Sword Art Online Bahasa Indonesia:ME 11

From Baka-Tsuki
Revision as of 13:43, 26 October 2014 by Synthesis13 (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Terjemahan dari Sword Art Online ME 11, Sword Art Online 16.7.

Bagian 1

Asuna mendesah ketika mendekatkan telinganya keatas dadaku.

“Denyutan ini… apakah suara asli yang dibuat jantung milik Kirito?”

“Er……”

Aku membalas setelah sedikit berpikir.

“Bukan, aku juga ingin tahu… denyutan ini mungkin sama dengan denyutan yang dimiliki tubuh asli, tetapi suaranya sendiri adalah efek suara yang dibuat oleh sistem, benar kan…?”

Asuna mengangkat wajahnya setengah marah dan merengut.

“Bukankah itu sama jika suaranya seirama? Jika kamu ingin mengatakan seperti itu, lalu suara yang didengar ketika kamu menelpon seseorang melalui telepon di dunia nyata itu tidak nyata, tetapi hanyalah efek suara dari telepon, benar begitu?”

“…Benar.”

Aku mengangguk dan senyuman kembali ke istriku yang mana meletakkan telinganya kembali ke atas dadaku, mood-nya telah kembali. Dengan kelopak mataku tertutup, pikiranku juga, berlahan meredup ketika aku mendengarkan bisikan lemah dari detak jantungku.

Karena kau kepikiran, aku belum pernah mendengarkan detak jantung seseorang di dunia nyata.

Tentu saja, aku pernah mendengar suara detak jantung beberapa kali, akan tetapi hanyalah efek suara didalam drama televise ataupun film, tetapi yang lebih penting, bukankah itu mungkin untuk mendengar detak jantung orang lain tanpa menggunakan stethoscope? Mungkinkah suara detakan jantung bisa didengar jika seseorang meletakkan telinganya ke dada orang lain seperti yang sedang dilakukan Asuna sekarang ini?

Lebih tepatnya, apa sih sebenarnya detak jantung itu? Suara otot yang saling berkontraksi? Suara katup jantung yang membuka dan menutup? Suara aliran darah…?

…sambil memikirkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, aku berkeinginan untuk mendengarkan suara itu juga—meskipun hanya sebuah efek suara—lalu menempelkan kedua tanganku dibawah lengan Asuna.

“Kyaa, appaaa?”

Dan aku mengangkat Asuna, sosok pendekar pedang wanita ini kebingungan dan menggerutu. Seprei yang menutupi tubuh Asuna kini terjatuh dan kulit telanjangnya, dalam mode Remove All Equipment, sungguh cantik dibawah cahaya sinar bulan; namun untuk menyelesaikan tujuanku, aku membenamkan wajahku diantara dadanya.

“Tidak, tunggu… e-erm…”

Aku memeluk kedua tanganku lebih kencang melawan tubuhnya yang bergerak-gerak.

“Aku meminta untuk mendengarkan detak jantung kan sebelumnya kan Asuna? Sekarang giliranku!”

Begitulah yang aku katakana sebelumnya—

“lalu seharusnya kamu meletakkan wajahmu kesamping, bukannya lurus!”

Setelah berkata seperti itu, kedua tangan Asuna menggenggam erat kepalaku dan memutarnya Sembilan puluh derajat ke kanan.


Hari telah berganti, kini tanggal 25 Oktober 2024, lima belas menit setelah tengah malam.

Tujuh jam telah berlalu dengan cepat setelah Asuna dan aku menikah. Malam suram telah melekat pada rumah kayu yang kita beli di daerah pinggir lantai ke duapuluh dua Aincrad serta suara yang bisa didengar disini adalah suara serangga dan suara ratapan dari serigala yang terdengar jauh diluar sanas (suara tersebut berasal dari suara monster yang tak aktif, «Maroon Wolf», untuk lebih jelasnya).

Jalanan masih ramai bahkan ditengah malam pada kota Algade, dimana kami tinggal belum lama ini, jadi keheningan sama sekalii tak bisa ditemukan—Aku mempertimbangkannya jika sebelum membeli sebuah rumah, tetapi tampaknya kekhawatiranku sungguh tak berdasar. Lebih-lebih, berbaring di kasur ini akan memberikanku sensasi nyaman, sensasi yang jarang ada di dunia nyata. Meskipun itu mungkin jika memiliki seseorang yang mau berbagi kehangatan bersamaku.

Dengan pikiran seperti itu didalam kepalaku, aku memfokuskan telinga kananku, bersentuhan dengan kulit Asuna yang dingin, lembut, putih, lalu terdengar suara dari balik dada Asuna.

Thump, thump, thump.

Suaranya kadang lemah, kadang tinggi; kadang dalam, kadang melengking.

Tinggal dalam Aincrad, tubuh kita sebenarnya adalah sebuah avatar, jadi kehangatan, sentuhan. Rasa, dan semacamnya adalah sensasi palsu yang diciptakan oleh Nerve Gears. Akan tetapi, ada dua sensasi sebenarnya yang sama dengan tubuh kita yang sedang terbaring di rumah sakit dalam dunia nyata. Nafas dan detak jantung.

Seperti yang dikatakan Asuna sebelumnya, detak jantung Asuna yang aku rasakan sekarang ini adalah sama dengan detak jantung asli miliknya. Detak jantung tersebut sedikit cepat… mungkin sekitar delapan puluh detakan per menit?

“…Apa kamu merasa gugup?”

Aku bertanya lembut padanya dan Asuna membalas dengan suara agak sedikit malu karena kepalaku masih berada di dadanya.

“Te-tentu saja. Ini… pertama kalinya buatku.”

“Eh…? Pertama… tetapi kemarin… bukan, sebelum kemarin juga, di kamarku di kota Selmburg, kita…”

Krak.

Dan leherku diputar seratus delapan puluh derajat ke kiri kali ini

“B-Bukan itu yang aku maksud! Aku sungguh-sungguh berkata jika ini kali pertamaku saat aku mengijinkan seseorang mendengar detak jantungku!”

Detak jantung Asuna naik menjadi 100 BPM ketika ia berteriak kencang, jadi aku cepat-cepat mengangguk dalam kepanikantampaknya tindakanku tersebut telah mengakibatkan goncangan yang tak terduga pada sebagian tubuh Asuna.

“Hyan.”

Si pengguna reaper membeku setelah berteriak aneh.

Mungkinkah seorang pemuda yang baru saja menginjak umur enambelas tahun tetap tenang terhadap respon semacam itu ketika bersentuhan langsung dengan tubuh dalam mode Remove All Equipment? Jawabannya adalah ”tidak”.

Aku perlahan membalikkan kepalaku sembilan puluh derajat, lalu aku mengumpulkan kekuatan ke kedua tanganku yang memeluk tubuh Asuna.

Aku tak bisa mendengar detak jantungnya lagi, tetapi detak tersebut tersampaikan padaku. Meletakkan bibirku ke kulit yang tepat berada diatasnya, aku dengan berani menyentuhnya dengan lidahku.

“Aah… tidak, tunggu, ayolah, aku…”

Asuna menolakku, akan tetapi aku benar-benar mendengar perkataannya “kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau” beberapa jam lalu.

Karena itu, aku melanjutkan apa yang sedang aku lakukan.

Bagian 2