Difference between revisions of "Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 8"
(Created page with "==Bab 8: Dan kemudian, Yukinoshita Yukino== ===8-1=== Persis setelah malam, angin dingin mulai meniup melalui Destinyland, yang berdiri di satu bagian tepi pantainya.") |
m |
||
Line 1: | Line 1: | ||
==Bab 8: Dan kemudian, Yukinoshita Yukino== |
==Bab 8: Dan kemudian, Yukinoshita Yukino== |
||
===8-1=== |
===8-1=== |
||
− | Persis setelah malam, angin dingin mulai meniup melalui Destinyland, yang berdiri di satu bagian tepi pantainya. |
+ | Persis setelah malam, angin dingin mulai meniup melalui Destinyland, yang berdiri di salah satu bagian tepi pantainya. |
+ | |||
+ | Jika anginnya menjadi terlalu kuat, kembang apinya kemungkinan akan ditunda. Tapi tidak ada pengumuman mengenai itu, jadi kembang apinya mungkin akan digelar seperti yang terjadwal. |
||
+ | |||
+ | Setelah menyelesaikan belanja kami di toko Pan-san, kami mengunjungi sejumlah atraksi-atraksi lain, mengambil foto-foto sebagai bahan-bahan keterangannya. Aku sangat ragu sekali tentang apa foto-foto ini sama sekali akan menjadi berguna, tapi pada akhirnya, itu tidak seperti ada hal lain yang bisa kami lakukan selama dua hari libur yang kami punyai ini. Dengan itu di pikiranku, ini bukanlah upaya yang benar-benar tak berarti meski foto-fotonya itu, paling banyak pun<!--at most-->, hanya bahan keterangan untuk acuan saja. |
||
+ | |||
+ | Terus menerus berjalan dan berdiri membuat keletihan bertumpuk sedikit demi sedikit. Sementara kami sudah kadang-kadang beristirahat, keramaian ini tidak mengizinkan kami untuk bergerak seperti yang kami inginkan, membuat masing-masing dari kami lumayan lelah sekali. |
||
+ | |||
+ | Pada saat sekarang, kami sedang berkeliling berharap menaiki satu atraksi terakhir sebelum paradenya dimulai. Tapi tidak seperti siang tadi, laju semua orang lebih lamban. |
||
+ | |||
+ | Tentu saja, aku berakhir di belakang kelompok itu, sebuah kebiasaan yang dimulai setiapkali aku bergerak bersama-sama dengan suatu kelompok. Tapi berkat itu, aku bisa mendapatkan pandangan-pandangan sepintas akan semua ekspresi lelah kelompok ini, yang secara keseluruhan mulai berhenti berbicara sedikit demi sedikit.<!--whom as a whole spoke less and less.--> |
||
+ | |||
+ | Terutama, secara diagonal di depanku, Isshiki yang sedang berbicara dengan Tobe meninggalkan kesan bagiku. |
||
+ | |||
+ | “…Tobe-senpai, apa kamu ada waktu sebentar?” |
||
+ | |||
+ | “Ooh, ada apa, Irohasu?” |
||
+ | |||
+ | Isshiki berbicara pada Tobe dengan suara kecil, dengan hati-hati menghindari perhatian yang tidak diinginkan, walau suara Tobe itu keras sebagai balasannya. Dia kemudian menarik lengan baju Tobe ke bawah, melihat hal itu bermasalah, dan berbisik ke dalam telinganya. |
Revision as of 04:04, 23 May 2015
Bab 8: Dan kemudian, Yukinoshita Yukino
8-1
Persis setelah malam, angin dingin mulai meniup melalui Destinyland, yang berdiri di salah satu bagian tepi pantainya.
Jika anginnya menjadi terlalu kuat, kembang apinya kemungkinan akan ditunda. Tapi tidak ada pengumuman mengenai itu, jadi kembang apinya mungkin akan digelar seperti yang terjadwal.
Setelah menyelesaikan belanja kami di toko Pan-san, kami mengunjungi sejumlah atraksi-atraksi lain, mengambil foto-foto sebagai bahan-bahan keterangannya. Aku sangat ragu sekali tentang apa foto-foto ini sama sekali akan menjadi berguna, tapi pada akhirnya, itu tidak seperti ada hal lain yang bisa kami lakukan selama dua hari libur yang kami punyai ini. Dengan itu di pikiranku, ini bukanlah upaya yang benar-benar tak berarti meski foto-fotonya itu, paling banyak pun, hanya bahan keterangan untuk acuan saja.
Terus menerus berjalan dan berdiri membuat keletihan bertumpuk sedikit demi sedikit. Sementara kami sudah kadang-kadang beristirahat, keramaian ini tidak mengizinkan kami untuk bergerak seperti yang kami inginkan, membuat masing-masing dari kami lumayan lelah sekali.
Pada saat sekarang, kami sedang berkeliling berharap menaiki satu atraksi terakhir sebelum paradenya dimulai. Tapi tidak seperti siang tadi, laju semua orang lebih lamban.
Tentu saja, aku berakhir di belakang kelompok itu, sebuah kebiasaan yang dimulai setiapkali aku bergerak bersama-sama dengan suatu kelompok. Tapi berkat itu, aku bisa mendapatkan pandangan-pandangan sepintas akan semua ekspresi lelah kelompok ini, yang secara keseluruhan mulai berhenti berbicara sedikit demi sedikit.
Terutama, secara diagonal di depanku, Isshiki yang sedang berbicara dengan Tobe meninggalkan kesan bagiku.
“…Tobe-senpai, apa kamu ada waktu sebentar?”
“Ooh, ada apa, Irohasu?”
Isshiki berbicara pada Tobe dengan suara kecil, dengan hati-hati menghindari perhatian yang tidak diinginkan, walau suara Tobe itu keras sebagai balasannya. Dia kemudian menarik lengan baju Tobe ke bawah, melihat hal itu bermasalah, dan berbisik ke dalam telinganya.