Difference between revisions of "Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid3 Bab4"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
 
(22 intermediate revisions by one other user not shown)
Line 1: Line 1:
==Bab 4 : Keikhlasan Ksatria==
+
==Bab 4 : Ketulusan Seorang Ksatria==
   
 
===Bagian 1===
 
===Bagian 1===
   
Begitu mereka semua berhasil menghabiskan Parfait Jumbo, hari telah petang.
+
Pada saat mereka semua selesai menaklukkan parfait raksasa, hari sudah malam.
   
Kamito, yang telah kembali dari kota akademi menunggu di auditorium seperti janjinya dengan Ellis tadi.
+
Kamito, yang telah kembali dari kota akademi, muncul di tengah aula seperti yang dia janjikan pada Ellis.
   
Tidak lama setelah itu Ellis datang berlari seperti kehabisan nafas.
+
Setelah menunggu beberapa saat, Ellis datang berlari dikejauhan dan sambil terengah-engah.
   
"...Maaf, membuat mu menunggu"
+
"...M-Maaf, membuat mu menunggu."
   
"tidak selama itu"
+
"Tidak,aku tidak menunggu selama itu."
   
Kamito membuat senyuman melihat Ellis masih mengambil nafas.
+
Kamito sedikit tersenyum pada Ellis,yang sedang terengah-engah.
   
"Hey, Ellis, katakan jika aku salah, barusan kamu dari kota akademi kan?"
+
"Hey, Ellis,barusan kamu dari kota akademi,bukan begitu?"
   
 
"K-kau melihat ku!"
 
"K-kau melihat ku!"
   
Kuncir kuda Ellis mencuat.
+
Ponytail Ellis berdiri.
   
"Ahh, kebetulan aja dari jendela restauran, sedang bertugas?"
+
"Ahh, aku kebetulan saja melihatmu dari jendela restoran. Apakah itu penjaga Ksatria?"
   
"Eh, aku..sedang belanja beberapa barang"
+
"Tidak, er... aku sedang belanja beberapa barang"
   
  +
Ahem,Ellis terbatuk dan wajahnya memerah untuk beberapa alasan.
"Ahem" wajah Ellis menjadi merah.
 
   
Terlintas tanda tanya di pikiran kamito tapi...tidak apa lah.
+
Sebuah tanda tanya terlintas di pikiran kamito tapi...baiklah,itu tidak apa-apa.
   
"Baiklah sejak kita akan belajar, perpustakaan atau-"
+
"Untuk saat ini,jika kita akan belajar,apakah kita pergi ke perpustakaan atau apa?"
   
"Tidak...bukan perpustakaan"
+
"Ah,tidak...bukan perpustakaan."
   
 
<!--81-->
 
<!--81-->
Ellis menggelengkan kepalanya.
+
Ellis menggelengkan kepalanya sambil kebingungan.
   
"Hn, bukan perpustakaan, kelas kosong-"
+
"Hn, bukan perpustakaan? Lalu,apakah kita pergi ke sebuah kelas kosong dima-"
   
 
"-Kamar!"
 
"-Kamar!"
Line 44: Line 44:
 
Kamito seolah tidak mempercayai telinganya.
 
Kamito seolah tidak mempercayai telinganya.
   
"...kamar?"
+
"...Sebuah kamar?"
   
  +
"A-Maksudku, err...A-Aku mau kau mengajariku di kamarku!"
"e...m-maksud ku kita...belajar di kamar ku"
 
   
Ellis mengatakannya dengan wajah memerah.
+
Ellis berteriak dengan wajahnya yang berubah merah menyala.
   
 
"..."
 
"..."
   
"..K-kau keberatan?"
+
"..A-apakah tidak apa-apa?"
   
"tidak, sebentar, untuk laki laki seperti ku masuk kamar perempuan"
+
"Tidak, hey tunggu, bagi seorang laki-laki sepertiku untuk masuk kamar perempuan..."
   
"P-perempuan!...."
+
"Se-seorang perempuan..."
   
Dalam sekejap Ellis membuat wajah seperti menerima kejutan.
+
Seketika, Ellis berwajah seperti dia kehilangan kepalanya karena sesuatu-.
   
"Bu-bukannya kau sendiri sekamar dengan Claire Rouge dan Fianna?"
+
"Ba-bagaimanapun, bukankah kau tinggal dengan Claire Rouge dan lainnya dalam satu kamar bersama?"
   
  +
"Tidak, baik...begitulah yang terjadi."
"I-itu karena keadaan memaksa"
 
   
Kamito menggaruk punggungnya ketika menjawab.
+
Kamito menggaruk belakang kepalanya sambil menjawab.
   
"A-atau kau tidak suka ke kamar perempuan seperti ku"
+
"A-atau, kau tidak mau datang ke kamar seorang perempuan kolot seperti ku-"
   
"Tidak!, enggak seperti itu kok"
+
"T-Tidak!, bukan begitu!"
   
 
<!--82-->
 
<!--82-->
Kamito segera menjawab melihat Ellis sedikit terluka.
+
Kamito menggelengkan kepalanya sambil kebingungan karena Ellis terlihat sedikit terluka.
   
  +
"B-Baiklah kalau begitu-"
"J-jadi..?"
 
   
"...ahh, baiklah, kita belajar di kamar mu"
+
"...ahh, Aku mengerti. Aku mengerti. Izinkan aku untuk masuk."
   
Kamito masih belum bisa menerima Situasi hanya menurut mengagguk saja mengikuti ajakan Ellis.
+
Meski Kamito masih tidak memahami apapun, dia mengangguk dengan sedikit putus asa.
   
   
  +
===Bagian 2===
   
  +
Begitulah- Kamito sedang dibawa di sepanjang jalan ke asrama Kelas Weasel.
   
  +
Berkebalikan dengan kelas raven yang berisi murid-murid paling bermasalah, kelas weasel merupakan kelas yang berisikan murid-murid terpilih yang rajin.
===Bagian 2===
 
 
Sekarang Kamito berada di Asramah Weasel.
 
   
  +
Kamar Ellis, di atas tangga, di lantai dua dalam bangunan.
Kebalikan dari Asramah Raven dimana tempat berkumpulnya semua murid bermasalah, Asramah Weasel adalah tempatnya murid teladan.
 
   
Kamar Ellis berada di atas tangga lantai dua.
+
Ellis terbatuk di depan pintu.
   
"Ini kamar ku, dan t-tentu saja ini pertama kalinya aku mengajak laki-laki ke dalam sini"
+
"Ini kamar ku. T-tentu saja, ini pertama kalinya seorang laki-laki memasukinya."
   
"..Jika kau seperti itu aku jadi semakin tegang"
+
"...Jika kau berkata seperti itu, aku jadi sedikit tegang."
   
Ellis membuka kamarnya dengan mantra yang di lafalkan dalam bahasa Roh.
+
Ellis membuka pintu kamar dan mengucapkan sebuah mantra dalam bahasa roh.
   
  +
Pada saat itu, kristal spirit di langit-langit bercahaya dan di dalam kamar redup itu terang bersinar.
Di saat memasuki ruangan kamarnya menjadi terang tersinari cahaya.
 
   
Interior bagian dalam tidak jauh berbeda dengan kamar claire, hanya kamar Ellis lebih rapih.
+
Desain interriornya tidak begitu berbeda dari kamar Claire. Bagaimanapun, kamar Ellis telah teratur rapih.
   
  +
"Kau merapihkannya dengan baik. Seperti itulah Ellis yang cekatan<!--idealnya
"Kamar mu rapih, sangat mencerminkan diri mu Ellis"
 
  +
"Ellis Pekerja Keras" ditangkap dari struktur kalimat teks yang asli-->."
   
"Jika aku bersih-bersih, teman sekamar ku yang kelewat serius bisa marah"
+
"Ahh, itu karena jika aku tidak bersih-bersih, teman sekamarku yang terlalu serius akan marah."
   
 
<!--83-->
 
<!--83-->
"Teman sekamar yang lebih serius dari Ellis......"
+
"Seorang Teman sekamar yang lebih terlalu serius dari Ellis?..."
   
  +
begitu kasarnya pada Ellis, tapi dia tidak bisa membayangkannya sedikitpun.
Kamito tidak bisa bayangkan, jika Ellis saja seperti ini, bagaimana temannya?.
 
   
"Terus dimana dia sekarang?"
+
"Dimana teman sekamarmu ini sekarang?"
   
"Dia sedang keluar beberapa minggu ini setelah menerima tugas dari akademi, jika ia di sini sekarang, kau tidak akan bisa keluar hidup-hidup"
+
"Dia sedang keluar beberapa minggu ini karena sebuah tugas dari Akademi. Jika orang itu sekarang ada di tempat ini- kau mungkin tidak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup."
   
Ketika mengatakan sesuatu yang berbahaya, Ellis mengeluarkan bantal bersantai untuk Kamito.
+
Sambil mengatakan sesuatu yang berbahaya, Ellis meletakkan bantal di lantai sebagai tempat duduk untuk Kamito.
   
  +
"Anggaplah rumah sendiri, aku akan menyiapkan teh dan cemilan sekarang."
"Silahkan, biasakan dirimu selagi aku menghidangkan cemilan dan Teh"
 
   
"Ah..maaf merepotkan"
+
"Ah..maaf."
   
Ellis segera menyiapkan air panas dan daun Teh hitam berserta cemilannya.
+
Ellis segera merebus air panas, dan mengambil keluar daun Teh hitam dan cemilan.
   
Meskipun ia seorang Ojou-sama dan juga bangsawan, Ellis sangat bisa di andalkan dalam hal Domestic, bisa di bilang sejak Keluarga Fahrengart berlatar belakang militer,ia telah menerima pelatihan sedari awal dengan sangat ketat.
+
Meskipun seorang Ojou-sama dari sebuah keluarga bangsawan besar, dia sangat ahli dalam beberapa bidang. Karena keluarga Fahrengart adalah keturunan militer,dia mungkin telah menerima pelatihan ketat ketika dia masih muda.
   
"Ini lezat sekali, kau yang membuatnya Ellis?"
+
"Ini lezat. Ellis, kau yang membuatnya?"
   
"B-bisa kau katakan seperti itu, ini seperti Hobi"
+
"K-Kau bisa bilang begitu. Ini seperti Hobiku."
   
Ellis bersikap cangung dengan sedikit malu-malu.
+
Ellis bersikap cangung, terlihat dia sedikit malu-malu.
   
Ini adalah Sponge cake yang di taburi bubuk daun teh hitam di atasnya. Rasanya sedang saja sejak tidak terlalu manis.
+
Ini adalah sebuah Sponge cake yang ditaburi bubuk teh hitam di permukaannya.Ini mempunyai sebuah rasa yang sederhana karena manisnya yang sedikit.
   
Kamito tau Ellis memang pandai memasak, tapi tidak mengira ia bisa membuat sesuatu yang seperti ini.
+
Dia sudah tahu bahwa memasak adalah salah satu kelebihan utama Ellis, tapi ini mengejutkan bahwa dia bisa membuat hal lembut sedemikian rupa.
   
  +
"Santailah sejenak. Aku akan pergi membuat persiapan sekarang."
"Tunggu di sini sebentar, aku mau ambil sesuatu"
 
   
"Hn, ambil apa?"
+
"Hn, persiapan apa?"
   
 
<!--84-->
 
<!--84-->
Ketika Kamito terlihat ingin beranjak untuk mengikuti- Ellis menarik pedangnya.
+
Ketika Kamito bertanya- Ellis menarik pedangnya dari pinggangnya.
   
Dengan nada yang aneh Ellis berkata.
+
Dengan suara aneh terisi dengan intensitas,
   
  +
"Ini persiapan."
"Aku mau bersiap"
 
   
"B-b-baiklah...."
+
"A-Aku mengerti..."
   
Dengan pedang yang di acungkan ke lehernya Kamito mengaguk.
+
Dengan pedang yang tetap di acungkan ke belakang lehernya, Kamito mengangguk.
   
Ketika Ellis menghilang di balik pintu Kamito merasa lega mengeluarkan nafas.
+
Ketika Ellis menghilang di kamar sebelah dan Kamito jadi sendirian, dia sedikit menghela.
   
''Apa-apaan sih dia?...''
+
(...Apa itu tadi?)
   
Kamito meneguk teh yang di buat Ellis dan melihat sekitar interior ruangan.
+
Sambil dia menyesap teh hitam yang Ellis buat, dia melihat sekitar interrior kamar.
   
 
Ada seragam terlipat rapi dan piyama diatas tempat tidur.
 
Ada seragam terlipat rapi dan piyama diatas tempat tidur.
   
Ada teddy-bear cantik dan boneka kelinci mewah berbaris disamping mereka.
+
Ada teddy-bear lucu dan boneka kelinci mewah berderetan disampingnya.
   
''Mengejutkan, dia memiliki sisi kewanitaan..''
+
(Mengejutkan, dia memiliki sisi kewanitaan)
   
Ketika memikirkan hal semacam itu, ia mengubah arah pandangannya, lalu—
+
Ketika memikirkan hal semacam itu, dia mengubah arah pandangannya, lalu—
   
 
Secara tidak langsung, pandangannya terhenti diatas meja tulis.
 
Secara tidak langsung, pandangannya terhenti diatas meja tulis.
   
Sebuah bijih roh yang memancarkan cahaya redup, sudah berada di dekat meja.
+
Sebuah Kristal Spirit Objet D'art,yang memancarkan cahaya redup, ditempatkan di dekat meja.
   
''Itu—''
+
(Itu—)
   
Kamito mendekat, dan mengambil bijih itu ke tangannya.
+
Kamito mendekat, dan mengambilnya ke tangannya.
   
Didalam bijih roh transparan, berbagai bayangan muncul dan menghilang—.
+
Didalam kristal spirit transparan, berbagai setan muncul dan menghilang—.
   
“Bijih roh itu menyegel memori, huh?...
+
"Sebuah kristal spirit yang menyegel memori, huh?..."
   
  +
<!--85-->
Ini adalah suatu benda yang bisa mengurung kejadian didalam memori seseorang dengan memasang kekuatan suci kedalamnya.
 
  +
Ini adalah sebuah benda yang bisa mengurung kejadian didalam memori seseorang dengan memasukkan kekuatan hebat ke dalamnya.
   
Perempuan yang sama muncul berulang-ulang didalam bijih roh.
+
Penampakkan dari gadis yang sama telah berulang-ulang muncul beberapa kali didalam kristal spirit.
   
Rambut glamor nya berkibar dan dia memegang pedang setan hitam— penampilan seorang perempuan yang masih sangat muda.
+
Rambut glamor nya berkibas dan dia sedang memegang sebuah pedang setan hitam-memancar—penampilan seorang gadis yang masih sangat muda.
   
“…Eh, bukankah itu aku tiga tahun yang lalu?!
+
"...Eh, bukankah itu aku tiga tahun yang lalu?!"
   
 
Kamito tidak sengaja berteriak.
 
Kamito tidak sengaja berteriak.
   
Ya, orang yang tercermin disitu tidak salah lagi—
+
Ya, orang yang tercermin disitu tidak diragukan lagi—
   
 
Penampilan dari Penari Pedang terkuat, Ren Ashbell.
 
Penampilan dari Penari Pedang terkuat, Ren Ashbell.
   
''Aku ingat, dia pernah bilang bahwa dia mengagumi Ren Ashbell…''
+
(Itu mengingatkanku, dia pernah berkata bahwa dia mengagumi Ren Ashbell...)
   
Dia membuat desahan keras, lalu menaruh kembali bijih roh pengurung memori ke meja.
+
Dia menghela dengan berat, dia menaruh kembali bijih spirit penyegel-memori ke dalam meja.
   
Jika Kamito tidak memastikan bahwa jati dirinya tidak diketahui Ellis—
+
Jika Kamito tidak memastikan bahwa setidaknya identitas sebenarnya sama sekali tidak terungkap padanya—
   
Dia akan menghancurkan mimpi murni perempuan itu, yang mana ia tidak bisa memaksakannya.
+
Dia akan menghancurkan mimpi murni gadis itu, yang mana dia tidak bisa lakukan.
   
  +
(...Hn?)
''…Hn?''
 
   
Tiba-tiba, Kamito menyadari bahwa penampilan seorang gadis selain Ren Ashbell sedang diproyeksikan dalam bijih roh.
+
Tiba-tiba, Kamito menyadari bahwa penampakkan seorang gadis selain Ren Ashbell sedang diproyeksikan di dalam kristal spirit.
   
Dia memiliki rambut pirang mengkilap dan bercahaya. Dia adalah seorang gadis cantik, yang memiliki tampilan seperti es dingin.
+
Dia memiliki rambut pirang mengkilap dan bercahaya. Dia adalah seorang gadis cantik, yang kelihatannya bertampang-dingin.
   
Orang yang berdiri malu-malu di samping gadis itu mungkin Ellis ketika ia masih muda—
+
Orang yang berdiri malu-malu di samping gadis itu mungkin Ellis ketika dia masih muda—
   
''Aku memiliki ingatan gadis ini di suatu tempat ...''
+
(Aku memiliki ingatan gadis ini di suatu tempat)
   
 
Kamito meragukannya— pada saat itu.
 
Kamito meragukannya— pada saat itu.
   
  +
<!--86-->
“…M-Maaf, aku membuat mu menunggu.”
 
  +
"...A-Aku membuatmu menunggu."
   
Dia mendengar suara Ellis yang seolah akan hilang kapan saja dari belakang karena terlalu tipis.
+
Dia mendengar suara Ellis yang seolah hilang kapan saja dari belakang.
   
  +
"Ellis?"
“Ellis?”
 
   
 
Kamito berbalik—
 
Kamito berbalik—
   
  +
"..."
“…”
 
  +
Mulutnya ternganga.
 
  +
Mulutnya terbuka.
   
 
Disana ada seorang maid.
 
Disana ada seorang maid.
   
  +
"...?"
“…?”
 
   
Setelah Kamito menggosok mata, ia membuka matanya lagi.
+
Setelah Kamito menggosok matanya, dia membuka matanya lagi.
   
…Ya, itu adalah seorang maid.
+
…Ya, pasti itu adalah seorang maid.
   
[[File:STnBD V03 006-007.jpg|300x200px|right|Dia memakai seragam maid berwarna biru gelap rapi cocok dengan celemek putih, dan rok panjang yang indah dengan hiasan. Dan kemudian, dia memakai penutup kepala, yang diletakkan di kepalanya.]]
+
[[File:STnBD V03 006-007.jpg|300x200px|right|Dia memakai seragam maid berwarna biru gelap rapi berpasangan dengan celemek putih, dan rok panjang yang indah dengan hiasan. Dan kemudian, dia memakai hiasan kepala, yang diletakkan di kepalanya.]]
   
Dia memakai seragam maid berwarna biru gelap rapi cocok dengan celemek putih, dan rok panjang yang indah dengan hiasan.
+
Dia memakai seragam maid berwarna biru gelap rapi berpasangan dengan celemek putih, dan rok panjang yang indah dengan hiasan.
   
Dan kemudian, dia memakai penutup kepala, yang diletakkan di kepalanya.
+
Dan kemudian, dia memakai hiasan kepala, yang diletakkan di kepalanya.
   
 
Itu Ellis dalam pakaian maid lengkap.
 
Itu Ellis dalam pakaian maid lengkap.
   
“K-Kau, apa itu…”
+
"K-Kau, apa itu..."
   
 
Kamito menelan ludahnya, dan—
 
Kamito menelan ludahnya, dan—
   
“A-Aku menjadi maid eksklusifmu dari sekarang… B-Bagaimana?
+
"A-Aku menjadi maid eksklusif-bergunamu dari sekarang. ...A-Apakah itu tidak apa-apa?"
   
Ellis, yang wajahnya berubah menjadi merah cerah, memegang ujung rok panjangnya dan membungkuk.
+
Ellis, yang wajahnya berubah menjadi merah menyala, memegang ujung rok panjangnya dan membungkuk.
   
Di bagian bawah rok Ellis, Kamito melihat sekilas sebuah pengikat stoking hitam.
+
Di bagian bawah-belakangnya rok Ellis, Kamito melihat sekilas pada sebuah ikatan sabuk hitam.
   
  +
<!--87-->
“Ap—"
 
  +
"Ap—"
   
Kamito terkejut dan menutupi matanya dengan kedua tangan dengan gugup.
+
Kamito terkejut dan menutupi matanya dengan kedua tangan sambil kebingungan.
   
“J-Jangan lihat-lihat… Ini memalukan.
+
"J-Jangan lihat-lihat... Ini memalukan."
   
Wajah Ellis semakin memerah, dan dia mengusap lututnya dengan malu-malu.
+
Wajah Ellis semakin memerah, dan dia mengusap lututnya bersamaan dengan malu-malu.
   
Karena dia tidak mengenakan baju besi nya, payudara nya yang besar terlihat lebih bergoyang dari biasanya.
+
Karena dia tidak mengenakan baju besi nya, payudaranya yang besar terlihat lebih kelihatan dari biasanya.
   
 
Kamito kehilangan kata-katanya—
 
Kamito kehilangan kata-katanya—
Line 259: Line 264:
 
Ellis berbisik dengan ekspresi yang tampaknya gelisah.
 
Ellis berbisik dengan ekspresi yang tampaknya gelisah.
   
"S-Seperti yang kupikir, jenis pakaian ini... tidak cocok untukku?
+
"S-Seperti yang kupikir, jenis pakaian ini... tidak cocok untukku?"
   
“Tidak… err, bukan itu.
+
"Tidak...err, bukan itu."
   
Kamito berkata sembari ia mengalihkan pandangan matanya.
+
Kamito berkata sambil dia memalingkan pandangan matanya.
   
…Atau lebih tepatnya, Ellis manis. Sangat manis.
+
...Atau lebih tepatnya, dia manis. Sangat manis.
   
Tidak, setiap saat Ellis memang manis tapi—
+
Tidak, bahkan setiap saat Ellis memang pasti manis tapi—
   
Kamito tidak berfikiran jika Ellis mengenakan seragam maid bisa membuatnya menarik.
+
Dia tidak berpikir bahwa Ellis yang mengenakan seragam maid begitu menggoda.
   
Tapi, selain itu, Kamito sangat terkejut.
+
Bagaimanapun, selain itu, Kamito lebih kebingungan.
   
“…M-Mengapa seragam maid?
+
"...M-Mengapa seragam maid?"
   
“I-Ini adalah keikhlasan dariku…”
+
"In-Ini adalah sebuah tindakan ketulusan dariku..."
   
  +
"Ketulusan?"
“Keikhlasan?”
 
   
Kamito bertanya kembali kepada Ellis yang sedang bergumam dengan malu.
+
Kamito bertanya kembali kepada Ellis yang tampaknya sedang bergumam dengan malu.
   
  +
<!--88-->
Seragam maid adalah keikhlasan… Dia tidak mengerti maksudnya.
 
  +
Seragam maid adalah suatu tindakan dari ketulusan... Dia tidak mengerti maksudnya.
   
Ellis melipat tangannya dan melotot tajam kearah Kamito dengan mata cokelat kemerahannya.
+
Ellis melipat tangannya dan melotot tajam kearah Kamito dengan mata cokelat kemerahannya.
   
“I-Ini tentang misi kemarin. Sebagai kebiasaan dari Ksatria Syphid, aku berfikir kalau aku harus berterima kasih untuk bantuanmu diwaktu itu… I-Ini hanya sebagai kebiasaan dari Ksatria Syphid!
+
"I-Ini tentang misi hari lainnya. Sebagai representatif dari Ksatria Syphid, aku telah berfikir kalau aku harus berterima kasih untuk bantuanmu diwaktu itu... I-Ini hanya sebagai representatif dari Ksatria Syphid!"
   
“Tidak, aku sudah katakan aku tidak butuh sesuatu seperti terima kasih. Itu wajar untuk membantu teman sendiri.
+
"Tidak, aku sudah katakan aku tidak butuh sesuatu seperti terima kasih. Itu wajar untuk membantu teman sendiri."
   
 
Kamito mengatakannya—
 
Kamito mengatakannya—
   
“Kalau begitu, aku tidak bisa tenang. Ap-Apa yang harus kulakukan agar kau menerima terima kasihku… Aku sudah khawatir diminggu ini.
+
"Kalau begitu, aku tidak bisa tenang. Ap-Apa yang harus kulakukan agar kau menerima terima kasihku... Aku sudah khawatir selama minggu ini."
   
“… Kenapa keluarnya adalah seragam maid?
+
"...Kenapa balasannya adalah seragam maid?"
   
“Umm, aku meminta saran kepada teman setimku Rakka dan Rieshia, mereka berkata kepadaku kalau yang terbaik adalah kalau aku memakai pakaian ini untuk menunjukkan keikhlasanku padamu. Bagaimanapun juga, kau orang gila, yang bisa gelisah dengan melihat penampilan ini. Diawal, aku juga punya masalah dengan ini, tapi aku mengabdikan seluruh badan dan jiwa untuk menunjukkan terima kasihku karena berhutang budi sebagai anggota dari keluarga Fahrengart ku."
+
"Umm, saat mengkonsultasikan kawan reguku Rakka dan Rieshia, mereka berkata kepadaku kalau yang terbaik adalah kalau aku memakai pakaian ini untuk menunjukkan ketulusanku padamu. Lagipula, kau orang gila, yang takjub dengan melihat penampilan begitu. Pa-Pada mulanya, aku juga punya masalah dengan ini, tapi aku mencurahkan seluruh badan dan jiwa untuk menunjukkan terima kasihku ke seseorang yang aku berhutang budi padanya adalah aturan rumah tangga dari keluarga Fahrengart ku."
   
“Mengapa mereka berdua, mengajarkan sesuatu yang tidak berharga…”
+
"Mengapa mereka berdua, mengajarkan sesuatu yang tidak berguna..."
   
Wajah Kamito tersentak… Singkatnya, Ellis sudah tertipu oleh mereka berdua.
+
Wajah Kamito tersentak... Singkatnya, Ellis sudah tertipu oleh mereka berdua.
   
“Ellis, jangan salah paham. Aku bukan orang gila yang tertarik dengan seragam maid.
+
"Ellis, jangan salah paham. Aku bukan orang gila yang tertarik dengan seragam maid."
   
 
Kamito berusaha menyelesaikan kesalahpahaman, tapi—
 
Kamito berusaha menyelesaikan kesalahpahaman, tapi—
   
“… A-Apa? Artinya—“
+
"... Ap-Apa? Artinya—"
   
  +
<!--89-->
Sepertinya Ellis mengartikannya dengan arti yang berbeda.
 
  +
Tampaknya Ellis mengartikannya dalam arti yang berbeda.
   
“… Melakukan itu, maksudmu itu?
+
"... Melakukan itu, maksudmu itu?"
   
  +
"Huh?"
“Huh?”
 
   
“Y-Yang kau maksud menyuruhku memakai pakaian yang lebih seksi, kan?
+
"Y-'''Yang kau maksud menyuruhku memakai pakaian yang lebih seksi, kan'''?!"
   
“Apa yang kau katakan!
+
"Apa yang kau katakan!"
   
“Kuu, dasar raja mesum sialan…!
+
"Kuu, dasar raja mesum sialan...!"
   
“Sebutan raja mesum sudah dipakai oleh penduduk kota!?
+
"Penggunaan-hak raja mesum sudah dipakai oleh penduduk kota!?"
   
“Aku tidak akan menyerah untuk melakukan permintaan yang lancang!
+
"Aku sama sekali tidak terima untuk melakukan permintaan yang lancang!"
   
Ellis mengeluarkan pedang dari pinggangnya dan dengan cepat menusuknya ke belakang leher Kamito.
+
Ellis mengeluarkan pedang dari pinggangnya dan dengan cepat menodongnya ke belakang leher Kamito.
   
Itu terlihat kalau dia tidak akan kehilangan kemampuannya sebagai ksatria walaupun dia menjadi maid… itu sudah jelas.
+
Tampaknya dia tidak kehilangan kemampuannya sebagai ksatria walaupun dia menjadi maid. ...itu sudah jelas.
   
“A-Aku mengerti , itu sangat cocok bagimu, seragam maid yang terbaik, seragam maid horayy!
+
"A-Aku mengerti, itu sangat cocok bagimu, seragam maid yang terbaik, seragam maid horayy!"
   
“… Hmm, itu sudah cukup.
+
"... Hmm, itu sudah cukup."
   
Saat Ellis menusukkan lagi ujung dari pedangnya sebelum mengenai belakang lehernya—
+
Sambil Ellis menodongkan lagi ujung dari pedangnya tepat pada belakang leher Kamito—
   
“Ayo, Kamito, kau bisa menyuruhku melakukan apapun yang kau mau!
+
"Ayo, Kamito, kau bisa menyuruhku melakukan apapun yang kau mau!"
   
“Kau adalah maid cantik yang sombong… Kalau begitu, Ellis, apa yang kau bisa?
+
"Kau adalah maid cantik yang bangga... Baiklah kalau begitu, Ellis, apa yang bisa kau lakukan?"
   
“Aku spesialis dalam menusukkan tombak.
+
"Spesialisasiku adalah dalam mengayunkan sebuah tombak."
   
“Maid macam apa kau…?
+
"Maid macam apa kau...?"
   
“Aku juga bisa menggunakan satu pedang, tapi kahlianku adalah menggunakan tombak.
+
"Aku juga bisa menggunakan sebuah pedang, tapi keahlianku adalah menggunakan tombak."
   
  +
<!--90-->
 
Dengan bangga Ellis membusungkan dadanya.
 
Dengan bangga Ellis membusungkan dadanya.
   
“Apa kau tidak punya kemampuan selain kemampuan berbahaya?
+
"Apa kau tidak punya apapun selain kemampuan berbahaya?"
   
“Memasak mungkin spesialisku.
+
"Memasak adalah spesialisku."
   
“Ahh, aku tahu. Jadi, bisakah aku membuat sebuah permintaan?
+
"Ahh, aku tahu. Jadi, bisakah aku membuat sebuah permintaan?"
   
“Tentu saja. Apa yang kau mau?
+
"Tentu saja. Apa yang kau mau?"
   
“Mari kita lihat. Aku punya makan malam nanti, jadi aku mau makanan ringan dan bisa digenggam.
+
"Mari kita lihat... Aku juga makan malam nanti, jadi aku mau yang ringan dan bisa digenggam."
   
“Aku mengerti. Terus terang, aku sudah berfikir apa yang terjadi jika kau mengatakan body sushi<ref>Nyotaimori (Dalam kanji: 女体盛り, "Persembahan tubuh wanita"),sering diistilahkan sebagai "body sushi", adalah latihan menghidangkan sushi dari balik tubuh wanita</ref>, tapi—“
+
"Aku mengerti. Terus terang, aku sudah berfikir apa yang terjadi jika kau mengatakan body sushi<ref>Nyotaimori (Jepang: 女体盛り, "Penyajian tubuh wanita"),sering disebut sebagai "body sushi", adalah latihan menghidangkan sashimi atau sushi dari tubuh seorang wanita</ref> tapi—"
   
“… Mengapa kau.
+
"... Mengapa kau."
   
Kamito menggeram dengan tatapan tajam—
+
Kamito mengerang dengan ekspresi datar—
   
Tiba-tiba, ia mencoba bertanya sebuah pendapat yang datang dari pikirannya.
+
Tiba-tiba, ia mencoba bertanya sebuah pendapat yang melintasi pikirannya.
   
“Ngomong-ngomong, maksudnya kau akan melakukannya asalkan aku memintannya?
+
"Ngomong-ngomong, apakah ini maksudnya kau akan melakukannya jika aku memintanya?"
   
“K-Kau, kurang ajar!
+
"K-Kau orang yang kurang ajar!"
   
Disaat yang bersamaan, pedang tersembunyi, yang tadi Ellis longgarkan, dikencangkan lagi di bawah rambut Kamito.
+
Disaat yang bersamaan, pedang tersembunyi, yang Ellis longgarkan, memotong rambut depan Kamito.
   
   
   
“… B-Bagaimana rasanya, Tuan?”
 
   
  +
"... B-Bagaimana rasanya, '''Tuan'''?"
Hanya seperti itu—
 
   
  +
Seperti itulah—
Itu berakhir dengan Ellis menyiapkan makanan untuk Kamito.
 
   
  +
Berakhir dengan Ellis menyiapkan makanan untuk Kamito.
Seperti yang diharapkan dari yang telah dilatih demi pria yang akan menikah dengannya di masa depan, dari memasak makanan, keahliannya sangat baik. ... Dia adalah jenis orang yang sebagai incaran seorang laki-laki yang ingin ojou-sama kucing liar tertentu untuk mengikutinya.
 
   
  +
Seperti yang diharapkan dari yang telah dilatih demi pria yang akan menikah dengannya di masa depan, dari memasak sampai menyusun makanan, keahliannya sangat baik. ... Dia adalah seseorang yang baik yang mana contohnya dia ingin pasti kucing neraka ojou-sama untuk mengikutinya.
Bagaimanapun—
 
   
  +
Namun—
“Tolong, jangan panggil aku seperti itu.”
 
  +
  +
"...Aku berhutang padamu. Jangan panggil aku seperti itu."
   
Kamito mengeluh dengan ekspresi datar.
+
Kamito mengerang dengan ekspresi datar.
   
“Um, meskipun begitu, mereka berdua berkata bahwa ini cara resmi untuk memanggil.
+
"Um, meskipun begitu, mereka berdua berkata bahwa ini cara resmi untuk memanggilmu."
   
“Bukan, kau sudah tertipu, kau tahu?
+
"Bukan, kau sudah tertipu, kau tahu?"
   
Kamito menggerutu sambil mengunyah sepotongan daging keju seukuran mulut.
+
Kamito menggerutu sambil mengunyah sebuah potongan keju seukuran mulut.
   
Adonannya renyah yang menggunakan tepung terigu kelas satu. Keju kelas tertinggi, yang ditempatkan di antara daging, rasanya lezat dan seperti meleleh di atas lidahnya.
+
Adonannya renyah yang menggunakan tepung terigu kelas satu. Keju kelas tertinggi, yang ditempatkan di antara daging, rasanya lezat saat meleleh di atas lidahnya.
   
