Suzumiya Haruhi~Indonesian Version:Seri Teater Suzumiya Haruhi Bagian 1

From Baka-Tsuki
Revision as of 14:46, 9 July 2012 by Tony Yon (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Status: Incomplete

Yang membuatku benar-benar terkejut, aku tidak ingat bagaimana keadaan ini bisa terjadi. Setiap manusia dengan emosi normal pasti akan merasa simpati dengan keadaanku dan perasaan letihku. Dan mereka akan menanyakan hal yang sama denganku.

“Apa yang sedang terjadi di sini?”

“Kau bilang sesuatu?”

Di sampingku adalah Haruhi dengan senyum yang terlihat tidak sesuai dengansituasi ini. Sebuah senyuman senang mengelilingi sisi jahat yang merupakan petunjuk akan maksudnya untuk menghiraukan akal sehat dan menyerbu langsung pada apapun yang akan datang. Saat dia memiliki senyuman itu diwajahnya, kami cuma bisa mengikuti gadis nekat ini kemanapun dia pergi. Aku cuma bisa berdoa kalau kami tidak menuju ruang pembimbing murid atau kelas sekolah persiapan untuk orang yang tidak masuk universitas.

Tapi yah, sekarang bukan saatnya untuk berdoa.

“Aku tidak bilang apa-apa. Sebenarnya, aku lebih baik tidak berkata apapun untuk sementara waktu.”

Cuma itu yang bisa kukatakan.

“Aku mengerti. Kalau begitu diamlah. Serahkan ini padaku. Kau bisa menjadi salah satu karakter pendamping. Lagipula kau tidak cocok untuk negosiasi semacam ini.”

Aku lebih suka kalau dia tidak sewenang-wenang memutuskan apa yang harus dan tidak boleh aku lakukan dikehidupanku, tapi untuk sekarang, aku menutup mulutku rapat-rapat seperti kerang. Tentu saja, aku tidak yakin dengan siapa aku harus bicara dan apa yang harus kukatakan, jadi aku memilih untuk menghindari situasi yang lebih buruk karena membuka mulutku sembarangan dan mengatakan hal yang salah. Lagipula, siapapun yang menemukan dirinya tiba-tiba masuk dalam keadaan ini akan merasakan hal yang sama.

Ya, kau akan, jika kau tiba-tiba dibawa ke ruangan dengan singgasana di sebuah kastil di tengah suatu tempat yang tidak diketahui dan menemukan dirimu berada di depan orang tua yang terlihat seperti seorang raja duduk di singgasanannya.

“Oh pahlawan Haruhi yang berani.”

Orang tua yang terlihat seperti raja wajik berkata dengan suara berat dan dalam.

“Keselamatan untuk dunia ini hanya bisa dibawakan oleh seseorang yang terlahir sebagai seorang pahlawan, membawa darah pahlawan legendaris yang diwariskan melalu berbagai zaman. Kaulah satu-satunya harapan kami. Kumohon dengarkanlah permintaanku dan bunuh raja iblis yang berniat menggunakan ketakutan dan bencana untuk menguasai dunia yang indah ini.”

“Katakan, orang tua.”

Haruhi berkata dengan santai pada raja yang dipuja dan dipangil “Yang Mulia” oleh para orang tua yang terlihat seperti menteri.

Sepertinya praktek kekuasaan monarki yang absolut di abad pertengahan digunakan di sini, tapi mungkin kerajaan ini tidak mengikuti lese-majesty[1] karena meski aku menunggu tidak ada penjaga yang datang untuk memlempar Haruhi ke dalam ruangan bawah tanah. Meski, pastikan untuk memasukannya di sel tersendiri. Aku tidak ingin bergabung bersamanya.

Dan saat aku memikirkan hal itu, Nagato, Asahina-san, dan Koizumi juga mungkin tidak mau bergabung dengannya. Aku berharap fakta kalau kami semua berdiri di sini dalam satu barisan tidak akan membuat kami ikut terjerat karena kami bersamanya.

