itu, kaki kanan Kirito tiba-tiba terlihat di depan dan menyandung kaki Fanatio. Tubuh bagian atasnya terhuyung dan kedua pedang itu mengeluarkan percikan api saat itu terpisah. Tanpa menunggu jedea, dia menusukkan pedang hitamnya dengan satu tangan.
   
 
Tetapi, tangan kanan Integrity Knight itu bergerak dengan sangat cepat dan pedang tipisnya menangkis pedang hitam dari sisinya seperti mahluk hidup. Memperbaiki posturnya sementara menghindari lintasan tusukan itu, dia mengambil langkah ke belakang untuk memperlebar jarak.
 
Tetapi, tangan kanan Integrity Knight itu bergerak dengan sangat cepat dan pedang tipisnya menangkis pedang hitam dari sisinya seperti mahluk hidup. Memperbaiki posturnya sementara menghindari lintasan tusukan itu, dia mengambil langkah ke belakang untuk memperlebar jarak.
Line 1,635: Line 827:
 
Pada jarak sedekat itu, mereka berdua sangat sulit untuk menggerakkan kaki mereka dan terus bertahan terhadap serangan tebasan dan tusukan secara terus menerus dan menghindarinya hanya dengan menggerakkan tubuh mereka atau menangkisnya. Pemandangan di sekitar mereka berdua seolah-olah banyak bintang yang bercahaya, terlihat, dan menghilang, satu demi satu. Bahkan suara dari besi yang berhantaman dengan besi benar-benar sangat hebat, mengingatkan seseorang pada duet instrument perkusi.
 
Pada jarak sedekat itu, mereka berdua sangat sulit untuk menggerakkan kaki mereka dan terus bertahan terhadap serangan tebasan dan tusukan secara terus menerus dan menghindarinya hanya dengan menggerakkan tubuh mereka atau menangkisnya. Pemandangan di sekitar mereka berdua seolah-olah banyak bintang yang bercahaya, terlihat, dan menghilang, satu demi satu. Bahkan suara dari besi yang berhantaman dengan besi benar-benar sangat hebat, mengingatkan seseorang pada duet instrument perkusi.
   
Senyuman dingin terlihat pada wajah Kirito yang terlihat pucat saat dia melakukan tehnik dengan kekuatan tersebut, itu kelihatan seperti Kirito benar-benar bergabung dengan pedang hitam. Pertarungan jarak dekat seharusnya mampu untuk menahan lawannya menggunakan cahaya Solus, tapi kelihatannya dia sekarang hanya dipenuhi dengan kegembiraan yang keluar darinya dengan skill pedang yang dilatihnya dengan seluruh isi hatinya.
+
Senyuman dingin terlihat pada wajah Kirito yang terlihat pucat saat dia melakukan tehnik dengan kekuatan tersebut, itu kelihatan seperti Kirito benar-benar bergabung dengan pedang hitam. Pertarungan jarak dekat seharusnya mampu untuk menahan lawannya menggunakan cahaya Solus, tapi kelihatannya dia sekarang hanay dipenuhi dengan kegembiraan yang keluar darinya dengan skill pedang yang dilatihnya dengan seluruh isi hatinya.
   
 
Di sisi lain, Fanatio seharusnya tidak memiliki alasan untuk mengikuti keinginan musuhnya. Jika dia menyuruh salah satu anak buahnya untuk menyerang Kirito dari belakang, mengambil celah itu untuk memperlebar jarak, dan menembak sinar cahaya lagi, seharusnya tidak akan ada kesempatan Kirito untuk menahannya kali ini.
 
Di sisi lain, Fanatio seharusnya tidak memiliki alasan untuk mengikuti keinginan musuhnya. Jika dia menyuruh salah satu anak buahnya untuk menyerang Kirito dari belakang, mengambil celah itu untuk memperlebar jarak, dan menembak sinar cahaya lagi, seharusnya tidak akan ada kesempatan Kirito untuk menahannya kali ini.
Line 1,662: Line 854:
   
 
Bahkan Eugeo, yang terbaring di lantai yang agak jauh, dapat merasakan panas di kulitnya dari gelombang udara yang disebabkan oleh pedang yang saling berhantaman. Rambut hitam Kirito dan Fanatio dengan keras terurai, pedang mereka bertubrukan, dan mereka berdua berganti posisi.
 
Bahkan Eugeo, yang terbaring di lantai yang agak jauh, dapat merasakan panas di kulitnya dari gelombang udara yang disebabkan oleh pedang yang saling berhantaman. Rambut hitam Kirito dan Fanatio dengan keras terurai, pedang mereka bertubrukan, dan mereka berdua berganti posisi.
 
 
Eugeo kehilangan nafasnya untuk sesaat ketika wajah Fanatio telihat di pandangannya.
 
Eugeo kehilangan nafasnya untuk sesaat ketika wajah Fanatio telihat di pandangannya.
   
Line 1,736: Line 927:
 
Kata-kata dari pemimpin tertinggi sebelumnya, Cardinal, terulang di pikirannya. Kalimat upacara ''«release recollection»'', membangkitkan semua ingatan senjata, melepaskan kekuatan yang tak terkendali. Kekuatan yang mampu untuk menghilangkan Life seseorang yang tidak hanya menyerang musuh, tapi dirimu juga.
 
Kata-kata dari pemimpin tertinggi sebelumnya, Cardinal, terulang di pikirannya. Kalimat upacara ''«release recollection»'', membangkitkan semua ingatan senjata, melepaskan kekuatan yang tak terkendali. Kekuatan yang mampu untuk menghilangkan Life seseorang yang tidak hanya menyerang musuh, tapi dirimu juga.
   
Pelepasan Heaven Piercing Sword memberikan luka yang hampir fatal pada mereka berdua dari jarak dekat, dengan luka yang sangat besar pada empat knight di sekelilingnya juga, dari serangan awal. Ornamen suci di aula besar yang diluar jangkauannya juga dan itu telah secara cepat terbakar, sementara kaca jendela yang mahal tersebar secara berturut-turut. Ada beberapa sinar cahaya yang hampir tertembak menuju Eugeo dan dua anak perempuan yang lumpuh itu, terbaring di dekatnya, tapi meski begitu, mereka akan terkena serangan langsung cepat atau lambat.
+
Pelepasan Heaven Piercing Sword memberikan luka Yang hampir fatal pada mereka berdua dari jarak dekat, dengan luka yang sangat besar pada empat knight di sekelilingnya juga, dari serangan awal. Ornamen suci di aula besar yang diluar jangkauannya juga dan itu telah secara cepat terbakar, sementara kaca jendela yang mahal tersebar secara berturut-turut. Ada beberapa sinar cahaya yang hampir tertembak menuju Eugeo dan dua anak perempuan yang lumpuh itu, terbaring di dekatnya, tapi meski begitu, mereka akan terkena serangan langsung cepat atau lambat.
   
 
Tidak peduli berapa banyak cahaya yang dipancarkan, sacred instrument yang ditempa dari ribuan cermin besar benar-benar tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti Ujung pedang itu bersinar dengan jeda sekitar satu detik, menembak sinar cahaya tanpa mempedulikan untuk membidik.
 
Tidak peduli berapa banyak cahaya yang dipancarkan, sacred instrument yang ditempa dari ribuan cermin besar benar-benar tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti Ujung pedang itu bersinar dengan jeda sekitar satu detik, menembak sinar cahaya tanpa mempedulikan untuk membidik.
Line 1,794: Line 985:
 
Normalnya, semua itu adalah es yang dingin. Tidak ada madu atau keharuman yang dibuat oleh kelopak keras dan transparan itu, tapi sebagai gantinya, mawar itu mulai mengeluarkan hawa dingin yang berwarna putih. Air di dalam seluruh aula itu telah dikelilingi kabut tebal pada saat itu, berkilauan dan bercahaya. Sumber dari hawa dingin itu—telah menahan Life knight itu.
 
Normalnya, semua itu adalah es yang dingin. Tidak ada madu atau keharuman yang dibuat oleh kelopak keras dan transparan itu, tapi sebagai gantinya, mawar itu mulai mengeluarkan hawa dingin yang berwarna putih. Air di dalam seluruh aula itu telah dikelilingi kabut tebal pada saat itu, berkilauan dan bercahaya. Sumber dari hawa dingin itu—telah menahan Life knight itu.
   
Kecepatan segera berkurang sedikit demi sedit, tapi mereka tidak dapat mengumpulkan kekuatan yang dibutuhkan untuk menghancurkan ikatan mereka dari mawar es yang menghisap Life dari seluruh tubuh mereka. Sejak awal, upacara art ini bukanlah digunakan untuk membunuh musuh.
+
Kecepatan segera berkurang sedikit demi sedit, tapi mereka tidak dapat mengumpulkan kekuatan yang dibutuhkan untuk menghancurkan ikatan mereka dari mawar es yang menghisap Life dari seluruh tubuh mereka. Sejak awal, upacara art ini bukanlah digunakan untuk membunuh musuh. Eugeo memutuskan kemampuan art itu hanya untuk tujuan memperlambat gerakan Integrity Knight Alice.
Eugeo memutuskan kemampuan art itu hanya untuk tujuan memperlambat gerakan Integrity Knight Alice.
 
   
 
Empat knight itu benar-benar menjadi tak berdaya, tapi seperti yang diduga dari seseorang yang memimpin mereka, itu kelihatannya Knight Fanatio melihat pada kemampuan skill itu pada saat sulur itu berubah di dalam es dan melompat ke udara dengan usaha untuk melarikan diri.
 
Empat knight itu benar-benar menjadi tak berdaya, tapi seperti yang diduga dari seseorang yang memimpin mereka, itu kelihatannya Knight Fanatio melihat pada kemampuan skill itu pada saat sulur itu berubah di dalam es dan melompat ke udara dengan usaha untuk melarikan diri.
Line 1,849: Line 1,039:
 
Sumber dari cahaya itu adalah Knight Fanatio, yang seharusnya telah diselimuti sepenuhnya oleh lapisan dari sukur es dan dengan gerakannya yang benar-benar tersegel.
 
Sumber dari cahaya itu adalah Knight Fanatio, yang seharusnya telah diselimuti sepenuhnya oleh lapisan dari sukur es dan dengan gerakannya yang benar-benar tersegel.
   
Armament full control art tidak membiarkan penggunaannya menjadi benar-benar bebas setelah selesai mengucapkannya. Memegang senjata dengan kemampuan memperkuat serangan membutuh kosentrasi mental tingkat tinggi dari penggunanya. Eugeo, juga, harus tetap menggenggam gagang dari pedang yang menusuk pada lantai dan mempertahankan gambaran dari mawar es yang mekar secara berlimpahan jika dia tidak ingin knight itu lepas dari pengekangnya.
+
Armament full control art tidak membiarkan penggunaannya menjadi benar-benar bebas setelah selesai mengucapkannya. Memegang senjata dengan kemampuan memperkuat serangan membutuh kosentrasi mental tingkat tinggi dari penggunanya. Eugeo, juga, harus tetap menggenggam ganggang dari pedang yang menusuk pada lantai dan mempertahankan gambaran dari mawar es yang mekar secara berlimpahan jika dia tidak ingin knight itu lepas dari pengekangnya.
   