... Lezat. Lezat secara umum.
+
"... Lezat. Lezat secara normal."
   
“Mm, itu normal?...
+
"Mm, itu normal?..."
   
 
Ellis cemberut, terlihat sedang frustasi.
 
Ellis cemberut, terlihat sedang frustasi.
   
“Aku memujimu. Ini susah untuk membuat sesuatu yang normal dan lezat secara umum.
+
"Aku memujimu. Ini susah untuk membuat sesuatu yang normal dan lezat secara normal."
   
“A-Apa iya...!
+
"B-Begitukah...!"
   
 
Ellis tersipu malu dengan mengencangkan dadanya.
 
Ellis tersipu malu dengan mengencangkan dadanya.
   
“Ellis akan menjadi pengantin yang baik.
+
"Ellis akan menjadi pengantin yang baik."
   
...! Ap-Apa yang kau katakan!
+
"...! Ap-Apa yang kau katakan!"
   
-*Bishuu!
+
<nowiki>*</nowiki>Bishuu!*
   
  +
<!--92-->
Dia menusukkan garpu ke daging keju sebelum Kamito.
 
  +
Dia menusukkan garpu bertempelkan potongan sebuah keju pada Kamito.
   
  +
"Ap-Apa yang tiba-tiba kau lakukan!"
“Ke-Kenapa begitu!”
 
   
“Hmm, ini karena kau mengatakan sesuatu yang aneh!
+
"Hmm, ini karena kau mengatakan sesuatu yang aneh!"
   
Ellis melotot kearah Kamito.
+
Ellis menatap dengan tegang pada Kamito.
   
Lalu—
+
Dan Lalu—
   
“… Buka mulutmu.
+
"... Buka mulutmu."
   
  +
"Huh?"
“Huh?”
 
   
 
Kamito bertanya balik—
 
Kamito bertanya balik—
   
-*Bishuu, bishuu!*
+
<nowiki>*</nowiki>Bishuu, bishuu!*
   
 
Tusukan berkecepatan dewa terlepas sekali lagi.
 
Tusukan berkecepatan dewa terlepas sekali lagi.
   
  +
"Owha!?"
“Owa!?”
 
   
“Jangan menghindar! Aku mencoba menyuapimu—“
+
"Jangan menghindar! Aku mencoba menyuapimu—"
   
“Mencoba menyuapiku… Kenapa!?
+
"Mencoba menyuapiku... Kenapa!?"
   
“Aku mendengar jika itu adalah tugas seorang maid. Ayo, cepat… bilang ‘Ahh’!
+
"Aku mendengar jika itu adalah tugas seorang maid. Ayo, cepat... bilang ‘Ahh’!"
   
Ellis menusukkan garpu dengan kecepatan dewa, sebelum mengenai Kamito.
+
Ellis menusukkan garpu dengan kecepatan dewa pada Kamito.
   
Ellis pernah berkata jika menusuk adalah keahliannya, seperti dugaan, bahkan untuk Kamito, itu membutuhkan semua keberuntungannya untuk menghindar.
+
Dia pernah berkata bahwa menusuk adalah keahliannya, seperti yang diduga, bahkan untuk Kamito, itu membutuhkan seluruh kekuatan untuk menghindar.
   
Eh, latihan macam apa ini?!
+
...Eh, latihan macam apa ini?!
   
“Ini berbahaya, kau hampir menusuk mataku!
+
"Ini berbahaya, kau hampir menusuk mataku!"
   
  +
<!--93-->
“Hmm, itu karena kau menghindar. Jangan menghindar!”
 
  +
"Hmm, itu karena kau menghindar. Jangan kabur!"
   
 
—*Hamuu*.
 
—*Hamuu*.
Line 453: Line 464:
 
Akhirnya, garpu itu didorong kemulut Kamito.
 
Akhirnya, garpu itu didorong kemulut Kamito.
   
-*Mogumogumogu*.
+
<nowiki>*</nowiki>Mogumogumogu*.
   
“B-Bagaimana?
+
"B-Bagaimana?"
   
  +
"... Lezat."
“… Enak.”
 
   
 
Kamito menjawab dengan jujur—
 
Kamito menjawab dengan jujur—
   
“B-Baiklah, satu suapan lagi…”
+
"B-Baiklah, satu suapan lagi..."
   
Lalu dia menggerakkan garpu dengan lembut kemulut Kamito.
+
Kali ini dia dengan lembut menggerakkan garpu kemulutnya.
   
-*Hamuu*.
+
<nowiki>*</nowiki>Hamuu*.
   
“B-Bagaimana dengan yang ini?
+
"B-Bagaimana dengan yang ini?"
 
“… Ahh, enak.”
 
 
Kamito mengangguk sekali lagi, Ellis tertawa ringan seperti sedang senang.
 
 
''... Hmm. Ini, sedikit memalukan.''
 
   
  +
"... Ahh, lezat."
   
  +
Saat mengangguk sekali lagi, Ellis sedikit terkikih-kikih, seperti sedang senang.
   
  +
(... Hmm. Ini, seperti yang diduga, sedikit memalukan.)
   
 
===Bagian 3===
 
===Bagian 3===
   
Setelah ia selesai memakan masakan Ellis, hari sudah gelap.
+
Pada saat dia telah selesai memakan masakan Ellis, diluar sudah berubah menjadi gelap gulita.
   
  +
<!--94-->
Sekarang adalah saat dia membuat makan malam untuk Claire dan lainnya, yang sudah menunggu di asrama.
 
  +
Ini sudah saatnya dia membuatkan makan malam untuk Claire dan lainnya, yang sedang menunggu di asrama.
   
Ketika Kamito memberitahukan kepada Ellis tentang hal itu… Dia membuat wajah sedikit kecewa.
+
Ketika Kamito memberitahukan kepada Ellis tentang masalah itu... Dia berwajah sedikit kecewa.
   
Setelah membantu Ellis membereskan meja, Kamito dan Ellis yang sudah berganti seragam, keluar dari asrama.
+
Setelah membantu Ellis membereskan peralatan makan minum, Kamito dan Ellis, yang berganti ke seragamnya, pergi keluar dari asrama.
   
Saat Ellis melepaskan seragam maidnya, dia tiba-tiba terlihat malu dengan tindakannya tadi, jadi ketika dia berjalan di jalan setapak yang bersinar karena sinar bulan, dia memeluk kepalanya kebawah sepanjang waktu.
+
Saat Ellis melepaskan seragam maidnya, dia tiba-tiba terlihat malu dengan tindakannya tadi, lalu saat dia berjalan di tempat disinari cahaya bulan, dia menundukkan kepalanya kebawah sepanjang waktu.
   
Sama sepertinya, Kamito juga malu.
+
...Tentu saja, Sama sepertinya, Kamito juga malu.
   
“Aku minta maaf karena terlalu lama tinggal. Masakanmu enak.
+
"Aku minta maaf karena terlalu lama tinggal. Masakanmu enak."
   
“Iya, aku senang karena bisa menyampaikan terima kasihku seluruhnya. Karena mungkin hari ini adalah kesempatan terakhir aku bisa mengajakmu ke kamarku.
+
"Iya, aku senang karena aku bisa menyampaikan terima kasihku sebagaimana mestinya. Karena mungkin hari ini adalah kesempatan terakhir aku bisa mengundangmu ke kamarku."
   
  +
"Apa maksudmu?"
“Apa yang kau maksud?”
 
   
“Itu tentang teman sekamar yang pernah kukatakan. Dia akan menyelesaikan misinya dan kembali sesegera mungkin.
+
"Ini tentang teman sekamar yang baru saja kubicarakan. Dia akan menyelesaikan misinya dan segera kembali."
   
“Apa teman sekamarmu menakutkan?
+
"Apa teman sekamarmu semengerikan itu?"
   
Setelah mengatakannya, ekspresi Ellis agak murung.
+
Saat mengatakannya, ekspresi Ellis sedikit murung.
   
“Velsaria Eva Fahrengart— Dia adalah kakak tiriku, sejak dua tahun lalu. Dia juga kapten utama Ksatria Sylphid.
+
"Velsaria Eva Fahrengart— Dia adalah kakak tiri tertuaku, sejak dua tahun lalu. Dia juga mantan kapten Ksatria Sylphid."
   
  +
"Velsaria..."
“Velsaria…”
 
   
Kamito terkejut. Nama itu, jika tidak salah, apa yang Claire sudah katakan—
+
Kamito terkejut. Nama itu, jika dia tidak salah, apa yang Claire bicarakan adalah—
   
“Pengontrak roh terkuat di akademi… Apa dia kakakmu, Ellis!?
+
"Elementalist akademi terkuat... Apa sebenarnya kakakmu, Ellis!?"
   
  +
<!--95-->
“Ya, tapi kami tidak berhubungan darah. Dulu dia juga calon sebagai dua belas pemimpin ksatria, tapi— setelah kalah dari Ren Ashbell di pertandingan pertama Blade Dance tiga tahun lalu, semuanya pun lenyap.”
 
  +
"Ya, ini tidak seperti kami berhubungan darah. Dulu dia juga diharapkan untuk menjadi seorang kandidat {{Furigana|'''Dua belas Komandan Ksatria'''|'''Nomor'''|margin=12}} masa depan, tapi— setelah dia dikalahkan oleh Ren Ashbell itu di pertandingan pertama pada Penari Pedang tiga tahun lalu, cerita itu juga menghilang."
   
  +
"...!?"
“…!?”
 
   
“Ada apa? Kau tahu tentang kakak ku?
+
"Ada apa? Kau tahu tentang kakak ku?"
   
“… T-Tidak, tidak tahu.
+
"... T-Tidak, tidak ada."
   
Kamito menggoyangkan kepalanya kebingungan.
+
Kamito menggoyangkan kepalanya sambil kebingungan.
   
''… Aku tahu, tidak aneh kalau aku ingat sudah pernah mendengar nama itu sebelumnya.''
+
(...Aku tahu, tidak heran aku ingat sudah pernah mendengar nama itu sebelumnya.)
   
—Dia mengingat-ingat. Dia adalah lawan pertama di pertandingan pertama dari Blade Dance tiga tahun lalu.
+
—Dia mengingat. Dia adalah lawan pertama di pertandingan pertama dari Blade Dance tiga tahun lalu.
   
Dia adalah perempuan dengan wajah dingin yang cantik dan rambut pirang yang indah.
+
Dia adalah seorang gadis dengan wajah cantik yang dingin dan rambut pirang yang indah.
   
“… Kakakku seperti orang itu, seorang yang mewakili gambar dari ksatria yang kuanggap ideal.
+
"... Kakakku adalah seseorang yang mirip dengan gambaran Ksatria yang ku idealkan."
   
 
Ellis menghembuskan nafas putih sambil dia bergumam.
 
Ellis menghembuskan nafas putih sambil dia bergumam.
   
“Walaupun begitu, sekarang orang itu—“
+
"Bagaimanapun, sekarang orang itu—"
  +
  +
Bergumam seperti bicara sendiri— Ellis menghentikan langkahnya disana.
   
  +
Mereka telah sampai di depan gerbang Asrama Kelas Raven.
Bergumam seperti bicara sendiri— Ellis menghentikan langkahnya.
 
   
Kamito memandang jauh, dan jendela kamar Claire sudah menyala.
+
Kamito mendongak, dan jendela kamar Claire telah menyala.
   
“Ellis, terima kasih untuk hari ini. Jadi, sampai jumpa besok.
+
"Ellis, terima kasih untuk hari ini. Baiklah kalau begitu, sampai jumpa besok."
   
“Ah-Ahh, tunggu—“
+
"Ah-Ahh, tunggu—"
   
  +
<!--96-->
Kamito melambaikan tanganya dan berjalan benuju asrama.
 
  +
Kamito melambaikan tangannya dan berjalan menuju asrama.
   
Pada saat itu, ketika dia baru berjalan beberapa saat menuju bangunan asrama.
+
Pada saat itu, ketika dia berjalan untuk sementara waktu ditempat menuju bangunan asrama.
   
“…Ka-Kamito!
+
"...Ka-Kamito!"
   
Ellis memanggil Kamito dari belakang agar berhenti.
+
Ellis memanggil Kamito dari belakang agar berhenti dari belakang.
   
Itu tidak seperti suara dinginnya yang biasa, melainkan seperti teriakan memaksa.
+
Itu tidak seperti suara dinginnya yang biasa, suara itu seperti teriakan darurat.
   
“…” Ellis?
+
"...Ellis?"
   
 
Kamito berbalik—
 
Kamito berbalik—
   
  +
"Ah..."
“Ah…”
 
   
 
Ellis melebarkan matanya dan terkejut.
 
Ellis melebarkan matanya dan terkejut.
   
Kenapa dia menunjukkan ekspresi itu— bagaikan dia tidak mengerti mengapa dia memanggil Kamito.
+
Kenapa dia menunjukkan ekspresi itu— bahkan dia tidak mengerti mengapa dia memanggilnya.
   
“Ada apa?
+
"Ada apa?"
   
  +
"Tidak, err..."
“Tidak, err…”
 
   
  +
"Um?"
“Um?”
 
   
Kamito menjadi risau dan mendekat—
+
Kamito menjadi kasihan dan mendekat—
   
  +
"...!"
“…!”
 
   
Ellis— ketika dia bertekad untuk sesuatu yang penting— dia menarik nafas yang dalam.
+
Ellis -seolah-olah dia membuat sebuah resolusi untuk sesuatu yang penting- dia mengambil nafas dalam-dalam.
   
“Sebenarnya aku ingin meminta pertolongan kepadamu, tapi…”
+
"Sebenarnya aku ingin meminta padamu, tapi..."
   
  +
"Keinginan?"
“Pertolongan?”
 
   
  +
<!--97-->
 
Kamito mengerutkan keningnya dan bertanya balik.
 
Kamito mengerutkan keningnya dan bertanya balik.
   
Yang ia pikirkan adalah— kejadian sebelum dia menerima misi di Kota Pertambangan dua minggu yang lalu.
+
Apa yang terlintas dipikirannya adalah- kejadian sebelum dia menerima misi di Kota Penambangan dua minggu lalu.
   
Ellis mencoba untuk mengajak Kamito masuk kedalam timnya.
+
Ellis mencoba untuk mengajak Kamito kedalam timnya.
   
Kamito, yang sudah bertim dengan Claire, menolaknya, tapi sekarang kedua temannya menjadi tidak bisa mengikuti pertarungan, dia mungkin mencoba untuk mengajaknya sekali lagi.
+
Kamito, yang sudah bergabung sebuah tim dengan Claire, dengan jelas menolaknya, tapi sekarang kedua temannya menjadi tidak bisa berpartisipasi dalam kedudukan perang, dia mungkin mencoba untuk mengajaknya sekali lagi.
   
Ketika Kamito menggaruk kepalanya karena gelisah, dia menggelengkan kepalanya.
+
Ketika Kamito menggaruk kepalanya sambil gelisah, dia menggelengkan kepalanya.
   
“Ellis, maaf, tapi aku tidak bisa ikut di…”
+
"Ellis, maaf, tapi aku tidak bisa bergabung di..."
   
“B-Bukan soal itu!
+
"Bu-Bukan itu!"
   
Wajah Ellis memerah ketika dia berteriak… Sepertinya Kamito salah mengartikannya.
+
Wajah Ellis memerah saat dia berteriak... Tampaknya dia salah menyimpulkannya.
   
  +
"Lalu..."
“Lalu…”
 
   
“Kamito, err… Maukah kau bergabung dengan Ksatria Sylphid?
+
"Kamito, err... Maukah kau bergabung dengan Ksatria Sylphid?"
   
  +
"Ksatria?"
“Ksatria?”
 
   
Dengan spontan Kamito bertanya balik tentang kata yang tak terduga tersebut.
+
Dengan spontan Kamito bertanya balik dengan kata-kata yang tak terduga tersebut.
   
Ksatria Sylphid— Organisasi elit sekolah yang melindungi kepentingan publik dan moral di akademi.
+
Ksatria Sylphid— Sebuah organisasi elit murid yang melindungi ketertiban umum dan moral akademi.
   
  +
(Bagiku untuk bergabung... Apa maksudnya ini?)
'' Aku bergabung… Apa yang dia maksud?''
 
   
Ellis menatap Kamito dengan kikuk.
+
Ellis menatap Kamito dengan canggung.
   
“Err… Itu hanya sampai teman ku kembali, aku ingin kau membantu Ksatria.
+
"Err... Ini hanya sampai temanku kembali, aku ingin kau membantu para Ksatria."
   
Kamito teringat sesuatu yang dia katakana kepada Ellis pada pelajaran tambahan pagi hari ini.
+
Kamito teringat sesuatu yang dia bicarakan pada Ellis sewaktu pelajaran tambahan pagi hari ini.
   
