Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume15 Chapter2

From Baka-Tsuki
Revision as of 01:15, 7 December 2012 by Undesco (talk | contribs) (→‎Part 9)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 2: Orang-orang yang Perlahan-lahan Mulai Bergerak. Hikoboshi_II.

Part 1

Accelerator, Tsuchimikado Motoharu, dan Musujime Awaki sedang berada di dalam sebuah RV yang dikemudikan oleh salah satu pekerja kasar bawahan mereka.

Saat ini adalah waktu makan siang.

Fast-food berjejer di atas meja kecil yang dipaku ke lantai. Accelerator dan Tsuchimikado masing-masing sedang memakan makanan yang mereka beli—ayam goreng panas untuk Accelerator, dan sebuah hamburger besar untuk Tsuchimikado. Bahkan saat makan siang, mereka tetap tidak ramah satu sama lain.

Sementara itu, Musujime Awaki sedang melihat mereka sambil memakan salad bermerk dan berkualitas tinggi yang dikirimkan langsung dari Mediterania.

“...Kalian berdua sedang membunuh diri kalian dengan cepat, tahu.”

“Nya. Cuma makan sayuran hijau juga tidak terlalu sehat~nya. Kau bisa menjaga tubuh yang sehat dengan makan daging dan sayuran secukupnya, ‘kan? Terlalu bias pada daging atau sayuran itu tidak benar.”

“Hah!? Kau bilang makan daging lalu mati itu bukan berkah? Ini yang disebut ‘lakukan apa yang kau mau sampai kau mati’!”

Sementara Accelerator menjilati minyak yang menempel di jempolnya, Musujime melanjutkan,

“Jadi, kau tidak mendapatkan apa-apa tentang mereka, SCHOOL.”

“Aku mencoba mengakses Bank, tapi tidak ada hal lain yang muncul selain namanya. Sepertinya level kerahasiaan mereka sama seperti kita. Hanya nama GROUP dan SCHOOL yang tersimpan di sana.”

Tetapi, Musujime memotong,

“...Ketika aku mencoba menggalinya, aku menemukan beberapa nama organisasi seperti itu.”

“Ada lebih dari dua organisasi?”

Tsuchimikado menggigit hamburgernya, dan dengan cepat memegang daging yang terdorong keluar dari sisi lain burgernya.

“GROUP, SCHOOL, ITEM, MEMBER, dan BLOCK[1]... dari apa yang kutemukan, ada lima organisasi seperti kita. Sedikit yang diketahui tentang yang lainnya, tapi kurasa mereka mungkin sama seperti kita—**unit-unit tidak resmi yang dibentuk dengan mengumpulkan beberapa orang**.”

Musujime menghitung dengan jarinya,

“SCHOOL adalah grup yang mencoba menembak Oyafune Monaka. Kalau begitu, apa mereka yang terlibat dengan hancurnya apartemen Management dan penyerangan pada ? Unabara Mitsuki juga menyembunyikan dirinya di bawah mereka karena itu.”

“Entahlah. Tetapi, kuharap dia memberikan tanda kalau dia sedang memata-matai SCHOOL. Dia mungkin memikirkan mereka sebagai musuh, dan dengan sembrono menghancurkan mereka.”

Accelerator mendengarkan diskusi Tsuchimikado dan Musujime, sambil menghirup kopi kalengnya.

(...Meskipun begitu, kenapa grup yang disebut SCHOOL ini mencoba membunuh Oyafune Monaka?)



Part 2

(Mereka benar-benar melakukan apapun yang mereka mau, ya ‘kan?) pikir Hamazura Shiage.

Saat itu adalah tengah hari dan mereka sedang berada di sebuah restoran keluarga di Distrik 7, tapi gadis yang bernama Mugino Shizuri sedang duduk di salah satu meja, memakan bento swalayan yang dibelinya di tempat lain, dan dia bahkan tidak berusaha menyembunyikannya. Shiage merasa kasihan pada pelayan wanita pendek yang sedang berdiri gugup di dekat mereka.

“Hah? Bento salmon ini sepertinya berbeda dari bento yang kemarin. Hah?”

Meskipun di dalam restoran, Mugino sedang memakai mantel lengan pendek untuk musim gugur berwarna terang. Dia duduk di samping jendela, menyilangkan kakinya yang dibalut stoking dan menggumamkan kata-kata kebingungan itu. Hamazura menjawab diam-diam di dalam hatinya dengan, “Itu bento yang persis sama dengan kemarin.”

Semua orang di meja itu cukup eksentrik.

“Pada dasarnya, aku cukup bosan dengan makerel kalengan. Sekarang kare. Kare akan jadi mengagumkan.”

Gadis SMA berambut pirang bermata biru bernama Frenda yang sedang duduk di samping Mugino mengatakan ini sambil menusuk-nusuk isi sebuah kaleng. Tapi dia pasti tidak bisa menggunakan pembuka kaleng karena ada sesuatu yang terlihat seperti lakban PVC yang ditempelkan di sekeliling kaleng, dan bagian atasnya telah terbakar dengan sebuah bahan peledak dengan pemicu elektrik yang ditancapkan. Hamazura pikir itu adalah alat yang biasa digunakan untuk meledakkan kunci pintu.

Kinuhata Saiai, gadis yang duduk di depan Frenda, adalah seorang gadis yang terlihat patuh berumur sekitar 12 dan memakai baju rajutan yang fluffy. Dia tidak memedulikan gerakan-gerakan gadis-gadis eksentrik lain (bukan karena dia punya akal sehat untuk mengabaikan mereka atau pikirannya luas; dia cuma seorang eksentrik yang seperti itu) dan sedang melihat-lihat beberapa pamflet film.

“Sebuah film-C yang ultra-bermasalah oleh Perusahaan Film Red Dragon dari Hong Kong... Kedengarannya kau akan tetap tegang, untuk alasan-alasan yang berbeda. Aku super tertarik. Aku harus melihat film ini. Menurutmu bagaimana, Takitsubo-san?”

Kinuhata sedang berbicara dengan seorang gadis lesu di sampingnya yang bernama Takitsubo Rikou. Dia tidak menyentuh makanannya dan dengan malas duduk di kursi model sofa dengan tangan dan kakinya terkulai lemas, sementara pandangannya berputar-putar tanpa tujuan.

“...Sebuah sinyal datang dari antara Selatan-Barat Laut...”

Gadis-gadis ini adalah ITEM.

ITEM adalah salah satu dari organisasi tidak resmi milik Academy City dan tugas utamanya adalah mencegah “kelas atas”, termasuk Dewan Direktur, lepas kendali. Hanya ada empat orang di dalamnya, tapi mereka bisa memengaruhi arah yang diambil oleh kota dan sisi Sains secara keseluruhan. Mereka adalah sebuah unit dengan tingkat kerahasiaan yang sama seperti GROUP dan SCHOOL.

Hamazura Shiage bukanlah anggota resmi ITEM.

Dia adalah bagian dari organisasi bawahan ITEM dan semua pekerjaan remeh dan mengemudi diserahkan padanya.

Sebelumnya, dia sempat sebentar menjadi pemimpin organisasi Level 0 bersenjata, Skill-Out, tapi rencana mereka gagal dan mereka menerima kerusakan parah. Itu mengakhiri kehidupan berada di atas orang lain Hamazura.

(Kau tahu...)

Ada sesuatu yang telah mengganggu Hamazura sejak ditempatkan di sini.

(Menjadi satu-satunya laki-laki di dalam grup perempuan itu sedikit terasa aneh.)

Meja itu bisa memuat enam orang, jadi Hamazura duduk di kursi yang terdekat dengan lorong. Dia telah diberikan tugas sebagai pengambil minuman.

“Jadi,” Mugino Shizuri memulai percakapan setelah menghabiskan bento salmon yang biasa dimakannya. “Sebelum tengah hari, seseorang mencoba membunuh Oyafune Monaka, salah satu anggota Dewan Direktur. Mereka ingin kita mengambil tindakan mengenai kasus itu.”

