Difference between revisions of "Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 1"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 6: Line 6:
 
“…apa-apaan ini?”
 
“…apa-apaan ini?”
   
Hal pertama yang terjadi di pagi hari adalah sebuah rasa gigil menjalari sumsumku ketika mataku melayang ke kata-kata pada halaman itu. Penyebab rasa déjà vu yang tidak mengenakkan ini, tentu saja, garis besar untuk jilid cerita Zaimokuza Yoshiteru-sensei yang selanjutnya, yang dia masukkan ke dalamnya detil yang begitu berlebihan. Apakah itu dapat membunuhnya untuk menyelesaikan jilid yang pertama dulu sebelum memulai jilid selanjutnya?
+
Hal pertama yang terjadi di pagi hari adalah sebuah hawa dingin sedang menjalari sumsumku ketika mataku melayang ke kata-kata pada halaman itu. Penyebab rasa déjà vu yang tidak mengenakkan ini, tentu saja, garis besar untuk jilid cerita Zaimokuza Yoshiteru-sensei yang selanjutnya, yang dia masukkan ke dalamnya detil yang begitu berlebihan. Apakah itu dapat membunuhnya untuk menyelesaikan jilid yang pertama dulu sebelum memulai jilid selanjutnya?
   
 
Ceritanya sama sekali tidak masuk akal, dan ada kejanggalan cerita yang begitu jelas hanya dari garis besarnya saja. Satu-satunya yang kusukai darinya adalah bahwa pemain utamanya adalah seorang pendekar penyendiri.
 
Ceritanya sama sekali tidak masuk akal, dan ada kejanggalan cerita yang begitu jelas hanya dari garis besarnya saja. Satu-satunya yang kusukai darinya adalah bahwa pemain utamanya adalah seorang pendekar penyendiri.

Revision as of 04:59, 22 January 2015

Bab 1: Dan Maka, Hiratsuka-sensei Mencetus Konflik Baru

1-1

Aku menghantamkan setumpuk kertas ke atas meja. Isinya terpenggal-penggal seperti Naskah Laut Mati.

“…apa-apaan ini?”

Hal pertama yang terjadi di pagi hari adalah sebuah hawa dingin sedang menjalari sumsumku ketika mataku melayang ke kata-kata pada halaman itu. Penyebab rasa déjà vu yang tidak mengenakkan ini, tentu saja, garis besar untuk jilid cerita Zaimokuza Yoshiteru-sensei yang selanjutnya, yang dia masukkan ke dalamnya detil yang begitu berlebihan. Apakah itu dapat membunuhnya untuk menyelesaikan jilid yang pertama dulu sebelum memulai jilid selanjutnya?

Ceritanya sama sekali tidak masuk akal, dan ada kejanggalan cerita yang begitu jelas hanya dari garis besarnya saja. Satu-satunya yang kusukai darinya adalah bahwa pemain utamanya adalah seorang pendekar penyendiri.

Mereka yang berdiri di atas semua yang lain adalah, dari definisinya, seorang penyendiri. Pahlawan sejati adalah para penyendiri. Kesendirian adalah kekuatan. Tidak memiliki ikatan pada orang lain berarti tidak ada yang perlu dilindungi. Keinginan untuk melindungi itu pada dasarnya bukan apa-apa selain kelemahan. Achilles, si pahlawan Yunani Kuno, dan Benkei, bhiksu pendekar terkuat, keduanya persis dikalahkan karena mereka memiliki kelemahan. Jika saja mereka tidak memiliki kelemahan, mereka tidak akan diragukan lagi dicatat ke dalam sejarah sebagai pemenang.

Itu masuk akal bahwa seseorang tanpa kelemahan, tanpa beban untuk dilindungi dan tanpa ikatan pada orang lain adalah yang terkuat.

Dengan kata lain, aku adalah yang terkuat.

Settingan sampah yang dipikirkan Zaimokuza itu seluruhnya berkisar pada pendekarnya yang terlalu kuat, sebegitu kuat sampai-sampai dia itu bisa dikatakan hack. Semua yang lain itu sampah, jadi aku menuliskannya dengan tinta merah. Ini. Adalah. Sampah. …nah, semua sudah bagus.

