Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume3 Chapter2

From Baka-Tsuki
Revision as of 23:06, 27 September 2012 by Undesco (talk | contribs) (Created page with "==Chapter 2: Radio Noise. <i>Level 2(Product_Model)</i>== ===Part 1=== Hari berikutnya juga diisi les pribadi. Kelihatan menyedihkan melihat seorang siswa duduk di tengah kel...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 2: Radio Noise. Level 2(Product_Model)

Part 1

Hari berikutnya juga diisi les pribadi.

Kelihatan menyedihkan melihat seorang siswa duduk di tengah kelas pada sore hari. Awalnya, Kamijou berpikir, “Ayolah, apa ini sebuah SD di kota yang ditinggalkan penduduknya?” tapi selama pelajaran tambahan itu berlanjut dari tiga hari menjadi empat dan lima hari menjadi enam, cahaya di jiwanya telah menghilang, dan les pribadi itu hanya membuatnya muak.

Tapi pelajaran tambahan itu akan selesai dalam dua hari, termasuk hari ini. Kamijou mungkin bisa merasa tidak semangat bahwa “Liburan musim panas akhirnya dimulai pada tanggal 22 Agustus!?” tapi dia cukup senang hanya dengan keluar dari pelajaran tambahan itu.

Kamijou memandang meja guru di depannya.

Di sana berdiri seorang guru perempuan dengan tinggi 135 cm yang membuatnya terlihat seperti berumur 12 tahun, Tsukuyomi Komoe, yang hanya kelihatan wajahnya di balik meja. Dia sedang berbicara dengan kertas teksnya diletakkan di atas meja, tapi Kamijou bertanya-tanya kenapa dia meletakkan kertasnya di atas meja. Akan lebih mudah untuk dibaca kalau dia memegang kertasnya.

“Jadi untuk eksperimen kartu ESP, bahan kartunya diubah dari resin vinyl menjadi resin ABS, kondisi ini diperlukan dan diberlakukan oleh Amerika pada tahun 1992. Ini adalah sebuah trik agar sidik jari di kartunya memungkinkan untuk menebak kartu apa yang dibalik... Hey, Kamijou-chan, apa kau mendengarkanku?”

“...Iya, Komoe-sensei. Aku dengar, tapi apa hubungannya ini dengan kekuatan psikis?”

Kamijou adalah seorang Level 0. Dengan pemeriksaan dari sebuah mesin tanpa tanding, dia diberi tahu bahwa sekeras apa pun dia berusaha, dia tidak akan bisa membengkokkan satu sendok pun, tapi tidak masuk akal bahwa dia diberi pelajaran tambahan karena dia “lemah”.

Kelihatannya Komoe-sensei mengetahui kontradiksi itu, karena dia berkata,

“Kau tidak boleh menyerah karena kau tidak punya kekuatan. Kalau kau menyerah, hal-hal yang bisa kau peroleh tidak akan kau peroleh. Jadi dengan mempelajari dasar dari kekuatan psikis, kurasa kau bisa mencari jalan untuk menemukan kekuatan milikmu.”

“Sensei?”

“Ya?”

“...Yah, sepertinya kau berusaha keras, tapi hal-hal yang tidak bisa diraih memang tidak akan bisa diraih.”

“Kamijou-chan! Aku tidak bisa mengatakan kalau semua usaha akan menghasilkan kesuksesan, tapi orang-orang yang tidak pernah mencoba tidak akan pernah berhasil! Bahkan peringkat ketiga dari 2.300.000 orang, Misaka Mikoto dari SMP Tokiwadai, pernah menjadi Level 1, tapi dia berusaha keras dan naik hingga menjadi Level 5! Jadi Kamijou-chan juga harus berusaha keras!

“...Seorang elit? Dia? Dia itu seorang gadis yang selalu menendang vending machine!”

“? Kamijou-chan, kau kenal dia?”

“Tidak juga. Yah, kembali ke topik utama, menonton acara di TV dan berkata ‘Lihat siswa SMA itu: mereka seumuran denganmu, tapi coba lihat seberapa aktifnya dia! Dibandingkan dengan dia, coba lihat dirimu, tidakkah kaupikir kau jadi tidak ada harganya?’ Aku bukan tipe orang yang akan termotivasi dengan ceramah seperti itu! Arrrggghhh...”

“Jangan bilang ‘arrrggghhh’ seperti itu padaku! Hal itu membuatku susah!”

“Oke? Jadi kenapa kau kelihatan begitu senang kalau kau merasa susah_”

“Oh, um... Yah, itu karena... um... Karena aku... suka kau...?”

“Buowahh!”

“...Mengajarmu.”

“...Oh. Oke, mengajar. Itu membuatku takut... Oh, tunggu! Ayolah! Aku baru saja ingin membelokkan pembicaraan, tapi langsung dikembalikan ke jalur yang benar lagi!”

“Ahaha. Kau terlalu cepat 100 tahun untuk menghadapiku dengan kata-kata. Sekarang, Kamijou-chan, buka halaman 82 bukumu dan baca mengenai kekuatan perlindungan pikiran seorang Psychometer yang digunakan dalam investigasi kriminal.”

Seperti itu, pelajaran tambahan hari ini berlanjut.

Part2

Part3

Part4

Part5

Part6

Part7

Part8

Part9

Catatan

Previous Chapter 1 Return to Main Page Forward to Chapter 3