“Hei, pada dasarnya, aku tidak punya informasi itu.”

Frenda memberikan penyangkalan sederhana itu, dan Mugino berhenti bergerak sejenak dan mengatakan, “Mh?”

Lalu gadis yang memakai mantel lengan pendek itu melihat ke Hamazura.

“Hamazura. Kirimkan detail insiden itu ke ponsel semuanya.”

“Oke, oke.” Seperti itulah jawaban setengah hati dari Hamazura.

Dia tidak bisa mengeluhkan apa yang diinstruksikan padanya. Ini adalah pekerjaannya. Dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan data yang tersimpan di dalamnya ke anggota-anggota ITEM selain Mugino.

“Hmm.”

Semua anggota ITEM memeriksa informasi di ponsel masing-masing.

Dan yang muncul di layarnya adalah sebuah video porno yang telah diunduh Hamazura dari internet.

Keempat anggota ITEM segera menutup ponsel mereka. Ketika mereka melihat Hamazura dengan pandangan jijik, pintu hatinya terbanting menutup. Dia menutup hatinya erat-erat dan mengirimkan elevator hatinya ke bawah untuk berlindung di dalam bunker nuklir untuk hatinya.

“Tidak, tunggu!! Biar aku ulang! Ada kesalahan!!”

Index v15 068.jpg

Hamazura Shiage pernah menjadi pemimpin lebih dari 100 orang berandalan Skill-Out, dan sekarang dia harus menjelaskan kelakuannya dengan suara keras.

Tapi keempat anggota ITEM merespon dengan...

“Hamazura...”

“Pada dasarnya, kau ini menjijikkan, Hamazura.”

“Jadi bunny girl itu super hit untukmu, Hamazura?”

“Jangan khawatir, Hamazura. Aku mendukungmu.”

Hamazura sedikit gemetar karena kata-kata halus mereka dan memastikan dirinya mengirimkan informasi tentang usaha pembunuhan Oyafune Monaka pada mereka.

Ketika dia melakukannya, Kinuhata berbicara dengan terkejut.

“Oh, ini adalah rencana super milik SCHOOL. Tapi aku super yakin kita telah menyingkirkan sniper mereka tiga hari yang lalu...”

“Mereka mungkin cuma menyewa sniper yang baru. Yah, kurasa ini berarti mereka mengabaikan ‘peringatan’ dari kita.”

“Pada dasarnya, bukankah saat itu kita juga berdebat tentang alasan mereka mengincar Oyafune Monaka?” Frenda menusuk isi kaleng makerelnya dengan garpu sambil bicara. “Oyafune ada di dalam Dewan Direktur, tapi pada dasarnya dia tidak berguna. Dia tidak memiliki pengaruh besar, jadi tidak ada artinya membunuhnya. Dan meskipun begitu...”

“SCHOOL bersusah-susah menggantikan sniper mereka yang hilang dan mengabaikan ‘peringatan’ kita demi membunuh Oyafune,” Takitsubo menambahkan apa yang telah Frenda katakan tanpa berpikir.

Mugino mengangguk santai.

“Tidak ada artinya membunuh Oyafune Monaka. Dan meskipun begitu SCHOOL tetap memaksakan diri mereka untuk menembaknya sesuai jadwal, mengetahui kita sedang mengawasi mereka. Kenapa mereka melakukan itu? ...Ya, Hamazura-kun!”

Hamazura melonjak terkejut karena kata-katanya.

(Hah!? Kenapa dia memasukkanku ke dalam percakapan seolah-olah ingin aku mengatakan hal yang menarik!? Jangan fokus padaku di situasi seperti ini!!)

“U-um, yah!! Tunggu sebentar! Sudah di ujung lidah. Berikan aku sedikit waktu dan aku akan menjawabnya!!”

Dia memberikan jawaban penuh energi, tapi sebenarnya tidak mengatakan apapun di dalam jawaban itu.

Dan keempat anggota ITEM merespon dengan...

“Ayolah, Hamazura...”

“Pada dasarnya, betapa paniknya kau membuatku sangat jijik.”

“Ada super banyak jenis dari menjijikkan, tapi kau ini adalah jenis yang paling buruk, Hamazura.

“Jangan khawatir, Hamazura. Aku tetap mendukungmu bahkan ketika semua orang menyebutmu menjijikkan.”

Gadis-gadis itu menghela napas kecewa. Hamazura si Level 0 berlutut dan berhenti bergerak.

Mugino mengabaikannya dan bicara.

“Yah, seperti yang sudah kita katakan, tidak ada artinya membunuh Oyafune Monaka. Ini tidak bisa disangkal. Dan meskipun begitu, SCHOOL tetap memilihnya sebagai target. Jadi mungkin mereka memilih Oyafune sebagai target mereka karena tidak ada artinya membunuhnya.”

“Karena tidak ada artinya? Aku super tidak mengerti.”

“Oh, kau tahu. Mungkin SCHOOL tidak peduli siapa targetnya. Mungkin selama pembunuhannya menghasilkan gangguan, mereka menginginkan seorang VIP yang kematiannya tidak memberikan efek besar. Dengan kata lain, mereka memilih VIP dengan keamanan terlemah.” Mugino terdengar seperti sedang menikmati ini. “VIP-VIP lain...yah, mari pikirkan tentang Dewan Direktur saja. Tidak ada anggota lain yang memberikan pidato di luar ruangan pada saat ini. Dan si berengsek Shiokishi memakai powered suit 24 jam sehari 7 hari seminggu. Mustahil mereka bisa menembak orang seperti itu dengan sukses, jadi aku pikir mereka memilih orang yang lebih mudah untuk diincar. Dan, sejujurnya, keamanan Oyafune Monaka cukup longgar.”

“...Pada dasarnya, aku merasa kasihan dengan Oyafune.”

“Kalau aku benar, jadi apa yang diinginkan SCHOOL? Inilah kenapa sebuah sistem untuk memastikan keamanan para VIP itu penting.”

Mugino membusungkan dadanya yang jelas-jelas besar sambil bicara.

“Dimulai dengan dua belas anggota Dewan Direktur, ada banyak orang dan organisasi-organsisasi yang diakui sebagai VIP di Academy City. Keamanan mereka lebih baik dibandingkan keamanan biasa dan, ketika nyawa mereka dalam bahaya, banyak orang yang dipanggil dari berbagai tempat. Jalur yang harus dilalui ambulans mereka ditutup dan orang-orang besar dari berbagai industri medis berkumpul di rumah sakit untuk mereka.

“Dengan kata lain,” Mugino berhenti sejenak, “apa yang kalian pikir akan terjadi jika ada orang yang mencoba membunuh seorang VIP?”

“Banyak orang akan dipanggil untuk melindungi fasilitas tempat VIP itu akan dirawat. Periset dan peralatan khusus, semua yang diperlukan, akan dibawa ke sana. Ah, hahhh. Kelihatannya SCHOOL ingin melakukan sesuatu di tengah semua kekacauan itu.”

“Metode yang sangat membosankan,” tambah Kinuhata.

“Memang benar mereka bisa menciptakan sebuah ‘celah’, tapi ini kurang memiliki kepastian. Memanggil keamanan yang lebih banyak tidak memiliki banyak efek ke Distrik 23, atau ke ‘gedung tanpa jendela’. Yang dihasilkan dari tindakan ini hanyalah mengganti target mereka dari ‘fasilitas yang mungkin diserang’ menjadi ‘fasilitas yang dinaikkan menjadi tingkat bisa diserang untuk sementara’.

“Ini mungkin adalah semacam asuransi. Kalau SCHOOL serius, mereka bisa mendobrak masuk ke hampir semua fasilitas.

“Tapi,” tambah Mugino, “untuk menjalankan asuransi ini, mereka harus mendapatkan sniper baru dengan cepat dan menjalankan rencana mereka, pembunuhan Oyafune Monaka. Mereka pasti cukup tegang hingga melakukan semuanya sesuai urutan.”