 
Setelah benar-benar mengontrol Heaven Piercing Sword, Knight Fanatio telah menembak sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya, telah melewati pertarungan pedang dengan kecepatan sangat tinggi dengan Kirito, dan pada akhirnya melepaskan tehnik terbesarnya dari serangan sinar cahaya yang tidak terkendali dan bertubi-tubi, memberikan luka fatal bahkan pada dirinya sendiri. Kosentrasi mentalnya seharusnya telah melemah dan melepaskan dari kondisi mengendalikan Heaven Piercing Sword—atau seperti itu yang Eugeo pikirkan.
 
Setelah benar-benar mengontrol Heaven Piercing Sword, Knight Fanatio telah menembak sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya, telah melewati pertarungan pedang dengan kecepatan sangat tinggi dengan Kirito, dan pada akhirnya melepaskan tehnik terbesarnya dari serangan sinar cahaya yang tidak terkendali dan bertubi-tubi, memberikan luka fatal bahkan pada dirinya sendiri. Kosentrasi mentalnya seharusnya telah melemah dan melepaskan dari kondisi mengendalikan Heaven Piercing Sword—atau seperti itu yang Eugeo pikirkan.
Line 1,859: Line 1,049:
 
"Kuh...!"
 
"Kuh...!"
   
Menggigit mulutnya, Eugeo memberikan kekuatan yang lebih pada kedua tangannya yang menggenggam gagangnya. Dipandu oleh gambaran pikirannya, mendekati sepuluh pucuk sulur es mendekati ke arah Fanatio dari sekitarnya.
+
Menggigit mulutnya, Eugeo memberikan kekuatan yang lebih pada kedua tangannya yang menggenggam ganggangnya. Dipandu oleh gambaran pikirannya, mendekati sepuluh pucuk sulur es mendekati ke arah Fanatio dari sekitarnya.
   
 
Sulur yang melambai pada tangan kanan Fanatio dan mengikat itu dengan gerakan yang sama, tanpa meninggalkan jeda apapun, dan menghentikan gerakannya.
 
Sulur yang melambai pada tangan kanan Fanatio dan mengikat itu dengan gerakan yang sama, tanpa meninggalkan jeda apapun, dan menghentikan gerakannya.
Line 2,334: Line 1,524:
   
 
Swordsman berjubah hitam itu yang masih berdiri dihadapan pintu besar, yang mungkin beberapa kali lebih tinggi darinya, menggapai itu dengan kedua tangannya dan mendorong itu hingga terbuka ke samping dengan kekuatan. Dengan sekejap, angin dingin yang berhembus ke dalam dan Eugeo dengan perlahan membalikkan wajahnya.
 
Swordsman berjubah hitam itu yang masih berdiri dihadapan pintu besar, yang mungkin beberapa kali lebih tinggi darinya, menggapai itu dengan kedua tangannya dan mendorong itu hingga terbuka ke samping dengan kekuatan. Dengan sekejap, angin dingin yang berhembus ke dalam dan Eugeo dengan perlahan membalikkan wajahnya.
 
===Bagian 3===
 
 
Apa yang terbentang di balik pintu itu adalah ruangan yang kira-kira seluas seperti ruangan tangga di sisi selatan dari koridor besar yang menghubungkannya dimana Eugeo dan Kirito telah menaikinya. Itu berbentuk persegi juga, dengan langit biru muda yang terlihat melalui jendela panjang dan sempit yang berjejer di sepanjang dinding yang berlawanan.
 
 
Tetapi, element yang penting tidak dapat terlihat pada bidang lantai dengan gabungan warna hitam dan putih pada ubinnya—tangga besar yang menghubungkan menuju lantai kelima puluh satu.
 
 
Tidak peduli bagaimana mereka memeriksa ruangan yang sangat luas itu, tidak ada tangga, atau bahkan satu utas tali yang dapat ditemukan. Hanya ada satu hal yang aneh, lubang yang melingkar ditengah-tengah lantai licin dan halus itu, dan tidak ada satu jalan yang digunakan untuk melanjutkan menuju ke atas yang terlihat pada pandangan Eugeo.
 
 
"Ti...Tidak ada tangga."
 
 
Berguman dengan keterkejutan saat dia melangkah menuju ruangan gelap dari belakang Kirito, Eugeo merasa aliran dari udara dingin di lehernya dan menurunkan bahunya. Itu kelihatannya patnernya telah menyadarinya juga, saat mereka berdua melihat ke arah atas secara bersamaan.
 
 
"...Apa.."
 
 
"Apa maksudnya ini..."
 
 
Dan mereka berdua menjadi terdiam secara bersamaan.
 
 
Tidak ada langit-langit. Sebuah ruangan, tidak, lubang dengan bentuk yang sama seperti ruangan yang memanjang melebihi apa yang penglihatan mereka dapat lihat. Mereka bahkan tidak dapat memperkirakan bagaimana tingginya itu terus berlanjut, tenggelam pada kegelapan dari langit biru.
 
 
Setelah mereka mengembalikan pandangan mereka dari atas atas yang jauh, mereka menyadari lubang ini mungkin bukan ruangan yang benar-benar kosong. Pintu, yang jauh lebih kecil dibanding dengan pintu di belakang mereka berdua, telah menempel di permukaan dinding pada ketinggian yang sesuai dengan setiap tingkat dari lantai kelima puluh satu dan selanjutnya, setiap dari itu dengan teralis panjang yang memanjang hingga mendekati bagian tengah lubang itu.
 
 
Dengan kata lain, mereka dapat melanjutkan menuju lantai atas jika mereka dapat mencapai teralis itu—Itu sudah pasti memang begitu.
 
 
Eugeo mengulurkan tangan kanannya dan mencoba melompat begitu saja tanpa berpikir.
 
 
"...Tidak mungkin itu akan sampai..."
 
 
Dia berguman dengan menghela nafas. Bahkan teralis terdekat, yang cukup normal, terpasang lebih tinggi dibandingkan dengan langit-langit «Grand Cloister of Spiritual Light» di belakang mereka dan demikian, bahkan melebihi dua puluh mel melalui perkiraan yang bebas.
 
 
Kirito, yang melihat ke atas dengan cara yang sama di sisinya, bertanya dengan suara lemah.
 
 
"Dengar...Aku hanya mengkonfirmasi di sini, tapi apakah tidak ada satupun sacred arts untuk terbang, bukan?"
 
 
"Tidak ada."
 
 
Jawaban yang singkat, tampa ampun sedikitpun.
 
 
"Maksudku, terbang di udara adalah kehormatan sepenuhnya yang diberikan untuk Integrity Knight, bukan? Dan mereka bahkan tidak terbang melalui art, mereka menaiki naga terbang mereka..."
 
 
"Jadi...Bagaimana sebenarnya manusia kembali dan pergi diantara lantai kelima puluh satu dan seterusnya?"
 
 
"Siapa yang tahu..."
 
 
Mereka berdua memiringkan kepala mereka secara bersamaan. Itu akan lebih bagus jika mereka dapat menghindari itu, tapi kelihatannya tidak ada cara lain selain kembali ke aula besar dan menanyakan cara menuju ke atas dari anak buah Fanatio yang terbaring—itu terjadi ketika mereka memikirkan itu.
 
 
"Hei, sesuatu sedang mendekat."
 
 
Kirito berbisik dengan suara gelisah.
 
 
"Eh?"
 
 
Dia melihat ke arah lubang itu lagi seperti yang diinstruksikan.
 
 
Dia memang melihat sesuatu mendekat. Seolah-olah melewati dengan menyentuh ujung dari teralis yang menonjol keluar yang terlihat seperti garis, bayangan hitam perlahan turun menuju mereka.
 
 
Saat dia melompat mundur dengan Kirito dan memposisikan tangannya pada ganggang pedang, Eugeo dengan kuat menatap pada bayangan yang mendekat.
 
 
Bentuknya adalah lingkaran yang sempurna. Mungkin dengan diameter dua mel atau lebih? Itu kelihatan seperti disk metal dengan bagaimana ujungnya dapat terlihat berkilauan dengan indah setiap waktu itu tertangkap oleh cahaya biru yang bersinar dari jendela sempit itu.
 
Tetapi, kenapa benda seperti itu dapat dengan lembut turun dari ruangan tanpa bantuan ataupun apapun yang seperti itu?
 
 
Telinga Eugeo dengan tajam mendengar suara, "whoosh", ketika piringan itu melewati dua lantai teralis diatas dengan kecepatan yang tetap. Lehernya menyadari udara dingin setiap waktu.
 
 
Eugeo tidak berlari, maupun menarik pedangnya, dia hanya tetap berdiri, tercegang, dan menatap bagaimana disk itu menyentuh teralis di atas kepala mereka dan turun dihadapan mereka berdua. Ketika disk yang melayang mendekat hingga hanya satu mel jauhnya, lubang kecil yang terbuka di bagian tengah di sisi bawah dan menyadari udara mengalir keluar dari tempat itu yang menyebabkan suara dan angin yang misterius.
 
 
Tetapi, bagaimana mungkin disk logam dapat melayang hanya dengan kekuatan angin—dia menanyakan itu saat suara whooshing semakin besar dan tingkat kecepatan dari disk logam itu terus menurun, akhirnya menjadi berhenti saat itu hampir menjepit pada lubang yang melingkar itu, berhenti pada lantai batu itu, dengan hanya sedikit hantaman dan getaran.
 
 
Permukaan atas dari disk itu dipoles halus seperti cermin. Detail dari kerajinan pada pegangan perak yang terpasang pada bagian pinggir yang melingkar. Ukuran pipa kaca itu kira-kira panjangnya sekitar satu mel dan tebalnya lima puluh cen berdiri tegak di bagian tengah—seorang gadis muda dengan tenang berdiri di sana dengan kedua tangannya di atas pipa itu, melingkar dengan bentuk kubah.
 
 
"......!?"
 
 
Eugeo mundur beberapa langkah lagi saat dia menaruh kekuatan pada tangan kanannya yang memegang gagang pedangnya. Dia meningkatkan pertahanannya, berpikir bahwa dia mungkin adalah Integrity Knight yang baru.
 
 
Tapi dia segera menyadari bahwa gadis itu tidak dilengkapi bahkan dengan satupun pisau di pinggang maupun punggungnya. Pakaiannya, polos, dengan rok hitam panjang, terlihat tidak cocok untuk pertarungan juga. Satu-satunya hal yang dapat dikatakan adalah sederhana, terlihat pada hem yang terajut pada apron putih yang menutupi dari dada hingga ke bawah lutunya, yang berarti dia tidak mengenakan aksesoris yang lain, pada dirinya.
 
