Difference between revisions of "Oregairu (Indonesia):Jilid 1 Bab 7"
(Created page with "=== Chapter 7: Dewa komedi Romantis terkadang dapat melakukan sesuatu dengan baik === ==== Bagian terakhir ==== Setelah itu, kami adalah satu-satunya yang tersisa. “kita m...") |
Cucundoweh (talk | contribs) |
||
Line 1: | Line 1: | ||
+ | <div align=justify><span style="font-family: Narkisim; font-size:110%"> |
||
− | === Chapter 7: Dewa komedi Romantis terkadang dapat melakukan sesuatu dengan baik === |
||
+ | == Terkadang, Dewa Komedi Romantis Bisa Berbuat Hal Baik == |
||
− | ==== Bagian terakhir ==== |
||
− | Setelah itu, kami adalah satu-satunya yang tersisa. |
||
+ | <span style="font-size: 200%; border: "><center>— II —</center></span> |
||
− | “kita menang, tapi rasanya seperti kekalahan.” |
||
− | Aku menyeringai setelah mendengar ucapan Yukinoshita. |
||
+ | Setelah itu, tinggal kami sendiri yang tersisa di sini. |
||
− | “Jangan konyol. Aku tidak punya masalah apapun dengan mereka.” |
||
+ | '''"'''Kita memang menang, tapi rasanya seperti kalah.'''"''' |
||
− | Mereka yang bersenang-senang di masa mudalah yang akan menjadi protagonis. |
||
+ | Aku hanya bisa meringis setelah mendengar ucapan memelas Yukinoshita. |
||
− | “Hm, itu benar. Semua ini gara-gara Hikki. Sayang sekali harus jadi seperti ini padahal kita menang .” |
||
+ | '''"'''Jangan konyol. Tak ada yang perlu dipersoalkan antara aku dengan mereka.'''"''' |
||
− | “Oi, Yuigahama, hati-hati dengan ucapanmu. Apa kau sadar kalau mengungkapkan isi hatimu lebih menyakitiku daripada mendengarmu bicara kasar?” |
||
+ | Mereka yang bersenang-senang di masa remajanya memang akan selalu jadi protagonis. |
||
− | Aku memelototi Yuigahama, tapi dia tak menggubrisnya. |
||
+ | '''"'''Hmm... itu benar. Ini semua gara-gara Hikki. Sayang sekali harus jadi begini. Padahal kita yang menang.'''"''' |
||
− | Yah , Yui benar, jadi dia tidak perlu mundur. Sejak awal orang-orang seperti Hayama dan Miura tidak pernah berpikir tentang kemenangan. Bahkan jika mereka kalah, itu malah akan menjadi memori yang tak terlupakan di masa mudanya. |
||
+ | '''"'''Hei, Yuigahama, jaga omonganmu, ya. Apa kau sadar kalau menumpahkan uneg-unegmu itu lebih menyakitkan ketimbang mendengarmu bicara kasar?'''"''' |
||
− | Apaa? meledaklah, semangat muda! meledaklah! |
||
+ | Aku memelototi Yuigahama, namun ia tak menggubrisnya. |
||
− | “be, benar juga, orang bernama Hayama itu, jika aku dilahirkan dan di didik secara berbeda dengan yang sekarang, mungkin aku akan menjadi seperti dia.” |
||
+ | Yah, Yui memang benar, tak ada yang perlu direnungkan. Sejak awal orang-orang seperti Hayama dan Miura tak pernah berpikir untuk menang. Andaikata mereka kalah pun, itu justru akan jadi sebuah kenangan indah bagi masa remaja mereka. |
||
− | “tak akan ada bedanya bagimu…namun kurasa kau harus me-reset hidupmu.” |
||
+ | Apa-apaan itu? Hei, masa remaja, meledak saja sana! ''Cepetan'' meledak! |
||
− | Tatapan dingin Yukinoshita secara tak langsung mengatakan “mati saja”. |
||
