Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid1 Bab2

From Baka-Tsuki
Revision as of 11:53, 10 April 2012 by Gwilthyunman (talk | contribs) (Created page with "==Bab 2: Akademi Spirit Areishia == === Bagian 1 === Akademi Spirit Areishia. Dalam institusi ini, semua penyihir sepanjang kerajaan berkumpul dan berlatih keras agar bisa men...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 2: Akademi Spirit Areishia

Bagian 1

Akademi Spirit Areishia.

Dalam institusi ini, semua penyihir sepanjang kerajaan berkumpul dan berlatih keras agar bisa menjadi Kontraktor Spirit yang tangguh.

Dengan taman yang indah dibalik dinding purinya, bangunan sekolah berbaris dengan sangat elegan, lebih mirip istana bagi Tuan Putri – faktanya, ini nyaris benar. Dari semua siswa yang menuntut ilmu di akademi ini, hampir semuanya adalah nyonya muda betulan.

“Namun, secara nggak diduga mendapat pertemuan yang mengerikan.......”

Kamito menggerutu sendiri sambil berjalan diatas karpet merah yang menutupi balkon lantai kedua bangunan sekolah.

“Nyasar dalam hutan, aku bisa mengontrak Spirit Tersegel, selain itu.......”

Sejak Kamito mengambil Spirit Tersegel darinya, gadis berambut merah membara itu terus mengarahkan perhatiannya padanya.

Setelah itu – Claire Rouge mengarahkan Kamito menuju ke gedung sekolah akademi.

Itu bagus, namun pernyataannya kalau Kamito harus menjadi Spirit Kontraknya itu serius. Cambuk itu dengan kuat dan kuat membelit leher Kamito. Ketimbang dipandu, lebih tepat dibilang kalau ia sedang dikebiri, dan mereka berjalan keluar dari hutan dengan cara semacam itu.

Padahal, Kamito tak punya kewajiban terus ikut dalam permainan sang Tuan Putri. Mengambil kesempatan saat Claire pergi ke toilet, ia melepas cambuk di lehernya dan lekas kabur.

“Ah, dia kabur, kamu pengkhianat!”

Suara itu terdengar menggema dari dalam toilet---

(Apa? Apa yang membuatmu berpikir kalau aku nggak akan kabur?)

Gadis muda itu memang Kontraktor Spirit berpengalaman namun, pengetahuannya tentang sosial tak jauh beda dari gadis naif.

“Pokoknya, sebelum ditemukan cewek itu lagi, aku harus lekas bertemu dengan Greyworth.”

Bergerak sepanjang koridor, Kamito menghembuskan sedikit nafas kelegaan.

.......Terasa depresi.

Bagaimanapun juga, sejauh ini tak ada hal bagus dengan berurusan dengan penyihir itu.

(.....Tapi, aku nggak boleh mengabaikan ini)

Kamito mengeluarkan selembar kertas dari kantong dadanya.

Empat puluh hari lalu, ia menerima surat itu dari Direktur Akademi Greyworth.

Kalau, yang tertulis di dalamnya itu benar----

Karena itu, Kamito tak bisa menolak kemungkinan kalau itu hanya umpan untuk bisa memancingnya kesini.

(....Dipikir terus juga percuma. Apalagi pihak pengirimnya si Penyihir itu)

Dan disini, Kamito berhenti di jalurnya.

Di depannya terdapat Pintu kayu tebal nan besar : Kantor Direktur Akademi.

Saat Kamito bermaksud mengetuk pintunya.....

“Direktur Akademi, saya tak bisa setuju dengan hal ini!”

Tiba tiba,sebuah suara terdengar dari dalam ruangan.

Suara alto wanita dengan nada sangat tinggi.

Sepertinya mereka sedang bertengkar di dalam sana.

(.....Mau gimana lagi,aku akan membunuh waktu selagi masih berada diluar)

Saat Kamito tengah menjauh dari pintu---

“Kenapa kita harus menyambut makhluk seperti laki laki kedalam akademi suci para putri penyihir ini?”

Ia menghentikan langkah kakinya.

(...Mm, laki laki?)

Hal itu cukup menggelitik telinganya.

“Karena aku bilang kalau kita membutuhkannya. Bukankah alasan itu cukup untukmu?”

Suaranya terdengar kaku, namun membawa kekuatan besar hingga Kamito gemetar meski hanya mendengarnya dari balik pintu. Sungguh suara menakutkan dari penyihir tak peduli berapa kalipun seseorang mendengarnya.

