Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume3 Chapter2
Chapter 2: Radio Noise. Level 2(Product_Model)
Part 1
Hari berikutnya juga diisi les pribadi.
Kelihatan menyedihkan melihat seorang siswa duduk di tengah kelas pada sore hari. Awalnya, Kamijou berpikir, “Ayolah, apa ini sebuah SD di kota yang ditinggalkan penduduknya?” tapi selama pelajaran tambahan itu berlanjut dari tiga hari menjadi empat dan lima hari menjadi enam, cahaya di jiwanya telah menghilang, dan les pribadi itu hanya membuatnya muak.
Tapi pelajaran tambahan itu akan selesai dalam dua hari, termasuk hari ini. Kamijou mungkin bisa merasa tidak semangat bahwa “Liburan musim panas akhirnya dimulai pada tanggal 22 Agustus!?” tapi dia cukup senang hanya dengan keluar dari pelajaran tambahan itu.
Kamijou memandang meja guru di depannya.
Di sana berdiri seorang guru perempuan dengan tinggi 135 cm yang membuatnya terlihat seperti berumur 12 tahun, Tsukuyomi Komoe, yang hanya kelihatan wajahnya di balik meja. Dia sedang berbicara dengan kertas teksnya diletakkan di atas meja, tapi Kamijou bertanya-tanya kenapa dia meletakkan kertasnya di atas meja. Akan lebih mudah untuk dibaca kalau dia memegang kertasnya.
“Jadi untuk eksperimen kartu ESP, bahan kartunya diubah dari resin vinyl menjadi resin ABS, kondisi ini diperlukan dan diberlakukan oleh Amerika pada tahun 1992. Ini adalah sebuah trik agar sidik jari di kartunya memungkinkan untuk menebak kartu apa yang dibalik... Hey, Kamijou-chan, apa kau mendengarkanku?”
“...Iya, Komoe-sensei. Aku dengar, tapi apa hubungannya ini dengan kekuatan psikis?”
Kamijou adalah seorang Level 0. Dengan pemeriksaan dari sebuah mesin tanpa tanding, dia diberi tahu bahwa sekeras apa pun dia berusaha, dia tidak akan bisa membengkokkan satu sendok pun, tapi tidak masuk akal bahwa dia diberi pelajaran tambahan karena dia “lemah”.
Kelihatannya Komoe-sensei mengetahui kontradiksi itu, karena dia berkata,
“Kau tidak boleh menyerah karena kau tidak punya kekuatan. Kalau kau menyerah, hal-hal yang bisa kau peroleh tidak akan kau peroleh. Jadi dengan mempelajari dasar dari kekuatan psikis, kurasa kau bisa mencari jalan untuk menemukan kekuatan milikmu.”
“Sensei?”
“Ya?”
“...Yah, sepertinya kau berusaha keras, tapi hal-hal yang tidak bisa diraih memang tidak akan bisa diraih.”
“Kamijou-chan! Aku tidak bisa mengatakan kalau semua usaha akan menghasilkan kesuksesan, tapi orang-orang yang tidak pernah mencoba tidak akan pernah berhasil! Bahkan peringkat ketiga dari 2.300.000 orang, Misaka Mikoto dari SMP Tokiwadai, pernah menjadi Level 1, tapi dia berusaha keras dan naik hingga menjadi Level 5! Jadi Kamijou-chan juga harus berusaha keras!
“...Seorang elit? Dia? Dia itu seorang gadis yang selalu menendang vending machine!”
“? Kamijou-chan, kau kenal dia?”
“Tidak juga. Yah, kembali ke topik utama, menonton acara di TV dan berkata ‘Lihat siswa SMA itu: mereka seumuran denganmu, tapi coba lihat seberapa aktifnya dia! Dibandingkan dengan dia, coba lihat dirimu, tidakkah kaupikir kau jadi tidak ada harganya?’ Aku bukan tipe orang yang akan termotivasi dengan ceramah seperti itu! Arrrggghhh...”
“Jangan bilang ‘arrrggghhh’ seperti itu padaku! Hal itu membuatku susah!”
“Oke? Jadi kenapa kau kelihatan begitu senang kalau kau merasa susah_”
“Oh, um... Yah, itu karena... um... Karena aku... suka kau...?”
“Buowahh!”
“...Mengajarmu.”
“...Oh. Oke, mengajar. Itu membuatku takut... Oh, tunggu! Ayolah! Aku baru saja ingin membelokkan pembicaraan, tapi langsung dikembalikan ke jalur yang benar lagi!”