 
Rambutnya berwarna cokelat terang, yang sedikit keabu-abuan, yang terpotong lurus pada atas alis dan bahunya, dengan hampir tidak ada ciri khas yang dapat dibedakan dari kulit pucatnya. Itu sangat teratur tapi bahkan tanpa emosi sedikitpun. Eugeo merasa umurnya kira-kira jauh lebih muda, tapi dia tidak yakin jika memang seperti itu.
 
 
Siapa sebenarnya gadis ini, Eugeo mencoba untuk melihat mata gadis itu, tapi dia bahkan tidak dapat melihat warnanya saat itu tersembunyi oleh bulu matanya yang menutupinya. Gadis itu, yang tidak mencoba untuk melihat wajah mereka berdua bahkan setelah disk itu berhenti, melepaskan tangannya dari pipa kaca yang aneh itu dan menaruh itu bersama-sama di depan apronnya, lalu selanjutnya menundukkan kepalanya dan mengeluarkan suaranya untuk pertama kalinya.
 
 
"Terima kasih atas kesabaran kalian. Lantai mana yang kalian ingin pergi, kalau boleh tahu?"
 
 
Suara yang memiliki tingkat intonasi vokal yang sangat rendah dan sama sekali tidak menunjukkan suatu jenis emosi. Eugeo bahkan tidak mendengar bagian dari apapun yang menyerupai rasa permusuhan, jadi dia perlahan melepaskan tangannya dari pedangnya. Kata-kata gadis itu sekali lagi terulang di pikirannya.
 
 
"Lantai mana...Tunggu...Jadi, kau akan membawa kita menuju lantai atas?"
 
 
Ketika dia bertanya dengan setengah percaya, dan setengah ragu-ragu, gadis yang menundukkan kepalanya yang telah kembali ke posisi semula sekali lagi.
 
 
"Tentu saja. Bolehkah aku tahu lantai yang kalian inginkan?"
 
 
"Sebenarnya...Bahkan jika kau mengatakan itu..."
 
 
Memiliki pikiran bahwa semua orang yang muncul dihadapan mereka di katedral adalah musuh, Eugeo menjadi bimbang, tidak mengetahui apa yang harus dia katakan sekarang. Kirito, yang berdiri di sampingnya, lalu berbicara dengan nada santai, Eugeo tidak mengetahu apa yang dipikirkan di kepalanya juga.
 
 
"Erm, Kita adalah seseorang yang dicari karena menyusup ke katedral...apakah tidak akan masalah dengan kami untuk menaiki ele<ref name="ele"> Kirito ingin mengatakan elevator</ref>, tidak, disk?"
 
 
Gadis itu sedikit memiringkan kepalanya, tapi dengan sekejap kembali ke posisinya semula dan menjawab.
 
 
"Satu-satunya tugasku adalah mengoperasikan disk yang bergerak ini. Aku tidak menerima perintah untuk menerima perintah apapun yang tidak berhubungan dengan itu."
 
 
"Aku mengerti. Jadi izinkan saya untuk mengambil tawaran anda."
 
 
Kirito mulai berjalan dengan cepat menuju ke arah disk itu sementara berbicara dengan kata-kata yang terlihat santai, jadi Eugeo memanggil dengan suara panik.
 
 
"H-Hei, kau yakin ini akan baik-baik saja?"
 
 
"Sebenarnya, itu tidak terlihat seperti ada cara lainnya menuju ke atas."
 
 
"Itu...Benar, tapi meski begitu..."
 
 
Eugeo sangat kagum tentang bagaimana dia dapat menaiki objek aneh itu dengan secara langsung tanpa rasa kewaspadaan setelah melewati semua dari itu dengan dua Integrity Knight yang masih anak-anak, tapi itu sangat benar bahwa tidak ada satupun dari mereka memiliki ide sedikitpun tentang bagaimana menggerakkan disk itu. Menenangkan dirinya dengan berpikir bagaimana mereka dapat melompat pada suatu teralis bahkan jika itu adalah jebakan, dia mengikuti di belakang patnernya.
 
 
Setelah mereka berdua memasuki disk melalui bagian kosong dari pegangan yang terlihat megah itu, Kirito menatap pada pipa kaca itu dengan ekspresi penasaran saat dia menginformasikan gadis itu.
 
 
"Erm, jadi tolong bawa kami menuju lantai tertinggi yang dapat kita pergi."
 
 
"Baiklah. Jadi kita sekarang akan menuju lantai kedelapan puluh, «Cloudtop Garden». Dimohon untuk tetap di dalam batas dari pegangan itu."
 
 
Respon itu segera datang tanpa membtuhkan waktu yang lama dan dengan tundukan kepala lainnya, gadis itu menaruh kedua tangannya diatas pipa.
 
Dia menghirup nafas di udara—
 
 
''"System call. Generate aerial element."''
 
 
Pengucapan upacara art yang tiba-tiba membuat Eugeo terbingung, menganggap itu adalah sekarang, tapi itu kelihatannya bukan seperti itu.
 
 
Setelah semua, aerial elements yang terlihat, bersinar hijau, berada di dalam pipa transparan itu. Tapi dia mendapat keterkejutan lainnya saat melihat jumlahnya. Itu seluruhnya berjumlah sepuluh— Dia pasti adalah pengguna art berangking tinggi untuk membuat element sebanyak ini hanya dengan satu gerakan.
 
 
Gadis itu menunjuk keluar jari jempol, telunjuk, dan jari tengahnya di antara sepuluh jari kecil itu yang dia punya di atas pipa kaca itu dan perlahan berguman.
 
 
''"Burst element."''
 
 
Tiga dari aerial elements tertembak keluar dengan cahaya hijau pada saat itu, menyebabkan suara keras yang terdengar dari bawah. Disk logam yang dinaiki oleh tiga manusia dengan segera mulai untuk naik seolah-olah itu ditarik terus oleh tangan yang tak terlihat.
 
 
"Jadi seperti itu! Jadi itu bagaimana benda itu bekerja, huh."
 
 
Eugeo akhirnya mengerti dasar dibalik bagaimana disk itu naik dan turun dengan Suara Kirito kelihatannya sangat senang. Aerial elements telah dilepaskan di dalam pipa kaca mengalir melalui disk, yang memungkinkan berat tiga manusia dan disk itu sendiri untuk diangkat ke atas oleh pelepasan dari ledakan yang dihasilkan oleh hembusan angin ke bawah.
 
 
Itu adalah mekanisme sederhana yang sekarang baru dia tahu, tapi gerakan disk itu sangat pelan hingga pada titik dimana itu hampir tidak dapat merasakan apapun. Disamping dari tekanan yang entah bagaimana dia rasakan saat mulai naik, yang melalui udara dengan hampir tidak terasa berguncang.
 
 
Lantai kelima puluh dengan cepat menghilang ke kejauhan di bawah dan Eugeo sekali lagi menyadari bahwa disk kecil ini dapat naik menuju katedral lantai kedelapan puluh, itu adalah, ketinggian yang cukup tinggi untuk menyentuh awan. Mengusap telapak tangannya yang berkeringat pada celananya, dia menggenggam erat pada pegangan itu.
 
 
Kirito yang ada di sampingnya, tetapi, hanya memiliki ekspresi tenang seolah-olah dia pernah menaiki sesuatu yang sama di masa lalu, menyebabkan dia berseru dan terkagum, meskipun perhatiannya kemudian beralih dari disk menuju manusia yang mengoperasikannya dan bertanya saat melihat ke arah gadis itu.
 
 
"Berapa lama kau telah melakukan pekerjaan ini?"
 
 
Gadis itu merespon dengan suara yang sedikit bingung, dengan wajahnya yang masih tersembunyi.
 
 
"Ini akan menjadi keseratus tujuh tahun semenjak sacred task ini telah diberikan padaku."
 
 
"Seratu..."
 
 
Bahkan melupakan tentang kekosongan di bawah kakinya, Eugeo membuka lebar matanya. Dia bertanya dengan terbata-bata sebagai ganti dari Kirito.
 
 
"S-Seratus tujuh tahun...kau telah mengoperasikan disk ini sepanjang waktu!?"
 
 
"Aku tidak mengoperasikan itu...Sepanjang waktu. Aku menerima istirahat makan di siang hari dan tentu saja, aku diperbolehkan untuk istirahat di malam hari."
 
 
"E-Erm...Itu benar-benar bukan yang aku maksud..."
 
 
—Tidak.
 
 
Itu bagaimana yang terjadi. Gadis itu pasti telah mendapati Lifenya telah dibekukan seperti Integrity Knight, dan hidup di atas satu disk logam untuk yang dapat dikatakan selama-lamanya.
 
 
Eugeo mempercayai bahwa nasib itu jauh lebih kejam, lebih terabaikan, dan lebih suram dibandingkan dengan Integrity Knight, yang memberikan seluruh waktu mereka untuk bertarung.
 
 
Disk logam itu perlahan tapi terus menerus naik. Gadis itu menyembunyikan semua emosinya di bawah bulu matanya yang menutupinya, menciptakan aerial element lagi ketika itu telah habis, dan melepaskan itu sekali lagi. Eugeo bertanya-tanya berapa banyak dia telah mengulangi kata, ''"burst"'', menggumankan itu dengan selama setiap putaran, tapi tentu saja, itu sangat mudah untuk melebihi imajinasinya.
 
 
"Kau...Siapa namamu?"
 
 
Kirito tiba-tiba bertanya.
 
 
Gadis itu memiringkan kepalanya untuk waktu yang terlama hingga sejauh ini, sebelum menjawab dengan berguman.
 
 
"Namaku...Aku tidak dapat mengingatnya. Semua nona dan tuan yang terhormat telah menganggapku sebagai «Elevating Operator». Elevating Operator...Itu adalah namaku."
 
 
Itu kelihatannya Kirito tidak memiliki respon untuk hal ini. Eugeo, yang secara tidak sengaja menghitung teralis yang telah lewat dan sekarang melebihi dua puluh, merasa keinginan yang mengisi keheningan yang menekan di belakangnya dan membuka mulutnya.
 
 
"...Hei...hei, kita di sini untuk mengalahkan orang terpenting dari Gereja Axiom. Seseorang yang memberikan kau sacred task ini."
 
 
"Aku mengerti."
 
 
Itu semua adalah jawaban gadis itu. Tapi Eugeo melanjutkan dengan kata-katanya, mungkin tanpa tujuan yang jelas di pikirannya.
 
 
"Jika...Gereja tidak ada lagi dan kau terbebas dari sacred task ini, apa yang akan kau lakukan...?"
 
 
"...Terbebas...?"
 
 
Setelah mengulangi kata itu dengan nada goyah, gadis yang bernama Elevating Operator itu terus saat mereka telah melewati lima teralis lainnya.
 
 
Setelah melihat ke arah atas, Eugeo menyadari langit-langit berwarna abu-abu terlihat oleh tanpa mereka tanpa sadar. Itu pasti adalah bagian dari katedral lantai kedelapan puluh. Mereka akhirnya hendak melangkahkan kaki mereka menuju bagian inti sebenarnya dari Gereja Axiom.
 
