High School DxD (Indonesia):Jilid 20 Parents
Parents
Malam itu—
Setelah mendengar laporan Azazel-sensei, anggota [DxD] berpisah lebih dulu. Lusa, untuk membawa kembali Raiser dan Ravel Phoenix, mereka akan menemui orang yang dijelaskan sebelumnya Maou Ajuka Beelzebub dulu. Sehabis mandi di pemandian bawah tanah besar dengan Asia, Rias mulai berbicara saat mereka berjalan kembali dengan menaiki tangga.
"Ini sangat hebat bahwa Ravel-san dan Raiser-san selamat."
Asia merasa nyaman saat dia meletakkan tangannya di dadanya. Asia, yang khawatir bukan cuma tentang Ravel, tapi Raiser juga, mengatakan itu pada Rias, dia adalah seorang adik imut. Rias tersenyum sambil menjawab
"Eh, itu benar-benar bagus. Meski aku benar-benar percaya onii-sama dan Azazel, aku masih merasa bahwa sesuatu mungkin telah terjadi pada mereka, tapi ketakutanku benar-benar berubah jadi salah."
Iya, kalau kebetulan bahwa hal itu benar.... Tidak ada hal seperti kepastian di dunia ini. Rias juga memahami prinsip ini. Dalam melawan golongan Pahlawan, orang yang paling dicintai Rias — Hyoudou Issei telah kehilangan tubuhnya. Kalau dia mengingat peristiwa pada saat itu, hal itu bisa dianggap sebagai keajaiban bahwa ia selamat. Awalnya, kalaupun ia mati, itu akan dimengerti. Tapi, sesuatu seperti itu terjadi lagi. Itu bisa saja mungkin untuk Raiser dan Ravel telah berakhir di hasil terburuk, mungkin. Jadi ketika mereka menemukan bahwa mereka selamat, mereka benar-benar merasa bahagia dari dasar hati mereka. Toh, sehubungan dengan Raiser, dia ingin mengalahkannya dalam Rating Game profesional. Adapun Ravel, sebagai manajer Ise juga, dia memiliki tekad yang sempurna dalam dirinya. Kalau ia tidak punya Ravel, Ise juga tidak akan mampu maju dengan lancar untuk mewujudkan impian dan ambisinya.
Bagaimana bisa dua orang itu berakhir dengan Maou Ajuka Beelzebub? Berita saat ini rahasia, dan hanya sejumlah kecil orang tahu tentang ini, bahkan tidak semua Iblis kelas atas tahu tentang ini. Dan ada satu hal yang mendorong perhatian lebih lanjut. —Keberadaan sang Juara, Diehauser Belial. Kaisar Belial dengan jelas menghilang bersama dengan Phoenix bersaudara. Kenapa hanya ada berita tentang Phoenix bersaudara? Kemanakah persisnya Kaisar Belial pergi? ...Misteri ini masih belum terpecahkan. Masih tetap menjadi bayangan kerusuhan di hati Rias. Dia mengerti bahwa kerusuhan ini mungkin menunjuk ke arah yang buruk. Ketika Cao Cao dari golongan Pahlawan memanggil Samael, ketika mereka pergi ke golongan Tepes, selalu ada perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata; pada akhirnya, hasilnya adalah tragis setiap kali. Justru karena ini, ia memiliki firasat tidak menyenangkan.
Setelah berjalan menaiki tangga, untuk mengambil minuman dari kulkas, Rias dan Asia berjalan menuju ruang tamu.
"Ara, bukankah itu Asia-chan dan Rias-san."
Haha-ue Ise mengutak-atik sesuatu di meja ruang tamu.
"Kami baru saja keluar dari kamar mandi. Kalau aku boleh bertanya, apa yang Anda lakukan, haha-ue-sama?"
Rias dan Asia bergerak lebih dekat untuk melihat dengan rasa ingin tahu–
"Ini dia, albumnya."
Haha-ue Ise kemudian mengambil dan membuka buku untuk diperlihatkan pada Rias dan Asia.
"Wow, ini album foto."
Haha-ue Ise meletakkan meja ruang tamu yang penuh album foto, dan menampilkan foto masa kecil Ise.