Baru saja sebuah perasaan puas yang menyenangkan muncul pada diriku karena mengerjakan pekerjaanku, adik kecilku Komachi selesai menyiapkan sarapan. Karena kedua orangtua kami sudah pergi bekerja, hanya Komachi dan aku yang tersisa di dalam ruang tamu.

Komachi yang mengenakan celemek meletakkan dua porsi sarapan dengan suara clatter. Jika kamu tanya aku, mengenakan sebuah celemek di atas sebuah tank top dan celana pendek itu benar-benar bukan ide yang bagus. Itu terlihat seperti dia sedang mengenakan sebuah celemek tanpa busana.

Kue scone coklat keemasan dan kopi terbentang di depanku. Oh, dan sebotol selai terjajar di sampingnya. Bau menguggah selera kue scone yang dimasak dengan sempurna dan aroma kopi yang diseduh dengan baik berkumandang dengan indah, memainkan sebuah musikal suite. Selai berbagai jenis itu juga suite (mengerti?) – ini adalah sebuah sarapan Pretty Cure[1].

“Itadakimasu,” kataku.

“Yap yap, waktunya chow chow,” lantun Komachi. “Untukku juga! Itadakimasu.” Kami berdua menepukkan tangan kami bersama dan kemudian menjejalkan kue scone ke dalam mulut kami. “Aku mencoba membuat sesuatu yang sedikit lebih eksotik untuk sarapan hari ini. Kue scone itu Ingrish, bukankah begitu?”

“…apa itu yang dimaksud ‘Ingrish’? Semacam jurus pamungkas baru?”

“Bukan, itu berarti super ala-Inggris-y.”

YahariLoveCom v3-015.jpg

“Kamu serius? Aku pikir sudah pasti maksudmu British.”

“Tidak mungkin, onii-chan. Tidak ada negara yang bernama British.”

“…Inggris merupakan bagian dari Britania Raya, yang dikenal secara internasional sebagai United Kingdom. Jadi gaya-UK berarti British. Hanya sedikit pengetahuan umum untukmu.”

“M-Masa Bodo! Ingrish adalah kata Jepang sekarang! Seperti hebat-o s'lamat siang-o!”

…hebat-o s'lamat siang-o tidak terdengar seperti bahasa Inggris atau bahasa Jepang untukku.

Mengabaikan alasan Komachi yang tidak meyakinkan, aku mengambil susu kental manis. Itu mengingatkanku – kamu bisa mengatakan menaruh susu kental manis ke dalam cangkirmu dan meminumnya dengan gaya Kopi Max itu begitu berala-Chiba, atau Chibash untuk singkatnya. Ketika kita sedang membicarakannya, kamu bisa menyebut sebuah anime bola basket yang latarnya pada masa depan sebagai Basquash.

“Kamu tahu,” kataku, “ketika kamu memikirkan orang Inggris, bukankah teh earl grey yang terpikir?”

“Ya, aku tahu, tapi kamu lebih menyukai kopi, onii-chan. Aku pikir itu akan membuat poin Komachiku naik.”

“Mm. Aku rasa poinmu naik sedikit. Itu bagus bagaimana sebuah sistem poin itu mudah dimengerti.”

Akan lebih bagus lagi jika pilihan “ya” dan “tidak” ditampilkan dengan jelas, sekalian dengan level sayangnya. Tidak akan ada yang namanya kesalah-pahaman jika kamu memilih “tidak” dan kamu bisa jelas-jelas melihat level sayangnya menurun, jadi menyerah bisa menjadi hal yang mudah. Aku bisa menjamin, itu saja bisa menyelamatkan pria-pria malang yang tak terhitung jumlahnya.

Selagi aku mengaduk Kopi MAX (palsu)ku dan mengutarakan jawabanku, Komachi tiba-tiba menjatuhkan kue sconenya. Wajahnya memucat dan seluruh bahunya bergetar.

“O-onii-chan, kamu sedang bertingkah aneh…”

“Huh?”