“Jadi, pada dasarnya, Oyafune Monaka cuma sebuah asuransi kecil, dan SCHOOL masih berencana menyerang target asli mereka, siapapun atau di mana pun itu?”

“Ya,” Mugino mengangguk cepat.

Hamazura bicara dengan gugup.

“...Tunggu. Jadi itu benar-benar ‘percobaan’ pembunuhan?”

“Mungkin tidak begitu masalah. Meskipun Oyafune mati, diperlukan banyak tenaga manusia untuk melakukan CPR, otopsi, dan menganalisa tubuhnya. Bagaimanapun juga, dia adalah VIP tingkat tertinggi sebagai salah satu dari dua belas anggota Dewan Direktur. Mereka akan menggunakan semua teknologi misterius Academy City untuk menanganinya.”

“Uegh,” respon Hamazura jijik.

Mugino meneruskan seolah-olah Hamazura tidak pernah mengeluarkan suara.

“Kita perlu melihat fasilitas mana yang memiliki keamanan yang tidak mencukupi karena percobaan pembunuhan Oyafune Monaka. ...Tidak. Itu tidak cukup. Kita juga perlu melihat apa yang berubah jika pembunuhan itu berhasil. SCHOOL pasti telah menciptakan situasi di mana mereka bisa bergerak entah sniper mereka berhasil atau gagal. Jadi harusnya ada sebuah fasilitas yang keamanannya berkurang dalam kedua situasi itu. Dan kemungkinan besar itu adalah tempat SCHOOL muncul selanjutnya.”

Mugino Shizuri berdiri dengan penuh tenaga dari kursinya.

Dia bicara pada Hamazura tanpa melirik sedikit pun ke arahnya.

“Hamazura, carikan mobil untuk kami. Tampaknya kami perlu bergerak sebentar lagi.”

Hamazura jengkel karena cara bicara Mugino yang begitu mementingkan diri sendiri, tapi dia tidak bisa membantah.

Dia hanya berada di sana untuk melakukan pekerjaan bawahan.

“Sialan. Aku dulu adalah pemimpin lebih dari seratus anggota Skill-Out...”

Kata-kata itu tanpa sengaja keluar dari bibirnya.

“Itu benar. Jadi?”

(...Sialan.)

Kali ini dia mengumpat di dalam hatinya, bukan keras-keras, dan meninggalkan restoran keluarga itu untuk mencari mobil.



Part 3

Unabara Mitsuki sedang berada di dalam sebuah gedung berpenghuni banyak di Distrik 10.

Gedung itu memiliki banyak tempat kosong dan dia sedang berada di dalam salah satu kamar yang tidak disewa siapapun. Mungkin karena fakta bahwa satu-satunya penjara anak Academy City berada tepat di luar jendela.

Ada beberapa lusin pria bersenjata di kamar yang kecil itu, dan ada empat figur setingkat bos yang berdiri berbaris. Senjata-senjata, laptop, alat penyamaran, dan krim tangan milik mereka berada di atas sebuah meja bisnis yang ditinggalkan oleh seseorang di sana.

(...Ini benar-benar tidak sesuai rencana.)

Sekarang, dia bukanlah “Unabara Mitsuki”.

Dia telah melawan salah satu penyerangnya dan “meminjam” wajah si penyerang.

(Dia cukup lemah, jadi aku tidak menyangka dia adalah salah satu figur sentral organisasi ini...)

Rencananya adalah menyamar menjadi anggota kelas teri, mencari waktu yang tepat untuk menjalankan tugas atau semacamnya, lalu menyelinap pergi dari grup itu, tapi tampaknya orang yang dikalahkannya adalah salah satu dari anggota setingkat bos.

Ini berarti menyelinap kabur akan menjadi sulit. Semua yang dia lakukan akan mencolok dan grup itu bergerak bersamanya ke mana pun dia pergi.

Karena ini, dia belum menemukan kesempatan bagus untuk kabur dan terpaksa bergerak dari Distrik 7 ke Distrik 10.

“Ada apa, Yamate?” tanya sebuah suara yang datang dari sampingnya.

Seorang wanita tinggi berdiri di sana. Dia langsing, tapi tubuhnya dipenuhi otot-otot yang keras. Dia bukan terlihat tegang, tapi lebih seperti dipahat dari batu. Dilihat sekilas, kau bisa mengetahui bahwa dia bekerja dalam semacam bisnis bawah tanah, tapi, dari apa yang Unabara dengar, dia pernah menyamar ke dalam markas Skill-Out.

Setelah memikirkan semua itu, Unabara memikirkan kembali tentang apa yang dikatakan wanita berotot itu kepadanya.

Yamate.

Tampaknya, itu adalah namanya sekarang.

“Tidak ada apa-apa.”

“Fokuslah. Kesuksesan rencana ini tergantung pada kekuatanmu.”

Semua yang dikatakannya sangat sopan. Bisa terdengar seperti sedang berbaik hati, atau dia sedang meremehkan Unabara.

“SCHOOL sudah mulai bergerak,” kata seorang pria besar mirip beruang. “Memang kitalah yang mengirimkan info tentang Management pada mereka, tapi... Tch. Apa mereka tidak bisa menunggu sedikit lebih lama untuk mengambil tindakan?”

“Kelihatannya ini tidak akan mudah. Mengecoh Academy City itu sulit. Tapi karena itu jugalah kita tidak bisa menyerah sekarang.”

(...)

Unabara menyortir informasi yang dia miliki sambil mendengarkan wanita itu.

Sepertinya organisasi ini disebut dengan BLOCK.

Sepertinya organisasi ini memiliki tingkat kerahasiaan dan otoritas yang sama seperti GROUP.

Sepertinya mereka merencanakan sesuatu, tapi organisasi lain, SCHOOL, telah mengambil tindakan di hari yang sama sebelum mereka sempat melakukan rencana mereka, dan ini menghalangi mereka.

Demi membenarkan kesalahan ini sebanyak mungkin, BLOCK telah menutupi gerakan SCHOOL dengan ledakan itu. Itulah bagaimana Unabara terlibat dengan semua ini.

(Dan...)

BLOCK telah menyerah menangani efek dari tindakan SCHOOL, dan sekarang berganti ke menjalankan rencana mereka.

(SCHOOL dan BLOCK. Ini kedengaran sedikit rumit...)

Lalu si wanita berotot berbicara pada pria besar mirip beruang.

“Bagaimana dengan kau-tahu-siapa?”

“...Oh, pria di telepon? Itu tidak akan menjadi masalah. Orang-orang di dalam powered suit yang bertindak untuknya sedang sibuk menangani dampak di Avignon. Pria di telepon tidak bisa melakukan banyak hal sekarang. Dia berada dalam masalah. Dia biasanya memberikan perintah yang diterimanya dari atas, tapi ketika kita mulai mengamuk, dia mungkin akan disalahkan dan dieksekusi. Dan juga, Hound Dog[2] dan pimpinannya, Kihara Amata, hancur di Insiden 0930, jadi mereka tidak akan menghalangi kita.”

(Tampaknya, organisasi ini juga memiliki seseorang yang memberikan perintah pada mereka, sama seperti GROUP.)

Tapi, tidak jelas apakah orang di telepon adalah satu orang atau beberapa orang. Beberapa orang bisa memerintah sebuah organisasi, atau tiap organisasi bisa memiliki seseorang yang mengepalai mereka. Bahkan mungkin terlihat seperti ada beberapa orang yang memerintah, padahal hanyalah satu orang yang mengubah suaranya. Semuanya tidak diketahui.

(Yah, entah satu orang atau beberapa orang, orang di telepon itu tidak mungkin sebuah grup yang besar. Mereka kelihatan terlalu responsif untuk sebuah grup besar.)

Unabara menyingkirkan masalah suara di telepon. Dia berkonsentrasi pada percakapan BLOCK dan mulai berpikir tentang struktur organisasnya.

(Paling tidak, sekarang mereka jelas tidak bergerak karena perintah orang-orang kelas atas Academy City. Apa yang mereka rencanakan ketika powered suit tidak ada?)

Unabara melirik ke samping. Pria-pria anggota organisasi bawahan milik BLOCK sedang berdiri di sana. Mereka sedang membantu pemberontakan yang nyata, tapi...

(Berapa dari mereka yang menyadarinya?)

Meskipun kelas atas memberi tahu mereka bahwa ini keadaan darurat dan memerintahkan mereka untuk berkumpul di Titik A, di dunia bawah tanah kota ini, perintah itu cukup sering adalah sebuah kebohongan. Di dunia ini yang rumit dengan motif terselubung, tidak ada orang yang menerima perintah dengan percaya begitu saja. Pada akhirnya, kau memercayai dan bertindak dengan apa yang kaulihat dengan kepalamu sendiri. Ada informasi yang sangat mungkin adalah kebohongan dan BLOCK yang akan menembak mati dirimu jika kau mengkhianati mereka. Jika kau harus memercayai salah satunya, kau akan memilih yang kedua. Itu adalah cara untuk tetap hidup.

(Ini benar-benar hukuman dari langit. Mereka selalu membohongi bawahan mereka, jadi kredibilitas informasi mereka pada akhirnya akan jatuh.

“Oke,” kata si pria besar mirip beruang seolah-olah telah menyelesaikan sesuatu. “Aku tidak akan membiarkan siapapun menunda ini lebih lama lagi. Ayo mulai. Cukup dengan BLOCK. Aku tidak akan terus bekerja di bawah petinggi-petinggi itu seperti ini.”

Dia tidak mulai bergerak setelah mengatakan itu. Sebaliknya, dia memeriksa area itu.

Unabara menanyakan sebuah pertanyaan.

“Ada apa?”

“Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin melakukan pemeriksaan keamanan yang biasa lebih dulu.”

Pria besar mirip beruang itu menepukkan kedua tangan besarnya sambil mengatakan itu. Dengan sinyal itu, seorang gadis muram dengan tenang melangkah maju.

“Tetsumou. ...Kita perlu menggunakan Skill Polygraph[3] milikmu. Kita perlu memastikan tidak ada pengkhianat di antara kita.”

“Oke. Yang bisa kulakukan memang cuma membaca pikiran orang.”

(...!?)

Unabara Mitsuki pikir keterkejutannya akan tampak di wajahnya.

Dia berpura-pura mengambil krim tangan yang berada di atas meja bisnis dengan santai, dan melihat sekeliling. Demgam empat anggota BLOCK (termasuk Unabara) dan organisasi bawahannya, ada lusinan orang di sana. Akan sangat buruk jika dia terciduk di sini.

“Oh, dan biar kukatakan satu hal. Tepat ketika kau menolak untuk ‘dibaca’, aku akan menganggapmu sebagai pengkhianat. Aku menyukai transparansi.”

Setelah pengumuman pria besar itu, gadis yang bernama Tetsumou itu mulai menggenggam tangan rekannya satu demi satu. Suara mekanis yang tidak seperti manusia keluar dari mulutnya ketika melakukan ini.

“Saku Tatsuhiko. Umur: 28. Pemimpin BLOCK. Tugas utamannya adalah mengawasi tingkat kooperasi dari institusi-institusi rekan di luar Academy City.”

Setelah pria besar mirip beruang tu adalah si wanita berotot.

“Teshio Megumi. Umur: 25. Anggota resmi BLOCK. Sebagai seorang anggota Anti-Skill, dia...!?”

Ekspresi Tetsumou tiba-tiba berubah aneh. Untuk sesaat, atmosfer menakutkan membalut area itu, tapi Teshio sendiri tidak terlihat khawatir.

“...Kau tidak perlu membaca sampai sejauh itu. Kenapa anak itu tidak memiliki orang tua dan tidak bisa bicara bukanlah masa lalu yang enak dilihat.”

Tetsumou menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya ke arah Unabara.

Saat itulah botol krim tangan yang dipegang Unabara terlepas.

“...Ah, maaf.”

Botol itu berguling ke arah seorang anggota organisasi bawahan. Ketika Unabara mengulurkan tangannya untuk mengambilnya, si pria muda mendekat dan memberkan botol itu padanya.

“Selagi kau ada di sini, kau boleh dibaca lebih dulu,” undang Unabara.

Pria muda itu kebetulan melangkah tepat ke depan Tetsumou, jadi dia memotong urutan pemeriksaan, dan mengulurkan tangannya ke arah Tetsumou. Kelihatannya dia ingin agar pemeriksaan dirinya cepat selesai.

Hal itu terjadi ketika keduanya berpegangan tangan.

“Gaaaaaaahhhhhh!?”

Tangan Tetsumou dan si pria muda meledak menjadi api merah. Dengan suara ledakan, darah berterbangan ke udara; beberapa jari juga. Tetsumou memegangi tangan kanannya, tapi rasa sakit dan hilangnya darah terlalu berat untuknya, menyebabkannya tumbang ke tanah dan berhenti bergerak.

Si pria muda buru-buru pergi menuju kotak P3K, tapi si pria besar mirip beruang menghentikannya.

“Apa yang baru saja kaulakukan?”

“Aku tidak tahu. Aku tidak tahu sama sekali apa yang terjadi!”

“Hal macam apa yang kaulakukan!?”

“Aku juga seorang korban di sini!!”

Saku tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia menarik pistol miliknya dari sarungnya, menekan barel senjatanya di antara mata si pria muda, lalu menarik pelatuknya.

“Tunggu. Aku tidak melakukan ap-...!?”

Si pria muda benar-benar tercengang, tapi sebuah tembakan terdengar.

Si pria muda yang berlumuran darah jatuh ke lantai.

Saku memandangi mayat bernoda merah itu dan berbicara.

“...Yah, paling tidak kita menemukan dia sebelum kita mulai bergerak. Apa yang dilakukannya?”

“Sekarang apa yang kita lakukan? Apa kita meneruskan pemeriksaan ini?”

Saku menggelengkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Unabara. Kelihatannya Tetsumou tidak bisa berguna lagi.

“Tidak ada waktu untuk mencari pengganti. Kita akan menyiapkan alat konfirmasi nanti.”

Dia kelihatan tidak tertarik pada Tetsumou dan memerintahkan beberapa anggota bawahan untuk mengurus tubuhnya.

(...)

Unabara melirik mayat pria muda yang tergeletak tak bergerak di lantai.

Sebelum si pria muda berpegangan tangan dengan Tetsumou, dia telah memberikan botol krim tangan itu kepada Unabara. Ketika melakukan ini, Unabara menggosokkan krim di telapak tangannya ke tangan si pria muda. Dan sejumlah kecil peledak cair telah dicampurkan ke dalam krim itu.

Unabara menggosokkan krim tangan ke telapak tangannya. Kali ini, krim itu dicampurkan dengan bahan kimia yang akan menghilangkan peledak cair itu.

(Dia mungkin adalah seorang musuh, tapi... Tidak, aku tidak boleh berpikiran seperti itu sekarang.)

Unabara tidak membiarkan pikirannya tampak di wajahnya dan Saku berbicara seolah sudah menenangkan dirinya sendiri.

“Sekarang. Bagaimana kalau kita mulai?”

Ada sebuah laptop di depannya.



Part 4

Suara alarm elektronik berdering di dalam RV.

Anggota GROUP telah selesai makan siang mereka secara terpisah, dan sekarang sedang mendiskusikan rencana mereka tentang investigasi yang akan datang, tapi diskusi mereka segera dipotong.

Suara panik dari supir/operator keluar dari speaker mobil itu.

“K-keadaan darurat! Aku akan mengirimkan datanya pada kalian sekarang!!”

Accelerator dan yang lainnya melihat ke arah speaker tempat suara itu berasal.

Sebuah peta Academy City muncul di layar yang berada di dinding yang memisahkan area tempat tinggal di belakang dengan kursi supir di depan.

“Pusat Isolasi Virus di Distrik 5?”

“Itu adalah fasilitas di mana virus komputer yang dibuat di Academy City dianalisa dan software antivirus dibuat. ...Kelihatannya ada yang sedang meretasnya,” kata Tsuchimikado sambil membaca barisan-barisan huruf yang terus bermunculan.

Meskipun mereka mengetahui insiden ini, mereka tidak pernah sekali pun berpikir untuk menghubungi Anti-Skill dan meminta bantuan. Masalah yang bisa diselesaikan oleh orang biasa tidak akan sampai ke GROUP. Jika Anti-Skill bisa menyelesaikan semua masalah, GROUP tidak akan pernah dibentuk.

Accelerator berbicara seolah-olah mendapati tugas ini sangat menjengkelkan.

“Apa kita benar-benar harus bertindak di sini? Kau bilang ada banyak organisasi lain seperti GROUP. Apa kita tidak bisa menyerahkan ini pada salah satu dari mereka?”

“Kita punya tugas-tugas yang berbeda, jadi tidak ada garansi mereka akan melakukan tindakan tentang ini. Dan tinggi kemungkinannya salah satu dari organisasi itu telah mengkhianati Academy City. Kita yang harus pergi.”

Tsuchimikado melanjutkan.

“Pusat Isolasi Virus itu memiliki sejumlah virus yang berum dianalisa dan sejumlah virus eksperimental yang dengan sengaja diciptakan oleh periset Academy City. Kalau virus-virus itu keluar... Yah, akan terjadi kepanikan.”

“Seberapa jauh ‘keluar’ maksudmu?” kata Musujime dengan senyum penuh arti di wajahnya.

Ada selisih 20 atau 30 tahun antara teknologi ilmiah di dalam Academy City dan di luarnya. Hal yang sama berlaku untuk virus. Sebuah virus generasi lama bagi mesin di Academy City akan menjadi ancaman yang benar-benar tidak diketahui bagi mesin-mesin di “luar”. Dan jika virus baru yang bahkan tidak bisa ditangani oleh software antivirus milik Academy City bocor ke “luar”...

“Aku cukup yakin keamanan Academy City lebih fokus pada menjaga apa-apa yang keluar dibandingkan menjaga apa-apa yang masuk. Jadi harusnya ada sebuah fasilitas untuk ini.”

“...Terminal Koneksi Eksternal.”

Academy City terputus dari internet biasa dan jaringan khusus Academy City telah diciptakan. Semua jalur-jalur eksternal yang terhubung ke internet harus melewati sebuah Terminal Koneksi Eksternal untuk melakukan kontak dengan jaringan khusus.

“Masing-masing ada satu terminal di utara, timur, barat, dan selatan, ‘kan?”

Mereka mendengar suara bising statik dari speaker RV. Supir/operator terpaksa berbicara.

“Pemutusan darurat dari Terminal Koneksi Eksternal telah dimulai. Terminal utara di Distrik 3 terputus. Terminal timur di Distrik 12 terputus. Terminal selatan di Distrik 2 terputus. ...!? Terminal barat di Distrik 13 tidak merespon! Aku tidak bisa mengonfirmasikan apakah sudah terputus atau tidak!!”

“Ha ha! Satu lagi rencana yang mudah dimengerti!!” Accelerator tertawa setelah mendengar pengumuman itu.

Tsuchimikado tersenyum menantang.

“Kemungkinan besar, mereka sedang memancing kita. Aku tidak tahu siapa, tapi kelihatannya mereka ingin dihapus dari dunia ini.”

RV itu mulai menuju Distrik 13.

Suara supir yang terdengar gugup keluar melalui speaker.

“B-bagaimana dengan percobaan pembunuhan Oyafune Monaka-san?”

“Kita akan menanganinya nanti.”

“Sebenarnya, mungkin SCHOOL juga berada di balik kejadian ini.”

“Um... Bagaimana dengan Unabara-san?”

“Kita tidak pernah berencana menyelamatkannya.”



Part 5

Hamazura Shiage sedang kehilangan ketenangan pikirannya karena suara bip elektronik di sebuah gang.

Suara itu datang dari terminal portabel di kantung Mugino Shizuri.

“Hei, apa tidak apa-apa, tidak menjawabnya?”

“Tidak masalah, tidak masalah. Kalau aku tidak menanganinya, orang lain akan melakukannya.”

Meskipun begitu, terminal komunikasi itu terus mengeluarkan suara bip. Begitu bersikerasnya hingga Mugino mulai gemetar marah, menggenggamnya dengan penuh tenaga, lalu berteriak ke terminal itu seolah-olah mencoba menggigitnya.

“Tutup mulutmu, dasar idiot berengsek!! Apa kau tidak bisa lihat aku sedang tidak ingin menjawab!?”

“Selalu saja begini denganmu! Aku juga tidak menghubungimu karena aku ingin!!”

Pembicaraan mereka tidak berada di mode speaker, tapi suaranya dengan mudah mencapai Hamazura yang mendengarkan dari samping. Yang bicara adalah si wanita misterius yang selalu memberikan perintah pada ITEM.

“Ada keadaan darurat di Pusat Isolasi Virus Distrik 5, jadi kalian harus pergi dan menanganinya!”

“Ehh?”

“Tidak, jangan bilang ‘Ehh?’! Kau selalu saja begini! Grup powered suit sedang sibuk mencari mayat seseorang bernama ‘Terra dari Kiri’ di Avignon. Jadi bergeraklah!!”

“Aku sedang sibuk sekarang, jadi bisakah kami menangani ini nanti?”

Nada suara Mugino benar-benar menjelaskan bahwa dia tidak ingin melakukan ini.

“Kau selalu saja begini!” si wanita di telepon berteriak balik. “Seperti yang aku yakin kau tahu, tugas ITEM adalah menghilangkan dan menghapus elemen-elemen kerusuhan di Academy City. Jadi sekarang lakukanlah tugasmu!”

“Yeah, tapi...”

“Dan kau membunuh sniper SCHOOL sebelumnya, ‘kan? Kau bilang Oyafune Monaka tidak akan dibunuh, ‘kan? Selalu saja begini! Kalau apa yang kau bilang itu benar, jadi kenapa semuanya menjadi seperti ini!? Aku pikir semua itu sudah selesai, jadi aku melaporkan bahwa tingkat bahayanya sudah turun... Akulah yang marah di sini, jadi fokuslah!!”

Dia seperti sedang meneriaki pelayan yang salah mencatat pesanan.

“Sialan. Ya sudah... Aku akan meminta orang lain untuk menangani Pusat Isolasi Virus, jadi tulis laporan tentang percobaan pembunuhan itu untukku. Dan selesaikan secepatnya.”

“Maaf, tapi itu tidak akan terjadi.”

“Dan kenapa tidak!?”

“Karena kami akan pergi membunuh semua bedebah di dalam SCHOOL.”

Suara wanita yang mengeluh itu tiba-tiba berhenti.

“Umm, apa kau bisa memastikan kalian menembak tiap anggotanya paling tidak sepuluh kali untukku?”

“...Oke, itu aneh. Sebagai manajer kami, bukankah kau harusnya berusaha menghentikan kami?”

“Jangan khawatir, anak buahku. Aku telah membenci SCHOOL sejak lama. Dan semua yang membuatku khawatir harus dihilangkan dari bumi!!

“Gah ha ha ha ha!!” wanita itu tertawa seperti seorang komandan militer, lalu menutup panggilannya.

Sambil memasukkan terminal portabelnya ke dalam kantung, ekspresi Mugino kelihatan seperti bertanya apakah orang seperti itu benar-benar pantas menjadi manajer organisasi ini. Lalu dia melihat sekelilingnya.

“Hei, Hamazura. Apa kau benar-benar bisa mendapatkan mobil untuk kita?”

“Kau benar-benar membuatnya terdengar biasa-biasa saja... Tapi kurasa aku bisa.”

