Difference between revisions of "Oregairu (Indonesia):Jilid 7 Bab 7"
Line 5: | Line 5: | ||
Hari ini adalah hari dimana orang-orang akan bergerak bersama dalam kelompok mereka masing-masing dan rencananya adalah untuk mengunjungi Uzumasa sampai ke area Rakusei<ref> Kyoto Barat </ref>. |
Hari ini adalah hari dimana orang-orang akan bergerak bersama dalam kelompok mereka masing-masing dan rencananya adalah untuk mengunjungi Uzumasa sampai ke area Rakusei<ref> Kyoto Barat </ref>. |
||
− | Tujuan paling awal pada hari ini adalah Desa Film Uzumasa. Desa itu merupakan taman hiburan yang dibangun dengan mendetil dan sering dipakai sebagai lokasi pemfilman untuk sandiwara historis. Sebagai sebuah tujuan turis yang terkenal, |
+ | Tujuan paling awal pada hari ini adalah Desa Film Uzumasa. Desa itu merupakan taman hiburan yang dibangun dengan mendetil dan sering dipakai sebagai lokasi pemfilman untuk sandiwara historis. Sebagai sebuah tujuan turis yang terkenal, tempat itu tidak hanya mereplikasi jalanan Yoshiwara dan Ikedaya, tempat itu juga membanggakan sejumlah besar atraksi yang menyenangkan, ditujukan pada turis seperti rumah hantu dan mansion ninja yang memperbolehkanmu merasakan sejarah secara langsung melalui cosplay. |
Kita berpindah ke Uzumasa dari penginapannya lewat jalur bus kota. |
Kita berpindah ke Uzumasa dari penginapannya lewat jalur bus kota. |
||
Line 45: | Line 45: | ||
Dalam kondisi ini, aku akan menyambut untuk menyantap cepat ''cinnamon whirl'' di Komeda Coffee terdekat sambil beristirahat, tapi Tobe sudah menerjang maju ke depan untuk mempersiapkan beberapa tiket. |
Dalam kondisi ini, aku akan menyambut untuk menyantap cepat ''cinnamon whirl'' di Komeda Coffee terdekat sambil beristirahat, tapi Tobe sudah menerjang maju ke depan untuk mempersiapkan beberapa tiket. |
||
− | + | “Ini buatmu, Ebina.” |
|
“Terima kasih banyak.” |
“Terima kasih banyak.” |
||
Line 59: | Line 59: | ||
Kami pergi maju dan memasuki desa filmnya. Pada saat kami melewati gerbang besarnya, Pretty Cure telah memasuki lapangan pandangku, tapi sedewasa diriku ini, aku cukup hanya dengan melihat sekeliling di dalam interior taman ini; aku akan mengecek Pretty Cure lain kali aku datang ke sini sendirian. |
Kami pergi maju dan memasuki desa filmnya. Pada saat kami melewati gerbang besarnya, Pretty Cure telah memasuki lapangan pandangku, tapi sedewasa diriku ini, aku cukup hanya dengan melihat sekeliling di dalam interior taman ini; aku akan mengecek Pretty Cure lain kali aku datang ke sini sendirian. |
||
+ | Di dalam berbagai area taman ini terdapat rekonstruksi ulang tatanan kota Edo.. Terkadang, kamu dapat melihat orang-orang, yang mungkin adalah anggota staf, berpakaian sebagai para samurai berlalu lalang. |
||
+ | |||
+ | Ada acara-acara seperti Jalan Courtesan<ref> Pelacur Bangsawan </ref> atau permainan pedang instruksional yang akan tiba-tiba mulai dan ditambah lagi, seekor dinosaurus yang tampak imut akan meloncat keluar dari sebuah kolam… Lebih banyak lagi kumpulan acara-acara bermunculan dan itu sebenarnya mulai sedikit menyenangkan. |
||
+ | |||
+ | Khususnya, kolam dimana dinosaurus imut itu muncul memberikan suatu perasaan bahwa sesuatu akan melompat keluar. Dan kemudian, tiba-tiba dinousaurus itu akan melompat keluar diiringi dengan sebuah ledakan asap yang akan membuatmu terus meminta maaf sambil berlutut. Asap itu kemudian akan turun perlahan memberikan pertunjukkan itu sebuah kesan surealisme<ref> KBBI menyatakan : "aliran dl seni sastra yg mementingkan aspek bawah sadar manusia dan nonrasional dl citraan (di atas atau di luar realitas atau kenyataan)"... Menurutku simpelnya itu berarti sesuatu yang tidak nyata terkesan seperti nyata.</ref> yang aneh. |
||
+ | |||
+ | Keheningan yang sudah diperkirakan menyelimuti kami ketika kami menonton dinosaurus imut itu menyelam kembali ke dalam kolam itu. Pertunjukkannya begitu surealis sampai bahkan tidak ada satupun yang mengangkat batang jarinya. |
||
+ | |||
+ | “…Mari kita pergi ke atraksi selanjutnya.” |
||
+ | |||
+ | “Y-Ya! Selanjutnya, selanjutnya!” |
||
+ | |||
+ | Saat Hayama menyarankan sambil tersenyum, Tobe yang terpatung dengan semangat bergerak maju. |
||
+ | |||
+ | “Kalau begitu bagaimana jika kita pergi ke sana?” |
||
+ | |||
+ | Apa yang sedang ditunjuk Yuigahama adalah rumah hantu yang bertema historis. Ternyata, tempat itu menarik minatnya dari awal. |
||
+ | |||
+ | Yah, itu standarnya. Aku rasa dia sedang memikirkan berbagai hal bagi Tobe dan Ebina. Sesuatu yang kira-kira semacam ''suspension bridge effect'' atau begitulah yang dikatakan orang. |
||
+ | |||
+ | Kita setidaknya bisa mengharapkan sesuatu dari rumah hantu itu tidak seperti dinosaurus imut itu. |
||
+ | |||
+ | Kamu sama sekali tidak boleh menganggap enteng rumah hantu. Itulah lihainya Toei. Tidak hanya set monsternya terlihat dikerjakan dengan teliti, karyawan Toei itu sendiri yang juga mengambil peran sebagai monsternya. |
||
+ | |||
+ | Seseorang pasti tidak akan menyukainya tapi tidak ada satu orang pun yang menentangnya jadi kita berakhir dengan berdiri di antriannya. |
||
+ | |||
+ | “Hayatooo, itu saaaaangat mengerikan!” |
||
+ | |||
+ | Miura memasang aura kegenitannya dan menempel pada Hayama. Tapi kamu tahu Miura, kamu cenderung terlihat lebih imut ketika kamu memberikan kesan seorang ibu yang sedang menjaga anak-anaknya. Aku sarankan kamu melihat kembali pada pesona dalam dirimu. |
||
+ | |||
+ | “Yaaa, Aku juga tidak terlalu cocok dengan hal-hal semacam ini.” |
||
+ | |||
+ | Hayama tertawa dengan malu-malu untuk menghindari topiknya. Melihatnya menunjukkan kelemahannya, ada sentakan ringan pada jantungku karena itu sangatlah langka. |
||
+ | |||
+ | Singkatnya, Itu akhirnya giliran kami. bagaimanapun juga delapan orang sekali masuk sangatlah berlebihan jadi kami memutuskan empat orang sekali masuk saja. |
||
+ | |||
+ | Setelah satu per satu kelompok Hayama menghilang ke dalam rumah hantu itu, sekarang giliran kelompokku untuk memasuki bangunannya. |
||
+ | |||
+ | Bagian pertama adalah perkenalannya. Kami ditunjukkan video yang memperingatkan kami untuk berhati-hati untuk tidak bertindak kasar seperti meninju atau menendang aktor-aktor yang memainkan peran monsternya. Itu sebenarnya hanya membuatnya terlihat lebih surealis… |
||
+ | |||
+ | Itu mirip sepeperti sebuah ''spoiler'' dalam satu sisi dan aku diberikan kesan bahwa tempat ini dibuat dengan penuh ketelitian, untuk saat ini… |
||
+ | |||
+ | Itulah pemikiran di pikiranku sampai sudah saatnya. |
||
+ | |||
+ | Ketika kami masuk selangkah ke dalam, sebuah suasana yang tidak familier memenuhi tempat itu. |
||
+ | |||
+ | Motifnya mungkin tidak diragukan lagi pada zaman Edo. |
||
+ | |||
+ | Kami hanya diberikan penerangan paling minimum di dalam tempat gelap gulita ini. Tapi, cahaya itu dengan hati-hati menuntun mata kami ke arah sebuah simbol yang terlihat ganjil. Dan sesaat setelah penglihatan kamu menjadi lebih terbatas, di sudut kegelapan yang tidak jelas tergeletak sebuah alat yang dimaksudkan untuk menakuti orang. |
||
+ | |||
+ | Aku menenagkan diri dan ketika aku meninjau situasinya, itu menakutkan. Hal menakutkan memang menakutkan. |
||
+ | |||
+ | Mantra Agama Buddha yang terus dirapalkan dan suara tidak senang di dalam kegelapan ini membuatku susdah untuk menentukan seberapa jauh di depan kelompok yang lain, yang kemungkinan besarnya adalah Hayama dan kawan-kawan, jangankan melihat mereka. |
||
+ | |||
+ | Dan untuk mengapa aku dapat menebak kelompok itu adalah Hayawa dan kawan-kawan adalah karena tingkah khas mereka. |
||
+ | |||
+ | “Oh sial, oh sial, oh sial, oh siaaaaaaaaaal!” |
||
+ | |||
