Dragon Egg Indo:Bab 154

From Baka-Tsuki
Revision as of 12:59, 3 January 2019 by Karkata (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 154 - Kalau Hari Ini Yang Terakhir

“Guuooo”


Saat aku menguap keras, Ball Rabbit keluar dari pasir.


“pefu….”


Setelah mengucek matanya yang mengantuk dengan telinganya, Ball Rabbit lalu menutupi mulutnya saat menguap.


Telinga itu betul-betul luwes. Apa mungkin itu bukan telinga tapi lengan? Dia bisa memegang pedang menggunakan telinga itu kalau dia mau.


Jam tidur sudah habis.


Aku masih harus berjalan ke kota pelabuhan.


Meskipun Nina bilang bahwa kota pelabuhan itu cukup dekat, aku masih belum juga melihatnya.....


Karena aku nggak mau kehabisan waktu, setidaknya aku ingin memastikan jarak kesana. Aku bertanya-tanya apakah aku harus terbang kesana terbang untuk mencoba mencarinya.


Ngomong-ngomong, Nina saat ini berada didalam mulut Ball Rabbit.


Kami mendapat kesimpulan bahwa ini adalah cara paling aman untuk tidur.


Akan jadi targedi besar kalau aku secara gak sengaja melahap dia saat tidur. Dan juga, aku ini tercemar. Hal itu nggak membuatku gelisah sedikitpun, ya, betulan deh.


Berkat skill [Internal Storage] milik Ball Rabbit, air liurnya gak mengenai Nina, meskipun Nina berada didalam. Memang sih ada sedikit air liur, tapi nggak banyak.


Sepertinya ada dimensi lain didalam perut Ball Rabbit yang bertindak seperti sebuah gudang. Ball Rabbit sendiri bilang kalau nggak ada apa-apa disana. Nina bilang bahwa disana "hangat dan nyaman". Ball Rabbit betul-betul berguna. Aku lebih cocok untuk manusia daripada berada di gurun yang penuh monster ini. Aku iri.


“pepu”


Nina keluar dari mulut Ball Rabbit.


Ball Rabbit memegang Nina menggunakan telinganya dan dengan lembut menurunkan dia ke pasir.


Nina diselimuti cahaya sebentar dan perlahan-lahan bangun. Ball Rabbit memegang dia dengan telinganya saat dia masih setengah bangun.


"Oh, makasih ball-chan."


Nina membelai kepala Ball Rabbit. Mereka berdua betul-betul menjadi sahabat. Tapi sikapnya berbeda saat dengan orang lain.


“guru”


Nina, dimana kota pelabuhannya? Berapa lama lagi untuk sampai kesana?


“……”


Itu bukanlah jawaban. Kenapa, apa ada yang salah?


“pefu….”


Ball Rabbit memejamkan matanya setelah menghela nafas panjang. Karena dia tidak menjawab, apa itu karena dia masih berusaha menerjemahkannya? Dia selalu menerjemahkan pikiranku, jadi mungkin aku telah terbiasa terhadap Ball Rabbit yang melakukannya sepanjang waktu.


Woi, Ball Rabbit, terjemahankan. Apa kau masih ngantuk?


“pefuu”

「Sakit perut, masih ngantuk」


Kemarin dia makan lebih banyak daripada yang biasanya... itu mungkin bagus untuk mengurangi jatah makannya mulai dari sekarang. Kalau dia terus makan sebanyak yang dia mau, aku merasa bahwa lama-kelamaan dia akan menjadi betul-betul nggak berguna.


“pefu! pefu!”

「Bangun! Bangun! penerjemahan dimulai!」


Ooh!…


Dia nggak mau makanannya dikurangi.


“pefu”

「Kotanya, seberapa jauh lagi untuk sampai kesana」


"....Kalau kita pergi sekarang, kurasa kita akan bisa melihatnya hari ini. Seingatku, ada tengkorak besar disebelah sana yang mana artinya kita sudah cukup dekat."


Melihat kearah yang ditunjuk Nina, ada sesuatu seperti sebuah tengkorak dinosaurus tertimbun disana. Mungkin itu adalah tengkorak seekor naga. Aku nggak bisa membayangkan dinosaurus berjalan di gurun ini.


Ukurannya hampir sama denganku.


