Difference between revisions of "Hakomari (Indonesia):Jilid 4 Prolog"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m
(No difference)

Revision as of 16:37, 16 June 2013

Prolog

Aku berada di tempat yang hanya bisa kuingat di dalam mimpiku.

"Sejujurnya, aku tak senang mengenai perkembangan hal-hal ini."

Aku masih tak tahu wajah seperti apa yang dia punya, walaupun aku seharusnya sudah menjadi terbiasa melihatnya sekarang.

"Ironisnya, perkembangan ini ditimbulkan oleh Daiya Oomine-kun, walaupun dia seharusnya menjadi musuhmu. ...Tidak, mungkin akan lebih tepat untuk bilang kalau dia melakukannya karena dia musuhmu."

Tapi, bahkan saat mengatakan hal seperti itu, dia masih tersenyum dengan penuh ketenangan. Seperti biasa, dia memuakkan.

"Bagaimanapun juga, tujuanmu dan tujuanku hampir mirip."

Tujuan?

Kata ini membuatku curiga. Untukku, dia tak terlihat mempunyai sebuah tujuan. Dia terlihat hanya sedang bermain-main dengan kita.

Jadi, aku tak akan mempercayainya. Bukankah itu sebaliknya? Bukankah dia selalu mencoba untuk mengahancurkan kehidupan sehari-hari yang telah aku coba lindungi?

"Kalau hanya seperti itu, akankah aku benar-benar bisa membantumu menghancurkan 'kotak' ketika tubuhmu diambil alih?"

Kau melakukannya hanya untuk mengamatiku, bukan?

"Hehe... itu hanyalah sebuah hiburan untukku dan bukan tujuanku. Tidak, mungkin kau bisa bilang kalau mempunyai hiburan seperti itu sendiri merupakan tujuanku."

Aku menutup mulutku tanpa menyadarinya.

"Karena itu sangat susah dimengerti, itu juga susah dipertahankan. Oleh karena itu, aku benar-benar menghormati Daiya-kun untuk memanfaatkan titik kelemahanmu! Meskipun demikian, aku berpikir kalau sifatmu belum akan berubah!"

Saat merasakan kejengkelan yang timbul dari pilihan kata-katanya yang penuh teka-teki, aku minta dasar mereka, tapi...

"Jika kau adalah manusia biasa, aku tak akan bisa melihatmu seperti ini."

Lanjutnya, sambil tertawa.

"Daiya-kun memberitahumu kalau kau adalah «sebuah wujud yang menginjak-injak permintaan orang lain», kan? Kupikir dia sangatlah benar! Ketepatannya benar-benar menarik. Tapi, itu hanyalah pengamatan yang berat sebelah. Kupikir jawaban itu kurang sesuatu. Kau adalah sebuah wujud yang menginjak-injak permintaan orang lain---"

Dia mengatakannya ke aku dengan muka yang gembira.

"Tapi kau juga bisa menjadi sebuah wujud yang mengabulkan permintaan seseorang."


Bau yang menarik seperti pencair berada di udara.

Bau berbahaya yang menyebabkan khayalan dan menghancurkan orang-orang. Tapi orang-orang juga menjadi ketagihan ke bau ini.

Ini adalah sebuah tempat yang enak, seperti sauna yang dibuat hanya untukku. Tapi ini tak enak dalam arti nyaman.

Sebuah tempat di mana aku dengan mudahnya bisa mengkonsumsi hidupku.

Kehidupanku dikonsumsi tepat didepan mataku. Dalam bentuk yang mudah dimengerti seperti saldo di buku tabungan yang mendekati 0 dengan kecepatan tinggi.

Aah... ini terasa enak.

Bagaimanapun juga, mengkonsumsi adalah sebuah kenikmatan. Orang-orang yang kecanduan berbelanja sebenarnya tak mau mempunyai barang-barang baru; mereka hanya menenangkan diri mereka dengan mengeluarkan uang. Walaupun mereka tahu ini akan memojokkan mereka, mereka tak bisa lolos dari kenikmatan mengkonsumsi.

'Kotak' ini juga sama.

Itu mungkin terdengar paradoks, tapi aku memperoleh kenikmatan dan rasa aman dengan meletakkan hidupku dalam bahaya, dengan mengkonsumsinya.

Apakah ini bodoh?

Aku yakin iya. Tapi aku tak peduli. Tak peduli kehidupan seperti apa yang kita habiskan, pada akhirnya kita semua dilempar kedalam sebuah rumah pensiun dan berakhir dengan pantat kita diusap oleh suster gila yang menyebalkan. Jika itulah apa yang menunggui kita, akan lebih baik mencari kenikmatan daripada menghabiskan sebuah kehidupan penuh rasa sakit yang tak berarti yang disebut pekerjaan. Atau aku salah?

Bahkan saat mempertimbangkan pemikiran ini sia-sia, aku mengingat kembali orang kejam itu yang memberikanku 'kotak' ini.

"Apa kau mempunyai permintaan?

Aku langsung sadar kalau dia tidak normal. Aku bahkan tak bisa mengingat jenis kelaminnya; yah, aku tak peduli mengenai itu pada dasarnya. Tapi ketidaknormalannya sudah lebih dari cukup untuk mendorong rasa ingin tahuku.

Kupikir aku menjawabnya dengan sesuatu seperti «Aku tak bisa memikirkan permintaan apapun, tapi dunia ini benar-benar membosankan». Ketika aku mengatakan itu, dia memberikan senyuman misterius dan mengeluarkan 'kotak'.

Aku langsung mengerti kalau itu benar-benar akan mengabulkan 'permintaan' apapun.

Aku dengan refleks memikirkan kalau aku mau atau tidak, tapi aku tak mengambil kesimpulan yang jelas. Tapi, yah, aku menerimanya penuh gembira dengan perasaan terima kasih. Seperti menerima sebuah kotak tisyu dengan iklan sekolah persiapan.

Saat berpura-pura mendengar penjelasannya, aku berpikir untuk memesan sebuah game yang sudah kulihat di hari di famitsu minggu itu karena itu terlihat lucu.

Tapi kemudian, aku mengimajinasikan sebuah permainan yang tampak lebih lucu.

Jadi aku berpikir: kenapa tidak itu saja?

Dan dengan demikian, "Game of Idleness" lahir; hanya untuk bermain sebuah game yang disebut "Kingdom Royale". Di tempat sebuah game yang belum dirilis.

Baiklah kalau begitu.

"Aku akan menang melawanmu, Daiya!"

Kazuki Hoshino mengatakan itu.

Aku tertawa saat mendengarnya.

"Sangatlah mustahil."

Aku yakin. Kazuki Hoshino tak punya peluang untuk mencapai tujuannya.


Balik ke Penjelasan Permainan Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 1