Sambil bicara, Hamazura mendekati sebuah kendaraan penumpang yang diparkir di jalan. Ada sebuah fiberscope di sebuah konektor di bagian bawah ponselnya yang dia gunakan untuk mengirimkan serat optik yang lebih tipis dari somen[4] ke dalam lubang kunci untuk memeriksa peletakan pin kunci. Hamazura menggunakan imej bagian dalam lubang kunci yang terlihat di layar ponselnya untuk membantunya menggunakan sejumlah kawat untuk membuka kunci pintu itu.

Hamazura naik ke kursi supir dan memeriksa lubang kunci untuk mesin di bawah setir.

“Hah, itu kemampuan yang berguna,” kata Mugino dengan kekaguman nyata di suaranya sambil naik ke kursi penumpang di samping supir.

Kinuhata, Frenda, dan Takitsubo duduk di jok belakang. Mobil itu adalah mobil empat pintu yang dibuat untuk keluarga, sepert taksi-taksi di area itu, tapi memang terasa sedikit sempit dengan lima orang di dalamnya.

“Ke mana kita pergi?”

“Akademi Putri Kirigaoka di Distrik 18. Ada laboratorium teknik partikel di dekatnya. Itulah satu-satunya tempat di mana kerusuhan karena Oyafune menghasilkan sedikit ketidakberaturan dengan penjaga swasta yang dipanggil dan beberapa peralatan dipindahkan darinya. Keamanan di sana sekarang tidak mencukupi karena itu. Cukup mudah untuk melihat rencana mereka di sini.”

“Cuma ada satu tempat? Rencana sederhana.”

“Maaf, aku lupa menyebutkan kalau ada beberapa tempat, tapi ini adalah satu-satunya yang memiliki keuntungan.”

“Aku mengerti,” jawab Hamazura begitu saja. “Tapi teknik partikel? Kalau itu benar-benar target dari SCHOOL, apa yang mereka inginkan?”

“Entahlah. Tapi ini lebih baik dibandingkan menangani masalah Oyafune Monaka itu, ‘kan? Jadi ayo pergi dan bersihkan kekacauan yang ditinggalkan bedebah lain ini.”

“Hmm,” kata Hamazura sambil dengan mudah menghidupkan mesin.

Suara Takitsubo terdengar dari jok belakang.

“Hamazura, apa kau punya SIM?”

“Kau tidak perlu sebuah kartu untuk mengemudi; kau hanya perlu kemampuan.”

Setelah menjawab, Hamazura meluncur dengan mulus di mobil bertransmisi otomatis itu.



Part 6

Accelerator dan yang lainnya menuju ke Distrik 7 di dalam RV.

Tsuchimikado melihat jam tangannya dengan khawatir.

“...Ada sepuluh menit lagi sebelum kita sampai ke Distrik 13.”

Terminal barat belum diputuskan, tapi mereka bisa memutuskan akses dengan pergi ke sana dan melepaskan kabelnya secara langsung. Pejabat-pejabat tegas yang menangani dana kota tidak menyukai metode seperti itu, tapi tidak banyak pilihan yang tersisa.

Tapi alarm elektronik mulai berdering lagi.

Tsuchimikado berteriak sebagai respon.

“Kali ini apa!?”

“Peretasan di Distrik 23 dikonfirmasi! Sebuah pusat kontrol satelit milik sebuah laboratorium teknik penerbangan sedang terkena selangan elektronik!!”

(Satelit?) pikir Accelerator sambil mengernyit.

Satu-satunya satelit yang diluncurkan Academy City ke atas sana adalah sebuah satelit mata-mata yang secara resmi disebut sebagai satelit cuaca. Menggunakan itu, seseorang bisa mengamati Academy City dan area di sekelilingnya dengan detail sempurna, tapi...

“Ini terus menjadi semakin menarik. Hikoboshi II[5] memiliki laser serangan darat kaliber besar yang terpasang di atasnya, ‘kan?”

“Ini buruk. Peretasan di Pusat Isolasi Virus masih berlangsung, ‘kan?” tambah Musujime.

“Mereka sedang berusaha memisahkan tim penanganan. Pusat Isolasi Virus cuma tipuan untuk mencegah kita menggunakan kekuatan penuh, tapi itu tidak berarti kita bisa mengabaikannya begitu saja. Menjadi umpan tidak mengubah besarnya kerusakan yang dilakukan.”

“Apa kau pikir ini juga pekerjaan SCHOOL?”

“Aku tidak tahu. Mungkin saja organisasi lain.”

“A-apa yang akan kalian lakukan!? Kalian ingin aku mengantar kalian ke mana!?”

“Ha ha. Bukankah sudah jelas?”

Sambil bicara, Accelerator menendang pintu samping RV itu dengan bagian sol kakinya.

Dia pasti telah menekan saklar elektrodanya, karena kekuatan konversi vektornya menyebabkan pintu metal itu terbang ke jalan.

Tsuchimikado berteriak ke arahnya.

“Accelerator!!”

“Aku tidak suka berurusan dengan umpan dari bedebah-bedebah itu. Aku menuju ke Distrik 23. Aku akan menghentikan peretasannya dengan menghancurkan antena raksasa yang digunakan untuk mengontak satelit itu. Kalian bisa menangani pekerjaan-pekerjaan remeh itu tanpaku.”

Setelah mengatakan yang ingin dikatakannya, Accelerator melompat keluar dari mobil tanpa ragu.

Lompatannya membawanya dalam jalur yang tidak alami. Dia melewati pembatas tengah jalan dan mendaraat di kursi penumpang sebuah mobil convertible yang sedang berjalan di arah berlawanan. Orang biasa akan hancur oleh perbedaan kecepatannya, tapi ini bukan masalah dengan bantuan beberapa vektor.

Orang yang paling kebingungan adalah pengemudi mobil itu.

“Wa wa!? A-apa? Apa!?”

“Aku akan membayar bensin dan tenagamu.”

Si pengemudi mendengar suara kecil.

Dia bisa merasakan sesuatu menekan pipinya, tapi dia tidak bisa menggerakkan lehernya. Dia bisa melihat sebuah potongan metal warna hitam yang terlihat seperti pistol dari kaca spion.

“Bawa aku ke Distrik 23. Dan jangan pindahkan matamu dari jalan.”



Part 7

(Aku bosan.)

Itulah yang dipikirkan Hamazura Shiage ketika duduk di kursi pengemudi mobil curiannya, yang sedang terparkir di sisi jalan.

Dia sedang berada di dekat Akademi Putri Kirigaoka di Distrik 18. Sekitar seratus meter di depannya adalah sebuah gedung berbentuk persegi. Itu adalah laboratorium teknik partikel yang sedang diserang SCHOOL dan ITEM sedang mencegat mereka. Pertarungan besar pasti sedang memanas antara kedua organisasi itu.

Hamazura mengerang sambil melihat ke arah bangunan itu.

“Wow... Hampir setengah gedung telah hancur dan ada semacam sinar yang ditembakkan. Itu pasti Mugino Shizuri. Dia menggunakan kekuatan Level 5-nya dengan serius seperti biasanya.”

Gedung dari beton yang diperkuat itu sedang rubuh dengan awan debu abu-abu. Hamazura bisa merasakan tanah yang bergetar bahkan di dalam mobil curian itu.

(Level 5, eh?)

Pemimpin Skill-Out sebelumnya, Komaba Ritoku, benar-benar percaya bahwa mereka bisa mengalahkan orang seperti itu.

Hamazura penasaran apakah Skill-Out masih berpikir untuk melawan setelah sekarang kehilangan pemimpinnya.

“...Tch.”

Dia mengetuk pelan setir mobil karena bosan.

Bagaimanapun juga, orang sepertinya yang lari dari Skill-Out dan sekarang bekerja untuk para esper tidak punya hak untuk mengatakan apapun tentang itu.

Dia membuka pintu sisi supir dan keluar dengan jengkel.

