Difference between revisions of "Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid1 Epilog"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
(done)
(telah disunting oleh obakasan)
 
(2 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
Epilog
+
'''Epilog'''
  +
   
   
Line 6: Line 7:
 
Biar kuceritakan apa yang terjadi selanjutnya.
 
Biar kuceritakan apa yang terjadi selanjutnya.
   
Sore itu Haruhi membiarkan rambutnya turun ke bahunya lagi. Dia mungkin jemu harus mengikat rambutnya ke atas. Aku pikir aku harus menunggu sampai rambutnya tumbuh lebih panjang sebelum mencoba untuk meyakinkan dia untuk mengikat buntut kuda.
+
Sore itu Haruhi membiarkan rambutnya turun ke bahunya lagi. Dia mungkin muak mengikat rambutnya ke atas. Kupikir aku harus menunggu sampai rambutnya tumbuh lebih panjang sebelum berusaha meyakinkannya untuk mengikat kuncir kuda.
   
Ketika aku menuju toilet saat istirahat makan siang, aku bertemu Koizumi di koridor.
+
Diperjalanan menuju toilet saat istirahat makan siang, aku bertemu Koizumi di koridor.
   
"Aku benar-benar harus berterima kasih padamu dari dasar hatiku".
+
"Saya benar-benar harus berterima kasih padamu dari lubuk hatiku".
   
Dia tersenyum dengan gembira,
+
Dia tersenyum riang,
   
"Dunia ini masih ada, tidak berubah, dan Suzumiya sekarang di sini seperti biasanya. Kelihatannya pekerjaanku masih akan berlanjut untuk sementara, semuanya berkat kamu, dan aku tidak sedang menyindir. Di lain pihak, mungkin juga kalau dunia ini hanya dibuat kemarin malam! Walaupun begitu, ini merupakan sebuah kebanggaan untuk mengenalmu dan Suzumiya."
+
"Dunia ini tetap tak berubah, dan Suzumiya-san ada disini seperti biasanya. Tampaknya pekerjaanku harus terus berlanjut sementara ini, semuanya berkat anda, dan saya tak sedang menyindir. Di lain pihak, dimungkinkan juga bahwasanya dunia ini hanya diciptakan kemarin malam! Apapun itu, sebuah kehormatan untuk mengenal anda dan Suzumiya-san."
   
"Mungkin kita akan tetap bersama-sama untuk beberapa waktu!" Koizumi mengatakannya sambil melambaikan tangannya ke arahku.
+
"Mungkin kita akan tetap bersama untuk beberapa waktu!" kata Koizumi sambil melambaikan tangannya ke arahku.
   
"Sampai jumpa pulang sekolah!"
+
"Sampai jumpa sehabis sekolah!"
   
Aku menuju ke ruang klub literatur untuk melihat saat istirahat makan siang, dan di sana ada Nagato sedang duduk membaca bukunya seperti biasa.
+
Aku pergi ke ruang Klub Sastra untuk melihat-lihat saat istirahat makan siang, dan disana Nagato duduk membaca bukunya seperti biasa.
   
"Selama dua setengah jam pagi ini, kamu dan Suzumiya Haruhi menghilang dari dunia ini."
+
"Selama dua setengah jam pagi ini, kau dan Suzumiya Haruhi menghilang dari dunia ini."
   
Dia membuka mulutnya dan mengatakan ini, dan hanya ini. Lalu dia menundukkan kepalanya dan membaca lagi.
+
Dia membuka mulutnya dan mengatakan ini, dan hanya ini saja. Lalu dia menundukkan kepalanya dan lanjut membaca.
   
"Aku sedang membaca buku yang kamu pinjamkan sekarang. Aku mungkin akan mengembalikannya dalam seminggu."
+
"Aku lagi baca buku yang kamu pinjemin sekarang. Aku seharusnya bisa ngembaliin ke kamu seminggu lagi."
   
  +
"Oh."
"Aku mengerti."
 
   
 
Kepalanya tetap menunduk.
 
Kepalanya tetap menunduk.
   
"Bisakah kau mengatakan padaku, apakah banyak yang sepertimu di planet ini?"
+
"Bisa kasih tau aku apa banyak yang kayak kamu di planet ini?"
   
 
"Banyak."
 