  +
<!--98-->
Sebagai hasil dari serangan di hari kemarin, termasuk dua teman setim Ellis, tujuh ksatria terpaksa menarik mereka dari
 
keanggotaan Ksatria Sylphid, karena kehilangan tiga anggotanya, sekarang keadaanya tidak bekerja dengan normal.
+
Sebagai hasil dari serangan kemarin, termasuk dua rekan Ellis, tujuh ksatria terpaksa mundur dari Ksatria Sylphid. Ksatria Sylphid, yang telah kehilangan tiga anggotanya, sekarang dalam keadaan tidak berfungsi dengan normal.
   
Memang, karena seorang kenalannya dan juga seorang yang memiliki kemampuan sebagai kontraktor roh seperti Ellis, Kamito bisa mamahami alasan perempuan itu mengajaknya.
+
Tentu, sebagai seorang kenalan dan juga selain orang yang memiliki kemampuan sebagai seorang elementalist dia juga mengerti, Kamito bisa mamahami alasan dia ingin mengajaknya.
   
“Tentu saja aku mengatakannya tidak gratis. Sebagai seorang Ksatria, kau harus membayar sebagian gajimu.
+
"Tentu saja, aku tidak mengatakannya secara gratis. Sebagai seorang anggota Ksatria, kau akan dibayar sebagaimana mestinya."
   
“… Kenapa harus? Jika kau menarik anggota baru, bukankah tidak akan ada perempuan yang tertarik?
+
"... Kenapa aku? Jika kau mengatur perekrutan, bukankah akan ada perempuan yang tertarik?"
   
“Kita menarik anggota baru, tapi praktis tidak ada yang mendaftar. Kita sudah mengumpulkan orang selama periode kedatangan murid baru, tapi— walaupun begitu, lebih dari separuhnya langsung mengundurkan diri.
+
"Kita mengadakan rekrutmen, tapi hampir tidak ada yang mendaftar. Kami telah mengumpulkan orang-orang selama periode kedatangan murid baru, tapi— meskipun begitu, lebih dari separuhnya langsung mengundurkan diri."
   
  +
"Begitukah..."
“Begitukah…”
 
   
Sepertinya mereka berfikir kalau pekerjaan Ksatria Sylphid itu sangat berat. Sebagai yang paling mendapatkan banyak bahaya dan pelindung publik dan moral akademi, kadang ada kejadian di mana mereka mendapatkan permusuhan dari murid akademi yang lainnya.
+
Tampaknya bahwa pekerjaan Ksatria Sylphid adalah sesuatu yang lebih besar dari pada yang mereka bayangkan. Pada puncak bahaya, dan pada puncak disebut-demikian pekerjaan menjaga moral publik akademi, juga kemungkinan ada kasus dimana mereka terlihat bermusuhan dari murid akademi lain.
   
“Lebih-lebih, karena serangan di hari kemarin, kepercayaan terhadap Ksatria semakin berkurang. Walaupun kami mampu menyelamatkan semua korban, tetap saja, kami tidak mampu menangkap penyerangnya.
+
"Ditambah lagi, karena insiden serangan kemarin, kepercayaan terhadap Ksatria telah semakin jatuh. Walaupun kami menyelamatkan semua korban, pada akhirnya, kami tidak mampu menangkap penyerangnya."
   
 
Ellis menggigit bibirnya seperti terganggu.
 
Ellis menggigit bibirnya seperti terganggu.
   
“Aku yang digunakan untuk misi penangkapan Jio Inzagi menggunakan rencana yang berbeda dengan Ksatria, tapi—hasilnya kami kesulitan. Jika kau tidak menolong kami diwaktu itu, mungkin kami sudah musnah.
+
"Aku menjalankan misi penangkapan Jio Inzagi dengan rencana membalikkan pendapat tersebut pada Ksatria tapi— hasilnya menyedihkan. Jika kau tidak menolong pada waktu itu, kami pasti akan dimusnahkan."
   
Pupil coklat kemerahannya menjadi basah dan agak gemetar.
+
Pupil coklat kemerahannya menjadi basah dan sedikit gemetar.
   
  +
<!--99-->
Tidak diragukan, Ellis bertahan dari semua kritik kepada Ksatria selama ini.
 
  +
Tanpa diragukan lagi, Ellis bertahan dari suara kritikan pada Ksatria selama ini.
   
Pastinya, dia menahan itu sendirian tanpa seseorang pun yang bisa ia pintai nasihat.
+
Tentunya, dia menahan itu sendirian tanpa seseorang pun yang bisa dia mintai pendapat.
   
  +
Sebagai tugas seorang kapten, dan dia menyalahkan dirinya sendiri.
''… Aku mengerti. Dia tidak percaya diri. Pasti dia tidak bisa membantu, tapi malah menjadi takut ketika dia tidak percaya diri.''
 
   
  +
(...Aku mengerti. Dia tidak aman. Tentu saja dia hanya bisa ketakutan saat dia tidak aman.)
Itu adalah tanggung jawab dan tekanan berat yang datang karena posisinya sebagai kapten.
 
   
  +
Ini adalah tanggung jawab dan tekanan berat yang datang karena posisinya sebagai kapten.
Dia berjuang keras demi melaksanakan permintaan dari akademi dan bahkan, mungkin dia menjadi memiliki musuh.
 
   
  +
Pasti ada suara keraguan tertuju padanya, seorang murid SD, melayani sebagai kapten.
Dia sudah menahan kritik itu dengan menunjukkan kemampuannya lebih jauh.
 
   
  +
Dia melakukannya sendirian dengan ketat untuk kepentingan menjaga tata tertib akademi dan mungkin pernah mendapat musuh.
Bagaimanapun, sekarang dia pasti terpukul.
 
   
  +
Dia juga telah menahan kritik itu dengan menunjukkan kemampuannya selama ini.
Tapi, teman setimnya dan teman-temannya selalu mencoba menyemangati dia.
 
   
Rakka and Reishia sekarang tidak ada.
+
Bagaimanapun, kepercayaan itu bergeming sekarang.
   
  +
Lagi pula, rekannya dan kawan-kawannya selalu tetap mendukungnya.
''… Dia juga perempuan, yang akan berumur enam belas tahun.''
 
   
  +
Rakka and Reishia juga tidak ada sekarang.
Dengan melindungi nama Ksatria di bahunya, berapa banyak tekanan berat yang ia tanggung di bahu gadis ramping itu —
 
   
  +
(...Dia juga adalah seorang gadis, yang belum berumur enam belas tahun.)
“… Sebenarnya aku takut.”
 
   
  +
Tertutupi oleh plat bahunya adalah siluet bahu gadis itu.
Dia melihat kebawah ketika mengatakannya.
 
   
  +
Betapa besar beban yang dipikulnya pada bahu miliknya-
“Apakah aku sudah melakukan sesuatu yang benar sebagai Ksatria? Apa aku menyalahgunakan kewenangan Ksatria dan hanya menindas orang-orang yang harusnya aku lindungi, dengan kekuatan?”
 
   
  +
"... Sebenarnya aku takut."
Rambut ekor kudanya yang berwarna biru itu bergoyang akibat angin sepoi-sepoi.
 
   
  +
Dia menunduk ketika mengatakannya.
Itu seperti memperlihatkan isi hati Ellis.
 
   
  +
"Apakah aku telah melakukan sesuatu yang benar sebagai seorang Ksatria? Apa aku menyalahgunakan kewenangan Ksatria dan hanya menindas orang-orang yang harusnya kulindungi, dengan kekuatan?"
“Aku akan membantu” — Ellis tidak mengatakannya.
 
  +
  +
<!--100-->
  +
ponytail birunya itu berkibas oleh angin sepoi-sepoi.
  +
  +
Hampir seperti memperlihatkan hati Ellis.
  +
  +
"Aku ingin membantu" —Ellis tidak mengatakannya.
   
 
Kalimat itu pasti menjadi kalimat kebanggaannya yang terakhir.
 
Kalimat itu pasti menjadi kalimat kebanggaannya yang terakhir.
Line 673: Line 695:
 
Kamito—
 
Kamito—
   
“… Baiklah. Itu hanya sampai mereka berdua kembali, kan?
+
"... Baiklah. Hanya sampai mereka berdua kembali, kan?"
   
  +
"Ap-Apakah tidak apa-apa? ...Sungguh?"
“A-Apa itu benar? … Benar?”
 
   
 
Ellis membuka mata coklat kemerahannya.
 
Ellis membuka mata coklat kemerahannya.
   
  +
"Ahh."
“Ahh.”
 
   
  +
Kamito mengangguk dengan tegas sekali lagi.
Dengan tegas Kamito menganggukan kepalanya.
 
   
Sejujurnya, dia tidak berfikir jika dia akan cocok untuk hal-hal seperti Ksatria yang menjaga moral publik. Selain itu, jika dipertimbangkan dengan Blade Dance yang akan diselenggarakan beberapa minggu lagi, seharusnya dia tidak menggunakan waktunya untuk hal semacam itu.
+
Sejujurnya, dia tidak berfikir jika dia ditarik untuk hal-hal seperti Ksatria yang menjaga moral publik. Selain itu, jika mempertimbangkan tentang Tarian Pedang yang akan datang beberapa minggu, dia seharusnya tidak mempunyai ruang untuk menggunakan waktunya untuk hal-hal seperti itu.
   
Namun, setelah melihat Ellis yang berubah menjadi keadaan dimana dia bisa hancur kapan saja—
+
Namun, saat melihat Ellis berubah ke keadaan dimana dia bisa hancur kapan saja—
   
  +
Dia ingin membantu ketulusannya tapi gadis Ksatria yang bahkan sedikit canggung.
“… Te-Terima kasih. Kazehaya Kamito.”
 
   
  +
"... Te-Terima kasih. Kazehaya Kamito."
Ellis tertunduk dengan ekspresi seperti dia akan menangis kapan saja.
 
   
  +
Ellis tertunduk dengan ekspresi seperti dia akan menangis kapan saja.
Kamito membuat senyuman pahit kepada Ellis, yang berhati-hati walaupun pada saat seperti itu.
 
 
“Ahh, iya… Aku punya permintaan.”
 
   
  +
Kamito sedikit tersenyum pada Ellis, yang berbaik hati bahkan pada saat seperti ini.
“Apa itu?”
 
   
  +
"Ahh, itu benar. Aku punya permintaan untukmu."
“Err, tentang gaji yang kau sebutkan tadi, apakah ada uang mukanya?”
 
   
  +
<!--101-->
  +
"Apa itu?"
   
  +
"Err, tentang pemberian gaji yang kau sebutkan barusan, apakah mungkin untuk sesuatu seperti kenaikan?"
   
 
===Bagian 4===
 
===Bagian 4===
Line 705: Line 728:
 
Setelah berpisah dengan Ellis, Kamito kembali ke kamar—
 
Setelah berpisah dengan Ellis, Kamito kembali ke kamar—
   
Claire memakai sebuah celemek lucu dan ia berdiri di dapur seperti di pagi hari.
+
Claire memakai sebuah celemek lucu dan sedang berdiri di dapur seperti di pagi hari.
   
Ada bau manis tapi sedikit terbakar. Kamito mendengar suara dari sesuatu yang mendidih.
+
Ada bau manis tapi sedikit terbakar. Dia mendengar suara dari sesuatu yang mendidih.
   
Dengan langkah tanpa suara, Kamito menghampiri Claire dari belakang.
+
Diam-diam menyembunyikan langkah suaranya, Kamito menghampiri Claire dari belakang.
   
“Hn, kau membuat coklat lagi?
+
"Hn, kau membuat coklat lagi?"
   
“Fuaa, Ka-Kamito!?
+
"Fuaa, Ka-Kamito!?"
   
-*Pyon*, rambut merah Claire yang dikuncir ganda mencuat.
+
<nowiki>*</nowiki>Pyon*, rambut merah Claire yang dikuncir ganda berdiri.
   
“Bo-Bodoh, jangan mengagetkanku! Aku akan mengubahmu menjadi abu!
+
"Bo-Bodoh, jangan mengagetkanku! Aku akan mengubahmu menjadi abu!"
   
Wajah Claire berubah menjadi merah cerah, dan *Pishi* *Pishi* dia mengayunkan cambuknya. Kamito menghindarinya dengan kewalahan.
+
Wajah Claire berubah menjadi merah menyala, dan *Pishi* *Pishi* dia mengayunkan cambuknya. Kamito menghindarinya dengan kebingungan.
   
“… Astaga, kemana saja kau? Pelajaran tambahanmu seharusnya sudah berakhir sejak tadi, kan?
+
"... Astaga, kemana saja kau pergi? Pelajaran tambahanmu seharusnya sudah lama berakhir, kan?"
   
“Kenapa? Kau sudah lapar?
+
"Apa? Kau sudah lapar?"
   
“Bu-Bukan itu masalahnya, kau adalah budak rohku. Jadi, tanpa izin dari majikanmu, kau tidak boleh berkeliaran sesukamu.
+
"Bu-Bukan itu masalahnya, kau adalah budak spiritku, jadi tanpa izin dari majikanmu, kau tidak boleh berkeliaran sesukamu."
   
  +
<!--102-->
“… Apakah aku anjing?”
 
  +
"... Apakah aku seekor anjing?"
   
Kamiti menghembuskan nafas dengan kecewa.
+
Kamito menghembuskan nafas kekecewaan.
   
“Aku pergi ke tempat Ellis, dan lalu aku makan sedikit disana.
+
"Aku pergi ke tempat Ellis, dan akhirnya aku dipersilahkan untuk makan sedikit."
   
-*Pishi*— Claire membatu.
+
<nowiki>*</nowiki>Pishi*— Claire membatu.
   
  +
"...Apa...itu?"
“… Mengapa… begitu?”
 
   
“Ahh, itu seperti ungkapan terima kasih karena telah membantunya pada hari itu. Dia orang yang teliti.
+
"Ahh, tampaknya sebagai ungkapan terima kasih karena telah membantunya kemarin. Sungguh bertanggung jawab."
   
Seperti yang sudah diperkirakan, Kamito menyembunyikan hal tentang seragam maid demi kehormatan Ellis—
+
Seperti yang diduga, Kamito menyembunyikan hal tentang seragam maid demi kehormatan Ellis—
   
“A-Aku mengerti, kau diperlakukan dengan baik… iya kan?
+
"A-Aku mengerti, kau diperlakukan dengan baik... iya kan?"
   
Wajah Claire berkedut.
+
Wajah Claire cemberut.
   
“Aku juga ikut membantu, tetapi… dia hanya mengundang kau.
+
"Aku juga ikut membantu dan juga... dia hanya mengundang Kamito."
   
“Bukannya kau mendapatkan sekotak kue dari Ksatria? Yang berisi berbagai macam kue macaroni. Jika aku tidak salah, kau memakan semuanya sendiri.
+
"Bukankah kau mendapatkan sekotak kue dari Ksatria? Sebuah kotak yang terdiri dari berbagai macam jenis makroni. Jika aku tidak salah, kau memakan semuanya sendiri."
   
“Ku-Kue itu enak… Eh, itu bukan masalahnya, apa yang kau maksud dengan pergi ke tempat Ellis? Ja-Jangan bilang, kau pergi ke kamarnya?
+
"Ku-Kue itu sungguh enak... Eh, bukan itu masalahnya, apa yang kau maksud dengan singgah ke tempat Ellis? Ja-Jangan bilang, kau pergi ke kamarnya?"
   
“Ya, kamar Ellis benar-benar rapi. Kau harusnya mencontohnya—“
+
"Ya, kamar Ellis benar-benar rapi. Kau seharusnya juga mencontohnya—"
   
“A-Aku tidak percaya…!
+
"A-Aku tidak mempercayaimu...!"
   
 
Bahu ramping Claire bergetar.
 
Bahu ramping Claire bergetar.
   
Dia menggigit erat bibirnya yang berwarna bunga sakura. Perlahan air mata muncul dari mata merah delimanya.
+
Dia menggigit erat bibirnya yang berwarna bunga sakura. Air mata langsung muncul dari mata delimanya.
   
  +
<!--103-->
“… Claire?”
 
  +
"... Claire?"
   
“K-Kau telah tergoda dengan hal-hal seperti payudara Ellis dan akhirnya menjadi anjing Ksatria, kan?
+
"K-Kau telah berhasil tergoda dengan hal-hal seperti payudara Ellis dan turun menjadi anjing Ksatria, kan?"
   
“Tidak, payudara apa….? Yah, sebenarnya, aku diundang untuk bergabung dengan Ksatria.
+
"Tidak, payudara apa...? Baik, meski begitu, aku diundang untuk bergabung dengan Ksatria."
   
  +
"—Huh?"
“—Huh?”
 
   
 
Kali ini— Claire benar-benar kaku.
 
Kali ini— Claire benar-benar kaku.
   
“Ap-Apa…? Apa maksudmu?
+
"Ap-Apa itu...? Apa maksudmu?"
   
“Hn, sekarang, Ksatria tampaknya sedang kekurangan orang. Jadi, aku dimintai untuk membantu mereka.
+
"Hn, sekarang, Ksatria tampaknya sedang kekurangan tenaga kerja. Aku dimintai untuk membantu mereka."
   
“Pasti, kau menolaknya? Iya, kan?
+
"T-Tentu saja, kau menolaknya, kan? Kau menolaknya...kan?"
   
