Difference between revisions of "Masou Gakuen HxH:Volume 7 Chapter 5"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m (external edits added)
Line 1: Line 1:
 
==Chapter 5 – Melancholy of Gods==
 
==Chapter 5 – Melancholy of Gods==
   
===Part 1===
+
=== Bagian 1 ===
   
  +
Ataraxia berdiri di langit di atas tempat Kejadian pernah berdiri. Di bawahnya, sisa-sisa Genesis ditumpuk seperti gunung. Sebagian besar potongan menjadi ringan dan lenyap ketika mereka hancur, tetapi ada juga hal-hal yang tersisa dan tidak hilang. Semua itu dikumpulkan di satu tempat. Karena itu, masih sepi sejumlah sisa, ada sekitar gunung kecil itu.
Ataraxia was standing by at the sky above where the Genesis once stood. Under it, the remains of Genesis were piled up like a mountain. Most of the pieces became light and vanished when they crumbled, but there were also things that remained and didn’t disappear. All of those were collected in one place. Having said that, it was still quiet an amount of remains, there was about a small mountain of it.
 
   
  +
Sebuah tenda persegi didirikan di depannya sebagai markas penanggulangan dadakan. Di dalamnya, konfirmasi potongan dikumpulkan sedang dilakukan.
A square tent was set up in front of it as the impromptu countermeasure headquarters. Inside it, the confirmation of the collected pieces was being carried out.
 
   
  +
"Iya. Tidak ada kesalahan bahwa ini adalah pecahan Kejadian yang diturunkan di negara saya. ”
“Yes. There is no mistake that this is the fragment of Genesis handed down in my country.”
 
   
The queen of Baldein, Landred, nodded after looking at the lithograph. The verse of [The goddess dances. With nothingness, with death, with the emperor. And then to eternity.] was carved on it. It was the thing Nayuta and Valdy stole from Baldein’s palace and deposited in the research lab.
+
Ratu Baldein, Landred, mengangguk setelah melihat litograf. Ayat [Dewi menari. Dengan ketiadaan, dengan kematian, dengan kaisar. Dan kemudian keabadian.] Diukir di atasnya. Itu adalah benda yang dicuri Nayuta dan Valdy dari istana Baldein dan disimpan di laboratorium penelitian.
   
  +
"Bagus, cara untuk pergi."
“Nice, way to go.”
 
   
  +
Reiri mengangguk dan kemudian para siswa departemen penelitian Ataraxia membawa litograf itu ke gunung puing.
Reiri nodded and then the students of Ataraxia’s research department carried that lithograph towards the mountain of rubble.
 
   
  +
"Dengan ini segalanya."
“With this it’s everything.”
 
   
  +
Reiri menghela nafas panjang dan mengangkat wajahnya.
Reiri gave out a long sigh and lifted her face.
 
   
  +
"Terima kasih atas kerja sama Anda terlepas dari permintaan mendadak, Yang Mulia."
“My gratitude for your cooperation regardless of the sudden request, your majesty.”
 
   
  +
"Apa yang kamu katakan? Jika ada bahaya bagi dunia, ini wajar saja. Selain itu, kami juga menerima permintaan kerja sama sebelumnya dari Izgard. ”
“What are you saying? If there is a danger to the world, this is only natural. Besides, we also received a request of cooperation beforehand from Izgard.”
 
   
  +
Di dunia ini, Baldein adalah satu-satunya yang melaksanakan upacara Kejadian sebagai tradisi mereka. Itu hanya diturunkan di antara bangsawan, jadi hanya ada satu orang yang mendapat informasi tentang itu, yaitu ratu Baldein, Landred. Dapat dikatakan bahwa itu adalah anugerah bahwa dia juga pergi bersama dengan pasukan naga Baldein sampai di dekat Zeltis.
In this world, Baldein was the only one which carried out the ceremony of Genesis as their tradition. It was only handed down among the royalty, so there was only one person who was well informed of that, that was the queen of Baldein, Landred. It could be said that it was a godsend that she also went along together with Baldein’s dragon force until nearby Zeltis.
 
   
  +
"Mengesampingkan itu Komandan-sama. Kenapa kalian semua menyembunyikan tubuhmu dengan pakaian seperti itu? ”
“Putting that aside Commander-sama. Why are all of you people hiding your body with that kind of clothing?”
 
   
  +
"Ha?"
“Ha?”
 
   
  +
Landred berjalan ke sisi Reiri dengan payudaranya yang besar bergetar. Sikapnya dipenuhi dengan rahmat, sikap bermartabat yang benar-benar seperti bangsawan. Itu saja membuat Reiri sangat bingung.
Landred walked to Reiri’s side with her large breast shaking. Her gesture was overflowing with grace, a dignified stance that was really like a royalty. That alone made Reiri greatly perplexed.
 
   
  +
Bagaimanapun juga pakaian ratu ini hampir sepenuhnya telanjang. Bahkan apa yang disebutnya pakaian itu konyol. Berbicara dengan jelas, hanya ada aksesoris. Tidak masalah bahkan jika aksesori itu terbuat dari emas dan permata, mereka tidak melakukan apa pun selain menyembunyikan ujung payudaranya dan daerah bawahnya.
After all the clothing of this queen was nearly completely naked. Even what she called as clothes was ridiculous. Speaking clearly, there was only accessories. No matter even if the accessory was made from gold and jewel, they did nothing more than barely hide the tips of her breast and her nether region.
 
   
Brushing up her beautiful voluminous hair, Landred smiled bewitchingly to Reiri.
+
Menyikat rambutnya yang tebal dan indah, Landred tersenyum menyihir ke Reiri.
   
  +
"Aku mengerti bahkan jika kamu menyembunyikannya. Tubuh indah di bawah pakaian itu. Jika seseorang dengan posisi tinggi sepertimu dalam penampilan seperti itu, moral akan terpengaruh lho? ”
“I understand even if you hide it. The beautiful body under those clothes. If someone with a high position like you is in that kind of appearance, the moral will be affected you know?”
 
   
Reiri reflexively backed off.
+
Reiri mundur secara refleks.
   
  +
“T, tidak. Saya berharap bahwa Yang Mulia akan mempelajari budaya dunia kita ketika masalah ini selesai. "
“N, no. I wish that your majesty will learn the culture of our world when this matter is over with.”
 
   
  +
"Ya ampun, apa itu janji?"
“My, is that a promise?”
 
   
After sexily closing one of her eyes, Landred distanced her body.
+
Setelah dengan seksi menutup salah satu matanya, Landred menjauhkan tubuhnya.
   
  +
Reiri berdeham dan memeriksa arlojinya. Hanya satu jam lagi yang tersisa sampai waktu perkiraan kehancuran dunia.
Reiri cleared her throat and checked her watch. Only one more hour remaining until the estimated time of the world’s breakdown.
 
   
  +
"Tunggu sebentar."
“Please wait a little.”
 
   
  +
Meninggalkan kata-kata itu di belakang, Reiri pindah ke tenda tetangga. Disana ada Kei sedang memeriksa sendiri mesin yang akan digunakan untuk upacara.
Leaving those words behind, Reiri moved to the neighboring tent. Over there was Kei checking by herself the machinery which would be used for the ceremony.
 
   
  +
"Kei, apakah persiapannya sudah beres?"
“Kei, is the preparation in order?”
 
   
{No problem, but}
+
{Tidak masalah, tapi}
   
Kei’s finger unusually stopped above the keyboard.
+
Jari Kei berhenti secara tidak biasa di atas keyboard.
   
  +
"Apakah ada masalah?"
“Is something the matter?”
 
   
  +
Tangannya jatuh dengan denting dan dia menatap sahabatnya dengan mata gelisah.
Her hand dropped with a clink and she looked up at her best friend with uneasy eyes.
 
   
  +
"Ini benar-benar menakutkan ..."
“This is really, scary……”
 
   
  +
Itu adalah suara asli Kei bahwa dia tidak membiarkan siapa pun mendengar selain Reiri.
It was Kei’s real voice that she didn’t let anyone hear other than Reiri.
 
   
  +
"Hm? Tentunya ini adalah misi yang mempengaruhi nasib dunia. Saya mengerti bahwa Anda gugup. Namun--"
“Hm? Certainly this is a mission that affects the fate of the world. I understand that you are nervous. However――”
 
   
  +
Kei menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
Kei shook her head left and right.
 
   
  +
"Ini."
“This.”
 
   
She took the file that was put above the desk and handed it over to Reiri.
+
Dia mengambil file yang diletakkan di atas meja dan menyerahkannya kepada Reiri.
   
  +
"Apa ini?"
“What, is this?”
 
   
  +
“Baru saja, departemen penelitian membawanya. Itu digali dari fasilitas penelitian. "
“Just now, the research department brought it over. It was dug out from the research facility.”
 
   
Reiri read the letters at the cover of the file.
+
Reiri membaca surat-surat di sampul file.
   
――Project Babel.
+
―― Babel Proyek.
   
  +
"Konten itu adalah hal yang Profesor Nayuta ajarkan kepada kita, ditulis secara terperinci."
“The content was the thing that Professor Nayuta taught us, written in detail.”
 
   
Reiri tilted her head.
+
Reiri memiringkan kepalanya.
   
  +
"Kenapa, apakah itu menakutkan?"
“Why, is that scary?”
 
   
  +
"Profesor Nayuta menyadari bahwa dia gagal dalam mengubah tubuhnya."
“Professor Nayuta recognized that she failed in remodeling her body.”
 
   
  +
"Betul sekali. Saya belum pernah melihat orang itu membuat wajah yang terkejut. "
“That’s right. I had never seen that person making a face that surprised.”
 
   
  +
Dia tampak senang, namun senyumnya menunjukkan sedikit kesunyian di suatu tempat. Reiri menanggapi dengan senyum seperti itu.
She looked delighted, however her smile gave out a tinge of loneliness in it somewhere. Reiri responded with such smile.
 
   
  +
"Tapi, bukankah dia memikirkan kemungkinan kegagalan? Profesor Nayuta itu? "
“But, didn’t she think of the possibility of failure? That Professor Nayuta?”
 
   
  +
Alis Reiri berkedut.
Reiri’s eyebrows twitched up.
 
   
  +
“Kondisi Profesor Nayuta pada waktu itu tampak aneh. Sulit membayangkan bahwa dia akan memberi kami informasi tanpa mengharapkan kompensasi apa pun. Tentunya, Profesor Nayuta memiliki tujuannya sendiri. "
“The condition of Professor Nayuta at that time seemed odd. It’s hard to imagine that she would give us information without expecting any compensation. Surely, Professor Nayuta had her own objective.”
 
   
  +
"Namun, wanita itu meninggal."
“However, that woman died.”
 
   
  +
"Iya……"
“Yes……”
 
   
  +
Keheningan mengalir di antara keduanya.
Silence flowed between the two.
 
   
“……Hey, Re-ri.
+
"...... Hei, Re-ri."
   
  +
"Apa?"
“What?”
 
   
  +
Kei bergumam dengan suara menggigil.
Kei murmured with a shivering voice.
 
   
“Do you think, Professor Hakase is really dead?
+
"Apa menurutmu, Profesor Hakase benar-benar mati?"
   
  +
Reiri kehilangan kata-katanya. Hatinya merasakan getaran dari kegelisahan yang berisik mengganggunya.
Reiri lost her words. Her heart felt a shaking from unease that noisily disturbed her.
 
   
  +
"……Tentu saja. Ibu sudah mati. Saya pikir dia adalah eksistensi yang tak termaafkan sebagai manusia tetapi, jika dia sudah mati, maka tidak ada yang mengganggu pikiran lagi. ”
“……Of course. Mother is dead. I think she is an unforgivable existence as a person but, if she died already, then there is nothing to disturb the mind anymore.”
 
   
  +
Meski begitu Kei membuat wajah cemas.
Even so Kei was making an anxious face.
 
   
  +
"...... Demi argumen, bahkan jika ibu merencanakan sesuatu, kita hanya bisa melakukan upacara sekarang. Jika tidak, pada saat itu adalah akhir bagi kami. "
“……For argument’s sake, even if mother was scheming something, we can only perform the ceremony now. If we don’t, at that time it’s the end for us.”
 
   
“Yes. You’re right. Sorry, Re-ri.
+
"Iya. Kamu benar. Maaf, Re-ri. "
   
  +
"Saya tidak keberatan. Daripada itu, saya mengandalkan Anda untuk sistem proyeksi. "
“I don’t mind. Rather than that, I’m counting on you for the projection system.”
 
   
  +
"Ro ― ger."
“Ro―ger.”
 
   
Reiri exited the tent and stood still staring at the ground.
+
Reiri keluar dari tenda dan berdiri diam menatap tanah.
   
‘――Babel.’
+
‘AbelBabel.’
   
The name of the gigantic tower that appeared in the Genesis of the Old Testament. Humans were trying to build a tower that reached the sky to challenge god. It detailed that the act caused the fury of god.
+
Nama menara raksasa yang muncul dalam Genesis of the Old Testament. Manusia berusaha membangun menara yang mencapai langit untuk menantang tuhan. Itu merinci bahwa tindakan tersebut menyebabkan kemarahan dewa.
   
  +
"Hanya legenda belaka ...... tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
“Just a mere legend……there is nothing to worry about.”
 
   
“Commander-sama?
+
"Komandan-sama?"
   
The face of the queen of Baldein peeked out from the tent.
+
Wajah ratu Baldein mengintip dari tenda.
   
  +
"Apakah ada masalah?"
“Is something the matter?”
 
   
  +
"Ah tidak."
“Ah……no.”
 
   
  +
Reiri memperbarui perasaannya dan meluruskan punggungnya.
Reiri renewed her feeling and straightened her back.
 
   
  +
“Sesuai dengan detail yang diajarkan keagunganmu kepada kita, persiapan upacara telah selesai. Bahkan tidak ada kelonggaran untuk latihan, jadi kami tampil tanpa latihan sebelumnya. Bagaimanapun, saya berharap agar Yang Mulia juga hadir dan memberi kami nasihat Anda. "
“Conforming to the detail your majesty taught to us, the preparation of the ceremony is finished. There is not even a leeway for rehearsal, so we are performing without any practice beforehand. By any means, I wish for your majesty to be also present and give us your advice.”
 
   
Landred smiled elegantly.
+
Landred tersenyum elegan.
   
  +
"Dengan senang hati."
“My pleasure.”
 
   
  +
Ketika ratu keluar dari tenda, komandan dan petugas staf yang berdiri di depan tenda mengikuti di belakangnya. Reiri berjalan ke depan untuk membimbing ratu.
When the queen exited the tent, the commander and the staff officer standing by in front of the tent followed behind her. Reiri walked ahead to guide the queen.
 
   
  +
Pada jarak seratus meter, ada instalasi pengiriman pelipur lara nomor satu, di sisi lain adalah tenda besar. Dengan lebar dua puluh meter dan panjang seratus meter, mungkin lebih baik menyebutnya sebagai gudang dengan ukuran sebesar itu.
At a distance of a hundred meters, there was the solace delivery installation number one, at its other side was a large tent. With width of twenty meters and length of a hundred meters, it might be better to call it as a warehouse with that size.
 
   
  +
Reiri pertama-tama pergi ke depan instalasi nomor satu pengiriman solace, membuka pintu dan memanggil bagian dalam.
Reiri first went in front of the solace delivery installation number one, opened the door and called to the inside.
 
   
  +
"Kizuna, apakah persiapanmu baik-baik saja?"
“Kizuna, is your preparation going okay?”
 
   
  +
"Ya, aku bisa mulai kapan saja."
“Yeah, I can start anytime.”
 
   
  +
Kizuna yang sedang berbaring sendirian di tempat tidur mengangkat tubuhnya. Dia mengenakan seragam Ataraxia.
Kizuna who was lying down alone on the bed raised his body. He was wearing Ataraxia’s uniform.
 
   
  +
"Untuk beberapa alasan, penampilan ini membuatku santai."
“For some reason, this appearance relaxed me.”
 
   
  +
"Tapi, itu akan segera dilucuti, kau tahu?"
“But, it will be stripped off soon you know?”
 
   
  +
"Eh?"
“Eh?”
 
   
  +
Bibi yang sangat cantik dan seksi di belakang Reiri mengatakan sesuatu yang meresahkan.
The excessively gorgeous and sexy auntie behind Reiri said something unsettling.
 
   
  +
"Nee-chan ...... orang ini?"
“Nee-chan……this person?”
 
   
  +
Dia kebanyakan telanjang, jadi dia jujur ​​merasa bingung ke mana harus mencari.
She was mostly naked, so he honestly felt troubled of where to look.
 
   
“She is Queen of Baldien, Landred-sama.
+
"Dia adalah Ratu Baldien, Landred-sama."
   
  +
"Ha!?"
“Ha!?”
 
   
  +
Kizuna tiba-tiba duduk tegak dan menundukkan kepalanya berkali-kali.
Kizuna suddenly sat straight and bowed his head many times.
 
   
  +
"Maafkan saya, saya. Itu, aku, bukan aku- ”<ref> Di sini Kizuna pertama kali menggunakan‘ bijih ’untuk‘ aku ’yang pertama sebelum beralih ke‘ watashi ’untuk yang kedua‘ Aku ’</ref>
“My, my apologies. That, I’m, no I am――”<ref>Here Kizuna first use ‘ore’ for the first ‘I’ before switching to ‘watashi’ for the second ‘I’</ref>
 
   
  +
"Saya tidak keberatan jika Anda memberikan pengantar untuk nanti. Kami bertarung melawan waktu …… selain itu, untuk seseorang yang akan memperkosa kaisar dan agen kaisar Vatlantis pada saat yang sama, apa perlunya ada tindakan yang sederhananya terhadapku. ”
“I don’t mind if you give your introduction for later. We are fighting against time……besides, for someone who is going to rape the emperor and the emperor’s agent of Vatlantis at the same time, what need is there to act that humble towards me.”
 
   
  +
"Eh?"
“Eh?”
 
   
  +
"Sudahlah, kita pergi sekarang."
“Never mind that, we are going now.”
 
   
Kizuna panickedly followed Reiri who turned on her heel. Kizuna thought, this queen was also a strange person.
+
Kizuna dengan panik mengikuti Reiri yang berbalik. Kizuna berpikir, ratu ini juga orang yang aneh.
   
When they arrived right in front of the large tent next to it, Landred spoke to Reiri.
+
Ketika mereka tiba tepat di depan tenda besar di sebelahnya, Landred berbicara kepada Reiri.
   
  +
“Namun Komandan-sama. Kita tidak bisa mengumpulkan banyak orang dalam waktu yang singkat ini, bukan? "
“However Commander-sama. We cannot really gather many people in this short time isn’t it?”
 
   
  +
"Iya. Kami hanya mengumpulkan orang-orang terdekat sehingga, saya tidak dapat menjamin bahwa kondisi yang membutuhkan orang-orang yang tampan terpenuhi …… ”
“Yes. We simply gathered the nearby people so, I’m unable to guarantee that the condition that require good looking people is met……”
 
   
  +
Kizuna masih belum mengajarkan satu hal pun mengenai hal-hal spesifik dari masalah tersebut.
Kizuna still wasn’t taught a single thing regarding the specifics of the matter.
 
   
  +
Maka, ketika pintu tenda dibuka, dia terkejut dengan dunia yang terbuka di dalamnya.
And so, when the door of the tent was opened, he was shocked of the world unfolding inside.
 
   
  +
"Apa, apa ini?"
“Wha, what is, this?”
 
   
  +
Berlawanan dengan penampilan luar, bagian dalamnya dilengkapi dengan desain mewah. Lantainya ditutupi karpet dan bulu dengan panjang bulu panjang, dindingnya ditutupi dengan tekstil yang indah. Dengan lantai seperti ini, pasti akan terasa menyenangkan untuk berguling-guling di atasnya. Namun, ada juga beberapa tempat tidur besar yang disiapkan dengan benar. Dan kemudian di tengah ada Jacuzzi terpasang, gelembung dan uap naik.
Contrary to the external appearance, the inside was furnished with extravagant design. The floor was covered with carpet and fur with long fur length, the wall was enclosed with beautiful textile. With this kind of floor, it would surely felt pleasant to roll around on it. However, there were also several large beds that were properly prepared. And then at the center there was a Jacuzzi installed, bubble and steam were rising up.
 
   
  +
Tapi dia tidak akan terkejut jika hanya ada hiasan dan furnitur di dalamnya. Di mana-mana di dalam ruangan itu dipenuhi wanita setengah telanjang. Mereka bersantai di tempat tidur, masuk ke Jacuzzi, atau meregangkan kaki di lantai, semua orang melewati waktu santai sesuka hati.
But he wouldn’t be that shocked if there were only decoration and furniture inside. Everywhere inside the room was filled with half-naked females. They were relaxing on the bed, entered the Jacuzzi, or stretched their legs on the floor, everyone was passing a relaxing time as they pleased.
 
   
  +
Selanjutnya mereka semua dalam penampilan di mana mereka hanya mengenakan pakaian tipis. Payudara dan pantat mereka juga bisa dilihat di balik pakaian transparan.
Furthermore all of them were in the appearances where they were only putting on thin clothes. Their breasts and asses too could be seen behind the transparent clothes.
 
   
  +
Berbeda dengan Kizuna yang kebingungan, Landred meletakkan tangannya bersama dengan gembira.
In contrast with the bewildered Kizuna, Landred put her hands together delightedly.
 
   
  +
"Ya ampun, bukankah ini indah. Semua orang lucu, dengan ini tidak akan ada masalah sama sekali. ”
“My my, isn’t this lovely. Everyone is cute, with this there will be no problem at all.”
 
   
  +
Reiri juga tenang. Kizuna secara bergantian melihat wajah keduanya bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
Reiri was also calm. Kizuna was alternately looking at the faces of the two wondering what was going on.
 
   
“Thi, this is? Is this not……a Connective Hybrid with Aine and Grace?”
+
“Ini, ini? Apakah ini bukan …… Hibrida Konektif dengan Aine dan Grace?
   
Landred answered with her cheeks reddened from excitement.
+
Landred menjawab dengan pipinya memerah karena kegembiraan.
   
  +
“Ini juga bagian dari upacara itu. Upacara ditawarkan kepada pilar, seperti yang diceritakan di dalam keluarga kerajaan Baldein kami. Kami mereproduksi bentuk upacara itu mengikuti apa yang diceritakan dalam keluarga kerajaan sebanyak mungkin seperti ini. "
“This is also a part of that ceremony see. The ceremony offered to the pillar, just as told inside our Baldein royal family. We are reproducing the form of that ceremony following what is told in the royal family as much as possible like this.”
 
   
  +
"Dengan kata lain ...... kamu mengatakan bahwa orang-orang ini juga akan berpartisipasi dalam upacara itu?"
“In other words……you are saying that these people too will participate in that ceremony?”
 
   
  +
“Ya …… Tapi, mereka tidak akan melakukan apa pun langsung denganmu. Peran gadis-gadis ini adalah untuk menghasilkan tempat dan suasana demi membuat upacara sukses. Dengan menyuruh gadis-gadis ini menari di sini, ruang khusus yang diperlukan untuk upacara akan dibuat. ”
“Yes……But, they will not do anything direct with you. The role of these girls is to produce the place and atmosphere for the sake of making the ceremony a success. By having these girls dancing here, the special space necessary for the ceremony will be created.”
 
   
  +
"Begitu ... Aku merasa aku benar-benar mengerti, dan tidak mengerti—"
“I see……I feel like I do understand, and don’t understand――”
 
   
  +
"Kizuna―!"
“Kizuna―!”
 
   
  +
Seorang gadis berambut pirang berlari ke arahnya dengan payudaranya yang besar memantul.
A blonde haired girl rushed at him with her large breasts bouncing.
 
   
“Uwaa! Yu, Yurishia……uoo!?”
+
“Uwaa! Yu, Yurishia …… uoo !?
   
Yurishia had teary eyes while leaping at Kizuna. And then she strongly hugged his body.
+
Yurishia memiliki mata berkaca-kaca saat melompat ke arah Kizuna. Dan kemudian dia dengan kuat memeluk tubuhnya.
   
  +
“Kizuna …… aku ingin bertemu denganmu.”
“Kizuna……I wanted to meet you.”
 
   
  +
Tentu saja Kizuna juga senang. Namun penampilan Yurishia hanya selembar kain tipis yang menempel di tubuhnya. Payudaranya yang besar langsung ditekan pada tubuh Kizuna, bentuknya terdistorsi dan melekat erat padanya. Kizuna bertanya-tanya apakah dia harus bahagia atau malu, dia menjawab dengan perasaan bingung.
Of course Kizuna was also happy. However Yurishia’s appearance was only a single piece of thin cloth put on her body. Her large breasts were directly pressed on Kizuna’s body, its shape was distorted and glued tightly on him. Kizuna wondered whether he should be happy or shy, he replied with a confused feeling.
 
   
  +
"Kamu, ya! Saya senang …… itu, Anda aman …… tunggu, saya tahu Anda melakukan hal-hal idola, jadi saya merasa relatif lega. ”
“Ye, yeah! I’m glad……that, you are safe……wait, I knew that you were doing idol things, so I felt relatively relieved though.”
 
   
Yurishia pouted her mouth a little sullenly.
+
Yurishia cemberut mulutnya dengan sedikit cemberut.
   
  +
"Waitt, bahkan itu adalah bencana besar supaya kau tahu! Bukannya saya mulai melakukan itu karena saya suka— "
“Waitt, even that was a major disaster just so you know! It wasn’t like I started doing that because I like――”
 
   
  +
"CAPTAINNNNNNNNN-!"
“CAPTAINNNNNNNN-!”
 
   
  +
Kali ini tubuh kecil berlari ke arahnya. Dan kemudian dia menabrak dirinya sendiri dengan sekuat tenaga di perutnya.
This time a small body was running at him. And then she rammed herself with all her might at his stomach.
 
   
“Guh! ……Sy, Sylvia……you seem energetic, that’s great.”
+
“Guh! …… Sy, Sylvia …… kamu tampak energik, itu hebat.
   
  +
"Uwaaaaaaan, kapten-, kaptennnnnnnn"
“Uwaaaaaaan, captain-, captainnnnnnn”
 
   
  +
Dia mengusap wajahnya sambil menangis.
She rubbed her face on him while crying.
 
   
  +
"Tunggu, kalian berdua! Mengapa kalian berdua melakukan hal-hal tak tahu malu! Tidak apa-apa untuk senang dipersatukan kembali, tapi tolong bertindak hanya setelah memikirkan penampilanmu sendiri! "
“Wait, you two! Why are you two doing shameless things! It’s fine to be happy to be reunited, but please act only after thinking of your own appearance!”
 
   
“Uwaa! Hi, Himekawa!
+
“Uwaa! Hai, Himekawa! "
   
  +
Dengan kekuatan yang sepertinya dia akan menumbuhkan tanduk, Himekawa berdiri di sana dengan mengesankan. Namun bahkan Himekawa sendiri yang mengatakan itu hanya mengenakan kain tipis transparan seperti orang lain di sini. Selanjutnya dalam kasus Himekawa dia hanya mengenakan kalung dan gelang di bagian atas tubuhnya. Tubuh bagian bawahnya hanya memiliki kain yang diikat ringan di pinggangnya, dalam arti tertentu dia adalah orang dengan tingkat paparan tertinggi.
With a force that seemed like she would be growing horns, Himekawa was standing imposingly there. However even Himekawa herself who was saying that was only wearing a single transparent thin cloth like the other people here. Furthermore in Himekawa’s case she was only wearing necklace and bracelet on her upper body. Her lower body only had a cloth lightly tied on her waist, in a certain meaning she was the one with the highest exposure rate.
 
   
  +
“Ada apa dengan itu 'uwaa'! Selain itu, tidak peduli seberapa lambat Anda datang untuk menyelamatkan! Selama waktu itu kami dibuat untuk melakukan perilaku memalukan seperti menjadi idola di sini! "
“What’s with that ‘uwaa’! Besides, no matter how you are too slow in coming for the rescue! During all that time we were made to do embarrassing behavior like being idols here!”
 
   
  +
"Ada apa denganmu, meskipun kamu yang paling terbawa."
“What’s with you, even though you are the one who got carried away the most.”
 
   
Yurishia spoke in astonishment.
+
Yurishia berbicara dengan heran.
   
  +
"Wha …… itu, itu tuduhan palsu!"
“Wha…….tha, that’s a false accusation!”
 
   
“Himekawa-senpai is serious, so she was the one who did her best the most desu. Sylvia doesn’t think that’s something to be embarrassed about but……is Sylvia wrong desu?
+
“Himekawa-senpai serius, jadi dia yang melakukan yang terbaik untuk desu. Sylvia tidak berpikir itu sesuatu yang memalukan tapi ...... apakah Sylvia salah desu? "
   
Sylvia’s pure eyes pierced through Himekawa.
+
Mata murni Sylvia menembus Himekawa.
   
  +
“E …… tidak, itu ……”
“E……no, that……”
 
   
Yurishia narrowed her eyes meanly.
+
Yurishia menyipitkan matanya dengan kejam.
   
  +
"Daripada itu, penampilan itu benar-benar memalukan dan tak tahu malu kan?"
“Rather than that, that appearance is really embarrassing and shameless right?”
 
   
  +
"Eh ...... KYAAAAAAAA!"
“Eh……KYAAAAAAAA!”
 
   
  +
Himekawa menutupi tubuhnya dengan panik dengan kedua tangannya. Namun, tubuh Himekawa sudah terbakar habis di balik kelopak mata Kizuna.
Himekawa covered her body in panic with both her arms. However, Himekawa’s body was already thoroughly burned behind Kizuna’s eyelid.
 
   
  +
"Uu ...... aku tanpa sadar, merasa bahagia, bahwa aku lupa penampilanku sendiri ......"
“Uu……I unconsciously, feel happy, that I forgot my own appearance……”
 
   
“Ah, isn’t this Kizuna! Long time no seeeee!”
+
“Ah, bukankah ini Kizuna! Lama tidak ada seeeee!
   
  +
Ada kelompok yang melambaikan tangan mereka dari dalam Jacuzzi.
There was a group that waved their hands from inside the Jacuzzi.
 
   
“Aa, Scarlet! Also everyone of Masters!
+
“Aa, Scarlet! Juga semua orang dari Master! "
   
  +
Ketika dia melihat dengan seksama, ruangan ini dipenuhi dengan banyak orang yang dia kenal.
When he saw carefully, this room was filled with many people who he knew.
 
   
“The people here are only the fellows from Ataraxia huh.
+
"Orang-orang di sini hanya orang-orang dari Ataraxia ya."
   