"Banyak."
   
"Apakah itu berarti ada diantara mereka yang akan menyerangku seperti yang dilakukan Asakura?"
+
"Berarti bakalan ada yang mungkin nyerang aku kayak yang Asakura lakuin?"
   
 
Nagato sekarang mengangkat kepalanya dan melihatku.
 
Nagato sekarang mengangkat kepalanya dan melihatku.
   
"Aku tidak akan membiarkan mereka."
+
"Takkan kubiarkan mereka."
  +
  +
Kuputuskan untuk tidak menyebutkan perpustakaan ke dia.
  +
  +
  +
  +
  +
  +
Setelah sekolah di ruang klub, aku bertemu Asahina-san, yang sedang mengenakan seragamnya alih-alih kostum maidnya. Ketika dia melihatku, dia berlari dan memelukku.
   
  +
"Saya senang banget, saya masih bisa ngeliat kamu......"
Aku memutuskan untuk tidak menyebutkan tentang perpustakaan ke dia.
 
   
  +
Asahina-san menangis dengan wajahnya terbenam di dadaku.
   
  +
"Saya pikir kau ga akan......(hik)......kembali ke (hik) dunia ini......"
   
  +
Barangkali dia baru sadar kalau dia sedang memelukku karena tiba-tiba Asahina-san mendorongku menjauh dengan lengannya seketika.
Setelah pulang sekolah di ruang klub, aku bertemu Asahina yang sedang mengenakan seragamnya alih-alih mengenakan kostum pelayannya. Ketika dia melihatku, dia berlari dan memelukku.
 
   
  +
"Engga, kamu ga boleh. Kalo Suzumiya-san ngeliat ini, nanti bakalan kejadian lagi!"
"Aku benar-benar senang, aku masih bisa melihatmu......"
 
   
  +
"Aku ga ngerti kamu ngomong apa."
Asahina menangis dengan wajahnya terbenam di dadaku.
 
   
  +
Melihat Asahina-san berlinang airmata, yang menawan, aku jadi amat ingin terlahir kembali. Menurutku, tiada seorang lelaki pun di dunia ini yang takkan tumbang pada mata yang begitu polos itu.
"Aku pikir kau tidak akan......(sniff)......kembali ke (sniff) dunia ini......"
 
   
  +
"Kenapa kamu ga pake kostum maidmu hari ini?"
Mungkin dia baru menyadari kalau dia sedang memelukku karena tiba-tiba Asahina mendorongku untuk menjauh dengan lengannya seketika.
 
   
  +
"Lagi dicuci."
"Tidak, kamu tidak boleh. Jika Suzumiya melihat, hal yang sama akan terjadi kembali!"
 
   
  +
Saat ini, aku tiba-tiba kepikiran sesuatu, dan menunjuk ke arah jantungku.
"Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan."
 
   
  +
"Oh iya, Asahina-san, kamu punya tanda lahir berbentuk bintang di dadamu."
Melihat ke mata penuh airmata Asahina yang imut, aku benar-benar ingin lahir kembali. Menurut opiniku, tidak ada seorang laki-laki di dunia ini yang tidak akan terenyuh dengan mata yang sangat polos itu.
 
   
  +
Menyeka tangis dari matanya, Asahina-san terlihat sama terkejutnya dengan burung merpati kena peluru nyasar. Lalu dia perlahan berbalik dan menarik kerahnya kesamping untuk melihat ke dalam bajunya, yang kemudian wajahnya tersipu merah amat cepat.
"Mengapa kamu tidak mengenakan kostum maid-mu hari ini?"
 
   
  +
"K...kok kamu tau!? Saya aja ga tau! Kapan kamu taunya?"
"Itu sedang dicuci."
 
   
  +
Asahina-san mengayunkan tinjunya dan memukulku tanpa henti sambil merona hebat.
Pada saat ini, tiba-tiba aku teringat sesuatu, dan menunjuk ke arah jantungku.
 
   
  +
Diri masa depanmu sendiri yang kasih tau kok. Apa gue kasih tau Asahina-san yang sebenarnya aja ya?
"Oh ya, Asahina, kamu punya tanda lahir berbentung bintang di dadamu."
 
   
  +
"Kalian berdua ngapain?"
Menghapus tangis dari matanya, Asahina terlihat terkejut bagai burung merpati terkena peluru nyasar. Lalu dia perlahan berbalik dan menarik kerahnya kesamping untuk melihat ke dalam bajunya, yang kemudian wajahnya menjadi sangat merah dengan cepat.
 
   
  +
Haruhi berdiri dekat pintu dengan wajah takjub, sementara kepalan Asahina berhenti di tengah udara dengan wajahnya jadi langsung memucat. Haruhi memberi senyuman jahat, seperti ibu tiri jahat yang tahu kalau anak tirinya telah memakan apel beracun dan mau mati, dan mengangkat kantong kertas yang dia bawa.
"B..bagaimana kamu tahu!? Aku saja tidak tahu! Kapan kamu menyadarinya?"
 
   
  +
"Mikuru-chan! Kamu udah bosan dengan kostum maid, kan? Sini! Waktunya ganti baju!"
Asahina mengayunkan tinjunya dan memukulku tanpa henti sambil merona merah.
 
   
  +
Haruhi bergerak setangkas suhu ilmu beladiri dan menangkap Asahina-san, yang masih membatu di tempat.
Dirimu sendiri dari masa depan yang mengatakan kepada ku. Apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya?
 
   
  +
"Ja...jangaaaaaan~~!"
"Apa yang kalian berdua lakukan?"
 
   
  +
Asahina-san berteriak tanpa henti saat Haruhi dengan paksa melucuti seragamnya.
Haruhi berdiri di depan pintu dengan wajah terkejut, ketika kepalan Asahina berhenti di tengah udara dengan wajahnya yang langsung menjadi pucat. Haruhi memberikan senyum jahat, seperti ibu tiri kejam yang tahu kalau anak angkatnya telah memakan apel beracun dan akan mati, dan mengangkat kantong kertasnya yang dibawanya.
 
   
  +
"Jangan bergerak! Percuma ngelawan. Kali ini kostum perawat! Kayaknya sekarang mereka dipanggil pegawai rumah sakit atau semacemnya, tapi semuanya sama aja!"
"Mikuru-chan! Kamu sudah bosan dengan kostum maid, bukan? Sini! Waktunya berganti!"
 
   
  +
"Pa...paling engga kunci pintunya!"
Haruhi bergerak tangkas bagaikan master ilmu beladiri dan memeluk Asahina, yang masih kaku di tempat.
 
   
  +
Aku ingin tetap tinggal dan menikmati pemandangan, tapi akhirnya memutuskan untuk keluar, menutup pintunya.
"T...tidaaaaak~~!"
 
   
  +
Walau aku kasihan dengan Asahina-san, aku benar-benar menanti apa yang akan kulihat saat pintunya terbuka kembali.
Asahina berteriak tanpa henti saat Haruhi dengan paksa melucuti seragamnya.
 
   
  +
Oh iya, dan Nagato juga masih ada disana, duduk di pojok seperti biasa, dengan tenang membaca bukunya.
"Berhenti bergerak! Percuma melawan. Kali ini adalah kostum perawat! Kupikir sekarang mereka disebut pegawai rumah sakit atau sejenisnya, tapi semuanya sama saja!"
 
   
"S...setidaknya tutup pintunya!"
 
   
Aku ingin tetap tinggal dan menikmati pemandangannya, tapi akhirnya memutuskan untuk keluar, menutup pintunya.
 
   
Walau aku merasa kasihan dengan Asahina-san, aku benar-benar menantikan dengan apa yang akan kulihat saat pintunya terbuka kembali.
 
   
Ah ya, dan Nagato masih ada di sana juga, duduk di pojok seperti biasa, dengan tenang membaca bukunya.
 
   
  +
Kali ini, akhirnya kuserahkan formulir pendaftaran Brigade SOS ke OSIS. Jika aku tak menyogok OSIS, tidaklah mungkin mereka mengijinkan klub seperti "Brigade Selamatkan Dunia dengan Operasi Sukaria Suzumiya Haruhi" untuk eksis.
   
  +
Makanya kuganti namanya sedikit jadi "Asosiasi Sokong OSIS dalam Merubah Dunia Sejagat" (disingkat Brigade SOS)<!-- ok2, that IS lame --obakasan 22 Des 2009 -->, dan aku mengubah ringkasan kegiatan klub menjadi "menyediakan segala jasa konsultasi untuk segala masalah yang dialami masyarakat di sekolah, dan secara aktif turut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong masyarakat".
   
  +
Aku tak tahu apa arti tepatnya, tapi kuduga akan OK selama masih masuk akal tatabahasanya. Setelah itu aku tinggal membuat beberapa poster tentang konsultasi menyebalkan itu dan menempelkannya di papan pengumuman. Aku punya dugaan kalau sebagian besar orang yang datang mencari kami untuk konsultasi kemungkinan takkan untuk "sesuatu yang menarik".
Kali ini, aku akhirnya menyerahkan formulir aplikasi Brigade SOS ke OSIS. Jika aku tidak menyogok OSIS, tidak mungkin mereka mengijinkan klub seperti "Save the World by Overloading it with Fun: Suzumiya Haruhi's Brigade" untuk ada.
 
   
Oleh karena itu aku mengganti namanya sedikit menjadi "Assisting the Student Council in Changing the World Association" (disingkat SOS Brigade), dan aku mengubah ringkasan kegiatan klun menjadi "menyediakan segala jasa konsultasi untuk segala masalah yang bisa di alami di sekolah, dan untuk secara aktif turuk berpartisipasi dengan kegiatan gotong royong masyarakat".
 
   
Aku tidak tahu apa artinya dengan tepat, tapi kurasa tidak masalah selama masih masuk akal secara gramar. Setelah itu aku hanya perlu membuat beberapa poster tentang konsultasi menyebalkan itu dan menempelkannya di papan. Aku punya perasaan kalau sebagian besar orang yang datang mencari kami untuk konsultasi kemungkinan tidak untuk "sesuatu yang menarik".
 
   
   
   
Di lain pihak, "Pencarian untuk Kejadian Misterius"-nya Haruhi di kota tetap berlangsung di bawah perintahnya untuk kedua kalinya hari ini. Menurut yang sebelumnya, kegiatan hari ini seharusnya termasuk menghabiskan waktu di akhir minggu berjalan tanpa arah, tapi hari ini Asahina, Nagato, dan bahkan Koizumi semua berkata kalau tidak bisa datang karena mereka ada urusan penting, jadi aku berakhir menunggu Haruhi sendirian di pintu tiket stasiun.
+
Di lain pihak, "Pencarian Kejadian Misterius" Haruhi di kota tetap berlangsung di bawah perintahnya untuk diingat kedua kalinya hari ini. Menurut contoh sebelumnya, kegiatan hari ini seharusnya meliputi membuang-buang seluruh akhir pekan dengan berkeliaran tanpa arah, tapi hari ini Asahina-san, Nagato, dan bahkan Koizumi semua bilang kalau mereka tak bisa datang karena ada urusan penting, jadi akhirnya kutunggu Haruhi sendirian di pintu putar tiket stasiun.
   
Aku tidak tahu apa yang direncanakan mereka bertiga, atau apakah mereka benar-benar ada hal penting. Tapi karena mereka bukan manusia normal pada awalnya, itu tidaklah mengejutkan kalau mereka harus mengurus sesuatu yang penting di suatu tempat yang tidak pernah kudengar sebelumnya.
+
Aku tak tahu apa yang mereka bertiga rencanakan, atau apakah mereka benar-benar ada urusan penting. Tapi karena mereka bukan manusia normal pada awalnya, tidaklah mengejutkan kalau mereka harus menangani beberapa masalah penting di suatu tempat yang tak pernah kudengar sebelumnya.
   
Aku melihat jamku. Masih ada tiga puluh menit lagi sebelum waktu yang dijanjikan. Aku telah berdiri di sini selama tiga puluh menit; dengan kata lain, aku datang satu jam lebih cepat. Aku melakukan ini bukan karena aku sangat menantikan kegiatan hari ini, tapi karena Brigade SOS punya peraturan tidak tertulis barangsiapa yang terakhir datang, apakah telat atau tidak, harus membayar denda. Selain itu, hanya ada dua orang yang terlibat aktivitas hari ini.
+
Kulihat jamku. Masih ada tigapuluh menit sebelum waktu janjian. Aku telah berdiri di sini selama tigapuluh menit; dengan lain kata, aku datang satu jam lebih cepat. Kulakukan ini bukan karena aku amat menantikan kegiatan hari ini, tapi karena Brigade SOS punya peraturan tak tertulis barangsiapa yang terakhir datang, apakah telat atau tidak, harus bayar denda. Lagipula, hanya ada dua orang yang terlibat dalam kegiatan hari ini.
   
Aku mengangkat kepalaku dan melihat figur yang familiar, berpakaian kasual. Dia mungkin tidak pernah menyangka kalau aku akan datang lebih dahulu, dan berdiri kaku di tempat. Lalu kemudian dia berjalan kesal ke arahku. Aku tidak tahu apakah cemberutnya karena rendahnya tingkat kehadiran hari ini, atau karena kenyataan aku datang lebih cepat darinya. Aku hanya perlu menanyakannya saat kita sampai di kafe. Tentu saja, Haruhi yang bayar.
+
Aku mendongak dan melihat sosok tak asing, berpakaian kasual. Dia mungkin tak pernah menyangka kalau aku akan datang begitu awal, dan berdiri kaku di tempat. Kemudian dia berjalan kesal ke arahku. Aku tak tahu apakah berungutnya berhubungan dengan rendahnya tingkat kehadiran hari ini, atau fakta bahwa aku datang lebih awal darinya. Tinggal kutanyakan saja padanya saat kami sampai ke kafe. Tentu saja, Haruhi yang bayar.
   
Saat itu, aku memiliki banyak hal yang ingin kukatakan kepadanya, seperti kemana arah Brigade SOS dari sekarang, kostumnya Asahina-san, berusaha membuatnya berbicara dengan teman sekelas lainnya sesekali, dan menanyakan apa yang dipikirnya tentang psikoanalisis Sigmund Freud.
+
Saat itu, aku punya banyak hal yang ingin kubicarakan padanya, seperti kemana arah Brigade SOS dari sekarang, kostum-kostum Asahina-san, berusaha membuatnya mengobrol dengan teman sekelas lain sesekali, dan menanyakan apa yang dipikirnya soal psikoanalisis Sigmund Freud.
   
Tetapi, aku perlu topic bagus sebelum aku bisa memulai percakapan dengannya.
+
Tapi, gue butuh topik bagus sebelum gue bisa mulai ngobrol dengannya.
   
Ah, aku sudah memutuskan apa yang harus kukatakan. Itu benar, aku telah memutuskan......
+
Ah, udah gue putusin mau bilang apa. Benar, udah gue putusin......
   
......Untuk berbicara tentang alien, penjelajah waktu, dan esper dulu, tentu saja.
+
......Untuk ngomongin soal alien, penjelajah waktu, dan esper dulu, tentu aja.
   
--[[User:Nandaka|Nandaka]] 14:16, 1 July 2008 (PDT)
+
<!-- --[[User:Nandaka|Nandaka]] 14:16, 1 July 2008 (PDT) -->
 
<noinclude>
 
<noinclude>
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
|-
 
|-
| Kembali ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version|Main Page]]
+
| Balik ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Bab07|Bab 7]]
| Mundur ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Volume1_Chapter7|Chapter 7]]
+
| Kembali ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version|Halaman Utama]]
  +
| Lanjut ke [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_Penulis|Catatan Penulis]]
 
|-
 
|-
 
|}
 
|}

Latest revision as of 16:08, 22 December 2009

Epilog



Biar kuceritakan apa yang terjadi selanjutnya.

Sore itu Haruhi membiarkan rambutnya turun ke bahunya lagi. Dia mungkin muak mengikat rambutnya ke atas. Kupikir aku harus menunggu sampai rambutnya tumbuh lebih panjang sebelum berusaha meyakinkannya untuk mengikat kuncir kuda.

Diperjalanan menuju toilet saat istirahat makan siang, aku bertemu Koizumi di koridor.

"Saya benar-benar harus berterima kasih padamu dari lubuk hatiku".