+ | Tobe, yang merupakan tipe yang memahami situasi, sedang terserap ke dalam suasana rumah hantu itu dan karena dia begitu paniknya, dia tidak pernah meninggalkan sisi Hayama dari awal. Ketika Ebina melihatnya, dia tergelak dengan suara mengerikan.<ref> hihihihihihi? hehe </ref> |
||
+ | |||
+ | “Eek! Barusan saja, suara aneh…” |
||
+ | |||
+ | Yang berjalan di belakangku adalah Kawasaki yang menarik lengan bajuku karena dia sangat ketakutkan sekali. Um, kamu akan mengoyak bajuku ini, jadi bisakah kamu berhenti? Suara itu dari Ebina, jadi seharusnya itu tidak menak… Oke, itu menakutkan. |
||
+ | |||
+ | Ketika aku memandang-mandang barang-barang dalam rumah hantu itu, kelihatannya rumah itu didesain berdasarkan sebuah TKP pembunuhan di sebuah rumah pada zaman Edo. |
||
+ | |||
+ | Itu standar bagi sebuah rumah hantu, tapi desainnya sangat pas. Yuigahama, yang sedang berjalan di sampingku, berjalan dengan kaki terlengkung dan tangannya tergeletak di bahuku. |
||
+ | |||
+ | “A-Aku sepenuhnya tidak cocok dengan ini sama sekali…” |
||
+ | |||
+ | Setelah dia mengatakannya, dia melihat sekeliling dan terlihat tidak nyaman memikirkan sesuatu yang tiba-tiba muncul keluar. |
||
+ | |||
+ | “Hantu di rumah hantu tidak menakutkan sama sekali. Manusia yang menakutkan.” |
||
+ | |||
+ | “Dan itulah dia lagi dengan mulut pintarnya... Tapi kamu agak handal sekarang ini.” |
||
+ | |||
+ | Melewati teoriku itu, Yuigahama membuat tawa bodoh, tapi itu itu, kamu tahu, manusia memang yang menakutkan. |
||
+ | |||
+ | “…Jadi tepatnya, rumah hantu yang didesain untuk menakuti orang adalah yang paling menakutkan.” |
||
+ | |||
+ | “Oh astaga, dia tidak bagus! Tidak handal sama sekali!” |
||
+ | |||
+ | Tunggu dulu, aku sebenarnya juga sedang takut sekarang ini. Jika aku pergi ke dalam sini seorang diri, apa yang akan aku lakukan adalah melesat lurus melalui koridornya selagi berteriak “Heeeeeeeeeeeeeeeeei! Heeeeeei! Heeeeeeeeeeeeeeeeei!” dengan suara aneh hanya untuk mengusir ketakutan dalam diriku. Akhirnya, aku akan berakhir tidak mengetahui dimana pintu keluarnya. |
||
+ | |||
+ | Namun, pada saat ini, berkat yang lain begitu ributnya membuatku tidak begitu takut seperti yang seharusnya. |
||
+ | |||
+ | Mungkin itu sama juga bagi Totsuka karena dia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Malah, dia terlihat seakan dia sedang bersenang-senang. |
||
+ | |||
+ | “Totsuka, kamu terlihat baik dan sempurna…” |
||
+ | |||
+ | “Yup, Aku benar-benar suka hal-hal semacam ini.” |
||
+ | |||
+ | Disana mungkin gelap, tapi kegelapan tidak dapat menghalangiku mengenali senyuman riang itu. Aku disana sejenak berpikir bahwa penerangan itu adalah sesuatu yang dapat melegakan dunia dari permasalahan energinya. Zaman sekarang perlu senyuman, bukan minyak! |
||
+ | |||
+ | [[Image:YahariLoveCom_v7-187.jpg|thumb|200px]] |
||
+ | |||
+ | Setelah beberapa kemajuan dalam bergerak maju ke depan, seekor monster (dengan orang didalamnya) melompak keluar meneriakkan “blaaah.” Kawasaki seketika terkaku dan melesat seakan hidupnya sedang tergantung ke dalamnya tanpa sepatah katapun. Kebetulan, itu juga menakutkan Totsuka yang juga lari dengan panik. |
||
+ | |||
+ | Sekalem pun aku saat itu, aku sendiri juga agak panik. |
||
+ | |||
+ | Aku secara reflex berkerumun hanya untuk mengadakan kontak dengan Yuigahama yang berada pas di sampingku. |
||
+ | |||
+ | Apa yang sebenarnya terjadi adalah kepala kamu membentur satu sama lain dan suaranya mengema di sepanjang rumah itu. |
||
+ | |||
+ | “Ugh…” |
||
+ | |||
+ | “Aw…” |
||
+ | |||
+ | Kami berdua berjongkok dan mengusap area dimana kami membentur satu sama lain. |
||
+ | |||
+ | “M-Maaf…” |
||
+ | |||
+ | “Nah, salahku, aku agak terkejut tadi…” |
||
+ | |||
+ | Ketika aku meminta maaf dan berpaling pada Yuigahama, Yuigahama yang berlinang-linang menjulurkan tangannya. Dia menyentuh kepalaku seakan untuk memastika itu ada disana dan lalu memijitnya. |
||
+ | |||
+ | “Itu tidak sakit?” |
||
+ | |||
+ | “Uh, itu benar-benar menyakitkan…” |
