Difference between revisions of "Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Epilog"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m
 
Line 1: Line 1:
Goncangan memabukan berhenti dan tangan transparan yang membawaku masuk menghilang.
+
Goncangan yang memabukkanku telah berhenti dan tangan transparan yang menarikku telah mengilang jua.
   
Di depan mataku dalah mesih permainan dengan [Kingdom Royale] tertulis padanya.
+
Di depan mataku adalah mesin dingdong yang bertuliskan. [Perebutan Kerajaan].
   
Aku telah kembali ke ruangan hitam. Aku merasa jijik terhadap udara hitam yang menyentuh seluruh tubuhku --- dan ingat.
+
Aku telah kembali ke tempat hitam itu. Aku merasakan perubahan dari udara hitam ini yang merasuki seluruh tubuhku dan aku ingat.
   
Ya. Tangan - tangan transparan itu keluar dari mesin permainan dan menangkapku, dan---
+
Ya. Tangan-tangan transparan itu keluar dari mesin itu dan menangkapku, lalu—
   
"<u>Selamat datang kembali dari pertarungan menuju kematian yang tak berarti itu.</u>"
+
"<u>Selamat datang dari permainan kematian yang tidak berarti itu.</u>"
   
Daiya Oomine, 'Pemilik' dari 'Game of Idleness', berdiri di depan mataku.
+
Oomine Daiya, si 'pemilik' dari 'Permainan Kebosanan', berdiri di depan mataku.
   
"Bagaimana [Pengalaman yg seolah dialami sendiri] itu?"
+
"Bagaimana [pengalaman yang seolah-olah dialami]-mu?"
   
  +
Daiya mengatakannya.
Daiaya bilang seperti itu.
 
   
"itu adalah [Pengalaman yg seolah dialami sendiri]...?"
+
"Itu hanya [pengalaman yang seolah-olah dialami]...?"
   
"Yeah, kamu sebenarnya gak mengalami apa yang terjadi di [Kingdom Royale] oleh dirimu sendiri. bagaimana aku harus menjelaskannya... Benar, anggap seperti mengalami sesuatu seperti memori atau masa lalu dari pemain lain."
+
"Ya, kau sebenarnya tidak merasakan apapun dalam [Perebutan Kerajaan] selama ini. Bagaimana cara jelaskannya...ah, anggap saja kau merasakan ingatan atau yang pernah dilakukan pemain lain."
   
Apa yang ia bicarakan? Memori pemain lain? Tapi kenapa aku melihat memori itu dari sudut pandangku? <!-- DT -->
+
Apa maksudnya? Ingatan pemain lain? Tapi kenapa aku melihat ingatan-ingatan itu dari sudut pandangku?
   
  +
Itu ingatanku sendiri!
Itu adalah ingatanku!<!-- DT -->
 
   
"Tampaknya kamu tak mengerti."
+
"Kelihatannya kau tidak mengerti."
   
"...well, Maksudku, itu sudah jelas aku yang ada di---"
+
"...yah, maksudku, itu jelas-jelas aku yang ada di—"
   
"Itu adalah NPC."
+
"Itu NPC-mu."
   
Daiya menyela.
+
Daiya memotong omonganku.
   
 
"...Hah?"
 
"...Hah?"
   
"Kamu bahkan gak tahu istilah game seperti itu? Denger, orang itu, yang kamu pikir dirimu sendiri, sebenarnya adalah karakter musuh dikendalikan oleh komputer [Kingdom Royale]. Jika itu beneran kamu, kamu akan sulit berada disini sekarang, yakan? Kamu sudah mati dua kali."
+
"Kau bahkan tidak tau istilah simpel dalam permainan? 'Gini, orang itu, yang kau fikir dirimu, adalah karakter musuh yang dikendalikan komputer dari [Perebutan Kerajaan]. Kalau itu dirimu yang asli, kau tidak mungkin disini, 'kan? Itu karena kau mati dua kali."
   
...Aku tidak mengerti. Sebuah NPC punya kekhawatiran yang aku punya dan menderita seperti itu?<!--DT-->
+
...Aku tidak mengerti. NPC memiliki semua rasa kuatir yang kumiliki dan menderita seperti itu?
   
"...Itu bohong! Gak mungkin cara pikir dan tingkahku bisa ditiru seakurat itu."
+
"...bohong! Tidak mungkin caraku berfikir dan tindakkanku bisa ditiru seakurat itu."
   
"Bukankah itu jadi bukti kalau ini adalah 'Kotak' karna ini ''bisa'' melakukannya?"
+
"Bukankah ini bearti kalau itu berasal dari 'kotak' karena itu 'bisa' melakukannya?"
   
"...well, mungkin begitu, tapi..."
+
"...yah, bisa jadi, tapi..."
   
Berpikir tentang itu, Maria gak punya 'Kotak' nya. Pakah itu bisa menjelaskan kalu dia itu NPC??
+
Omong-omong, Maria tidak memiliki 'kotak'-nya. Apa itu juga bisa dijelaskan dengan keberadaannya sebagai NPC?
   
"...tapi untuk tujuan apa kamu melibatkan mereka?"
+
"...tapi untuk apa kamu memasukkan mereka?"
   
"Seperti yang sudah ku ceritakan sebelumnya, 'Game of Idleness' ini adalah 'kotak' yang memaksa orang untuk bermain [Kingdom Royale] agar mencegah kebosanan. tapi [Kingdom Royale] gak akan mulai sampai seseorang mulai membunuh. Dan bagaimana bisa ini mencegah kebosanan kalau gak mulai? Jadi, Pertanyaanku: bagaimana bisa kami membuat yakin kalau seseorang benar - benar membunuh orang lain?"
+
"Seperti yang kukatakan, 'Permainan Kebosanan' ini adalah 'kotak' yang memaksamu memainkan [Perebutan Kerajaan] untuk menghilangkan kebosanan. Tapi [Perebutan Kerajaan] tidak dimulai sampai seseorang mulai membunuh. Dan bagaimana cara agar kebosananmu hilang kalau permainannya tidak dimulai? Jadi, ini pertanyaanku: bagaimana cara kita yakin agar seseorang membunuh orang lain?"
   