 
"Aku...tidak mengetahui dunia apapun selain dari disk yang bergerak ini."
 
 
Gadis itu tiba-tiba berbicara dengan kata-kata yang bimbang.
 
 
"Karena itu...Aku tidak dapat memutuskan untuk sacred task baru bahkan oleh desakan kalian...Tetapi, jika maksudmu dalam arti sesuatu yang ingin kulakukan..."
 
 
Wajahnya yang selalu tertunduk selama sepanjang waktu terangkat dan gadis itu menatap pada jendela yang, panjang dan sempit di dinding kanan—pada langit bagian utara yang cerah yang terbentang di luar itu.
 
 
"...Aku ingin untuk terbang bebas dari disk yang bergerak ini...menuju langit itu..."
 
 
Dia akhirnya dapat melihat mata gadis itu sekarang yang biru gelap, biru tua yang gelap, seperti langit biru di puncak musim panas.
 
 
Begitu aerial element terakhir bersinar dan menghilang, disk itu mencapai teralis ketiga puluh dan perlahan menjadi berhenti.
 
 
Gadis pengoperasi elevator itu melepaskan tangannya dari pipa kaca itu, menaruh itu bersama-sama di depan apronnya, dan menundukkan kepalanya dengan dalam.
 
 
"Terima kasih atas kesabaran kalian, kita telah sampai di lantai kedelapan puluh, «Cloudtop Garden»."
 
 
"...Terima kasih."
 
 
Baik Eugeo dan Kirito menundukkan kepala mereka dan berjalan menuju teralis dari disk.
 
 
Gadis itu mengangkat kepalanya sekali lagi, dan setelah tundukan yang ringan lainnya, dia menggerakkan disk itu untuk turun dengan aerial element yang lemah. Suara yang terdengar, seperti angin dingin dari musim dingin, dengan segera menghilang dari kejauhan dan tubuhnya menghilang menuju kedalaman dari kegelapan biru itu, dunia kecil dari besi itu, mengurungnya untuk selama-lamanya.
 
 
[[Image: Sword Art Online Vol 12 - 289.jpg|thumb]]
 
 
Eugeo mengambil nafas dalam tanpa menyadarinya.
 
 
"...Aku pikir sacred task terakhirku adalah yang terburuk di dunia ini ketika itu terlihat seperti tidak akan berakhir, tapi..."
 
 
Setelah dia berguman itu, Kirito mengangkat alisnya dan melihat ke arahnya.
 
 
"Jadi itu cukup bagus bahwa aku dapat pension setelah menjadi tua dan menjadi tidak dapat mengayun kapak itu, ketika aku membandingkan itu dengan sacred task gadis itu, itu hanya..."
 
 
"Cardinal mengatakan membekukan Life seseorang dari pengurangan secara alami melalui upacara art tidak melindungi terhadap penuaan jiwa. Itu perlahan akan melewati batas dari ingatan seseorang dan orang itu akhirnya akan hancur."
 
 
Kirito, yang menjawab dengan nada depresi, menggerakkan tubuhnya dengan kekuatan, seolah-olah mencoba untuk menghilangkan kalimat pemikiran itu, dan membalikkan punggungnya pada lubang yang dalam itu.
 
 
"Apa yang Gereja Axiom lakukan sebelumnya sangatlah salah. Karena itu kita disini untuk mengalahkan Administrator. Tapi itu tidak mengakhiri semuanya, Eugeo. Tantangan sebenarnya terbentang melebihi itu..."
 
 
"Eh...? Bukankah kita cukup untuk meninggalkan sisanya pada Cardinal-san dari sebelumnya jika kita mengalahkan Administrator?"
 
 
Kirito menggerakkan mulutnya ketika Eugeo bertanya, seolah-olah dia hendak mengatakan sesuatu, tapi ketidakpastiaan yang tidak seperti sikap pastinya yang biasa terlihat di mata hitamnya dan dia berakhir mengalihkan wajahnya.
 
 
"Kirito...?"
 
 
"...Tidak, mari kita bicarakan hal itu setelah kita mendapat kembali Alice. Ini bukan waktunya untuk memikirkan tentang sesuatu yang tidak perlu."
 
 
"Itu... benar, tapi meski begitu."
 
 
Kirito mulai berjalan melewati koridor dengan langkah cepat, seolah-olah ingin melarikan diri dari ekspresi yang berasal dari Eugeo saat dia memiringkan kepalanya. Eugeo mengejarnya dengan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan, tapi perasaan tegang yang keluar dari dalam tubuhnya menyapu keraguan lemahnya dengan sekejap mata setelah pintu besar yang berdiri di bagian ujung dari koridor pendek itu terlihat oleh pandangan mereka.
 
 
Melihat bagaimana lima Integrity Knight telah berkumpul di lantai kelima puluh, orang yang mengkordinasikan tindakan perlawanan terhadap penyusup—kelihatannya Kepala Pemimpin yang Fanatio pernah sebut telah bermaksud untuk menghentikan mereka berdua dengan segala cara. Fakta bahwa mereka sebenarnya telah menghentikan serangan hebat knight itu dan mendapatkan kemenangan entah bagaimana itu pasti sangat mendekati keajaiban.
 
 
Mereka menembus barisan pertahanan dan memanjat hingga sedekat ini dengan lantai tertinggi sudah pasti bahwa Kepala Pemimpin itu akhirmya mengirim seseorang dengan potensi bertarung yang tinggi tanpa keraguan. «Komandan Integrity Knight» bersama dengan semua Integrity Knight yang tersisa, dan juga pengguna sacred art berangking tinggi, baik pendeta dan sister itu, mungki sedang menunggu di balik pintu ini, sebagai contoh—hal seperti itu mungkin benar-benar akan terjadi.
 
 
Tapi selama tidak ada jalan yang lain, kita tidak dapat melakukan apapun selain menembus halangan apapun yang berdiri dihadapan kita dari depan.
 
 
Kita dapat melakukannya. Dengan Kirito dan aku bersama-sama ada di sini.
 
 
Eugeo dengan kuat bertukar pandangan dengan patnernya, yang berdiri di sampingnya, dan mereka mengangguk bersamaan. Mengulurkan tangan mereka secara bersamaan, mereka menaruh telapak tangan mereka pada pintu kiri dan kanan secara berturut-turut dan dengan kuat mendorong itu.
 
 
Pintu batu itu perlahan mulai terbuka di kiri dan kanan dengan suara kelam.
 
 
"......!"
 
 
Kelima inderanya telah terhisap oleh warna yang menyebar dihadapan matanya, suara aliran air, dan aroma harum pada saat itu, menyebabkan sakit kepala yang sebentar.
 
 
Tidak ada kesalahan bahwa mereka berada di dalam menara. Lantai marbel putih seperti lantai di bawah dapat terlihat dari kejauhan.
 
 
Tetapi, ruangan yang luas itu tidak tertutupi oleh batu seperti bagaimana itu telah ada hingga sejauh ini. Sebaliknya, rumput tebal, yang nyaman terbentang di sana. Sacred flowers dari berbagai warna, kelihatannya adalah sumber dari aroma ini, telah bermekaran di sini dan diatas halaman itu.
 
 
Apa yang mengejutkan dia lebih jauh adalah aliran air murni, yang kecil mengalir dari jarak yang cukup dekat, permukaan airnya berkilauan dengan cahaya. Sebuah jalan dari batu bata yang kecil itu memanjang dari pintu dimana mereka berdua berdiri, membelah pada halaman, dan terus berlanjut setelah jembatan kayu yang terbentang di atas sungai kecil itu.
 
 
Bukit kecil yang terlihat dibalik sungai itu. Jalan itu berliku-liku pada tanah yang mendaki dengan bunga yang berlimpah bermekaran. Setelah mengikuti jalan dengan pandangannya, Eugeo menyadari satu pohon yang tumbuh di puncak bukit itu.
 
 
Itu bukanlah pohon yang besar. Dia dapat melihat daun hijau tua dan bunga, kecil berwarna orange dengan bentuk silang pada batang tipisnya. Cahaya Solus, menyinari dari jendela di dinding dekat langit-langit di atas, dengan tepat menyinari pada pohon dan bunga yang tak terhitung jumlahnya berkilauan seolah-olah itu dibuat oleh emas.
 
 
Batang tipis, yang berkaca juga disinari sinar matahari dan bersinar—dan bagian bawahnya, juga, benar-benar bersinar indah dengan warna emas yang berkilauan—
 
 
"Ah......"
 
 
Eugeo tidak menyadari suara pelan yang keluar dari mulutnya sendiri.
 
 
Setiap dan semua pemikiran yang dia punya menjadi berhenti dengan sekejap ketika dia melihat gadis yang duduk pada botong pohon dengan kelopak matanya yang tertutup.
 
 
Seolah-olah gadis itu adalah ilusi yang dibawa oleh sinar matahari yang bersinar indah melalui pohon itu, semua bagian tubuh gadis itu terkena sinar matahari. Armor yang hebat menutupi bagian atas tubuh dan tangannya dengan hiasan emas, rok panjangnya berwarna putih murni juga, dengan benang emas yang tersulam pada kain itu, dan bahkan sepatu kulit, putih yang dipoles memantulkan cahaya tanpa cela yang diterima dari sinar matahari yang menyinarinya.
 
 
Tetapi, apa yang berkilauan paling terang adalah rambut panjang, yang banyak terurai. Rambut lurus, yang seperti emas dicairkan, membuat lengkungan yang sempurna saat itu terurai menuju pinggangnya dari kepala kecilnya, menghasilkan aliran dari cahaya yang indah.
 
 
Sinar yang hampir dia lihat setiap hari, di waktu yang dulu di masa lalu. Dia tidak tahu apakah nilainya atau keindahannya, sehingga menarik rambut itu dengan bercanda dan mengikat ranting pada itu.
 
 
Cahaya emas itu, menggambarkan pertemanan, keinginan, dan cinta yang samar-samar, telah berubah hanya denganwaktu satu hari, tidak mendapat arti apapun selain dari kelemahan, keburukan, dan sikap pengecut Eugeo. Dan kilauan itu yang dia seharusnya tidak akan pernah melihatnya lagi sekarang berada di dalam jangkauannya sekali lagi.
 
 
"Ah... Ali... ce..."
 
 
Bahkan tanpa menyadari suara serak yang keluar dari mulutnya sendiri, Eugeo berjalan maju dengan terhuyung-huyung.
 
 
Dia secara tidak teratur mengikuti jalan batu bata itu. Tidak ada aroma menyegarkan dari sacred flowers maupun suara menyejukkan dari air yang memasuki kesadaran Eugeo lebih jauh lagi. Hanya panas dari tangan berkeringatnya yang dengan erat mencengkram pada jubah bagian dadanya dan pisau yang kelihatannya bergetar di dalam jubahnya yang mengurung Eugeo dari dunia ini.
 