  +
"Sepertinya komandan mengumpulkan mereka semua menggunakan cara apa pun yang tersedia baginya ......"
“Seems like the commander gathered all of them together using any way available to her……”
 
   
“Uwaa! Kurumizawa!? Even you?
+
“Uwaa! Kurumizawa !? Bahkan kamu?"
   
  +
Seorang gadis yang duduk di karpet memeluk kakinya adalah Kurumizawa Momo dari departemen penelitian. Seperti yang diharapkan, dia mengenakan sehelai kain tipis yang sama, tetapi dia meringkuk pada dirinya sendiri sehingga tubuhnya tidak terlihat.
A girl sitting on the carpet hugging her legs was Kurumizawa Momo of the research department. As expected she was wearing the same single piece of thin cloth, but she was curling on herself so that her body wouldn’t show.
 
   
  +
"Aku dibawa ke sini dengan paksa ... ini penculikan, penculikan."
“I was taken here by force……this is kidnapping, abduction.”
 
   
  +
Kata-kata tidak aman mengalir dari mulutnya dengan wajah gelap.
Unsafe words were streaming from her mouth with a dark face.
 
   
Landred whispered to the ear of Kizuna who was troubled of how to reply.
+
Landred berbisik ke telinga Kizuna yang bingung bagaimana harus menjawab.
   
  +
"Siapa Takut. Dia akan segera dibuat merasa bahagia oleh aroma ini. "
“No need to worry. She will soon be made to feel happy by this aroma.”
 
   
  +
Tangan Landred memegang pembakar dupa tanpa dia sadari. Aroma yang naik dari pembakar dupa itu benar-benar manis, bagian dalam kepalanya terasa seperti ringan mengambang saat seseorang menciumnya.
Landred’s hand was holding an incense burner without him realizing it. The aroma rising up from that incense burner was really sweet, the inside of the head felt like it was lightly floating the moment one smelled it.
 
   
  +
“Aroma ini adalah bantuan upacara. Itu membersihkan dinding hati dan menyebabkan keraguan terhadap tindakan itu hilang. "
“This aroma is the aid of the ceremony. It clears away the wall of the heart and causes the hesitation towards the act to be gone.”
 
   
  +
Tentu saja, Kizuna menjadi merasa sangat menyenangkan. Dia mendapat perasaan bahwa tentu saja jika dia minum alkohol, mungkin dia juga akan merasakan seperti ini.
Certainly, Kizuna became feeling really pleasant. He got the feeling that surely if he drank alcohol, perhaps he would also get a feeling like this.
 
   
  +
Mata Yurishia dan Sylvia yang memeluknya juga menjadi kosong, mereka mulai mengeluarkan napas seksi. Pipi Himekawa juga memerah seolah dia mabuk. Matanya juga menjadi lembab, dia sudah dalam keadaan dimana tanda Heart Hybrid bisa muncul kapan saja.
The eyes of Yurishia and Sylvia who were hugging him were also turning empty, they began to leak out sexy breathing. Himekawa’s cheek was also reddening as if she was drunk. Her eyes also became moist, she was already in a state where the sign of Heart Hybrid could appear anytime.
 
   
  +
Memang, dia merasa seperti dia bisa mengerti bagaimana aroma ini disebut sebagai bantuan upacara.
Indeed, he felt like he could understand how this aroma was called as the aid of the ceremony.
 
   
Landred gently pulled the hands of Yurishia and Sylvia.
+
Landred dengan lembut menarik tangan Yurishia dan Sylvia.
   
  +
"Kamu yang adalah penyelenggara, silakan maju ke ruang batin. Mitra Anda sedang menunggu di sana. "
“You who are the organizer, please proceed forward to the inner room. Your partners are waiting there.”
 
   
  +
"Kamu, ya …… ​​mengerti."
“Ye, yeah……got it.”
 
   
  +
Kizuna berjalan maju ke tenda dengan langkah kaki yang sedikit goyah. Ketika dia melihat dengan hati-hati, ada pembakar dupa di sana-sini di dalam ruangan, menghilangkan aroma manis. Efek dari aroma itu membuat para gadis di ranjang terdekat mulai membelai tubuh masing-masing.
Kizuna proceeded forward into the tent with a little shaky footsteps. When he looked carefully, there were incense burners here and there inside the room, wafting off the sweet aroma. The effect of that aroma made the girls at the nearby bed to start caressing each other’s body.
 
   
  +
Dia merasa bahwa gadis-gadis itu adalah teman sekelasnya di kelompok tahun pertama kelas dua jika dia ingat dengan benar. Sambil memikirkan hal-hal seperti 'itu akan menjadi bencana ketika mereka mendapatkan kembali kewarasannya', dia terus berjalan lebih dalam. Ada tempat yang dipartisi oleh gorden di empat sisi di tempat terdalam tenda. Dia membuka tirai dan masuk ke dalam.
He got the feeling that those girls were his classmates at the second year first group if he remembered correctly. While thinking of things like ‘it will be a disaster when they get their sanity back won’t it’, he kept walking deeper inside. There was a place that was partitioned by curtains at four sides at the deepest spot of the tent. He parted the curtain and entered inside.
 
   
  +
Setelah dia menyelinap melalui beberapa lapisan tirai, di sana ada dua gadis yang luar biasa cantik, penuh dengan keanggunan menunggunya dalam posisi seiza.
After he slipped through several layers of curtain, over there were two extraordinarily beautiful girls, brimming over with elegance awaiting for him in seiza posture.
 
   
  +
"Kizuna ……"
“Kizuna……”
 
   
  +
“Lemuria …… raja iblis.”
“Lemuria’s……demon king.”
 
   
The two people who reigned at the top of this world. The sisters Aine and Grace.
+
Dua orang yang memerintah di puncak dunia ini. Saudari Aine dan Grace.
   
  +
Ketika dia pertama kali bertemu Grace, itu segera berubah menjadi pertempuran, jadi ini adalah pertama kalinya dia melihat penampilannya yang tenang. Tentu saja dia benar-benar mirip Aine.
When he first met Grace it promptly turned into a battle, so this was the first time he was seeing her calm appearance. Certainly she really resembled Aine.
 
   
  +
"Apa?"
“What?”
 
   
  +
"Tidak ...... kamu tidak terluka?"
“No……you don’t have any injury?”
 
   
Grace averted her face with a sniff.
+
Grace mengalihkan wajahnya dengan mengendus.
   
  +
"Itu tidak perlu khawatir."
“That’s unnecessary worry.”
 
   
  +
Dia mendengar dari Aine bahwa, 'Grace tidak lagi berpikir untuk membunuh Kizuna', tapi jujur ​​dia merasa tidak nyaman. Dia mempersiapkan dirinya sendiri bahwa dia mungkin menyerangnya pada saat wajah mereka bertemu, tapi sepertinya itu berakhir hanya karena rasa takutnya yang tidak perlu.
He heard from Aine that, ‘Grace is not thinking of killing Kizuna anymore’, but honestly he felt uneasy. He prepared himself that she might assault him the moment their faces met, but it looked like that ended up only as his unnecessary fear.
 
   
  +
"Aku juga merasa enggan, melakukan upacara semacam ini tapi ...... itu harus dilakukan jika ini memengaruhi nasib seluruh Atlantis. Raja iblis, Anda juga memainkan peran Anda sebagai mitra kami dengan kemampuan terbaik Anda. ”
“I too feel reluctant, doing this kind of ceremony but……it has to be done if this affected the fate of the whole Atlantis. Demon king, you too play your role as our partner to the best of your ability.”
 
   
  +
"Kamu, ya ...... aku akan melakukan yang terbaik."
“Ye, yeah……I’ll do my best.”
 
   
  +
Ketika dia melirik Aine, dia mengangguk dengan senyum tipis.
When he took a glance at Aine, she was nodding with a faint smile.
 
   
  +
Aine baru saja mengenakan aksesoris yang terbuat dari emas dan permata sebagai pengganti pakaian. Grace memiliki ujung payudaranya dan di antara kedua pahanya agar tidak banyak disembunyikan oleh aksesori yang berbentuk seperti bulu. Keduanya dalam penampilan yang hampir telanjang bulat. Alih-alih mereka tampak lebih muda daripada telanjang.
Aine was just wearing accessories created from gold and jewel as clothes replacement. Grace had the tips of her breast and between her thighs to be minimally hidden by accessories that were shaped like feathers. Both of them were in the appearances that were nearly stark naked. Rather they appeared to look lewder than just being naked.
 
   
  +
"Jangan, jangan menatap, begitu banyak."
“Do, don’t stare, so much.”
 
   
Aine twisted her body shyly.
+
Aine memutar tubuhnya dengan malu-malu.
   
  +
"Wah, salahku. Tapi …… mengerti ”
“My, my bad. But……see”
 
   
  +
'Tidak mustahil bagimu mengatakan padaku untuk tidak melihat', Kizuna membenarkan dirinya di dalam hatinya.
‘Isn’t it impossible for you telling me to not look’, Kizuna justified himself inside his heart.
 
   
  +
"Nee-sama, apa yang kamu lakukan malu untuk apa. Kamu benar-benar secantik ini, jadi tidak apa-apa untuk percaya diri? "
“Nee-sama, what are you acting embarrassed for. You are really this beautiful, so isn’t it fine to be confident?”
 
   
  +
"Uu …… bukan itu masalahnya."
“Uu……that’s not the problem.”
 
   
What both of them were wearing were the outfits of the emperor and her agent. The two of them would be embraced by Kizuna as the emperor of Vatlantis.
+
Apa yang mereka berdua kenakan adalah pakaian kaisar dan agennya. Mereka berdua akan dipeluk oleh Kizuna sebagai kaisar Vatlantis.
   
  +
Tenggorokan Kizuna menelan ludah.
Kizuna’s throat gulped audibly.
 
   
  +
Kizuna juga duduk di dekat keduanya yang duduk di lantai. Dan kemudian dia akan mengulurkan tangannya pada mereka berdua.
Kizuna also sat down nearby the two who were sitting on the floor. And then he was going to extend his hands at the two of them.
 
   
  +
Sekarang dia melihat situasi ini, mereka berdua benar-benar cantik. Wajah dan struktur tubuh mereka berbeda dengan manusia normal. Mereka seperti kerajinan artistik yang dibuat oleh tangan seorang master dengan menghabiskan waktu yang lama. Rambut dan bulu mata, mata dan bibir mereka, dari garis tulang selangka mereka sampai pembengkakan dada mereka dan tonjolan di puncak, warna dan kilau. Bentuk segala sesuatu di seluruh tubuh mereka dengan berani. Biasanya mereka akan menjadi karya seni harta nasional yang dimasukkan ke dalam sebuah karya yang tidak mungkin ia dekati. Dari situ ada perasaan tidak bermoral mencoba meletakkan tangannya di atas sesuatu yang tak ternilai harganya tanpa izin.
Now that he looked at this situation, the two of them were really beautiful. Their faces and body structures were different with normal humans. They were like artistic handicrafts created by the hand of a master by spending a long time. Their hair and eyelash, eye and lips, from their collarbone’s line until the swelling of their chest and the protrusion at the summit, the color and luster. The make of everything throughout their body was delicately bold. Normally they would be a work of art of national treasure entered into a showcase he couldn’t possibly approach. From that there was this immoral feeling of trying to lay his hand on something priceless without permission.
 
   
  +
Tapi, meski begitu ia ingin menyentuh. Dia merasa bahwa perasaannya juga semakin besar karena aroma aromanya. Mereka berdua juga tampak seperti sedang menunggu dia datang dengan mata lembab.
But, even so he wanted to touch. He felt that his feeling was also getting bigger due to the aroma of the fragrance. Both of them also looked like they were waiting for him to come with moist eyes.
 
   
  +
Sedikit lagi dan tangannya akan menyentuh. Tetapi, pada saat itu tirai terbuka dan bayangan hitam masuk ke dalam.
Just a little bit more and his hand would touch. But, at that time the curtain opened and a silhouette entered inside.
 
   
  +
“Harap tunggu dulu sebelum mulai. Bagaimanapun juga ada prosedur dalam upacara ini. ”
“Please wait still before beginning. There is a procedure in this ceremony after all.”
 
   
It was Baldein’s queen, Landred. Landred who was carrying a bottle in hand sat down beside Kizuna.
+
Itu adalah ratu Baldein, Landred. Landred yang membawa botol di tangan duduk di samping Kizuna.
   
“This is a {{furigana|nectar|drink of gods}} created from sacred fruit. After drinking this, you have to dance.”
+
“Ini adalah {{furigana | nektar | minuman para dewa}} yang dibuat dari buah suci. Setelah minum ini, kamu harus menari.
   
  +
"Menari?"
“Dance?”
 
   
  +
"Iya. Ini tentang kata yang mengatakan menari dalam prasasti. Tindakan yang akan Anda lakukan sebenarnya adalah jenis yang sama dari Hybrid Jantung ini yang Anda semua bicarakan. "
“Yes. It’s about the word that said dance in the inscription. The act that you will actually do is of the same kind of this Heart Hybrid that you all speak about.”
 
   
  +
"……Mengerti. Tidak ada waktu, mari kita segera meminumnya. "
“……Got it. There is no time, let’s drink it immediately.”
 
   
  +
Tenggorokannya kering karena kegugupan, jadi dia akan senang jika dia menerima minuman. Kizuna mengulurkan tangannya ke arah botol yang dibawa Landred.
His throat was parched from the nervousness, so he would be happy if he received a drink. Kizuna extended his hand toward the bottle Landred was carrying.
 
   
  +
Namun sang ratu menyembunyikan botol itu seolah-olah untuk menghindari tangan Kizuna.
However the queen hid the bottle as if to avoid Kizuna’s hand.
 
   
  +
"Anda tidak harus. Ada metode untuk minum ini sesuai dengan etiket. "
“You must not. There is a method to drink this conforming to the etiquette.”
 
   
  +
"Metode minum?"
“Drinking method?”
 
   
“Ainess-sama, Grace-sama, may I?
+
"Ainess-sama, Grace-sama, boleh aku?"
   
  +
"Ya ...... apa yang aku ingin tahu."
“Yes……what is it I wonder.”
 
   
  +
"Kalian berdua, harus menjadi Vessel."
“Both of you, need to become the vessel.”
 
   
  +
"Apa artinya?
“What does that mean?
 
   
Not just Kizuna, Aine and Grace also looked like they didn’t understand the meaning.
+
Tidak hanya Kizuna, Aine dan Grace juga terlihat seperti mereka tidak mengerti artinya.
   
“Ainess-sama, please take off your breast accessory and Grace-sama, please take off the feather on your groin.
+
"Ainess-sama, tolong lepaskan aksesori payudara Anda dan Grace-sama, silakan lepaskan bulu di pangkal paha Anda."
   
Grace frowned.
+
Grace mengerutkan kening.
   
  +
“Begitukah? Jika itu masalahnya kita harus melepasnya dari awal. "
“Is that how it is? If that’s the case we should just take them off from the beginning.”
 
   
  +
“Lagipula, ini adalah rutinitas yang sudah mapan.”
“This is the established routine after all.”
 
   
  +
Grace berdiri dan mengulurkan tangannya ke arah bulu menyembunyikan pangkal pahanya. Tampaknya bulu itu hanya tertahan di sana, mudah untuk melepasnya.
Grace stood up and extended her hand toward the feather hiding her groin. It seemed that the feather was only stuck there, it was simple to take it off.
 
   
  +
Semak di bawahnya diwarnai sama seperti warna rambut kepalanya. Semak belukar tidak setebal itu dan dipangkas rapi, orang dapat dengan jelas memahami bahwa semak itu benar-benar terawat.
The bush underneath it was colored the same like the color of her head’s hair. The light bush wasn’t that thick and was neatly trimmed, one could clearly understand that it was thoroughly groomed.
 
   
  +
Sekali lagi Grace duduk dengan tenang.
Grace sat down once again calmly.
 
   
“Now, Ainess-sama too.
+
"Sekarang, Ainess-sama juga."
   
  +
Didorong oleh Landred, Aine juga dengan enggan melepas aksesori payudaranya. Ornamen emas yang terlihat seperti cangkir yang menutupi ujung payudaranya diambil, lalu lingkaran berwarna merah muda yang ukurannya hampir sama menunjukkan penampilannya dari bawah ornamen. Ujung-ujungnya berdiri tegak, memberi tahu mereka bahwa Aine juga terangsang.
Urged on by Landred, Aine also reluctantly took off her breast accessory. The golden ornaments looking like cup covering the tips of her breast were taken away, then pink colored circle that was almost the same size showed its appearance from below the ornament. The tips were standing straight, telling them that Aine was also aroused.
 
   
  +
"Kalau begitu Ainess-sama, tolong tekan payudaramu seolah-olah mengangkatnya dari bawah."
“Then Ainess-sama, please press on your breast as if lifting them up from below.”
 
   
  +
"Li ...... seperti ini?"
“Li……like this?”
 
   
  +
Aine menekan payudaranya saat diberi tahu. Bukit dadanya bergabung erat, menciptakan lembah di antara mereka.
Aine pressed her breasts as she was told. The hills of her chest were tightly joined, creating a valley between them.
 
   
  +
"Kemudian……"
“Then……”
 
   
  +
Landred mendekatkan mulut botol ke rongga yang dibuat oleh payudara dan mulai menuangkan isinya.
Landred brought the mouth of the bottle close to the cavity created by the breast and began to pour the content.
 
   
  +
"Hya ...... dingin ...... tapi, itu, ini?"
“Hya……cold……but, that, this is?”
 
   
  +
Merasa bingung dengan cairan yang dipegang di lembah payudaranya, Aine melemparkan tatapan bertanya pada Landred.
Feeling bewildered of the liquid that was held in the valley of her breast, Aine threw a questioning gaze at Landred.
 
   
  +
"Raja iblis-sama akan minum di nektar ini. Sekarang, saya mohon kepada Anda, silakan minum. "
“Demon king-sama is to drink at this nectar. Now, I implore to you, please drink.”
 
   
  +
"Eeh !?"
“Eeh!?”
 
   
  +
Wajah Aine langsung diwarnai merah tua.
Aine’s face was immediately dyed scarlet.
 
   
  +
"Cepat, tidak ada waktu."
“Quickly, there is no time.”
 
   
Queen Landred spoke to hurry him up.
+
Ratu Landred berbicara untuk mempercepatnya.
   
  +
"Uu ...... Kizuna, minum nektar saya ...... tunggu, ini terlalu memalukan-"
“Uu……Kizuna, drink my nectar……wait, this is just too embarrassing-“
 
   
  +
Memang tindakan ini juga sangat memalukan bagi Kizuna yang berada di sisi minum. Tapi, dia juga mengerti bahwa ini bukan waktunya untuk mengatakan sesuatu seperti itu.
Indeed this act was also really embarrassing for Kizuna who was in the drinking side. But, he also understood that this was not the time to say something like that.
 
   
  +
Kizuna berjalan ke Aine dan mendekatkan wajahnya ke lembah payudaranya.
Kizuna sidled up to Aine and brought his face closer to the valley of her breasts.
 
   
  +
“…… fuh”
“……fuh”
 
   
When Kizuna’s mouth touched the sake cup of the valley, Aine raised her voice slightly.
+
Ketika mulut Kizuna menyentuh cangkir sake di lembah, Aine mengangkat suaranya sedikit.
   
Kizuna slurped up that liquid.
+
Kizuna menyeruput cairan itu.
   
‘――!? Delicious!
+
‘―― !? Lezat!'
   
  +
Dia tidak tahu buah apa yang terbuat dari jus ini, tapi rasanya manis menyegarkan. Aroma yang kaya menggelitik hidungnya bahkan setelah minum, membuatnya ingin minum lebih banyak. Kizuna menjadi terserap dan menempelkan wajahnya ke lembah payudara Aine.
He didn’t know what the fruit this juice was made of, but it was refreshingly sweet. Rich aroma tickled his nose even after drinking, making him want to drink more. Kizuna became absorbed and pressed his face into the valley of Aine’s breast.
 
   
“Nnah, Ki, Kizuna……calm down……aah”
+
“Nnah, Ki, Kizuna …… tenanglah …… aah”
   
  +
Kulit Aine menghangatkan cairan sedikit, membuatnya berpikir bahwa itu mengeluarkan aroma lebih baik. Dia meminum semuanya dalam sekejap dan dia bahkan menjilat tetesan yang menempel di kulit Aine.
Aine’s skin warmed the liquid slightly, making him thought that it drew out the aroma even better. He drank it all up in a flash and he even licked at the drops that clung at Aine’s skin.
 
   
  +
“Aan …… Ya ampun Kizuna …… tidak ada lagi yang kamu tahu”
“Aan……geez Kizuna……there is no more already you know”
 
   
Aine caressed Kizuna’s head. Kizuna returned to his senses and distanced his mouth.
+
Aine membelai kepala Kizuna. Kizuna kembali sadar dan menjauhkan mulutnya.
   
  +
"Fufu, tampaknya kamu senang dengan nektar ini."
“Fufu, it seems that you are pleased by this nectar.”
 
   
Queen Landred smiled delightedly.
+
Ratu Landred tersenyum senang.
   
  +
"Ya, rasanya aku belum pernah mabuk sebelumnya ...... benar-benar enak."
“Yeas, it’s a taste I have never drunk before……it’s really delicious.”
 
   
  +
"Dikatakan bahwa ini adalah minuman para dewa. Itu tidak bisa diminum kecuali pada upacara khusus, barang yang sangat mahal dan berharga. Kalau begitu, tolong ambil yang lain. ”
“It’s said that this is the drink of gods. It cannot be drunk except at a special ceremony, a really expensive and valuable item. Then, please have another.”
 
   
Saying that Queen Landred went toward Grace who was sitting in seiza.
+
Mengatakan bahwa Ratu Landred pergi ke arah Grace yang duduk di seiza.
   
  +
"Grace-sama, tolong tutup pahamu dengan erat dan tekuk punggungmu sedikit ke belakang."
“Grace-sama, please close your thighs tightly and bend your back a little backward.”
 
   
  +
"Mu, seperti ini …… hyah !?"
“Mu, like this……hyah!?”
 
   
  +
Sebuah rongga diciptakan antara paha tertutup rapat dan perut. Ratu Landred menuangkan nektar ke arah rongga itu.
A cavity was created between the tightly closed thighs and the abdomen. Queen Landred poured in the nectar toward that cavity.
 
   
“Now, Grace-sama. Please request him.
+
"Sekarang, Grace-sama. Tolong minta dia. "
   
  +
“Hu …… penghinaan …… untuk menjadikan tubuhku sebagai pengganti cangkir …… de, raja iblis-sama …… tolong, minumlah sesukamu …… uu-”
“Hu……humiliation……to make my body as replacement of a cup……de, demon king-sama……please, drink as you like……uu-”
 
   
  +
Bahkan saat matanya berkaca-kaca, Grace mengerahkan kekuatannya untuk menutup kakinya sehingga nektar tidak akan tumpah. Melihat kondisinya, Kizuna merasa bahwa dia menyedihkan karena suatu alasan.
Even while getting teary eyes, Grace put her strength to close her legs so the nectar wouldn’t spill. Looking at her state, Kizuna felt that she was pitiful for some reason.
 
   
  +
"Maaf untuk ini, Grace ...... menyuruhmu melakukan ini."
“Sorry for this, Grace……having you do this.”
 
   
  +
“Muu …… jangan khawatir tentang itu. Ini adalah sesuatu yang ingin saya lakukan. Ini tidak berarti untuk Anda. Ini demi menyelamatkan Atlantis dan Lemuria. Bahkan untuk sementara aku adalah seseorang yang menjabat sebagai kaisar, aku harus memenuhi tanggung jawab posisiku ...... itu sebabnya, minumlah sesukamu! "
“Muu……don’t worry about it. This is something I wish to do. This is by no means for your sake. This is for the sake of saving Atlantis and Lemuria. Even temporarily I was someone who served as the emperor, I have to fulfill the responsibility of my station……that’s why, drink as you like!”
 
   
  +
Dia membungkuk ke belakang sementara pipinya merah. Seolah mengatakan bahwa dia ingin Kizuna minum dengan cepat.
She bended herself backward while her cheeks were dyed red. As if saying that she wanted Kizuna to quickly drink.
 
   
  +
“Selain itu …… Aku juga memiliki hutang hidupku yang diselamatkan oleh raja iblis. Ketika saya bertanya, Anda juga telah menyelamatkan hidup Nee-sama sebelumnya ...... itu sebabnya, saya akan secara khusus mengizinkannya jika itu Anda. "
“Besides……I also have the debt of my life that was saved by demon king. When I asked, you had also saved Nee-sama’s life before……that’s why, I’ll specially allow it if it’s you.”
 
   
  +
Rahmat yang memulihkan ketenangan pikirannya memiliki perasaan ingin menyelamatkan dunia. Dia juga merasa berkewajiban terhadap Kizuna.
Grace who recovered the calm of her mind had the feeling of wanting to save the world. She was also feeling obligation towards Kizuna.
 
   
Then, Kizuna too had to answer to that feeling.
+
Kemudian, Kizuna juga harus menjawab perasaan itu.
   
  +
Dia menurunkan tubuhnya ke depan dan mendekatkan wajahnya ke lutut Grace. Di dalam cairan transparan, bayangan berwarna merah muda perlahan bergoyang. Seolah itu mengisyaratkan bibir Kizuna. Dan kemudian Kizuna mencicipi minuman para dewa yang dikumpulkan di antara kedua kaki Grace.
He lowered his body forward and brought his face closer to Grace’s knees. Inside the transparent liquid, pink colored shadow was slowly swaying. As though it was beckoning Kizuna’s lips. And then Kizuna tasted the drink of the gods amassed between Grace’s legs.
 
   
  +
"Fuaaah!"
“Fuaaah!”
 
   
Grace raised a trembling voice. Kizuna tasted the nectar he slurped up inside his mouth.
+
Grace mengangkat suara gemetar. Kizuna mencicipi nektar yang dia hirup dalam mulutnya.
   
  +
'--Lezat. Namun, rasanya berbeda dari sebelumnya? "
‘――Delicious. However, the taste is different from before?’
 
   
  +
Manisnya tidak sebanyak sebelumnya, tetapi ia merasa bahwa rasa dan aroma lebih kental.
The sweetness wasn’t as much as before, but he got the feeling that the thickness of the taste and aroma was even richer.
 
   
  +
"Fufufu, rasanya juga berbeda dari sebelumnya bukan?"
“Fufufu, the taste is also different from before isn’t it?”
 
   
When he separated his mouth from Grace’s sake cup for the moment, Kizuna looked up at Queen Landred.
+
Ketika dia memisahkan mulutnya dari cangkir sake Grace untuk saat ini, Kizuna menatap Ratu Landred.
   
  +
“Memang …… meskipun nektar berasal dari botol yang sama, bagaimana ……?”
“Indeed……even though the nectar comes from the same bottle, how……?”
 
   
  +
“Rasa nektar ini akan berubah sesuai dengan cangkir yang dituangkannya. Jadi, itu akan menimbulkan rasa yang berbeda untuk masing-masing. Tentunya cawan Grace-sama memberi rasa kelas tinggi. ”
“This nectar’s taste will change in accordance with the cup it is poured into. And so, it will give rise to different taste for each one. Surely the cup of Grace-sama is giving a high class taste.”
 
   
  +
"Ini, rasa Grace ……"
“This is, Grace’s taste……”
 
   
  +
Pipi Grace diwarnai merah dengan bibir bergetar.
Grace’s cheeks were dyed red with her lips trembling.
 
   
  +
"Ne, sudahlah, minum saja cepat!"
“Ne, never mind that, just drink quickly!”
 
   
  +
Dia ingin minum lebih banyak tanpa diberitahu itu. Kizuna menahan pinggul Grace dengan tangannya dan kemudian meletakkan mulutnya di daerah bawahnya.
He wanted to drink more even without being told that. Kizuna restrained Grace’s hips with his hands and then put his mouth on her nether region.
 
   
“Hyaaaan! Fo-foolish person, you inhaled too strong-, aaahn”
+
“Hyaaaan! Untuk orang bodoh, kau menghirup terlalu kuat-, aaahn ”
   
  +
Rasanya berangsur-angsur menjadi lebih tebal saat dia menjilati, Dia selesai minum dan kemudian dia juga menjilat sepenuhnya pada nektar yang menempel di paha dan perut Grace.
The taste was gradually becoming thicker while he was licking, He finished drinking and then he also licked up thoroughly at the nectar clinging at Grace’s thighs and abdomen.
 
   
  +
Sekitar waktu itu, perubahan juga muncul di Kizuna. Pipinya menjadi panas dan nadinya lebih kuat. Kepalanya terasa ringan, itu adalah perasaan yang sangat menyenangkan.
Around that time, a change also appeared in Kizuna. His cheeks became hot and his pulse stronger. His head felt light, it was a really pleasant feeling.
 
   
  +
“Sekarang, persiapan sudah beres dengan ini. Mulai sekarang, tolong adakan upacara hanya dengan kalian bertiga. ”
“Now, the preparation is in order with this. From now on, please hold the ceremony with just the three of you.”
 
   
“Yes……we are going to do Connective Hybrid isn’t it?
+
"Ya …… kita akan melakukan Connective Hybrid bukan?"
   
“Yes. But, there is one thing I need to trouble demon king-sama with.”
+
"Iya. Tapi, ada satu hal yang perlu aku susahkan dengan raja iblis-sama.
   
Saying that, she pushed a box put at the corner in front of Kizuna.
+
Mengatakan itu, dia mendorong sebuah kotak yang diletakkan di sudut di depan Kizuna.
   
  +
"Cobalah untuk memasukkan ujung jarimu ke dalam."
“Try to enter your fingertip inside.”
 
   
Kizuna tilted his head while opening that box.
+
Kizuna memiringkan kepalanya saat membuka kotak itu.
   
{Kizuna. Thanks for your hard work.}
+
{Kizuna. Terima kasih atas kerja keras Anda.}
   
  +
Tiba-tiba sebuah jendela komunikasi terbuka di dalam kotak.
Suddenly a communication window opened inside the box.
 
   
“Shikina-san?
+
"Shikina-san?"
   
  +
Dia menduga bahwa kotak ini sendiri diinstal dengan fungsi untuk menampilkan jendela mengambang. Jendela dialirkan dengan huruf-huruf yang dimasukkan Kei.
He guessed that this box itself was installed with the function to display a floating window. The window was streamed with the letters that Kei was inputting.
 