Dia tersenyum riang,

"Dunia ini tetap tak berubah, dan Suzumiya-san ada disini seperti biasanya. Tampaknya pekerjaanku harus terus berlanjut sementara ini, semuanya berkat anda, dan saya tak sedang menyindir. Di lain pihak, dimungkinkan juga bahwasanya dunia ini hanya diciptakan kemarin malam! Apapun itu, sebuah kehormatan untuk mengenal anda dan Suzumiya-san."

"Mungkin kita akan tetap bersama untuk beberapa waktu!" kata Koizumi sambil melambaikan tangannya ke arahku.

"Sampai jumpa sehabis sekolah!"

Aku pergi ke ruang Klub Sastra untuk melihat-lihat saat istirahat makan siang, dan disana Nagato duduk membaca bukunya seperti biasa.

"Selama dua setengah jam pagi ini, kau dan Suzumiya Haruhi menghilang dari dunia ini."

Dia membuka mulutnya dan mengatakan ini, dan hanya ini saja. Lalu dia menundukkan kepalanya dan lanjut membaca.

"Aku lagi baca buku yang kamu pinjemin sekarang. Aku seharusnya bisa ngembaliin ke kamu seminggu lagi."

"Oh."

Kepalanya tetap menunduk.

"Bisa kasih tau aku apa banyak yang kayak kamu di planet ini?"

"Banyak."

"Berarti bakalan ada yang mungkin nyerang aku kayak yang Asakura lakuin?"

Nagato sekarang mengangkat kepalanya dan melihatku.

"Takkan kubiarkan mereka."

Kuputuskan untuk tidak menyebutkan perpustakaan ke dia.



Setelah sekolah di ruang klub, aku bertemu Asahina-san, yang sedang mengenakan seragamnya alih-alih kostum maidnya. Ketika dia melihatku, dia berlari dan memelukku.

"Saya senang banget, saya masih bisa ngeliat kamu......"

Asahina-san menangis dengan wajahnya terbenam di dadaku.

"Saya pikir kau ga akan......(hik)......kembali ke (hik) dunia ini......"

Barangkali dia baru sadar kalau dia sedang memelukku karena tiba-tiba Asahina-san mendorongku menjauh dengan lengannya seketika.

"Engga, kamu ga boleh. Kalo Suzumiya-san ngeliat ini, nanti bakalan kejadian lagi!"

"Aku ga ngerti kamu ngomong apa."

Melihat Asahina-san berlinang airmata, yang menawan, aku jadi amat ingin terlahir kembali. Menurutku, tiada seorang lelaki pun di dunia ini yang takkan tumbang pada mata yang begitu polos itu.

"Kenapa kamu ga pake kostum maidmu hari ini?"

"Lagi dicuci."

Saat ini, aku tiba-tiba kepikiran sesuatu, dan menunjuk ke arah jantungku.

"Oh iya, Asahina-san, kamu punya tanda lahir berbentuk bintang di dadamu."

Menyeka tangis dari matanya, Asahina-san terlihat sama terkejutnya dengan burung merpati kena peluru nyasar. Lalu dia perlahan berbalik dan menarik kerahnya kesamping untuk melihat ke dalam bajunya, yang kemudian wajahnya tersipu merah amat cepat.

"K...kok kamu tau!? Saya aja ga tau! Kapan kamu taunya?"

Asahina-san mengayunkan tinjunya dan memukulku tanpa henti sambil merona hebat.

Diri masa depanmu sendiri yang kasih tau kok. Apa gue kasih tau Asahina-san yang sebenarnya aja ya?

"Kalian berdua ngapain?"

Haruhi berdiri dekat pintu dengan wajah takjub, sementara kepalan Asahina berhenti di tengah udara dengan wajahnya jadi langsung memucat. Haruhi memberi senyuman jahat, seperti ibu tiri jahat yang tahu kalau anak tirinya telah memakan apel beracun dan mau mati, dan mengangkat kantong kertas yang dia bawa.

"Mikuru-chan! Kamu udah bosan dengan kostum maid, kan? Sini! Waktunya ganti baju!"

Haruhi bergerak setangkas suhu ilmu beladiri dan menangkap Asahina-san, yang masih membatu di tempat.

"Ja...jangaaaaaan~~!"

Asahina-san berteriak tanpa henti saat Haruhi dengan paksa melucuti seragamnya.