Aku nggak mau memikirkan bahwa monster dengan jenis yang sama dengan tengkorak itu berleliaran di gurun ini. Tengkorak itu sangat tua dan hampir terkikis oleh pasir, jadi aku akan menganggap bahwa nggak satupun monster seperti ini yang berkeliaran.


Yang bisa kulakukan dalam menghadapi kelabang raksasa dan para semut itu cuma kabur, jadi aku minta nggak ada lagi monster aneh yang keluar.


Kalau begitu... hari ini?


Daripada berjalan, aku bisa mencapai kota pelabuhan itu dengan cepat kalau aku menggunakan [Roll] dengan kekuatan penuh. Setidaknya itulah yang bisa kulakukan untuk Nina. Dan juga, [Spirit Relief] sudah level 7, jadi harusnya itu lebih mudah untuk mendapatkan white magic nantinya.


Aku berencana berlatih [Rest]. Juga ada Ball Rabbit yang sudah memilikinya. Haruskah kami semua berlatih, termasuk Nina juga? Kalau sihir pemulihan bisa digunakan, situasi Nina di kota mungkin bisa berubah. Aku nggak tau apakah aku bisa menguasainya dalam sehari, tapi aku sudah bisa melakukannya meski cuma sedikit, saat aku masih kecil.


Mungkin sihir lemah itu yang lebih mudah diingat, karena itu tidak betul-betul dianggap sebagai sebuah skill. Meski itu berguna dalam kehidupan karena bisa menyembuhkan luka-luka kecil.


“gurua”


Aku harus melakukan sesuatu tentang hal itu secepatnya.


Ball Rabbit, ajari sihir pemulihan padaku dan Nina.


“pefu?”

「Nina juga?」


“gau”


Ya, kupikir itu akan lebih baik untuk mendapatkan sihir pemulihan sebelum Nina sampai di kota pelabuhan. Itu mungkin membuat perlakuan yang dia dapatkan disana sedikit lebih baik, dan aku juga ingin mempelajarinya.


Ball Rabbit membaca pikiranku dan berbalik menghadap Nina.


“pefu”

「Sebelum berakhir, lebih baik mempelajari white magic」


“......Tapi......”


Hmm, kenapa ini terasa nggak sesuai dengan yang kuharapkan....


Kupikir itu adalah ide yang bagus. Kurasa nggak semudah itu untuk mempelajari hal semacam itu.


Kalau mudah mempelajari [Rest], maka semua orang akan memilikinya. Aku nggak punya banyak pengetahuan pada subjek tersebut, jadi mungkin ada perbedaan dalam cara mempelajarinya.


Kelihatan jelas sekarang, aku keterbatasan pengetahuan. Aku cuma punya pengetahuan yang berkaitan dengan dunia lain, tapi aku nggak punya banyak pengetahuan tentang dunia ini. Aku mungkin menutupinya dengan [Inspect Status].... tapi orang-orang biasa dari dunia ini nggak punya sesuatu seperti [Inspect Status]. Aku nggak melihat skill itu pada Milia ataupun orang lain. Dengan perkembangan ini, aku merasa bahwa kemampuan untuk mempelajari skill jauh lebih baik antara aku dan penduduk dunia ini.


Mungkinkah aku mengatakan sesuatu yang aneh?"


"Ni-Nina, tapi... umm...."


Suaranya semakin nggak jelas dan semakin pelan. Aku bahkan bisa melihat bahwa dia mulai menangis. Apa? Apa mungkin dia punya kenangan buruk mengenai sihir pemulihan?


“pefu”


Ball Rabbit bergumam saat dia saling berhadapan dengan Nina.


Apa kau menggunakan [Telepathy] untuk memberitahu dia? Atau dia nggak paham? Mendengar suara Ball Rabbit, Nina mengeratkan bibirnya seolah dia baru saja membuat keputusan yang bulat.


"M-Mohon kerjasamanya!"


Nina dengan cepat menundukkan kepalanya padaku.


Apa, aku nggak betul-betul tau apa yang kau harapkan dariku.


Mungkin ada semacam kesalahpahaman mempertimbangkan aliran percakapan barusan, aku cuma berharap kami berdua mempelajari [Rest] dari Ball Rabbit.


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya