Difference between revisions of "Hakomari (Indonesia):Jilid 1 Ke-27753 kali (2)"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
 
(10 intermediate revisions by 4 users not shown)
Line 1: Line 1:
27753rd Time (2)
+
==Ke-27,753 kali (2)==
  +
<i><nowiki>*rasp* *rasp* *rasp* *rasp*---</nowiki>
   
   
''<nowiki>*rasp* *rasp* *rasp* *rasp*---</nowiki>
 
   
  +
Suara apa ini? Suaranya sangat pelan sampai-sampai aku hampir tidak bisa menyadarinya jika aku tidak berkonsentrasi. Tapi itu bukanlah suara yang akan terlewatkan olehku karena suara itu tidak lain berasal dari dalam tubuhku sendiri.
   
   
Suara apa ini? Suaranya sangat pelan sampai-sampai Aku hampir tidak bisa menyadarinya jika Aku tidak berkonsentrasi. Tapi itu bukanlah suara yang akan terlewatkan olehku, karena suara itu tidak lain berasal dari dalam tubuhku sendiri.
 
   
  +
<nowiki>*rasp* *rasp* *rasp* *rasp*—</nowiki>
   
   
<nowiki>*rasp* *rasp* *rasp* *rasp*---</nowiki>
 
   
  +
Ada suara 'rasp' pelan yang terdengar dari dalam tubuhku. Di mana? Yah, suara itu berasal dari dalam tubuhku. Jadi itu pasti suara tubuhku yang sedang terkikis.
 
 
Ada suara 'rasp' pelan yang terdengar dari dalam tubuhku. Dimana?---yah, suara itu berasal dari dalam tubuhku. Jadi itu pasti suara tubuhku yang sedang terkikis.
 
   
   
Line 22: Line 20:
   
   
Meski suara itu sangat kecil, suara itu terdengar keras di telingaku, sehingga secara refleks Aku berusaha menutup telingaku, tetapi hal itu justru membuat suara tadi makin jelas terdengar. Ah, tentu saja. Kalau Aku menutup telingaku, Aku akan mendengar suara yang berasal dari tubuhku dengan jelas. Jadi Aku tidak boleh menutup telingaku. Aku tidak akan pernah bisa lari dari suara tubuhku yang sedang terkikis.
+
Meski suara itu sangat kecil, suara itu terdengar keras di telingaku, sehingga secara refleks aku berusaha menutup telingaku, tetapi hal itu justru membuat suara tadi makin jelas terdengar. Ah, tentu saja. Kalau Aku menutup telingaku, Aku akan mendengar suara yang berasal dari tubuhku dengan jelas. Jadi aku tidak boleh menutup telingaku. Aku tidak akan pernah bisa lari dari suara tubuhku yang sedang terkikis.
   
   
   
Sakit sekali. Seperti yang sudah kuduga, tubuh yang sedang terkikis itu sakit rasanya. Rasanya seperti jantungmu sedang membengkak. Rasa sakit yang terus terasa, apa ini perasaan bersalah? Aku yakin kalau itu adalah perasaan yang pertama kali ingin kuhilangkan. Tapi sepertinya masih tersisa sedikit perasaan itu didalam tubuhku.
+
Sakit sekali. Seperti yang sudah kuduga, tubuh yang sedang terkikis itu sakit rasanya. Rasanya seperti jantungmu sedang membengkak. Rasa sakit yang terus terasa, apa ini perasaan bersalah? Aku yakin kalau itu adalah perasaan yang pertama kali sudah kuhilangkan. Tapi sepertinya masih tersisa sedikit perasaan itu di dalam tubuhku.
   
   
Line 46: Line 44:
   
   
Ah, kalau begini terus, tubuhku akan kehilangan bentuknya. Mmhh, tidak. Ini, sudah terlambat. Aku sudah menjadi pecahan kecil.
+
Ah, kalau begini terus, bagian dalam tubuhku akan kehilangan bentuknya dan bercerai-berai bagaikan serpihan-serpihan kayu. Mmhh, tidak. Ini, sudah terlambat. Aku sudah menjadi pecahan kecil.
   
   
   
Di pengulangan yang lebih dari 20.000 kali ini, Aku berhenti menjadi diriku sendiri. Aku sadar akan hal itu. Aku tidak bisa menahan kebosanan ini dan kehilangan hatiku. Bahkan Aku tidak bisa lagi berbicara dengan normal.
+
Di pengulangan yang lebih dari 20.000 kali ini, aku berhenti menjadi diriku sendiri. Aku sadar akan hal itu. Aku tidak bisa menahan kebosanan ini dan kehilangan hatiku. Bahkan aku tidak bisa lagi berbicara dengan normal.
   