 
Claire memegang erat lengan Kamito, dan menatapnya dengan ekspresi serius.
 
Claire memegang erat lengan Kamito, dan menatapnya dengan ekspresi serius.
   
Kamito menggaruk-garuk kepalanya—
+
Kamito menggaruk kepalanya—
   
“Tidak, aku memutuskan untuk membantu mereka. Aku memiliki beberapa kewajiban kepada Ellis.
+
"Tidak, aku memutuskan untuk membantu mereka. Aku juga memiliki beberapa kewajiban pada Ellis."
   
  +
"...?!"
“…?!”
 
   
Walaupun Claire tetap memegang lengan Kamito, ia terkejut dan matanya melebar.
+
Sementara Claire tetap memegang lengan Kamito, ia terkejut dan matanya melebar.
   
Sebenarnya Kamito punya alasan lain untuk menerimanya, tapi—
+
Sebenarnya dia punya alasan lain untuk menerimanya, tapi—
   
 
Itu memalukan untuk memberitahu Claire sekarang.
 
Itu memalukan untuk memberitahu Claire sekarang.
   
“Aku minta maaf karena memutuskan tanpa izin darimu. Tapi itu tidak terlalu jadi masalah, kan?
+
"Aku minta maaf karena memutuskan tanpa izin darimu. Tapi tentunya bukan sebuah masalah, kan?"
   
“Tidak mungkin tidak!!! Kau tau kalau aku sedang bermusuhan dengan Ksatria, kan!!!”
+
"Tidak mungkin kalau itu bukan, kau tahu kalau aku dalam hubungan buruk dengan Ksatria, kan!"
   
“Itu karena kau membuat masalah—"
+
"Itu karena kau membuat masalah—"
   
  +
<!--104-->
 
Kemudian, Kamito menyadari.
 
Kemudian, Kamito menyadari.
   
Ujung jari Claire memegang lengannya dengan sedikit gemetar.
+
Ujung jari Claire memegang lengannya yang bergetar sedikit demi sedikit.
   
“… Aku mengerti, kau berada disisi Ellis lagi.
+
"... Aku mengerti, kau berada disisi Ellis lagi."
   
 
Dengan tenang Claire bergumam.
 
Dengan tenang Claire bergumam.
   
“Tidak, itu bukan soal aku berada disisinya atau tidak—“
+
"Tidak, itu bukan soal aku berada disisinya atau tidak—"
   
“… Kau berkata begitu, dan tetapi.
+
"...Kau berkata begitu, dan juga."
   
  +
"Eh?"
“Eh?”
 
   
“Terlepas dari yang kau katakan '''Aku akan menjadi roh terkontrak mu.'''
+
"Meskipun kau berkata begitu— '''<nowiki>'</nowiki>Aku akan menjadi spirit terkontrak mu<nowiki>'</nowiki>'''."
   
 
Claire mengangkat wajahnya, dan air mata meluap dari matanya.
 
Claire mengangkat wajahnya, dan air mata meluap dari matanya.
   
  +
"K-Kau..."
“K-Kau…”
 
   
“Sudah cukup!! Keluar—“
+
"Sudah cukup!! Keluar—"
   
-*Don*—Claire mendorong Kamito pergi.
+
<nowiki>*</nowiki>Don*— Claire mendorong Kamito pergi.
   
  +
"Hey, Claire..."
“Hey, Claire…”
 
   
“Cepat pergi! A-Aku benci orang sepertimu, aku sangat benci kau!
+
"Cepat pergi! A-Aku benci orang sepertimu, aku sangat membencimu!"
   
 
Sebuah bola api panas keluar dari telapak tangan Claire.
 
Sebuah bola api panas keluar dari telapak tangan Claire.
   
  +
"Owa!"
“Owa!”
 
   
Sebuah ledakan besar bergema, dan sebuah lubang yang sangat besar terbuka, tepat dibelakang Kamito.
+
Sebuah ledakan besar bergema, dan sebuah lubang yang sangat besar terbuka di tembok belakang Kamito.
   
“He-Hei, tunggu, kenapa kau marah?
+
"He-Hei, tunggu, kenapa kau marah?"
   
  +
<!--105-->
“Diam, bodoh! Keluar——!“
 
  +
"Diam, bodoh! Keluar——!"
   
Kali ini, Claire mulai membacakan sebuah sihir roh kelas terkuat, sehingga Kamito kabur dengan susah payah.
+
Kali ini, Claire mulai membacakan sebuah sihir spirit kelas terkuat, sehingga Kamito kabur dengan kewalahan.
   
Jika Claire sudah serius, dia mampu menghembuskan asrama ini hingga sangat jauh.
+
Jika Claire berupaya serius, dia telah cukup mampu meledakkan asrama ini hingga sangat jauh.
   
Setelah berlari keluar dari asrama dan berlindung, Kamito mendesah.
+
Setelah berlari keluar dari asrama dan berlindung, Kamito menghela.
   
  +
"Ap-Apa itu..."
“A-Apa yang sedang ia coba lakukan…”
 
   
 
Mengapa Claire marah?... Itu sulit dipahami.
 
Mengapa Claire marah?... Itu sulit dipahami.
   
''… Apakah dia tidak senang jika aku bergabungdengan Ksatria?''
+
(...Apakah dia tidak senang jika aku bergabung dengan Ksatria?)
   
Ia menatap jendela kamar yang berada dilantai dua, tapi dia tidak melihat Claire disana.
+
Dia mendongak ke jendela kamar yang berada dilantai dua, tapi- dia tidak melihat Claire disana.
   
Tak lama kemudian, tirai jendela itu ditutup.
+
Lama sebelumnya, tirai jendela itu ditutup.
   
''… Ahh, jika dia menjadi seperti itu, dia tidak akan mau mendengarkan.''
+
(...Ahh, jika dia menjadi seperti ini, dia tidak akan mau mendengarkan,)
   
Claire Rouge. Dia adalah seorang perempuan yang hampir seperti api yang menyala-nyala.
+
Claire Rouge. Dia adalah seorang gadis yang hampir seperti api yang menyala-nyala.
   
Yah, bagaimana pun, hal itu sangat cocok dengannya.
+
(Yah, bagaimana pun, hal itu sesuai dengan kebaikannya...)
   
 
Kamito mengambil nafas dalam-dalam sekali lagi.
 
Kamito mengambil nafas dalam-dalam sekali lagi.
   
Dia meninggalkan Asrama Gagak dengan langkah yang berat.
+
Dia meninggalkan Kelas Raven dengan langkah yang berat.
 
 
 
   
 
===Bagian 5===
 
===Bagian 5===
  +
<!--106-->
   
Setelah mengusir Kamito—
+
Setelah mengusir Kamito keluar—
   
“Aku benci orang itu, aku benci orang itu… Aku sangat benci dia!
+
"Aku benci orang itu, aku benci orang itu... Aku sangat membencinya!"
   
 
Claire jatuh ke tempat tidur.
 
Claire jatuh ke tempat tidur.
   
Ia memegang erat spreinya, dan menekan bantal lembutnya ke pipinya.
+
Dia menekan bantal halus ke pipinya, dia dengan erat memegang sepreinya.
   
Scarlet muncul dan tampaknya khawatir, tapi Claire menjauh tanpa sepatah kata pun. Dia tidak mau roh kontraknya, yang sudah bersamanya selama ini semenjak dia kecil, melihatnya menangis sekarang.
+
Scarlet tampaknya berubah menjadi khawatir, tapi Claire menjauhkan dirinya tanpa sepatah kata pun. Dia tidak menginginkannya bahkan spirit terkontraknya, yang sudah bersamanya selama ini semenjak dia kecil, untuk melihatnya menangis sekarang.
   
“Apa… Aku terlihat seperti orang bodoh.
+
"Apa... Aku terlihat seperti orang bodoh."
   
 
Selama beberapa hari, ia sudah berlatih untuk membuat coklat sepanjang waktu.
 
Selama beberapa hari, ia sudah berlatih untuk membuat coklat sepanjang waktu.
   
''I-Itu jelas bukan kewajibanku. Coklat yang akan aku berikan kepadanya jelas bukan kewajibanku.''
+
(T-tentu saja ini diluar kewajiban. Coklat yang akan aku berikan kepadanya jelas bukan kewajibanku.)
   
Latihan itu membuahkan hasil, karena secara bertahap dia mampu membuat coklat dengan baik.
+
Latihan itu membuahkan hasil, karena secara bertahap dia mampu membuatnya dengan baik.
   
Meskipun ia berhenti membuat arang dalam jumlah besar, seharusnya di cukup baik untuk dipuji.
+
Meskipun ia berhenti membuat abu dalam jumlah besar, seharusnya di cukup baik untuk dipuji.
   
Sebenarnya, pada besok pagi, dia berencana untuk memberikan Kamito coklat yang ia buat sebaik-baiknya.
+
Di hari sebenarnya, besok pagi, dia berencana untuk memberikan Kamito coklat yang dibuatnya paling-terbaik.
   
“Kau melakukannya dengan baik.” … Dia ingin dipuji.
+
"Kau melakukannya dengan baik." ...Dia ingin dipuji.
   
  +
(Dan namun, dia...)
Namun, dia…
 
   
 
Claire mengerang, dan memukul bantalnya. *Posu posu*.
 
Claire mengerang, dan memukul bantalnya. *Posu posu*.
   
''… Makanan yang Ellis buat pastinya lebih enak dibandingkan hal-hal seperti coklatku.''
+
(... Makanan yang Ellis buat pastinya lebih enak dibandingkan hal-hal seperti coklatku.)
   
 
Itu menjengkelkan. Pikirannya campur aduk, dan walaupun ia tidak tahu apa yang membuat ia jengkel, tapi hal itu menjengkelkan.
 
Itu menjengkelkan. Pikirannya campur aduk, dan walaupun ia tidak tahu apa yang membuat ia jengkel, tapi hal itu menjengkelkan.
   
“… Aku seperti orang yang menjijikan.
+
"... Aku seperti orang yang menjijikan."
   
  +
<!--107-->
Dia mengerti. Dia tidak memiliki perasaan buruk kepada Kamito. Sungguh, tidak salah lagi kalau Kamito hanya ingin membantu Ellis dan memutuskan untuk begabung dengan Ksatria.
 
  +
Dia mengerti. Dia tentu saja tidak memiliki perasaan buruk kepada Kamito. Sungguh, tidak salah lagi bahwa dia hanya berpikir untuk menjadi berguna pada Ellis dan memutuskan untuk bergabung dengan Ksatria.
   
 
Kamito adalah orang yang seperti itu.
 
Kamito adalah orang yang seperti itu.
   
Bahkan Claire tidak membenci Ellis. Tentu saja, mereka tidak berhubungan baik, tapi dia mengakui kalau dia adalah kontraktor roh yang beruntung.
+
Bahkan Claire khususnya tidak membenci Ellis. Tentu saja, mereka tidak berhubungan baik, tapi dia menyadari bahwa dia adalah elementalis yang dibanggakan.
   
 
Namun, hal itu membuatnya sangat marah untuk beberapa alasan.
 
Namun, hal itu membuatnya sangat marah untuk beberapa alasan.
   
''...Kenapa?''
+
(...Kenapa?)
   
Dia tahu alasannya.
+
Dia mengerti alasannya.
   
Dia berfikir jika dia adalah orang yang lebih spesial bagi Kamito.
+
Dia berfikir bahwa dia yang lebih spesial bagi Kamito.
   
''Setelah semuanya, Kamito mengatakan kalau dia akan menjadi roh terkontrakku.''
+
(Lagi pula, Dia mengatakan kalau dia akan menjadi roh terkontrakku.)
   
Ia tekan lembut bibirnya dengan ujung jarinya, pipinya memanas dengan cepat.
+
Ia memegang lembut bibirnya dengan ujung jarinya, pipinya memanas dengan cepat.
   
''Disamping itu, Ka-Kami bahkan… berciuman.''
+
(Disamping itu, Ka-Kami bahkan... berciuman.)
   
Itu menjadi perasaan yang menyakitkan seperti dadanya sesak.
+
Ini menjadi perasaan yang menyakitkan seperti dadanya sesak.
   
''...Tapi, itu salah.''
+
(...Tapi, itu salah.)
   
Hal ini tidak berarti kalau hanya Claire yang sangat spesial.
+
Ini tidak berarti bahwa hanya Claire yang khususnya spesial.
   
Selama ada perempuan yang bermasalah, Kamito akan membantu mereka, tak peduli siapa mereka.
+
Selama ada perempuan yang bermasalah, Dia akan mengulurkan tangannya ke siapapun, tak peduli siapa.
   
''Ini karena aku adalah saudara perempuan Ratu Bencana—''
+
(Ini karena aku adalah saudara perempuan Ratu Bencana itu—)
   
Kamito hanya berfikir kalau keadaan Claire sangat menyedihkan, dan hanya bersimpati kepadanya.
+
Dia mungkin berfikir kalau keberadaan Claire sangat menyedihkan, dan hanya bersimpati kepadanya.
   
  +
<!--108-->
Setelah memikirkannya, Claire menjadi sangat kesepian.
 
  +
Setelah memikirkan itu, Claire menjadi sangat kesepian.
   
Kamito pasti tidak mengerti mengapa Claire marah.
+
Kamito pasti tidak mengerti mengapa Claire semarah itu.
   
Claire juga tidak terlalu mengerti dia berperasaan seperti ini.
+
Claire juga tidak jelas mengerti mengapa dia berperasaan seperti ini.
   
Perasaanya saat ini hamper seperti api membara di perapian.
+
Perasaanya saat ini hampir seperti api membara di perapian.
   
Ini bukanlah api Claire Rouge.
+
...Ini bukanlah api Claire Rouge.
   
Pada waktu bersamaan, ada suara pintu kamar yang terbuka.
+
Pada waktu itu, ada suara pintu kamar yang terbuka.
   
  +
"Kamito!?"
“Kamito!?”
 
   
 
Dengan penuh semangat Claire menaikan wajahnya dari bantalnya, tapi—
 
Dengan penuh semangat Claire menaikan wajahnya dari bantalnya, tapi—
   
Satu-satunya, yang berada disana, adalah Fianna dengan ekspresi kebingungan.
+
Seseorang, yang berada disana, adalah Fianna dengan ekspresi kebingungan.
   
 
Ekspresinya terlihat seperti dia habis kembali dari tugas berbelanja untuk makan malam.
 
Ekspresinya terlihat seperti dia habis kembali dari tugas berbelanja untuk makan malam.
   
Claire menutupi wajahnya dengan bantalnya dengan gugup. Dia tidak mau Fianna melihat wajahnya berurai air mata.
+
Claire menutupi wajahnya dengan bantalnya sambil kebingungan. Dia tidak mau Fianna melihat wajahnya berurai air mata.
   
Fianna melihat keadaan Claire—dan entah mengapa dia telihat sudah menebak situasinya.
+
Fianna melihat keadaan Claire saat ini—dan entah mengapa dia tampaknya telah menebak situasinya.
   
“Ehh, kau bertengkar dengan Kamito?
+
"Ehh, kau bertengkar dengan Kamito?"
   
“… Pergi.
+
"... Pergi."
   
Claire berkata sambil menjaga wajahnya tertutupi bantal.
+
Menjaga wajahnya tetap tertutupi bantal, kata Claire.
   
Fianna mendesah, lalu dia duduk di kasur dan menaruh tangannya diatas kepala Claire.
+
Fianna menghela, duduk di kasur dan menaruh tangannya diatas kepala Claire.
   
“Aku bilang tinggalkan aku sendiri, kan.
+
"Aku bilang tinggalkan aku sendiri, bukankah."
   
“Kau benar-benar anak kecil. Jauh berbeda dari Rubia-sama.
+
"Kau sungguh seorang anak kecil. Jauh berbeda dari Rubia-sama."
   
  +
<!--109-->
“Bagaimanapun, aku berbeda dengan Nee-sama.”
 
  +
"Bagaimanapun, aku berbeda dengan Nee-sama."
   
Balas Claire kesal.
+
Claire dengan kesal membalasnya.
   
“Hei, Claire, mengapa kau tidak sedikit lebih jujur?
+
"Hei, Claire, mengapa kau tidak bisa sedikit lebih jujur?"
   
“A-Aku minta maaf kalau aku tidak jujur… Bagaimanapun, bahkan payudaraku kecil.
+
"A-Aku minta maaf kalau aku tidak jujur... Bagaimanapun, bahkan payudaraku kecil."
 
“Huh? Tidak ada yang berkata tentang payudara, kau tahu?”
 
 
Pada saat Fianna dengan lembut mengusap kepala Claire seperti kucing, dia mendesah.
 
 
“Apa yang bisa kita lakukan untuk makan malam?”
 
   
  +
"Huh? Tidak ada yang berkata tentang payudara, kau tahu?"
   
  +
Sambil Fianna dengan lembut mengusap kepala Claire seperti kucing, dia menghela.
   
  +
"Apa yang bisa kita lakukan untuk makan malam?"
   
 
===Bagian 6===
 
===Bagian 6===
   
Pada saat itu juga— Ellis sedang berguling-guling di atas kasurnya dengan menderita.
+
Pada saat itu juga— Ellis sedang berguling-guling di atas kasurnya sambil menderita.
   