 
Melewati jembatan yang terbentang di atas sungai kecil itu, menghitung dari lereng terdekat. Sudah kurang dari dua puluh mel untuk sampai ke puncak bukit itu.
 
 
Ketika melihat ke atas, dia dapat melihat dengan jelas wajah gadis itu yang sedikit tertunduk ke bawah. Tidak ada emosi yang terlihat pada kulit, putihnya yang bisa dibilang mulus. Dia hanya tetap terdiam dengan matanya tertutup, pikirannya kelihatannya terhanyut diantara kehangatan sinar matahari dan aroma bunga.
 
 
—Apakah dia tertidur?
 
 
Jika aku mendekat seperti ini dan cukup menusuk sedikit dengan pisau pada jari yang saling terpegang di atas pangkuannya...Bukankah itu akan mengakhiri segalanya?
 
 
Itu adalah ketika pikiran itu terlintas pada pikiran Eugeo.
 
 
Tangan kanan Alice terangkat tanpa suara dan jantung Eugeo berdetak saat langkahnya berhenti.
 
 
Mulut indahnya bergerak dan suara yang dirindukannya mencapai telinganya.
 
 
"Berikan aku sedikit waktu lagi. Itu sudah lama semenjak kita mendapat cuaca bagus seperti ini, jadi aku ingin untuk membiarkan anak ini untuk bejemur di bawah sinar matahari lebih lama lagi."
 
 
Kelopak matanya, tersambung oleh bulu mata emasnya, perlahan terbuka.
 
 
Kedua matanya berwarna biru, yang tidak dapat dibandingkan di dunia, menatap lurus pada Eugeo.
 
 
Eugeo melihat pandangan dari tatapan Alice yang melunak, senyuman terbentuk di mulutnya.
 
 
Tetapi, warna terang di mata birunya tidak berwarna lembut dari langit seperti waktu yang dulu. Itu adalah warna es yang tetap membeku selama sepuluh tahun, tidak akan meleleh tidak peduli berapa banyak sinar matahari yang menyinarinya. Tertusuk oleh pandangan dinging yang menganggap mereka penyusup, Eugeo tidak dapat menggerakkan kakinya.
 
 
Seperti yang diduga, pertarungan tidak dapat dihindari.
 
 
Bahkan jika dia kehilangan ingatannya, dia harus menarik pedangnya kepada gadis itu, yang tanpa keraguan adalah Alice Schuberg dari Rulid. Untuk mengembalikan dia kembali ke bagaimana dia seharusnya. Tidak peduli bagaimana sulitnya dia mengetahui pertempuran ini bisa diterima.
 
 
Tubuhnya merasa kekuatan sebenarnya Integrity Knight Alice Synthesis Thirty dua hari yang lalu, ketika pipinya telah diserang oleh sarung pedangnya. Eugeo mungkin munkin tidak sadar saat terkena satu serangan itu, tapi dia bahkan tidak dapat untuk mengikutinya dengan matanya.
 
Itu akan membuktikan bahwa berikutnya akan mustahil untuk mengalahkan swordswoman dengan kemampuan seperti itu tanpa menerima luka yang berat, bukan?
 
 
Dia bukanlah musuh yang dapat dihadapi dengan bersikap lunak.
 
 
—Meski begitu, dapatkah aku benar-benar menebas bahkan sehelai rambut pirang itu?
 
 
Melihat saat aku bahkan tidak dapat mengambil langkah maju lainnya, lupakan untuk menarik pedangku.
 
 
Kirito berbicara dari belakang Eugeo, yang masih berdiri dari konflik yang mendadak, kata-katanya sangat jelas meskipun itu entah bagaimana sedikit serak.
 
 
"Kau tidak bertarung di sini, Eugeo. Cukup pikirkan tentang menusuk dengan benar pisau Cardinal pada Alice. Aku akan menghentikan serangannya untukmu bahkan dengan mempertaruhkan hidupku."
 
 
"Ta...Tapi."
 
 
"Tidak ada cara yang lain, situasi akan menjadi lebih buruk jika semakin lama kita terseret dalam pertarungan. Aku akan menahan serangan pertama Alice daripada menghindarinya dan menahannya seperti itu, jadi gunakan pisau itu dengan segera. Mengerti?"
 
 
"......"
 
 
Dia dengan kuat menggigit mulutnya. Pada akhirnya, dia telah membuat Kirito yang berdarah baik pada pertarungan melawan Deusolbert dan pertarungan melawan Fanatio. Meskipun bagaimana rencana berbahaya dengan melawan Gereja Axiom awalnya tidak lebih berasal dari keinginan pribadi Eugeo.
 
 
"...Maaf."
 
 
Ketika dia berguman itu dengan malu, Kirito menjawab dengan nada yang sedikit mirip dengan nada biasanya.
 
 
"Kau tidak perlu untuk meminta maaf. Aku akan mendapati kau harus membayar semua itu beberapa kali lebih banyak dengan segera....Namun, kesampingkan masalah itu..."
 
 
"...? Apa ada masalah?"
 
 
"Tidak...Dari apa yang aku dapat lihat, dia tidak terlihat seperti dia benar-benar bersenjata. Di samping itu...Siapa yang dia bicarakan ketika dia mengatakan, 'anak ini'...?"
 
 
Diberitahu seperti itu, dia memfokuskan matanya pada Alice, yang masih duduk di atas bukit. Kelopak matanya sekali lagi tertutup dan sedikit melihat ke bawah, dia melihat ke arah pinggangnya, sarung pedang emas yang telah tergantung di sana ketika mereka pertama kali bertemu dengannya di Akademi Master Pedang benar-benar tidak ada di sana sekarang.
 
 
"Mungkin dia meninggalkan pedangnya ketika dia istirahat atau sesuatu seperti itu...Itu akan menjadi bantuan yang hebat, bagaimanapun juga."
 
 
Berguman dengan nada yang menunjukkan keyakinannya yang kurang pada hal seperti itu, Kirito menggosok ganggang pedang hitamnya dengan tangan kirinya.
 
 
"Itu tidak baik kepada Alice, tapi itu tidak seperti kita dapat menurutinya sampai dia selesai berjemur di bawah sinar matahari. Entah dia memiliki pedang atau tidak, bertarung dengannya sekarang akan mencegah dia dari mengucap full control art setidaknya. Sejujurnya, itu akan sangat baik jika kita dapat berharap jika kita dapat menyelesaikan ini tanpa dia menggunakan itu."
 
 
"Aku rasa kau benar...Full control artku tidak menggunakan banyak Life dari pedangku, jadi aku percaya aku masih dapat menggunakannya dua kali lagi untuk hari ini, bagaimanapun juga..."
 
 
"Itu akan sangat membantu. Dapat dikatakan, satu kali lagi adalah batas dari sisiku. Dan seharusnya masih ada Komandan Integrity Knight setelah Alice. Baiklah...Ayo pergi."
 
 
Kirito mengambil langkah maju dengan mengangguk pelan.
 
 
Meyakinkan pikirannya, Eugeo mengikuti di belakang.
 
 
Meninggalkan jalan batu bata yang memutar di sekitar bukit, mereka langsung menuju puncaknya. Langkah kaki mereka bergema di halaman.
 
 
Alice perlahan berdiri ketika mereka berdua telah memanjat hingga setengah perjalan ke bukit. Mata dinginnya yang bahkan tidak menunjukkan satupun emosinya menatap ke bawah pada mereka berdua dibalik kelopak matanya yang lembut itu.
 
 
Seolah-olah pandangan melakukan suatu jenis upacara art, kedua kakinya bertambah berat dengan sekejap. Tidak peduli bagaimana itu sudah jelas bahwa tidak ada sarung pedang yang terlihat pada Alice, Eugeo merasa kakinya menolak untuk mendekati gadis itu lebih jauh lagi. Apakah rasa takut telah terukir pada badannya setelah menerima satu hantaman di pipinya? Tapi bahkan jika memang begitu, cara berjalan Kirito juga kelihatannya seperti kehilangan kekuatannya juga, saat dia berjalan di depan, bukan?
 
 
"...Pada akhirnya, kalian telah berhasil berjalan hingga sejauh ini, bukankah begitu."
 
 
Suara Alice yang jelas menggetarkan udara sekali lagi.
 
 
"Aku menilai dengan memiliki Eldrie sendiri untuk bersiap-siap di taman mawar akan cukup untuk menanggulangi bahkan dengan kesempatan kalian berdua dapat melarikan diri dari penjara bawah tanah. Tetapi, kau telah mengalahkannya dan lebih jauh lagi, menebas Deusolbert-dono dan bahkan Fanatio-dono yang memiliki sacred instruments, melangkah pada tanah di «Cloudtop Garden» ini."
 
 
Alisnya melengkung membentuk ekspresi merengut yang samar-samar. Suara pelan dari mulut cherry blossom itu terdengar sangat sedih.
 
 
"Apa sebenarnya yang memberikan kekuatan seperti itu pada kalian berdua? Kenapa kalian sampai ingin untuk mempengaruhi kedamaian dari Dunia Manusia? Kenapa kalian tidak mengerti bahwa setiap Integrity Knight yang terluka akan menjadi suatu kemunduran besar pada persiapan terhadap kekuatan kegelapan?"
 
 
—Ini semuanya untukmu, semuanya untuk itu.
 
 
Eugeo meneriakkan itu di dalam hatinya. Tapi dia tahu bahwa itu tidak akan berarti apa-apa pada Integrity Knight Alice yang berdiri di hadapan matanya bahkan jika dia mengatakan itu keluar. Dengan kuat menggeretakkan giginya, Eugeo hanya menaruh semuanya untuk menggerakkan kakinya untuk maju.
 
 
"Seperti yang aku pikirkan—itu kelihatannya aku harus menanyakan itu dengan pedangku. Baiklah...Jika itu adalah apa yang kalian berdua inginkan."
 
 
Kata-katanya seperti desahan, Alice menaruh tangan kanannya pada batang pohon di sampingnya sebagai penyanggannya.
 
 
Tapi dia tidak memegang pedang—
 
 
Eugeo memikirkan itu di waktu yang hampir sama saat Kirito berseru "tidak mungkin".
 
 
Cahaya itu terlihat pada saat berikutnya da pohon kecil yang tumbuh di atas puncak bukit itu menghilang.
 
 
"——!?"
 
 
Meskipun terlambat, aroma, yang penuh dengan aroma manis dan tenaga, sangat banyak melayang, lalu menghilang tanpa jejak.
 
 
Sebelum mereka mengetahuinya, tangan kanan Alice telah memegang sesuatu yang seperti pedang panjang dengan bentuk. Tidak hanya sarungnya, tapi semuanya dari penahan hingga gagangnya dibuat dari emas yang menyilaukan. Desain yang berbentuk bunga silang menghiasi penahan itu.
 
 
Eugeo tidak dapat segera mengerti pada apa yang terjadi.
 