“Ahaha. Kau terlalu cepat 100 tahun untuk menghadapiku dengan kata-kata. Sekarang, Kamijou-chan, buka halaman 82 bukumu dan baca mengenai kekuatan perlindungan pikiran seorang Psychometer yang digunakan dalam investigasi kriminal.”
Seperti itu, pelajaran tambahan hari ini berlanjut.
Part2
Dan begitulah, pelajaran tambahan hari itu berakhir.
Saat itu pukul 18.40. Kamijou melewatkan kereta terakhir yang berangkat ketika seluruh siswa seharusnya meninggalkan sekolah, jadi dia sedang dengan santai berjalan melewati distrik perbelanjaan. Demi mencegah pelajar menghabiskan malam di luar, semua kereta dan bus paling akhir di Academy City berangkat pada pukul 18.30. Pemikirannya adalah orang-orang tidak akan keluar larut malam jika sistem transportasi dihentikan.
(Aku tidak yakin apakah harus senang karena tinggal satu hari lagi atau mengeluh karena masih ada satu hari lagi. Bagaimanapun juga, pelajaran tambahan ini sudah berlangsung terlalu lama. Sial. Kalau ini berakhir, aku akan pergi ke pantai!)
Pikir Kamijou pada dirinya sendiri ketika dia pulang sore itu. Tidak kelihatan jika angin sedang berhembus, tapi baling-baling dari kincir angin memang berputar.
“Mh?”
Kamijou menemukan punggung yang kelihatan familier di tengah kerumunan. Punggung milik seorang gadis berambut coklat yang memakai seragam musim panas SMP Tokiwadai. Misaka Mikoto.
Kamijou tidak punya alasan untuk menghindari Mikoto, jadi dia berlari kecil untuk menyusul Mikoto.
“Hei. Apa kau sedang pulang dari pelajaran tambahan juga?”
“Ahn?” respon tidak feminim Mikoto. “Oh, kau.. Aku cukup capek dan aku ingin menyimpan tenagaku yang tersisa, jadi jangan paksa aku mem-biri biri-mu. Jadi apa yang kauinginkan?”
“Tidak ada. Kita kebetulan berada di jalan yang sama, jadi aku cuma berpikir kita bisa jalan bersama.”
“Oh?” Mata Mikoto sedikit memicing. “Kau ‘cuma berpikir’ kau bisa berjalan dengan seorang putri dari Tokiwadai? Heh. Apa kau tahu seperti apa usaha yang dilakukan banyak lelaki untuk berada dalam posisi ini?”
“...Cukup buruk kalau kau menyebut dirimu sendiri sebagai ‘putri dari Tokiwadai’.”
“Aku bercanda, dasar bodoh.” Mikoto menjulurkan lidahnya sedikit. “Apa yang kaupelajari di sekolah lebih penting dari di mana kau bersekolah. Aku yakin kau cukup tua untuk mengetahui paling tidak sebanyak itu.”
“Hmm. Yah, setiap orang punya bidang spesialisasi masing-masing. Omong-omong, adik perempuanmu tidak bersamamu? Aku mau berterima kasih padanya karena membawa minuman kemarin.”
Bulu mata Mikoto berkedut sedikit.
Hanya beberapa milimeter, tapi beberapa milimeter itu terlihat aneh bagi Kamijou.
“Adik perempuanku...? Apa kau menemuinya setelah itu?”
“Yeah...”
(Sial.)
Kamijou mengingat kembali bahwa Mikoto menarik tangan Misaka Imouto dan dengan paksa membawanya pergi dari Kamijou. Apakah dia seharusnya merahasiakan kalau mereka bertemu setelah itu?
Mikoto memicingkan matanya sedikit.
“Apa kau begitu tertariknya dengan adik perempuan ini?”
“Bukan. Aku hanya ingin berterima kasih karena telah membawakan minuman kema-...”
“Jadi kau lebih memilih adikku walaupun kami berdua identik secara visual? Atau kau tidak bisa memilih dan ingin kami berdua?”
“Kubilang bukan! Dari mana kau mendapat pengetahuan seperti itu!!”
Kamijou dan Mikoto berjalan menyusuri jalan utama, melanjutkan perdebatan mereka dalam jalur seperti itu.
Banyak kincir angin yang berbeda berdiri di sepanjang jalan. Kamijou melihat ke atas ke arah baling-baling yang berputar lalu memperhatikan sebuah balon udara mengambang di langit senja. Layar ekshibisi di sisinya menampilkan berita hari itu. Sepertinya, tiga fasilitas riset yang terkait dengan distrofi muskular telah dikosongkan dalam periode dua minggu dan ada kekhawatiran tentang suhu dingin yang intens akan datang ke seluruh kota.