“…, A-Aku memakai pakaian yang memalukan.
+
"..., A-Aku memakai pakaian yang memalukan."
   
Ellis melempar seragam maid yang tadi ia pakai, dan tersipu malu. Bahkan walaupun demi membayar hutang budinya, ini, ini sangat berlebihan, bukan?
+
Ellis melempar seragam maid yang barusan dia pakai, dan tersipu malu. Bahkan jika ini demi membayarnya untuk rasa terima kasihnya, ini, sangat berlebihan, bukan?
   
  +
"Ta-Tapi..."
“Ta-Tapi…”
 
   
 
Ellis memegang erat seragam maid—
 
Ellis memegang erat seragam maid—
   
“Kamito bilang kalau ini cocok dengan ku…”
+
"Kamito bilang kalau ini cocok dengan ku..."
   
Mengingat hal itu, pipinya tanpa sadar lebih tenang.
+
Mengingat hal itu, pipinya lebih tenang.
   
  +
<!--110-->
Ellis membuka matanya dengan kaget, dan menampar pipinya dengan kedua tangan.
 
  +
Ellis membuka matanya saat dia kaget, dan menampar pipinya dengan kedua tangan.
   
“A-Aku Kapten! Jika aku tidak tegas, aku tidak bisa menjadi contoh untuk semuanya!
+
"A-Aku Kapten! Jika aku tidak tegas, aku tidak bisa menjadi contoh untuk semuanya!"
   
Seorang Ksatria dari keluarga Fahrengart tidak boleh menunjukkan kelemahannya.
+
Seorang Ksatria dari keluarga Fahrengart harus tidak pernah menunjukkan kelemahannya.
   
Ellis selalu melakukannya.
+
Ellis Fahrengart selalu begitu.
   
 
Namun—
 
Namun—
   
  +
(Aku telah menunjukkannya kepadanya...)
''Aku menunjukkan kelemahanku kepadanya…''
 
   
Bahkan dia tidak pernah menunjukkan sisinya, sisi yang takut dengan ketidak amanan, di depan teman-teman yang ia percayai.
+
Bahkan dia tidak pernah menunjukkan sisinya, yang ketakutan dengan ketidak amanan, di depan teman-teman yang dia percayai.
   
 
Sejujurnya, dia tidak berniat mengundang Kamito ke Ksatria— sampai saat itu.
 
Sejujurnya, dia tidak berniat mengundang Kamito ke Ksatria— sampai saat itu.
   
Namun, ketika dia melihat punggung Kamito hendak pergi, tanpa sadar dia memanggilnya.
+
Namun, ketika dia melihat punggungnya yang hendak pergi, tanpa sadar dia memanggilnya.
   
''…Aku heran kenapa? Aku juga tidak mengerti.''
+
(...Aku heran kenapa? Aku juga tidak mengerti.)
   
Pada awalnya, dia berfikir kalau hal seperti kontraktor roh laki-laki adalah musuh, yang akan mengganggu moral publik akademi.
+
Pada awalnya, dia telah berfikir bahwa hal-hal seperti elementalist laki-laki adalah seorang musuh, yang akan mengganggu moral publik akademi.
   
 
Sejak kapan dia, sangat aneh, dan mulai peduli tentang Kamito?
 
Sejak kapan dia, sangat aneh, dan mulai peduli tentang Kamito?
Line 1,025: Line 1,051:
 
Ketika dia berfikir tentang Kazehaya Kamito, dadanya sesak dan sakit untuk beberapa alasan.
 
Ketika dia berfikir tentang Kazehaya Kamito, dadanya sesak dan sakit untuk beberapa alasan.
   
Perasaan tersebut adalah yang pertama bagi Ellis, yang dibesarkan sebagai seorang Ksatria.
+
Perasaan tersebut adalah yang pertama bagi Ellis, yang telah menjadi seorang Ksatria.
   
 
Kebetulan, ia melirik ke atas meja.
 
Kebetulan, ia melirik ke atas meja.
Line 1,031: Line 1,057:
 
Sebuah coklat yang dibungkus rapi berada disana.
 
Sebuah coklat yang dibungkus rapi berada disana.
   
Besok adalah Festival Suci Varentia.
+
Besok adalah «Festival Suci Valentia».
   
  +
<!--111-->
 
Hari untuk memberikan coklat kepada lawan jenis yang diadakan di suatu tempat dengan satu maksud—
 
Hari untuk memberikan coklat kepada lawan jenis yang diadakan di suatu tempat dengan satu maksud—
   
''…I-Ini adalah hadiah untuk mendaftar ke Ksatria. Tentu saja, tidak ada maksud lain, selain itu.''
+
(...I-Ini adalah hadiah untuk mendaftar ke Ksatria. Tentu saja, tidak ada maksud lain selain itu.)
   
Ellis tiba-tiba mengerang.
+
Ellis langsung mengerang.
   
Jika itu yang terjadi, dia seharusnya tidak menjadi tegang. Tapi, detak jantungnya tidak akan berhenti untuk beberapa alasan.
+
Jika itu masalahnya, dia seharusnya tidak menjadi tegang. Tapi, degupan di dadanya tidak akan berhenti untuk beberapa alasan.
   
''…Ka-Kapan waktu yang baik untuk memberikannya?''
+
(...Ka-Kapan waktu yang baik untuk memberikannya?)
   
Setelah semuanya, untuk pertama kalinya dia melakukan hal semacam itu, jadi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
+
Lagi pula, ini pertama kalinya dia melakukan hal seperti ini, jadi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
   
“…Di-Dia tidak akan berfikir kalau aku adalah perempuan aneh, kan?
+
"...Di-Dia tidak akan berfikir kalau aku adalah perempuan aneh, kan?"
   
“—Apa yang aneh, Ellis?
+
"—Apa yang aneh, Ellis?"
   
 
Tiba-tiba, suara seperti udara dingin yang membeku terdengar.
 
Tiba-tiba, suara seperti udara dingin yang membeku terdengar.
   
  +
"...!?"
“…!?”
 
   
Sebelum dia tahu itu, pintu kamar terbuka—
+
Sebelum dia tahu itu, pintu kamar telah terbuka—
   
 
Dan, disana— dia berdiri.
 
Dan, disana— dia berdiri.
   
Dia memiliki rambut pirang mengkilap dan mata biru es yang bulat sempurna.
+
Dia memiliki rambut pirang mengkilap dan berkepala dingin dengan mata biru-es.
   
  +
"Ah, Aneue<ref>Sebuah hubungan kebanggaan besar untuk seorang kakak perempuan. Hubungan ini merujuk pada seorang perempuan yang memiliki jumlah kehormatan ekstrim yang tidak bisa dikonversi ke Indonesia. Sehingga dibiarkan seperti itulah.</ref>...!"
“Ah, Aneue…!”
 
   
“Wajah pengecut apa yang kau buat? Tapi kau menyebut dirimu seorang Ksatria dari keluarga Fahrengart?
+
"Wajah pengecut apa yang kau buat? Dan kau masih menyebut dirimu seorang Ksatria dari keluarga Fahrengart?"
   
Dia adalah kontraktor roh tekuat di akademi— Velsaria Eva Fahrengart.
+
Dia adalah elementalis tekuat akademi— Velsaria Eva Fahrengart.
   
 
<noinclude>
 
<noinclude>
  +
  +
==References and Translation Notes==
  +
<references/>
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
|-
 
|-

Latest revision as of 15:58, 19 February 2014

Bab 4 : Ketulusan Seorang Ksatria[edit]

Bagian 1[edit]

Pada saat mereka semua selesai menaklukkan parfait raksasa, hari sudah malam.

Kamito, yang telah kembali dari kota akademi, muncul di tengah aula seperti yang dia janjikan pada Ellis.

Setelah menunggu beberapa saat, Ellis datang berlari dikejauhan dan sambil terengah-engah.

"...M-Maaf, membuat mu menunggu."

"Tidak,aku tidak menunggu selama itu."

Kamito sedikit tersenyum pada Ellis,yang sedang terengah-engah.

"Hey, Ellis,barusan kamu dari kota akademi,bukan begitu?"

"K-kau melihat ku!"

Ponytail Ellis berdiri.

"Ahh, aku kebetulan saja melihatmu dari jendela restoran. Apakah itu penjaga Ksatria?"

"Tidak, er... aku sedang belanja beberapa barang"

Ahem,Ellis terbatuk dan wajahnya memerah untuk beberapa alasan.

Sebuah tanda tanya terlintas di pikiran kamito tapi...baiklah,itu tidak apa-apa.

"Untuk saat ini,jika kita akan belajar,apakah kita pergi ke perpustakaan atau apa?"

"Ah,tidak...bukan perpustakaan."

Ellis menggelengkan kepalanya sambil kebingungan.

"Hn, bukan perpustakaan? Lalu,apakah kita pergi ke sebuah kelas kosong dima-"

"-Kamar!"

"..huh?"

Kamito seolah tidak mempercayai telinganya.

"...Sebuah kamar?"

"A-Maksudku, err...A-Aku mau kau mengajariku di kamarku!"

Ellis berteriak dengan wajahnya yang berubah merah menyala.

"..."

"..A-apakah tidak apa-apa?"

"Tidak, hey tunggu, bagi seorang laki-laki sepertiku untuk masuk kamar perempuan..."

"Se-seorang perempuan..."

Seketika, Ellis berwajah seperti dia kehilangan kepalanya karena sesuatu-.

"Ba-bagaimanapun, bukankah kau tinggal dengan Claire Rouge dan lainnya dalam satu kamar bersama?"

"Tidak, baik...begitulah yang terjadi."

Kamito menggaruk belakang kepalanya sambil menjawab.

"A-atau, kau tidak mau datang ke kamar seorang perempuan kolot seperti ku-"

"T-Tidak!, bukan begitu!"

Kamito menggelengkan kepalanya sambil kebingungan karena Ellis terlihat sedikit terluka.

"B-Baiklah kalau begitu-"

"...ahh, Aku mengerti. Aku mengerti. Izinkan aku untuk masuk."

Meski Kamito masih tidak memahami apapun, dia mengangguk dengan sedikit putus asa.


Bagian 2[edit]

Begitulah- Kamito sedang dibawa di sepanjang jalan ke asrama Kelas Weasel.

Berkebalikan dengan kelas raven yang berisi murid-murid paling bermasalah, kelas weasel merupakan kelas yang berisikan murid-murid terpilih yang rajin.

Kamar Ellis, di atas tangga, di lantai dua dalam bangunan.

Ellis terbatuk di depan pintu.

"Ini kamar ku. T-tentu saja, ini pertama kalinya seorang laki-laki memasukinya."

"...Jika kau berkata seperti itu, aku jadi sedikit tegang."

Ellis membuka pintu kamar dan mengucapkan sebuah mantra dalam bahasa roh.

Pada saat itu, kristal spirit di langit-langit bercahaya dan di dalam kamar redup itu terang bersinar.

Desain interriornya tidak begitu berbeda dari kamar Claire. Bagaimanapun, kamar Ellis telah teratur rapih.

"Kau merapihkannya dengan baik. Seperti itulah Ellis yang cekatan."

"Ahh, itu karena jika aku tidak bersih-bersih, teman sekamarku yang terlalu serius akan marah."

"Seorang Teman sekamar yang lebih terlalu serius dari Ellis?..."

begitu kasarnya pada Ellis, tapi dia tidak bisa membayangkannya sedikitpun.

"Dimana teman sekamarmu ini sekarang?"

"Dia sedang keluar beberapa minggu ini karena sebuah tugas dari Akademi. Jika orang itu sekarang ada di tempat ini- kau mungkin tidak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup."

Sambil mengatakan sesuatu yang berbahaya, Ellis meletakkan bantal di lantai sebagai tempat duduk untuk Kamito.

"Anggaplah rumah sendiri, aku akan menyiapkan teh dan cemilan sekarang."

"Ah..maaf."

Ellis segera merebus air panas, dan mengambil keluar daun Teh hitam dan cemilan.

Meskipun seorang Ojou-sama dari sebuah keluarga bangsawan besar, dia sangat ahli dalam beberapa bidang. Karena keluarga Fahrengart adalah keturunan militer,dia mungkin telah menerima pelatihan ketat ketika dia masih muda.

"Ini lezat. Ellis, kau yang membuatnya?"

"K-Kau bisa bilang begitu. Ini seperti Hobiku."

Ellis bersikap cangung, terlihat dia sedikit malu-malu.

Ini adalah sebuah Sponge cake yang ditaburi bubuk teh hitam di permukaannya.Ini mempunyai sebuah rasa yang sederhana karena manisnya yang sedikit.

Dia sudah tahu bahwa memasak adalah salah satu kelebihan utama Ellis, tapi ini mengejutkan bahwa dia bisa membuat hal lembut sedemikian rupa.

"Santailah sejenak. Aku akan pergi membuat persiapan sekarang."

"Hn, persiapan apa?"

Ketika Kamito bertanya- Ellis menarik pedangnya dari pinggangnya.

Dengan suara aneh terisi dengan intensitas,

"Ini persiapan."

"A-Aku mengerti..."

Dengan pedang yang tetap di acungkan ke belakang lehernya, Kamito mengangguk.

Ketika Ellis menghilang di kamar sebelah dan Kamito jadi sendirian, dia sedikit menghela.

(...Apa itu tadi?)

Sambil dia menyesap teh hitam yang Ellis buat, dia melihat sekitar interrior kamar.

Ada seragam terlipat rapi dan piyama diatas tempat tidur.

Ada teddy-bear lucu dan boneka kelinci mewah berderetan disampingnya.

(Mengejutkan, dia memiliki sisi kewanitaan)

Ketika memikirkan hal semacam itu, dia mengubah arah pandangannya, lalu—

Secara tidak langsung, pandangannya terhenti diatas meja tulis.

Sebuah Kristal Spirit Objet D'art,yang memancarkan cahaya redup, ditempatkan di dekat meja.

(Itu—)

Kamito mendekat, dan mengambilnya ke tangannya.

Didalam kristal spirit transparan, berbagai setan muncul dan menghilang—.

"Sebuah kristal spirit yang menyegel memori, huh?..."

Ini adalah sebuah benda yang bisa mengurung kejadian didalam memori seseorang dengan memasukkan kekuatan hebat ke dalamnya.

Penampakkan dari gadis yang sama telah berulang-ulang muncul beberapa kali didalam kristal spirit.

Rambut glamor nya berkibas dan dia sedang memegang sebuah pedang setan hitam-memancar—penampilan seorang gadis yang masih sangat muda.

"...Eh, bukankah itu aku tiga tahun yang lalu?!"

Kamito tidak sengaja berteriak.

Ya, orang yang tercermin disitu tidak diragukan lagi—

Penampilan dari Penari Pedang terkuat, Ren Ashbell.

(Itu mengingatkanku, dia pernah berkata bahwa dia mengagumi Ren Ashbell...)

Dia menghela dengan berat, dia menaruh kembali bijih spirit penyegel-memori ke dalam meja.

Jika Kamito tidak memastikan bahwa setidaknya identitas sebenarnya sama sekali tidak terungkap padanya—

Dia akan menghancurkan mimpi murni gadis itu, yang mana dia tidak bisa lakukan.

(...Hn?)

Tiba-tiba, Kamito menyadari bahwa penampakkan seorang gadis selain Ren Ashbell sedang diproyeksikan di dalam kristal spirit.

Dia memiliki rambut pirang mengkilap dan bercahaya. Dia adalah seorang gadis cantik, yang kelihatannya bertampang-dingin.

Orang yang berdiri malu-malu di samping gadis itu mungkin Ellis ketika dia masih muda—

(Aku memiliki ingatan gadis ini di suatu tempat)

Kamito meragukannya— pada saat itu.

"...A-Aku membuatmu menunggu."

Dia mendengar suara Ellis yang seolah hilang kapan saja dari belakang.

"Ellis?"

Kamito berbalik—

"..."

Mulutnya terbuka.

Disana ada seorang maid.

"...?"

Setelah Kamito menggosok matanya, dia membuka matanya lagi.

…Ya, pasti itu adalah seorang maid.

Dia memakai seragam maid berwarna biru gelap rapi berpasangan dengan celemek putih, dan rok panjang yang indah dengan hiasan. Dan kemudian, dia memakai hiasan kepala, yang diletakkan di kepalanya.

Dia memakai seragam maid berwarna biru gelap rapi berpasangan dengan celemek putih, dan rok panjang yang indah dengan hiasan.

Dan kemudian, dia memakai hiasan kepala, yang diletakkan di kepalanya.

Itu Ellis dalam pakaian maid lengkap.

"K-Kau, apa itu..."

Kamito menelan ludahnya, dan—

"A-Aku menjadi maid eksklusif-bergunamu dari sekarang. ...A-Apakah itu tidak apa-apa?"

Ellis, yang wajahnya berubah menjadi merah menyala, memegang ujung rok panjangnya dan membungkuk.

Di bagian bawah-belakangnya rok Ellis, Kamito melihat sekilas pada sebuah ikatan sabuk hitam.