   
  +
{Kamera dimasukkan ke dalam kotak. Konfirmasikan.}
{A camera is inserted into the box. Confirm it.}
 
   
  +
Memang ada mesin yang seperti kamera video di dalamnya. Ketika dia mencoba untuk memegangnya, itu adalah tipe kecil yang dapat diselesaikan di telapak tangannya, mudah untuk memegang bahkan dengan satu tangan.
Indeed there was a machine that was like a video camera inside. When he tried to hold it, it was a small type that could be settled on his palm, it was easy to hold even with one hand.
 
   
{This time take the recording of the Connective Hybrid from start to end with that camera.}
+
{Kali ini ambil rekaman Connective Hybrid dari awal hingga akhir dengan kamera itu.}
   
  +
"Apa- !?"
“Whaatt-!?”
 
   
  +
Landred berjongkok di belakang Kizuna dan meletakkan tangannya di pundaknya. Jaraknya dekat. Payudara sang ratu begitu besar sehingga akan menyentuhnya hanya dengan semakin dekat, sehingga payudaranya menyentuhnya sekarang bahkan jika dia merasa enggan. Sensasi payudara lembut yang tebal menyebar di punggung Kizuna. Ratu sedang berbisik ke telinga Kizuna sambil mendorong payudaranya di punggungnya.
Landred crouched down behind Kizuna and put her hands on his shoulders. Her distance was close. The breast of the queen was so big that it was going to touch him just by her getting closer, so her breast touched him now even if he felt reluctant of it. The sensation of the thick soft breast spread on Kizuna’s back. The queen was whispering into Kizuna’s ear while pushing her breast on his back.
 
   
  +
“Awalnya ada keharusan untuk melakukan upacara ini di depan pilar. Pilar adalah dewa, dewa menikmati dirinya sendiri melihat sosok menari kami. Karena itu, ada kebutuhan untuk pilar untuk menyaksikan upacara itu sendiri. "
“Originally there is the necessity to carry out this ceremony in front of the pillar. The pillar is the god, the god is enjoying himself looking at our dancing figure. That’s why, there is the need for the pillar to watch the ceremony itself.”
 
   
  +
"Lokasi kami tentu di depan pilar tapi ......"
“Our location is certainly in front of the pillar but……”
 
   
  +
Kejadian sudah runtuh, sekarang ini adalah gunung puing.
Genesis had already collapsed, right now it was a mountain of rubble.
 
   
  +
{Kami telah memikirkan cara untuk menunjukkan upacara ini ke Genesis. Kami mencapai kesimpulan bahwa kemungkinan informasi gambar akan memberikan semacam pengaruh. Karena itu kami memeriksa hasil penelitian yang dilakukan oleh Profesor Nayuta dan memikirkan satu cara. Dengan cara itu untuk merekam upacara menggunakan kamera yang dipasang di dalam mekanisme sihir kecil, dan kemudian mengirim rekaman gambar itu ke potongan-potongan Kejadian.}
{We had thought of the way to show this ceremony to Genesis. We reached the conclusion that it’s likely that image information will exert some kind of influence. Therefore we inspected the research results carried out by Professor Nayuta and thought of a single way. That way is to record the ceremony using a camera installed inside a small magic mechanism, and then sending that image record to the fragments of Genesis.}
 
   
  +
"Mengirim …… gambar?"
“Sending……image?”
 
   
  +
{Sistem gambar buatan Vatlantis berbeda dengan teknologi kami, mereka menggunakan kekuatan sihir dan partikel gambar yang ditransmisikan, mereproduksi area yang sama di tempat yang jauh. Partikel-partikel itu akan tersebar dan jika kita mengirim gambar ke seluruh fragmen, maka itu akan sama seperti melakukan upacara di depan Kejadian.}
{The image system of Vatlantis-made is different with our technology, they use magic power and transmitted image particles, reproducing the same area at a distant place. Those particles will be scattered and if we send the image all over the fragments, then it will be the same like doing the ceremony in front of the Genesis.}
 
   
  +
"Apa ...... apa?"
“Wha……what?”
 
   
  +
Kizuna tidak begitu mengerti arti dari penjelasan itu.
Kizuna didn’t quite understand the meaning of that explanation.
 
   
  +
{Berbicara dengan cara yang lebih mudah untuk dipahami, dengan memproyeksikan gambar yang direkam ke puing-puing Genesis, partikel gambar akan diserap oleh puing-puing. Artinya, kita akan mendapatkan efek yang sama seperti melakukan upacara di depan Kejadian.}
{Speaking in an easier way to understand, by projecting the recorded image to the rubble of Genesis, the image particles will be absorbed by the rubbles. That is to say, we will obtain the same effect like doing the ceremony in front of the Genesis.}
 
   
  +
Kizuna mencoba menekan sakelar kamera. Gambar yang direkam mengambang di samping kamera sebagai jendela mengambang.
Kizuna tried to push the camera switch. The image being recorded was floating beside the camera as a floating window.
 
   
“Can I do something like a Connective Hybrid with a camera in one hand?
+
"Bisakah aku melakukan sesuatu seperti Connective Hybrid dengan kamera di satu tangan?"
   
  +
Jujur, dia tidak percaya diri.
Honestly, he had no confidence.
 
   
  +
{Bahkan jika Anda tidak bisa, lakukanlah. Ada keadaan batas waktu mendekati. Menurut perkiraan kami, hanya ada tiga puluh menit lagi sampai dunia runtuh.}
{Even if you can’t, do it. There is the circumstance of the time limit approaching. In our estimation, there is only thirty more minutes until the world’s collapse.}
 
   
  +
Tidak ada pilihan atau apapun. Dia hanya bisa melakukannya.
There wasn’t any choice or anything. He could only do it.
 
   
“I got it. Aine, Grace, let us save the world!”
+
"Saya mendapatkannya. Aine, Grace, mari kita selamatkan dunia!
   
  +
Ketiganya saling mengangguk.
The three nodded at each other.
 
   
“Shikina-san. Is the preparation over there going well?
+
“Shikina-san. Apakah persiapan di sana berjalan dengan baik? "
   
  +
Situasi di luar tercermin di jendela. Gunung puing-puing diterangi oleh cahaya redup terlihat. Itu seperti rekaman yang diambil oleh kapal terbang yang mengambang di langit. Puing-puing gunung itu tiba-tiba menjadi cerah.
The situation outside was reflected in the window. The mountain of rubble illuminated by dim light was visible. It was like a recording taken by a flying boat floating in the sky. That mountain of rubble suddenly became bright.
 
   
  +
"Ini adalah!"
“This is!”
 
   
  +
Penampilan raksasa Aine dan Grace diproyeksikan di tanah. Kizuna terkejut dan tangannya bergetar, setelah itu gambarnya juga sangat bergetar. Tidak ada keraguan, saat ini gambar yang direkam Kizuna sedang diproyeksikan. Kapal terbang itu penuh dengan proyektor dan pemetaan proyeksi dikerjakan pada sisa-sisa Genesis.
The giant appearances of Aine and Grace were projected on the ground. Kizuna was shocked and his hand shook, thereafter the image also greatly shook. There was no doubt, right now the image Kizuna was recording was being projected. The flying boat was loaded with a projector and a projection mapping was worked on the remains of Genesis.
 
   
It was a giant screen where a side of it could reach three, four hundred meters. He got cold feet when he thought that the Connective Hybrid act would be projected in a big way like this.
+
Itu adalah layar raksasa di mana sisi itu bisa mencapai tiga, empat ratus meter. Dia menjadi dingin ketika dia berpikir bahwa tindakan Connective Hybrid akan diproyeksikan dengan cara besar seperti ini.
   
  +
"Hei, Shikina-san ... memproyeksikannya dengan besar seperti ini, tidak semua orang akan melihatnya?"
“Hey, Shikina-san……having it projected bigly like this, won’t everyone see it?”
 
   
  +
{Sebaliknya, tunjukkan pada mereka. Kami juga menyampaikannya ke seluruh rakyat Zeltis.}
{Rather, show it to them. We are also relaying it towards the whole people of Zeltis.}
 
   
  +
"WHATTTTTTTTTTTTTT !?"
“WHATTTTTTTTTTTTTT!?”
 
   
  +
‘――Kami bertindak? Terhadap seluruh orang Zeltis, katanya?
‘――Our act? Towards the whole people of Zeltis she said!?’
 
   
Kizuna got cold feet. Landred spoke gently to Kizuna who was being like that.
+
Kizuna mendapat kaki dingin. Landred berbicara dengan lembut kepada Kizuna yang sedang seperti itu.
   
  +
“Tolong tenanglah. Sangat diinginkan bagi sebanyak mungkin orang untuk mengadakan upacara ini. Jumlah orang yang berpartisipasi mewakili kedalaman dan luasnya iman, dan itu akan menjadi kebahagiaan pilar yang adalah dewa. Artinya, memegang ini dalam skala yang lebih besar akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan. "
“Please calm down. It’s desirable for as many people as possible to hold this ceremony. The number of people participating is representing the depth and extent of the faith, and that will become the happiness of the pillar that is the god. That is to say, holding this in an even larger scale will heighten the possibility of success.”
 
   
  +
Kata-kata Landred ditafsirkan dengan cara Kei sendiri melalui streaming teks di jendela.
Landred’s words were interpreted in Kei’s own way through the text streaming in the window.
 
   
  +
{Upacara ini adalah sesuatu yang dilakukan oleh Kizuna, Aine, dan Grace, kalian bertiga. Namun kekuatan sihir untuk memulihkan sesuatu di tingkat Kejadian tidak mungkin diperoleh hanya dari tiga orang. Lebih baik melakukannya dengan cara yang meminjam kekuatan sebanyak mungkin orang.}
{This ceremony is something carried out by Kizuna, Aine, and Grace, the three of you. However the magic power for restoring something in the level of Genesis is impossible to be obtained from just three people. It’s better to do it in a way that borrows the strength of as many people as possible.}
 
   
“Yes but, it’s too extreme to involve the whole people of Zeltis. Is it no good with just Himekawa and the others outside?”
+
"Ya tapi, itu terlalu ekstrem untuk melibatkan seluruh orang Zeltis. Apakah itu tidak baik hanya dengan Himekawa dan yang lainnya di luar?
   
  +
{Awalnya itu juga niat kami. Namun, itu tidak cukup.}
{At first that was also our intention. However, it’s not enough.}
 
   
  +
Aine memotong pembicaraan yang tidak bisa menahan diri.
Aine cut between the talk unable to hold herself back.
 
   
  +
“Saya mengerti ceritanya. Tapi, tidak perlu sengaja menampilkan Connective Hybrid kami kepada orang-orang, kan? Tidak apa-apa untuk hanya memproyeksikannya ke Kejadian! "
“I understand the story. But, there is no need to intentionally display our Connective Hybrid to the people right? It’s fine to just project it to the Genesis!”
 
   
However Landred shook her head.
+
Namun Landred menggelengkan kepalanya.
   
  +
"Tidak. Saya tidak tahu tentang orang-orang yang memiliki Core, tetapi bagi orang awam untuk berpartisipasi dalam upacara dan memasok kekuatan sihir mereka, bimbingan dari kepala imam diperlukan. Artinya, ada kebutuhan bagi kalian bertiga untuk menampilkan penampilan Anda. Tindakan kalian bertiga akan memberikan pengaruh kepada orang lain, mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam upacara. "
“No. I don’t know about the people who possess Core, but for the common people to participate in the ceremony and supply their magic power, the guidance of the head priest is necessary. That is to say, there is the necessity for the three of you to display your appearances. The act of you three will grant influence to other people, inducing them to participate in the ceremony.”
 
   
  +
Aine menatap udara kosong dengan ekspresi bingung. Jujur mengatakan, Kizuna juga ingin memegang kepalanya.
Aine was staring at empty air with a perplexed expression. Honestly saying, Kizuna was also wanting to hold his head.
 
   
{One more thing, the relay is not broadcasted inside Ataraxia. That’s why rest assured.}
+
{Satu hal lagi, relay tidak disiarkan di dalam Ataraxia. Itu sebabnya yakinlah.}
   
  +
"Aku tidak bisa tenang sama sekali!"
“I cannot rest assured at all!”
 
   
  +
Aine berteriak dengan suara yang akan menangis.
Aine yelled with a voice that was going to cry.
 
   
Landred smiled slightly and stood up.
+
Landred tersenyum sedikit dan berdiri.
   
  +
"Lalu aku akan menyerahkan sisanya padamu. Tolong ...... menyelamatkan nyawa negara dan orang-orangku. ”
“Then I will leave the rest to you. Please……save the lives of my country and people.”
 
   
  +
Meninggalkan kata-kata itu di belakang, sosoknya menghilang di balik tirai.
Leaving those words behind, her figure disappeared behind the curtain.
 
   
{The projection system is all green. Begin Connective Hybrid.}
+
{Sistem proyeksi semuanya hijau. Mulai Connective Hybrid.}
   
  +
“…… Roger.”
“……Roger.”
 
   
Kizuna stopped thinking about unnecessary thing and concentrated on doing Connective Hybrid. Inside the camera’s finder, Aine and Grace were sitting with nervous looks.
+
Kizuna berhenti memikirkan hal yang tidak perlu dan berkonsentrasi untuk melakukan Connective Hybrid. Di dalam pencari kamera, Aine dan Grace duduk dengan wajah gugup.
   
  +
‘――Pertama saya harus melonggarkan ketegangan mereka.’
‘――First I’ve got to loosen up their tension.’
 
   
“Aine, your expression is hard there. Relax.
+
“Aine, ekspresimu keras di sana. Bersantai."
   
  +
"Bahkan jika kamu mengatakan itu padaku ... semua warga negara menonton rekaman ini, kamu tahu? Jangan bertanya sesuatu yang tidak masuk akal. "
“Even if you tell me that……all the citizens are watching this recording you know? Don’t ask something unreasonable.”
 
   
Aine replied with a pale face. But Kizuna recalled about when they carried out Climax Hybrid while Reiri and Kei were watching.
+
Aine menjawab dengan wajah pucat. Tapi Kizuna ingat tentang ketika mereka melakukan Climax Hybrid sementara Reiri dan Kei menonton.
   
  +
‘―― Rasa malu dan gairah adalah dua sisi dari koin yang sama. Jika aku bisa memanfaatkan ini dengan baik untuk membuatnya dalam mood ……. '
‘――Shame and arousal are two sides of the same coin. If I can make use of this well to get her in the mood…….’
 
   
For the time being, Kizuna directed the camera to Grace.
+
Untuk saat ini, Kizuna mengarahkan kamera ke Grace.
   
  +
"Aku ingin tahu ... apakah sesuatu seperti pengenalan diri sekali lagi oke?"
“I wonder……is something like self introduction once again okay?”
 
   
  +
Grace membuat wajah tidak senang, tetapi dia membuka mulutnya dengan enggan.
Grace made a displeasured face, but she opened her mouth reluctantly.
 
   
“I am the second princess of the Vatlantis Empire, the acting agent of the current emperor Grace Synclavia.
+
"Aku adalah puteri kedua Kekaisaran Vatlantis, agen pelaksana kaisar saat ini Grace Synclavia."
   
  +
Pipinya agak merah. Tubuhnya juga sedikit berkeringat, tubuhnya gelisah gelisah.
Her cheeks were somewhat red. Her body was also a little sweaty, her body was fidgeting restlessly.
 
   
  +
"Apakah kamu merasa tidak sehat?"
“Are you feeling unwell?”
 
   
  +
Kizuna menyikat rambut merah jambu itu dan menempelkan tangannya di dahinya.
Kizuna brushed up her pink hair and pressed his hand on her forehead.
 
   
  +
"Hyaanh!"
“Hyaanh!”
 
   
  +
Tubuh Grace bergerak-gerak.
Grace’s body twitched in a jump.
 
   
“You, you okay Grace?
+
"Kamu, kamu, oke, Grace?"
   
Aine also looked into Grace worriedly.
+
Aine juga menatap Grace dengan cemas.
   
  +
"Kamu, ya. Baru saja, karena nektar telah diminum ...... tubuhku terasa panas. ”
“Ye, yes. Just now, since the nectar had been drunk……my body feels hot.”
 
   
  +
Kizuna juga sama seperti itu. Kemungkinan besar nektar masuk ke dalam tubuh Grace dari suatu tempat selain dari mulut. Tidak ada keraguan bahwa dia merasakan efek yang sama dengan Kizuna karena itu.
Kizuna was also the same like that. Most likely the nectar entered inside Grace’s body from some place other than mouth. There was no doubt that she was feeling the same effect as Kizuna because of that.
 
   
  +
"Tentu saja rasanya agak panas."
“Certainly it feels a little hot.”
 
   
  +
Kizuna meletakkan kamera untuk saat ini dan mulai melepas seragamnya. Mata Aine dan Grace dicuri oleh tubuh telanjang Kizuna yang secara bertahap terbuka.
Kizuna put down the camera for the moment and began to take off his uniform. Aine and Grace’s eyes were stolen by Kizuna’s naked body that was gradually exposed.
 
   
  +
“Ou …… ini ……”
“Ou……this is……”
 
   
  +
Tenggorokan Grace menelan ludah.
Grace’s throat gulped loudly.
 
   
  +
Ketika Kizuna hanya memiliki celana dalam yang tersisa, dia sekali lagi mengambil kamera di tangannya dan meletakkan bingkai pada Grace.
When Kizuna only had his underwear left, he once more took the camera in his hand and settled the frame on Grace.
 
   
  +
"Namun ...... Grace terlihat persis seperti Aine ya."
“However……Grace looks exactly just like Aine huh.”
 
   
  +
Kata-kata Kizuna membuat Grace membuang dadanya dengan bangga.
Kizuna’s words made Grace threw out her chest proudly.
 
   
  +
"Betul sekali. Lagipula aku adalah adik perempuan Nee-sama. "
“That’s right. After all I’m Nee-sama’s little sister.”
 
   
  +
Kizuna memegang kamera dengan tangan kanannya dan membelai rambut Grace dengan tangan kirinya.
Kizuna held the camera with his right hand and caressed Grace’s hair with his left hand.
 
   
  +
"Mm ...... jangan menyentuhku, begitu akrab."
“Mm……don’t touch me, so familiarly.”
 
   
  +
Bahkan ketika mengatakan itu di mulutnya, dia membuat wajah yang merasa baik seperti kucing yang disikat dengan lembut. Seperti itu dia membelai telinganya sebelum tangannya merangkak di lehernya.
Even while saying that in her mouth, she was making a face that was feeling good like a cat that was brushed gently. Like that he caressed her ear before his hand crawled on her neck.
 
   
  +
"A ...... haan"
“A……haan”
 
   
  +
Dia menekuk lehernya dengan erotis.
She bent her neck erotically.
 
   
  +
"Bukankah kamu lebih erotis dari kakak perempuanmu?"
“Aren’t you even more erotic than your big sister?”
 
   
“Hm? Kufufu, you won’t get anything even if you flatter me you know, demon king.
+
"Hm? Kufufu, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa bahkan jika kamu menyanjungku kamu tahu, raja iblis. "
   
  +
Ketika dia menyadari, Aine di sebelahnya melotot dengan tatapan menakutkan. Tampaknya kakak perempuan itu akan sangat marah ketika dia memuji adik perempuan itu terlalu banyak. Ada kebutuhan untuk menyatukan perasaan tiga orang di Connective Hybrid. Dia harus memperhatikan keseimbangan dengan Aine. Kebetulan
When he realized, Aine next to him was glaring with a terrifying look. It seemed that the big sister would be furious when he praised the little sister too much. There was the need to unite the feeling of the three people in Connective Hybrid. He had to pay attention to the balance with Aine. Incidentally
 
   
――,
+
――,
   
  +
"Aah ...... tentang itu, aku bertanya-tanya apakah kamu bisa berhenti memanggilku raja iblis."
“Aah……about that, I wonder if you can stop calling me demon king.”
 
   
“Hm? Then what should I call you?”
+
"Hm? Lalu aku harus memanggilmu apa?
   
  +
"Mari kita lihat ... yah panggil aku seperti biasa, Kizuna atau apalah ......"
“Let’s see……well just call me normally, Kizuna or something……”
 
   
  +
"Sesuatu seperti ... Nii-sama."
“Something like……Nii-sama.”
 
   
  +
Dia bisa mendengar gumaman samar. Ketika dia melihat, ada Aine yang menjadi bit sampai telinganya saat dia melihat ke bawah.
He could hear a faint murmur. When he took a look, there was Aine who went beet red until her ear while she was looking down.
 
   
“Mu? What is the meaning of that word [Nii-sama]?”
+
"Mu? Apa arti dari kata [Nii-sama] itu?
   
  +
“Se, begitu, sepertinya Nee-sama versi laki-laki …… semacam? Ini adalah cara panggilan yang digunakan untuk pria yang lebih tua dari Anda atau sesuatu. "
“Se, see, it’s like a male version of Nee-sama……sort of? It’s a way of calling used for a male older than you or something.”
 
   
  +
Dengan pandangan sekilas, Aine mengirim pandangan ke arah Kizuna seolah mencuri pandangan.
With a brief glance, Aine sent a gaze to Kizuna’s direction as if stealing a look.
 
   
  +
"Tidak, Aine. Dalam situasi ini artinya sedikit— ”
“No, Aine. In this situation the meaning is a little――”
 
   
  +
"Kamu punya masalah !?"
“You have a problem!?”
 
   
  +
"Tidak ada."
“None.”
 
   
‘――Aine-san. Scary.
+
‘――Aine-san. Mengerikan.'
   
  +
"Hou. Begitu ya ... kalau begitu, aku akan memanggilmu begitu. "
“Hou. I see……then, I’ll call you that.”
 
   
  +
Aine menunjukkan senyum yang sangat senang. Bagaimanapun jika ini membuat Aine memiliki suasana hati yang baik, maka ini adalah yang terbaik.
Aine was showing a greatly delighted smile. In any case if this made Aine have a good mood, then this is for the best.
 
   
“Then, the continuation. Grace, can you show me your breast?
+
“Lalu, kelanjutannya. Grace, bisakah kamu tunjukkan dadamu?
   
“That’s fine. Nii-sama.
+
"Tidak apa-apa. Nii-sama. "
   
  +
Grace melepas hiasan bulu yang menempel di dadanya. Dari bawah itu, payudara imut tapi juga indah untuk usianya muncul. Tonjolan di bagian atas payudara berada di sisi kecil dibandingkan dengan Aine. Dan bahkan bagian yang diwarnai merah muda memiliki warna samar dengan area kecil. Itu adalah payudara yang sangat indah.
Grace took off the feather ornaments clinging on her chest. From underneath that, cute but also splendid breast for her age appeared. The protrusion on the top of the breast was in the small side compared to Aine. And then even the part that was dyed pink had faint color with small area. It was a really lovely breast.
 
   
Grace let her guard down quite much from the nectar’s effect. Later it would be better to make Aine drink the nectar too he guessed. Stirring up the mood was the shortcut towards Connective Hybrid.
+
Grace membiarkannya lengah dari efek nektar. Nantinya akan lebih baik untuk membuat Aine minum nektar juga, dia menebak. Menggerakkan suasana adalah jalan pintas menuju Connective Hybrid.
   
  +
Kizuna mengambil botol nektar dan menuangkan isinya ke dada Grace.
Kizuna took the bottle of the nectar and poured the content on Grace’s breast.
 
   
“Hya……wha, what are you doing, Nii-sama.
+
"Hya ...... apa, apa yang kamu lakukan, Nii-sama."
   
  +
"Aine. Mari kita bersihkan nektar Grace bersama-sama. "
“Aine. Let’s clean up Grace’s nectar together.”
 
   
  +
Menebak niat Kizuna, Aine dengan takut-takut menyingkir ke sisi Grace. Dan kemudian, dia menjilat tetesan nektar membasahi payudara Grace dengan lidahnya.
Guessing Kizuna’s intention, Aine timidly sidled up to Grace’s side. And then, she licked up the drops of nectar wetting Grace’s breast with her tongue.
 
   
“Haahn! Ne, Nee-samaa”
+
“Haahn! Ne, Nee-samaa ”
   
  +
“Nn …… enak. Ini adalah"
“Nn……delicious. This is”
 
   
  +
Aine mengangkat wajahnya karena terkejut. Tampaknya Grace senang bahwa kakak perempuannya senang bahwa dia tersenyum malu-malu.
Aine raised her face in surprise. It seemed that Grace was happy that her big sister was delighted that she smiled bashfully.
 
   
  +
Kizuna juga menjulurkan lidahnya ke dada sisi lain sambil mengarahkan kameranya ke Aine. Dia menaruh ujung lidahnya ke ujung dan menjilat.
Kizuna too extended his tongue at the breast of the other side while directing his camera to Aine. He put the tip of his tongue to the tip and licked up.
 
   
  +
“Ukuh …… yaa, itu …… yaaaann”
“Ukuh……yaa, that……yaaaann”
 
   
  +
Mungkin dia terlalu merasakannya, kaki Grace berdentang dan berjuang. Namun Kizuna tidak memperhatikannya dan terus menjilat payudaranya. Dia mencium tonjolan yang lembut dan mengisap itu meninggalkan bekas.
Perhaps she felt it too much, Grace’s legs clattered and struggled. However Kizuna didn’t pay it any attention and continued to lick her breast. He kissed at the soft bulge and sucked that it left behind marks.
 
   
“Fuh……ku……aann, yhaaaah”
+
“Fuh …… ku …… aann, yhaaaah”
   
  +
Aine dengan lembut meraba-raba payudara di sisi yang berlawanan sambil menjilat dari sisi Grace ke pusarnya seolah-olah mencari nektar yang menetes ke bawah. Tekstur lidahnya membuat bagian dalam dada Grace bergetar.
Aine was gently groping the breast at the opposite side while licking from Grace’s flank towards her navel as if to search for the dripping down nectar. The texture of her tongue made the inside of Grace’s chest shudder.
 
   
  +
"Aine, aku akan menyerahkan peti padamu."
“Aine, I’ll leave the chest to you.”
 
   
  +
Pipi Aine juga memerah karena minum nektar, dia membuat ekspresi yang sedikit bingung. Tapi matanya bersinar dalam kefasikan. Matanya menyipit dan dia mengangguk bahagia.
Aine’s cheek also reddened from drinking the nectar, she was making a slightly dazed expression. But her eyes were shining in lewdness. Her eyes narrowed and she nodded happily.
 
   
  +
Aine mendekatkan mulutnya ke telinga Grace.
Aine brought her mouth near Grace’s ear.
 
   
  +
"Grace ...... kamu lucu sekali."
“Grace……you are cute.”
 
   
  +
“Ahn …… Nee-samaa ……”
“Ahn……Nee-samaa……”
 
   
  +
Aine menaruh telinga Grace di antara bibirnya. Dan kemudian dia dengan lembut menjilat dengan lidahnya.
Aine put Grace’s ear between her lips. And then she softly licked with her tongue.
 
   
“Nfuu! Ah, aaaaaa……”
+
“Nfuu! Ah, aaaaaa …… ”
   
  +
Tubuh Grace gemetar hebat. Selama waktu itu Kizuna membelai kaki Grace dengan saksama. Dia memiliki kaki yang lentur dan ramping. Tangannya naik dari lutut, merasakan banyak bagian yang gemuk dan lembut. Dan kemudian, tangannya terangkat ke pangkal kakinya.
Grace’s body was trembling intensely. During that time Kizuna was caressing Grace’s legs thoroughly. She had supple and slim legs. His hand was climbing up from the knee, feeling a lot of chubby and soft parts. And then, his hand was rising to the base of her leg.
 
   
  +
Di sana ada pintu rahasia Grace yang tertutup rapat. Kizuna mengarahkan kameranya ke bagian itu. Ketika dia berpikir bahwa ini diproyeksikan ke luar, dia merasakan perasaan bersalah. Selanjutnya tidak ada cut, rekaman itu tanpa sensor.
Over there was a secret door of Grace that was tightly closed. Kizuna aimed his camera at that part. When he thought that this was projected outside, he felt a feeling of guilt. Furthermore there was no cut, the recording was uncensored.
 
   
“A……Ni, Nii-sama, that place is”
+
"A ...... Ni, Nii-sama, tempat itu adalah"
   
  +
Grace mencoba menutup pahanya, tetapi tubuh Kizuna sudah dipaksa melewati kedua kakinya.
Grace tried to close her thighs, but Kizuna’s body was already forced its way through between her legs.
 
   
  +
"Ini akan baik-baik saja ... serahkan pada Kizuna."
“It’s going to be okay……leave it to Kizuna.”
 
   
  +
Aine menggosok payudara Grace sambil menjilati lehernya.
Aine was rubbing Grace’s breast while licking her neck.
 
   
“Uuu, Ne, Nee-sama……ahn”
+
"Uuu, Ne, Nee-sama …… ahn"
   
  +
Kakinya yang lemas dan lemah terbuka lebar, Kizuna menyentuh tempat rahasia murni Grace dengan jari-jarinya. Dan kemudian ketika dia membuka jari-jarinya, pintu yang tertutup terbuka, pada saat itu aroma manis melayang dengan lembut.
Her weakly slackened legs were spread open, Kizuna touched the pure secret spot of Grace with his fingers. And then when he opened his fingers, the closed door opened, at that moment a sweet aroma drifted off gently.
 
   
  +
"A A……"
“Aa……”
 
   
  +
Tentunya dia merasakan bagaimana tempat yang biasanya disembunyikannya bersentuhan dengan udara luar. Mulut Grace mengalir keluar. Kamera mendekat dan bagian yang dibuka dengan jari diproyeksikan. Dan kemudian, jarinya dimasukkan ke celah rahasia yang tersembunyi.
Surely she was feeling how her spot that was usually hidden came into contact with outside air. Grace’s mouth leaked out sigh. The camera got near and the part which was opened by fingers was projected. And then, his finger was inserted into the hidden secret slit.
 
   
“Hyaaaauaahan-♥!
+
"Hyaaaauaahan- ♥!"
   
  +
Grace membungkuk ke belakang seolah-olah dia tersambar petir. Kesenangan yang ia terima memiliki intensitas yang berada dalam dimensi yang berbeda dengan segalanya sampai sekarang. Namun dia tidak bisa bergerak dengan tubuh bagian atas dan bawahnya dikendalikan oleh Aine dan Kizuna.
Grace bent backward as if she was struck by lightning. The pleasure that she received had an intensity that was in a different dimension with everything until now. However she couldn’t move with her upper body and lower body restrained by Aine and Kizuna.
 