Karena dia harusnya tetap menjaga agar mobilnya siap meluncur untuk ITEM kapan saja, dan pengawasan zona dilarang parkir telah diperkuat akhir-akhir ini, keluar dari mobil bukanlah ide yang bagus. Tapi Hamazura ingin membuat dirinya senang.

Hari itu adalah hari libur, jadi tidak banyak orang yang berada dekat Akademi Putri Kirigaoka. Dan juga, ada tiga mobil sport yang diparkir di tempat parkir.

Hamazura terkejut ketika melihat salah satunya.

(Ohhhh!? Itu Booster model ’89, ‘kan!? Itu disebut-sebut sebagai raja mobil 4 pintu!! J-jangan, mencuri mobil yang begitu mencolok terlalu berisiko, tapi... Persetan, kita akan pulang dengan Booster!!)

Hamazura mulai mengeluarkan peralatan membuka kunci dari kantungnya sementara napasnya mulai sedikit tidak teratur karena senang, dan membayangkan knalpot rendah dari mobil terkenal yang telah menggerakkan hati para selebritis itu. Dia mendekati mobil sport kelas tinggi yang pasti dimiliki oleh orang dewasa dengan selera sempurna.

“Hamazura!!”

“Ya!?”

Hamazura buru-buru memasukkan alat-alatnya ke kantungnya dan berbalik ketika mendengar suara seorang wanita dari belakangnya.

Seorang guru wanita berjaket jersey hijau sedang berdiri di sana.

Meskipun memakai jaket jersey, wanita itu jelas memiliki bentuk tubuh yang bagus. Bahkan, dia begitu cantiknya hingga membuatmu ingin memarahinya karena memakai jaket jersey seperti itu, tapi bukan itu masalahnya bagi Hamazura.

Wanita itu adalah anggota dari musuh alami Skill-Out, Anti-Skill.

Dia cukup yakin nama wanita itu adalah Yomikawa Aiho.

“Hah? Apa yang kaulakukan di sini? Aku dengar kau ditangkap karena insiden di pusat data Universitas Dangai. Jadi itu bukan kau? Aku lega mendengarnya.”

Wanita itu berbicara padanya dengan ramah, tapi hubungan mereka tidaklah bagus, dan niat baik itu hanya berada di satu arah. Bagaimanapun juga, kenapa dia harus memiliki niat baik kepada wanita yang telah menangkapnya di jalanan pada malam hari dan melemparkan dirinya ke penjara pada empat belas kejadian yang berbeda?

“Kenapa kau ada di sini, nenek tua?”

“Kupikir itu sudah jelas.”

Sambil mengatakan ini, Yomikawa menunjuk ke arah laboratorium teknik partikel.

Hamazura meletakkan tangannya ke dahinya.

Organisasi bawahan dari ITEM bisa menutupi banyak hal, tapi kelihatannya bahkan orang seperti mereka tidak bisa menyembunyikan secara sempurna sebuah laboratorium yang sedang berada dalam proses dihancurkan.

Yomikawa berkacak pinggang dan tersenyum pada Hamazura.

“Kau tahu, aku selalu berharap kami akan bisa merehabilitasi dirimu.”

“Hah? Apa yang sedang kaubicara-...?”

“Kenapa kau membungkuk seperti sedang melihat ke dalam lubang kunci mobil itu? Kau tidak sedang memaksaku untuk mengeluarkan borgolku, ‘kan?”

Pundak Hamazura naik terkejut.

Dia tidak bisa membiarkan dirinya tertangkap di sini, jadi dia menggelengkan kepalanya berulang-ulang.

“B-bukan! Bayi!! Ada seorang bayi yang terjebak di dalam mobil itu!!”

“Apa!?” kata Yomikawa sambil buru-buru mendekati mobil itu, lalu menekan tangannya ke kaca sambil mencoba mengintip ke dalam.

Ketika dia melakukan ini, alarm mobil itu berdering.

Suara nyaring itu hanya membuat Yomikawa semakin panik, dan Hamazura bersiul, berpura-pura tidak terlibat. Saat itulah sebuah mobil station wagon yang meluncur dengan kecepatan tinggi kabur dari lab teknik partikel yang sedang rubuh itu.

“!?”

Mobil station wagon itu melesat melewati Hamazura dan Yomikawa tepat ketika Mugino Shizuri berlari keluar dari laboratorium itu. Dia menyeret sesama anggota ITEM, Takitsubo Rikou yang linglung, di tengkuk.

Mereka melompat ke jok belakang mobil 4-pintu tempat Hamazura berada sebelumnya.

“Hamazura!! Berhenti menggoda wanita itu dengan gagal dan ke sinilah! Kita harus mengikuti station wagon itu!!”

“Aku tidak sedang menggodanya!!” Hamazura balas berteriak, lalu berlari kembali ke mobil.

Sayang sekali dia tidak bisa mendapatkan Booster ’89, tapi dia juga tidak bisa mencurinya tepat di depan mata Yomikawa.

Dia telah melompat masuk ke kursi pengemudi dan menghidupkan mesin ketika Yomikawa berteriak padanya.

“Tunggu sebentar, Hamazura!! Mobil itu!?”

“Apa kau tidak bisa lihat!? Aku sudah mendapat SIM!!”

Dia mengeluarkan kebohongan yang sangat buruk itu dan menginjak pedal gas lebih dari yang diperlukan karena dia hanya ingin menjauh dari Yomikawa secepat mungkin. Mesin dan bannya mengeluarkan suara decit dan mobil keluarga itu melesat, meninggalkan guru wanita berjaket jersey di belakang.

Setelah menjauh, Hamazura menyadari sesuatu.

“H-hei, di mana Kinuhata dan Frenda?”

“Itu saja tidak cukup untuk membunuh mereka. Sekarang, station wagon itu yang harus diutamakan!!” jawab Mugino dengan suara jengkel.

Ujung mantel lengan pendeknya hangus warna hitam dan pipinya gembung seperti telah dipukul. Melihat hal itu dari spion, Hamazura mencoba membayangkan apa yang telah terjadi di lab itu.

“Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kau si #4?”

“Mereka juga punya seorang Level 5. Si berengsek bernama Kakine Teitoku. Dia #2,” jawab Mugino bersungut. “Tapi mereka juga tidak keluar tanpa luka. Kami membunuh seorang anggota SCHOOL. Walaupun kelihatannya dia bukan orang yang kuat.”

Dia mengayun-ayunkan sepotong headgear mekanis yang pasti adalah tropinya untuk mengalahkan orang itu. Benda itu akan mengelilingi 360 derajat kepala seseorang seperti cincin Saturnus dan ada sejumlah colokan di atasnya. Kabel-kabel yang muncul dari colokan-colokan itu terpotong di tengahnya, seperti rumput liar yang sudah dipotong. Hamazura tidak tahu apa kegunaan alat itu, tapi darah yang tercecer di atasnya membuat dia takut.

“Jadi apa yang akan kaulakukan ketika kita menyusul station wagon itu?”

“Membuat orang di dalamnya babak belur dan mengambil kembali bawaan mereka.”

“Bawaan mereka?”

“‘Tweezers’.[6] Manipulator tipe-dipasang untuk interferensi objek mikroskopis.”

“...Kuanggap kau tidak akan menjelaskan apa artinya itu.”

“Intinya, itulah yang diincar SCHOOL!! Kau tidak perlu mengerti. Kejar station wagon itu saja!! Tunggu, apa kita bahkan bisa menyusul mereka dengan mobil ini!?”

“Jangan khawatir.”

Bukan Hamazura yang mengatakan itu, tapi Takitsubo.

Dia sedang duduk di jok belakang dengan tangan dan kakinya terkulai lemas.

“AIM Stalker milikku bisa melacak pemilik medan difusi AIM mana pun yang telah kurekam. Walaupun mereka keluar dari tata surya, aku bisa mencari dan menemukan mereka.”

“Lihat?” tambah Hamazura tanpa berpikir. “Dengan seorang navigator sempurna seperti itu, mereka tidak akan bisa kabur. Pertanyaan yang lebih besar adalah apa yang akan kaulakukan ketika kita memberhentikan station wag-...”