||
+ | |||
+ | Dipikir lagi, ini benar-benar memalukan jadi tolong hentikan. Aku menggerakkan kepalaku dan berdiri jadi aku dapat terpisah dari tangannya. Yuigahama terus dalam posisi berjongkoknya. |
||
+ | |||
+ | “Omong-omong, kita harus bergegas. Kita akan ditinggal di belakang.” |
||
+ | |||
+ | Saat dia akan berdiri, aku menjulurkan tanganku. Kelihatannya jurus yang aku gunakan pada adik perempuanku Komachi sebelumnya teraktifasi secara otomatis. |
||
+ | |||
+ | “Huh?” |
||
+ | |||
+ | Yuigahama melotot pada tanganku dengan misterius. Tunggu, ini adalah sesuatu yang aku lakukan untuk adik kecilku. Setelah mempertimbangkannya kembali, aku mulai menggerakkan tanganku ke arah kantongku. |
||
+ | |||
+ | “Trims.” |
||
+ | |||
+ | Dia mencengkram tanganku. Yah, ini adalah apa yang kalian sebut kebaikan, juga dikenal dengan empati manusia. Sebuah tingkah pria sejati. Setidaknya, itu merupakan hal yang jelas perlu dilakukan sebagai seorang manusia. Sebagai seorang pria sejati tdak banyak yang bisa kulakukan. |
||
+ | |||
+ | Itulah mengapa aku tidak dapat menyingkirkan tangan Yuigahama. |
||
+ | |||
+ | “Oke, kalau begitu ayo pergi ke pintu keluarnya.” |
||
+ | |||
+ | Yuigahama tersenyum riang dan dengan pelan melepaskan tanganku. Aku tidak ada waktu untuk berpikir apakah itu memalukan saat Yuigahama menarikku ikut maju dengan bahuku. |
||
+ | |||
+ | “Buruan!” |
||
+ | |||
+ | Di dalam kegelapan dingin menusuk dalam rumah hantu penuh noda darah ini, kamu maju ke depan ketika tentara tanpa kepala dan tentara yang sudah tewas mengejar kami dari belakang. |
||
+ | |||
+ | “Itu kelihatannya pintu keluarnya.” |
||
+ | |||
+ | Cahaya meluap keluar dari pintu terakhir itu. Ketika kami melewatinya, tiupan angin menyegarkan melalui kami. |
||
+ | |||
+ | “Itu akhirnya selesai… itu agak menakutkan…” |
||
+ | |||
+ | Seakan semangatnya sudah terbakar habis, Yuigahama seketika terlihat lesu dan setelah menemukan sebuah bangku, dia dengan terhuyung-huyung bergerak ke arahnya. Di tempat tujuannya terdapat Hayama dan Totsuka yang sudah sampai ke tujuannya. |
||
+ | |||
+ | Aku mengikuti di belakang Yuigahama. Men, aku merasa super lelah. Itu benar-benar sulit harus berhadapan dengan jantung berdebar-debarku. Apakah ini apa yang mereka sebut detakan ireguler? Ayolah jantung. |
||
+ | |||
+ | Katika aku sampai ke bangkunya, aku menghela. Setelah aku rileks, Totsuka mendekatiku/ |
||
+ | |||
+ | “Hachiman, itu benar-benar menyenangkan, huh?” |
||
+ | |||
+ | Totsuka yang sedang tersenyum itu mulai membuatku merasa pusing. Sekarang aku berhadapan dengan rasa pusing. |
||
+ | |||
+ | Senyuman itu terlalu imut sampai-sampai memiliki kemampuan menyembuhkan. Merasa gugup, itu terasa seakan banyak perasaanku sudah akan mencapai panggung baru sebagai sekelompok mega-bintang. |
||
+ | |||
+ | “Itu terasa seakan ketika kamu tumbang karena terlalu banyak bermain. Ayo pergi ke yang selanjutnya.” |
||
+ | |||
+ | Hayama melihat ke semuanya. Kelihatannya tidak ada yang keberatan. Miura, yang sedang duduk di bangku itu, berdiri dengan terjangan energi. |
||
+ | |||
+ | “Oke, Aku akan pergi memanggil Ebina, mmkei.” |
||
+ | |||
+ | Ketika dia mengatakannya, dia berjalan dengan cepat ke toko souvenirnya. Aku pikir semua orang ada disini, tapi kelihatannya Ebina dan Tobe tidak ada disini. Aku melihat ke arah toko itu dan disana terdapat Ebina yang emosinya meluap-luap akan barang-barang Shinsengumi<ref> Satuan kepolisian zaman Edo </ref> dan Tobe yang sedang mengatakan hal-hal seperti “oh sebuah pedang kayu, suuper mahal”. |
||
+ | |||
+ | U-Uh huh… apakah rumah hantu itu ada berhasil sedikitpun…? |
||
+ | |||
+ | <br /> |
||
+ | <big><center>× × ×</center></big> |
||
+ | <br /> |
||
Revision as of 11:00, 28 September 2014
Bab 7: Tidak terduganya, Miura Yumiko sedang mengawasi dengan sangat dekat
Itu adalah hari kedua dari karya wisatanya.