“Selamatkan dunia, benar kan? Yah, bukannya aku tidak mau. Aku berfikir permintaan apapun yang ditujukan padaku adalah permintaan yang masuk akal. Aku memuji. Kau mempunyai kemampuan yang bagus dalam memilih orang. Orang-orangku dan aku bisa menangani permintaan apapun dengan sekejap. Kami memiliki daftar panjang perbuatan luar biasa untuk membuktikannya.”

Kata-katanya amat sangat penuh dengan kebohongan sehingga aku berharap seseorang bisa langsung menghapusnya ditempat. Anggaplah hal itu tidak pernah terjadi.

Di sisi kiriku, Haruhi berdiri dengan postur yang patut dicontoh dan berwibawa sebelum menunjukkan jari telunjuk tagan kanannya pada raja di singgasananya dengan sebuah jentikan.

“Tapi tahukah kau, pekerjaan seharusnya dibayar dengan cukup. Apa yang aku dapatkan dari mengalahkan raja iblis atau apapun yang menyebabkan demam penguasaan dunia? Aku punya perasaan kalau menguasai dunia hanya berati orang lain yang akan berakhir mendapatkan hasil pendapatan pajak.”

Dia terdengar seperti ahlinya. Aku mengalihkan pandanganku dari wajah berserinya dan mengamati pakaiannya.

Oh pahlawan Haruhi yang berani—. Biasanya, kalau ada orang bodoh yang memanggilnya seperti itu, aku sudah akan memanggil ambulan dan membawa orang yang malang itu keluar dari sini secepatnya. Tapi untuk hal ini, sepertinya tidak perlu. Untuk pakaian yang dikenakan Haruhi sekarang, bagaimanapun kau melihatnya, sangat cocok dengan sebutan “pahlawan”. Bayangkan dipikiranmu kostum pahlawan yang biasa muncul di RPG yang bertema abad pertengahan. Aku yakin itu cukup mendekati. Pakaian semacam itulah yang sedang dikenakan Haruhi sekarang.

“Dengarkan aku, oh pahlawan Haruhi yang berani.”

Dia bisa saja segera mengusir kami keluar dari kastil. Tapi rupanya, raja itu bermaksud menanggapinya dengan serius.

“Di saat raja iblis yang jahat itu dikalahkan dan kedamaian dibawa ke dunia ini, namamu akan dipuji sebagai pahlawan sampai ujung dunia. Apakah maksudmu kejayaan semacam ini terasa tidak memuaskan?”

“Tentu saja.”

Haruhi mengayunkan jarinya di depan mukannya.

“Sebuah medali kehormatan tidak akan membawa makanan ke meja makan. Paling-paling yang bisa kulakukan cuma melelangnya.”

“O pahlawan Haruhi yang berani. Aku menawarkan putriku, sang putri untuk menikah—“

“Aku tidak butuh putri apapun.”

“—lalu bagaimana dengan menikah dengan pangeran dan berkuasa bersama? Akan tetapi, anak-anakku, sang pangeran dan sang putri, keduanya telah diculik oleh raja iblis. Mereka dikurung di kastil raja iblis. Kita bisa mendiskusikan hal ini lebih lanjut setelah kau menyelamatkan mereka.”

“Aku bilang aku gak butuh.”

Kau bisa mendengar kemarahan mulai bertambah di suaranya.

“Kalau kau berfikir aku akan terkesan dengan kesempatan menikahi orang-orang aneh. Aku akan bilang sejak awal. Kau salah! Seberapa salah? Bayangkan kau melewatkan satu pertanyaan di lembar jawaban dan membuat semua jawabanmu tidak cocok, lalu menyerahkannya tanpa menyadari hal itu! Bahkan lebih buruk, bukan saat latihan. Saat ujian akhir yang sebenarnya!”

Haruhi menyelesaikan teriakannya, Haruhi mendekatkankan diri ke telingaku.

“Katakan, Kyon. Kenapa kita tidak memulai pemberontakan dan meruntuhkan rezim ini? Aku cukup yakin orang tua ini akan patuh kalau kita mengancam akan menusuknya sdengan pedang sekali dua kali. Atau kalau kau mau, aku akan senang membuatmu naik tahta.”