+ | '''"'''Be-benar juga, anak bernama Hayama itu, jika aku dilahirkan dan dididik dengan cara berbeda seperti sekarang, mungkin aku akan jadi seperti dia.'''"''' |
||
− | “…tapi, erm, memang begitulah hal yang bagus dari Hikki. yah…bukan berarti itu tidak baik.” |
||
+ | '''"'''Tak akan ada bedanya bagimu... namun kurasa kau memang harus me-''reset'' hidupmu.'''"''' |
||
− | Yuigahama bergumam seperti menelan kembali kata-katanya, dan aku sama sekali tak bisa mendengarnya. Bicaralah lebih keras, kau pikir kau ini semacam pegawai toko baju!? |
||
+ | Tatapan dingin Yukinoshita secara tak langsung mengatakan, ''mati saja sana''. |
||
− | sepertinya Yukinoshita mendengar ucapan Yui seraya tersenyum tipis dan mengangguk . |
||
+ | '''"'''...tapi, eng, mungkin hal itu akan bagus buat Hikki. Yah... bukan berarti yang sekarang ini enggak bagus.'''"''' |
||
− | “ternyata masih ada orang yang memandang baik tindakan bodohmu. Sayang sekali.” |
||
+ | Yuigahama bergumam seperti menelan kembali kata-katanya, aku pun sama sekali tak bisa mendengar yang diucapkannya. Kalau bicara itu yang keras. Memangnya ia itu pegawai ''distro'', apa!? |
||
− | Dia mengatakan itu, kemudian berpaling. Totsuka berada di depanku, khawatir dengan kakinya yang cedera, dan di belakangku adalah Zaimokuza, yang terlihat seperti penguntit. |
||
+ | Sepertinya Yukinoshita mendengar ucapan Yui seraya tersenyum tipis dan mengangguk. |
||
− | “bagus, Hachiman, seperti yang kuharapkan dari temanku. Namun suatu hari, kita harus menentukan siapa pemenangnya dengan pertarungan…” |
||
+ | '''"'''Rupanya masih ada orang yang bisa mengambil hal positif dari tindakan bodohmu. Sungguh disayangkan.'''"''' |
||
− | Aku menghiraukan Zaimokuza, yang menerawang sambil menggumamkan sesuatu, dan berkata pada Totsuka, |
||
+ | Ia berpaling setelah berkata begitu. Di depanku kini ada Totsuka yang khawatir dengan kakinya yang cedera, lalu di belakangku ada Zaimokuza yang tampak seperti seorang penguntit. |
||
− | “apa lukamu baik-baik saja?” |
||
+ | '''"'''Bagus, Hachiman, kau memang teman yang bisa kuandalkan. Namun suatu hari, kita harus menentukan siapa pemenangnya lewat pertarungan...'''"''' |
||
− | “Yeah…” |
||
+ | Kuacuhkan Zaimokuza yang sedang menerawang sambil menggumamkan sesuatu itu, lalu berkata pada Totsuka. |
||
− | Aku menyadari kalau aku sedang dikelilingi laki-laki. aku bertanya-tanya apakah ini semua karena kedatangan Zaimokuza yang bersamaan dengan perginya Yukinoshita dan Yuigahama. |
||
+ | '''"'''apa lukamu baik-baik saja?'''"''' |
||
− | Hayama dipandang seperti James Bond dan dikelilingi cewek ibarat pahlawan, sementara aku di kelilingi cowok sehingga kami terlihat seperti special ops A-team. |
||
+ | '''"'''Ya...'''"''' |
||
− | Kupikir Dewa romcom hanyalah legenda. |
||
+ | Aku baru sadar kalau aku sedang dikelilingi laki-laki. Jangan-jangan ini semua gara-gara Zaimokuza yang datang bersamaan dengan perginya Yukinoshita dan Yuigahama. |
||
− | “Hikigaya-kun…erm, terima kasih.” |
||
+ | Hayama diperlakukan seperti James Bond dan dikelilingi para perempuan ibarat pahlawan, sementara, aku hanya dikelilingi oleh para lelaki, sehingga kami pun tampak seperti sekumpulan Pasukan Gegana. |
||
− | Totsuka berdiri tepat didepanku, memandang ke arahku. Setelah itu, dia berpaling dan terlihat malu-malu. Sejujurnya, aku ingin segera memeluknya, tapi dia ini cowok… |
||
+ | Kupikir Dewa Komedi Romantis hanyalah mitos. |
||
− | Romcom seperti ini tidak akan berhasil , dan itu berlaku juga bagi jenis kelamin Totsuka. Lagian, rasa terima kasihnya itu salah sasaran. |
||
+ | '''"'''Hikigaya... eng, terima kasih.'''"''' |
||
− | “aku tidak berbuat apa-apa. Kalau kamu mau berterma kasih, berterima kasihlah pada cewek-cewek itu…” |
||
+ | Totsuka berdiri tepat di depanku, memandang ke arahku. Setelah itu, ia berpaling dan terlihat malu-malu. Jujur, aku jadi ingin segera memeluknya, tapi dia ''kan'' laki-laki... |
||
− | Aku mencari mereka, dan melihat rambut Twintail masuk ke arah ruangan klub tenis. |
||
− | jadi mereka disana. |
||
+ | Kisah komedi romantis seperti ini tak akan jadi kenyataan, dan itu juga berlaku untuk jenis kelamin Totsuka. Lagi pula, rasa terima kasihnya itu salah sasaran. |
||
− | Dengan maksud ingin berterima kasih, aku berjalan ke arah ruangan klub. |
||
+ | '''"'''Aku tak berbuat apa-apa. Kalau mau berterima kasih, berterimakasihlah pada para perempuan itu...'''"''' |
||
− | “Yukinoshi…ahh.” |
||
+ | Aku mulai pergi mencari mereka, lalu kulihat rambut yang dikuncir dua itu berayun masuk ke arah ruang Klub Tenis. Ternyata mereka di sana. |
||
− | Mereka sedang berganti pakaian. |
||
+ | Dengan maksud ingin berterima kasih, aku berjalan ke arah ruang klub. |
||
− | Pakaian dalam berwarna hijau jeruk trerlihat dibawah blus nya. Dia masih mengenakan rok tenis, memperlihatkan tubuhnya yang langsing namun tak seimbang dengan jelas. |
||
+ | [[Image:YahariLoveCom_v1-297.png||250px|thumbnail]] |
||
− | “WHA, WHA WHA WHA WHA WHA!!” |
||
+ | '''"'''Yukinoshi... aah.'''"''' |
||
− | Kenapa kau berteriak? hentikan itu saat aku sedang mencoba berkonsentrasi! Apa yang akan terjadi jika aku tidak bisa membuat memori kejadian ini? aku menyadari Yuigahama juga ada disana. |
||
− | + | Mereka sedang berganti pakaian. |
|
+ | Pakaian dalam berwarna hijau jeruk limau terlihat di bawah blusnya. Ia masih mengenakan rok tenis, memperlihatkan jelas tubuhnya langsingnya yang kurang berisi itu. |
||
− | Sepertinya Yuigahama terbiasa mengkancing baju nya dari bawah sehingga dada nya dapat terlihat jelas. aku bisa melihat bra dan juga belahan dada nya. |
||
+ | '''"'''WA, WA WA WA WA WA!!'''"''' |
||
− | Dia memegang rok nya yang diberikan oleh Yukinoshita, yang artinya dia tidak memakainya . |
||
+ | Kenapa ia harus teriak? Berhenti dulu, aku ini sedang konsentrasi, tahu! Apa yang terjadi jika kenangan seperti ini hilang begitu saja? Sebenarnya aku juga sudah tahu kalau Yuigahama ada di sana. |
||
− | kaus kaki tinggi berwarna biru laut yang cocok dengan cd merah mudanya menutupi paha mulusnya hingga ke pergelangan kaki . |
||
+ | Dan ia pun tampak sedang mau berganti pakaian. |
||
− | “PERGI DAN MATI SAJA SANA!!!” |