Hari ini adalah hari dimana orang-orang akan bergerak bersama dalam kelompok mereka masing-masing dan rencananya adalah untuk mengunjungi Uzumasa sampai ke area Rakusei[1].
Tujuan paling awal pada hari ini adalah Desa Film Uzumasa. Desa itu merupakan taman hiburan yang dibangun dengan mendetil dan sering dipakai sebagai lokasi pemfilman untuk sandiwara historis. Sebagai sebuah tujuan turis yang terkenal, tempat itu tidak hanya mereplikasi jalanan Yoshiwara dan Ikedaya, tempat itu juga membanggakan sejumlah besar atraksi yang menyenangkan, ditujukan pada turis seperti rumah hantu dan mansion ninja yang memperbolehkanmu merasakan sejarah secara langsung melalui cosplay.
Kita berpindah ke Uzumasa dari penginapannya lewat jalur bus kota.
Kartu bus sepanjang harinya merupakan sekutu yang hebat untuk semua murid dan turis yang berkunjung. Cukup dengan biaya lima ratus yen, kamu dapat menaiki bus kotanya sebanyak yang kamu inginkan. Itu benar-benar merupakan kartu bebas dari mimpimu. Terutama, karena jaringan busnya cukup luas, secara harfiah kamu dapat pergi ke hampir semua model atraksi turis di kota.
Namun, ada sebuah aspek buruk yang tak terpikir dari semua ini.
Dengan musim semi masih dalam puncaknya, bus-busnya sangatlah padat. Peluang untuk menaiki bus sekitar seratus lima puluh persen, bisa kubilang. Karena bus begitu ekonomis dan praktis, banyak turis akan memilih untuk menggunakannya. Hatiku sedang diambang kehancuran melihat kepadatan manusia saat jam pulang-pergi pekerja. Aku tidak akan bekerja. Tidak, aku tidak akan…
Jika aku harus berhadapan dengan perasaan mengerikan ini setiap kalinya, persetan sana kerja!
Di dalam kepadatan yang menggelikan ini, itu membuatku khawatir akan gadis lemah dan sayu serta Totsuka; semua pria yang tidak tahan akannya.
Tapi, karena tingkah menyesakkan Miura dan Kawasaki di pihak para gadis, daerah di sekeliling mereka berubah menjadi sebuah hot zone[2] yang pada akhirnya melindungi baik Ebina maupun Yuigahama. Ya, yah, mereka berdua memang menakutkan…
Kalau Totsuka, dia telah berpindah ke dalam tempat yang aman.
“Ha-Hachiman, apa kamu baik-baik saja? Sori?”
Dia membuat tampang menyesal saat dia berdiri di antara lenganku.
“Bukan masalah besar. Selain semua siku yang menyikutku dan semua orang yang menginjakku, itu bukanlah masalah besar.”
“Salahku! Hikitani, salahku! Tapi ente tahu, tidak banyak yang bisa kulakukan disini? Jaaaaauh terlampau padat disini, beneran.”
Terkutuk kamu, Tobe… Atau begitulah yang kupikir, tapi Tobe telah entah bagaimana berhasil mempertahankan postur berdirinya meski didorong daeri samping dan diinjak dari belakang. Jadi aku tidak bisa benar-benar marah pada pria itu karena hanya sikunya yang menyikutku.
“Jangan lupa kita akan turun di pemberhentian selanjutnya.”
Hayama meneriakannya. Dia itu agaknya pria yang cukup santai untuk mengkhawatirkan orang lain dalam kekacacauan ini.
Akhirnya, bus itu berhenti di depan Desa Film Uzumasa.
Kami dan murid berkunjung lain serta para turis menggeliat keluar dari busnya seakan sedang diludahkan keluar dari pintu masuknya.
Kami sudah hancur lebur bahkan sebelum kami berkesempatan untuk bersenang-senang di dalam desa film ini.
Dalam kondisi ini, aku akan menyambut untuk menyantap cepat cinnamon whirl di Komeda Coffee terdekat sambil beristirahat, tapi Tobe sudah menerjang maju ke depan untuk mempersiapkan beberapa tiket.
“Ini buatmu, Ebina.”
“Terima kasih banyak.”
Oh, begitu. Kamu berlari kesana untuk membeli tiketnya hanya agar kamu bisa menyodorkan tiket kepadanya. Saat aku berdiri disana melamun, Hayama dan yang lain juga membeli tiketnya.