   
Line 66: Line 64:
   
   
Tapi Aku tidak akan melakukannya,
+
Tapi aku tidak akan melakukannya.
   
   
   
karena keinginanku belum terpenuhi.
+
Itu karena—keinginanku belum terpenuhi.
   
   
   
...Hah? Tapi, tubuhku sudah hancur seperti ini. Bagaimana bisa Aku mengingat keinginanku? Masih mungkinkah Aku? Tidak. Keinginanku sudah hancur bersama hatiku. Buktinya---
+
...Hah? Tapi, tubuhku sudah hancur seperti ini. Bagaimana bisa aku mengingat keinginanku? Masih mungkinkah Aku? Tidak. Keinginanku sudah hancur bersama hatiku. Buktinya---
   
   
   
---Aku tidak bisa lagi mengingat permohonanku sendiri.
+
—aku tidak bisa lagi mengingat permohonanku sendiri.
   
   
   
"---ahaha,"
+
"—Ahaha,"
   
   
   
Tanpa sengaja Aku tertawa. Ya, Aku tidak bisa lagi mengingatnya. Ahaha, Aku tidak bisa mengingatnya. Apa keinginanku? Ayolah, biarkan Aku mengingatnya! Ahaha, berhenti bercanda denganku! Kenapa Aku bisa menahan siksaan mahaberat berupa pengulangan terus-menerus ini? Aku hanya bisa tertawa. Meski Aku hanya bisa tertawa... ah, Aku sendiri sudah lupa bagaimana cara tertawa itu sendiri. Jadi Aku hanya bisa tertawa tanpa ekspresi sama sekali.
+
Tanpa sengaja aku tertawa. Ya, aku tidak bisa lagi mengingatnya. Ahaha, aku tidak bisa mengingatnya. Apa keinginanku? Ayolah, biarkan aku mengingatnya! Ahaha, berhenti bercanda denganku! Kenapa Aku bisa menahan siksaan mahaberat berupa pengulangan terus-menerus ini? Aku hanya bisa tertawa. Meski aku hanya bisa tertawa... ah, aku sendiri sudah lupa bagaimana cara tertawa itu sendiri. Jadi, aku hanya bisa tertawa tanpa ekspresi sama sekali.
   
   
   
Jadi--- Aku bisa menghentikannnya sekarang.
+
Jadi—aku bisa menghentikannnya sekarang.
   
   
   
Kesimpulan yang sangat simpel. Aku sendiri heran kenapa Aku sendiri tidak bisa memikirkan kesimpulan tersebut hingga sekarang.
+
Kesimpulan yang sangat sederhana. Aku sendiri heran kenapa aku tidak bisa berkesimpulan seperti itu sebelumnya.
   
   
   
Aku hanya perlu membunuhnya sekarang. Benar, Aku hanya perlu membunuhnya. Aku hanya perlu membunuh Kazuki Hoshino. Lagipula dialah awal dari semua penderitaan ini. Jika Aku bisa tenang dengan melakukan hal itu, maka Aku hanya perlu membunuhnya secepat mungkin.
+
Aku hanya perlu membunuhnya sekarang. Benar, aku hanya perlu membunuhnya. <u>Aku hanya perlu membunuh Kazuki Hoshino</u>. Lagi pula dialah awal dari semua penderitaan ini. Jika aku bisa tenang dengan melakukan hal itu, maka aku hanya perlu membunuhnya secepat mungkin.
   
   
   
Tapi Aku tahu.
+
Tapi entah mengapa aku tahu.
   
   
   
<<Kebetulan>> ku yang pernah kusebut <<permohonan>> ini tidak akan menjadi akhir dari segalanya.
+
«Kebetulan»-ku yang pernah kusebut «permohonan» ini tidak akan menjadi berakhir begitu saja.</i>
   
  +
[[Image:Utsuro_no_Hako_vol1_pic2.jpg]]
''
 
   
   
Line 114: Line 112:
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
|-
 
|-
| Back to [[Utsuro no Hako Bahasa Indonesia:Volume1 Interlude|Interlude]]
+
| Balik ke [[Utsuro_no_Hako Bahasa Indonesia:Jilid 1 Selingan|Selingan]]
| Return to [[Utsuro no Hako to Zero no Maria Bahasa Indonesia|Main Page]]
+
| Kembali ke [[Utsuro no Hako to Zero no Maria Bahasa Indonesia|Halaman Utama]]
| Forward to [[Utsuro no Hako Bahasa Indonesia:Volume1 27754th time|27754th time]]
+
| Lanjut ke [[Utsuro_no_Hako Bahasa Indonesia:Jilid 1 Ke-27754 kali|Ke-27,754 kali]]
 
|-
 
|-
 
|}
 
|}

Latest revision as of 16:34, 16 June 2013

Ke-27,753 kali (2)[edit]

*rasp* *rasp* *rasp* *rasp*---


Suara apa ini? Suaranya sangat pelan sampai-sampai aku hampir tidak bisa menyadarinya jika aku tidak berkonsentrasi. Tapi itu bukanlah suara yang akan terlewatkan olehku karena suara itu tidak lain berasal dari dalam tubuhku sendiri.


*rasp* *rasp* *rasp* *rasp*—


Ada suara 'rasp' pelan yang terdengar dari dalam tubuhku. Di mana? Yah, suara itu berasal dari dalam tubuhku. Jadi itu pasti suara tubuhku yang sedang terkikis.


*rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp*---


Meski suara itu sangat kecil, suara itu terdengar keras di telingaku, sehingga secara refleks aku berusaha menutup telingaku, tetapi hal itu justru membuat suara tadi makin jelas terdengar. Ah, tentu saja. Kalau Aku menutup telingaku, Aku akan mendengar suara yang berasal dari tubuhku dengan jelas. Jadi aku tidak boleh menutup telingaku. Aku tidak akan pernah bisa lari dari suara tubuhku yang sedang terkikis.


Sakit sekali. Seperti yang sudah kuduga, tubuh yang sedang terkikis itu sakit rasanya. Rasanya seperti jantungmu sedang membengkak. Rasa sakit yang terus terasa, apa ini perasaan bersalah? Aku yakin kalau itu adalah perasaan yang pertama kali sudah kuhilangkan. Tapi sepertinya masih tersisa sedikit perasaan itu di dalam tubuhku.


*rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp* *rasp*---


Aku terkikis.


Jantungku.


Tubuhku.


Ah, kalau begini terus, bagian dalam tubuhku akan kehilangan bentuknya dan bercerai-berai bagaikan serpihan-serpihan kayu. Mmhh, tidak. Ini, sudah terlambat. Aku sudah menjadi pecahan kecil.


Di pengulangan yang lebih dari 20.000 kali ini, aku berhenti menjadi diriku sendiri. Aku sadar akan hal itu. Aku tidak bisa menahan kebosanan ini dan kehilangan hatiku. Bahkan aku tidak bisa lagi berbicara dengan normal.


Dunia ini menolakku.


Tentu saja. Sejak awal ini memang bukan tempatku. Aku hanya memaksakan diriku ke dalam dunia ini. Semua orang di kelas ini menolakku.


Aku tahu bagaimana cara mengakhiri semua ini.


Tapi aku tidak akan melakukannya.


Itu karena—keinginanku belum terpenuhi.


...Hah? Tapi, tubuhku sudah hancur seperti ini. Bagaimana bisa aku mengingat keinginanku? Masih mungkinkah Aku? Tidak. Keinginanku sudah hancur bersama hatiku. Buktinya---


—aku tidak bisa lagi mengingat permohonanku sendiri.


"—Ahaha,"


Tanpa sengaja aku tertawa. Ya, aku tidak bisa lagi mengingatnya. Ahaha, aku tidak bisa mengingatnya. Apa keinginanku? Ayolah, biarkan aku mengingatnya! Ahaha, berhenti bercanda denganku! Kenapa Aku bisa menahan siksaan mahaberat berupa pengulangan terus-menerus ini? Aku hanya bisa tertawa. Meski aku hanya bisa tertawa... ah, aku sendiri sudah lupa bagaimana cara tertawa itu sendiri. Jadi, aku hanya bisa tertawa tanpa ekspresi sama sekali.


Jadi—aku bisa menghentikannnya sekarang.


Kesimpulan yang sangat sederhana. Aku sendiri heran kenapa aku tidak bisa berkesimpulan seperti itu sebelumnya.


Aku hanya perlu membunuhnya sekarang. Benar, aku hanya perlu membunuhnya. Aku hanya perlu membunuh Kazuki Hoshino. Lagi pula dialah awal dari semua penderitaan ini. Jika aku bisa tenang dengan melakukan hal itu, maka aku hanya perlu membunuhnya secepat mungkin.


Tapi entah mengapa aku tahu.


«Kebetulan»-ku yang pernah kusebut «permohonan» ini tidak akan menjadi berakhir begitu saja.

Utsuro no Hako vol1 pic2.jpg


Balik ke Selingan Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Ke-27,754 kali