"Jangan bergerak! Percuma ngelawan. Kali ini kostum perawat! Kayaknya sekarang mereka dipanggil pegawai rumah sakit atau semacemnya, tapi semuanya sama aja!"

"Pa...paling engga kunci pintunya!"

Aku ingin tetap tinggal dan menikmati pemandangan, tapi akhirnya memutuskan untuk keluar, menutup pintunya.

Walau aku kasihan dengan Asahina-san, aku benar-benar menanti apa yang akan kulihat saat pintunya terbuka kembali.

Oh iya, dan Nagato juga masih ada disana, duduk di pojok seperti biasa, dengan tenang membaca bukunya.



Kali ini, akhirnya kuserahkan formulir pendaftaran Brigade SOS ke OSIS. Jika aku tak menyogok OSIS, tidaklah mungkin mereka mengijinkan klub seperti "Brigade Selamatkan Dunia dengan Operasi Sukaria Suzumiya Haruhi" untuk eksis.

Makanya kuganti namanya sedikit jadi "Asosiasi Sokong OSIS dalam Merubah Dunia Sejagat" (disingkat Brigade SOS), dan aku mengubah ringkasan kegiatan klub menjadi "menyediakan segala jasa konsultasi untuk segala masalah yang dialami masyarakat di sekolah, dan secara aktif turut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong masyarakat".

Aku tak tahu apa arti tepatnya, tapi kuduga akan OK selama masih masuk akal tatabahasanya. Setelah itu aku tinggal membuat beberapa poster tentang konsultasi menyebalkan itu dan menempelkannya di papan pengumuman. Aku punya dugaan kalau sebagian besar orang yang datang mencari kami untuk konsultasi kemungkinan takkan untuk "sesuatu yang menarik".



Di lain pihak, "Pencarian Kejadian Misterius" Haruhi di kota tetap berlangsung di bawah perintahnya untuk diingat kedua kalinya hari ini. Menurut contoh sebelumnya, kegiatan hari ini seharusnya meliputi membuang-buang seluruh akhir pekan dengan berkeliaran tanpa arah, tapi hari ini Asahina-san, Nagato, dan bahkan Koizumi semua bilang kalau mereka tak bisa datang karena ada urusan penting, jadi akhirnya kutunggu Haruhi sendirian di pintu putar tiket stasiun.

Aku tak tahu apa yang mereka bertiga rencanakan, atau apakah mereka benar-benar ada urusan penting. Tapi karena mereka bukan manusia normal pada awalnya, tidaklah mengejutkan kalau mereka harus menangani beberapa masalah penting di suatu tempat yang tak pernah kudengar sebelumnya.

Kulihat jamku. Masih ada tigapuluh menit sebelum waktu janjian. Aku telah berdiri di sini selama tigapuluh menit; dengan lain kata, aku datang satu jam lebih cepat. Kulakukan ini bukan karena aku amat menantikan kegiatan hari ini, tapi karena Brigade SOS punya peraturan tak tertulis barangsiapa yang terakhir datang, apakah telat atau tidak, harus bayar denda. Lagipula, hanya ada dua orang yang terlibat dalam kegiatan hari ini.

Aku mendongak dan melihat sosok tak asing, berpakaian kasual. Dia mungkin tak pernah menyangka kalau aku akan datang begitu awal, dan berdiri kaku di tempat. Kemudian dia berjalan kesal ke arahku. Aku tak tahu apakah berungutnya berhubungan dengan rendahnya tingkat kehadiran hari ini, atau fakta bahwa aku datang lebih awal darinya. Tinggal kutanyakan saja padanya saat kami sampai ke kafe. Tentu saja, Haruhi yang bayar.

Saat itu, aku punya banyak hal yang ingin kubicarakan padanya, seperti kemana arah Brigade SOS dari sekarang, kostum-kostum Asahina-san, berusaha membuatnya mengobrol dengan teman sekelas lain sesekali, dan menanyakan apa yang dipikirnya soal psikoanalisis Sigmund Freud.

Tapi, gue butuh topik bagus sebelum gue bisa mulai ngobrol dengannya.

Ah, udah gue putusin mau bilang apa. Benar, udah gue putusin......

......Untuk ngomongin soal alien, penjelajah waktu, dan esper dulu, tentu aja.


Balik ke Bab 7 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Catatan Penulis