Tanpa membiarkanku menyela, dia bilang,
+
Tanpa membiarkanku menyelanya, ia menjawab,
   
"Cukup membuat sistem yang memaksa kamu untuk membunuh."
+
"Buat saja aturan yang memaksamu membunuh."
   
"Bagaimana bisa keberadaan NPC menjamin seseorang akan membunuh?"
+
"Bagaimana keberadaan NPC bisa meyakinkan seseorang untuk membunuh?"
   
"Hanya ada satu pemain di [Kingdom Royale] yang bertarung dalam arti sebenarnya. Orang yang mati jika kalah. Yang lainnya NPC. Ngerti?"
+
"Hanya ada satu pemain dalam [Perebutan Kerajaan] yang benar-benar bertarung. Orang itu mati kalau ia kalah. Yang lainnya hanya NPC. Kau paham?"
   
Aku mengangguk dengan mengerutkan dari .
+
Aku mengangguk dengan serius.
   
"Pemain itu tahu kalau pemain lain cuma NPC. Itu masih sulit untuk membawanya untuk melakukan itu, tapi dia tau kalau yang aslinya masih tetap hidup bahkan jika dia membunuh NPC. <u>Sebaliknya, dia juga tahu kalau hanya dia yang akan mati beneran.</u> Jadi, Aku bertanya - tanya: Bisakah seorang pemain di posisi itu mencegah dirinya membunuh orang lain?"
+
"Pemain itu tau kalau yang lain hanyalah NPC. Masihlah sulit untuk membiat dirinya melakukannya, tapi ia tau kalau orang yang aslinya akan tetap hidup kalau ia membunuh NPC itu. <u>Akan tetapi, ia juga tau kalau ialah satu-satunya yang akan mati.</u> Jadi, kira-kira: bisakah orang yang ada dalam posisi itu tidak membunuh siapapun?"
   
Aku mengingat apa yang Yuuri-san bilang padaku di ronde kedua.
+
Aku mengingat apa yang Yuuri-san katakan padaku di ronde kedua.
   
«Aku gak mau mati!»
+
«Aku tidak mau mati!»
   
Pemain di ronde itu kemungkinan besar dia. Jika dia tahu sepenuhnya tentang keaadaannya, apakah dia bisa pergi sejauh itu? Aku meragukannya. Itu adalah fakta bahwa yang lainnya adalah NPC yang membiarkannya mengambil langkah terakhir, pasti.
+
Pemain di ronde itu pastilah dia. Kalau dia tengah berada di keadaan yang begitu buruk, apakah dia juga juga akaan melakukan itu? Aku meragukannya. Tapi kenyataan kalau mereka semua hanyalah NPC telah membawanya sampai ke jalan terakhir, aku yakin.
   
Nggak, itu lebih jelas di kasusnya Iroha-san. Karna dia tahu kalau dia tidak mau mencuri kesempatan kami, dia menekan perasaannya dan mengakhiri permainan dengan cepat.<!--Gak senang dengan "Mencuri", tapi aku harap maknanya tersampaikan. Ada ide yang lebih bagus?-Kadi-->
+
Bahkan lebih jelas lagi Iroha-san. Karena dia tidak mau memberikan kami kesempatan lagi, dia menahan emosinya dan dengan cepat mengakhiri permainannya.
   
Ketiga ronde itu berjalan dengan berbeda sepenuhnya, cuma dengan mengganti pemain. Ini menunjukan pengaruh berat dari pemain dan membuat jelas bahwa keberadaan pemain benar - benar kunci untuk memulai [Kingdom Royale].
+
Ketiga ronde itu berlangsung dengan berbeda, hanya dengan mengganti si pemain. Ini menunjukkan pengaruh yang besar dari seorang pemain dan menunjukkan kalau keberadaan pemain adalah kunci dari mulainya [Perebutan Kerajaan].
   
"...jadi kenapa Yuuri-san sangat enggan untuk membunuh kami dan menderita seperti itu? Bukankah dia tau kalau kami hanya NPC?"
+
"...jadi kenapa Yuuri-san begitu enggan untuk membunuh kami dan menderita seperti itu? Tidakkah dia tau kalau kami hanyalah NPC?"
   
"Kamu itu sepotong sampah tanpa imajinasi, ya kan? Kamu sadar kalau NPC itu salinan sempuna dari kamu, benar? Pasti, Kamu gak akan mati kalau dia di bunuh. ... tapi cuma sejauh itu."
+
"Kau ini sampah tanpa pikiran, ya? Kau sadar kalau NPC itu tiruan sempurna dari dirimu, 'kan? Memang, kau tidak akan mati kalau si NPC itu terbunuh. ...tapi hanya selama itu."
   
 
"......?"
 
"......?"
   
"NPCmu gak ada bedanya sama kamu. Kepribadian dan yang lainnya juga sama seperti kamu. Bisakah kamu dengan mudahnya memaafkan seseorang yang membunuh keberadaan yang sama denganmu? Atau sebaliknya: apa kamu bisa dengan tenangnya membunuh NPC yang mirip dengan orang lain?"
+
"NPC-mu tidak berbeda denganmu. Sifatnya dan semuanya sama sepertimu. Bisakah kau memaafkan seseorang yang membunuh orang yang mirip denganmu? Atau kebalikannya: bisakah kau dengan tenang membunuh NPC yang mirip dengan seseorang?"
   
Aku menutup mulutku.
+
Aku berhenti bicara.
   
"Kamu tahu jawabannya karna kamu mengalami [Pengalaman yg seolah dialami sendiri], benar? Membunuh NPC sama saja seperti membunuh yang asli."
+
"Kau tau jawabannya karena kau [seolah-olah mengalaminya], 'kan? Membunuh NPC sama saja seperti membunuh orang yang asli."
   