Lakukan sendiri kalau kau mau. Aku tidak tertarik untuk memberontak, menurunkan rezim atau mengambil alih tahta. Aku ingin hidup dengan damai, kehidupan tanpa kejadian luar biasa apapun di pojok dunia. Aku rasa hampir semua dari kita, selain Haruhi, merasakan hal yang sama.

Dan karenanya, aku menghindari pandangan Haruhi dan memalingkan wajahku ke arah berlawanan. Apa yang kulihat di sana adalah pemandangan yang sangat elok. Aku mungkin menahan rasa sakit selama seminggu selama aku memiliki pemandangan wajah hampa Asahina-san di mataku.

“Ah.”

Asahina san menyadari pandanganku padanya dan ekspresi kebingungannya tadi digantikan dengan senyuman lembut. Dengan malu-malu dia membentangkan kedua tangannya. Tapi itu bukan bahasa tubuh untuk “Kau bisa datang ke pelukanku.”

“Apa ini terlihat bagus untukku?”

Terlihat bagus? Kalau ada pakaian yang terlihat buruk pada Asahina-san, itu pasti kesalahan pakaiannya, bukan modelnya. Pakaian semacam itu bisa digunakan untuk bahan bakar api unggun di malam yang dingin di kabin pegunungan.

“Kau terlihat sempurna seperti seorang penyihir. Tidak ada yang akan salah mengiramu dengan yang lain.”

Aku merasa kalau aku harus membuat pujianku sederhana, dan karenanya, aku mengungkapkan luapan emosiku dalam dua kalimat. Aku tahu pesanku diterima. Senyum Asahina semakin melebar.

“Kau juga terlihat cukup bagus dengan pakaian itu, Kyon-kun.”

“Benarkah? Terimakasih,” Aku berkata sambil tersenyum. Meski auku sedikit bimbang apakah aku seharusnya senang karena pujian itu. Tidak ada hal yang menyenangkan terlihat bagus saat mengenakan kostum yang sebenarnya aku tidak tertarik. Saat aku berjuang menemukan jalan untuk menyelesaikan hal ini, Tuan Raja Wajik, mungkin lelah adu mulut dengan Haruhi, berkata.

“O pejuang Kyon.”

Sekarang giliranku.

“Bagaimana denganmu? Aku bisa memberikanmu tahta sebagai suami dari sang putri kalau kau menyelamatkan dunia.”

“Pejuang.” Sepertinya itu peranku. Karena aku mengenakan baju besi dengan pedang panjang tergantung di pinggang, aku tidak lain dan tidak bukan adalah seorang pejuang. Setidaknya, penampilanku seperti seorang pejuang. Kebetulan, pengalamanku dengan pedang hanya terbatas pada mengayunkan pedang kayu di kelas olahraga saat smp, tapi kurasa itu bukan masalah.

“Aku mungkin melebih-lebihkan, tapi sang putri sangatlah cantik,” kata Yang Mulia, insting ke orang tuaannya yang buta pada sang putri mulai muncul ke permukaan. “Dia memenangkan ‘Kontes 100 Gadis Paling Cantik di dunia’ tahun lalu. Kalau raja iblis tidak menculiknya, dia pasti menang lagi tahun ini.”

“Benarkah?”

Aku menjawab dengan singkat. Sang putri mungkin pantas di lihat. Tapi sejujurnya, aku sulit menerima kalau ada seorang gadis yang belum kutemui yang lebih manis dari Asahina-san, lebih aktif dari Haruhi, dan lebih berguna dari Nagato. Hatiku sudah tidak bisa tergoyahkan dengan mudah.

Lagipula, kalau aku mengangguk di sini, aku akan menderita menerima hukuman dari sang pahlawan sebelum raja iblis itu mendapatkanku. Pemandangan masa depan itu muncul seperti gelembung sabun mengapung sekitar sepuluh senti di depan mukaku sebelum menghilang.



4/25

Catatan penerjemah

  1. penghinaan pada raja, hal ini dianggap sebagai tindakan kriminal dan bisa dijatuhi hukuman