Pembicaraan antara mereka terhenti karena fokus Kamijou teralih ke balon udara itu. Balon udara mungkin terdengar kuno, tapi balon itu menggunakan tenaga matahari untuk memanaskan karbon dioksida dengan menggunakan pemanas untuk daya angkat dan untuk memutar sebuah motor besar untuk daya dorong, jadi balon itu adalah perangkat ekologis yang tidak memerlukan bahan bakar.
Karena usaha yang pasti telah dilakukan dalam pengembangan benda itu, Kamijou bertanya-tanya apakah persediaan minyak dunia akan segera habis. Konsep itu tidak terlalu mengganggunya.
“Aku benci balon udara itu,” gumam Mikoto.
“Ahn? Kenapa?” tanya Kamijou sambil melihat kembali ke arah balon udara. Dia cukup yakin kalau dia pernah mendengar bahwa balon udara itu diterbangkan karena dewan direktur Academy City mengatakan bahwa para pelajar perlu lebih sadar tentang kejadian terbaru.
“...Karena orang-orang mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh sebuah mesin,” balas Mikoto diam-diam seolah dia sedang memuntahkan sesuatu yang sangat menjengkelkannya.
Kamijou mengembalikan pandangannya pada Mikoto dengan terkejut. Tidak ada yang aneh di wajahnya. Tidak ada yang aneh sedikit pun. Seolah topeng tanah liat yang hancur telah dibuat ulang ketika dia tidak melihat.
“Kau kenapa? Apa nama benda itu? Um... Tree Diagram[1], ya? Hah, apa kau ini jenis orang yang tidak tahan kalau mesin mengalahkan manusia dalam catur?”
Singkatnya, Tree Diagram adalah super komputer paling pintar di dunia. Komputer itu adalah simulator terhebat yang diciptakan dengan alasan untuk menjadi pembuat prakiraan cuaca yang sempurna.
Prakiraan cuaca mungkin terdengar familier, tapi itu adalah bidang yang hal-hal di dalamnya hanya bisa diprakirakan. Tidak bisa dinyatakan sebagai fakta. Karena pergerakan tiap-tiap partikel udara yang menciptakan “cuaca” sangat kompleks dan terbelit dengan efek kupu-kupu dan teori kekacauan, seseorang bisa mengatakan bahwa ada 80% kesempatan hujan hari berikutnya, tapi tidak ada yang bisa mengatakan bahwa pasti akan hujan pada pukul 09:10:00. Hal itu mulai memasuki ranah mekanika kuantum.
Akan tetapi, Tree Diagram telah memindahkan prakiraan cuaca menjadi prediksi cuaca.
Komputer itu tidak melakukan sesuatu yang rumit. Pada dasarnya, jika komputer itu bisa dengan sempurna memprediksi pergerakan setiap partikel udara di seluruh dunia, hanya ada satu jawaban yang bisa dia capai.
Tree Diagram punya spesifikasi yang cukup gila untuk bisa melakukan itu, tapi beberapa orang punya teori bahwa penggunaannya untuk prakiraan cuaca hanyalah sebuah kedok dan komputer itu punya kegunaan sebenarnya yang lain.
Kebetulan, ada satu aspek yang tidak biasa dari prakiraan cuaca Tree Diagram.
Komputer itu memperhitungkan prakiraan cuaca selama satu bulan sekaligus.
Sebenarnya tidak terlalu masalah karena prakiraannya masih akurat, tapi perhitungan ini masih kelihatan seperti usaha yang tidak diperlukan. Bagaimanapun juga, cuaca bulan depan itu lebih, jauh lebih mungkin meleset dibanding cuaca besok. Jika tujuannya adalah prakiraan cuaca yang akurat, lebih baik jika komputer itu mengulang perhitungannya setiap hari.
Tapi Tree Diagram menggunakan metode yang lebih sulit.
Ada rumor bahwa waktu sisanya digunakan untuk simulasi riset.
Reaksi obat, reaksi fisiologis, reaksi elektris, dan banyak jenis hal lain bisa diperhitungkan oleh Tree Diagram dan beberapa tes bisa dilakukan untuk mengkonfirmasikan jawaban yang diberikan. Bisa menciptakan obat-obatan baru seperti itu terdengar gila. Menurut rumor ini, ada periset yang tidak tahu cara menggunakan tabung percobaan dan yang tidak suka menyentuh tikus lab.