“Oh, ini satu buat ente, Hikitani.”
“…Ya.”
Yah, pria ini kelihatannya super termotivasi, jadi aku sendiri juga akan mencoba sedikit lebih termotivasi.
Kami pergi maju dan memasuki desa filmnya. Pada saat kami melewati gerbang besarnya, Pretty Cure telah memasuki lapangan pandangku, tapi sedewasa diriku ini, aku cukup hanya dengan melihat sekeliling di dalam interior taman ini; aku akan mengecek Pretty Cure lain kali aku datang ke sini sendirian.
Di dalam berbagai area taman ini terdapat rekonstruksi ulang tatanan kota Edo.. Terkadang, kamu dapat melihat orang-orang, yang mungkin adalah anggota staf, berpakaian sebagai para samurai berlalu lalang.
Ada acara-acara seperti Jalan Courtesan[3] atau permainan pedang instruksional yang akan tiba-tiba mulai dan ditambah lagi, seekor dinosaurus yang tampak imut akan meloncat keluar dari sebuah kolam… Lebih banyak lagi kumpulan acara-acara bermunculan dan itu sebenarnya mulai sedikit menyenangkan.
Khususnya, kolam dimana dinosaurus imut itu muncul memberikan suatu perasaan bahwa sesuatu akan melompat keluar. Dan kemudian, tiba-tiba dinousaurus itu akan melompat keluar diiringi dengan sebuah ledakan asap yang akan membuatmu terus meminta maaf sambil berlutut. Asap itu kemudian akan turun perlahan memberikan pertunjukkan itu sebuah kesan surealisme[4] yang aneh.
Keheningan yang sudah diperkirakan menyelimuti kami ketika kami menonton dinosaurus imut itu menyelam kembali ke dalam kolam itu. Pertunjukkannya begitu surealis sampai bahkan tidak ada satupun yang mengangkat batang jarinya.
“…Mari kita pergi ke atraksi selanjutnya.”
“Y-Ya! Selanjutnya, selanjutnya!”
Saat Hayama menyarankan sambil tersenyum, Tobe yang terpatung dengan semangat bergerak maju.
“Kalau begitu bagaimana jika kita pergi ke sana?”
Apa yang sedang ditunjuk Yuigahama adalah rumah hantu yang bertema historis. Ternyata, tempat itu menarik minatnya dari awal.
Yah, itu standarnya. Aku rasa dia sedang memikirkan berbagai hal bagi Tobe dan Ebina. Sesuatu yang kira-kira semacam suspension bridge effect atau begitulah yang dikatakan orang.
Kita setidaknya bisa mengharapkan sesuatu dari rumah hantu itu tidak seperti dinosaurus imut itu.
Kamu sama sekali tidak boleh menganggap enteng rumah hantu. Itulah lihainya Toei. Tidak hanya set monsternya terlihat dikerjakan dengan teliti, karyawan Toei itu sendiri yang juga mengambil peran sebagai monsternya.
Seseorang pasti tidak akan menyukainya tapi tidak ada satu orang pun yang menentangnya jadi kita berakhir dengan berdiri di antriannya.
“Hayatooo, itu saaaaangat mengerikan!”
Miura memasang aura kegenitannya dan menempel pada Hayama. Tapi kamu tahu Miura, kamu cenderung terlihat lebih imut ketika kamu memberikan kesan seorang ibu yang sedang menjaga anak-anaknya. Aku sarankan kamu melihat kembali pada pesona dalam dirimu.
“Yaaa, Aku juga tidak terlalu cocok dengan hal-hal semacam ini.”
Hayama tertawa dengan malu-malu untuk menghindari topiknya. Melihatnya menunjukkan kelemahannya, ada sentakan ringan pada jantungku karena itu sangatlah langka.
Singkatnya, Itu akhirnya giliran kami. bagaimanapun juga delapan orang sekali masuk sangatlah berlebihan jadi kami memutuskan empat orang sekali masuk saja.
Setelah satu per satu kelompok Hayama menghilang ke dalam rumah hantu itu, sekarang giliran kelompokku untuk memasuki bangunannya.
Bagian pertama adalah perkenalannya. Kami ditunjukkan video yang memperingatkan kami untuk berhati-hati untuk tidak bertindak kasar seperti meninju atau menendang aktor-aktor yang memainkan peran monsternya. Itu sebenarnya hanya membuatnya terlihat lebih surealis…
Itu mirip sepeperti sebuah spoiler dalam satu sisi dan aku diberikan kesan bahwa tempat ini dibuat dengan penuh ketelitian, untuk saat ini…
Itulah pemikiran di pikiranku sampai sudah saatnya.
Ketika kami masuk selangkah ke dalam, sebuah suasana yang tidak familier memenuhi tempat itu.
Motifnya mungkin tidak diragukan lagi pada zaman Edo.
Kami hanya diberikan penerangan paling minimum di dalam tempat gelap gulita ini. Tapi, cahaya itu dengan hati-hati menuntun mata kami ke arah sebuah simbol yang terlihat ganjil. Dan sesaat setelah penglihatan kamu menjadi lebih terbatas, di sudut kegelapan yang tidak jelas tergeletak sebuah alat yang dimaksudkan untuk menakuti orang.
Aku menenagkan diri dan ketika aku meninjau situasinya, itu menakutkan. Hal menakutkan memang menakutkan.
Mantra Agama Buddha yang terus dirapalkan dan suara tidak senang di dalam kegelapan ini membuatku susdah untuk menentukan seberapa jauh di depan kelompok yang lain, yang kemungkinan besarnya adalah Hayama dan kawan-kawan, jangankan melihat mereka.
Dan untuk mengapa aku dapat menebak kelompok itu adalah Hayawa dan kawan-kawan adalah karena tingkah khas mereka.
“Oh sial, oh sial, oh sial, oh siaaaaaaaaaal!”
Tobe, yang merupakan tipe yang memahami situasi, sedang terserap ke dalam suasana rumah hantu itu dan karena dia begitu paniknya, dia tidak pernah meninggalkan sisi Hayama dari awal. Ketika Ebina melihatnya, dia tergelak dengan suara mengerikan.[5]
“Eek! Barusan saja, suara aneh…”
Yang berjalan di belakangku adalah Kawasaki yang menarik lengan bajuku karena dia sangat ketakutkan sekali. Um, kamu akan mengoyak bajuku ini, jadi bisakah kamu berhenti? Suara itu dari Ebina, jadi seharusnya itu tidak menak… Oke, itu menakutkan.
Ketika aku memandang-mandang barang-barang dalam rumah hantu itu, kelihatannya rumah itu didesain berdasarkan sebuah TKP pembunuhan di sebuah rumah pada zaman Edo.
Itu standar bagi sebuah rumah hantu, tapi desainnya sangat pas. Yuigahama, yang sedang berjalan di sampingku, berjalan dengan kaki terlengkung dan tangannya tergeletak di bahuku.
“A-Aku sepenuhnya tidak cocok dengan ini sama sekali…”
Setelah dia mengatakannya, dia melihat sekeliling dan terlihat tidak nyaman memikirkan sesuatu yang tiba-tiba muncul keluar.
“Hantu di rumah hantu tidak menakutkan sama sekali. Manusia yang menakutkan.”
“Dan itulah dia lagi dengan mulut pintarnya... Tapi kamu agak handal sekarang ini.”
Melewati teoriku itu, Yuigahama membuat tawa bodoh, tapi itu itu, kamu tahu, manusia memang yang menakutkan.
“…Jadi tepatnya, rumah hantu yang didesain untuk menakuti orang adalah yang paling menakutkan.”
“Oh astaga, dia tidak bagus! Tidak handal sama sekali!”
Tunggu dulu, aku sebenarnya juga sedang takut sekarang ini. Jika aku pergi ke dalam sini seorang diri, apa yang akan aku lakukan adalah melesat lurus melalui koridornya selagi berteriak “Heeeeeeeeeeeeeeeeei! Heeeeeei! Heeeeeeeeeeeeeeeeei!” dengan suara aneh hanya untuk mengusir ketakutan dalam diriku. Akhirnya, aku akan berakhir tidak mengetahui dimana pintu keluarnya.
Namun, pada saat ini, berkat yang lain begitu ributnya membuatku tidak begitu takut seperti yang seharusnya.
Mungkin itu sama juga bagi Totsuka karena dia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Malah, dia terlihat seakan dia sedang bersenang-senang.
“Totsuka, kamu terlihat baik dan sempurna…”
“Yup, Aku benar-benar suka hal-hal semacam ini.”
Disana mungkin gelap, tapi kegelapan tidak dapat menghalangiku mengenali senyuman riang itu. Aku disana sejenak berpikir bahwa penerangan itu adalah sesuatu yang dapat melegakan dunia dari permasalahan energinya. Zaman sekarang perlu senyuman, bukan minyak!
Setelah beberapa kemajuan dalam bergerak maju ke depan, seekor monster (dengan orang didalamnya) melompak keluar meneriakkan “blaaah.” Kawasaki seketika terkaku dan melesat seakan hidupnya sedang tergantung ke dalamnya tanpa sepatah katapun. Kebetulan, itu juga menakutkan Totsuka yang juga lari dengan panik.
Sekalem pun aku saat itu, aku sendiri juga agak panik.
Aku secara reflex berkerumun hanya untuk mengadakan kontak dengan Yuigahama yang berada pas di sampingku.
Apa yang sebenarnya terjadi adalah kepala kamu membentur satu sama lain dan suaranya mengema di sepanjang rumah itu.
“Ugh…”
“Aw…”
Kami berdua berjongkok dan mengusap area dimana kami membentur satu sama lain.