"Ap—"

Kamito terkejut dan menutupi matanya dengan kedua tangan sambil kebingungan.

"J-Jangan lihat-lihat... Ini memalukan."

Wajah Ellis semakin memerah, dan dia mengusap lututnya bersamaan dengan malu-malu.

Karena dia tidak mengenakan baju besi nya, payudaranya yang besar terlihat lebih kelihatan dari biasanya.

Kamito kehilangan kata-katanya—

Ellis berbisik dengan ekspresi yang tampaknya gelisah.

"S-Seperti yang kupikir, jenis pakaian ini... tidak cocok untukku?"

"Tidak...err, bukan itu."

Kamito berkata sambil dia memalingkan pandangan matanya.

...Atau lebih tepatnya, dia manis. Sangat manis.

Tidak, bahkan setiap saat Ellis memang pasti manis tapi—

Dia tidak berpikir bahwa Ellis yang mengenakan seragam maid begitu menggoda.

Bagaimanapun, selain itu, Kamito lebih kebingungan.

"...M-Mengapa seragam maid?"

"In-Ini adalah sebuah tindakan ketulusan dariku..."

"Ketulusan?"

Kamito bertanya kembali kepada Ellis yang tampaknya sedang bergumam dengan malu.

Seragam maid adalah suatu tindakan dari ketulusan... Dia tidak mengerti maksudnya.

Ellis melipat tangannya dan melotot tajam kearah Kamito dengan mata cokelat kemerahannya.

"I-Ini tentang misi hari lainnya. Sebagai representatif dari Ksatria Syphid, aku telah berfikir kalau aku harus berterima kasih untuk bantuanmu diwaktu itu... I-Ini hanya sebagai representatif dari Ksatria Syphid!"

"Tidak, aku sudah katakan aku tidak butuh sesuatu seperti terima kasih. Itu wajar untuk membantu teman sendiri."

Kamito mengatakannya—

"Kalau begitu, aku tidak bisa tenang. Ap-Apa yang harus kulakukan agar kau menerima terima kasihku... Aku sudah khawatir selama minggu ini."

"...Kenapa balasannya adalah seragam maid?"

"Umm, saat mengkonsultasikan kawan reguku Rakka dan Rieshia, mereka berkata kepadaku kalau yang terbaik adalah kalau aku memakai pakaian ini untuk menunjukkan ketulusanku padamu. Lagipula, kau orang gila, yang takjub dengan melihat penampilan begitu. Pa-Pada mulanya, aku juga punya masalah dengan ini, tapi aku mencurahkan seluruh badan dan jiwa untuk menunjukkan terima kasihku ke seseorang yang aku berhutang budi padanya adalah aturan rumah tangga dari keluarga Fahrengart ku."

"Mengapa mereka berdua, mengajarkan sesuatu yang tidak berguna..."

Wajah Kamito tersentak... Singkatnya, Ellis sudah tertipu oleh mereka berdua.

"Ellis, jangan salah paham. Aku bukan orang gila yang tertarik dengan seragam maid."

Kamito berusaha menyelesaikan kesalahpahaman, tapi—

"... Ap-Apa? Artinya—"

Tampaknya Ellis mengartikannya dalam arti yang berbeda.

"... Melakukan itu, maksudmu itu?"

"Huh?"

"Y-Yang kau maksud menyuruhku memakai pakaian yang lebih seksi, kan?!"

"Apa yang kau katakan!"

"Kuu, dasar raja mesum sialan...!"

"Penggunaan-hak raja mesum sudah dipakai oleh penduduk kota!?"

"Aku sama sekali tidak terima untuk melakukan permintaan yang lancang!"

Ellis mengeluarkan pedang dari pinggangnya dan dengan cepat menodongnya ke belakang leher Kamito.

Tampaknya dia tidak kehilangan kemampuannya sebagai ksatria walaupun dia menjadi maid. ...itu sudah jelas.

"A-Aku mengerti, itu sangat cocok bagimu, seragam maid yang terbaik, seragam maid horayy!"

"... Hmm, itu sudah cukup."

Sambil Ellis menodongkan lagi ujung dari pedangnya tepat pada belakang leher Kamito—

"Ayo, Kamito, kau bisa menyuruhku melakukan apapun yang kau mau!"

"Kau adalah maid cantik yang bangga... Baiklah kalau begitu, Ellis, apa yang bisa kau lakukan?"

"Spesialisasiku adalah dalam mengayunkan sebuah tombak."

"Maid macam apa kau...?"

"Aku juga bisa menggunakan sebuah pedang, tapi keahlianku adalah menggunakan tombak."

Dengan bangga Ellis membusungkan dadanya.

"Apa kau tidak punya apapun selain kemampuan berbahaya?"

"Memasak adalah spesialisku."

"Ahh, aku tahu. Jadi, bisakah aku membuat sebuah permintaan?"

"Tentu saja. Apa yang kau mau?"

"Mari kita lihat... Aku juga makan malam nanti, jadi aku mau yang ringan dan bisa digenggam."

"Aku mengerti. Terus terang, aku sudah berfikir apa yang terjadi jika kau mengatakan body sushi[1] tapi—"

"... Mengapa kau."

Kamito mengerang dengan ekspresi datar—

Tiba-tiba, ia mencoba bertanya sebuah pendapat yang melintasi pikirannya.

"Ngomong-ngomong, apakah ini maksudnya kau akan melakukannya jika aku memintanya?"

"K-Kau orang yang kurang ajar!"

Disaat yang bersamaan, pedang tersembunyi, yang Ellis longgarkan, memotong rambut depan Kamito.



"... B-Bagaimana rasanya, Tuan?"

Seperti itulah—

Berakhir dengan Ellis menyiapkan makanan untuk Kamito.

Seperti yang diharapkan dari yang telah dilatih demi pria yang akan menikah dengannya di masa depan, dari memasak sampai menyusun makanan, keahliannya sangat baik. ... Dia adalah seseorang yang baik yang mana contohnya dia ingin pasti kucing neraka ojou-sama untuk mengikutinya.

Namun—

"...Aku berhutang padamu. Jangan panggil aku seperti itu."

Kamito mengerang dengan ekspresi datar.

"Um, meskipun begitu, mereka berdua berkata bahwa ini cara resmi untuk memanggilmu."

"Bukan, kau sudah tertipu, kau tahu?"

Kamito menggerutu sambil mengunyah sebuah potongan keju seukuran mulut.

Adonannya renyah yang menggunakan tepung terigu kelas satu. Keju kelas tertinggi, yang ditempatkan di antara daging, rasanya lezat saat meleleh di atas lidahnya.

"... Lezat. Lezat secara normal."

"Mm, itu normal?..."

Ellis cemberut, terlihat sedang frustasi.

"Aku memujimu. Ini susah untuk membuat sesuatu yang normal dan lezat secara normal."

"B-Begitukah...!"

Ellis tersipu malu dengan mengencangkan dadanya.

"Ellis akan menjadi pengantin yang baik."

"...! Ap-Apa yang kau katakan!"

*Bishuu!*

Dia menusukkan garpu bertempelkan potongan sebuah keju pada Kamito.

"Ap-Apa yang tiba-tiba kau lakukan!"

"Hmm, ini karena kau mengatakan sesuatu yang aneh!"

Ellis menatap dengan tegang pada Kamito.

Dan Lalu—

"... Buka mulutmu."

"Huh?"

Kamito bertanya balik—

*Bishuu, bishuu!*

Tusukan berkecepatan dewa terlepas sekali lagi.

"Owha!?"

"Jangan menghindar! Aku mencoba menyuapimu—"

"Mencoba menyuapiku... Kenapa!?"

"Aku mendengar jika itu adalah tugas seorang maid. Ayo, cepat... bilang ‘Ahh’!"

Ellis menusukkan garpu dengan kecepatan dewa pada Kamito.

Dia pernah berkata bahwa menusuk adalah keahliannya, seperti yang diduga, bahkan untuk Kamito, itu membutuhkan seluruh kekuatan untuk menghindar.

...Eh, latihan macam apa ini?!

"Ini berbahaya, kau hampir menusuk mataku!"

"Hmm, itu karena kau menghindar. Jangan kabur!"

—*Hamuu*.

Akhirnya, garpu itu didorong kemulut Kamito.

*Mogumogumogu*.

"B-Bagaimana?"

"... Lezat."

Kamito menjawab dengan jujur—

"B-Baiklah, satu suapan lagi..."

Kali ini dia dengan lembut menggerakkan garpu kemulutnya.

*Hamuu*.

"B-Bagaimana dengan yang ini?"

"... Ahh, lezat."

Saat mengangguk sekali lagi, Ellis sedikit terkikih-kikih, seperti sedang senang.

(... Hmm. Ini, seperti yang diduga, sedikit memalukan.)

Bagian 3[edit]

Pada saat dia telah selesai memakan masakan Ellis, diluar sudah berubah menjadi gelap gulita.

Ini sudah saatnya dia membuatkan makan malam untuk Claire dan lainnya, yang sedang menunggu di asrama.

Ketika Kamito memberitahukan kepada Ellis tentang masalah itu... Dia berwajah sedikit kecewa.

Setelah membantu Ellis membereskan peralatan makan minum, Kamito dan Ellis, yang berganti ke seragamnya, pergi keluar dari asrama.

Saat Ellis melepaskan seragam maidnya, dia tiba-tiba terlihat malu dengan tindakannya tadi, lalu saat dia berjalan di tempat disinari cahaya bulan, dia menundukkan kepalanya kebawah sepanjang waktu.

...Tentu saja, Sama sepertinya, Kamito juga malu.

"Aku minta maaf karena terlalu lama tinggal. Masakanmu enak."

"Iya, aku senang karena aku bisa menyampaikan terima kasihku sebagaimana mestinya. Karena mungkin hari ini adalah kesempatan terakhir aku bisa mengundangmu ke kamarku."

"Apa maksudmu?"

"Ini tentang teman sekamar yang baru saja kubicarakan. Dia akan menyelesaikan misinya dan segera kembali."

"Apa teman sekamarmu semengerikan itu?"

Saat mengatakannya, ekspresi Ellis sedikit murung.

"Velsaria Eva Fahrengart— Dia adalah kakak tiri tertuaku, sejak dua tahun lalu. Dia juga mantan kapten Ksatria Sylphid."

"Velsaria..."

Kamito terkejut. Nama itu, jika dia tidak salah, apa yang Claire bicarakan adalah—

"Elementalist akademi terkuat... Apa sebenarnya kakakmu, Ellis!?"

"Ya, ini tidak seperti kami berhubungan darah. Dulu dia juga diharapkan untuk menjadi seorang kandidat NomorDua belas Komandan Ksatria masa depan, tapi— setelah dia dikalahkan oleh Ren Ashbell itu di pertandingan pertama pada Penari Pedang tiga tahun lalu, cerita itu juga menghilang."

"...!?"

"Ada apa? Kau tahu tentang kakak ku?"

"... T-Tidak, tidak ada."

Kamito menggoyangkan kepalanya sambil kebingungan.

(...Aku tahu, tidak heran aku ingat sudah pernah mendengar nama itu sebelumnya.)

—Dia mengingat. Dia adalah lawan pertama di pertandingan pertama dari Blade Dance tiga tahun lalu.

Dia adalah seorang gadis dengan wajah cantik yang dingin dan rambut pirang yang indah.

"... Kakakku adalah seseorang yang mirip dengan gambaran Ksatria yang ku idealkan."

Ellis menghembuskan nafas putih sambil dia bergumam.

"Bagaimanapun, sekarang orang itu—"

Bergumam seperti bicara sendiri— Ellis menghentikan langkahnya disana.

Mereka telah sampai di depan gerbang Asrama Kelas Raven.

Kamito mendongak, dan jendela kamar Claire telah menyala.

"Ellis, terima kasih untuk hari ini. Baiklah kalau begitu, sampai jumpa besok."

"Ah-Ahh, tunggu—"

Kamito melambaikan tangannya dan berjalan menuju asrama.

Pada saat itu, ketika dia berjalan untuk sementara waktu ditempat menuju bangunan asrama.

"...Ka-Kamito!"

Ellis memanggil Kamito dari belakang agar berhenti dari belakang.

Itu tidak seperti suara dinginnya yang biasa, suara itu seperti teriakan darurat.

"...Ellis?"

Kamito berbalik—

"Ah..."

Ellis melebarkan matanya dan terkejut.

Kenapa dia menunjukkan ekspresi itu— bahkan dia tidak mengerti mengapa dia memanggilnya.

"Ada apa?"

"Tidak, err..."

"Um?"

Kamito menjadi kasihan dan mendekat—

"...!"

Ellis -seolah-olah dia membuat sebuah resolusi untuk sesuatu yang penting- dia mengambil nafas dalam-dalam.

"Sebenarnya aku ingin meminta padamu, tapi..."

"Keinginan?"

Kamito mengerutkan keningnya dan bertanya balik.

Apa yang terlintas dipikirannya adalah- kejadian sebelum dia menerima misi di Kota Penambangan dua minggu lalu.

Ellis mencoba untuk mengajak Kamito kedalam timnya.

Kamito, yang sudah bergabung sebuah tim dengan Claire, dengan jelas menolaknya, tapi sekarang kedua temannya menjadi tidak bisa berpartisipasi dalam kedudukan perang, dia mungkin mencoba untuk mengajaknya sekali lagi.

Ketika Kamito menggaruk kepalanya sambil gelisah, dia menggelengkan kepalanya.

"Ellis, maaf, tapi aku tidak bisa bergabung di..."

"Bu-Bukan itu!"

Wajah Ellis memerah saat dia berteriak... Tampaknya dia salah menyimpulkannya.

"Lalu..."

"Kamito, err... Maukah kau bergabung dengan Ksatria Sylphid?"

"Ksatria?"

Dengan spontan Kamito bertanya balik dengan kata-kata yang tak terduga tersebut.

Ksatria Sylphid— Sebuah organisasi elit murid yang melindungi ketertiban umum dan moral akademi.

(Bagiku untuk bergabung... Apa maksudnya ini?)

Ellis menatap Kamito dengan canggung.

"Err... Ini hanya sampai temanku kembali, aku ingin kau membantu para Ksatria."

Kamito teringat sesuatu yang dia bicarakan pada Ellis sewaktu pelajaran tambahan pagi hari ini.

Sebagai hasil dari serangan kemarin, termasuk dua rekan Ellis, tujuh ksatria terpaksa mundur dari Ksatria Sylphid. Ksatria Sylphid, yang telah kehilangan tiga anggotanya, sekarang dalam keadaan tidak berfungsi dengan normal.

Tentu, sebagai seorang kenalan dan juga selain orang yang memiliki kemampuan sebagai seorang elementalist dia juga mengerti, Kamito bisa mamahami alasan dia ingin mengajaknya.

"Tentu saja, aku tidak mengatakannya secara gratis. Sebagai seorang anggota Ksatria, kau akan dibayar sebagaimana mestinya."

"... Kenapa aku? Jika kau mengatur perekrutan, bukankah akan ada perempuan yang tertarik?"

"Kita mengadakan rekrutmen, tapi hampir tidak ada yang mendaftar. Kami telah mengumpulkan orang-orang selama periode kedatangan murid baru, tapi— meskipun begitu, lebih dari separuhnya langsung mengundurkan diri."

"Begitukah..."

Tampaknya bahwa pekerjaan Ksatria Sylphid adalah sesuatu yang lebih besar dari pada yang mereka bayangkan. Pada puncak bahaya, dan pada puncak disebut-demikian pekerjaan menjaga moral publik akademi, juga kemungkinan ada kasus dimana mereka terlihat bermusuhan dari murid akademi lain.

"Ditambah lagi, karena insiden serangan kemarin, kepercayaan terhadap Ksatria telah semakin jatuh. Walaupun kami menyelamatkan semua korban, pada akhirnya, kami tidak mampu menangkap penyerangnya."

Ellis menggigit bibirnya seperti terganggu.

"Aku menjalankan misi penangkapan Jio Inzagi dengan rencana membalikkan pendapat tersebut pada Ksatria tapi— hasilnya menyedihkan. Jika kau tidak menolong pada waktu itu, kami pasti akan dimusnahkan."

Pupil coklat kemerahannya menjadi basah dan sedikit gemetar.

Tanpa diragukan lagi, Ellis bertahan dari suara kritikan pada Ksatria selama ini.

Tentunya, dia menahan itu sendirian tanpa seseorang pun yang bisa dia mintai pendapat.

Sebagai tugas seorang kapten, dan dia menyalahkan dirinya sendiri.

(...Aku mengerti. Dia tidak aman. Tentu saja dia hanya bisa ketakutan saat dia tidak aman.)

Ini adalah tanggung jawab dan tekanan berat yang datang karena posisinya sebagai kapten.

Pasti ada suara keraguan tertuju padanya, seorang murid SD, melayani sebagai kapten.

Dia melakukannya sendirian dengan ketat untuk kepentingan menjaga tata tertib akademi dan mungkin pernah mendapat musuh.

Dia juga telah menahan kritik itu dengan menunjukkan kemampuannya selama ini.

Bagaimanapun, kepercayaan itu bergeming sekarang.