"Ah, itu Ise. Aku juga sudah menunjukkannya pada kalian sebelumnya."
Mereka telah melihatnya sebelumnya di kamar Ise, sebelum insiden di mana mereka diserang oleh Kokabiel. Pada saat itu, mereka kebetulan jadi terlalu bersemangat melihatnya. Rias dan Asia duduk di sofa, masing-masing mengambil sebuah album untuk memahami foto masa kecil Ise. Sebelumnya, mereka terlalu bersemangat tentang itu, dan mereka bahkan tidak menyadari bahwa masing-masing dari album foto memiliki judul yang berbeda. Mereka mengatakan hal-hal seperti [Issei, Pertama_____].
"Anda benar-benar mencatat setiap langkah kecil dari Ise tumbuh ke dalam."
Ujar Rias dengan tenang sambil tersenyum lembut.
"...Ini adalah putra kami seorang. Tidak peduli apa, bagi kami, Ise adalah putra kami yang lucu. Itulah sebabnya kadang-kadang aku melihat foto-foto masa kecil ini, pada waktu itu, ia sangat lucu."
Kata-kata dari haha-ue Ise membuat Rias dan Asia merasakannya. –Ise yang sangat dicintai oleh orang tuanya. Ini bisa dirasakan tidak hanya dari bagaimana haha-ue 'nya tersenyum saat ini dan tidak hanya dari banyak album foto dia miliki; mereka benar-benar bisa merasakan seberapa dalam haha-ue Ise menyayangi dan memperhatikan Ise. Tiba-tiba, tangan haha-ue Ise berhenti saat melihat foto tertentu.
"Ah – yang satu ini."
Baik tatapan Rias dan Asia memfokuskan pada foto yang haha-ue Ise tunjuk. Itu Ise di sekolah dasar. Dia memegang alat pancing yang jauh lebih besar dari dirinya sendiri sambil berdiri di sana dengan bangga.
"Yang satu ini... tentang apa?"
Tanya Rias pada haha-ue Ise.
"Alat pancing ini adalah alat pancing favorit suamiku saat itu. Dia sangat tertarik untuk memancing. Dia juga mengajari Ise. Meskipun dia tidak pergi memancing belakangan ini, dia sering pergi memancing dengan Ise ke sungai atau laut ketika dia masih muda."
...Ini adalah kali pertama bahwa mereka telah mendengar cerita ini. Ise benar-benar pergi memancing. Meski mereka tahu bahwa ia makan ikan yang ia tangkap ketika ia latihan... haha-ue Ise melanjutkan
"Ketika ia masih muda, Ise dipengaruhi oleh chichi 'nya dan pergi memancing. Tapi suatu hari, ia tiba-tiba berhenti memancing."
"Apa yang terjadi?"
Menuju pertanyaan Asia, haha-ue Ise tersenyum masam.
"Alat pancing di foto itu dirusakkan oleh Ise."
Apa yang haha-ue Ise katakan itu — kenangan buruk dari masa kecil Ise.
"Selagi mereka sedang memancing di laut, Ise mengambil keuntungan dari fakta bahwa otou-san 'nya sedang istirahat, jadi dia mengambil alat pancing otou-san 'nya untuk pergi memancing tanpa izin. Ise, ia benar-benar menantikan untuk menggunakan alat pancing otou-san, dia ingin menggunakan alat pancing itu untuk menangkap ikan besar supaya dia akan dipuji... tapi pada akhirnya, ia tidak menggunakannya dengan cara yang benar dan merusakkannya. Otou-san 'nya marah, dan Ise meminta maaf sambil menangis, dan pada saat itu cukup merepotkan."
...Setiap anak akan memiliki pengalaman seperti ini ketika mereka masih muda. Rias sendiri menyebabkan kesulitan ketika ia masih muda sampai ia bisa mendapatkan pujian orang tuanya, tapi akhirnya mendapat masalah besar. Kenangan masa kecilnya tiba-tiba terlintas, dan dia tak percaya bahwa ia biasanya menjadi seperti itu. Haha-ue Ise menampakkan ekspresi sedikit kesepian saat haha-ue Ise bicara
"Otou-san hanya menyuruhnya untuk berhati-hati agar tidak membiarkan hal itu terjadi lagi dan memaafkannya. Tapi Ise, dia... tidak pernah ingin pergi memancing lagi setelah itu. Mungkin dia tidak pernah memaafkan dirinya sendiri. Itulah apa yang anak itu sukai. Kalau ia membuat orang lain sedih, ia sendiri juga akan merasa sedih, dan ia tidak akan membiarkan segalanya berjalan bahkan setelah permintaan maaf."
"...Ise jadi begitu, bagaimana aku harus mengatakannya, kurang lebih aku bisa mengerti."
Jawab Asia dengan sungguh-sungguh. ...Tentu, Rias juga setuju. Dia, Ise, adalah orang macam itu. Setiap kali sebuah tragedi terjadi, biarpun itu bukan salahnya, ia masih akan bertanggung jawab. —Pada saat seperti itu, jika dia mampu melakukannya sendiri, maka ia akan melakukannya; orang lain akan merasa sedih melihatnya, tapi ia masih akan bersikeras memikirkannya. Ise masih belum melepaskan apa yang terjadi pada Asia. Kalau dia lebih kuat, Asia tidak akan mati. Tapi karena itu, dia menjadi kuat seperti dia sekarang.
"...Anak itu, dia melakukan apa saja untuk membuat Asia-chan sedih? Tidak, anak itu pasti tidak akan melakukan apa pun yang akan membuat Asia-chan menangis. Sebaliknya, ia akan merasa sedih kalau ia tak bisa membantu Asia-chan."
—Yah... Rias tak bisa mengatakan apa-apa. Haha-ue Ise yang selalu melihat Ise, dan memahami Ise sangat baik. Dia merasa bahwa perasaannya tidak ada tandingan melawan haha-ue Ise, mungkin lebih pas untuk mengatakan bahwa haha-ue 'nya sedang menonton Ise jauh lebih hati-hati darinya.
"... Anda tahu itu?"
Mendengar pertanyaan Asia, haha-ue Ise tersenyum.
"Tentu saja aku tahu, toh, aku ini satu dari orang tuanya. Ise, dia sangat overprotektif pada Asia-chan. Jelas, dalam hati anak itu, ia tidak mengampuni dirinya, dan masih memegang dendam."
Meskipun haha-ue Ise tidak tahu identitas sejati mereka, dia masih bisa merasakan perubahan sehari-hari. Ini mungkin nalurinya sebagai haha-ue 'nya. ... Ketika ada akhirnya datang hari ketika itu tak bisa disembunyikan lagi, Rias sudah menyiapkan diri untuk itu. Haha-ue Ise melanjutkan
"Ini sama dengan Ise yang tidak lagi memancing. Ini pasti seperti saat ini, Ise masih belum mengampuni dirinya."
Haha-ue Ise mengangkat jari.
"Cuma ada satu kebiasaan buruk Ise yang belum berubah sejak ia masih muda."
"Apa kebiasaan buruk itu?"
Mendengar Rias bertanya, haha-ue Ise menunduk dan menatap Ise di foto ketika ia masih muda.
"Kalau dia melakukan sesuatu yang salah, dia pasti tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Cukup menyebutkan hal yang akan menyebabkan dia untuk meminta maaf secara mendalam. Dan ekspresinya selalu sama (rasa sakit dan penyesalan). Kalian akan segera tahu kalau kalian melihat. Otou-san Ise juga tahu bahwa ia memiliki kebiasaan buruk ini. Anak itu akan selalu memiliki ekspresi itu."
...Memang, dia selalu minta maaf 'Aku salah', 'Aku minta maaf', 'Maaf' karena ia dalam penyesalan. Rias ingat bahwa ekspresinya selalu sama setiap kali (rasa sakit dan penyesalan).
"...Rias-san, Asia-chan. Meskipun ini bukan waktunya mengatakan itu, biar aku katakan. —Ise, Aku mempercayakan dia pada kalian. Dia mungkin mesum dan bodoh, tapi dia orang yang jujur."
"Iya, ogibo-sama." "Iya, okaa-san."
—Okaa-san berpegangan dengan erat tangan kedua gadis itu, sembari mengangguk dengan dalam.