   
  +
"Tida, tidak, tidak, jangan-, jangan lakukan sesuatu seperti ... kuaaaaaaaaaaaahn!"
“Noo, no no, don’t-, don’t do something like……kuaaaaaaaaaaaahn!”
 
   
  +
Kizuna mengulurkan jarinya dan dengan lembut membelai bagian dalam Grace. Kebalikan dari Grace yang menolak, tempat itu menyambut jari Kizuna dengan membungkusnya dengan lembut.
Kizuna extended his finger and gently caressed the inside of Grace. The exact opposite of the resisting Grace, that place was welcoming Kizuna’s finger by softly wrapping him.
 
   
“Haah, no-! Kuu……aaahn! Ha-, a-, HAaAAhN”
+
“Haah, tidak-! Kuu …… aaahn! Ha-, a-, HAaAAhN ”
   
  +
Grace menggeliat sambil meneteskan air mata dari stimulasi hebat. Partikel cahaya berenang di dalam matanya dan cahaya kekuatan sihir juga mulai muncul dari tubuhnya.
Grace was writhing while dripping tears from the great stimulation. Particles of light swam inside her eyes and light of magic power was also beginning to appear from her body.
 
   
Aine was also continuing to attack Grace with a blushing face.
+
Aine juga terus menyerang Grace dengan wajah memerah.
   
  +
"Betapa manisnya ...... Grace."
“How cute……Grace.”
 
   
  +
Dia mencubit ujung runcing payudara Grace dengan satu tangan sementara tangan lainnya membentang di antara pahanya sendiri.
She was pinching the pointed end of Grace’s breast with one hand while the other hand was extending between her own thighs.
 
   
  +
"Mm"
“Mm”
 
   
  +
Tubuh Aine juga tersentak dengan kedutan.
Aine’s body also convulsed with a twitch.
 
   
  +
Kizuna sedang mengaduk-aduk bagian dalam dengan jarinya sementara dia menekan erat pada tunas kecil sedikit di atas pintu masuk dengan ibu jarinya.
Kizuna was stirring the inside with his finger while he pressed tightly at the small bud a little above the entrance with his thumb.
 
   
  +
Pada saat itu, cahaya kekuatan sihir dan teriakan keluar dari tubuh Grace.
At that moment, light of magic power and scream burst out from Grace’s body.
 
   
  +
"NOOOOOOOO-HAAAAaaNNN ♥ AAANaAYAAAAA!"
“NOOOOOOOO-HAAAAaaNNN♥AAANaAYAAAAA!”
 
   
  +
Wajah ceria dengan air mata menetes kesakitan. Ekspresi itu benar-benar tertangkap di kamera.
Joyful face with tears trickling down in agony. That expression was properly caught in the camera.
 
   
  +
Tubuh Aine juga kaku dan mengejang karena kedutan.
Aine’s body also stiffened and convulsed with twitch, twitch.
 
   
  +
Setelah merekam momen di mana mereka berdua datang, Kizuna membelai wajah Aine.
After recording the moment where the two of them came, Kizuna caressed Aine’s face.
 
   
  +
"Ki, Kizuna ……?"
“Ki, Kizuna……?”
 
   
“I’m sorry Aine. Making you do it yourself.”
+
"Aku minta maaf Aine. Membuatmu melakukannya sendiri.
   
  +
"A-, apa yang kamu bicarakan aku bertanya-tanya? Saya, saya tidak benar-benar …… ”
“Wha-, what are you talking about I wonder? I, I don’t really……”
 
   
  +
Namun paha Aine basah kuyup dengan noda besar tercipta di atas karpet. Aine tidak bisa menyembunyikan bagaimana dia menghibur dirinya sendiri dan wajahnya memerah karena kepulan.
However Aine’s thighs were damply wet with a large stain created on the carpet. Aine was unable to hide how she was comforting herself and her face reddened with a *puff*.
 
   
  +
Kizuna sekali lagi mengambil botol nektar dan menumpahkannya di tubuh Aine saat ini.
Kizuna once more took the nectar’s bottle and spilled it on Aine’s body this time.
 
   
“Kyah! Ki, Kizuna. What’re you doing?
+
“Kyah! Ki, Kizuna. Apa yang kamu lakukan?"
   
Kizuna embraced up Grace who was lying down with her shoulders heaving.
+
Kizuna memeluk Grace yang sedang berbaring dengan pundaknya naik-turun.
   
  +
"Grace, kali ini mari buat kakak perempuanmu merasa baik."
“Grace, this time let’s make your big sister feel good.”
 
   
When she gazed at Aine with intoxicated eyes, Grace smiled bewitchingly.
+
Ketika dia menatap Aine dengan mata mabuk, Grace tersenyum dengan heran.
   
  +
“Seperti yang aku harapkan. Kali ini aku akan menjadi orang yang penuh kasih sayang pada Nee-sama. "
“Just as I wished for. This time I’ll be the one being affectionate to Nee-sama.”
 
   
  +
"Tu, tunggu sebentar ... aaaahn"
“Wa, wait a seco-……aaaahn”
 
   
Kizuna sucked on Aine’s left breast, with Grace on her right breast.
+
Kizuna mengisap payudara kiri Aine, dengan Grace di payudara kanannya.
   
  +
“Haahn ♥ …… aah jangan, entah bagaimana, aku merasa terlalu banyak …… aaaaanau”
“Haahn♥……aah don’t, somehow, I feel too much……aaaaanau”
 
   
  +
"Payudara Nee-sama ...... itu benar-benar enak. Ini besar, lembut, bahkan hanya dengan menyentuh itu membuat saya merasa bahagia. Nii-sama juga seperti itu kan? ”
“Nee-sama’s breast……it’s really delicious. It’s big, soft, even just touching it makes me feel happy. Nii-sama is also like that right?”
 
   
Grace looked at Kizuna with enraptured eyes.
+
Grace menatap Kizuna dengan mata terpesona.
   
  +
"Ya. Sama sekali. Terlebih terlihat, menjilati sedikit saja membuat ujungnya membesar dengan segera, itu benar-benar menyenangkan. "
“Yeah. Completely. Especially look, just licking a little makes the tip grow bigger immediately, it’s really fun.”
 
   
“Yes. I really concur. I get along with Nii-sama in this.”
+
"Iya. Saya sangat setuju. Aku cocok dengan Nii-sama dalam hal ini.
   
  +
Berpikir dengan tenang, melakukan pembicaraan ini dengan payudara Aine di antara mereka benar-benar situasi yang tidak dapat dipahami. Namun, itu adalah fakta bahwa Kizuna dan Grace saling memahami dengan mendiskusikan payudara Aine.
Thinking calmly, doing this talking with Aine’s breast between them was really an incomprehensible situation. However, it was the fact that Kizuna and Grace understood each other by discussing Aine’s breast.
 
   
  +
Sementara itu, wajah Aine memerah karena malu yang tak tertahankan dan bibirnya yang mengerut bergelombang.
In the meanwhile, Aine’s face was bright red from the unbearable shame and her pursed lips were undulating.
 
   
“However Nii-sama. The one who can make Nee-sama’s nipple grow the biggest is me.
+
“Namun Nii-sama. Orang yang bisa membuat puting Nee-sama menjadi yang terbesar adalah aku. "
   
  +
“Aku benar-benar tidak bisa mengabaikan itu. Saya pikir saya yang ada di sini yang bisa membuatnya bertahan lebih baik. "
“I really cannot ignore that. I think I’m the one here that can make it stand up the better.”
 
   
  +
"Maka itu cocok."
“Then it’s a match.”
 
   
  +
"Yosh, hanya itu yang aku inginkan."
“Yosh, that’s just what I want.”
 
   
  +
"Kamu ...... kalian berdua ......"
“You……you two……”
 
   
  +
Kesabaran Aine menembus batas.
Aine’s patience broke through the limit.
 
   
  +
"Idiot? Apakah kalian berdua idiot !? Pertandingan macam apa itu! Jangan berbicara ―― ahaaan ♥ ”
“Idiot? Are you two idiots!? What kind of match is that! Don’t speak incomprehensible――ahaaan♥”
 
   
  +
Mengabaikan amarah Aine, mereka berdua mengisap payudaranya.
Ignoring Aine’s rage, the two of them sucked at her breasts.
 
   
“Li, listen when I……ta, hyaaann, do, don’t suck that strongly, yaahn”
+
"Li, dengarkan ketika aku ...... ta, hyaaann, lakukan, jangan menghisapnya dengan kuat, yaahn"
   
  +
Keduanya memberikan stimulasi pada payudara Aine dalam persaingan satu sama lain. Kizuna mengisap payudara sambil merekam penampilan Grace mengisap puting kakaknya dengan tangan kirinya.
Both of them were granting stimulation at Aine’s breasts in rivalry against each other. Kizuna was sucking the breast while recording the appearance of Grace sucking her sister’s nipple with his left hand.
 
   
  +
"Ge, ya ampun-!"
“Ge, geez-!”
 
   
  +
Aine mengulurkan tangannya ke tubuh Kizuna untuk melawan dan menyelipkan tangannya ke celana dalamnya.
Aine extended her hand to Kizuna’s body to resist and slipped her hand into his underwear.
 
   
“Uu! Aine-“
+
"Uu! Aine-
   
“Wha, what. Even though, Kizuna too, is, is……this big!”
+
“Ap, apa. Meski begitu, Kizuna juga, apakah, ini …… sebesar ini!
   
  +
Aine menangkap benda Kizuna dan menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah bahkan ketika matanya terus melayang karena rasa malu yang sangat. Gerakan itu adalah gerakan yang lembut dan penuh perhatian.
Aine seized Kizuna’s thing and moved her hand up and down even while her eyes kept darting around from so much shame. That movement was a gentle and caring movement.
 
   
Kizuna was greatly conflicted.
+
Kizuna sangat berkonflik.
   
  +
Haruskah dia merekam ini !? Jujur, itu memalukan untuk merekam dirinya sendiri. Seperti yang diharapkan, ceritanya berbeda antara merekam orang lain dan merekam dirinya sendiri. Tapi, memikirkan tujuan kali ini, apakah itu diperbolehkan untuk hal seperti hanya dirinya yang tidak direkam?
Should he record this!? Honestly, it was embarrassing to record himself. As expected the story was different between recording other people and recording himself. But, thinking of the objective this time, was it allowed for such thing like only himself not being recorded?
 
   
  +
"Tidak! Tidak ada cara yang diizinkan! "
“No! There is no way that is allowed!”
 
   
“Ki, Kizuna?
+
"Ki, Kizuna?"
   
Aine showed a shocked expression at Kizuna who suddenly yelled. However Kizuna pulled down his underwear and aimed the camera.
+
Aine menunjukkan ekspresi terkejut pada Kizuna yang tiba-tiba berteriak. Namun Kizuna menurunkan celana dalamnya dan mengarahkan kamera.
   
“Eh! Wha, what are you doing?”
+
"Eh! Apa yang kamu lakukan?
   
  +
"Saya tidak keberatan. Lakukan apa pun yang kamu suka Aine. "
“I don’t mind. Do whatever you like Aine.”
 
   
  +
Uap mengepul dari kepala Aine, dia lalu menjawab dengan bingung.
Steam was raising from Aine’s head, she then replied in a fluster.
 
   
“Li, like you say!? I, I don’t particularly like this or anything, this is just my competitiveness-!
+
“Li, seperti katamu !? Saya, saya tidak terlalu suka ini atau apa pun, ini hanya daya saing saya-! "
   
However Kizuna was staring straight at Aine.
+
Namun Kizuna menatap lurus ke arah Aine.
   
  +
‘――Err ...... dengan kata lain, kamu ingin aku menyentuhnya?’
‘――Err……in other words, you want me to touch it?’
 
   
  +
Aine sekali lagi mencengkeram benda Kizuna bahkan ketika dia merasa ingin menangis.
Aine once more gripped Kizuna’s thing even while she felt like crying.
 
   
  +
"Uuu ...... sesuatu seperti ini ......... bahkan lebih memalukan ketika aku tercatat melakukan hal semacam ini padaku ......"
“Uuu……something like this……is even more embarrassing when I was recorded having this kind of thing done to me……”
 
   
  +
Tangan Aine lembut dan terasa sangat enak.
Aine’s hand was soft and felt really good.
 
   
  +
"Fufun, sepertinya ini adalah kemenanganku."
“Fufun, it seems that this is my victory.”
 
   
  +
Sementara itu, Grace membelai payudara Aine dengan penuh kasih dan dengan indah mengangkat puting.
In the meanwhile Grace was caressing Aine’s breast lovingly and splendidly raised up the nipple.
 
   
  +
"U …… tentu saja, ini luar biasa."
“U……certainly, it’s magnificent.”
 
   
  +
Ujung runcing yang berdiri langsung ke batas sangat bersinar dari basahnya air liur Grace, penampilan itu indah.
The pointed end that stood straight to the very limit was shining from the wetness of Grace’s saliva, that appearance was beautiful.
 
   
  +
“Hueeen …… aku, tidak ingin melakukan ini lagi ……”
“Hueeen……I, don’t want to do this anymore……”
 
   
  +
Tubuh Aine sepenuhnya merasakannya bahkan ketika berbicara tentang keluhannya. Gairah Aine terutama dihasut oleh rangsangan pemberiannya kepada Kizuna.
Aine’s body was fully feeling it even while speaking her complaint. Aine’s arousal was especially instigated by her granting stimulation to Kizuna.
 
   
Kizuna also understood that just by caressing Aine, far from the Connective Hybrid, they wouldn’t even reach Heart Hybrid. However in his situation that needed to hold the camera, he couldn’t move as freely as he wished. After thinking for a while, Kizuna caressed the back of Aine with his empty right hand.
+
Kizuna juga mengerti bahwa hanya dengan membelai Aine, jauh dari Connective Hybrid, mereka bahkan tidak akan mencapai Heart Hybrid. Namun dalam situasinya yang perlu memegang kamera, dia tidak bisa bergerak dengan bebas seperti yang dia inginkan. Setelah berpikir sebentar, Kizuna membelai punggung Aine dengan tangan kanannya yang kosong.
   
  +
"A ...... HAAaaN"
“A……HAAaaN”
 
   
  +
Aine secara spontan mengeluarkan suara manis dari tulang belakangnya yang dibelai. Kizuna terus menyikat punggungnya dengan lembut seperti itu sementara tangannya perlahan berkembang di bawah. Dan kemudian tangannya tiba di pantatnya yang melotot dari pinggangnya, dia kemudian mulai menggosok dengan penuh perhatian. Dan kemudian tangannya terjepit ke dalam jurang.
Aine spontaneously leaked out sweet voice from having her spine stroked. Kizuna kept gently brushing her back like that while his hand was gradually progressing below. And then his hand arrived to her bulging ass from her waist, he then started to rub attentively. And then his hand wedged itself into the chasm.
 
   
  +
"Kyahn! Jangan, jangan, tempat itu ”
“Kyahn! Do, don’t, that place”
 
   
  +
Aine berdiri berlutut untuk melarikan diri. Tangannya mendorong masuk tanpa penundaan pada waktu itu. Tangannya menyentuh tempat paling penting Aine dari pantatnya. Tempat itu panas dan lembab sampai-sampai uap keluar.
Aine stood on her knees to escape. His hand thrust in without delay at that timing. His hand touched to Aine’s most important place from her bottom. That place was hot and moist to the degree that steam might come out.
 
   
  +
"Aine ...... kamu benar-benar basah ya."
“Aine……you are really wet huh.”
 
   
“U……there is no such thi-, kuh! Aan”
+
“U …… tidak ada ini, kuh! Aan ”
   
  +
Setiap kali Kizuna menggerakkan jarinya, suara basah bergema. Suara itu membangkitkan rasa malu Aine apakah dia menginginkannya atau tidak.
Each time Kizuna moved his finger, wet sound was resounding. That sound stirred up Aine’s shame whether she wanted it or not.
 
   
  +
Tetapi untuk mengalihkan perhatiannya dari kesenangan, Aine mengerahkan kekuatannya ke jari-jari yang mencengkeram benda Kizuna. Dan kemudian, dia mengirim kesenangan Kizuna beberapa kali lebih banyak dari sebelumnya seolah ingin menyerangnya.
But in order to divert her attention from the pleasure, Aine put her strength into the fingers gripping Kizuna’s thing. And then, she sent at Kizuna pleasure several times more than before as if to strike him.
 
   
Kizuna aimed the camera alternately at himself and Aine.
+
Kizuna mengarahkan kamera secara bergantian pada dirinya dan Aine.
   
“Nii-sama, I will back you up.
+
"Nii-sama, aku akan mendukungmu."
   
  +
Grace mengisap puting Aine sambil mengulurkan jarinya ke pangkal paha Aine. Dia mencubit di titik paling sensitif Aine dengan jari-jarinya.
Grace sucked at Aine’s nipple while extending her finger too at Aine’s groin. She pinched at Aine’s most sensitive spot with her fingers.
 
   
  +
Pada saat itu, kesadaran Aine terbang kosong.
At that instant, Aine’s consciousness flew away blankly.
 
   
“♥!? ……yaAAAAAAAAAAAAAAAA-!”
+
“♥ !? …… yaAAAAAAAAAAAAAAAA-!
   
  +
Tubuh Aine berkedut sebagian besar, dia berulang kali kejang-kejang. Cahaya kekuatan sihir berenang di dalam matanya yang sebagian besar terbuka, cahaya terang meluap dari seluruh tubuhnya.
Aine’s body twitched largely, she was repeatedly convulsing in shudders. Light of magic power was swimming inside her largely opened eyes, bright light was overflowing from her whole body.
 
   
  +
Pada saat itu, cahaya merah muda menari-nari di udara dari tubuh Kizuna. Dan kemudian pada saat yang sama, gelombang kesenangan yang disebabkan oleh Aine dilepaskan di tangan Aine.
At that moment, pink light danced in the air from Kizuna’s body. And then at the same time, the surge of pleasure induced by Aine was released in Aine’s hand.
 
   
  +
Aine kehilangan kekuatannya dan jatuh ke depan. Dia terus kejang bahkan setelah pingsan dan setiap kali pantatnya menggigil.
Aine lost her strength and collapsed forward. She kept convulsing even after collapsing and each time her ass was shivering.
 
   
“With this……is the Connective Hybrid or something, over already?”
+
“Dengan ini …… apakah Connective Hybrid atau semacamnya, sudah berakhir?”
   
  +
“Pertandingan dimulai dari sekarang. Untuk menyelamatkan dunia, kita bertiga akan bergegas ke klimaks dalam sekali jalan bersama. ”
“The match is starting from now. In order to save the world, the three of us will rush to the climax in one go together.”
 
   
  +
“Ngomong-ngomong Nii-sama. Sebelum melanjutkan ...... ada sesuatu dalam pikiranku sejak beberapa waktu yang lalu. ”
“By the way Nii-sama. Before continuing……there is something in my mind since a while ago though.”
 
   
Grace was staring at Kizuna with a doubtful face.
+
Grace menatap Kizuna dengan wajah ragu.
   
  +
"Apa itu?"
“What is it?”
 
   
“No, I believe that there is a strange thing attached on Nii-sama there.
+
"Tidak, aku percaya ada hal aneh yang melekat pada Nii-sama di sana."
   
  +
Di mana dia menatap adalah selangkangan Kizuna.
Where she was gazing at was Kizuna’s crotch.
 
   
  +
"Eh !? Aah, yah ...... tentu ini pasti sesuatu yang belum pernah kamu lihat sebelumnya. ”
“Eh!? Aah, well……certainly this must be something you had never seen before.”
 
   
  +
Wajah Grace mendekat dengan rasa ingin tahu dan juga ragu-ragu. Melihatnya, Kizuna menggantung lengannya dan mencatat dari samping.
Grace’s face approached curiously and also hesitantly. Looking at her, Kizuna hung down his arm and recorded from the side.
 
   
  +
"Ini benar-benar ...... aneh. Namun, secara misterius ...... dadaku berdetak kencang. ”
“It’s really……strange. However, mysteriously……my chest is beating fast.”
 
   
Grace gulped loudly.
+
Grace menelan ludah.
   
  +
“Nn ……”
“Nn……”
 
   
  +
Aine yang memasuki kondisi mabuk Heart Hybrid mengangkat tubuhnya. Pipinya memerah, dan matanya yang bersinar dengan tidak sopan menatap lekat-lekat pada benda Kizuna. Ketika dia menyadari bahwa benda itu kotor oleh cairan Kizuna sendiri, dia naik ke empat dan merangkak ke arah Kizuna.
Aine who entered Heart Hybrid’s intoxicated state raised her body. Her cheeks were blushing, and her eyes that were shining obscenely were staring fixedly at Kizuna’s thing. When she noticed that the thing was dirtied by Kizuna’s own fluid, she got on all four and crawled towards Kizuna.
 
   
  +
“Kizuna …… maaf. Saat ini, aku akan membersihkannya begitu ...... "
“Kizuna……sorry. Right now, I’ll clean it so……”
 
   
  +
Ketika wajah Aine berbaris dengan Grace, matanya yang terpesona bersinar terang. Lidahnya menjulur dan menjilat benda Kizuna.
When Aine’s face lined up with Grace, her enraptured eyes were shining lewdly. Her tongue extended and took a lick at Kizuna’s thing.
 
   
  +
"Uu"
“Uu”
 
   
  +
Dia berada dalam kondisi yang sudah sensitif. Kizuna mengeluarkan suaranya secara refleks.
He was in a state that was already sensitive. Kizuna leaked out his voice reflexively.
 
   
  +
Aine dengan sepenuh hati menjilat cairan yang melekat pada benda Kizuna. Dan kemudian dia membuka bibirnya dan menelan ujung mulutnya. Kizuna merekam situasi itu dengan kamera sambil menahan kesenangan.
Aine was wholeheartedly licking at the liquid clinging to Kizuna’s thing. And then she opened her lips and swallowed into her mouth the tip. Kizuna was recording that situation with the camera while enduring the pleasure.
 
   
“Ne, Nee-sama. Is that thing, something that has to be handled like that?
+
“Ne, Nee-sama. Apakah hal itu, sesuatu yang harus ditangani seperti itu? "
   
  +
Aine menyetujui anggukan sambil masih menjejalkan mulutnya.
Aine assented with a nod while still stuffing her mouth.
 
   
  +
"Apakah, begitu ya …… ​​maka aku juga, akan mencoba melakukannya."
“Is, is that so……then I too, will try to do it.”
 
   
  +
Aine memisahkan mulutnya sambil mengeluarkan suara * chupon *, lalu dia menyerahkan tempatnya kepada Grace. Grace dengan malu-malu mengulurkan lidahnya dan menyentuh ujung yang sebagian besar bengkak. Dan kemudian dia perlahan menjilatnya.
Aine separated her mouth while making a sound *chupon*, then she surrendered her place to Grace. Grace timidly extended her tongue and touched at the tip that was swelling largely. And then she slowly licked it around.
 
   
“How is it, Grace?
+
"Bagaimana, Grace?"
   
  +
"Rasanya misterius. Juga, itu adalah perasaan misterius, yang membuat jantung saya berdetak kencang, membuat saya tenang. "
“It’s a mysterious taste. Also, it’s a mysterious feeling, that is making my heart beat fast, making me calm down.”
 
   
  +
Aine memegangnya di dalam mulutnya sekali lagi. Dan kemudian dia menyeruput nikmat.
Aine held it inside her mouth once more. And then she slurped deliciously.
 
   
And then when Aine’s mouth separated, Grace began to suck. Kizuna was recording from his own point of view, the appearances of the Vatlantis emperor sisters sucking his thing cordially.
+
Dan kemudian ketika mulut Aine terpisah, Grace mulai mengisap. Kizuna merekam dari sudut pandangnya sendiri, penampilan saudara perempuan kaisar Vatlantis menghisap barangnya dengan ramah.
   
  +
Aine dan Grace terkadang menatap Kizuna dengan benda itu masih ada di dalam mulut mereka. Ketika itu terjadi, mereka secara alami melihat kamera. Pandangan itu adalah sesuatu yang sangat meradang yang membuat tulang punggungnya menggigil. Ketika Aine mengonfirmasi bahwa Kizuna puas, dia sekali lagi berkonsentrasi untuk mengisap dengan lega.
Aine and Grace were sometimes looking up at Kizuna with his thing still inside their mouth. When that happened they were naturally looking at the camera. That view was something really inflammatory that made his spine shiver. When Aine confirmed that Kizuna was satisfied, she once more concentrated on sucking in relieve.
 
   
  +
Gambar-gambar yang direkam Kizuna dengan kamera semuanya diproyeksikan di reruntuhan Genesis. Reruntuhan yang menyerap partikel gambar mulai memancarkan cahaya redup. Dan kemudian sinar itu masuk ke dalam tubuh orang-orang yang menyaksikan upacara merekam melalui retina mereka, mengubah kesadaran mereka menjadi keadaan mabuk.
The images that Kizuna was recording with the camera were all being projected at the wreckages of Genesis. The wreckages that absorbed the image particles were beginning to emit faint light. And then that radiance entered into the body of the people watching the ceremony’s recording through their retina, changing their consciousness into intoxicated state.
 
   
Reiri and Kei and also Landred who were looking up at the recording from nearby, were the very first who received the influence.
+
Reiri dan Kei dan juga Landred yang menatap rekaman dari dekat, adalah yang pertama menerima pengaruhnya.
   
  +
"Komandan-sama ...... sekarang, kita juga akan bekerja sama bersama."
“Commander-sama……now, we too shall cooperate together.”
 
   
  +
Landred menunjukkan senyum menyihir dan memeluk tubuh Reiri dengan erat. Keempat bukit besar berubah bentuk secara elastis sementara tubuh keduanya terpaku erat seolah-olah menyerap satu sama lain.
Landred showed a bewitching smile and embraced Reiri’s body tightly. The four large hills changed their shapes elastically while the bodies of the two were glued tightly as if absorbing each other.
 
   
  +
“Tu …… tolong tunggu, Ratu …… nn?”
“Wa……please wait, Queen……nn?”
 
   
  +
"Re-ri ...... bentuk persalinan mudah ...... luar biasa, nyaman untuk disentuh ......"
“Re-ri……easy childbirth shape……is amazing, it’s comfortable to touch……”
 
   
  +
Kei memeluk dari belakang dan tangannya yang kecil membelai di sekitar pantat Reiri.
Kei embraced from behind and her small hands were caressing around Reiri’s bottom.
 
   
“O, oi, Kei! Even you……nn, haah♥”
+
“O, oi, Kei! Bahkan kamu …… nn, haah ♥ ”
   
  +
Tiba-tiba keinginan sakarin mendidih dari kedalaman tubuh Reiri. Itu tidak datang hanya dari ujung jari Landred dan Kei yang terampil.
Suddenly a saccharine desire was boiling up from the depths of Reiri’s body. It didn’t come only from the skilled fingertips of Landred and Kei.
 
   
“Ku……so this is, the influence of this ceremony……haaahn! Wa, wait-, aah!”
+
“Ku …… jadi ini, pengaruh upacara ini …… haaahn! Tu, tunggu-, aah!
   
  +
Cahaya yang dihasilkan oleh reruntuhan Genesis dengan cepat menundukkan perlawanan Reiri. Keinginannya tidak akan menang melawan perasaan yang menyenangkan, Reiri dan yang lainnya tertelan ke pusaran kenikmatan.
The radiance that Genesis’s wreckages generated quickly subdued Reiri’s resistance. Her will couldn’t win against the pleasant feeling, Reiri and the others were swallowed into the whirlpool of pleasure.
 
   
Himekawa and the others who were inside the same tent as Kizuna and the others were receiving that in an even stronger influence.
+
Himekawa dan yang lainnya yang berada di dalam tenda yang sama dengan Kizuna dan yang lainnya menerima itu dalam pengaruh yang bahkan lebih kuat.
   
  +
“Aa …… Kizuna-kun, melakukan hal tak tahu malu semacam itu …… nuaah! –Haaan! ”
“Aa……Kizuna-kun, doing that kind of shameless thing……nuaah! –haaan!”
 
   
  +
Rekaman yang diproyeksikan di dalam tenda membuat mata Himekawa menjadi lembab.
The recording projected inside the tent made Himekawa’s eyes turned moist.
 
   
  +
"Menyedihkan. Sangat iri, ya ampun. "
“Good grief. It’s really envious, geez.”
 
   
  +
Yurishia sangat meraba-raba pantat Himekawa, mereka tampak seperti saling berpelukan dari depan.
Yurishia was intensely groping Himekawa’s bottom, they looked like they were embracing each other from the front.
 
   
“Hauu, Yu, Yurishia-san, please don’t vent your anger on my bottomm-
+
"Hauu, Yu, Yurishia-san, tolong jangan curahkan amarahmu pada bawahanku-"
   
  +
"Bahkan Hayuru, sejak beberapa waktu yang lalu ...... nuu, bukankah kamu, meraba-raba payudaraku"
“Even Hayuru, since a while ago……nuu, aren’t you, groping my breasts”
 
   
“Because……because, this. It feels this good. It’s unfair, for Yurishia-san to seduce Kizuna-kun with something like this……”
+
“Karena …… karena, ini. Ini terasa enak. Tidak adil, bagi Yurishia-san untuk merayu Kizuna-kun dengan sesuatu seperti ini ……
   
  +
Himekawa tidak bisa memisahkan tangannya dari payudara Yurishia. Sensasi yang diciptakan dari payudara besar yang sangat berbeda dengan miliknya adalah sesuatu yang sangat menyenangkan yang tidak akan membuatnya bosan.
Himekawa couldn’t separate her hands from Yurishia’s breasts. The sensation created from the large breast that was overwhelmingly different with hers was something really enjoyable that wouldn’t make her tire of it.
 
   
  +
Di sisi lain dari dua, lima, enam teman sekelas perempuan menempel pada tubuh kecil Sylvia, mereka berulang kali membelai Sylvia sebagai senang, menjilat seluruh tubuh itu dengan rajin.
At the other side of the two, five, six girl classmates were clinging on Sylvia’s small body, they were repeatedly caressing Sylvia as the pleased, licking all over that body so diligently.
 
   
“Sylvia-chan, how cute……”
+
"Sylvia-chan, lucu sekali ……"
   
  +
"Lagipula, seluruh tubuhmu manis ...... itu seperti permen."
“Moreover, all over your body is sweet……it’s like candy.”
 
   
  +
Tubuh Sylvia menggeliat karena kesenangan yang dihasilkan oleh banyak tangan.
Sylvia’s body was writhing from the pleasure produced by that many hands.
 
   
“Funyaa! Don’t desu. Everyone, doing something like that……HAaahN-♥”
+
“Funyaa! Jangan desu. Semuanya, lakukan sesuatu seperti itu …… HAaahN- ♥ ”
   
  +
Rekaman mengambang di udara tercermin di mata Sylvia. Sosok-sosok Kizuna, Aine, dan Grace yang diproyeksikan di Kejadian. Rekaman itu berubah menjadi cahaya kesenangan cabul yang bersinar ke mata Sylvia yang tidak dewasa.
The recording floating in the air was reflected in Sylvia’s eyes. The figures of Kizuna, Aine, and Grace that were projected at the Genesis. That recording turned into light of lewd pleasure that shined into Sylvia’s immature eyes.
 
   
  +
“Kapten …… Sylvia …… bekerja keras juga desu ♥”
“Captain……Sylvia is……working hard too desu♥”
 
   
[[Image:Masou Gakuen HxH V07 BW 08.jpg|thumb]]
+
[[Gambar: Masou Gakuen HxH V07 BW 08.jpg | thumb]]
   
  +
Rekaman yang memandu orang-orang yang melihatnya dalam keadaan mabuk sedang dikirim ke semua terminal gambar kota Zeltis.
The recording that guided the people seeing it into intoxicated state was being sent into all the image terminals of Zeltis city.
 
   
  +
Semua orang yang menonton rekaman itu memiliki hati yang dicuri oleh tokoh-tokoh yang cantik dan cabul.
All the people watching that recording had their heart stolen by the lovely and obscene figures.
 
   
Among those people, the captain of imperial guard Leon squad Hyakurath and captain of Tigris squad Mercuria were also included. Both of them were staring together at the ceremony recording inside Hyakurath’s room inside the imperial castle.
+
Di antara orang-orang itu, kapten pasukan penjaga pasukan Leon Hyakurath dan kapten pasukan Tigris Mercuria juga termasuk. Keduanya menatap bersama pada upacara rekaman di dalam kamar Hyakurath di dalam kastil kekaisaran.
   
“Hey, these are Ainess-sama and Grace-sama right……”
+
"Hei, ini Ainess-sama dan Grace-sama benar ......"
   
  +
"Ya ...... keduanya, benar-benar, cantik ...... bernafsu."
“Yeah……both of them, are really, pretty……lascivious.”
 
   
  +
Ketika mereka melihat rekaman itu, bagian dalam dada mereka menjadi panas. Dan kemudian perasaan yang telah disembunyikan sampai sekarang tiba-tiba meluap.
When they saw that recording, the inside of their chest grew hot. And then the feeling that had been hidden until now suddenly overflowed.
 
   
Mercuria embraced Hyakurath’s shoulder close.
+
Mercuria memeluk bahu Hyakurath.
   
  +
"Eh ...... Mercuria?"
“Eh……Mercuria?”
 
   
  +
Bahkan ketika kebingungan, Hyakurath dipeluk dalam lengan Mercuria tanpa perlawanan.
Even while being bewildered, Hyakurath was embraced within Mercuria’s arm without resistance.
 
   
  +
"Hyakurath ...... selama ini, aku ........ tentang dirimu"
“Hyakurath……all this time, I…….about you”
 
   
Mercuria plundered Hyakurath’s lips. And then she groped her soft breast. Hyakurath displayed a slight resistance, but her eyes soon went moist and she entrusted her body to Mercuria.
+
Mercuria menjarah bibir Hyakurath. Dan kemudian dia meraba payudaranya yang lembut. Hyakurath menunjukkan sedikit perlawanan, tetapi matanya segera menjadi lembab dan dia mempercayakan tubuhnya pada Mercuria.
   
  +
Partikel cahaya berkilau cahaya diciptakan dari tubuh keduanya. Cahaya yang seperti cahaya bintang melintasi langit malam dan terserap ke dalam puing-puing Kejadian.
Sparkling bright particles of light were created from the body of the two. The radiance that was like the light of star traversed the night sky and went absorbed into the wreckages of Genesis.
 
   
  +
Lampu kekuatan sihir yang serupa muncul dari seluruh Zeltis. Cahaya yang datang dari tindakan kasih secara bertahap meningkat jumlahnya dan bertemu di atas puing-puing Genesis.
Similar lights of magic power were rising from all over Zeltis. Lights that came from acts of love were gradually increasing in number and converged above Genesis’s wreckages.
 
   
  +
Kizuna, Aine, dan Grace yang diproyeksikan ke reruntuhan berdiri di depan semua orang dan bergegas melewati gunung kesenangan. Orang-orang Zeltis tergoda dan mengikuti di belakang ketiganya seolah dihasut. Dan kemudian Kizuna merasakan bahwa tak lama kemudian mereka akan berada di dekat puncak kesenangan.
Kizuna, Aine, and Grace who were projected to the wreckages stood in the lead of all the people and rushed over the mountain of pleasure. The people of Zeltis were tempted and followed behind the three as if being incited. And then Kizuna sensed that before long they would be nearby the summit of pleasure.
 
   
  +
"Hei, Kizuna ♥"
“Hey, Kizuna♥”
 
   
  +
"Nii-sama ♥"
“Nii-sama♥”
 
   
  +
Para saudari dari Aine dan Grace bersujud di atas karpet dengan pantat mereka terangkat tinggi. Para saudari kekaisaran Vatlantis sedang menggoyang-goyangkan pantat mereka ke Kizuna. Pantat menggairahkan Aine dan keledai Grace yang berada di sisi kecil dibandingkan dengan Aine. Keduanya mulus tanpa noda pada mereka, keledai yang indah dan indah. Lalu tempat paling penting dari keduanya yang berada di kedalamannya. Keduanya meletakkan tangan mereka di belakang dan membentangkan kelopak merah muda yang basah dengan embun untuk menunjukkan padanya. Dan kemudian mereka melihat kembali ke Kizuna, menatapnya dengan tatapan sedih.
The sisters of Aine and Grace were prostrating on the carpet with their bottoms lifted up high. The Vatlantis empire sisters were shaking their asses wantonly towards Kizuna. The voluptuous ass of Aine and the ass of Grace that was on the small side compared to Aine. Both were smooth without a single stain on them, beautiful and lovely asses. Then the most important place of the two that was in its depth. Both of them placed their hands to the behind and spread open the pink petals wet with dews to show him. And then they looked back towards Kizuna, staring at him with anguished gazes pleadingly.
 
   
  +
"Kizuna …… tolong"
“Kizuna……please”
 
   
  +
Madu panas bertepi dari sana dengan rakus, menarik tali perak yang menetes ke karpet. Kizuna meletakkan kamera di atas karpet, lalu setelah memastikan keduanya ditangkap dalam bingkai, dia mengulurkan tangannya ke celah keduanya yang basah.
Hot honey brimmed over from there greedily, drawing a silver string that was dripping down on the carpet. Kizuna put the camera on the carpet, then after confirming the two were captured in the frame, he reached out his hands to the hotly wet slits of the two.
 
   
“Hii! Aaaaaaaann, fuaaayaaaaaaaaaaaaaa!”
+
"Hai Aku! Aaaaaaaann, fuaaayaaaaaaaaaaaaaa!
   
  +
Jari-jarinya yang menusukkan ke dalam wadah madu yang dipanaskan terasa seperti akan terbakar. Pada saat itu mereka berdua membungkuk dan mengangkat suara centil yang nyaring. Kizuna menggeliat jari-jarinya di dalam tubuh keduanya seolah mengaduk molase di dalamnya.
His fingers that thrust into the heated honey jar felt like they would get burned. At that moment the two of them bent their back and raised loud coquettish voices. Kizuna wriggled his fingers inside the body of the two as if to stir the molasses inside.
 
   
“Aah! Hyau! Mmmh, ah, aaah!”
+
"Aah! Hyau! Mmmh, ah, aaah!
   
  +
Suara-suara menawan dari keduanya bercampur satu sama lain. Suara mereka yang terengah-engah bergema seperti paduan suara. Daging lembut mereka mengencang erat di jari Kizuna. Keledai keduanya menggigil karena kejang-kejang.
The charming voices of the two mixed with each other. Their gasping voices reverberated like a chorus. Their soft flesh tightened tightly on Kizuna’s fingers. The ass of the two were shivering in convulsions.
 
   
Even if he made the two of them climaxed like this, they wouldn’t reach Connective Hybrid. Kizuna slowly pulled out his finger. The two of them directed anxious faces at Kizuna, as if asking why did he stop.
+
Bahkan jika dia membuat mereka berdua mencapai klimaks seperti ini, mereka tidak akan mencapai Connective Hybrid. Kizuna perlahan menarik jarinya. Keduanya mengarahkan wajah cemas pada Kizuna, seolah bertanya mengapa dia berhenti.
   
“Aine, Grace. Lie down over here.
+
"Aine, Grace. Berbaringlah di sini. "
   
  +
Keduanya menaatinya dengan patuh dan berbaring di atas karpet. Dan kemudian mengikuti instruksi Kizuna, mereka menjerat kaki mereka dan menggosok tempat penting mereka satu sama lain.
Both of them obeyed him obediently and laid down on the carpet. And then following Kizuna’s instruction, they entangled their legs and rubbed their important places at each other.
 
   
  +
"Aa …… mm"
“Aa……mm”
 
   
  +
Mereka berdua merasakannya begitu saja, pinggang mereka bergerak secara otomatis dan saling menggosok tempat penting mereka. Seolah ingin menenangkan gerakan itu, Kizuna mengelus pantat keduanya dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang kamera.
Both of them felt it just with that, their waist was moving automatically and rubbed their important place at each other. As if to pacify that movement, Kizuna caressed the asses of the two with his right hand while his left hand was holding the camera.
 
   
  +
"Ini dia, kalian berdua."
“Here we go, both of you.”
 
   
  +
Mata Aine memantulkan cahaya cabul dengan ekspresi senang.
Aine’s eyes reflected obscene light with happy expression.
 
   
  +
"Ayo …… Kizuna."
“Come……Kizuna.”
 
   
Grace also smiled at Kizuna with a lewd face.
+
Grace juga tersenyum pada Kizuna dengan wajah cabul.
   
“Nii-sama, together……”
+
"Nii-sama, bersama ......"
   
  +
Kizuna mengangguk dan mendorong benda itu ke lembah yang terbentuk dari kelopak bunga keduanya.
Kizuna nodded and pushed his thing against the valley formed from the flower petals of the two.
 
   
  +
“Nn ……”
“Nn……”
 
   
  +
Kedua saudara perempuan itu mengerang sedikit.
The two sisters raised a slight moan.
 
   
And then Kizuna pushed into the slit created from Aine and Grace’s secret place.
+
Dan kemudian Kizuna mendorong ke celah yang dibuat dari tempat rahasia Aine dan Grace.
   
  +
"NAAAAAAAAAAAAH ♥!"
“NAAAAAAAAAAAAH♥!”
 
   
  +
"HAUAAAAAAAAAHN ♥!"
“HAUAAAAAAAAAHN♥!”
 
   
  +
Kedua tubuh mereka membungkuk ke belakang dan mereka mengeluarkan suara centil yang nyaring.
Both of their body bent backward and they released loud coquettish voices.
 
   
That place of Aine and Grace was hotly damp as if steam would come out. Honey was brimming over from the place he was thrusting and dripped down.
+
Tempat Aine dan Grace lembab panas seolah-olah uap akan keluar. Honey meluap dari tempat dia mendorong dan menetes ke bawah.
   
  +
Daging lunak keduanya adalah menempelkan benda Kizuna dari kedua sisi seolah-olah menahannya di dalam. Seolah mengatakan bahwa mereka ingin memakan benda Kizuna, kedua tempat mereka menempel erat padanya. Kizuna sendiri mendorong dan menarik keluar untuk menggosok kelopak itu.
The soft flesh of the two was sandwiching Kizuna’s thing from both sides as if to hold it inside. As if saying that they wanted to eat Kizuna’s thing, both their place stuck tightly to him. Kizuna himself was thrusting and pulling out in order to rub at those petals.
 
   
“Naaaaaa! Hahnn! Ki-, Kizuna, no-, no, don’taaaaaan!’
+
“Naaaaa! Hahnn! Ki-, Kizuna, no-, tidak, don'taaaaaan!
   
“Hyaaah! Ni, Nii-sama-, mmhm, my head is, getting strange”
+
“Hyaaah! Ni, Nii-sama-, mmhm, kepalaku semakin aneh
   
  +
Setiap kali dia mendorong, madu melonjak keluar dari tubuh kedua Kizuna yang terciprat, mereproduksi toples madu yang panas membara. Itu adalah sesuatu yang Kizuna belum pernah alami sebelumnya, kesenangan kelas satu. Tekstur lembut dan cabul tanpa perbandingan membuat Kizuna merasa pinggulnya akan meleleh.
Each time he thrust up, the honey surging out from the bodies of the two splashed Kizuna, reproducing hotly smoldering honey jar. It was something Kizuna had never experienced before, a first-rate pleasure. The soft and obscene texture without any compare made Kizuna felt like his hips were going to melt.
 
   
That sensation felt like he was thrusting inside Aine. And then it was also like he was inside Grace too at the same time, he felt such illusion.
+
Sensasi itu terasa seperti menusuk di dalam Aine. Dan itu juga seperti dia berada di dalam Grace juga pada saat yang sama, dia merasakan ilusi seperti itu.
   
  +
Seolah-olah dia sedang menginjak-injak bagian dalam dua saudara perempuan Aine dan Grace secara bersamaan, kesenangan dan euforia yang jauh dari perasaan realistis. Kesenangan hebat akan memanggang otak Kizuna.
It was as though he was trampling the inside of the two sisters Aine and Grace simultaneously, a severe pleasure and euphoria that was far from feeling realistic. Violent pleasure was going to roast Kizuna’s brain.
 
   
  +
Naluri menggerakkan tubuhnya, dia memakukan pinggangnya, suara kulit dan kulit yang menabrak bergema.
Instinct stirred up his body, he nailed his waist, sound of skin and skin bumping resounded.
 
   
“Aah, fuah, Kizuna-, i-, it feels, goo-……nhoooooo –“
+
"Aah, fuah, Kizuna-, i-, rasanya, goo- ...... nhoooooo -"
   
“Do-don’t, I am-, hauuu! Over there is, no good……aaaaaaaaa!”
+
“Jangan, aku, hauuu! Disana ada, tidak bagus …… aaaaaaaaa!
   
  +
Keduanya mempercayakan tubuh mereka pada kesenangan dengan ekspresi meleleh. Saat ini di saat ini, apakah itu nasib dunia, posisi sebagai kaisar, semuanya benar-benar terpesona. Yang ada hanyalah tubuh mereka bertiga, hati mereka yang bersatu, dan kemudian kesenangan yang mereka bagi bersama.
The two were entrusting their bodies to the pleasure with melting expression. Right now in this moment, whether it was the fate of the world, the position as the emperor, everything was completely blown away. What existed were only the bodies of the three, their communing heart, and then the pleasure they shared.
 
   
  +
Tubuh ketiganya mulai mengguncang.
The bodies of the three began to convulse.
 
   
  +
"Tidak-, tidak ada lagi ... ah, aaaa-aku, terbang ...... AAAaaAAA!"
“No-, no more……ah, aaaa-I’m, flying……AAAaaAAA!”
 
   
“I-, I too, aahn, I’m flo, floating, somewhere……nh-, NOOOOOO!
+
"Aku-, aku juga, aahn, aku melayang, mengambang, di suatu tempat ...... nh-, Tidaaaaaaaak!"
   
Kizuna was at his limit too. Mobilizing all his remaining self-control, he started up a floating window and confirmed the status of Genesis.
+
Kizuna juga ada pada batasnya. Memobilisasi semua kontrol diri yang tersisa, ia memulai jendela mengambang dan mengkonfirmasi status Genesis.
   
  +
Apa yang Kizuna lihat di sana, adalah pusaran cahaya yang luar biasa melingkari Kejadian. Adegan itu seperti topan kekuatan sihir dengan Genesis sebagai pusatnya. Sumber dari lampu-lampu itu adalah cahaya dari kekuatan kehidupan yang meningkat dari seluruh Zeltis.
What Kizuna saw there, was the vortex of tremendous light coiling around Genesis. That scene was just like a typhoon of magic power with the Genesis as the center. The source of those lights was the light of the rising life force from all over Zeltis.
 
   
  +
Semua warga menggabungkan kekuatan mereka dan menghasilkan kekuatan sihir, inilah hasilnya.
All the citizens were combining their strength and generated magic power, this was the result.
 
   
  +
"Kita bisa melakukan ini !!"
‘――We can do this!!’
 
   
  +
“Kita pergi bersama! Kekuatan cinta semua orang, bagikan kepada kami !! "
“We are going together! Everyone’s power of love, share it to us!!”
 
   
Kizuna squeezed out the last of his strength.
+
Kizuna memeras sisa kekuatannya.
   
  +
Dan kemudian dia memakukan pinggangnya dengan sekuat tenaga. Aine dan Grace, Kizuna sendiri mencapai hingga bagian terdalam dari tubuh keduanya. Menyebarkan area terdalam dari keduanya, ia menerobos dinding kesabaran dan kesadaran dan penalaran.
And then he nailed his waist with all his might. Aine and Grace, Kizuna himself reached until the deepest of the deep of the two’s bodies. Spreading out the deepest area of the two, he broke through the wall of patience and awareness and reasoning.
 
   
  +
Pada saat itu, tubuh ketiga didorong oleh kesenangan luhur.
At that moment, the three’s bodies were driven through by sublime pleasure.
 
   
  +
"FUAAAAAA ♥ AaaAAAAaaAAAiINuAAAANANNNNN- ♥ !!"
“FUAAAAAA♥AaaAAAAaaAAAiINuAAAuANNNNN-♥!!”
 
   
  +
"NOOahNNNa ♥ hiIIIINNNNNNNaAAAAAAAAAAAAA ♥ !!"
“NOOahNNNa♥hiIIIINNNNNNNaAAAAAAAAAAAAA♥!!”
 
   
[[Image:Masou Gakuen HxH V07 BW 09.jpg|thumb]]
+
[[Gambar: Masou Gakuen HxH V07 BW 09.jpg | jempol]]
   
  +
Arus listrik mengalir di depan mata mereka, pandangan mereka berwarna putih.
Electric current ran before their eyes, their sight was dyed white.
 
   
Tremendous brightness was rising from Kizuna and the others to the sky. That brightness became one with the vortex around Genesis and focusing all the lights of magic power towards Genesis. It was as though the light born from Kizuna and the others was trying to return to Kizuna and the others inside the recording.
+
Kecerahan luar biasa meningkat dari Kizuna dan yang lainnya ke langit. Kecerahan itu menjadi satu dengan pusaran di sekitar Genesis dan memfokuskan semua lampu kekuatan sihir ke arah Genesis. Seolah-olah cahaya yang lahir dari Kizuna dan yang lainnya berusaha untuk kembali ke Kizuna dan yang lainnya di dalam rekaman.
   
  +
Reiri yang terjerat dengan Landred dan Kei dalam pakaian terbuka berpose menatap Kejadian yang semakin cerah.
Reiri who was entangled with Landred and Kei in bared open clothing was looking up at Genesis which was increasing in brightness.
 
   
  +
"Kamu melakukannya …… ​​Kizuna."
“You did it……Kizuna.”
 
   
  +
Ketika dia melihat arlojinya, masih ada tiga menit lagi sebelum prediksi itu runtuh.
When she saw her watch, there was still three more minutes before the predicted collapse.
 
   
  +
‘―― Pada akhirnya, apakah kita berhasil?’
‘――In the end, did we make it?’
 
   
Reiri was staring at the wreckages of Genesis with bated breath.
+
Reiri menatap puing-puing Genesis dengan napas tertahan.
   
“!! It’s moving!
+
“!! Itu bergerak! "
   
  +
Reruntuhan Genesis berubah bentuk menjadi sekelompok cahaya. Dan kemudian cahaya itu mengempis dan mulai bergetar, seolah mengumpulkan kekuatan.
The wreckages of Genesis were changing shape into a cluster of light. And then the light deflated and began to vibrate, as though gathering strength.
 
   
  +
"Ini adalah……"
“This is……”
 
   
“Re-ri.
+
"Re-ri."
   
Kei came beside Reiri and grasped her sleeve anxiously.
+
Kei datang di samping Reiri dan menggenggam lengan bajunya dengan cemas.
   
  +
Pada saat itu, Genesis tiba-tiba mengeluarkan pancaran ledakan. Seolah menembus batasnya, cahaya kekuatan sihir diluncurkan ke langit.
At that time, Genesis suddenly released an explosive radiance. It was as though it broke through its limit, the light of magic power was launched towards the sky.
 
   
  +
Menatap cahaya yang melintas dengan kecepatan luar biasa, Landred menghela nafas kagum.
Looking up at the light which was traversing up with tremendous speed, Landred leaked out an admiring sigh.
 
   
  +
"Sungguh luar biasa ...... bagi saya untuk dapat menyaksikan keajaiban semacam ini dalam hidup saya."
“How magnificent……for me to be able to witness this kind of miracle in my lifetime.”
 
   
  +
Reiri juga menatap jalan cahaya itu dengan mata menyipit.
Reiri too was looking up at the path of that light with narrowed eyes.
 
   
  +
"Keajaiban ...... huh."
“Miracle……huh.”
 
   
  +
Tak lama pilar cahaya yang membentang ke langit mencapai langit yang retak. Dan kemudian, seperti itu seluruh langit didorong dengan kuat. Momentum itu tidak berhenti, ujung cahaya dan langit juga, mereka naik dengan kecepatan yang mereka tidak bisa menilai apakah mereka menjadi lebih jauh atau tidak.
Before long the pillar of light extending to the sky reached the cracked sky. And then, just like that the whole sky was being pushed up powerfully. That momentum knew no stop, the tip of the light and the sky too, they were going up with the speed that they couldn’t judge whether they were becoming more distant or not.
 
   
  +
Ujung cahaya yang membentang ke langit tiba-tiba menyebabkan ledakan besar. Cincin cahaya menyebar, melukis langit yang retak.
The tip of the light extending to the sky suddenly caused a large explosion. The ring of light was spreading, painting the cracked sky.
 
   
  +
"Langit berbintang adalah ……"
“Starry sky is……”
 
   
Reiri spontaneously whispered.
+
Reiri secara spontan berbisik.
   
  +
Dari dalam kegelapan hitam pekat, langit penuh bintang dilahirkan. Cincin cahaya itu melintasi langit, menyebar tanpa akhir ke mana-mana.
From inside the pitch black darkness, a whole starry sky was being born. That ring of light traversed the sky, spreading without end everywhere.
 
   
  +
Kemungkinan besar sampai akhir dunia.
It was most likely until the end of the world.
 
   
  +
Pilar cahaya yang menjulang secara bertahap menjadi gelap. Apa yang muncul dari bawahnya, adalah pilar dengan desain yang digambar di atas material seperti batu.
The towering pillar of light was gradually turning dark. What appeared from underneath it, was a pillar with a design drawn on its stone-like material.
 
   
Queen Landred spoke along with a sigh.
+
Ratu Landred berbicara sambil menghela nafas.
   
  +
"Ini adalah kebangkitan Genesis ..."
“This is Genesis’s……revival.”
 
 
Radiance of magic power was coursing through the beautifully shining surface. That pillar was different with the appearance of Genesis that was standing just before this. That calm appearance had no dirtiness or any crack on it, likely this was the appearance of Genesis at the time of its establishment, the original appearance.
 
   
  +
Cahaya kekuatan sihir mengalir melalui permukaan yang bersinar indah. Pilar itu berbeda dengan penampilan Genesis yang berdiri tepat sebelum ini. Penampilan tenang itu tidak memiliki kekotoran atau retakan di atasnya, kemungkinan ini adalah penampilan Genesis pada saat pendiriannya, penampilan aslinya.
   
 
===Part 2===
 
===Part 2===

Revision as of 19:10, 18 July 2020

Chapter 5 – Melancholy of Gods

Bagian 1

Ataraxia berdiri di langit di atas tempat Kejadian pernah berdiri.  Di bawahnya, sisa-sisa Genesis ditumpuk seperti gunung.  Sebagian besar potongan menjadi ringan dan lenyap ketika mereka hancur, tetapi ada juga hal-hal yang tersisa dan tidak hilang.  Semua itu dikumpulkan di satu tempat.  Karena itu, masih sepi sejumlah sisa, ada sekitar gunung kecil itu.
Sebuah tenda persegi didirikan di depannya sebagai markas penanggulangan dadakan.  Di dalamnya, konfirmasi potongan dikumpulkan sedang dilakukan.
"Iya.  Tidak ada kesalahan bahwa ini adalah pecahan Kejadian yang diturunkan di negara saya. ”
Ratu Baldein, Landred, mengangguk setelah melihat litograf.  Ayat [Dewi menari.  Dengan ketiadaan, dengan kematian, dengan kaisar.  Dan kemudian keabadian.] Diukir di atasnya.  Itu adalah benda yang dicuri Nayuta dan Valdy dari istana Baldein dan disimpan di laboratorium penelitian.
"Bagus, cara untuk pergi."
Reiri mengangguk dan kemudian para siswa departemen penelitian Ataraxia membawa litograf itu ke gunung puing.
"Dengan ini segalanya."
Reiri menghela nafas panjang dan mengangkat wajahnya.
"Terima kasih atas kerja sama Anda terlepas dari permintaan mendadak, Yang Mulia."
"Apa yang kamu katakan?  Jika ada bahaya bagi dunia, ini wajar saja.  Selain itu, kami juga menerima permintaan kerja sama sebelumnya dari Izgard. ”
Di dunia ini, Baldein adalah satu-satunya yang melaksanakan upacara Kejadian sebagai tradisi mereka.  Itu hanya diturunkan di antara bangsawan, jadi hanya ada satu orang yang mendapat informasi tentang itu, yaitu ratu Baldein, Landred.  Dapat dikatakan bahwa itu adalah anugerah bahwa dia juga pergi bersama dengan pasukan naga Baldein sampai di dekat Zeltis.
"Mengesampingkan itu Komandan-sama.  Kenapa kalian semua menyembunyikan tubuhmu dengan pakaian seperti itu? ”
"Ha?"
Landred berjalan ke sisi Reiri dengan payudaranya yang besar bergetar.  Sikapnya dipenuhi dengan rahmat, sikap bermartabat yang benar-benar seperti bangsawan.  Itu saja membuat Reiri sangat bingung.
Bagaimanapun juga pakaian ratu ini hampir sepenuhnya telanjang.  Bahkan apa yang disebutnya pakaian itu konyol.  Berbicara dengan jelas, hanya ada aksesoris.  Tidak masalah bahkan jika aksesori itu terbuat dari emas dan permata, mereka tidak melakukan apa pun selain menyembunyikan ujung payudaranya dan daerah bawahnya.
Menyikat rambutnya yang tebal dan indah, Landred tersenyum menyihir ke Reiri.
"Aku mengerti bahkan jika kamu menyembunyikannya.  Tubuh indah di bawah pakaian itu.  Jika seseorang dengan posisi tinggi sepertimu dalam penampilan seperti itu, moral akan terpengaruh lho? ”
Reiri mundur secara refleks.
“T, tidak.  Saya berharap bahwa Yang Mulia akan mempelajari budaya dunia kita ketika masalah ini selesai. "
"Ya ampun, apa itu janji?"
Setelah dengan seksi menutup salah satu matanya, Landred menjauhkan tubuhnya.
Reiri berdeham dan memeriksa arlojinya.  Hanya satu jam lagi yang tersisa sampai waktu perkiraan kehancuran dunia.
"Tunggu sebentar."
Meninggalkan kata-kata itu di belakang, Reiri pindah ke tenda tetangga.  Disana ada Kei sedang memeriksa sendiri mesin yang akan digunakan untuk upacara.
"Kei, apakah persiapannya sudah beres?"
{Tidak masalah, tapi}
Jari Kei berhenti secara tidak biasa di atas keyboard.
"Apakah ada masalah?"
Tangannya jatuh dengan denting dan dia menatap sahabatnya dengan mata gelisah.
"Ini benar-benar menakutkan ..."
Itu adalah suara asli Kei bahwa dia tidak membiarkan siapa pun mendengar selain Reiri.
"Hm?  Tentunya ini adalah misi yang mempengaruhi nasib dunia.  Saya mengerti bahwa Anda gugup.  Namun--"
Kei menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
"Ini."
Dia mengambil file yang diletakkan di atas meja dan menyerahkannya kepada Reiri.
"Apa ini?"
“Baru saja, departemen penelitian membawanya.  Itu digali dari fasilitas penelitian. "
Reiri membaca surat-surat di sampul file.
―― Babel Proyek.
"Konten itu adalah hal yang Profesor Nayuta ajarkan kepada kita, ditulis secara terperinci."
Reiri memiringkan kepalanya.
"Kenapa, apakah itu menakutkan?"
"Profesor Nayuta menyadari bahwa dia gagal dalam mengubah tubuhnya."
"Betul sekali.  Saya belum pernah melihat orang itu membuat wajah yang terkejut. "
Dia tampak senang, namun senyumnya menunjukkan sedikit kesunyian di suatu tempat.  Reiri menanggapi dengan senyum seperti itu.
"Tapi, bukankah dia memikirkan kemungkinan kegagalan?  Profesor Nayuta itu? "
Alis Reiri berkedut.
“Kondisi Profesor Nayuta pada waktu itu tampak aneh.  Sulit membayangkan bahwa dia akan memberi kami informasi tanpa mengharapkan kompensasi apa pun.  Tentunya, Profesor Nayuta memiliki tujuannya sendiri. "
"Namun, wanita itu meninggal."
"Iya……"
Keheningan mengalir di antara keduanya.
"...... Hei, Re-ri."
"Apa?"
Kei bergumam dengan suara menggigil.
"Apa menurutmu, Profesor Hakase benar-benar mati?"
Reiri kehilangan kata-katanya.  Hatinya merasakan getaran dari kegelisahan yang berisik mengganggunya.
"……Tentu saja.  Ibu sudah mati.  Saya pikir dia adalah eksistensi yang tak termaafkan sebagai manusia tetapi, jika dia sudah mati, maka tidak ada yang mengganggu pikiran lagi. ”
Meski begitu Kei membuat wajah cemas.
"...... Demi argumen, bahkan jika ibu merencanakan sesuatu, kita hanya bisa melakukan upacara sekarang.  Jika tidak, pada saat itu adalah akhir bagi kami. "
"Iya.  Kamu benar.  Maaf, Re-ri. "
"Saya tidak keberatan.  Daripada itu, saya mengandalkan Anda untuk sistem proyeksi. "
"Ro ― ger."
Reiri keluar dari tenda dan berdiri diam menatap tanah.
‘AbelBabel.’
Nama menara raksasa yang muncul dalam Genesis of the Old Testament.  Manusia berusaha membangun menara yang mencapai langit untuk menantang tuhan.  Itu merinci bahwa tindakan tersebut menyebabkan kemarahan dewa.
"Hanya legenda belaka ...... tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Komandan-sama?"
Wajah ratu Baldein mengintip dari tenda.
"Apakah ada masalah?"
"Ah tidak."
Reiri memperbarui perasaannya dan meluruskan punggungnya.
“Sesuai dengan detail yang diajarkan keagunganmu kepada kita, persiapan upacara telah selesai.  Bahkan tidak ada kelonggaran untuk latihan, jadi kami tampil tanpa latihan sebelumnya.  Bagaimanapun, saya berharap agar Yang Mulia juga hadir dan memberi kami nasihat Anda. "
Landred tersenyum elegan.
"Dengan senang hati."
Ketika ratu keluar dari tenda, komandan dan petugas staf yang berdiri di depan tenda mengikuti di belakangnya.  Reiri berjalan ke depan untuk membimbing ratu.
Pada jarak seratus meter, ada instalasi pengiriman pelipur lara nomor satu, di sisi lain adalah tenda besar.  Dengan lebar dua puluh meter dan panjang seratus meter, mungkin lebih baik menyebutnya sebagai gudang dengan ukuran sebesar itu.
Reiri pertama-tama pergi ke depan instalasi nomor satu pengiriman solace, membuka pintu dan memanggil bagian dalam.
"Kizuna, apakah persiapanmu baik-baik saja?"
"Ya, aku bisa mulai kapan saja."
Kizuna yang sedang berbaring sendirian di tempat tidur mengangkat tubuhnya.  Dia mengenakan seragam Ataraxia.
"Untuk beberapa alasan, penampilan ini membuatku santai."
"Tapi, itu akan segera dilucuti, kau tahu?"
"Eh?"
Bibi yang sangat cantik dan seksi di belakang Reiri mengatakan sesuatu yang meresahkan.
"Nee-chan ...... orang ini?"
Dia kebanyakan telanjang, jadi dia jujur ​​merasa bingung ke mana harus mencari.
"Dia adalah Ratu Baldien, Landred-sama."
"Ha!?"
Kizuna tiba-tiba duduk tegak dan menundukkan kepalanya berkali-kali.
"Maafkan saya, saya.  Itu, aku, bukan aku- ”[1]
"Saya tidak keberatan jika Anda memberikan pengantar untuk nanti.  Kami bertarung melawan waktu …… selain itu, untuk seseorang yang akan memperkosa kaisar dan agen kaisar Vatlantis pada saat yang sama, apa perlunya ada tindakan yang sederhananya terhadapku. ”
"Eh?"
"Sudahlah, kita pergi sekarang."
Kizuna dengan panik mengikuti Reiri yang berbalik.  Kizuna berpikir, ratu ini juga orang yang aneh.
Ketika mereka tiba tepat di depan tenda besar di sebelahnya, Landred berbicara kepada Reiri.
“Namun Komandan-sama.  Kita tidak bisa mengumpulkan banyak orang dalam waktu yang singkat ini, bukan? "
"Iya.  Kami hanya mengumpulkan orang-orang terdekat sehingga, saya tidak dapat menjamin bahwa kondisi yang membutuhkan orang-orang yang tampan terpenuhi …… ”
Kizuna masih belum mengajarkan satu hal pun mengenai hal-hal spesifik dari masalah tersebut.
Maka, ketika pintu tenda dibuka, dia terkejut dengan dunia yang terbuka di dalamnya.
"Apa, apa ini?"
Berlawanan dengan penampilan luar, bagian dalamnya dilengkapi dengan desain mewah.  Lantainya ditutupi karpet dan bulu dengan panjang bulu panjang, dindingnya ditutupi dengan tekstil yang indah.  Dengan lantai seperti ini, pasti akan terasa menyenangkan untuk berguling-guling di atasnya.  Namun, ada juga beberapa tempat tidur besar yang disiapkan dengan benar.  Dan kemudian di tengah ada Jacuzzi terpasang, gelembung dan uap naik.
Tapi dia tidak akan terkejut jika hanya ada hiasan dan furnitur di dalamnya.  Di mana-mana di dalam ruangan itu dipenuhi wanita setengah telanjang.  Mereka bersantai di tempat tidur, masuk ke Jacuzzi, atau meregangkan kaki di lantai, semua orang melewati waktu santai sesuka hati.
Selanjutnya mereka semua dalam penampilan di mana mereka hanya mengenakan pakaian tipis.  Payudara dan pantat mereka juga bisa dilihat di balik pakaian transparan.
Berbeda dengan Kizuna yang kebingungan, Landred meletakkan tangannya bersama dengan gembira.
"Ya ampun, bukankah ini indah.  Semua orang lucu, dengan ini tidak akan ada masalah sama sekali. ”
Reiri juga tenang.  Kizuna secara bergantian melihat wajah keduanya bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
“Ini, ini?  Apakah ini bukan …… Hibrida Konektif dengan Aine dan Grace? ”
Landred menjawab dengan pipinya memerah karena kegembiraan.
“Ini juga bagian dari upacara itu.  Upacara ditawarkan kepada pilar, seperti yang diceritakan di dalam keluarga kerajaan Baldein kami.  Kami mereproduksi bentuk upacara itu mengikuti apa yang diceritakan dalam keluarga kerajaan sebanyak mungkin seperti ini. "
"Dengan kata lain ...... kamu mengatakan bahwa orang-orang ini juga akan berpartisipasi dalam upacara itu?"
“Ya …… Tapi, mereka tidak akan melakukan apa pun langsung denganmu.  Peran gadis-gadis ini adalah untuk menghasilkan tempat dan suasana demi membuat upacara sukses.  Dengan menyuruh gadis-gadis ini menari di sini, ruang khusus yang diperlukan untuk upacara akan dibuat. ”
"Begitu ... Aku merasa aku benar-benar mengerti, dan tidak mengerti—"
"Kizuna―!"
Seorang gadis berambut pirang berlari ke arahnya dengan payudaranya yang besar memantul.
“Uwaa!  Yu, Yurishia …… uoo !? ”
Yurishia memiliki mata berkaca-kaca saat melompat ke arah Kizuna.  Dan kemudian dia dengan kuat memeluk tubuhnya.
“Kizuna …… aku ingin bertemu denganmu.”
Tentu saja Kizuna juga senang.  Namun penampilan Yurishia hanya selembar kain tipis yang menempel di tubuhnya.  Payudaranya yang besar langsung ditekan pada tubuh Kizuna, bentuknya terdistorsi dan melekat erat padanya.  Kizuna bertanya-tanya apakah dia harus bahagia atau malu, dia menjawab dengan perasaan bingung.
"Kamu, ya!  Saya senang …… itu, Anda aman …… tunggu, saya tahu Anda melakukan hal-hal idola, jadi saya merasa relatif lega. ”
Yurishia cemberut mulutnya dengan sedikit cemberut.
"Waitt, bahkan itu adalah bencana besar supaya kau tahu!  Bukannya saya mulai melakukan itu karena saya suka— "
"CAPTAINNNNNNNNN-!"
Kali ini tubuh kecil berlari ke arahnya.  Dan kemudian dia menabrak dirinya sendiri dengan sekuat tenaga di perutnya.
“Guh!  …… Sy, Sylvia …… kamu tampak energik, itu hebat. ”
"Uwaaaaaaan, kapten-, kaptennnnnnnn"
Dia mengusap wajahnya sambil menangis.
"Tunggu, kalian berdua!  Mengapa kalian berdua melakukan hal-hal tak tahu malu!  Tidak apa-apa untuk senang dipersatukan kembali, tapi tolong bertindak hanya setelah memikirkan penampilanmu sendiri! "
“Uwaa!  Hai, Himekawa! "
Dengan kekuatan yang sepertinya dia akan menumbuhkan tanduk, Himekawa berdiri di sana dengan mengesankan.  Namun bahkan Himekawa sendiri yang mengatakan itu hanya mengenakan kain tipis transparan seperti orang lain di sini.  Selanjutnya dalam kasus Himekawa dia hanya mengenakan kalung dan gelang di bagian atas tubuhnya.  Tubuh bagian bawahnya hanya memiliki kain yang diikat ringan di pinggangnya, dalam arti tertentu dia adalah orang dengan tingkat paparan tertinggi.
“Ada apa dengan itu 'uwaa'!  Selain itu, tidak peduli seberapa lambat Anda datang untuk menyelamatkan!  Selama waktu itu kami dibuat untuk melakukan perilaku memalukan seperti menjadi idola di sini! "
"Ada apa denganmu, meskipun kamu yang paling terbawa."
Yurishia berbicara dengan heran.
"Wha …… itu, itu tuduhan palsu!"
“Himekawa-senpai serius, jadi dia yang melakukan yang terbaik untuk desu.  Sylvia tidak berpikir itu sesuatu yang memalukan tapi ...... apakah Sylvia salah desu? "
Mata murni Sylvia menembus Himekawa.
“E …… tidak, itu ……”
Yurishia menyipitkan matanya dengan kejam.
"Daripada itu, penampilan itu benar-benar memalukan dan tak tahu malu kan?"
"Eh ...... KYAAAAAAAA!"
Himekawa menutupi tubuhnya dengan panik dengan kedua tangannya.  Namun, tubuh Himekawa sudah terbakar habis di balik kelopak mata Kizuna.
"Uu ...... aku tanpa sadar, merasa bahagia, bahwa aku lupa penampilanku sendiri ......"
“Ah, bukankah ini Kizuna!  Lama tidak ada seeeee! ”
Ada kelompok yang melambaikan tangan mereka dari dalam Jacuzzi.
“Aa, Scarlet!  Juga semua orang dari Master! "
Ketika dia melihat dengan seksama, ruangan ini dipenuhi dengan banyak orang yang dia kenal.
"Orang-orang di sini hanya orang-orang dari Ataraxia ya."
"Sepertinya komandan mengumpulkan mereka semua menggunakan cara apa pun yang tersedia baginya ......"
“Uwaa!  Kurumizawa !?  Bahkan kamu?"
Seorang gadis yang duduk di karpet memeluk kakinya adalah Kurumizawa Momo dari departemen penelitian.  Seperti yang diharapkan, dia mengenakan sehelai kain tipis yang sama, tetapi dia meringkuk pada dirinya sendiri sehingga tubuhnya tidak terlihat.
"Aku dibawa ke sini dengan paksa ... ini penculikan, penculikan."
Kata-kata tidak aman mengalir dari mulutnya dengan wajah gelap.
Landred berbisik ke telinga Kizuna yang bingung bagaimana harus menjawab.
"Siapa Takut.  Dia akan segera dibuat merasa bahagia oleh aroma ini. "
Tangan Landred memegang pembakar dupa tanpa dia sadari.  Aroma yang naik dari pembakar dupa itu benar-benar manis, bagian dalam kepalanya terasa seperti ringan mengambang saat seseorang menciumnya.
“Aroma ini adalah bantuan upacara.  Itu membersihkan dinding hati dan menyebabkan keraguan terhadap tindakan itu hilang. "
Tentu saja, Kizuna menjadi merasa sangat menyenangkan.  Dia mendapat perasaan bahwa tentu saja jika dia minum alkohol, mungkin dia juga akan merasakan seperti ini.
Mata Yurishia dan Sylvia yang memeluknya juga menjadi kosong, mereka mulai mengeluarkan napas seksi.  Pipi Himekawa juga memerah seolah dia mabuk.  Matanya juga menjadi lembab, dia sudah dalam keadaan dimana tanda Heart Hybrid bisa muncul kapan saja.
Memang, dia merasa seperti dia bisa mengerti bagaimana aroma ini disebut sebagai bantuan upacara.
Landred dengan lembut menarik tangan Yurishia dan Sylvia.
"Kamu yang adalah penyelenggara, silakan maju ke ruang batin.  Mitra Anda sedang menunggu di sana. "
"Kamu, ya …… ​​mengerti."
Kizuna berjalan maju ke tenda dengan langkah kaki yang sedikit goyah.  Ketika dia melihat dengan hati-hati, ada pembakar dupa di sana-sini di dalam ruangan, menghilangkan aroma manis.  Efek dari aroma itu membuat para gadis di ranjang terdekat mulai membelai tubuh masing-masing.
Dia merasa bahwa gadis-gadis itu adalah teman sekelasnya di kelompok tahun pertama kelas dua jika dia ingat dengan benar.  Sambil memikirkan hal-hal seperti 'itu akan menjadi bencana ketika mereka mendapatkan kembali kewarasannya', dia terus berjalan lebih dalam.  Ada tempat yang dipartisi oleh gorden di empat sisi di tempat terdalam tenda.  Dia membuka tirai dan masuk ke dalam.
Setelah dia menyelinap melalui beberapa lapisan tirai, di sana ada dua gadis yang luar biasa cantik, penuh dengan keanggunan menunggunya dalam posisi seiza.
"Kizuna ……"
“Lemuria …… raja iblis.”
Dua orang yang memerintah di puncak dunia ini.  Saudari Aine dan Grace.
Ketika dia pertama kali bertemu Grace, itu segera berubah menjadi pertempuran, jadi ini adalah pertama kalinya dia melihat penampilannya yang tenang.  Tentu saja dia benar-benar mirip Aine.
"Apa?"
"Tidak ...... kamu tidak terluka?"
Grace mengalihkan wajahnya dengan mengendus.
"Itu tidak perlu khawatir."
Dia mendengar dari Aine bahwa, 'Grace tidak lagi berpikir untuk membunuh Kizuna', tapi jujur ​​dia merasa tidak nyaman.  Dia mempersiapkan dirinya sendiri bahwa dia mungkin menyerangnya pada saat wajah mereka bertemu, tapi sepertinya itu berakhir hanya karena rasa takutnya yang tidak perlu.
"Aku juga merasa enggan, melakukan upacara semacam ini tapi ...... itu harus dilakukan jika ini memengaruhi nasib seluruh Atlantis.  Raja iblis, Anda juga memainkan peran Anda sebagai mitra kami dengan kemampuan terbaik Anda. ”
"Kamu, ya ...... aku akan melakukan yang terbaik."
Ketika dia melirik Aine, dia mengangguk dengan senyum tipis.
Aine baru saja mengenakan aksesoris yang terbuat dari emas dan permata sebagai pengganti pakaian.  Grace memiliki ujung payudaranya dan di antara kedua pahanya agar tidak banyak disembunyikan oleh aksesori yang berbentuk seperti bulu.  Keduanya dalam penampilan yang hampir telanjang bulat.  Alih-alih mereka tampak lebih muda daripada telanjang.
"Jangan, jangan menatap, begitu banyak."
Aine memutar tubuhnya dengan malu-malu.
"Wah, salahku.  Tapi …… mengerti ”
'Tidak mustahil bagimu mengatakan padaku untuk tidak melihat', Kizuna membenarkan dirinya di dalam hatinya.
"Nee-sama, apa yang kamu lakukan malu untuk apa.  Kamu benar-benar secantik ini, jadi tidak apa-apa untuk percaya diri? "
"Uu …… bukan itu masalahnya."
Apa yang mereka berdua kenakan adalah pakaian kaisar dan agennya.  Mereka berdua akan dipeluk oleh Kizuna sebagai kaisar Vatlantis.
Tenggorokan Kizuna menelan ludah.
Kizuna juga duduk di dekat keduanya yang duduk di lantai.  Dan kemudian dia akan mengulurkan tangannya pada mereka berdua.
Sekarang dia melihat situasi ini, mereka berdua benar-benar cantik.  Wajah dan struktur tubuh mereka berbeda dengan manusia normal.  Mereka seperti kerajinan artistik yang dibuat oleh tangan seorang master dengan menghabiskan waktu yang lama.  Rambut dan bulu mata, mata dan bibir mereka, dari garis tulang selangka mereka sampai pembengkakan dada mereka dan tonjolan di puncak, warna dan kilau.  Bentuk segala sesuatu di seluruh tubuh mereka dengan berani.  Biasanya mereka akan menjadi karya seni harta nasional yang dimasukkan ke dalam sebuah karya yang tidak mungkin ia dekati.  Dari situ ada perasaan tidak bermoral mencoba meletakkan tangannya di atas sesuatu yang tak ternilai harganya tanpa izin.
Tapi, meski begitu ia ingin menyentuh.  Dia merasa bahwa perasaannya juga semakin besar karena aroma aromanya.  Mereka berdua juga tampak seperti sedang menunggu dia datang dengan mata lembab.
Sedikit lagi dan tangannya akan menyentuh.  Tetapi, pada saat itu tirai terbuka dan bayangan hitam masuk ke dalam.
“Harap tunggu dulu sebelum mulai.  Bagaimanapun juga ada prosedur dalam upacara ini. ”
Itu adalah ratu Baldein, Landred.  Landred yang membawa botol di tangan duduk di samping Kizuna.
“Ini adalah  minuman para dewa nektar  yang dibuat dari buah suci.  Setelah minum ini, kamu harus menari. ”
"Menari?"
"Iya.  Ini tentang kata yang mengatakan menari dalam prasasti.  Tindakan yang akan Anda lakukan sebenarnya adalah jenis yang sama dari Hybrid Jantung ini yang Anda semua bicarakan. "
"……Mengerti.  Tidak ada waktu, mari kita segera meminumnya. "
Tenggorokannya kering karena kegugupan, jadi dia akan senang jika dia menerima minuman.  Kizuna mengulurkan tangannya ke arah botol yang dibawa Landred.
Namun sang ratu menyembunyikan botol itu seolah-olah untuk menghindari tangan Kizuna.
"Anda tidak harus.  Ada metode untuk minum ini sesuai dengan etiket. "
"Metode minum?"
"Ainess-sama, Grace-sama, boleh aku?"
"Ya ...... apa yang aku ingin tahu."
"Kalian berdua, harus menjadi Vessel."
"Apa artinya?
Tidak hanya Kizuna, Aine dan Grace juga terlihat seperti mereka tidak mengerti artinya.
"Ainess-sama, tolong lepaskan aksesori payudara Anda dan Grace-sama, silakan lepaskan bulu di pangkal paha Anda."
Grace mengerutkan kening.
“Begitukah?  Jika itu masalahnya kita harus melepasnya dari awal. "
“Lagipula, ini adalah rutinitas yang sudah mapan.”
Grace berdiri dan mengulurkan tangannya ke arah bulu menyembunyikan pangkal pahanya.  Tampaknya bulu itu hanya tertahan di sana, mudah untuk melepasnya.
Semak di bawahnya diwarnai sama seperti warna rambut kepalanya.  Semak belukar tidak setebal itu dan dipangkas rapi, orang dapat dengan jelas memahami bahwa semak itu benar-benar terawat.
Sekali lagi Grace duduk dengan tenang.
"Sekarang, Ainess-sama juga."
Didorong oleh Landred, Aine juga dengan enggan melepas aksesori payudaranya.  Ornamen emas yang terlihat seperti cangkir yang menutupi ujung payudaranya diambil, lalu lingkaran berwarna merah muda yang ukurannya hampir sama menunjukkan penampilannya dari bawah ornamen.  Ujung-ujungnya berdiri tegak, memberi tahu mereka bahwa Aine juga terangsang.
"Kalau begitu Ainess-sama, tolong tekan payudaramu seolah-olah mengangkatnya dari bawah."
"Li ...... seperti ini?"
Aine menekan payudaranya saat diberi tahu.  Bukit dadanya bergabung erat, menciptakan lembah di antara mereka.
"Kemudian……"
Landred mendekatkan mulut botol ke rongga yang dibuat oleh payudara dan mulai menuangkan isinya.
"Hya ...... dingin ...... tapi, itu, ini?"
Merasa bingung dengan cairan yang dipegang di lembah payudaranya, Aine melemparkan tatapan bertanya pada Landred.
"Raja iblis-sama akan minum di nektar ini.  Sekarang, saya mohon kepada Anda, silakan minum. "
"Eeh !?"
Wajah Aine langsung diwarnai merah tua.
"Cepat, tidak ada waktu."
Ratu Landred berbicara untuk mempercepatnya.
"Uu ...... Kizuna, minum nektar saya ...... tunggu, ini terlalu memalukan-"
Memang tindakan ini juga sangat memalukan bagi Kizuna yang berada di sisi minum.  Tapi, dia juga mengerti bahwa ini bukan waktunya untuk mengatakan sesuatu seperti itu.
Kizuna berjalan ke Aine dan mendekatkan wajahnya ke lembah payudaranya.
“…… fuh”
Ketika mulut Kizuna menyentuh cangkir sake di lembah, Aine mengangkat suaranya sedikit.
Kizuna menyeruput cairan itu.
‘―― !?  Lezat!'
Dia tidak tahu buah apa yang terbuat dari jus ini, tapi rasanya manis menyegarkan.  Aroma yang kaya menggelitik hidungnya bahkan setelah minum, membuatnya ingin minum lebih banyak.  Kizuna menjadi terserap dan menempelkan wajahnya ke lembah payudara Aine.
“Nnah, Ki, Kizuna …… tenanglah …… aah”
Kulit Aine menghangatkan cairan sedikit, membuatnya berpikir bahwa itu mengeluarkan aroma lebih baik.  Dia meminum semuanya dalam sekejap dan dia bahkan menjilat tetesan yang menempel di kulit Aine.
“Aan …… Ya ampun Kizuna …… tidak ada lagi yang kamu tahu”
Aine membelai kepala Kizuna.  Kizuna kembali sadar dan menjauhkan mulutnya.
"Fufu, tampaknya kamu senang dengan nektar ini."
Ratu Landred tersenyum senang.
"Ya, rasanya aku belum pernah mabuk sebelumnya ...... benar-benar enak."
"Dikatakan bahwa ini adalah minuman para dewa.  Itu tidak bisa diminum kecuali pada upacara khusus, barang yang sangat mahal dan berharga.  Kalau begitu, tolong ambil yang lain. ”
Mengatakan bahwa Ratu Landred pergi ke arah Grace yang duduk di seiza.
"Grace-sama, tolong tutup pahamu dengan erat dan tekuk punggungmu sedikit ke belakang."
"Mu, seperti ini …… hyah !?"
Sebuah rongga diciptakan antara paha tertutup rapat dan perut.  Ratu Landred menuangkan nektar ke arah rongga itu.
"Sekarang, Grace-sama.  Tolong minta dia. "
“Hu …… penghinaan …… untuk menjadikan tubuhku sebagai pengganti cangkir …… de, raja iblis-sama …… tolong, minumlah sesukamu …… uu-”
Bahkan saat matanya berkaca-kaca, Grace mengerahkan kekuatannya untuk menutup kakinya sehingga nektar tidak akan tumpah.  Melihat kondisinya, Kizuna merasa bahwa dia menyedihkan karena suatu alasan.
"Maaf untuk ini, Grace ...... menyuruhmu melakukan ini."
“Muu …… jangan khawatir tentang itu.  Ini adalah sesuatu yang ingin saya lakukan.  Ini tidak berarti untuk Anda.  Ini demi menyelamatkan Atlantis dan Lemuria.  Bahkan untuk sementara aku adalah seseorang yang menjabat sebagai kaisar, aku harus memenuhi tanggung jawab posisiku ...... itu sebabnya, minumlah sesukamu! "
Dia membungkuk ke belakang sementara pipinya merah.  Seolah mengatakan bahwa dia ingin Kizuna minum dengan cepat.
“Selain itu …… Aku juga memiliki hutang hidupku yang diselamatkan oleh raja iblis.  Ketika saya bertanya, Anda juga telah menyelamatkan hidup Nee-sama sebelumnya ...... itu sebabnya, saya akan secara khusus mengizinkannya jika itu Anda. "
Rahmat yang memulihkan ketenangan pikirannya memiliki perasaan ingin menyelamatkan dunia.  Dia juga merasa berkewajiban terhadap Kizuna.
Kemudian, Kizuna juga harus menjawab perasaan itu.
Dia menurunkan tubuhnya ke depan dan mendekatkan wajahnya ke lutut Grace.  Di dalam cairan transparan, bayangan berwarna merah muda perlahan bergoyang.  Seolah itu mengisyaratkan bibir Kizuna.  Dan kemudian Kizuna mencicipi minuman para dewa yang dikumpulkan di antara kedua kaki Grace.
"Fuaaah!"
Grace mengangkat suara gemetar.  Kizuna mencicipi nektar yang dia hirup dalam mulutnya.
'--Lezat.  Namun, rasanya berbeda dari sebelumnya? "
Manisnya tidak sebanyak sebelumnya, tetapi ia merasa bahwa rasa dan aroma lebih kental.
"Fufufu, rasanya juga berbeda dari sebelumnya bukan?"
Ketika dia memisahkan mulutnya dari cangkir sake Grace untuk saat ini, Kizuna menatap Ratu Landred.
“Memang …… meskipun nektar berasal dari botol yang sama, bagaimana ……?”
“Rasa nektar ini akan berubah sesuai dengan cangkir yang dituangkannya.  Jadi, itu akan menimbulkan rasa yang berbeda untuk masing-masing.  Tentunya cawan Grace-sama memberi rasa kelas tinggi. ”
"Ini, rasa Grace ……"
Pipi Grace diwarnai merah dengan bibir bergetar.
"Ne, sudahlah, minum saja cepat!"
Dia ingin minum lebih banyak tanpa diberitahu itu.  Kizuna menahan pinggul Grace dengan tangannya dan kemudian meletakkan mulutnya di daerah bawahnya.
“Hyaaaan!  Untuk orang bodoh, kau menghirup terlalu kuat-, aaahn ”
Rasanya berangsur-angsur menjadi lebih tebal saat dia menjilati, Dia selesai minum dan kemudian dia juga menjilat sepenuhnya pada nektar yang menempel di paha dan perut Grace.
Sekitar waktu itu, perubahan juga muncul di Kizuna.  Pipinya menjadi panas dan nadinya lebih kuat.  Kepalanya terasa ringan, itu adalah perasaan yang sangat menyenangkan.
“Sekarang, persiapan sudah beres dengan ini.  Mulai sekarang, tolong adakan upacara hanya dengan kalian bertiga. ”
"Ya …… kita akan melakukan Connective Hybrid bukan?"
"Iya.  Tapi, ada satu hal yang perlu aku susahkan dengan raja iblis-sama. ”
Mengatakan itu, dia mendorong sebuah kotak yang diletakkan di sudut di depan Kizuna.
"Cobalah untuk memasukkan ujung jarimu ke dalam."
Kizuna memiringkan kepalanya saat membuka kotak itu.
{Kizuna.  Terima kasih atas kerja keras Anda.}
Tiba-tiba sebuah jendela komunikasi terbuka di dalam kotak.
"Shikina-san?"
Dia menduga bahwa kotak ini sendiri diinstal dengan fungsi untuk menampilkan jendela mengambang.  Jendela dialirkan dengan huruf-huruf yang dimasukkan Kei.
{Kamera dimasukkan ke dalam kotak.  Konfirmasikan.}
Memang ada mesin yang seperti kamera video di dalamnya.  Ketika dia mencoba untuk memegangnya, itu adalah tipe kecil yang dapat diselesaikan di telapak tangannya, mudah untuk memegang bahkan dengan satu tangan.
{Kali ini ambil rekaman Connective Hybrid dari awal hingga akhir dengan kamera itu.}
"Apa- !?"
Landred berjongkok di belakang Kizuna dan meletakkan tangannya di pundaknya.  Jaraknya dekat.  Payudara sang ratu begitu besar sehingga akan menyentuhnya hanya dengan semakin dekat, sehingga payudaranya menyentuhnya sekarang bahkan jika dia merasa enggan.  Sensasi payudara lembut yang tebal menyebar di punggung Kizuna.  Ratu sedang berbisik ke telinga Kizuna sambil mendorong payudaranya di punggungnya.
“Awalnya ada keharusan untuk melakukan upacara ini di depan pilar.  Pilar adalah dewa, dewa menikmati dirinya sendiri melihat sosok menari kami.  Karena itu, ada kebutuhan untuk pilar untuk menyaksikan upacara itu sendiri. "
"Lokasi kami tentu di depan pilar tapi ......"
Kejadian sudah runtuh, sekarang ini adalah gunung puing.
{Kami telah memikirkan cara untuk menunjukkan upacara ini ke Genesis.  Kami mencapai kesimpulan bahwa kemungkinan informasi gambar akan memberikan semacam pengaruh.  Karena itu kami memeriksa hasil penelitian yang dilakukan oleh Profesor Nayuta dan memikirkan satu cara.  Dengan cara itu untuk merekam upacara menggunakan kamera yang dipasang di dalam mekanisme sihir kecil, dan kemudian mengirim rekaman gambar itu ke potongan-potongan Kejadian.}
"Mengirim …… gambar?"
{Sistem gambar buatan Vatlantis berbeda dengan teknologi kami, mereka menggunakan kekuatan sihir dan partikel gambar yang ditransmisikan, mereproduksi area yang sama di tempat yang jauh.  Partikel-partikel itu akan tersebar dan jika kita mengirim gambar ke seluruh fragmen, maka itu akan sama seperti melakukan upacara di depan Kejadian.}
"Apa ...... apa?"
Kizuna tidak begitu mengerti arti dari penjelasan itu.
{Berbicara dengan cara yang lebih mudah untuk dipahami, dengan memproyeksikan gambar yang direkam ke puing-puing Genesis, partikel gambar akan diserap oleh puing-puing.  Artinya, kita akan mendapatkan efek yang sama seperti melakukan upacara di depan Kejadian.}
Kizuna mencoba menekan sakelar kamera.  Gambar yang direkam mengambang di samping kamera sebagai jendela mengambang.
"Bisakah aku melakukan sesuatu seperti Connective Hybrid dengan kamera di satu tangan?"
Jujur, dia tidak percaya diri.
{Bahkan jika Anda tidak bisa, lakukanlah.  Ada keadaan batas waktu mendekati.  Menurut perkiraan kami, hanya ada tiga puluh menit lagi sampai dunia runtuh.}
Tidak ada pilihan atau apapun.  Dia hanya bisa melakukannya.
"Saya mendapatkannya.  Aine, Grace, mari kita selamatkan dunia! ”
Ketiganya saling mengangguk.
“Shikina-san.  Apakah persiapan di sana berjalan dengan baik? "
Situasi di luar tercermin di jendela.  Gunung puing-puing diterangi oleh cahaya redup terlihat.  Itu seperti rekaman yang diambil oleh kapal terbang yang mengambang di langit.  Puing-puing gunung itu tiba-tiba menjadi cerah.
"Ini adalah!"
Penampilan raksasa Aine dan Grace diproyeksikan di tanah.  Kizuna terkejut dan tangannya bergetar, setelah itu gambarnya juga sangat bergetar.  Tidak ada keraguan, saat ini gambar yang direkam Kizuna sedang diproyeksikan.  Kapal terbang itu penuh dengan proyektor dan pemetaan proyeksi dikerjakan pada sisa-sisa Genesis.
Itu adalah layar raksasa di mana sisi itu bisa mencapai tiga, empat ratus meter.  Dia menjadi dingin ketika dia berpikir bahwa tindakan Connective Hybrid akan diproyeksikan dengan cara besar seperti ini.
"Hei, Shikina-san ... memproyeksikannya dengan besar seperti ini, tidak semua orang akan melihatnya?"
{Sebaliknya, tunjukkan pada mereka.  Kami juga menyampaikannya ke seluruh rakyat Zeltis.}
"WHATTTTTTTTTTTTTT !?"
‘――Kami bertindak?  Terhadap seluruh orang Zeltis, katanya?
Kizuna mendapat kaki dingin.  Landred berbicara dengan lembut kepada Kizuna yang sedang seperti itu.
“Tolong tenanglah.  Sangat diinginkan bagi sebanyak mungkin orang untuk mengadakan upacara ini.  Jumlah orang yang berpartisipasi mewakili kedalaman dan luasnya iman, dan itu akan menjadi kebahagiaan pilar yang adalah dewa.  Artinya, memegang ini dalam skala yang lebih besar akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan. "
Kata-kata Landred ditafsirkan dengan cara Kei sendiri melalui streaming teks di jendela.
{Upacara ini adalah sesuatu yang dilakukan oleh Kizuna, Aine, dan Grace, kalian bertiga.  Namun kekuatan sihir untuk memulihkan sesuatu di tingkat Kejadian tidak mungkin diperoleh hanya dari tiga orang.  Lebih baik melakukannya dengan cara yang meminjam kekuatan sebanyak mungkin orang.}
"Ya tapi, itu terlalu ekstrem untuk melibatkan seluruh orang Zeltis.  Apakah itu tidak baik hanya dengan Himekawa dan yang lainnya di luar? ”
{Awalnya itu juga niat kami.  Namun, itu tidak cukup.}
Aine memotong pembicaraan yang tidak bisa menahan diri.
“Saya mengerti ceritanya.  Tapi, tidak perlu sengaja menampilkan Connective Hybrid kami kepada orang-orang, kan?  Tidak apa-apa untuk hanya memproyeksikannya ke Kejadian! "
Namun Landred menggelengkan kepalanya.