Lagi pula, rekannya dan kawan-kawannya selalu tetap mendukungnya.

Rakka and Reishia juga tidak ada sekarang.

(...Dia juga adalah seorang gadis, yang belum berumur enam belas tahun.)

Tertutupi oleh plat bahunya adalah siluet bahu gadis itu.

Betapa besar beban yang dipikulnya pada bahu miliknya-

"... Sebenarnya aku takut."

Dia menunduk ketika mengatakannya.

"Apakah aku telah melakukan sesuatu yang benar sebagai seorang Ksatria? Apa aku menyalahgunakan kewenangan Ksatria dan hanya menindas orang-orang yang harusnya kulindungi, dengan kekuatan?"

ponytail birunya itu berkibas oleh angin sepoi-sepoi.

Hampir seperti memperlihatkan hati Ellis.

"Aku ingin membantu" —Ellis tidak mengatakannya.

Kalimat itu pasti menjadi kalimat kebanggaannya yang terakhir.

Kamito—

"... Baiklah. Hanya sampai mereka berdua kembali, kan?"

"Ap-Apakah tidak apa-apa? ...Sungguh?"

Ellis membuka mata coklat kemerahannya.

"Ahh."

Kamito mengangguk dengan tegas sekali lagi.

Sejujurnya, dia tidak berfikir jika dia ditarik untuk hal-hal seperti Ksatria yang menjaga moral publik. Selain itu, jika mempertimbangkan tentang Tarian Pedang yang akan datang beberapa minggu, dia seharusnya tidak mempunyai ruang untuk menggunakan waktunya untuk hal-hal seperti itu.

Namun, saat melihat Ellis berubah ke keadaan dimana dia bisa hancur kapan saja—

Dia ingin membantu ketulusannya tapi gadis Ksatria yang bahkan sedikit canggung.

"... Te-Terima kasih. Kazehaya Kamito."

Ellis tertunduk dengan ekspresi seperti dia akan menangis kapan saja.

Kamito sedikit tersenyum pada Ellis, yang berbaik hati bahkan pada saat seperti ini.

"Ahh, itu benar. Aku punya permintaan untukmu."

"Apa itu?"

"Err, tentang pemberian gaji yang kau sebutkan barusan, apakah mungkin untuk sesuatu seperti kenaikan?"

Bagian 4[edit]

Setelah berpisah dengan Ellis, Kamito kembali ke kamar—

Claire memakai sebuah celemek lucu dan sedang berdiri di dapur seperti di pagi hari.

Ada bau manis tapi sedikit terbakar. Dia mendengar suara dari sesuatu yang mendidih.

Diam-diam menyembunyikan langkah suaranya, Kamito menghampiri Claire dari belakang.

"Hn, kau membuat coklat lagi?"

"Fuaa, Ka-Kamito!?"

*Pyon*, rambut merah Claire yang dikuncir ganda berdiri.

"Bo-Bodoh, jangan mengagetkanku! Aku akan mengubahmu menjadi abu!"

Wajah Claire berubah menjadi merah menyala, dan *Pishi* *Pishi* dia mengayunkan cambuknya. Kamito menghindarinya dengan kebingungan.

"... Astaga, kemana saja kau pergi? Pelajaran tambahanmu seharusnya sudah lama berakhir, kan?"

"Apa? Kau sudah lapar?"

"Bu-Bukan itu masalahnya, kau adalah budak spiritku, jadi tanpa izin dari majikanmu, kau tidak boleh berkeliaran sesukamu."

"... Apakah aku seekor anjing?"

Kamito menghembuskan nafas kekecewaan.

"Aku pergi ke tempat Ellis, dan akhirnya aku dipersilahkan untuk makan sedikit."

*Pishi*— Claire membatu.

"...Apa...itu?"

"Ahh, tampaknya sebagai ungkapan terima kasih karena telah membantunya kemarin. Sungguh bertanggung jawab."

Seperti yang diduga, Kamito menyembunyikan hal tentang seragam maid demi kehormatan Ellis—

"A-Aku mengerti, kau diperlakukan dengan baik... iya kan?"

Wajah Claire cemberut.

"Aku juga ikut membantu dan juga... dia hanya mengundang Kamito."

"Bukankah kau mendapatkan sekotak kue dari Ksatria? Sebuah kotak yang terdiri dari berbagai macam jenis makroni. Jika aku tidak salah, kau memakan semuanya sendiri."

"Ku-Kue itu sungguh enak... Eh, bukan itu masalahnya, apa yang kau maksud dengan singgah ke tempat Ellis? Ja-Jangan bilang, kau pergi ke kamarnya?"

"Ya, kamar Ellis benar-benar rapi. Kau seharusnya juga mencontohnya—"

"A-Aku tidak mempercayaimu...!"

Bahu ramping Claire bergetar.

Dia menggigit erat bibirnya yang berwarna bunga sakura. Air mata langsung muncul dari mata delimanya.

"... Claire?"

"K-Kau telah berhasil tergoda dengan hal-hal seperti payudara Ellis dan turun menjadi anjing Ksatria, kan?"

"Tidak, payudara apa...? Baik, meski begitu, aku diundang untuk bergabung dengan Ksatria."

"—Huh?"

Kali ini— Claire benar-benar kaku.

"Ap-Apa itu...? Apa maksudmu?"

"Hn, sekarang, Ksatria tampaknya sedang kekurangan tenaga kerja. Aku dimintai untuk membantu mereka."

"T-Tentu saja, kau menolaknya, kan? Kau menolaknya...kan?"

Claire memegang erat lengan Kamito, dan menatapnya dengan ekspresi serius.

Kamito menggaruk kepalanya—

"Tidak, aku memutuskan untuk membantu mereka. Aku juga memiliki beberapa kewajiban pada Ellis."

"...?!"

Sementara Claire tetap memegang lengan Kamito, ia terkejut dan matanya melebar.

Sebenarnya dia punya alasan lain untuk menerimanya, tapi—

Itu memalukan untuk memberitahu Claire sekarang.

"Aku minta maaf karena memutuskan tanpa izin darimu. Tapi tentunya bukan sebuah masalah, kan?"

"Tidak mungkin kalau itu bukan, kau tahu kalau aku dalam hubungan buruk dengan Ksatria, kan!"

"Itu karena kau membuat masalah—"

Kemudian, Kamito menyadari.

Ujung jari Claire memegang lengannya yang bergetar sedikit demi sedikit.

"... Aku mengerti, kau berada disisi Ellis lagi."

Dengan tenang Claire bergumam.

"Tidak, itu bukan soal aku berada disisinya atau tidak—"

"...Kau berkata begitu, dan juga."

"Eh?"

"Meskipun kau berkata begitu— 'Aku akan menjadi spirit terkontrak mu'."

Claire mengangkat wajahnya, dan air mata meluap dari matanya.

"K-Kau..."

"Sudah cukup!! Keluar—"

*Don*— Claire mendorong Kamito pergi.

"Hey, Claire..."

"Cepat pergi! A-Aku benci orang sepertimu, aku sangat membencimu!"

Sebuah bola api panas keluar dari telapak tangan Claire.

"Owa!"

Sebuah ledakan besar bergema, dan sebuah lubang yang sangat besar terbuka di tembok belakang Kamito.

"He-Hei, tunggu, kenapa kau marah?"

"Diam, bodoh! Keluar——!"

Kali ini, Claire mulai membacakan sebuah sihir spirit kelas terkuat, sehingga Kamito kabur dengan kewalahan.

Jika Claire berupaya serius, dia telah cukup mampu meledakkan asrama ini hingga sangat jauh.

Setelah berlari keluar dari asrama dan berlindung, Kamito menghela.

"Ap-Apa itu..."

Mengapa Claire marah?... Itu sulit dipahami.

(...Apakah dia tidak senang jika aku bergabung dengan Ksatria?)

Dia mendongak ke jendela kamar yang berada dilantai dua, tapi- dia tidak melihat Claire disana.

Lama sebelumnya, tirai jendela itu ditutup.

(...Ahh, jika dia menjadi seperti ini, dia tidak akan mau mendengarkan,)

Claire Rouge. Dia adalah seorang gadis yang hampir seperti api yang menyala-nyala.

(Yah, bagaimana pun, hal itu sesuai dengan kebaikannya...)

Kamito mengambil nafas dalam-dalam sekali lagi.

Dia meninggalkan Kelas Raven dengan langkah yang berat.

Bagian 5[edit]

Setelah mengusir Kamito keluar—

"Aku benci orang itu, aku benci orang itu... Aku sangat membencinya!"

Claire jatuh ke tempat tidur.

Dia menekan bantal halus ke pipinya, dia dengan erat memegang sepreinya.

Scarlet tampaknya berubah menjadi khawatir, tapi Claire menjauhkan dirinya tanpa sepatah kata pun. Dia tidak menginginkannya bahkan spirit terkontraknya, yang sudah bersamanya selama ini semenjak dia kecil, untuk melihatnya menangis sekarang.

"Apa... Aku terlihat seperti orang bodoh."

Selama beberapa hari, ia sudah berlatih untuk membuat coklat sepanjang waktu.

(T-tentu saja ini diluar kewajiban. Coklat yang akan aku berikan kepadanya jelas bukan kewajibanku.)

Latihan itu membuahkan hasil, karena secara bertahap dia mampu membuatnya dengan baik.

Meskipun ia berhenti membuat abu dalam jumlah besar, seharusnya di cukup baik untuk dipuji.

Di hari sebenarnya, besok pagi, dia berencana untuk memberikan Kamito coklat yang dibuatnya paling-terbaik.

"Kau melakukannya dengan baik." ...Dia ingin dipuji.

(Dan namun, dia...)

Claire mengerang, dan memukul bantalnya. *Posu posu*.

(... Makanan yang Ellis buat pastinya lebih enak dibandingkan hal-hal seperti coklatku.)

Itu menjengkelkan. Pikirannya campur aduk, dan walaupun ia tidak tahu apa yang membuat ia jengkel, tapi hal itu menjengkelkan.

"... Aku seperti orang yang menjijikan."

Dia mengerti. Dia tentu saja tidak memiliki perasaan buruk kepada Kamito. Sungguh, tidak salah lagi bahwa dia hanya berpikir untuk menjadi berguna pada Ellis dan memutuskan untuk bergabung dengan Ksatria.

Kamito adalah orang yang seperti itu.

Bahkan Claire khususnya tidak membenci Ellis. Tentu saja, mereka tidak berhubungan baik, tapi dia menyadari bahwa dia adalah elementalis yang dibanggakan.

Namun, hal itu membuatnya sangat marah untuk beberapa alasan.

(...Kenapa?)

Dia mengerti alasannya.

Dia berfikir bahwa dia yang lebih spesial bagi Kamito.

(Lagi pula, Dia mengatakan kalau dia akan menjadi roh terkontrakku.)

Ia memegang lembut bibirnya dengan ujung jarinya, pipinya memanas dengan cepat.

(Disamping itu, Ka-Kami bahkan... berciuman.)

Ini menjadi perasaan yang menyakitkan seperti dadanya sesak.

(...Tapi, itu salah.)

Ini tidak berarti bahwa hanya Claire yang khususnya spesial.

Selama ada perempuan yang bermasalah, Dia akan mengulurkan tangannya ke siapapun, tak peduli siapa.

(Ini karena aku adalah saudara perempuan Ratu Bencana itu—)

Dia mungkin berfikir kalau keberadaan Claire sangat menyedihkan, dan hanya bersimpati kepadanya.

Setelah memikirkan itu, Claire menjadi sangat kesepian.

Kamito pasti tidak mengerti mengapa Claire semarah itu.

Claire juga tidak jelas mengerti mengapa dia berperasaan seperti ini.

Perasaanya saat ini hampir seperti api membara di perapian.

...Ini bukanlah api Claire Rouge.

Pada waktu itu, ada suara pintu kamar yang terbuka.

"Kamito!?"

Dengan penuh semangat Claire menaikan wajahnya dari bantalnya, tapi—

Seseorang, yang berada disana, adalah Fianna dengan ekspresi kebingungan.

Ekspresinya terlihat seperti dia habis kembali dari tugas berbelanja untuk makan malam.

Claire menutupi wajahnya dengan bantalnya sambil kebingungan. Dia tidak mau Fianna melihat wajahnya berurai air mata.

Fianna melihat keadaan Claire saat ini—dan entah mengapa dia tampaknya telah menebak situasinya.

"Ehh, kau bertengkar dengan Kamito?"

"... Pergi."

Menjaga wajahnya tetap tertutupi bantal, kata Claire.

Fianna menghela, duduk di kasur dan menaruh tangannya diatas kepala Claire.

"Aku bilang tinggalkan aku sendiri, bukankah."

"Kau sungguh seorang anak kecil. Jauh berbeda dari Rubia-sama."

"Bagaimanapun, aku berbeda dengan Nee-sama."

Claire dengan kesal membalasnya.

"Hei, Claire, mengapa kau tidak bisa sedikit lebih jujur?"

"A-Aku minta maaf kalau aku tidak jujur... Bagaimanapun, bahkan payudaraku kecil."

"Huh? Tidak ada yang berkata tentang payudara, kau tahu?"

Sambil Fianna dengan lembut mengusap kepala Claire seperti kucing, dia menghela.

"Apa yang bisa kita lakukan untuk makan malam?"

Bagian 6[edit]

Pada saat itu juga— Ellis sedang berguling-guling di atas kasurnya sambil menderita.

"..., A-Aku memakai pakaian yang memalukan."

Ellis melempar seragam maid yang barusan dia pakai, dan tersipu malu. Bahkan jika ini demi membayarnya untuk rasa terima kasihnya, ini, sangat berlebihan, bukan?

"Ta-Tapi..."

Ellis memegang erat seragam maid—

"Kamito bilang kalau ini cocok dengan ku..."

Mengingat hal itu, pipinya lebih tenang.

Ellis membuka matanya saat dia kaget, dan menampar pipinya dengan kedua tangan.

"A-Aku Kapten! Jika aku tidak tegas, aku tidak bisa menjadi contoh untuk semuanya!"

Seorang Ksatria dari keluarga Fahrengart harus tidak pernah menunjukkan kelemahannya.

Ellis Fahrengart selalu begitu.

Namun—

(Aku telah menunjukkannya kepadanya...)

Bahkan dia tidak pernah menunjukkan sisinya, yang ketakutan dengan ketidak amanan, di depan teman-teman yang dia percayai.

Sejujurnya, dia tidak berniat mengundang Kamito ke Ksatria— sampai saat itu.

Namun, ketika dia melihat punggungnya yang hendak pergi, tanpa sadar dia memanggilnya.

(...Aku heran kenapa? Aku juga tidak mengerti.)

Pada awalnya, dia telah berfikir bahwa hal-hal seperti elementalist laki-laki adalah seorang musuh, yang akan mengganggu moral publik akademi.

Sejak kapan dia, sangat aneh, dan mulai peduli tentang Kamito?

Ketika dia berfikir tentang Kazehaya Kamito, dadanya sesak dan sakit untuk beberapa alasan.

Perasaan tersebut adalah yang pertama bagi Ellis, yang telah menjadi seorang Ksatria.

Kebetulan, ia melirik ke atas meja.

Sebuah coklat yang dibungkus rapi berada disana.

Besok adalah «Festival Suci Valentia».

Hari untuk memberikan coklat kepada lawan jenis yang diadakan di suatu tempat dengan satu maksud—

(...I-Ini adalah hadiah untuk mendaftar ke Ksatria. Tentu saja, tidak ada maksud lain selain itu.)

Ellis langsung mengerang.

Jika itu masalahnya, dia seharusnya tidak menjadi tegang. Tapi, degupan di dadanya tidak akan berhenti untuk beberapa alasan.

(...Ka-Kapan waktu yang baik untuk memberikannya?)

Lagi pula, ini pertama kalinya dia melakukan hal seperti ini, jadi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

"...Di-Dia tidak akan berfikir kalau aku adalah perempuan aneh, kan?"

"—Apa yang aneh, Ellis?"

Tiba-tiba, suara seperti udara dingin yang membeku terdengar.

"...!?"

Sebelum dia tahu itu, pintu kamar telah terbuka—

Dan, disana— dia berdiri.

Dia memiliki rambut pirang mengkilap dan berkepala dingin dengan mata biru-es.

"Ah, Aneue[2]...!"

"Wajah pengecut apa yang kau buat? Dan kau masih menyebut dirimu seorang Ksatria dari keluarga Fahrengart?"

Dia adalah elementalis tekuat akademi— Velsaria Eva Fahrengart.


References and Translation Notes[edit]

  1. Nyotaimori (Jepang: 女体盛り, "Penyajian tubuh wanita"),sering disebut sebagai "body sushi", adalah latihan menghidangkan sashimi atau sushi dari tubuh seorang wanita
  2. Sebuah hubungan kebanggaan besar untuk seorang kakak perempuan. Hubungan ini merujuk pada seorang perempuan yang memiliki jumlah kehormatan ekstrim yang tidak bisa dikonversi ke Indonesia. Sehingga dibiarkan seperti itulah.
Back to Bab 3 Return to Halaman Utama Forward to Bab 5