 
Pohon itu telah menghilang, dan pedang itu muncul. Dengan kata lain, pohon itu telah berubah menjadi pedang? Tapi Alice tidak mengucapkan upacara art apapun. Bahkan jika itu hanya art ilusi atau sacred art berangking sangat tinggi untuk perubahan, itu sangat mustahil untuk membuatnya tanpa mengucapkan kalimat upacara.
 
 
Tidak. Jika pohon itu mengganti penampilannya hanya berdasar pada bayangan pikiran Alice—pada dasaranya, itu akan berarti—
 
 
Setelah sampai pada kesimpulan beberapa saat lebih cepat, Kirito mengeluarkan desahan yang dalam.
 
 
"Sial, ini benar-benar tidak bagus... apakah pedang itu sudah menjadi full control state?"
 
 
Melihat ke arah mereka berdua yang masih berdiri di sana, Alice mengangkat pedangnya secara horizontal dengan kedua tangannya.
 
 
Jyaa! Pedang itu, dicabut dari sarungnya dengan deritan, aura terang berwarna emas kekuningannya bahkan jauh lebih terang dari sarungnya, bersinar berkilauan saat itu memantulkan cahaya Solus.
 
 
Kirito melancarkan serangan kuat beberapa saat kemudian. Itu masih tidak jelas kekuatan jenis apa yang ada pada pedang yang dipegang Alice, tapi dia menilai bahwa itu akan sangat baik untuk membawa pada pertarungan jarak dekat sebelum control art itu diaktifkan. Dengan kuat merusak rumput hijau, dia memanjat delapan puluh persen dari bukit itu hanya dengan sepuluh langkah.
 
 
Sementara memegang pada rantai yang ada di dadanya, Eugeo dengan susah payah mengejar menuju patnernya juga. Kirito kelihatannya tidak memiliki keinginan untuk menarik pedangnya. Itu kelihatannya dia mencoba untuk menghentikan serangan pertama Alice dengan tubuhnya seperti yang dia katakan. Bahkan jika itu menyegel gerakannya, itu tidak akan bertahan lama. Sehingga, Eugeo harus memenuhi tugasnya untuk menusuk dia dengan pisau tanpa membiarkan kesempatan itu terlepas.
 
 
Ekspresi Alice bahkan tidak berganti sedikitpun sementara melihat ke arah swordsman berjubah hitam yang mendekat. Dengan gerakan yang kelihatan santai, dia perlahan mengacungkan pedang di tangan kanannya.
 
 
Kirito hampir untuk memasuki jangkauan tebasannya. Itu kelihatannya akan menjadi art menyerang dengan jangkauan jauh seperti Deusolbert atau Fanatio. Jika memang seperti itu, bahkan jika serangan awal akan menghentikan gerakan Kirito, Eugeo seharusnya masih dapat berada dalam jangkauan untuk menusuknya dengan menggunakan jeda itu.
 
 
Meyakinkan pikirannya dalam sekejap, Eugeo mengganti pendekatannya dari sudut yang berbeda dengan Kirito dan terus berlari.
 
Tangan kanan Alice perlahan mengayun ke depan.
 
 
Pedang emas itu—menghilang.
 
 
"!?"
 
 
Untuk akuratnya, itu tidak menghilang. Itu akan jauh lebih akurat untu mengatakan bahwa itu terpencar. Pedang itu terbagi menjadi ratusan atau ribuan serpihan dan menyerang Kirito seperti badai emas.
 
 
"Guah!!"
 
 
Ditelan dengan kilauan yang tak terukur, Kirito telah terjatuh, membuatnya tidak dapat bergerak, dengan rintihan.
 
 
Memanfaatkan seluruh dari kesempatan yang dibuat oleh patnernya, Eugeo menggeretakkan giginya dan berlari ke depan.
 
 
Tetapi, angin emas yang menyerang Kirito tidak berhenti di sana. Itu menyebabkan suara seperti angin dingin dan merubah arahnya ke kiri di udara, menyapu Eugeo dari sisinya.
 
 
Dia dapat dengan susah payah tetap berdiri dengan kakinya setelah hantaman itu. Seolah-olah dia terlempar oleh tangan raksasa, Eugeo terjatuh di sisi kiri saat itu juga.
 
 
Setiap serpihan, yang jika diukur tidak lebih dari sepuluh cen, memiliki berat yang absurd. Terlempar ke halaman, Eugeo mengalami rasa sakit yang membakar seluruh tangan kirinya yang melindungi wajahnya dengan sekejap saat angin emas itu menyerangnya dan menahan keinginannya untuk berteriak dan menggeliat kesakitan.
 
 
Tak terhitung serpihan emas, yang menghentikan serangan mereka berdua dengan mudah, membuat lengkungan saat itu melayang dan kembali ke samping Alice. Tetapi, itu tidak kembali ke bentuk pedang tapi tetap melayang di sekitar knight itu.
 
 
Jika dilihat lebih dekat, semua serpihan kecil itu telah membentuk silang bahkan oleh bentuk wajik yang lebih kecil saat itu tergabung bersama-sama. Itu memiliki desain yang sama dengan penahannya—yang berarti itu memiliki bentuk yang sama seperti bunga dari pohon yang tumbuh di bukit itu.
 
 
"—Apa kalian mengejekku? Bagaimana mungkin kalian bahkan dapat berlari ke arahku tanpa menarik pedang kalian?"
 
 
Alice menyindir mereka dengan tenang bahkan tanpa mengekspresikan satupun emosi seperti biasanya.
 
 
"Serangan sebelumnya dimaksudkan untuk disampaikan sebagai peringatan. Tetapi, serangan berikutnya akan melenyapkan semua Life kalian.
 
Tunjukkan padaku semua yang kalian punya, untuk demi semua Integrity Knight yang kalian berdua telah kalahkan hingga sejauh ini juga."
 
 
Dia bersikap—lunak?
 
 
Meskipun kekuatan absurd itu...?
 
 
Di dalam penglihatan Eugeo saat dia meringis dari dalam hatinya, tak terhitung bunga emas membuat suara keras "jyakii" secara bersamaan.
 
Ketika dia berusaha melihat lebih keras, dia melihat ujung dari empat kelopak, yang seharusnya berbentuk lingkaran dan halus, sekarang menjadi runcing hingga ke titik dimana itu jauh lebih tajam dibandingkan dengan ujung pedang. Dia tidak akan lolos hanya dengan terjatuh seperti sebelumnya jika dia dihantam dengan benda seperti itu. Kulitnya akan terkoyak dan itu mungkin bahkan akan menebas ke dalam tulangnya.
 
 
Sebuah ketakutan yang sangat dalam mengubah bentuknya menjadi air dingin dan memaksakan itu pada Eugeo, melumpuhkan perutnya.
 
 
Bahkan jika hanya ada satu dari bunga seperti itu, Lifenya akan berkurang secara drastis jika itu memotong ke dalam organ dalamnya. Dan meski begitu serpihan yang berkilauan di sekitar Alice sekarang, seperti hujan bunga yang hebat, berjumlah melebihi dua atau tiga ratus.
 
Itu akan mustahil untuk menangkis semuanya dengan pedang dan bahkan dapat dikatakan, itu akan sangat mustahil untuk menghindari badai bunga itu yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan tak terkendali di udara. Dengan kata lain, full control art Alice benar-benar luar biasa dan kuat—
 
 
Ya, itu benar-benar luar biasa.
 
 
Armament full control art dengan sacred instruments benar-benar kemampuan yang sangat kuat, tapi meski begitu, ada batasnya. Sifat asli dari art ini adalah mengubah «ingatan» yang dimiliki oleh asal dari senjata, seperti itu, apakah itu panas, dingin, keras, panas, dan seperti itu, menjadi kemampuan menyerang dan itu tidak dapat melakukan apapun selain menghilangkan aspek lainnya, dengan lebih mengkhususkan pada satu area yang khusus.
 
 
Seperti full control art Wakil Komandan Integrity Knight Fanatio yang dipantulkan oleh cemin kecil yang dibuat oleh Kirito, sebagai hasil dari mengkhususkan terlalu banyak dari menusuk di satu titik dengan memusatkan sinar cahaya.
 
 
Itu tidak diketahui keberadaan macam apa yang pohon kecil itu yang kelihatannya adalah asal dari sacred instrument Alice, tapi jika kekuatan di dalamnya dibagi menjadi sangat kecil, menjadi berjumlah sangat banyak—seperti itu, jika itu hanya mengejar akurasi, setiap kelopak telah kehilangan banyak kekuatannya. Tidak peduli bagaimana Eugeo memikirkan itu, terkena satu serpihan yang panjangnya bahkan tidak mencapai satu cen memiliki kekuatan seperti tangan raksasa, saat dia telah mengetahui dengan tubuhnya, melalui teori itu.
 
 
Jika itu dapat membuat fenomena seperti itu, pohon kecil itu yang bermekaran dengan bunga orange seharusnya memiliki prioritas yang sangat tinggi, bahkan melebihi asal dari pedang Kirito, «Pohon Iblis», Gigas Cedar...
 
 
Kirito yang terjatuh di depan, di sisi kiri, kelihatannya juga memikirkan hal yang sama seperti Eugeo dalam sekejap, saat dia mengangkat wajahnya dengan eskpresi keterkejutan dan ketakutan.
 
 
Tetapi, dia yang tidak mengerti arti dari menyerah, menatap ke arah Eugeo dengan mata yang memiliki kilauan dan menggerakan mulutnya secara perlahan.
 
 
«Ucapkanlah». —Segera mulai itu.
 
 
Benar, itu sudah tidak mungkin untuk menerobos badai kelopak itu dari depan. Karena itu, tidak ada pilihan lain selain untuk menahan pemiliknya dengan full control art Blue Rose Sword. Alice telah menyebarkan pedang yang hanya tersisa gagangnya dengan gerakan yang sama dengan kelopak itu sebelumnya. Dengan kata lain, itu akan berarti awan bunga itu tidak dimanipulasi seluruhnya oleh pemiliknya.
 
 
Masih dalam keadaan terjatuh, Eugeo perlahan mengusap tangan kirinya pada gagang Blue Rose Sword dan mulai mengucapkan full control art dengan volume yang hampir tidak dapat didengar. Tidak ada yang dapat dilakukan jika Alice menyadarinya dan menyerang, tapi Kirito seharusnya akan melakukan sesuatu tentang itu.
 
 
Seperti yang dia duga, Kirito bangun dengan gerakan yang berlebihan, saat Eugeo mulai mengucapkannya, dan berteriak dengan suara tegang.
 
 
"Aku ingin untuk meminta maaf untuk melakukan hal yang tidak sopan pada Integrity Knight yang terhormat! Aku, Swordsman-in-training Kirito, secara resmi ingin meminta, untuk bertarung dengan menggunakan pedang biasa dengan Integrity Knight Alice!"
 