||
+ | Sepertinya Yuigahama terbiasa mengancing bajunya dari bawah sehingga dadanya terlihat jelas. Aku bisa melihat bra maupun belahan dadanya. Ia tampak sedang memegang rok yang sempat dipinjamkannya pada Yukinoshita, dengan kata lain, ia sedang tak memakai rok itu saat ini. |
||
− | BAM! Wajahku dihantam raket berkekuatan penuh. |
||
+ | Kaus kaki tinggi berwarna biru laut yang cocok dengan celana dalam merah mudanya menutupi paha mulusnya hingga ke pergelangan kaki. |
||
− | …beginilah yang seharusnya. Romcom memang sudah seharusnya begini. |
||
+ | '''"'''MATI SAJA KAU SANA!!!'''"''' |
||
− | Kerja bagus, Dewa romcom. Kerja bagus… |
||
+ | ''DANG!'' Wajahku dihantam raket yang dilempar dengan kekuatan penuh. |
||
− | [[Image:YahariLoveCom_v1-297.png|200px]] |
||
+ | ...beginilah seharusnya. Kisah komedi romantis itu memang sudah seharusnya begini. |
||
+ | |||
+ | Kerja bagus, Dewa Komedi Romantis. Kerja bagus... |
||
<noinclude> |
<noinclude> |
||
− | |||
− | |||
<references/> |
<references/> |
||
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |
||
|- |
|- |
||
+ | | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 1 Bab 6|Bab 6]] |
||
− | | Back to [[My youth romantic comedy is wrong as I expected v1 Chapter 6|Chapter 6]] |
||
+ | | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] |
||
− | | Return to [[My Youth Romantic Comedy Is Wrong As I Expected|Main Page]] |
||
+ | | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 1 Bab 8|Bab 8]] |
||
− | | Forward to [[My youth romantic comedy is wrong as I expected v1 Chapter 8|Chapter 8]] |
||
|- |
|- |
||
|} |
|} |
Revision as of 18:56, 10 October 2013
Terkadang, Dewa Komedi Romantis Bisa Berbuat Hal Baik
Setelah itu, tinggal kami sendiri yang tersisa di sini.
"Kita memang menang, tapi rasanya seperti kalah."
Aku hanya bisa meringis setelah mendengar ucapan memelas Yukinoshita.
"Jangan konyol. Tak ada yang perlu dipersoalkan antara aku dengan mereka."
Mereka yang bersenang-senang di masa remajanya memang akan selalu jadi protagonis.
"Hmm... itu benar. Ini semua gara-gara Hikki. Sayang sekali harus jadi begini. Padahal kita yang menang."
"Hei, Yuigahama, jaga omonganmu, ya. Apa kau sadar kalau menumpahkan uneg-unegmu itu lebih menyakitkan ketimbang mendengarmu bicara kasar?"
Aku memelototi Yuigahama, namun ia tak menggubrisnya.
Yah, Yui memang benar, tak ada yang perlu direnungkan. Sejak awal orang-orang seperti Hayama dan Miura tak pernah berpikir untuk menang. Andaikata mereka kalah pun, itu justru akan jadi sebuah kenangan indah bagi masa remaja mereka.
Apa-apaan itu? Hei, masa remaja, meledak saja sana! Cepetan meledak!
"Be-benar juga, anak bernama Hayama itu, jika aku dilahirkan dan dididik dengan cara berbeda seperti sekarang, mungkin aku akan jadi seperti dia."
"Tak akan ada bedanya bagimu... namun kurasa kau memang harus me-reset hidupmu."
Tatapan dingin Yukinoshita secara tak langsung mengatakan, mati saja sana.
"...tapi, eng, mungkin hal itu akan bagus buat Hikki. Yah... bukan berarti yang sekarang ini enggak bagus."