...benar. Diriku yang asli gak ada hubungannya dengan NPCku. Mereka benar - benar sama sepertiku dan mereka dibunuh olehYuuri-san and Iroha-san.
+
...Tepat. Diriku tidak ada hubungannya dengan NPC itu. Mereka hanya mirip dengan diriku dan mereka memang terbunuh Yuuri-san dan Iroha-san.
   
NPC milikku dan aku adalah orang yang sama tapi berada secara terpisah.
+
NPC-ku dan aku memang orang yang sama tapi keberadaannya terpisah.
   
"...Daiya, kamu menyebutkan [Pengalaman yg seolah dialami sendiri] beberapa kali. Apa maksudmu aku secara tidak langsung mengalami apa yang NPC milikku alami lwat mata mereka?"
+
"...Daiya, kamu menyebut [pengalaman yang seolah-olah dialami] beberapa kali. Apa artinya aku secara tidak langsung mengalami apa yang NPC-ku alami dari matanya?"
   
"Yeah, Itu benar."
+
"Ya, itu benar."
   
Jadi aku belum menang ataupun kalah di [Kingdom Royale] sampai titik ini.
+
Kalau begitu aku masih belum menang atau kalah dalam [Perebutan Kerajaan].
   
 
Ini akan diputuskan sekarang.
 
Ini akan diputuskan sekarang.
   
Aku melihat ke mesin permainan di depanku.
+
Aku melihat mesin dingdong di depanku.
   
Kali ini aku akan memulai [Kingdom Royale] dalam artian sebenarnya. Aku akan memulai permainan yang aku tidak akan sembuh dari kematian.
+
Saat ini aku akan memulai [Perebutan Kerajaan] dengan kesadaranku. Aku akan memainkan permainan di mana aku tidak akan kembali dari kematian.
   
 
"Giliranmu."
 
"Giliranmu."
   
"...pemain sampai sekarang kamu, Yuuri-san dan Iroha-san, benar?"
+
"...yang telah memainkannya itu kamu, Yuuri-san dan Iroha-san, 'kan?"
   
"Yeah, apa emang?"
+
"Ya, kenapa?"
   
"dimana Yuuri-san dan Iroha-san sekarang?"
+
"Di mana Yuuri-san dan Iroha-san sekarang?"
   
"Mereka ada di ruangan gelap. Mereka sedang tidur... atau lebih tepatnya, mereka berada di kondisi yang terhenti. kamu bisa menemukan mereka disini, tapi itu tak berguna karna kamu gak bisa melakukan apa-pa untuk mereka. Mereka akan dilepaskan ketika semua enam pemain menyelesesaikan permainan."
+
"Mereka ada di ruangan gelap ini. Mereka tertidur...atau tepatnya, dalam kondisi berhenti. Kau bisa menemukan mereka di sini, tapi percuma karena kau tidak akan bisa melakukan apapun pada mereka. Mereka akan dibebaskan setelah keenam pemainnya menyelesaikan permainan ini."
   
"Semuanya telah selamat sampai sekarang , benar?"
+
"Semuanya berhasil bertahan hidup, 'kan?"
   
"Yeah. Karena mereka menang saat mereka jadi pemain."
+
"Ya. Karena mereka menang ketika mereka pemainnya."
   
"...ingatan dari [Kingdom Royale] tidak akan hilang, aku kira?"
+
"...ingatan dari [Perebutan Kerajaan] tidak akan menghilang, 'kan?"
   
"Yeah, gak akan."
+
"Ya, tidak akan."
   
Aku ingat. karna aku tak mengalaminya sendiri, ini mungkin bukan ekspresi yang benar, meskipun... anyway, aku ingat.
+
Aku ingat. Tapi karena aku tidak merasakannya sendiri, ini mungkin kata yang tidak begitu cocok, sih,...tapi, aku ingat.
   
Mata kosong Yuuri Yanagi.
+
Mata Yanagi Yuuri yang kosong.
   
Ratapan Iroha Shindou.
+
Tangisan Shindou Iroha.
   
Mereka menderita dan terbebani dosa yang tak bisa di perbaiki. Tak peduli apapun yang aku lakukan di Ronde ku, aku tidak bisa menyelamatkan mereka.
+
Mereka berdua menderita dan dibebani oleh dosa sampai mereka tidak bisa bertahan lagi. Tidak peduli apapun yang kulakukan di giliranku, aku tidak akan bisa menyelamatkan mereka.
   
Aku tidak bisa menyelamatkan mereka berdua lagi.
+
Aku tidak bisa menyelamatkan mereka lagi.
   
Aku hanya bisa menyelamatkan diri ku sendiri, seperti yng mereka telah lakukan.
+
Aku hanya bisa menyelamatkan diriku sendiri, seperti yang mereka telah lakukan.
   
...tidak, itu tidak sepenuhnya benar.
+
...Bukan, itu kurang benar.
   
 
"Daiya."
 
"Daiya."
   
"apa?"
+
"Apa?"
   
"<u>Kapan giliran maria</u>?"
+
"<u>Kapan giliran Maria</u>?"
   
Daiya menjawab,
+
Daiya menjawabku,
   
"<u>Setelah kamu</u>."
+
"<u>Setelahmu</u>."
   
  +
Oh, jadi—
Aku mengerti, jadi---<!--DT-->
 
   
---<u>Aku bisa menyelamatkan Maria</u>.<!--DT-->
+
<u>Aku bisa menyelamatkan Maria</u>.
   
Aku melihat ke sekeliling ruangan gelap untuk mencari tubuhnya. Tapi semuanya terhalangi oleh kegelapan yang tak mengenakan, jadi aku hanya bisa melihat sekeliling mesin permainan.
+
Aku mengamati ruangan gelap ini untuk mencari dirinya. Tapi semuanya tersembunyikan kegelapan ini, jadi aku hanya bisa melihat yang ada di sekitar mesin ini.
   
Yuuri-san dan Iroha-san telah memberiku beberapa petunjuk untuk menang. Mereka telah mengajariku bagaimana cara untuk mengalahkan mereka.
+
Yuuri-san dan Iroha-san telah memberiku petunju untuk menang. Mereka memberitauku cara untuk mengalahkan mereka.
   
Tapi itu gak baik untukku.
+
Tapi itu masih belum cukup bagiku.
   
Masalahnya gak peduli apapun maria tidak bisa menang di gma ini. Game ini mewajibkan pemain untuk menipu dan membunuh yang laian, tapi dia tidak bisa melakukan keduanya.
+
Masalahnya adalah Maria tidak bisa memenangkan permainan ini apapun yang terjadi. Permainan ini harus menipu dan membunuh orang lain, tapi dia tidak bisa melakukannya.
   
Dia gak berdaya di 'Game of Idleness'.
+
Dia lemah dalam 'Permainan Kebosanan'.
   
Aku harus menyelamatkannya. Juka tidak, Untukku, dia akan menjadi «Nana Yanagi» lainnya.
+
Aku harus menyelamatkannya. Kalau tidak, bagiku, dia akan menjadi «Yanagi Nana» yang lain.
   
Tapi apa yang harus kulakukan? Bahkan jika aku menang [Kingdom Royale], itu cuma berarti aku selamat dan bukan menyelamatkanMaria.
+
Tapi apa yang harus aku lakukan? Meski aku memenangkan [Perebutan Kerajaan]-nya, itu hanya berarti aku bertahan hidup dan Maria tidak selamat.
   
Benar---ini bukan hanya untuk memenangkan [Kingdom Royale].
+
Ya—tujuanku bukan untuk memenangkan [Perebutan Kerajaan].
   
Ini adalah untuk menghancurkan 'kotak' bodoh ini; untuk menghancurkan 'Game of Idleness'.
+
Untuk menghancurkan 'kotak' bodoh ini, untuk menghancurkan 'Permainan Kebosanan'.
   
"...ada apa dengan tatapan angkuh itu, Kazu?"
+
"...ada apa dengan wajah sombongmu, Kazu?"
   
  +
Daiya menatapku dengan serius saatku membersut padanya.
Daiya mengerutkan dahinya padaku saat aku menatapnya.
 
   
"Kamu gak adil, ya kan, Daiya?"
+
"Kamu curang, ya, Daiya?"
   
"apa?"
+
"Apa?"
   
"Aku ilang kalau kamu tdak adil."
+
"Aku bilang kamu curang."
   
Daiya dengan jelas tidak suka dengan kata-kata itu, seperti yang sudah kurencanakan.
+
Daiya dengan jelas jengkel terhadap kata-kataku, seperti yang kurencanakan.
   
"Kok begitu? aku adalah yang pertama jadi pemain di [Kingdom Royale]. Karna aku tidak bisa bergantung pada [Pengalaman yg seolah dialami sendiri], Sudah jelas kalau aku rugi dan harus mencari jalanku sendiri. Dan kamu masih bilang aku gak adil?"
+
"Kenapa? Aku memainkan [Perebutan Kerajaan] pertama. Karena aku tidak bisa mendapatkan [pengalaman yang seolah-olah dialami], jelas-jelas aku dalam kerugian dan harus mencari jalan sendiri. Dan kau sebut aku curang?"
   
 
"Tujuan kita berbeda."
 
"Tujuan kita berbeda."
   
"apa?"
+
"Apa?"
   
"Untuk ku, menang di [Kingdom Royale] tidak mencapai tujuanku. aku cuma berhasil selamat. Kamu tau kalau tujuanku adalah kembali ke kehidupanku sehari - hari yakan?"
+
"Bagiku, memenangkan [Perebutan Kerajaan] tidak berarti mencapai tujuanku. Itu hanya berarti aku berhasil bertahan hidup. Kamu tau tujuanku itu kembali ke keseharianku, 'kan?"
   
 
"......"
 
"......"
   
"Aku tidak bisa mencapai tujuanku kalau cuma membunuh seseorang di game. jika [Kingdom Royale] benar-benar gam yang hanya bisa berakhir jika aku membunuh seseorang, pastiinya aku tidak bisa memperoleh tujuanku. Dengan kata lain, Aku tak bisa menang. Dan kamu hanya mengurungku kedalam sangkar itu dan menonton kematian takterelakan ku. Bagaimana bisa kamu menyebut itu adil?"
+
"Aku jadi tidak bisa mencapai tujuanku kalau membunuh seseorang di sana. Kalau [Perebutan Kerajaan] memang permainan yang akan berakhir kalau aku membunuh seseorang, maka aku tidak bisa mencapai tujuanku. Dengan kata lain, aku tidak bisa menang. Dan kamu hanya mengunciku dalam kandang dan menonton kematianku yang tak terhindarkan. Kamu fikir itu adil?"
   
Daiya cuma menatapku dengan diam ketika aku menyatakannya. Aku menyembunyikan kekhawatiranku dan menatap balik padanya.
+
Daiya membersut padaku dengan diam saatku nyatakan itu. Kusembunyikan keraguanku dan membalan bersutannya.
   
Keadaan ini cuma bertahan sebentar---tapi kemudian Daiya mulai tertawa.
+
Ini bertahan beberapa saat—sampai Daiya mulai tertawa.
   
"A-apanya yang lucu?"
+
"A-Apa yang lucu?"
   
"Apa yang kamu katakan? Bukankah kamu memulai kontes bertatapan ini untuk membuatku tertawa? Aah, yeah yeah, I lost. Wajahmu benar - benar menggelikan!"
+
"Apa katamu? Memangnya kau ini dalam kontes untuk membuatku tertawa? Aah, ya ya. Aku kalah. Wajahmu sangat lucu!"
   
"...beritahu aku apanya yang lucu!"
+
"...apa yang kamu maksudkan!"
   
"Itu sudah jelas bukan? maksudku, dengan provokasi ini kamu jelas - jelas mencoba untuk memperoleh keuntungan dari ku."
+
"Tentu jelas, 'kan? Maksudku, dengan pancingan itu jelas-jelas kau ingin dapat keuntungan dariku."
   
 
"......Ah."
 
"......Ah."
   
  +
Ia tau maksudku.
Dia tahu.
 
   
"Tolong lakukan itu ketika kamu menjadi ahli seperti Yanagi. Tidak mungkin aku akan jatuh pada kinerja yang jelek . Kamu benar - benar pia bodoh dan menggelikan."
+
"Tolong lakukan itu kalau kau sudah sehebat Yanagi. Tidak mungkin aku bisa dipengaruhi akting payah itu. Kau sangat lucu dan bodoh."
   
"Uh---"
+
"Uh—"
   
  +
Aku gagal—?
Apakah aku gagal---?<!--DT?-->
 
   
Jika Daiya tidak mengganti peraturannya untukku, Aku tidak akan memperoleh tujuanku. Jadi ini jalan buntu?<!--DT?-->
+
Kalau Daiya tidak mengganti aturannya, aku tidak akan bisa mencapai tujuanku. Jadi jalan buntu?
   
Akankah aku---tidak bisa menyelamatkan Maria?<!--DT?-->
+
Akankah aku—tidak bisa menyelamatkan Maria?
   
"Tapi ini tampak menarik."
+
"Tapi ini kelihatan menarik."
   
  +
Kata Daiya.
Daiya bilang.
 
   
 
"......eh?"
 
"......eh?"
   
"<u>Aku akan menerima tantanganmu</u>. Itu yang aku katakan."
+
"<u>Aku terima tantanganmu</u>. Itu maksudku."
   
Tapi aku masih belum paham dan menjatuhkan rahangku.
+
Tapi aku masih belum bisa mengerti dan mulutku menganga.
   
"Disana ada trik tersembunyi untuk mengakhiri [Kingdom Royale] tanpa membunuh siapapun."
+
"Ada cara tersembunyi untuk mengakhiri [Perebutan Kerajaan] tanpa membunuh siapapun."
   
Daiya melanjutkannya tanpa mempedulikanku. Aku berhasil menutuup mulutku lagi dan berkonsentrasi pada pembicaraanku dengan Daiya.
+
Daiya melanjutkannya tanpa peduli padaku. Aku bisa menutup mulutku lagi dan berkonsentrasi pada pembicaraanku dengan Daiya.
   
"Apa kamu ingat apa yang beruang hijau bilang bahwa akan membosankan jika semuanya berubah jadi mumi?"
+
"Kau ingat kata si beruang hijau bahwa membosankan kalau semuanya jadi mumi?"
   
Aku mencoba untuk menelusuri kembali ingatanku.
+
Aku berusaha menggali ingatanku.
   
  +
«BaIKlah - kuHArAp - PertArungan kALIan - mENYenaNGKAn! JaNGAn akHIRI - pErMainannya - deNGan melAkuKan - hAl mEMBOsanKAn - sepERTi - meMBuAT seMUa orAnG jaDI mUMI - OKE?»
«OkAy - AkU MengingInKan DarI - kaLIAn seMua UntUk - peRtaRungAn yANg bagUs! - jaNGaN akhIri- gAme deNgAN - melAkUkaN SesUAtu - yG meMBosAnkaN- sePertI berUBAh - Jadi MuMi Oke seMuANya?»
 
   
  +
Ya, ia mengatakannya.
Yeah, dia bilang begitu.
 
   
"lagi, ini adalah 'kotak' yang melayani untuk mencegah kebosanan. Ronde yang berakhir secara damai tanpa ada apapun yang terjadi itu tidak diinginkan. Aku tidak mempertimbangkan sebuah akhir dimana tak ada orang yang tidak membunuh siapapun, and I also have no interest in such an end. Therefore, Jika sudah pasti tak ada yng membunuh, game akan di paksa untuk berakhir. Jadi, jika semuanya kehabisan makanan dan waktunya tiba, pemain akan di lepaskan seperti itu saja."
+
"Pun, 'kotak' ini ada untuk menghilangkan kebosanan. Ronde yang berakhir tanpa terjadi sesuatu itu tidak diinginkan. Aku tidak memikirkan akhir di mana tidak ada yang membunuh siapapun, dan juga aku tidak punya ketertarikan terhadap akhir yang seperti itu. Jadi, kalau memang tidak ada yang akan membunuh, permainannya akan terpaksa berakhir. Jadi, kalau suplai makanan dan juga waktunya habis, si pemain akan terbebas begitu saja."
   
"Dengan kata lain---"
+
"Dengan kata lain—"
   
  +
"Kau bisa bertahan hidup asal tak ada yang membunuh sampai hari kedelapan."<!--dari hasil translatenya tertulis 'during those eight days', tapi aku pakai 'sampai hari kedelapan', so Ok, right?-->
"Kamu bisa selamat jika gak ada yang membunuh selama delapan hari tersebut."
 
   
Aah, Itu dia.<!--DT-->
 
   
  +
Aah, itu dia.
Itu bisa menjadi landasan bahwa aku bisa menang melawan 'kotak' dan mempertahankan kehidupan sehari - harikuT.<!--DT-->
 
   
  +
Itu bisa jadi bukti bahwa aku menang melawan 'kotak'-nya dan menjaga keseharianku.
"Dan---jika kamu bisa menyebabkan akhir seperti itu, Akan ku hancurkan 'Game of Idleness'. Itu adalah 'adil' yang kau bicarakan, benar?"
 
   
  +
"Dan—kalau kau mendapat akhir yang seperti itu, aku akan menghancurkan 'Permainan Kebosanan'. Itu maksud 'adil' yang kau bicarakan, 'kan?"
"...Sungguh?"
 
   
  +
"...benarkah?"
"Pernahkah aku bohong padamu?"
 
   
  +
"Pernahkah aku berbohong padamu?"
......sangat sering sebenernya.<!--No DT, I guess-->
 
   
  +
......Sebenarnya sangat sering.
Karna ini Daiya, Dia akan memegang janjinya. Gak mungkin orang seangkuh Daiya bakalan menghancurkan janjinya yang sudah jelas tentang Menang atau Kalah.
 
   
  +
Karena itu adalah Daiya, ia akan menjaga janjinya. Tidak mungkin orang dengan harga diri tinggi sepertinya tidak menepati janji yang bersangkut dengan menang atau kalah.
Kemenanganku jadi mungkin.
 
   
  +
Kemenanganku telah jadi mungkin.
tenntu saja, Itu lebih sulit untuk mencegah Daiya, Koudai Kamiuchi dan yang lainnya dari membunuh seseorang. Ketika batas waktunya hampir tiba dan takut akan kematian memburu mereka, seseorang mungkin membuat kesalahan. Ini adalah tugas berat untuk di mencapai akhir dimana tak ada apapun terjadi.
 
   
  +
Tentu, sangat sulit untuk mencegah Daiya Kamiuchi Koudai dan yang lainnya dari membunuh. Ketika batas waktunya mendekat dan rasa takut akan kematian menghantui mereka, seseorang bisa saja membuat kesalahan. Ini adalah tugas untuk mendapat akhir di mana tidak ada yang terjadi.
Tapi tetap saja, Aku harus mencobanya.
 
  +
  +
Tapi tetap, aku harus menerimanya.
   
 
"...Daiya."
 
"...Daiya."
   
  +
Aku menunjuknya dengan telunjukku.
Aku mengarahkan jari tengahku padanya.
 
   
Sejauih ini Daiya menyebut [Kingdom Royale] sebuah «Pertarungan menuju kematian yang tak bererti».
+
Daiya menyebut [Perebutan Kerajaan] sampai sekarang sebagai «pertarungan sampai mati yang tak berarti».
   
Tapi aku membantahnya.
+
Tapi aku menolaknya.
   
Disana masih ada arti. Yuuri-san, Iroha-san dan perjuangan yang lainnya telah mengajariku cara untuk menang melawan Daiya.
+
Ada artinya. Perjuangan Yuuri-san, Iroha-san dan yang lain memberitauku cara untuk menang melawan Daiya.
   
Aku pastinya tidak akan membuat penderitaan semuanya sia - sia.
+
Aku pasti tidak akan menganggap penderitaan seseorang sia-sia.
   
 
"<u>Aku akan menang melawanmu, Daiya</u>!"
 
"<u>Aku akan menang melawanmu, Daiya</u>!"
   
Daiya menyeringai dengan percaya diri dan Menyatakan,
+
Daiya menyeringai dan dengan percaya diri menyatakan,
   
"<u>Benar - benar mustahil</u>."
+
"<u>Sangat mustahil</u>."
   
  +
==Catatan Penerjemah==
 
  +
<references/>
 
  +
  +
  +
<noinclude>
   
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
  +
 
|-
 
|-
  +
| Balik ke [[Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Putaran Ketiga|Putaran Ketiga]]
 
  +
| [[Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Putaran Ketiga|Sebelumnya (Ronde ketiga)]]
| Kembali ke [[Utsuro no Hako to Zero no Maria Bahasa Indonesia|Halaman Utama]]
 
  +
| Lanjut ke [[Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Catatan Pengarang|Catatan Pengarang]]
 
  +
| [[Hakomari (Indonesia)|Halaman Utama]]
  +
  +
| [[Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Catatan Pengarang|Selanjutnya (Catatan Pengarang)]]
  +
 
|-
 
|-
  +
 
|}
 
|}
  +
 
</noinclude>
 
</noinclude>

Latest revision as of 05:37, 16 October 2016

Goncangan yang memabukkanku telah berhenti dan tangan transparan yang menarikku telah mengilang jua.

Di depan mataku adalah mesin dingdong yang bertuliskan. [Perebutan Kerajaan].

Aku telah kembali ke tempat hitam itu. Aku merasakan perubahan dari udara hitam ini yang merasuki seluruh tubuhku — dan aku ingat.

Ya. Tangan-tangan transparan itu keluar dari mesin itu dan menangkapku, lalu—

"Selamat datang dari permainan kematian yang tidak berarti itu."

Oomine Daiya, si 'pemilik' dari 'Permainan Kebosanan', berdiri di depan mataku.

"Bagaimana [pengalaman yang seolah-olah dialami]-mu?"

Daiya mengatakannya.

"Itu hanya [pengalaman yang seolah-olah dialami]...?"

"Ya, kau sebenarnya tidak merasakan apapun dalam [Perebutan Kerajaan] selama ini. Bagaimana cara jelaskannya...ah, anggap saja kau merasakan ingatan atau yang pernah dilakukan pemain lain."

Apa maksudnya? Ingatan pemain lain? Tapi kenapa aku melihat ingatan-ingatan itu dari sudut pandangku?

Itu ingatanku sendiri!

"Kelihatannya kau tidak mengerti."

"...yah, maksudku, itu jelas-jelas aku yang ada di—"

"Itu NPC-mu."

Daiya memotong omonganku.

"...Hah?"

"Kau bahkan tidak tau istilah simpel dalam permainan? 'Gini, orang itu, yang kau fikir dirimu, adalah karakter musuh yang dikendalikan komputer dari [Perebutan Kerajaan]. Kalau itu dirimu yang asli, kau tidak mungkin disini, 'kan? Itu karena kau mati dua kali."

...Aku tidak mengerti. NPC memiliki semua rasa kuatir yang kumiliki dan menderita seperti itu?

"...bohong! Tidak mungkin caraku berfikir dan tindakkanku bisa ditiru seakurat itu."

"Bukankah ini bearti kalau itu berasal dari 'kotak' karena itu 'bisa' melakukannya?"

"...yah, bisa jadi, tapi..."

Omong-omong, Maria tidak memiliki 'kotak'-nya. Apa itu juga bisa dijelaskan dengan keberadaannya sebagai NPC?

"...tapi untuk apa kamu memasukkan mereka?"

"Seperti yang kukatakan, 'Permainan Kebosanan' ini adalah 'kotak' yang memaksamu memainkan [Perebutan Kerajaan] untuk menghilangkan kebosanan. Tapi [Perebutan Kerajaan] tidak dimulai sampai seseorang mulai membunuh. Dan bagaimana cara agar kebosananmu hilang kalau permainannya tidak dimulai? Jadi, ini pertanyaanku: bagaimana cara kita yakin agar seseorang membunuh orang lain?"

Tanpa membiarkanku menyelanya, ia menjawab,

"Buat saja aturan yang memaksamu membunuh."

"Bagaimana keberadaan NPC bisa meyakinkan seseorang untuk membunuh?"

"Hanya ada satu pemain dalam [Perebutan Kerajaan] yang benar-benar bertarung. Orang itu mati kalau ia kalah. Yang lainnya hanya NPC. Kau paham?"

Aku mengangguk dengan serius.

"Pemain itu tau kalau yang lain hanyalah NPC. Masihlah sulit untuk membiat dirinya melakukannya, tapi ia tau kalau orang yang aslinya akan tetap hidup kalau ia membunuh NPC itu. Akan tetapi, ia juga tau kalau ialah satu-satunya yang akan mati. Jadi, kira-kira: bisakah orang yang ada dalam posisi itu tidak membunuh siapapun?"

Aku mengingat apa yang Yuuri-san katakan padaku di ronde kedua.

«Aku tidak mau mati!»

Pemain di ronde itu pastilah dia. Kalau dia tengah berada di keadaan yang begitu buruk, apakah dia juga juga akaan melakukan itu? Aku meragukannya. Tapi kenyataan kalau mereka semua hanyalah NPC telah membawanya sampai ke jalan terakhir, aku yakin.

Bahkan lebih jelas lagi Iroha-san. Karena dia tidak mau memberikan kami kesempatan lagi, dia menahan emosinya dan dengan cepat mengakhiri permainannya.

Ketiga ronde itu berlangsung dengan berbeda, hanya dengan mengganti si pemain. Ini menunjukkan pengaruh yang besar dari seorang pemain dan menunjukkan kalau keberadaan pemain adalah kunci dari mulainya [Perebutan Kerajaan].

"...jadi kenapa Yuuri-san begitu enggan untuk membunuh kami dan menderita seperti itu? Tidakkah dia tau kalau kami hanyalah NPC?"

"Kau ini sampah tanpa pikiran, ya? Kau sadar kalau NPC itu tiruan sempurna dari dirimu, 'kan? Memang, kau tidak akan mati kalau si NPC itu terbunuh. ...tapi hanya selama itu."

"......?"

"NPC-mu tidak berbeda denganmu. Sifatnya dan semuanya sama sepertimu. Bisakah kau memaafkan seseorang yang membunuh orang yang mirip denganmu? Atau kebalikannya: bisakah kau dengan tenang membunuh NPC yang mirip dengan seseorang?"

Aku berhenti bicara.

"Kau tau jawabannya karena kau [seolah-olah mengalaminya], 'kan? Membunuh NPC sama saja seperti membunuh orang yang asli."

...Tepat. Diriku tidak ada hubungannya dengan NPC itu. Mereka hanya mirip dengan diriku dan mereka memang terbunuh Yuuri-san dan Iroha-san.

NPC-ku dan aku memang orang yang sama tapi keberadaannya terpisah.

"...Daiya, kamu menyebut [pengalaman yang seolah-olah dialami] beberapa kali. Apa artinya aku secara tidak langsung mengalami apa yang NPC-ku alami dari matanya?"

"Ya, itu benar."

Kalau begitu aku masih belum menang atau kalah dalam [Perebutan Kerajaan].

Ini akan diputuskan sekarang.

Aku melihat mesin dingdong di depanku.

Saat ini aku akan memulai [Perebutan Kerajaan] dengan kesadaranku. Aku akan memainkan permainan di mana aku tidak akan kembali dari kematian.

"Giliranmu."

"...yang telah memainkannya itu kamu, Yuuri-san dan Iroha-san, 'kan?"

"Ya, kenapa?"

"Di mana Yuuri-san dan Iroha-san sekarang?"

"Mereka ada di ruangan gelap ini. Mereka tertidur...atau tepatnya, dalam kondisi berhenti. Kau bisa menemukan mereka di sini, tapi percuma karena kau tidak akan bisa melakukan apapun pada mereka. Mereka akan dibebaskan setelah keenam pemainnya menyelesaikan permainan ini."

"Semuanya berhasil bertahan hidup, 'kan?"

"Ya. Karena mereka menang ketika mereka pemainnya."

"...ingatan dari [Perebutan Kerajaan] tidak akan menghilang, 'kan?"

"Ya, tidak akan."

Aku ingat. Tapi karena aku tidak merasakannya sendiri, ini mungkin kata yang tidak begitu cocok, sih,...tapi, aku ingat.

Mata Yanagi Yuuri yang kosong.

Tangisan Shindou Iroha.

Mereka berdua menderita dan dibebani oleh dosa sampai mereka tidak bisa bertahan lagi. Tidak peduli apapun yang kulakukan di giliranku, aku tidak akan bisa menyelamatkan mereka.

Aku tidak bisa menyelamatkan mereka lagi.

Aku hanya bisa menyelamatkan diriku sendiri, seperti yang mereka telah lakukan.

...Bukan, itu kurang benar.

"Daiya."

"Apa?"

"Kapan giliran Maria?"

Daiya menjawabku,

"Setelahmu."

Oh, jadi—

Aku bisa menyelamatkan Maria.

Aku mengamati ruangan gelap ini untuk mencari dirinya. Tapi semuanya tersembunyikan kegelapan ini, jadi aku hanya bisa melihat yang ada di sekitar mesin ini.

Yuuri-san dan Iroha-san telah memberiku petunju untuk menang. Mereka memberitauku cara untuk mengalahkan mereka.

Tapi itu masih belum cukup bagiku.

Masalahnya adalah Maria tidak bisa memenangkan permainan ini apapun yang terjadi. Permainan ini harus menipu dan membunuh orang lain, tapi dia tidak bisa melakukannya.

Dia lemah dalam 'Permainan Kebosanan'.

Aku harus menyelamatkannya. Kalau tidak, bagiku, dia akan menjadi «Yanagi Nana» yang lain.

Tapi apa yang harus aku lakukan? Meski aku memenangkan [Perebutan Kerajaan]-nya, itu hanya berarti aku bertahan hidup dan Maria tidak selamat.

Ya—tujuanku bukan untuk memenangkan [Perebutan Kerajaan].

Untuk menghancurkan 'kotak' bodoh ini, untuk menghancurkan 'Permainan Kebosanan'.

"...ada apa dengan wajah sombongmu, Kazu?"

Daiya menatapku dengan serius saatku membersut padanya.

"Kamu curang, ya, Daiya?"

"Apa?"

"Aku bilang kamu curang."

Daiya dengan jelas jengkel terhadap kata-kataku, seperti yang kurencanakan.

"Kenapa? Aku memainkan [Perebutan Kerajaan] pertama. Karena aku tidak bisa mendapatkan [pengalaman yang seolah-olah dialami], jelas-jelas aku dalam kerugian dan harus mencari jalan sendiri. Dan kau sebut aku curang?"

"Tujuan kita berbeda."

"Apa?"

"Bagiku, memenangkan [Perebutan Kerajaan] tidak berarti mencapai tujuanku. Itu hanya berarti aku berhasil bertahan hidup. Kamu tau tujuanku itu kembali ke keseharianku, 'kan?"

"......"

"Aku jadi tidak bisa mencapai tujuanku kalau membunuh seseorang di sana. Kalau [Perebutan Kerajaan] memang permainan yang akan berakhir kalau aku membunuh seseorang, maka aku tidak bisa mencapai tujuanku. Dengan kata lain, aku tidak bisa menang. Dan kamu hanya mengunciku dalam kandang dan menonton kematianku yang tak terhindarkan. Kamu fikir itu adil?"

Daiya membersut padaku dengan diam saatku nyatakan itu. Kusembunyikan keraguanku dan membalan bersutannya.

Ini bertahan beberapa saat—sampai Daiya mulai tertawa.

"A-Apa yang lucu?"

"Apa katamu? Memangnya kau ini dalam kontes untuk membuatku tertawa? Aah, ya ya. Aku kalah. Wajahmu sangat lucu!"

"...apa yang kamu maksudkan!"

"Tentu jelas, 'kan? Maksudku, dengan pancingan itu jelas-jelas kau ingin dapat keuntungan dariku."

"......Ah."

Ia tau maksudku.

"Tolong lakukan itu kalau kau sudah sehebat Yanagi. Tidak mungkin aku bisa dipengaruhi akting payah itu. Kau sangat lucu dan bodoh."

"Uh—"

Aku gagal—?

Kalau Daiya tidak mengganti aturannya, aku tidak akan bisa mencapai tujuanku. Jadi jalan buntu?

Akankah aku—tidak bisa menyelamatkan Maria?

"Tapi ini kelihatan menarik."

Kata Daiya.

"......eh?"

"Aku terima tantanganmu. Itu maksudku."

Tapi aku masih belum bisa mengerti dan mulutku menganga.

"Ada cara tersembunyi untuk mengakhiri [Perebutan Kerajaan] tanpa membunuh siapapun."

Daiya melanjutkannya tanpa peduli padaku. Aku bisa menutup mulutku lagi dan berkonsentrasi pada pembicaraanku dengan Daiya.

"Kau ingat kata si beruang hijau bahwa membosankan kalau semuanya jadi mumi?"

Aku berusaha menggali ingatanku.

«BaIKlah - kuHArAp - PertArungan kALIan - mENYenaNGKAn! JaNGAn akHIRI - pErMainannya - deNGan melAkuKan - hAl mEMBOsanKAn - sepERTi - meMBuAT seMUa orAnG jaDI mUMI - OKE?»

Ya, ia mengatakannya.

"Pun, 'kotak' ini ada untuk menghilangkan kebosanan. Ronde yang berakhir tanpa terjadi sesuatu itu tidak diinginkan. Aku tidak memikirkan akhir di mana tidak ada yang membunuh siapapun, dan juga aku tidak punya ketertarikan terhadap akhir yang seperti itu. Jadi, kalau memang tidak ada yang akan membunuh, permainannya akan terpaksa berakhir. Jadi, kalau suplai makanan dan juga waktunya habis, si pemain akan terbebas begitu saja."

"Dengan kata lain—"

"Kau bisa bertahan hidup asal tak ada yang membunuh sampai hari kedelapan."


Aah, itu dia.

Itu bisa jadi bukti bahwa aku menang melawan 'kotak'-nya dan menjaga keseharianku.

"Dan—kalau kau mendapat akhir yang seperti itu, aku akan menghancurkan 'Permainan Kebosanan'. Itu maksud 'adil' yang kau bicarakan, 'kan?"

"...benarkah?"

"Pernahkah aku berbohong padamu?"

......Sebenarnya sangat sering.

Karena itu adalah Daiya, ia akan menjaga janjinya. Tidak mungkin orang dengan harga diri tinggi sepertinya tidak menepati janji yang bersangkut dengan menang atau kalah.

Kemenanganku telah jadi mungkin.

Tentu, sangat sulit untuk mencegah Daiya Kamiuchi Koudai dan yang lainnya dari membunuh. Ketika batas waktunya mendekat dan rasa takut akan kematian menghantui mereka, seseorang bisa saja membuat kesalahan. Ini adalah tugas untuk mendapat akhir di mana tidak ada yang terjadi.

Tapi tetap, aku harus menerimanya.

"...Daiya."

Aku menunjuknya dengan telunjukku.

Daiya menyebut [Perebutan Kerajaan] sampai sekarang sebagai «pertarungan sampai mati yang tak berarti».

Tapi aku menolaknya.

Ada artinya. Perjuangan Yuuri-san, Iroha-san dan yang lain memberitauku cara untuk menang melawan Daiya.

Aku pasti tidak akan menganggap penderitaan seseorang sia-sia.

"Aku akan menang melawanmu, Daiya!"

Daiya menyeringai dan dengan percaya diri menyatakan,

"Sangat mustahil."




Sebelumnya (Ronde ketiga) Halaman Utama Selanjutnya (Catatan Pengarang)