"Tidak.  Saya tidak tahu tentang orang-orang yang memiliki Core, tetapi bagi orang awam untuk berpartisipasi dalam upacara dan memasok kekuatan sihir mereka, bimbingan dari kepala imam diperlukan.  Artinya, ada kebutuhan bagi kalian bertiga untuk menampilkan penampilan Anda.  Tindakan kalian bertiga akan memberikan pengaruh kepada orang lain, mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam upacara. "
Aine menatap udara kosong dengan ekspresi bingung.  Jujur mengatakan, Kizuna juga ingin memegang kepalanya.
{Satu hal lagi, relay tidak disiarkan di dalam Ataraxia.  Itu sebabnya yakinlah.}
"Aku tidak bisa tenang sama sekali!"
Aine berteriak dengan suara yang akan menangis.
Landred tersenyum sedikit dan berdiri.
"Lalu aku akan menyerahkan sisanya padamu.  Tolong ...... menyelamatkan nyawa negara dan orang-orangku. ”
Meninggalkan kata-kata itu di belakang, sosoknya menghilang di balik tirai.
{Sistem proyeksi semuanya hijau.  Mulai Connective Hybrid.}
“…… Roger.”
Kizuna berhenti memikirkan hal yang tidak perlu dan berkonsentrasi untuk melakukan Connective Hybrid.  Di dalam pencari kamera, Aine dan Grace duduk dengan wajah gugup.
‘――Pertama saya harus melonggarkan ketegangan mereka.’
“Aine, ekspresimu keras di sana.  Bersantai."
"Bahkan jika kamu mengatakan itu padaku ... semua warga negara menonton rekaman ini, kamu tahu?  Jangan bertanya sesuatu yang tidak masuk akal. "
Aine menjawab dengan wajah pucat.  Tapi Kizuna ingat tentang ketika mereka melakukan Climax Hybrid sementara Reiri dan Kei menonton.
‘―― Rasa malu dan gairah adalah dua sisi dari koin yang sama.  Jika aku bisa memanfaatkan ini dengan baik untuk membuatnya dalam mood ……. '
Untuk saat ini, Kizuna mengarahkan kamera ke Grace.
"Aku ingin tahu ... apakah sesuatu seperti pengenalan diri sekali lagi oke?"
Grace membuat wajah tidak senang, tetapi dia membuka mulutnya dengan enggan.
"Aku adalah puteri kedua Kekaisaran Vatlantis, agen pelaksana kaisar saat ini Grace Synclavia."
Pipinya agak merah.  Tubuhnya juga sedikit berkeringat, tubuhnya gelisah gelisah.
"Apakah kamu merasa tidak sehat?"
Kizuna menyikat rambut merah jambu itu dan menempelkan tangannya di dahinya.
"Hyaanh!"
Tubuh Grace bergerak-gerak.
"Kamu, kamu, oke, Grace?"
Aine juga menatap Grace dengan cemas.
"Kamu, ya.  Baru saja, karena nektar telah diminum ...... tubuhku terasa panas. ”
Kizuna juga sama seperti itu.  Kemungkinan besar nektar masuk ke dalam tubuh Grace dari suatu tempat selain dari mulut.  Tidak ada keraguan bahwa dia merasakan efek yang sama dengan Kizuna karena itu.
"Tentu saja rasanya agak panas."
Kizuna meletakkan kamera untuk saat ini dan mulai melepas seragamnya.  Mata Aine dan Grace dicuri oleh tubuh telanjang Kizuna yang secara bertahap terbuka.
“Ou …… ini ……”
Tenggorokan Grace menelan ludah.
Ketika Kizuna hanya memiliki celana dalam yang tersisa, dia sekali lagi mengambil kamera di tangannya dan meletakkan bingkai pada Grace.
"Namun ...... Grace terlihat persis seperti Aine ya."
Kata-kata Kizuna membuat Grace membuang dadanya dengan bangga.
"Betul sekali.  Lagipula aku adalah adik perempuan Nee-sama. "
Kizuna memegang kamera dengan tangan kanannya dan membelai rambut Grace dengan tangan kirinya.
"Mm ...... jangan menyentuhku, begitu akrab."
Bahkan ketika mengatakan itu di mulutnya, dia membuat wajah yang merasa baik seperti kucing yang disikat dengan lembut.  Seperti itu dia membelai telinganya sebelum tangannya merangkak di lehernya.
"A ...... haan"
Dia menekuk lehernya dengan erotis.
"Bukankah kamu lebih erotis dari kakak perempuanmu?"
"Hm?  Kufufu, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa bahkan jika kamu menyanjungku kamu tahu, raja iblis. "
Ketika dia menyadari, Aine di sebelahnya melotot dengan tatapan menakutkan.  Tampaknya kakak perempuan itu akan sangat marah ketika dia memuji adik perempuan itu terlalu banyak.  Ada kebutuhan untuk menyatukan perasaan tiga orang di Connective Hybrid.  Dia harus memperhatikan keseimbangan dengan Aine.  Kebetulan
――,
"Aah ...... tentang itu, aku bertanya-tanya apakah kamu bisa berhenti memanggilku raja iblis."
"Hm?  Lalu aku harus memanggilmu apa? ”
"Mari kita lihat ... yah panggil aku seperti biasa, Kizuna atau apalah ......"
"Sesuatu seperti ... Nii-sama."
Dia bisa mendengar gumaman samar.  Ketika dia melihat, ada Aine yang menjadi bit sampai telinganya saat dia melihat ke bawah.
"Mu?  Apa arti dari kata [Nii-sama] itu? ”
“Se, begitu, sepertinya Nee-sama versi laki-laki …… semacam?  Ini adalah cara panggilan yang digunakan untuk pria yang lebih tua dari Anda atau sesuatu. "
Dengan pandangan sekilas, Aine mengirim pandangan ke arah Kizuna seolah mencuri pandangan.
"Tidak, Aine.  Dalam situasi ini artinya sedikit— ”
"Kamu punya masalah !?"
"Tidak ada."
‘――Aine-san.  Mengerikan.'
"Hou.  Begitu ya ... kalau begitu, aku akan memanggilmu begitu. "
Aine menunjukkan senyum yang sangat senang.  Bagaimanapun jika ini membuat Aine memiliki suasana hati yang baik, maka ini adalah yang terbaik.
“Lalu, kelanjutannya.  Grace, bisakah kamu tunjukkan dadamu? ”
"Tidak apa-apa.  Nii-sama. "
Grace melepas hiasan bulu yang menempel di dadanya.  Dari bawah itu, payudara imut tapi juga indah untuk usianya muncul.  Tonjolan di bagian atas payudara berada di sisi kecil dibandingkan dengan Aine.  Dan bahkan bagian yang diwarnai merah muda memiliki warna samar dengan area kecil.  Itu adalah payudara yang sangat indah.
Grace membiarkannya lengah dari efek nektar.  Nantinya akan lebih baik untuk membuat Aine minum nektar juga, dia menebak.  Menggerakkan suasana adalah jalan pintas menuju Connective Hybrid.
Kizuna mengambil botol nektar dan menuangkan isinya ke dada Grace.
"Hya ...... apa, apa yang kamu lakukan, Nii-sama."
"Aine.  Mari kita bersihkan nektar Grace bersama-sama. "
Menebak niat Kizuna, Aine dengan takut-takut menyingkir ke sisi Grace.  Dan kemudian, dia menjilat tetesan nektar membasahi payudara Grace dengan lidahnya.
“Haahn!  Ne, Nee-samaa ”
“Nn …… enak.  Ini adalah"
Aine mengangkat wajahnya karena terkejut.  Tampaknya Grace senang bahwa kakak perempuannya senang bahwa dia tersenyum malu-malu.
Kizuna juga menjulurkan lidahnya ke dada sisi lain sambil mengarahkan kameranya ke Aine.  Dia menaruh ujung lidahnya ke ujung dan menjilat.
“Ukuh …… yaa, itu …… yaaaann”
Mungkin dia terlalu merasakannya, kaki Grace berdentang dan berjuang.  Namun Kizuna tidak memperhatikannya dan terus menjilat payudaranya.  Dia mencium tonjolan yang lembut dan mengisap itu meninggalkan bekas.
“Fuh …… ku …… aann, yhaaaah”
Aine dengan lembut meraba-raba payudara di sisi yang berlawanan sambil menjilat dari sisi Grace ke pusarnya seolah-olah mencari nektar yang menetes ke bawah.  Tekstur lidahnya membuat bagian dalam dada Grace bergetar.
"Aine, aku akan menyerahkan peti padamu."
Pipi Aine juga memerah karena minum nektar, dia membuat ekspresi yang sedikit bingung.  Tapi matanya bersinar dalam kefasikan.  Matanya menyipit dan dia mengangguk bahagia.
Aine mendekatkan mulutnya ke telinga Grace.
"Grace ...... kamu lucu sekali."
“Ahn …… Nee-samaa ……”
Aine menaruh telinga Grace di antara bibirnya.  Dan kemudian dia dengan lembut menjilat dengan lidahnya.
“Nfuu!  Ah, aaaaaa …… ”
Tubuh Grace gemetar hebat.  Selama waktu itu Kizuna membelai kaki Grace dengan saksama.  Dia memiliki kaki yang lentur dan ramping.  Tangannya naik dari lutut, merasakan banyak bagian yang gemuk dan lembut.  Dan kemudian, tangannya terangkat ke pangkal kakinya.
Di sana ada pintu rahasia Grace yang tertutup rapat.  Kizuna mengarahkan kameranya ke bagian itu.  Ketika dia berpikir bahwa ini diproyeksikan ke luar, dia merasakan perasaan bersalah.  Selanjutnya tidak ada cut, rekaman itu tanpa sensor.
"A ...... Ni, Nii-sama, tempat itu adalah"
Grace mencoba menutup pahanya, tetapi tubuh Kizuna sudah dipaksa melewati kedua kakinya.
"Ini akan baik-baik saja ... serahkan pada Kizuna."
Aine menggosok payudara Grace sambil menjilati lehernya.
"Uuu, Ne, Nee-sama …… ahn"
Kakinya yang lemas dan lemah terbuka lebar, Kizuna menyentuh tempat rahasia murni Grace dengan jari-jarinya.  Dan kemudian ketika dia membuka jari-jarinya, pintu yang tertutup terbuka, pada saat itu aroma manis melayang dengan lembut.
"A A……"
Tentunya dia merasakan bagaimana tempat yang biasanya disembunyikannya bersentuhan dengan udara luar.  Mulut Grace mengalir keluar.  Kamera mendekat dan bagian yang dibuka dengan jari diproyeksikan.  Dan kemudian, jarinya dimasukkan ke celah rahasia yang tersembunyi.
"Hyaaaauaahan- ♥!"
Grace membungkuk ke belakang seolah-olah dia tersambar petir.  Kesenangan yang ia terima memiliki intensitas yang berada dalam dimensi yang berbeda dengan segalanya sampai sekarang.  Namun dia tidak bisa bergerak dengan tubuh bagian atas dan bawahnya dikendalikan oleh Aine dan Kizuna.
"Tida, tidak, tidak, jangan-, jangan lakukan sesuatu seperti ... kuaaaaaaaaaaaahn!"
Kizuna mengulurkan jarinya dan dengan lembut membelai bagian dalam Grace.  Kebalikan dari Grace yang menolak, tempat itu menyambut jari Kizuna dengan membungkusnya dengan lembut.
“Haah, tidak-!  Kuu …… aaahn!  Ha-, a-, HAaAAhN ”
Grace menggeliat sambil meneteskan air mata dari stimulasi hebat.  Partikel cahaya berenang di dalam matanya dan cahaya kekuatan sihir juga mulai muncul dari tubuhnya.
Aine juga terus menyerang Grace dengan wajah memerah.
"Betapa manisnya ...... Grace."
Dia mencubit ujung runcing payudara Grace dengan satu tangan sementara tangan lainnya membentang di antara pahanya sendiri.
"Mm"
Tubuh Aine juga tersentak dengan kedutan.
Kizuna sedang mengaduk-aduk bagian dalam dengan jarinya sementara dia menekan erat pada tunas kecil sedikit di atas pintu masuk dengan ibu jarinya.
Pada saat itu, cahaya kekuatan sihir dan teriakan keluar dari tubuh Grace.
"NOOOOOOOO-HAAAAaaNNN ♥ AAANaAYAAAAA!"
Wajah ceria dengan air mata menetes kesakitan.  Ekspresi itu benar-benar tertangkap di kamera.
Tubuh Aine juga kaku dan mengejang karena kedutan.
Setelah merekam momen di mana mereka berdua datang, Kizuna membelai wajah Aine.
"Ki, Kizuna ……?"
"Aku minta maaf Aine.  Membuatmu melakukannya sendiri. ”
"A-, apa yang kamu bicarakan aku bertanya-tanya?  Saya, saya tidak benar-benar …… ”
Namun paha Aine basah kuyup dengan noda besar tercipta di atas karpet.  Aine tidak bisa menyembunyikan bagaimana dia menghibur dirinya sendiri dan wajahnya memerah karena kepulan.
Kizuna sekali lagi mengambil botol nektar dan menumpahkannya di tubuh Aine saat ini.
“Kyah!  Ki, Kizuna.  Apa yang kamu lakukan?"
Kizuna memeluk Grace yang sedang berbaring dengan pundaknya naik-turun.
"Grace, kali ini mari buat kakak perempuanmu merasa baik."
Ketika dia menatap Aine dengan mata mabuk, Grace tersenyum dengan heran.
“Seperti yang aku harapkan.  Kali ini aku akan menjadi orang yang penuh kasih sayang pada Nee-sama. "
"Tu, tunggu sebentar ... aaaahn"
Kizuna mengisap payudara kiri Aine, dengan Grace di payudara kanannya.
“Haahn ♥ …… aah jangan, entah bagaimana, aku merasa terlalu banyak …… aaaaanau”
"Payudara Nee-sama ...... itu benar-benar enak.  Ini besar, lembut, bahkan hanya dengan menyentuh itu membuat saya merasa bahagia.  Nii-sama juga seperti itu kan? ”
Grace menatap Kizuna dengan mata terpesona.
"Ya.  Sama sekali.  Terlebih terlihat, menjilati sedikit saja membuat ujungnya membesar dengan segera, itu benar-benar menyenangkan. "
"Iya.  Saya sangat setuju.  Aku cocok dengan Nii-sama dalam hal ini. ”
Berpikir dengan tenang, melakukan pembicaraan ini dengan payudara Aine di antara mereka benar-benar situasi yang tidak dapat dipahami.  Namun, itu adalah fakta bahwa Kizuna dan Grace saling memahami dengan mendiskusikan payudara Aine.
Sementara itu, wajah Aine memerah karena malu yang tak tertahankan dan bibirnya yang mengerut bergelombang.
“Namun Nii-sama.  Orang yang bisa membuat puting Nee-sama menjadi yang terbesar adalah aku. "
“Aku benar-benar tidak bisa mengabaikan itu.  Saya pikir saya yang ada di sini yang bisa membuatnya bertahan lebih baik. "
"Maka itu cocok."
"Yosh, hanya itu yang aku inginkan."
"Kamu ...... kalian berdua ......"
Kesabaran Aine menembus batas.
"Idiot?  Apakah kalian berdua idiot !?  Pertandingan macam apa itu!  Jangan berbicara ―― ahaaan ♥ ”
Mengabaikan amarah Aine, mereka berdua mengisap payudaranya.
"Li, dengarkan ketika aku ...... ta, hyaaann, lakukan, jangan menghisapnya dengan kuat, yaahn"
Keduanya memberikan stimulasi pada payudara Aine dalam persaingan satu sama lain.  Kizuna mengisap payudara sambil merekam penampilan Grace mengisap puting kakaknya dengan tangan kirinya.
"Ge, ya ampun-!"
Aine mengulurkan tangannya ke tubuh Kizuna untuk melawan dan menyelipkan tangannya ke celana dalamnya.
"Uu!  Aine- “
“Ap, apa.  Meski begitu, Kizuna juga, apakah, ini …… sebesar ini! ”
Aine menangkap benda Kizuna dan menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah bahkan ketika matanya terus melayang karena rasa malu yang sangat.  Gerakan itu adalah gerakan yang lembut dan penuh perhatian.
Kizuna sangat berkonflik.
Haruskah dia merekam ini !?  Jujur, itu memalukan untuk merekam dirinya sendiri.  Seperti yang diharapkan, ceritanya berbeda antara merekam orang lain dan merekam dirinya sendiri.  Tapi, memikirkan tujuan kali ini, apakah itu diperbolehkan untuk hal seperti hanya dirinya yang tidak direkam?
"Tidak!  Tidak ada cara yang diizinkan! "
"Ki, Kizuna?"
Aine menunjukkan ekspresi terkejut pada Kizuna yang tiba-tiba berteriak.  Namun Kizuna menurunkan celana dalamnya dan mengarahkan kamera.
"Eh!  Apa yang kamu lakukan? ”
"Saya tidak keberatan.  Lakukan apa pun yang kamu suka Aine. "
Uap mengepul dari kepala Aine, dia lalu menjawab dengan bingung.
“Li, seperti katamu !?  Saya, saya tidak terlalu suka ini atau apa pun, ini hanya daya saing saya-! "
Namun Kizuna menatap lurus ke arah Aine.
‘――Err ...... dengan kata lain, kamu ingin aku menyentuhnya?’
Aine sekali lagi mencengkeram benda Kizuna bahkan ketika dia merasa ingin menangis.
"Uuu ...... sesuatu seperti ini ......... bahkan lebih memalukan ketika aku tercatat melakukan hal semacam ini padaku ......"
Tangan Aine lembut dan terasa sangat enak.
"Fufun, sepertinya ini adalah kemenanganku."
Sementara itu, Grace membelai payudara Aine dengan penuh kasih dan dengan indah mengangkat puting.
"U …… tentu saja, ini luar biasa."
Ujung runcing yang berdiri langsung ke batas sangat bersinar dari basahnya air liur Grace, penampilan itu indah.
“Hueeen …… aku, tidak ingin melakukan ini lagi ……”
Tubuh Aine sepenuhnya merasakannya bahkan ketika berbicara tentang keluhannya.  Gairah Aine terutama dihasut oleh rangsangan pemberiannya kepada Kizuna.
Kizuna juga mengerti bahwa hanya dengan membelai Aine, jauh dari Connective Hybrid, mereka bahkan tidak akan mencapai Heart Hybrid.  Namun dalam situasinya yang perlu memegang kamera, dia tidak bisa bergerak dengan bebas seperti yang dia inginkan.  Setelah berpikir sebentar, Kizuna membelai punggung Aine dengan tangan kanannya yang kosong.
"A ...... HAAaaN"
Aine secara spontan mengeluarkan suara manis dari tulang belakangnya yang dibelai.  Kizuna terus menyikat punggungnya dengan lembut seperti itu sementara tangannya perlahan berkembang di bawah.  Dan kemudian tangannya tiba di pantatnya yang melotot dari pinggangnya, dia kemudian mulai menggosok dengan penuh perhatian.  Dan kemudian tangannya terjepit ke dalam jurang.
"Kyahn!  Jangan, jangan, tempat itu ”
Aine berdiri berlutut untuk melarikan diri.  Tangannya mendorong masuk tanpa penundaan pada waktu itu.  Tangannya menyentuh tempat paling penting Aine dari pantatnya.  Tempat itu panas dan lembab sampai-sampai uap keluar.
"Aine ...... kamu benar-benar basah ya."
“U …… tidak ada ini, kuh!  Aan ”
Setiap kali Kizuna menggerakkan jarinya, suara basah bergema.  Suara itu membangkitkan rasa malu Aine apakah dia menginginkannya atau tidak.
Tetapi untuk mengalihkan perhatiannya dari kesenangan, Aine mengerahkan kekuatannya ke jari-jari yang mencengkeram benda Kizuna.  Dan kemudian, dia mengirim kesenangan Kizuna beberapa kali lebih banyak dari sebelumnya seolah ingin menyerangnya.
Kizuna mengarahkan kamera secara bergantian pada dirinya dan Aine.
"Nii-sama, aku akan mendukungmu."
Grace mengisap puting Aine sambil mengulurkan jarinya ke pangkal paha Aine.  Dia mencubit di titik paling sensitif Aine dengan jari-jarinya.
Pada saat itu, kesadaran Aine terbang kosong.
“♥ !?  …… yaAAAAAAAAAAAAAAAA-! ”
Tubuh Aine berkedut sebagian besar, dia berulang kali kejang-kejang.  Cahaya kekuatan sihir berenang di dalam matanya yang sebagian besar terbuka, cahaya terang meluap dari seluruh tubuhnya.
Pada saat itu, cahaya merah muda menari-nari di udara dari tubuh Kizuna.  Dan kemudian pada saat yang sama, gelombang kesenangan yang disebabkan oleh Aine dilepaskan di tangan Aine.
Aine kehilangan kekuatannya dan jatuh ke depan.  Dia terus kejang bahkan setelah pingsan dan setiap kali pantatnya menggigil.
“Dengan ini …… apakah Connective Hybrid atau semacamnya, sudah berakhir?”
“Pertandingan dimulai dari sekarang.  Untuk menyelamatkan dunia, kita bertiga akan bergegas ke klimaks dalam sekali jalan bersama. ”
“Ngomong-ngomong Nii-sama.  Sebelum melanjutkan ...... ada sesuatu dalam pikiranku sejak beberapa waktu yang lalu. ”
Grace menatap Kizuna dengan wajah ragu.
"Apa itu?"
"Tidak, aku percaya ada hal aneh yang melekat pada Nii-sama di sana."
Di mana dia menatap adalah selangkangan Kizuna.
"Eh !?  Aah, yah ...... tentu ini pasti sesuatu yang belum pernah kamu lihat sebelumnya. ”
Wajah Grace mendekat dengan rasa ingin tahu dan juga ragu-ragu.  Melihatnya, Kizuna menggantung lengannya dan mencatat dari samping.
"Ini benar-benar ...... aneh.  Namun, secara misterius ...... dadaku berdetak kencang. ”
Grace menelan ludah.
“Nn ……”
Aine yang memasuki kondisi mabuk Heart Hybrid mengangkat tubuhnya.  Pipinya memerah, dan matanya yang bersinar dengan tidak sopan menatap lekat-lekat pada benda Kizuna.  Ketika dia menyadari bahwa benda itu kotor oleh cairan Kizuna sendiri, dia naik ke empat dan merangkak ke arah Kizuna.
“Kizuna …… maaf.  Saat ini, aku akan membersihkannya begitu ...... "
Ketika wajah Aine berbaris dengan Grace, matanya yang terpesona bersinar terang.  Lidahnya menjulur dan menjilat benda Kizuna.
"Uu"
Dia berada dalam kondisi yang sudah sensitif.  Kizuna mengeluarkan suaranya secara refleks.
Aine dengan sepenuh hati menjilat cairan yang melekat pada benda Kizuna.  Dan kemudian dia membuka bibirnya dan menelan ujung mulutnya.  Kizuna merekam situasi itu dengan kamera sambil menahan kesenangan.
“Ne, Nee-sama.  Apakah hal itu, sesuatu yang harus ditangani seperti itu? "
Aine menyetujui anggukan sambil masih menjejalkan mulutnya.
"Apakah, begitu ya …… ​​maka aku juga, akan mencoba melakukannya."
Aine memisahkan mulutnya sambil mengeluarkan suara * chupon *, lalu dia menyerahkan tempatnya kepada Grace.  Grace dengan malu-malu mengulurkan lidahnya dan menyentuh ujung yang sebagian besar bengkak.  Dan kemudian dia perlahan menjilatnya.
"Bagaimana, Grace?"
"Rasanya misterius.  Juga, itu adalah perasaan misterius, yang membuat jantung saya berdetak kencang, membuat saya tenang. "
Aine memegangnya di dalam mulutnya sekali lagi.  Dan kemudian dia menyeruput nikmat.
Dan kemudian ketika mulut Aine terpisah, Grace mulai mengisap.  Kizuna merekam dari sudut pandangnya sendiri, penampilan saudara perempuan kaisar Vatlantis menghisap barangnya dengan ramah.
Aine dan Grace terkadang menatap Kizuna dengan benda itu masih ada di dalam mulut mereka.  Ketika itu terjadi, mereka secara alami melihat kamera.  Pandangan itu adalah sesuatu yang sangat meradang yang membuat tulang punggungnya menggigil.  Ketika Aine mengonfirmasi bahwa Kizuna puas, dia sekali lagi berkonsentrasi untuk mengisap dengan lega.
Gambar-gambar yang direkam Kizuna dengan kamera semuanya diproyeksikan di reruntuhan Genesis.  Reruntuhan yang menyerap partikel gambar mulai memancarkan cahaya redup.  Dan kemudian sinar itu masuk ke dalam tubuh orang-orang yang menyaksikan upacara merekam melalui retina mereka, mengubah kesadaran mereka menjadi keadaan mabuk.
Reiri dan Kei dan juga Landred yang menatap rekaman dari dekat, adalah yang pertama menerima pengaruhnya.
"Komandan-sama ...... sekarang, kita juga akan bekerja sama bersama."
Landred menunjukkan senyum menyihir dan memeluk tubuh Reiri dengan erat.  Keempat bukit besar berubah bentuk secara elastis sementara tubuh keduanya terpaku erat seolah-olah menyerap satu sama lain.
“Tu …… tolong tunggu, Ratu …… nn?”
"Re-ri ...... bentuk persalinan mudah ...... luar biasa, nyaman untuk disentuh ......"
Kei memeluk dari belakang dan tangannya yang kecil membelai di sekitar pantat Reiri.
“O, oi, Kei!  Bahkan kamu …… nn, haah ♥ ”
Tiba-tiba keinginan sakarin mendidih dari kedalaman tubuh Reiri.  Itu tidak datang hanya dari ujung jari Landred dan Kei yang terampil.
“Ku …… jadi ini, pengaruh upacara ini …… haaahn!  Tu, tunggu-, aah! ”
Cahaya yang dihasilkan oleh reruntuhan Genesis dengan cepat menundukkan perlawanan Reiri.  Keinginannya tidak akan menang melawan perasaan yang menyenangkan, Reiri dan yang lainnya tertelan ke pusaran kenikmatan.
Himekawa dan yang lainnya yang berada di dalam tenda yang sama dengan Kizuna dan yang lainnya menerima itu dalam pengaruh yang bahkan lebih kuat.
“Aa …… Kizuna-kun, melakukan hal tak tahu malu semacam itu …… nuaah!  –Haaan! ”
Rekaman yang diproyeksikan di dalam tenda membuat mata Himekawa menjadi lembab.
"Menyedihkan.  Sangat iri, ya ampun. "
Yurishia sangat meraba-raba pantat Himekawa, mereka tampak seperti saling berpelukan dari depan.
"Hauu, Yu, Yurishia-san, tolong jangan curahkan amarahmu pada bawahanku-"
"Bahkan Hayuru, sejak beberapa waktu yang lalu ...... nuu, bukankah kamu, meraba-raba payudaraku"
“Karena …… karena, ini.  Ini terasa enak.  Tidak adil, bagi Yurishia-san untuk merayu Kizuna-kun dengan sesuatu seperti ini …… ”
Himekawa tidak bisa memisahkan tangannya dari payudara Yurishia.  Sensasi yang diciptakan dari payudara besar yang sangat berbeda dengan miliknya adalah sesuatu yang sangat menyenangkan yang tidak akan membuatnya bosan.
Di sisi lain dari dua, lima, enam teman sekelas perempuan menempel pada tubuh kecil Sylvia, mereka berulang kali membelai Sylvia sebagai senang, menjilat seluruh tubuh itu dengan rajin.
"Sylvia-chan, lucu sekali ……"
"Lagipula, seluruh tubuhmu manis ...... itu seperti permen."
Tubuh Sylvia menggeliat karena kesenangan yang dihasilkan oleh banyak tangan.
“Funyaa!  Jangan desu.  Semuanya, lakukan sesuatu seperti itu …… HAaahN- ♥ ”
Rekaman mengambang di udara tercermin di mata Sylvia.  Sosok-sosok Kizuna, Aine, dan Grace yang diproyeksikan di Kejadian.  Rekaman itu berubah menjadi cahaya kesenangan cabul yang bersinar ke mata Sylvia yang tidak dewasa.
“Kapten …… Sylvia …… bekerja keras juga desu ♥”
 thumb
Rekaman yang memandu orang-orang yang melihatnya dalam keadaan mabuk sedang dikirim ke semua terminal gambar kota Zeltis.
Semua orang yang menonton rekaman itu memiliki hati yang dicuri oleh tokoh-tokoh yang cantik dan cabul.
Di antara orang-orang itu, kapten pasukan penjaga pasukan Leon Hyakurath dan kapten pasukan Tigris Mercuria juga termasuk.  Keduanya menatap bersama pada upacara rekaman di dalam kamar Hyakurath di dalam kastil kekaisaran.
"Hei, ini Ainess-sama dan Grace-sama benar ......"
"Ya ...... keduanya, benar-benar, cantik ...... bernafsu."
Ketika mereka melihat rekaman itu, bagian dalam dada mereka menjadi panas.  Dan kemudian perasaan yang telah disembunyikan sampai sekarang tiba-tiba meluap.
Mercuria memeluk bahu Hyakurath.
"Eh ...... Mercuria?"
Bahkan ketika kebingungan, Hyakurath dipeluk dalam lengan Mercuria tanpa perlawanan.
"Hyakurath ...... selama ini, aku ........ tentang dirimu"
Mercuria menjarah bibir Hyakurath.  Dan kemudian dia meraba payudaranya yang lembut.  Hyakurath menunjukkan sedikit perlawanan, tetapi matanya segera menjadi lembab dan dia mempercayakan tubuhnya pada Mercuria.
Partikel cahaya berkilau cahaya diciptakan dari tubuh keduanya.  Cahaya yang seperti cahaya bintang melintasi langit malam dan terserap ke dalam puing-puing Kejadian.
Lampu kekuatan sihir yang serupa muncul dari seluruh Zeltis.  Cahaya yang datang dari tindakan kasih secara bertahap meningkat jumlahnya dan bertemu di atas puing-puing Genesis.
Kizuna, Aine, dan Grace yang diproyeksikan ke reruntuhan berdiri di depan semua orang dan bergegas melewati gunung kesenangan.  Orang-orang Zeltis tergoda dan mengikuti di belakang ketiganya seolah dihasut.  Dan kemudian Kizuna merasakan bahwa tak lama kemudian mereka akan berada di dekat puncak kesenangan.
"Hei, Kizuna ♥"
"Nii-sama ♥"
Para saudari dari Aine dan Grace bersujud di atas karpet dengan pantat mereka terangkat tinggi.  Para saudari kekaisaran Vatlantis sedang menggoyang-goyangkan pantat mereka ke Kizuna.  Pantat menggairahkan Aine dan keledai Grace yang berada di sisi kecil dibandingkan dengan Aine.  Keduanya mulus tanpa noda pada mereka, keledai yang indah dan indah.  Lalu tempat paling penting dari keduanya yang berada di kedalamannya.  Keduanya meletakkan tangan mereka di belakang dan membentangkan kelopak merah muda yang basah dengan embun untuk menunjukkan padanya.  Dan kemudian mereka melihat kembali ke Kizuna, menatapnya dengan tatapan sedih.
"Kizuna …… tolong"
Madu panas bertepi dari sana dengan rakus, menarik tali perak yang menetes ke karpet.  Kizuna meletakkan kamera di atas karpet, lalu setelah memastikan keduanya ditangkap dalam bingkai, dia mengulurkan tangannya ke celah keduanya yang basah.
"Hai Aku!  Aaaaaaaann, fuaaayaaaaaaaaaaaaaa! ”
Jari-jarinya yang menusukkan ke dalam wadah madu yang dipanaskan terasa seperti akan terbakar.  Pada saat itu mereka berdua membungkuk dan mengangkat suara centil yang nyaring.  Kizuna menggeliat jari-jarinya di dalam tubuh keduanya seolah mengaduk molase di dalamnya.
"Aah!  Hyau!  Mmmh, ah, aaah! ”
Suara-suara menawan dari keduanya bercampur satu sama lain.  Suara mereka yang terengah-engah bergema seperti paduan suara.  Daging lembut mereka mengencang erat di jari Kizuna.  Keledai keduanya menggigil karena kejang-kejang.
Bahkan jika dia membuat mereka berdua mencapai klimaks seperti ini, mereka tidak akan mencapai Connective Hybrid.  Kizuna perlahan menarik jarinya.  Keduanya mengarahkan wajah cemas pada Kizuna, seolah bertanya mengapa dia berhenti.
"Aine, Grace.  Berbaringlah di sini. "
Keduanya menaatinya dengan patuh dan berbaring di atas karpet.  Dan kemudian mengikuti instruksi Kizuna, mereka menjerat kaki mereka dan menggosok tempat penting mereka satu sama lain.
"Aa …… mm"
Mereka berdua merasakannya begitu saja, pinggang mereka bergerak secara otomatis dan saling menggosok tempat penting mereka.  Seolah ingin menenangkan gerakan itu, Kizuna mengelus pantat keduanya dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang kamera.
"Ini dia, kalian berdua."
Mata Aine memantulkan cahaya cabul dengan ekspresi senang.
"Ayo …… Kizuna."
Grace juga tersenyum pada Kizuna dengan wajah cabul.
"Nii-sama, bersama ......"
Kizuna mengangguk dan mendorong benda itu ke lembah yang terbentuk dari kelopak bunga keduanya.
“Nn ……”
Kedua saudara perempuan itu mengerang sedikit.
Dan kemudian Kizuna mendorong ke celah yang dibuat dari tempat rahasia Aine dan Grace.
"NAAAAAAAAAAAAH ♥!"
"HAUAAAAAAAAAHN ♥!"
Kedua tubuh mereka membungkuk ke belakang dan mereka mengeluarkan suara centil yang nyaring.
Tempat Aine dan Grace lembab panas seolah-olah uap akan keluar.  Honey meluap dari tempat dia mendorong dan menetes ke bawah.
Daging lunak keduanya adalah menempelkan benda Kizuna dari kedua sisi seolah-olah menahannya di dalam.  Seolah mengatakan bahwa mereka ingin memakan benda Kizuna, kedua tempat mereka menempel erat padanya.  Kizuna sendiri mendorong dan menarik keluar untuk menggosok kelopak itu.
“Naaaaa!  Hahnn!  Ki-, Kizuna, no-, tidak, don'taaaaaan! ’
“Hyaaah!  Ni, Nii-sama-, mmhm, kepalaku semakin aneh ”
Setiap kali dia mendorong, madu melonjak keluar dari tubuh kedua Kizuna yang terciprat, mereproduksi toples madu yang panas membara.  Itu adalah sesuatu yang Kizuna belum pernah alami sebelumnya, kesenangan kelas satu.  Tekstur lembut dan cabul tanpa perbandingan membuat Kizuna merasa pinggulnya akan meleleh.
Sensasi itu terasa seperti menusuk di dalam Aine.  Dan itu juga seperti dia berada di dalam Grace juga pada saat yang sama, dia merasakan ilusi seperti itu.
Seolah-olah dia sedang menginjak-injak bagian dalam dua saudara perempuan Aine dan Grace secara bersamaan, kesenangan dan euforia yang jauh dari perasaan realistis.  Kesenangan hebat akan memanggang otak Kizuna.
Naluri menggerakkan tubuhnya, dia memakukan pinggangnya, suara kulit dan kulit yang menabrak bergema.
"Aah, fuah, Kizuna-, i-, rasanya, goo- ...... nhoooooo -"
“Jangan, aku, hauuu!  Disana ada, tidak bagus …… aaaaaaaaa! ”
Keduanya mempercayakan tubuh mereka pada kesenangan dengan ekspresi meleleh.  Saat ini di saat ini, apakah itu nasib dunia, posisi sebagai kaisar, semuanya benar-benar terpesona.  Yang ada hanyalah tubuh mereka bertiga, hati mereka yang bersatu, dan kemudian kesenangan yang mereka bagi bersama.
Tubuh ketiganya mulai mengguncang.
"Tidak-, tidak ada lagi ... ah, aaaa-aku, terbang ...... AAAaaAAA!"
"Aku-, aku juga, aahn, aku melayang, mengambang, di suatu tempat ...... nh-, Tidaaaaaaaak!"
Kizuna juga ada pada batasnya.  Memobilisasi semua kontrol diri yang tersisa, ia memulai jendela mengambang dan mengkonfirmasi status Genesis.
Apa yang Kizuna lihat di sana, adalah pusaran cahaya yang luar biasa melingkari Kejadian.  Adegan itu seperti topan kekuatan sihir dengan Genesis sebagai pusatnya.  Sumber dari lampu-lampu itu adalah cahaya dari kekuatan kehidupan yang meningkat dari seluruh Zeltis.
Semua warga menggabungkan kekuatan mereka dan menghasilkan kekuatan sihir, inilah hasilnya.
"Kita bisa melakukan ini !!"
“Kita pergi bersama!  Kekuatan cinta semua orang, bagikan kepada kami !! "
Kizuna memeras sisa kekuatannya.
Dan kemudian dia memakukan pinggangnya dengan sekuat tenaga.  Aine dan Grace, Kizuna sendiri mencapai hingga bagian terdalam dari tubuh keduanya.  Menyebarkan area terdalam dari keduanya, ia menerobos dinding kesabaran dan kesadaran dan penalaran.
Pada saat itu, tubuh ketiga didorong oleh kesenangan luhur.
"FUAAAAAA ♥ AaaAAAAaaAAAiINuAAAANANNNNN- ♥ !!"
"NOOahNNNa ♥ hiIIIINNNNNNNaAAAAAAAAAAAAA ♥ !!"
 jempol
Arus listrik mengalir di depan mata mereka, pandangan mereka berwarna putih.
Kecerahan luar biasa meningkat dari Kizuna dan yang lainnya ke langit.  Kecerahan itu menjadi satu dengan pusaran di sekitar Genesis dan memfokuskan semua lampu kekuatan sihir ke arah Genesis.  Seolah-olah cahaya yang lahir dari Kizuna dan yang lainnya berusaha untuk kembali ke Kizuna dan yang lainnya di dalam rekaman.
Reiri yang terjerat dengan Landred dan Kei dalam pakaian terbuka berpose menatap Kejadian yang semakin cerah.
"Kamu melakukannya …… ​​Kizuna."
Ketika dia melihat arlojinya, masih ada tiga menit lagi sebelum prediksi itu runtuh.
‘―― Pada akhirnya, apakah kita berhasil?’
Reiri menatap puing-puing Genesis dengan napas tertahan.
“!!  Itu bergerak! "
Reruntuhan Genesis berubah bentuk menjadi sekelompok cahaya.  Dan kemudian cahaya itu mengempis dan mulai bergetar, seolah mengumpulkan kekuatan.
"Ini adalah……"
"Re-ri."
Kei datang di samping Reiri dan menggenggam lengan bajunya dengan cemas.
Pada saat itu, Genesis tiba-tiba mengeluarkan pancaran ledakan.  Seolah menembus batasnya, cahaya kekuatan sihir diluncurkan ke langit.
Menatap cahaya yang melintas dengan kecepatan luar biasa, Landred menghela nafas kagum.
"Sungguh luar biasa ...... bagi saya untuk dapat menyaksikan keajaiban semacam ini dalam hidup saya."
Reiri juga menatap jalan cahaya itu dengan mata menyipit.
"Keajaiban ...... huh."
Tak lama pilar cahaya yang membentang ke langit mencapai langit yang retak.  Dan kemudian, seperti itu seluruh langit didorong dengan kuat.  Momentum itu tidak berhenti, ujung cahaya dan langit juga, mereka naik dengan kecepatan yang mereka tidak bisa menilai apakah mereka menjadi lebih jauh atau tidak.
Ujung cahaya yang membentang ke langit tiba-tiba menyebabkan ledakan besar.  Cincin cahaya menyebar, melukis langit yang retak.
"Langit berbintang adalah ……"
Reiri secara spontan berbisik.
Dari dalam kegelapan hitam pekat, langit penuh bintang dilahirkan.  Cincin cahaya itu melintasi langit, menyebar tanpa akhir ke mana-mana.
Kemungkinan besar sampai akhir dunia.
Pilar cahaya yang menjulang secara bertahap menjadi gelap.  Apa yang muncul dari bawahnya, adalah pilar dengan desain yang digambar di atas material seperti batu.
Ratu Landred berbicara sambil menghela nafas.
"Ini adalah kebangkitan Genesis ..."
Cahaya kekuatan sihir mengalir melalui permukaan yang bersinar indah.  Pilar itu berbeda dengan penampilan Genesis yang berdiri tepat sebelum ini.  Penampilan tenang itu tidak memiliki kekotoran atau retakan di atasnya, kemungkinan ini adalah penampilan Genesis pada saat pendiriannya, penampilan aslinya.

Part 2

It was a beautiful night.

A crescent moon was floating like a ship in the sea of starry sky. A streak of light was extending through that world of stars. It was like a bridge that was connected to the heaven, a streak of light extending from the ground.

That was the light of Genesis.

Light of magic power was shining in the black pillar. With the revival of this pillar, all the despair until now was overturned. Not only Vatlantis Empire, but Izgard, Baldein, and all the other small countries, all the countries were in the mood of festival right now.

This imperial capital of Zeltis was also not excluded, a full-blown festival was started from the revival of Genesis throughout the night until today. The citizens all opened their stores, drinking and singing in great commotion. Contemporary banquets were starting all over the street. Fireworks were rising to the sky without stopping, acting as the proxy of the happiness of the people. That uproar showed no sign of settling down even when the night came.

Even in the middle of Zeltis that was in such an uproar, there was a place that was the most dazzling and boisterous.

“Everyone― we are still going here―! You guys still have energy left―!?”

Scarlet’s call raised thundering cheers from the audience seats. The vast arena and stand were fully packed with people. It was the Colosseum where death matches was once carried out here. The commemoration event of Genesis’s revival was carried out here.

“Then, next is your long awaited joint corner! This group who in the battle this time, made great effort together with us-!”

Fireworks were launched simultaneously, three girls leaped out from under the stage. They were floating high on the stage, as if dancing in the air. And when they landed, the three made their poses.

“Amaterasu!”

And then the intro song began and the enthusiasm of the Colosseum reached its climax.

Himekawa whispered to Yurishia and Sylvia still with a smiling face.

“Say……even though the battle ended already, why are we still doing this kind of thing?”

“……Actually, Sylvia is also questioning this desu.”

When the three glanced at the wing of the stage, Marisu was making a thumbs up with a broad smile.

Yurishia sighed and spoke in resignation.

“Well……because this is a celebration. Even if we say that we are quitting here―, it’s just too boorish.”

“For some reason, Sylvia gets the feeling that we cannot slip out desu.”

“Hah! Rather than that please concentrate at the stage! The first line is coming!”

Amaterasu’s beautiful singing voice and their stylish dance began.

“SYLVIA-CHA―N!”

Ragrus was holding a light at the very front seat while sending her cheering. When Sylvia noticed Ragrus, she waved her hand from the stage in response.

Inside the vast arena, there were several paths through the audiences towards the stage. Amaterasu was singing while running towards the next stage. When Yurishia noticed the window at the highest level of the stand, she made a gun shape with her fingers and aimed. And then she made a shooting action before blowing her breath ‘fuh’ as if smoke was coming out from her fingertips.

That window was the VIP room exclusive for Ataraxia. Near the window, Reiri and Kei were staring at that scene with just the right timing. Kei tilted her head and asked with her own voice.

“Hey, Re-ri. I wonder, what did was Yurishia just do?”

“Who knows. Might be just a greeting.”

As though having been liberated from everything, Reiri drank Zeltis’s alcohol directly from the bottle and sighed. There were only Kei and Reiri inside this room. That was why the two of them were relaxing just like when they were in Nayuta Lab.

“Re-ri, new data was discovered from Professor Nayuta’s research lan.”

Reiri separated her mouth from the bottle.

“Is there any new information?”

Kei flipped through the bundle of documents and read up its content.

“To the end, this is just data that Professor Nayuta left behind but……it seemed that there was once males in this world too. At that time the people here did the ceremony like the one left behind in Baldein and they didn’t worry for magic power.”

“Hou, then why there is only females right now?”

“This Atlantis had the sense of value that prioritized the strength of magic power above all. They pursued the strength of magic power too excessively, the people borrowed the power of Genesis and tried to create life……the result, the situation developed into one where nothing but females were born……that is what is written.”

“Why males cannot be born?”

“Because the female is stronger in magic power……that’s it.”

Reiri gulped down the alcohol in her hand and emptied the bottle deliciously.

“I see. Like that finally not even a single man remained……that’s the reason.”

“However, after hundreds, thousands of years passed, the magic power in this world was gradually decreasing……and then finally, malfunction occurred in Genesis.”

“However, if that’s the case then if this world doesn’t attempt to solve the fundamental problem, the same thing will happen all over again won’t it?”

“Perhaps there is no need for that worry. By carrying out the ceremony in a scale as suits the occasion everyday……also, if they don’t manufacture great amount of battleships and magic weapons for the sake of war…”

Reiri let out a long sigh once more.

“Re-ri, you sigh too much.”

“I feel heavy hearted that just when we reach a checkpoint, this time I have to think about returning to Lemuria……to earth and solve about so many problems. That is going to be a disaster.”

“I guess……but, if there is Kizuna and Aine, perhaps we can make it somehow.”

Kei stared at the throne room for the emperor at the other side from the VIP room’s window.

Inside that throne room right now, there were only Aine and Kizuna together.

Zelsione who was always at Aine’s side was hospitalized. Because of that as one of the causes, Grace was extremely busy. Just now she was at Aine’s side, but she exited the room in great hurry because of an emergency business.

“It’s quiet now that Grace is gone.”

“You’re right.”

Aine smiled in amusement.

“But, Aine too will become busy from now on.”

“Yes……I’ve to sign the ceasefire and peace treaty with Lemuria.”

‘――That’s right. The war with AU is already over.’

However the situation over here hadn’t been communicated to the earth side yet. So that no problem would occur again, they had to securely raise a plan and look for a chance for discussion.

“But, the side of earth is also wishing for ceasefire I guess. We will manage somehow.”

Even the war at the Another Universe Conflict unavoidably occurred because of the arising phenomenon which surpassed the comprehension of both sides.

It also wasn’t something unnatural for Vatlantis Empire to deploy magic weapons to earth for exploration. It was like mankind sending unmanned drones to explore another planet. The earth side that attacked first in order to repel the magic weapon was only something natural because of the fear they felt from the arrival of the unknown weapons.

But as the result, the fire of war completely spread due to the defensive reaction of the magic weapons.

“Various things happened but, it will be great if the two worlds can get along from now on.”

Aine too nodded happily.

“That’s right. If from now on the two of us, watch over the two worlds……”

“That’s so……surely it will become like that.”

Kizuna embraced Aine’s shoulder. Aine leaned her head on Kizuna’s shoulder.

“Hey……”

Aine separated her head and faced Kizuna. And then she looked up at Kizuna with moist eyes.

Kizuna too stared at Aine’s eyes.

“Aine……”

The faces of the two approached each other as if being drawn in.

When the other’s face approached near, their eyes naturally closed.

It felt like they could hear each other’s heartbeat.

A sound that was like the rumble of the earth could be heard. That sound which they thought as heartbeat was gradually becoming louder. Before long it greatly vibrated their body. And then a thundering heavy bass sound, like a huge metal rubbing at something.

“――!?”

Both of them opened their eyes and took the stock of the surroundings’ situation.

“What is, this sound?”

The sound instigated their anxiety whether they wanted to or not. They had never heard any sound like this.

No. Before, they had heard this somewhere.

Right, this is a sound that anybody has heard once before.

‘――Another Universe Conflict!?’

“Don’t tell me!”

Kizuna got away from Aine to rush at the window and looked up to the sky.

Over there, there were eerie clouds whirling.

“Kizuna! Let’s go outside.”

Aine opened the window and rushed to balcony connected to the throne room. Kizuna also followed behind in panic. When they came outside, loud stir was also audible from the Colosseum’s audience seats.

“That’s……an Entrance?”

Aine stared at the wall of light floating in the air. It emitted a fierce light, even more than the Entrance they were familiar with.

“An Another Universe Conflic is happening now? ……Why, of all times……”

“Look Kizuna!”

There was a silhouette at where Aine was pointing.

Inside the Entrance that emitted dazzling light, silhouettes of four people were floating.

“That’s……Heart Hybrid Gear?”

It wasn’t really clear from this far, but the silhouettes looked like they were wearing big armor.

Kizuna looked at Aine, Aine nodded even without anything said.

“Eros!”

Kizuna’s body was equipped by jet black Heart Hybrid Gear.

“Zeros!”

And then Aine too had her body clad in white Heart Hybrid Gear, both of them flew above the air of the Colosseum, heading towards the Entrance that newly appeared.

{Kizuna!}

In front of Kizuna, a communication window from Reiri opened.

“Nee-chan! Just what in the world is happening?”

{We still don’t know anything! Don’t let your guard down!}

“Roger!”

When they approached until a distance that was near the Entrance, the figures of the people appearing from there became clear.

There were four people in all.

With female appearances, they were wearing mechanical limbs and wings.

“Those are Heart Hybrid Gears as expected……no, rather than that…”

Kizuna’s heart was greatly ringing.

They were, completely similar.

――With the figure of Nayuta who became a god.

Kizuna and Aine decreased their speed and hovered in the air. They didn’t know how to deal with this. But, nothing would start just from looking on. Kizuna resolved himself and started talking.

“All of you, who are you?”

The four turned to Kizuna’s call.

At that moment, Kizuna felt like his heart would stop. Even though he was just being seen by the four.

――He thought, was he going to be killed?

Greasy sweat suddenly oozed out from his whole body.

The throbbing of his heart was becoming unstoppably fierce.

He became scared to ask one more time, of who they were.

His throat dried, his body was trembling and his voice couldn’t come out. He was merely being overpowered by the presences before him.

The light of the Entrance was dazzling, their appearances couldn’t be understood in detail due to the backlighting. Nevertheless, his body was trembling just by being aware of them being there.

“I see now. Something that must not change was changed, waking up the power that we didn’t expect.”

It was a clear and beautiful voice.

That voice felt like it would make him unintentionally fall in love, as if he would be charmed until his heart. One more voice responded to that voice.

“As far as we are concerned, it has served its purpose. We can only return this world into nothing once more.”

There were only impatience and terror swelling up inside Kizuna.

When he looked at Aine beside him, Aine’s face was pale, she was trembling all over clatteringly.

‘――Aine too is feeling terror instinctually.’

However looking at Aine that was freezing in terror, it conversely made Kizuna recovered his calm.

He had to protect Aine.

Kizuna straightened his back and asked once more.

“Where are you all coming from? If you are Heart Hybrid Gear owners from a country somewhere, tell me who you are affiliated with.”

At that moment the four people inside the light noticed for the first time that Kizuna was a living being they could possibly communicate with.

From among the four, a person went forward.

And then the detail of her appearance became clear for the first time.

That figure was different from Heart Hybrid Gear or magic armor.

It was too beautiful for an armor. It was a work of art that was too sublime.

Right, this was a god.

A god that appeared in the form of a human. Clad in the best of the civilization that mankind had accumulated in hardships, appearing in a sacred castle that was dressed as an armor, a god.

Voluptuously long legs colored by beautiful ornaments. It was like a pillar that supported the sanctuary and also a shield. Solid arm that drew a beautiful curve. It was a spear and a sword to fight the enemy. And then large wings on the back that ruled over the sky. Rather than saying that the luxurious and gorgeous armor was equipped by the woman at the center, there was a sense of unity as if the woman and the armor were one and the same.

And then the woman that was in the center of the huge armor was fitting to be called as a peerless beauty. She was not a little girl like Nayuta, at the very least she looked like the same age or older than Kizuna.

She was a beautiful girl with long blonde hair and blue eyes. The clothes the girl was wearing, and then her armor design, for some reason they resembled the gods of Greece.

That girl opened her glossy beautiful lips.

“We are [Machine GodDeus Ex Machina].”

“……What?”

‘――What? Deus Ex Machina she said?’

“The experiment of this world ended in failure. It’s unfortunate, but it will be erased. Are you a living thing born in this world? Thank you for all your hard work until now.”

One more Deus Ex Machina inside the light spoke in revision.

“That’s not it, Thanatos. It seem that he is an existence of the other world.”

With a scowl on her blond eyebrows, the Deus Ex Machina in Greek style called as Thanatos murmured.

“Is that so……so he is the culprit. Be that as it may, to cause resonance with the Core of another world……this kind of way to use it is outside expectation.”

Thanatos directed her gaze at where Genesis was.

“……In addition, there is the record of an attempt to create the same existence like us.”

Masou Gakuen HxH V07 BW 10.jpg

Nayuta’s appearance flashed in Kizuna’s mind.

“A foolish action of one trying to approach the gods……as expected this world is a failure. It’s better to erase this world and start over once more.”

‘――What is, this uncomfortable feeling.’

Their talk wasn’t in sync with each other. And then, the way they progressed the talk as they pleased made him feel fretfulness and irrationalness.

“Kizuna……they are talking of erasing this world……what does that mean?”

Aine murmured uneasily.

Kizuna too, he was feeling his body trembling. It was the terror and despair that a flesh and blood human felt in front of a fierce beast like a lion. The irrationalness when death was approaching from fire or earthquake even though they didn’t do anything bad.

Fighting his emotion, Kizuna asked back even further.

“You guys……you are saying that you will erase this world?”

“As the creators, we have the responsibility to take care of the failed work.”

Kizuna’s cheek was dripping with cold sweat.

‘Creator.

No way.

These people are the ones Kaa-san talked about?

The ones who created the Cores and Genesis?’

Kizuna asked with a trembling voice.

“Don’t screw around! There are a lot of people living here, in this world! Who will let you guys so easily erase this world just for your convenience!”

Something snapped inside Kizuna.

The limiter of his emotion turned off to drown out the terror that surpassed his limits.

Kizuna faced the Deus Ex Machina and crossed the sky in one go.

Thanatos held out her palm forward to meet him.

‘――!!’

Kizuna’s instinct noticed him of the danger. He flew back from that place as if being struck.

Just in an instant of difference, bundle of light passed through the place where Kizuna was at.

“Wha!?”

The light fired from Thanatos’s hand extended in a straight line. There was the city of Zeltis ahead of it.

‘――STOPPPPPP-!’

Without even time to raise his voice, Thanatos’s radiance impacted the city of Zeltis. Dazzling light that blinded the eye occurred together with a fierce explosion. Buildings were broken into pieces instantly and evaporated. Flame covered the sky and shockwave tore off even the surface, buildings were collapsing one after another. That destructive power smashed even the solid giant castle wall. Gale lifted up the rubbles high to the sky, storm was rampaging wildly.

That destructive power was like the explosion of a nuclear missile. The overwhelming light of violence and slaughter terminated half of Zeltis in one attack.

Kizuna’s eyes were shaking in shock.

“No……way.”

“NOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO-!”

Scream burst out from Aine’s lips.

She clenched her fist and charged the Deus Ex Machina with a scream.

“UWAAAAAAAAAAAAAAA-!”

The ring on Zeros’s back assembled.

“Code Breaker!”

“Aine-!? Ku……Mode Zeros!”

Recovering his chaotic mind somehow, Kizuna invoked Mode Zeros. And then he flew toward the sky where Deus Ex Machina was. The radius effect of Code Breaker was spreading as if to chase behind him. The whirling magic circle captured the four Deus Ex Machina in a flash.

“Break into pieces!”

Aine’s red eyes and her pink hair shined, raising up the output of Code Breaker.

“It’s unfortunate but, you cannot defeat us using that ability.”

“Eh……”

Aine’s expression froze.

“That Core is also something we created.”

Code Breaker’s magic circle broke and vanished.

“No way!?”

“UOOOOOOOOO!”

Kizuna swoop down and rushed at Thanatos’s range instantly. He hadn’t done Kischarge Hybrid, but even so his fist struck with a speed that was worth twice the sound of speed.

‘――!?’

Thanatos blocked Kizuna’s fist with one hand. Even though her lightly lifted hand blocked the attack that Kizuna unleashed with all his might, that hand didn’t even move for a millimeter. She didn’t even feel anything at all from the impact of Kizuna’s fist.

“If you don’t do anything unnecessary, this can end even without the world getting erased.”

‘――Eh?’

At the next instant, his whole body received a terrific impact.

When he noticed, his body had caved into Genesis.

‘――Wha, what, happened? What had she done to me?’

“Shi-…..itt!”

He tried to raise his body, but he couldn’t put any strength. And then at the next instant, Eros broke into pieces.

‘――No way!? The Heart Hybrid Gear, just in one attack!?’

“Kizuna! Are you okay!?”

Aine tried to free Kizuna’s body from Genesis. She seized his arm and pulled him out from the caved in wall.

“Aine, everyone……those guys……are dangerous. Quickly, escape.”

Aine shook her head towards Kizuna’s words while crying. She shouldered Kizuna’s arm and jumped to the air while holding him.

Thanatos’s light pierced Genesis just a hairbreadth later.

“NOOOOOOOOOOOOO-!”

Aine raised a screaming voice. Genesis broke into two, falling down towards Zeltis. The pillar that was collapsing while breaking crushed the imperial castle, destroying the city street and townscape. Gigantic dust clouds rolled up from the collapsing snapped pillar.

Kizuna was staring at that situation dumbfoundedly.

He couldn’t do anything.

He couldn’t reach anything.

‘――This is, the power of god.’

Kizuna’s consciousness was sinking into darkness. Inside his mind, he could hear Thanatos’s voice.

“This world will be eternally――”

That was the last moment of the two worlds, Atlantis and Lemuria.



And then everything returned to nothing.


Translator's Notes and References

  1. Di sini Kizuna pertama kali menggunakan‘ bijih ’untuk‘ aku ’yang pertama sebelum beralih ke‘ watashi ’untuk yang kedua‘ Aku ’
Back to Chapter 4 Return to Main Page Forward to Afterword