“A-Apa anda menganggap kalau kita kekurangan tenaga disini?”

“Salah besar, aku tidak mengecilkan kekuatan pasukan yang kamu pimpin, tapi,dia itu istimewa.”

“.....Maksud anda kemampuan berkomunikasi dengan Spirit meskipun dia seorang laki laki?”

“Iya, tapi bukan hanya itu saja.”

“Apa maksud anda---“

Dan, gadis itu tiba tiba menutup mulutnya rapat-rapat.

Ketenangan terjadi untuk beberapa saat, kemudian---

“Siapa disana?”

Gawat. Sepertinya mereka menyadari kalau seseorang sedang menguping pembicaraan.

Kamito lekas mencoba melarikan diri—

Bang— tiba-tiba, pintu kantor dibuka dengan galak.

Dari pintu yang ditendang terbuka, disana muncul—

Kaki langsing nan indah yang diayunkan tegas ke depan, gadis cantik berambut kuncir kuda.

Sepasang mata tajam dan panjang. Penampilan yang anggun dan mempesona.

Ia mengenakan lempeng dada perak di atas seragamnya, yang terlihat seperti penampilan ksatria jaman pertengahan.

Dibalik rok seragam, celana dalam berendanya tertangkap pandangan Kamito.

“Hitam?”

“Ap.....Ka-Kamu orang tak tahu diri!”

Gadis itu menendang Kamito di perutnya dengan sekuat tenaga yang akhirnya memunculkan teriakan.

“Guoh!”

Serangan tiba tiba yang tak sempat ia pertahankan,membuat Kamito terlempar.

Dalam sekejap, gadis muda itu memperkecil jarak diantara mereka dan menekan Kamito ke lantai, ia mengeluarkan pedang di pinggangnya.

Kemudian ia menikamkannya dengan tegas, mengarahkan ujung pedang ke pipi Kamito.

“.........”

Mengarahkan tatapan tajam nan dingin.

Kemudian, sepasang mata jernih berwarna cokelat kemerahan itu melebar.

“Kamu.....apa kamu........adalah laki laki?”

Kemudian wajah tegas gadis itu merona dan mulai menjadi kemerahan.

Di saat itulah---

“Fnn, sepertinya kamu datang terlambat, Kazehaya Kamito?”

Suara tak senang datang dari arah belakang kantor.

Kamito yang masih ditahan oleh si gadis itu, perlahan menaikkan alis matanya.

Disana --- terdapat sosok penyihir yang sama sekali tak berubah sejak tiga tahun yang lalu.

Rambutnya yang pirang ke abu abuan bergelombang dengan lembut.

Kecantikannya menampakkan sisi menggoda dari wanita dewasa.

Dibalik sepasang kacamata mungilnya, matanya, dengan warna abu abu seperti rambutnya, menatap ke arah Kamito.

(.....Akhirnya keluar juga kau, Penyihir!)

Kamito menggerutu dengan pahit dalam hatinya.

Penyihir Senja --- Greyworth Ciel Mais.

Dengan penampilan yang memukau, seperti karnivora, wanita cantik, ia adalah Ksatria Spirit yang meraih titel sebagai satu dari 12 Jenderal Ksatria dari kerajaan.

Rumor kalau Kontraktor Spirit peringkat tertinggi suka memalsukan usianya mungkin sangat tepat.

“---Sudah tiga tahun Kamito. Melihat wajahmu, sepertinya kamu sudah berubah.”

“.....Kau saja yang tidak berubah, Penyihir Senja.”

Respon sarkastis selagi ia masih ditekan kebawah di punggungnya, si penyihir tersenyum simpul.

“Kazehaya Kamito? Berarti pria ini..........”

Si gadis kuncir kuda mengangkat alis matanya.

“Hey, bukankah sudah waktunya kamu melepaskanku?”

Kamito menyudutkan matanya dan menggerutu pada gadis muda yang menaiki dadanya ini.

“Ada apa? Kamu orang tak tahu malu dan kasar?”

“Yang penting, aku mengatakan itu demi dirimu juga.”

“......Apa maksudmu?”

“Gimana bilangnya ya......sejak tadi, kedua pahamu sudah menyentuh badanku.”


Back to Bab 1 Return to Halaman Utama Forward to Bab 3