Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 5
Bab 5: Masih Sendiri dalam Hutan Rimba, Zaimokuza Yoshiteru Meratap
5-1
Hari Senin. Dalam bahasa Prancis, kamu akan menyebutnya Lundi. Itu dieja L-U-N-D-I. Itu anehnya terdengar mesum, jadi aku tidak akan benar-benar menyebutnya hari yang bahagia dari semua hari dalam seminggu, lebih seperti hari itu hanya akan membuatmu menghela dan berpikir, “Jangan satu minggu sekolah lagi…” Keinginanku untuk mengambil satu hari cuti dari sekolah sekitar sama besarnya dengan keinginanku untuk mengambil satu hari cuti dari kehidupan itu sendiri, tapi itu tidak seperti akan ada orang yang mau menuliskan catatan untukku atau membawakanku selebaran kelas. Itu pasti akan membuat angka kehadiranmu meningkat.
Memikirkan bahwa aku bahkan ingin mengambil satu hari cuti dari sekolah, yang harus kamu bayar dari kantongmu sendiri untuk menghadirinya, itu terlihat masuk akal aku akan mengambil cuti kerja berhari-hari tanpa dibayar. Sebenarnya, tidak, aku tidak mau membuat masalah untuk mereka-mereka disana karena lalai, jadi aku lebih baik membuat keputusan untuk tidak bekerja dari awal.
Meski begitu, bagaimana riajuu-riajuu itu mengatakan hal-hal seperti “Oh men, sekolah itu beeeegitu membosankan! Haha! Aku dengan sengaja meninggalkan buku cetakku saat liburan musim panas dengan tanpa sengaja!” ketika mereka begitu mencintai sekolah? Mereka datang setiap hari. Mungkin mengatakan sesuatu yang tidak benar-benar kamu maksudkan itu adalah apa yang disebut menjadi seorang riajuu itu. Dengan kata lain, berbohong merupakan jalan untuk menjadi seorang riajuu.
Mengarungi jalanku melewati semua keributan dan ocehan-ocehan di sekelilingku, aku berjalan ke dalam ruang kelas, tepat waktu untuk homeroom pagi.
Ada sejumlah koloni yang didirikan di dalam ruang kelas. Ada satu kamp yang terdiri dari riajuu laki-laki dan perempuan dan kamp kedua yang tersusun dari gadis-gadis riajuu yang ingin menjadi teman dengan semua orang. Ada juga para jock yang masuk dalam klub tapi tidak benar-benar bermain dalam olahraga apapun, para otaku, para gadis yang berpikir dunia ini berputar mengelilingi mereka. para gadis pendiam yang tidak membuat keributan apapun. Kemudian disana ada sejumlah kecil para penyendiri. Dan di antara para penyendiri ini ada sejumlah tipe, dan… aku sedang terbawa suasana.
Meeskipun aku baru saja memasuki ruang kelas, semua orang sedang sibuk dalam ocehan mereka dan tidak ada seorangpun yang benar-benar memperhatikanku. Sebenarnya, untuk mengatakan mereka tidak memperhatikanku itu merupakan cara yang agak salah untuk mengatakannya. Akan lebih benar untuk mengatakan mereka hanya tidak peduli.
Menyelip-nyelip jalanku mengelilingi sejumlah pulau yang terletak di dalam kelas, aku berjalan menuju tempat dudukku. Tepat di sebelahku adalah kamp riajuu – dan grup otaku.
Setiap kali mereka dalam sebuah kelompok, orang-orang itu akan mengoceh pada satu sama lain, tapi setiap kali mereka datang ke kelas terlalu awal, mereka akan berkata, “Rekanku masih belum disini…” selagi mereka memain-mainkan ponsel mereka dengan risih dan menjentikkan rambut dari mata mereka, sambil sepanjang waktu melemparkan pandangan-pandangan menyamping ke arah pintu dengan cara yang agak manis untuk ditonton.
Karena kesadaran mereka dengan pertemanan mereka sendiri itu apa yang bisa kamu duga dari otaku, mereka tidak benar-benar berbicara dengan orang di luar lingkaran pertemanan mereka. Mereka tidak akan pernah berbaur dengan grup lain atas kehendak mereka sendiri. Ketika kamu memikirkannya, itu cukup diskriminatif dan terpisahkan dari yang lain.
Singkatnya, kamu mungkin tidak memikirkannya, tapi para penyendiri itu filantropis besar. Tidak mencintai apapun berarti kamu mencintai segalanya dengan sama rata. Sial, hanya menghitung waktu saja sebelum mereka mulai memanggilku Ibu Hikigaya.
Hal pertama yang kulakukan setelah aku duduk di tempat dudukku adalah melamun. Menatap samar pada tanganku, pasti ada pemikiran tidak berguna seperti “Oh ya, kukuku sudah semakin panjang” atau “Hei, Aku sudah selangkah lebih dekat menuju kematian” yang menumpuk satu demi satu. Aku memiliki keyakinan penuh dalam fakta aku sedang membuang-buang waktuku.
Sungguh kemampuan yang tidak berguna…
Catatan Translasi
<references>