 
Setelah memukul dadanya dengan tangan kanannya dan membungkukkan badannya, dia memegang pedang pada bagian gagangnya di bagian kiri pinggangnya. Pedang hitam legam tertarik dengan suara keras dan melengking "jyari" dan telah diangkat tinggi seolah-olah itu mencoba untuk membelah menjadi dua cahaya emas yang menutupi knight itu.
 
 
Alice menatap dengan keras kepada swordsman berjubah hitam dengan mata biru itu terasa seolah-olah itu dapat melihat ke dalam semuanya dan menjawab setelah mengedipkan matanya satu kali.
 
 
"—Baiklah, aku akan mengetes bagaimana dalamnya hati buruk yang berada pada kalian melalui ilmu pedang."
 
 
Dia perlahan mengayun gagang pedang di tangan kanannya. Dan dengan itu, tak terhitung bunga emas yang melayang di sekitarnya berterbangan menuju tangan Alice dengan suara dari aliran angin, meninggalkan sedikit celah saat itu menyatu di depan gagang yang dipegangnya. Suara metal "jyakin" terdengar dan kelopak itu menyatu, mengembalikan bentuknya menjadi pedang emas panjang.
 
 
Menghadapi Alice, yang memposisikan pedangnya di posisi tengah dengan gerakan anggun dan mulai begerak seperti itu, Kirito, yang mempersiapkan pedangnya dengan posisi rendah, dia lalu berteriak padanya sekali lagi.
 
 
"Salah satu dari kita tak dapat dihindari akan kalah setelah saling menyilangkan pedang, jadi aku memohon agar kau dapat memberitahuku satu hal sebelumnya. Aku yakin bahwa pohon di atas bukit sebelumnya adalah bentuk sacred instrumentmu di waktu yang lalu, tapi kenapa pohon kecil seperti itu memiliki kekuatan seperti itu?"
 
 
Itu sudah pasti bahwa itu adalah pertanyaan untuk mengulur waktu, tapi Kirito benar-benar ingin mengetahui misteri dibalik full control art pedang emas itu, mungkin. Tentu saja, Eugeo sangat tertarik pada itu juga. Dia menajamkan pendengarannya sementara melanjutkan mengucapkan upacara art.
 
 
Alice berhenti setelah mengambil tiga langkah ke depan. Dia tetap terdiam untuk sebentar, dan lalu menggerakkan mulutnya dengan gerakan yang pelan.
 
 
"Tidak ada tujuan untuk memberitahu kalian berdua dengan kematian kalian yang sudah dekat, tapi...Aku rasa itu dapat menjadi sebagai bantuan dalam perjalanan kalian menuju Celestial World. Sacred instrumentku bernama, «Fragrant Olive Sword». Seperti yang dikatakan namanya, itu adalah pohon zaitun harum dengan tidak ada satupun aspek yang beraturan sama sekali."
 
 
Pohon zaitun harum adalah pohon berukuran kecil yang membuat bunga kecil berwarna orange di musim gugur. Itu sangat jarang untuk tumbuh di daerah sekitar Rulid, tapi sekarang dia telah mengtakannya, dia telah melihat berkali-kali di pusat. Itu tidak dapat dikatakan bahwa itu jenis yang langka, seperti Gigas Cedar yang hanya ada satu-satunya di dunia.
 
 
"Ya, itu hanya pohon kecil seperti yang kau katakan. Kecuali itu hanya satu-satunya yang bertahan selama ini. —Tempat ini dimana Katedral Pusat dibangun sekarang adalah «Starting Land» yang diberikan kepada manusia oleh Dewi Pencipta Stacia di masa lalu yang sudah lama berlalu. Sumber air panas yang indah mengalir keluar dari pusat desa kecil dan satu pohon zaitun harum itu tumbuh pada pinggirnya...atau seperti itu yang bagian pertama dari catatan penciptaan katakan. Pohon itu adalah bentuk asal dari pedangku. Aku harap kalian mengerti ini, Fragrant Olive Sword ini adalah keberadaan tertua diantara semua hal di alam Dunia Manusia."
 
 
"Ap...Apa yang kau katakan..."
 
 
Sebagai perbandingan dengan Kirito yang keheranan, Alice melanjutkan merangkai kata-katanya secara bersamaan tanpa emosi.
 
 
"Pedang ini adalah bentuk renkarnasi dari pohon yang diberikan oleh Dewi Pencipta. Atributnya adalah «keabadian yang terus ada». Bahkan salah satu kelopak yang melayang itu dapat membelah batu saat tersentuh atau menghancurkan tanah...Seperti yang telah kalian rasakan dengan tubuh kalian sendiri sebelumnya. Apa kau mengerti apa sebenarnya yang kau lawan dengan pedangmu?"
 
 
"...Yeah, aku benar-benar mengerti sekarang."
 
 
Kirito berbicara dengan cara bicara sopannya telah menghilang.
 
 
"Aku mengerti, ini adalah immortal object pertama yang dipasang oleh Dewi Pencipta...Jadi seperti itu, huh. Huh, hal yang datang pada kita menjadi lebih dan lebih menggelikan... bahkan jika begitu, itu tidak seperti aku dapat melanjutkan dengan terpaku."
 
 
Kirito perlahan mengayun pedang hitam, yang mungkin jauh lebih rendah tingkatannya dibandingkan dengan Fragrant Olive Sword bahkan jika itu memiliki tipe asal mula yang sama, dengan posisi bagian atas tubuh dan berteriak.
 
 
"Jadi sekarang, Integrity Knight Alice...Mari kita mulai lagi pertarungan kita!"
 
 
Udara itu bergetar saat swordsman berjubah hitam itu menghentakkan kakinya ke tanah. Dia menyerbu ke depan menuju Alice, yang berdiri di puncak bukit, dengan kecepatan yang membuat itu sulit dipercaya bahwa dia bergerak ke atas bukit.
 
 
Tidak peduli bagaimana kuatnya pedang Alice, Kirito pasti berpikir bahwa dia dapat mendapat keuntungan jika dia membawa skill tebasan beruntun dalam pertarungan jarak dekat. Fanatio dapat menahan dengan kecepatan tinggi dari skill tebasan beruntun di pertarungan sebelumnya karena dia telah mempelajari itu melalui keadaaan pribadinya, dia seharusnya adalah pengecualian diantara Integrity Knight.
 
 
Saat Kirito dan Eugeo memprediksikannya, Alice patuh mengangkat pedangnya di atas kepala terhadap tebasan bawah Kirito. Dia tidak akan dapat untuk melindungi bagian tengahnya ketika tebasan bawah itu tersambung menuju bagian tengah dengan kecepatannya.
 
 
Pedang yang diayunkan oleh Kirito ke bawah berubah menjadi petir hitam dan berhantaman dengan Fragrant Olive Sword, mengeluarkan percikan api putih kebiruan.
 
 
Tetapi, itu tidak segera berlanjut menuju serangan kedua seperti teori tersebut.
 
 
Setelah semua, dibandingkan dengan bagaimana pedang Alice yang hanya bergerak sedikit, Kirito, seseorang yang menyerang, telah terdorong dengan berat ke belakang seperti dia telah memukul batu besar dengan ranting, menggoyahkan posisinya.
 
 
"Uoah..."
 
 
Berbalik menuju Kirito yang telah kehilangan keseimbangannya pada permukaan tanah yang miring dan terhuyung dua, tiga langkah, Alice mendekat dengan gerakan kaki yang halus seperti aliran air.
 
 
Bahkan saat jari dari tangan kirinya yang terulur sedang menunjuknya. Tubuhnya cukup lebar, pedang emasnya terangkat lurus ke belakang. Itu adalah tradisional style yang tidak dapat dikatakan cocok untuk pertarungan sebenarnya tidak seperti Aincrad style, tapi penampilannya ketika berdampingan dengan rambut pirangnya yang terurai dan roknya yang berkibar sangat indah seperti lukisan yang berbingkai.
 
 
"Eeeh!"
 
 
Pedang itu membuat lintasan setengah lingkaran saat itu melancarkan serangan bersamaan dengan teriakan keras dan jelas itu. Kecepatannya benar-benar menakutkan. Tapi gerakan itu benar-benar jauh dari terlalu berlebihan.
 
 
Setelah memperbaiki posisinya, Kirito memiliki waktu yang cukup untuk menaruh pedangnya pada sisi kirinya.
 
 
Gakaan! Dua pedang itu saling berhantaman dengan suara keras.
 
 
Seseorang yang berputar seperti gasing sementara terlempar jauh kali ini sekali lagi adalah Kirito. Menahan tangannya pada rumput, dia menghindari dari hampir terjatuh ke bawah sementara meluncur ke bawah menuju dasar bukit itu.
 
 
Hingga saat ini, Eugeo, juga, mengerti apa yang telah terjadi di hadapan matanya setidaknya.
 
 
Beban dibalik tebasan individual mereka benar-benar berada pada level yang berbeda.
 
 
Kirito memiliki pedang hitam, memiliki prioritas yang bisa dibilang paling tinggi diantara hampir semua sacred instrument, dan skill tebasan beruntun dari Aincrad style, yang mengalahkan sejumlah Integrity Knights, tapi Fragrant Olive Sword yang Alice bawa mungkin menyembunyikan beban beberapa kali lebih berat dari pedang hitam di dalam itu sendiri. Itu adalah tugas yang cukup sulit untuk menghentikan serangannya, lupakan menangkisnya, ketika itu diayun dengan kecepatan seperti itu.
 
 
Tidak, itu bukanlah menjadi akhirnya. Saat itu menjadi jelas dari pertarungan sebelumnya, Kirito adalah seseorang yang terpukul mundur bahkan ketika dia menyerang. Ini bukanlah suatu pertarungan.
 
 
Kirito sepertinya telah menyadari fakta itu dan dengan cepat berdiri, meskipun dia mengambil beberapa langkah menuju ke belakang dengan ekspresi ketakutan. Alice mengejar dia ke belakang seolah-olah dia meluncur.
 
 
Pertarungan ini dapat dikatakan menjadi pertarungan pertama Kirito dalam dua tahun yang menjadi pertarungan yang tidak seimbang.
 
 
Alice memberikan tebasan demi tebasan dengan gerakan penari. Kirito mencoba yang dia bisa untuk menahannya tapi mendapati sedikit terlempar setiap waktu. Dia pasti memiliki kesempatan untuk menyerang balik jika dia dapat menghindar hanya dengan menggeser tubuhnya, tapi pedang Alice benar-benar cepat dengan arahan yang tepat meskipun ukurannya besar, membuat itu sulit menghindarinya dengan baik.
 
 
Menyelesaikan dengan mengucapkan upacara art bahkan sementara gemetar dengan ketakutan, Eugeo mengejar pada mereka berdua yang terus bergerak di sekitar. Dengan suatu hal telah berlanjut hingga sejauh ini, dia tidak memiliki pilihan selain untuk mengaktifkan armament full control art sementara Kirito entah bagaimana menahan serangannya.
 