Yuigahama bergumam seperti menelan kembali kata-katanya, aku pun sama sekali tak bisa mendengar yang diucapkannya. Kalau bicara itu yang keras. Memangnya ia itu pegawai distro, apa!?
Sepertinya Yukinoshita mendengar ucapan Yui seraya tersenyum tipis dan mengangguk.
"Rupanya masih ada orang yang bisa mengambil hal positif dari tindakan bodohmu. Sungguh disayangkan."
Ia berpaling setelah berkata begitu. Di depanku kini ada Totsuka yang khawatir dengan kakinya yang cedera, lalu di belakangku ada Zaimokuza yang tampak seperti seorang penguntit.
"Bagus, Hachiman, kau memang teman yang bisa kuandalkan. Namun suatu hari, kita harus menentukan siapa pemenangnya lewat pertarungan..."
Kuacuhkan Zaimokuza yang sedang menerawang sambil menggumamkan sesuatu itu, lalu berkata pada Totsuka.
"apa lukamu baik-baik saja?"
"Ya..."
Aku baru sadar kalau aku sedang dikelilingi laki-laki. Jangan-jangan ini semua gara-gara Zaimokuza yang datang bersamaan dengan perginya Yukinoshita dan Yuigahama.
Hayama diperlakukan seperti James Bond dan dikelilingi para perempuan ibarat pahlawan, sementara, aku hanya dikelilingi oleh para lelaki, sehingga kami pun tampak seperti sekumpulan Pasukan Gegana.
Kupikir Dewa Komedi Romantis hanyalah mitos.
"Hikigaya... eng, terima kasih."
Totsuka berdiri tepat di depanku, memandang ke arahku. Setelah itu, ia berpaling dan terlihat malu-malu. Jujur, aku jadi ingin segera memeluknya, tapi dia kan laki-laki...
Kisah komedi romantis seperti ini tak akan jadi kenyataan, dan itu juga berlaku untuk jenis kelamin Totsuka. Lagi pula, rasa terima kasihnya itu salah sasaran.
"Aku tak berbuat apa-apa. Kalau mau berterima kasih, berterimakasihlah pada para perempuan itu..."
Aku mulai pergi mencari mereka, lalu kulihat rambut yang dikuncir dua itu berayun masuk ke arah ruang Klub Tenis. Ternyata mereka di sana.
Dengan maksud ingin berterima kasih, aku berjalan ke arah ruang klub.
"Yukinoshi... aah."
Mereka sedang berganti pakaian.
Pakaian dalam berwarna hijau jeruk limau terlihat di bawah blusnya. Ia masih mengenakan rok tenis, memperlihatkan jelas tubuhnya langsingnya yang kurang berisi itu.
"WA, WA WA WA WA WA!!"
Kenapa ia harus teriak? Berhenti dulu, aku ini sedang konsentrasi, tahu! Apa yang terjadi jika kenangan seperti ini hilang begitu saja? Sebenarnya aku juga sudah tahu kalau Yuigahama ada di sana.
Dan ia pun tampak sedang mau berganti pakaian.
Sepertinya Yuigahama terbiasa mengancing bajunya dari bawah sehingga dadanya terlihat jelas. Aku bisa melihat bra maupun belahan dadanya. Ia tampak sedang memegang rok yang sempat dipinjamkannya pada Yukinoshita, dengan kata lain, ia sedang tak memakai rok itu saat ini.
Kaus kaki tinggi berwarna biru laut yang cocok dengan celana dalam merah mudanya menutupi paha mulusnya hingga ke pergelangan kaki.
"MATI SAJA KAU SANA!!!"
DANG! Wajahku dihantam raket yang dilempar dengan kekuatan penuh.
...beginilah seharusnya. Kisah komedi romantis itu memang sudah seharusnya begini.
Kerja bagus, Dewa Komedi Romantis. Kerja bagus...
Mundur ke Bab 6 | Kembali ke Halaman Utama | Lanjut ke Bab 8 |