“M-Maaf…”
“Nah, salahku, aku agak terkejut tadi…”
Ketika aku meminta maaf dan berpaling pada Yuigahama, Yuigahama yang berlinang-linang menjulurkan tangannya. Dia menyentuh kepalaku seakan untuk memastika itu ada disana dan lalu memijitnya.
“Itu tidak sakit?”
“Uh, itu benar-benar menyakitkan…”
Dipikir lagi, ini benar-benar memalukan jadi tolong hentikan. Aku menggerakkan kepalaku dan berdiri jadi aku dapat terpisah dari tangannya. Yuigahama terus dalam posisi berjongkoknya.
“Omong-omong, kita harus bergegas. Kita akan ditinggal di belakang.”
Saat dia akan berdiri, aku menjulurkan tanganku. Kelihatannya jurus yang aku gunakan pada adik perempuanku Komachi sebelumnya teraktifasi secara otomatis.
“Huh?”
Yuigahama melotot pada tanganku dengan misterius. Tunggu, ini adalah sesuatu yang aku lakukan untuk adik kecilku. Setelah mempertimbangkannya kembali, aku mulai menggerakkan tanganku ke arah kantongku.
“Trims.”
Dia mencengkram tanganku. Yah, ini adalah apa yang kalian sebut kebaikan, juga dikenal dengan empati manusia. Sebuah tingkah pria sejati. Setidaknya, itu merupakan hal yang jelas perlu dilakukan sebagai seorang manusia. Sebagai seorang pria sejati tdak banyak yang bisa kulakukan.
Itulah mengapa aku tidak dapat menyingkirkan tangan Yuigahama.
“Oke, kalau begitu ayo pergi ke pintu keluarnya.”
Yuigahama tersenyum riang dan dengan pelan melepaskan tanganku. Aku tidak ada waktu untuk berpikir apakah itu memalukan saat Yuigahama menarikku ikut maju dengan bahuku.
“Buruan!”
Di dalam kegelapan dingin menusuk dalam rumah hantu penuh noda darah ini, kamu maju ke depan ketika tentara tanpa kepala dan tentara yang sudah tewas mengejar kami dari belakang.
“Itu kelihatannya pintu keluarnya.”
Cahaya meluap keluar dari pintu terakhir itu. Ketika kami melewatinya, tiupan angin menyegarkan melalui kami.
“Itu akhirnya selesai… itu agak menakutkan…”
Seakan semangatnya sudah terbakar habis, Yuigahama seketika terlihat lesu dan setelah menemukan sebuah bangku, dia dengan terhuyung-huyung bergerak ke arahnya. Di tempat tujuannya terdapat Hayama dan Totsuka yang sudah sampai ke tujuannya.
Aku mengikuti di belakang Yuigahama. Men, aku merasa super lelah. Itu benar-benar sulit harus berhadapan dengan jantung berdebar-debarku. Apakah ini apa yang mereka sebut detakan ireguler? Ayolah jantung.
Katika aku sampai ke bangkunya, aku menghela. Setelah aku rileks, Totsuka mendekatiku/
“Hachiman, itu benar-benar menyenangkan, huh?”
Totsuka yang sedang tersenyum itu mulai membuatku merasa pusing. Sekarang aku berhadapan dengan rasa pusing.
Senyuman itu terlalu imut sampai-sampai memiliki kemampuan menyembuhkan. Merasa gugup, itu terasa seakan banyak perasaanku sudah akan mencapai panggung baru sebagai sekelompok mega-bintang.
“Itu terasa seakan ketika kamu tumbang karena terlalu banyak bermain. Ayo pergi ke yang selanjutnya.”
Hayama melihat ke semuanya. Kelihatannya tidak ada yang keberatan. Miura, yang sedang duduk di bangku itu, berdiri dengan terjangan energi.
“Oke, Aku akan pergi memanggil Ebina, mmkei.”
Ketika dia mengatakannya, dia berjalan dengan cepat ke toko souvenirnya. Aku pikir semua orang ada disini, tapi kelihatannya Ebina dan Tobe tidak ada disini. Aku melihat ke arah toko itu dan disana terdapat Ebina yang emosinya meluap-luap akan barang-barang Shinsengumi[6] dan Tobe yang sedang mengatakan hal-hal seperti “oh sebuah pedang kayu, suuper mahal”.
U-Uh huh… apakah rumah hantu itu ada berhasil sedikitpun…?
Translation Notes
- ↑ Kyoto Barat
- ↑ Daerah karantina
- ↑ Pelacur Bangsawan
- ↑ KBBI menyatakan : "aliran dl seni sastra yg mementingkan aspek bawah sadar manusia dan nonrasional dl citraan (di atas atau di luar realitas atau kenyataan)"... Menurutku simpelnya itu berarti sesuatu yang tidak nyata terkesan seperti nyata.
- ↑ hihihihihihi? hehe
- ↑ Satuan kepolisian zaman Edo