 
Setelah hanya bergantian lima kali menyerang dan bertahan yang tidak membutuhkan waktu lama, Kirito telah terdorong hingga ke dinding barat. Di belakangnya adalah dinding marbel keras dengan semua rute melarikan diri telah terpotong.
 
 
Menghunuskan pedangnya pada musuh, yang sekarang terjebak dalam keadaan sulit. Alice berbicara dengan ekspresi menyegarkan.
 
 
"Aku mengerti. —Kau adalah orang kedua yang dapat menahan seranganku hingga selama ini. Itu kelihatannya kau telah memanjat menara ini dengan tingkat yang cukup dari ketetapan hati dan keyakinan. Tetapi...Itu semua tidak cukup untuk menjatuhkan gereja. Seperti yang aku pikirkan, aku tidak dapat membiarkan kalian berdua untuk menganggu hukum Dunia Manusia."
 
 
Knight emas itu berdiri dengan postur halus yang tidak menunjukkan celah. Dia mungkin dapat dengan sekejap menangani dengan pengaktifan upacara art dari Eugeo, bahkan jika dia berada di belakangnya.
 
 
Kirito—katakan sesuatu. Untuk sebentar saja tidak apa-apa, buat dia menurunkan pertahanannya.
 
 
Eugeo berdoa dengan semua yang dia punya saat dia berlari, tapi patnernya hanya menyandarkan punggungnya pada dinding marbel, kedua matanya bersinar, dan bahkan tidak berusaha untuk mencoba berbicara satu katapun.
 
 
"Jadi baiklah—persiapkan dirimu."
 
 
Fragrant Olive Sword telah membuat lintasan busur saat itu mengarah ke langit, terayun vertical.
 
 
Keheningan yang singkat.
 
 
Menebas melalui udara, cahaya emas itu menyerbu.
 
 
Kedua matanya terbuka hingga pada batasnya, Kirito menggerakkan tangan kanannya dengan sangat cepat hingga itu menjadi samar-samar.
 
 
Dia tidak menahannya, tapi membiarkan serangan itu berlalu. Pedang itu telah menyentuh tepat pada sudut terendah dan serangan keras Alice yang mengerikan telah dihindari dengan sedikit kesempatan.
 
 
Apa yang Fragrant Olive Sword telah tusuk ke dalam dengan hantaman keras adalah—satu cen bagian kiri dari kepala Kirito, dinding marbel yang halus. Beberapa helai rambut hitam yang terpotong tersebar ke udara dan menghilang.
 
 
Kirito dengan segera melompat menuju Alice. Dia menjepit tangan kanan knight itu dengan tangan kirinya dan memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya. Dia bahkan tidak pernah gemetar meskipun sekali sampai sekarang, tapi pipi Alice masih merengut seperti waktu sebelumnya.
 
 
Sekarang.
 
 
''"Enhance armament!!"''
 
 
Eugeo menusuk Blue Rose Sword pada halaman di bawah kakinya dengan teriakan itu.
 
 
Sekelilingnya menjadi membeku dengan warna putih dengan sekejap. Gelombang es yang menyebar keluar dengan kekuatan yang bergerak dengan cepat, menelan Kirito dan Alice yang kira-kira sepuluh mel jauhnya.
 
 
Tak terhitung sulur es dengan segera menjangkau kaki mereka secara sekaligus. Semuanya menjadi jelas, pengekang biru saat itu melingkar dan mengikat di sekitar mereka berdua yang menghubungkan mereka. Jubah hitam Kirito dan armor putih Alice yang terlihat menjadi tertutup oleh lapisan es yang tebal.
 
 
Kirito—Alice, maafkan aku!
 
 
Meneriakkan itu di dalam hatinya, Eugeo melanjutkan membuat sulur es. Itu sangat meragukan beberapa jumlah pengekang akan cukup dengan Integrity Knight Alice sebagai targetnya.
 
 
Sulur yang melilit pada mereka satu demi satu dengan suara keras yang segera berganti menjadi es yang tebal.
 
 
Pilar transparan dengan beberapa lapis, menyerupai biji kristal, berkilauan dengan kedua swordsman dan swordswoman terperangkap di dalamnya.
 
 
Semua yang tertahan diluar adalah tangan kanan Alice dan Fragrant Olive Sword yang dipegangnya, tertusuk pada dinding. Ekspresi Alice, menunjukkan sedikit keterkejutan, dan ekspresi Kirito, bersiap untuk mati, yang masih tersisa di dalam es biru itu.
 
 
Semuanya akan berakhir dengan menusukkan pisau itu pada tangan itu.
 
 
Eugeo melepaskan tangannya dari Blue Rose Sword dan berdiri. Membiarkan pedangnya akan melepaskan full control art, tapi es yang tebal itu seharusnya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk mencair normalnya. Dengan erat menggenggam pisau di sakunya dengan tangan kanannya, dia mengambil satu, dua langkah ke depan—
 
 
Dia mengambil langkah ketiga saat cahaya emas itu meledak.
 
 
"Ah......"
 
 
Pedang Alice, yang tertusuk pada dinding, terpencar menjadi tak terhitung kelopak bunga pada pandangan Eugeo yang ketakutan.
 
 
Zaa... Suara yang keras itu bergema saat badai emas dari bunga itu menyelimuti es itu.
 
 
Eugeo tidak dapat melakukan apapun selain melihat dengan terpaku saat pedang kecil, berbentuk silang itu berputar seperti tornado, dengan cepat memotong es itu. Life Eugeo kelihatannya akan menghilang jika dia lurus menuju badai itu, bahkan sebelum mengambil satu langkah ke depan.
 
 
Memotong es itu, badai bunga itu melayang di udara setelah hanya lapisan tipis yang tersisa.
 
 
Es itu hancur dengan suara singkat pada saat itu juga.
 
 
Melempar Kirito, yang masih tertahan, menuju Eugeo dengan tangan kirinya, Alice berbicara dengan nada yang tetap tidak berbeda sementara mengibaskan serpiha es yang menempel pada rambutnya.
 
 
"—Bukankah kalian berdua meminta pertarungan dengan menggunakan pedang? Itu sedikit cocok sebagai hiburan, tapi...Itu sudah jelas bahwa hanya es saja tidak memiliki kesempatan untuk menahan bungaku. Giliranmu akan datang berikutnya, jadi jangan berlaku semaumu dan cukup tunggu."
 
 
Ketika dia dengan ringan mengulurkan tangan kanannya keluar, kelopak bunga yang melayang di sekitar dengan sekejap berkumpul dan kembali menuju pedang aslinya—
 
 
''"Enhance armament!!"''
 
 
Kirito adalah seseorang yang berteriak.
 
 
Tidak ada yang tahu kapan dia menyelesaikan mengucapkan full control art, tapi untaian kegelapan melesak keluar dari pedang hitam yang digenggam oleh kedua tangannya.
 
 
Tujuannya bukanlah Alice itu sendiri—
 
 
Itu adalah Fragrant Olive Sword tepat sebelum itu dapat tergabung secara bersamaan.
 
 
"Eh...!"
 
 
Alice mengeluarkan suara terkejut untuk pertama kalinya.
 
 
Tombak kegelapan itu menyebarkan kelopak bunga yang tak terhitung dan membuat mereka dilluar kendali.
 
 
Guaaah! Suara gemuruh yang memekakkan telinga saat badai, kegelapan yang hitam pekat dan emas, dengan keras berhantaman. Itu terjalin, serta berputar secara bersamaan, dan menghantam pada dinding marbel di belakang Alice.
 
 
"Eugeo——!!"
 
 
Teriak Kirito.
 
 
Benar, ini pasti, adalah, kesempatan terakhir.
 
 
Eugeo menarik pisau dari dadanya dan menghentakkan kakinya ke tanah.
 
 
Hanya delapan mel menuju Alice.
 
 
Tujuh mel.
 
 
Enam mel.
 
 
Lalu. Sesuatu yang melebihi perkiraan semua orang terjadi.
 
 
Kekuatan abnormal yang dimiliki oleh tombak dengan menggabungkan full control arts dari kedua sacred instruments mengenai dinding Katedral Pusat dan tak terhitung retakan menyebar pada seluruh dindingnya.
 
 
[[Image: Sword Art Online Vol 12 - 315.jpg|thumb]]
 
 
Bersamaan dengan suara keras yang kelihatannya bahkan mengguncang Celestial World, dinding marbel besar itu—dinding putih itu, yang terpikir tidak dapat hancur seperti «immortal walls», runtuh.
 
 
Batu-batuan itu terlempar keluar dan lubang besar yang tercipta dengan cepat dihadapan matanya.
 
 
Eugeo menatap pada langit biru dan kumpulan awan putih yang terlihat dari luar, dengan tertegun.
 
 
Tiba-tiba, hembusan angin keras menjatuhkan Eugeo dari belakang dan dia terdorong menuju rumput-rumputan. Udara di dalam menara itu dihisap melalui lubang di dinding itu. Dua orang yang tepat di sekitar lubang itu tidak dapat melakukan apapun selain untuk menahan tekanan udara itu.
 
 
Pemandangan dari swordsman berjubah hitam dan knight emas yang terikat denang satu sama lain terlempar keluar menara yang terbakar sendiri dihadapan mata Eugeo.
 
 
"Uwaaaaah!!"
 
 
Sementara berteriak, Eugeo merangkak menuju lubang di dinding.
 
 
Apa yang dapat aku lakukan—membuat tali dengan sacred arts—tidak, aku akan menggunakan es dari Blue Rose Sword untuk menyelamatkan mereka berdua.
 
 
Dia tidak diberikan waktu untuk menaruh pemikiran itu menjadi perbuatan.
 
 
Batu yang membuat dinding marbel itu yang seharusnya telah terjatuh keluar berkumpul secara bersamaan seolah-olah waktu telah diputar kembali dan mulai untuk bergabung secara bersamaan pada seluruh dinding itu.
 
 
Clung, clung, suara keras itu berbunyi setiap kali lubang itu menutup—
 
 
"Aaaaaah!!"
 
 
Dan dengan rapi tertutup dihadapan mata Eugeo, teriakan keluar darinya sementara dia berlari secepat yang dia, seolah-olah tidak ada apapun yang telah terjadi.
 
 
Dia dengan cepat memukul dengan tangannya, dua, tiga kali.
 
 
Bahkan setelah kulitnya rusak dan darah menyembur keluar, dinding yang baru itu tetap tidak rusak, tidak menunjukkan satupun tanda-tanda rusak.
 
 
"Kirito——!! Alice———!!"
 
 
Dinding marbel putih dan terang itu dengan kejam menutupi teriakan Eugeo.
 
 
<div align=right>(Alicization Rising Selesai)</div>
 
   
 
===Catatan Penerjemah dan Referensi===
 
===Catatan Penerjemah dan Referensi===

Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see Baka-Tsuki:Copyrights for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource. Do not submit copyrighted work without permission!

To protect the wiki against automated edit spam, we kindly ask you to solve the following CAPTCHA:

Cancel Editing help (opens in new window)