Sebuah super komputer dengan kekuatan sebanyak itu punya banyak musuh. Pendukung supremasi manusia yang benci mesin bisa mencoba meledakkannya dalam serangan teroris kapan saja dan pendukung supremasi AI yang benci manusia mungkin mencoba menyelinap ke dalam area penyimpanan untuk Tree Diagram demi mencuri teknologi yang digunakan.
Demi melindunginya dari musuh eksternal, Tree Diagram sekarang disimpan di tempat di mana tangan manusia tidak bisa menyentuhnya.
Satelit yang diluncurkan oleh Academy City pada dasarnya adalah Tree Diagram.
Fakta bahwa Academy City bisa secara swasta menggunakan teknologi roket yang biasanya hanya diperbolehkan oleh badan nasional menunjukkan seberapa besar pengaruh yang dimiliki Academy City di dunia.
(Yah, fakta bahwa mereka membolehkannya juga menunjukkan seberapa berharga komputer itu.)
Kamijou memandang kosong ke langit senja. Tree Diagram sedang mengorbit di luar atmosfer saat itu dan mungkin akan terus menghitung bahkan jika dunia berakhir.
“Komputer itu adalah otak baja yang melihat umat manusia dari atas, tapi komputer itu tidak bisa berkhianat atau semacamnya. Ini bukan film SF murahan. Sama seperti ATM, komputer itu beroperasi sesuai tombol yang kautekan.”
Tidak peduli seberapa kuat pun superkomputer itu, Tree Diagram hanya bisa beroperasi sesuai apa yang diperintahkan padanya. Sama seperti ATM tidak menghancurkan kehidupan manusia karena mesin memberontak. Mesin itu menghancurkan kehidupan karena tidak digunakan dengan baik.
“...”
Mikoto tidak memberi respon dan melihat ke atas ke langit senja lagi. Kamijou tidak tahu apakah dia sedang melihat balon udara itu atau pandangannya menuju jarak yang lebih jauh dari itu.
“Tree Diagram... Superkomputer terkuat di dunia yang diluncurkan di atas satelit Academy City, Orihime I, untuk menganalisa data cuaca. Sudah dipastikan bahwa tidak ada yang bisa menyusul tingkat teknologinya dalam waktu 25 tahun ke depan,” gumam Mikoto di sela napasnya seperti sedang membaca pamflet Academy City. “Mereka bilang begitu, tapi apa simulator absolut segila itu benar-benar ada?”
“Hah?”
Kamijou melihat balik ke wajah Mikoto, tapi...
“Cuma bercanda! Ah, kurasa aku mulai jadi seorang penyair atau semacamnya. Ah ha ha ha!!”
Mikoto tiba-tiba memukul Kamijou dengan pukulan chop tanpa alasan.
Yang berdiri di depannya memang Misaka Mikoto yang riang, sok pintar, dan egois.
“Ow! Kenapa kaupukul aku begitu!?”
“Kau benar-benar tidak punya mimpi, ya? Bukankah drama pertemanan antara seorang manusia dengan sebuah komputer SF tingkat tinggi berhati manusia kedengaran seperti ada romantismenya!?”
“Dengarkan aku, sialan...”
“Atau bagaimana dengan seorang robot maid tempur?”
“Kubilang dengarkan aku! Dan tidak ada kisah cinta atau hal lain dari drama pertemanan dalam hal-hal seperti itu! Dan apa kau ini benar-benar seorang ‘putri’!? Kupikir seorang putri membaca novel roman dengan secangkir teh di tangan!?”
“Hahn? Tolong hentikan itu. Imej idola dari zaman mana itu? Aku juga manusia, jadi aku membaca manga di toko serba ada tiap Senin dan Rabu.”
“Beli manganya! Membacanya cuma mengganggu saja!”
“Yah, aku harus pergi ke arah ini,” kata Mikoto mengabaikan teriakan Kamijou.
Semangat Mikoto telah berubah setiap saat, tapi lalu dia pergi. Kamijou memandang kosong kepergian Mikoto dengan ekspresi kebingungan di wajahnya.
“...Aku tidak mengerti dia. Apa ini yang kausebut ciri-ciri pubertas? Atau apa dia cuma membenciku?”
Part3
Part4
Part5
Part6
Part7
Part8
Part9
Catatan
Previous Chapter 1 | Return to Main Page | Forward to Chapter 3 |
- ↑ lit: Diagram Pohon; seperti dalam cabang sains.