“Itu aneh! Biasanya kamu akan jengkel dan memperlakukanku seperti seorang idiot ketika aku mengucapkan hal-hal seperti ini. Aku merasakan kasih sayangmu dari sikap acuh tak acuhmu!”

“Dan kamu menyebutku aneh.” Persisnya betapa cepat-tangkapnya dia itu?

“Omong-omong, itu hanya lelucon.”

Begitulah yang dikatakan Komachi, tapi itu mengerikan bahwa aku tidak bisa mengetahui seberapa banyak kata-katanya yang benar-benar sebuah lelucon. Jika adik kecilku itu seorang mesum yang merasa begitu nikmat ketika diacuhkan, maka aku tidak tahu lagi bagaimana berinteraksi dengannya mulai sekarang. Itu mengangguku. Itu terlihat seakan dengan mencercanya setiap hari membuat poinnya meningkat terus menerus. Ada apa dengan kasih sayang saudara yang aneh ini?

“Onii-chan, kamu sedang bertingkah aneh akhir-akhir ini, kamu tahu? Kamu tidak ada ambisi…? Namun, itu normal bagimu. Aku mengerti – matamu terlihat aneh…? Tapi matamu memang seperti itu dari awal. Uh, jawabanmu begitu setengah-hati…? Itu juga kurang lebih bawaan dari lahir. Hm. Yang penting, kamu sedang bertingkah aneh!”

“Antara menghinaku atau mengkhawatirkanku. Pilih salah satu.” Aku tidak bisa menentukan apakah dia menyayangiku atau membenciku. “Omong-omong, akhir-akhir ini cuacanya agak lembab. Itu membuat hal-hal menjadi mudah menyimpang – seperti matamu dan tingkahmu.”

“Ooh, apa yang kamu katakan itu agak benar!”

Tampilan kekaguman Komachi yang sederhana agak mengangguku sedikit. Aku membusungkan dadaku dan terkekeh dengan sombong, tapi ketika aku memikirkannya, dia sebenarnya mengatakan sesuatu yang agak kejam padaku, bukankah begitu?

“Tapi, kamu tahu, itu menyedihkan pada sekitaran bulan Juni,” aku melanjutkan. “Tidak ada hari libur umum, sering hujan, dan agak lembab. Mereka menyebut Juni bulan kesenangan, tapi tidak ada yang menyenangkan darinya. Ada apa dengan itu?”

“Itu tidak keren.”

“B-begitu ya…”

Komachi mengejutkannya seorang juri yang keras. Itu anehnya terasa terkucil ketika sesuatu yang kamu katakan dengan begitu bangganya ditolak mentah-mentah. Aku rasa aku sedikit lebih mengerti perasaan Hiratsuka-sensei sekarang.

Berbicara mengenai Hiratsuka-sensei, Aku sadar aku harus berangkat ke sekolah kira-kira sekarang. Aku akan dihadapkan pada tinju besinya lagi jika aku terlambat. Aku melahap sisa kue sconeku dan menyeruput kopi berala Chibaku.

“Aku harus berangkat sekarang,” teriakku pada Komachi.

“Oh, Aku akan pergi denganmu.” Pipinya digembungkan kue scone seperti wajah tupai, lalu Komachi dengan bersemangat mengganti bajunya. Aku sudah memberitahunya ini sebelumnya, tapi bisakah dia berhenti berganti baju di depanku?

“Aku pergi dulu,” kataku.

Selagi Komachi membuat erangan yang dipanjang-panjangkannya di belakangku, aku berjalan keluar dari pintu dan menuju ke dunia luar, di mana udara panas dan lembab yang khas pada musim penghujan menyelimutiku seperti sebuah gulungan.

Semenjak tur tempat kerja itu, aku tidak pernah mengingat melihat langit biru cerah.


× × ×


Catatan Translasi

<references>

  1. Referensi pada Suite Pretty Cure, serial anime gadis magis yang ditujukan pada gadis remaja. Dan jika kamu tidak mengerti permainan kata Hachiman, suite = sweet.