Kata-kata Hamazura terpotong.

Ini karena sebuah mobil crane raksasa yang terbang dari jalan di samping.

“!?”

Dia tidak sempat memutar setirnya.

Mobil crane yang besarnya seperti monster itu menghantam bagian pusat dari mobil 4-pintu yang dinaiki Hamazura dan yang lainnya. Suara hancur bergema di otaknya. Sebagai respon dari sensor mobil, kantung udara keluar dari setir, tapi tidak terlalu berguna karena mereka ditabrak dari arah samping.

Hamazura tadinya mengemudi lurus ke depan, tapi sekarang mobil itu bergerak ke samping seolah-olah sedang didorong oleh mobil crane itu.

Kedua mobil itu menembus pagar pembatas jalan, melewati trotoar, lalu menabrak dinding sebuah gedung.

Mobil 4-pintu itu sepenuhnya lumpuh di antara beton dan mobil crane warna kuning.

Siapapun yang melakukan ini kelihatannya tidak peduli dengan menyebabkan kekacauan atau merusakkan area itu.

Kelihatannya dia berniat membunuh Hamazura dan yang lainnya.

“...Ow...”

“Sialan... Itu SCHOOL. Mereka benar-benar ingin station wagon itu kabur. Mereka mencoba memperlambat kita!!” geram Mugino.

Mobil crane itu mundur sekitar sepuluh meter. Seorang gadis berumur kira-kira 14 duduk di kursi pengemudi yang dikelilingi kaca pengaman. Dia pendek dan langsing, dan memakai gaun pendek berpunggung terbuka. Bajunya adalah jenis gaun yang biasanya dipakai oleh wanita di hostess club.[7]

Hamazura pikir gadis itu sedang berencana menabrak mereka lagi, tapi dia salah.

Gadis itu mengoperasikan sebuah tuas, dan lengan crane-nya memanjang. Ujung lengan crane itu tidak memiliki kait metal untuk mengangkat barang.

Di ujungnya adalah bola metal raksasa berdiameter beberapa meter yang digunakan untuk menghancurkan bangunan.

“Sial!!” Mugino berteriak dan membuka pintu belakang, tapi rangka mobil itu telah terlalu bengkok untuk membuka.

Hamazura menarik tuas untuk melipat kursi penumpang depan.

“Kita bisa keluar lewat kaca depan!! Cepat!!”

Dia memecahkan kaca depan yang sudah retak, lalu melompat ke kap mobil. Mugino dan Takitsubo menaiki kursi penumpang yang terlipat untuk menuju ke bagian depan.

Saat itulah bola penghancur itu datang berayun seperti pendulum.

Massa metal raksasa itu melesat ke arah mereka. Mugino keluar melalui kaca depan ke kap mobil lebih dulu, dan Hamazura segera memegang tangan Takitsubo dan menariknya keluar, tapi bola penghancur itu menghantam sisi mobil.

Terdengar suara hantaman keras.

Hempasannya melemparkan ketiganya dari atas kap ke tanah. Hamazura mencoba mengangkat kepalanya, tapi Mugino memegang bagian belakang kepala Hamazura. Dia ditekan ke tanah, dan sedetik kemudian mobil itu dilalap api dan meledak. Selamatnya mereka semua adalah hal yang mengagumkan.

Mesin mobil crane itu mengeluarkan suara yang tidak menenangkan.

Hal ini terus berlanjut bahkan ketika sejumlah orang-orang yang menonton berkumpul setelah mendengar ledakan itu.

Mugino Shizuri mendecakkan lidahnya.

“Kita berpisah di sini.”

“Kau tidak akan melawan, Nona Level 5?”

“Aku mengincar ‘Tweezers’ di station wagon itu. Aku tidak akan membuang waktu dengan anak buah kelas teri. ...Dan kekuatan milik gadis di crane itu menyusahkan.” Sambil bicara, Mugino menyeberang jalan dan masuk ke sebuah jalan kecil.

Takitsubo berlari ke arah lain.

Hamazura menuju sebuah gang di antara gedung-gedung dan berlari dengan kecepatan penuh, tapi dia mendengar langkah kaki basah yang datang dari belakangnya.

(Sial! Dia mengejar aku!!)

Tenggorokan Hamazura mengering sementara dia berlari. Memang cuma seorang gadis pendek yang mengemudikan mobil crane itu, tapi gadis itu adalah seorang anggota SCHOOL, grup yang bertarung seimbang dengan ITEM. Hamazura tidak tahu kekuatan macam apa yang dimiliki gadis itu, tapi kekuatan itu disebut “menyusahkan” oleh seorang Level 5 seperti Mugino.

Hamazura terus berlari, mulai menaiki tangga darurat metal di sisis salah satu bangunan, dan memasuki gedung itu di entah lantai berapa.

Gedung itu kelihatannya adalah asrama pelajar.

Dia berlari melalui koridor lurus dan mendengar suara pintu membuka di belakangnya.

(Dia sudah menyusulku...!?)

Dia berbalik dengan refleks.

Tentu saja, gadis pendek itu telah memasuki pintu yang sama dengan yang dilewatinya. Gadis dengan gaun terbuka itu memegang pistol wanita di tangannya. Intinya, itu berarti pistol itu memiliki pegangan yang kecil.

(Aku tamat!?)

Hamazura memukulkan telapak tangannya ke dinding.

Dia telah menekan sebuah tombol dan sebuah shutter baja jatuh seperti sebuah guillotine. Tujuan shutter itu adalah untuk melindungi dari kekuatan psikis yang lepas kendali. Mata gadis itu sedikit melebar, dan dia menembakkan senjatanya ke Hamazura.

Dor dor! Dua suara tembakan terdengar.

Hamazura secara refleks menutup matanya, tapi ketika dia membuka matanya lagi, tidak ada lubang di shutter baja itu. Dia melihat ke monitor di samping tombol di dinding, dan melihat gadis itu mendecakkan lidahnya dan melihat ke bawah ke senjata miliknya.

Kelihatannya, dia tidak memiliki kekuatan tempur yang dibutuhkan untuk menghancurkan shutter itu.

(...Jadi dia tidak bisa mendekatiku apapun yang dia lakukan.)

Rasa lega mengalir di tubuh Hamazura.

Dia mengeluarkan ekspresi terbodoh di dunia, mengangkat kedua tangannya, dan menggoyang-goyangkan bokongnya sambil meneriakkan “Ee hee hee hee hee!!”.

“...”

Si gadis bergaun melihat ini di monitor yang ada di sisinya, meletakkan pistolnya kembali ke pahanya, lalu meraih sesuatu dari bagian belakangnya.

Yang dia keluarkan dari bagian belakang pinggangnya adalah sebuah pistol dengan laras sebesar sekaleng kopi.

Sebuah peluncur granat kecil kaliber 40 mm.

“O-oh, berengsek. Itu pasti akan membunuhku, ya ‘kan!?”

Hamazura segera berlari di lorong itu, tapi si gadis tanpa belas kasihan menarik pelatuk peluncur granatnya.

Shutter itu meledak dan terbang ke arah Hamazura. Dia terkena hempasan pecahan-pecahannya dan terbang lebih dari lima meter sebelum mendarat.

“Gh... Gaaah!?”

Dia entah bagaimana berhasil bangkit, dan berlari dengan goyah di lorong itu, menyeimbangkan dirinya dengan sebelah tangan di dinding.

Yang ada di depannya adalah sebuah balkon, jadi itu pada dasarnya adalah jalan buntu.

Kelihatannya tidak ada tangga atau lift di ujung koridor ini.

Yang berada di balik pagar pengaman adalah ketinggian tiga lantai.

Namun yang ada di belakang Hamazura adalah si gadis misterius dari SCHOOL.

Dia tidak perlu berpikir dua kali untuk memutuskan.

(Aku akan terjun tiga lantai!! Melompat dengan semangat dan nyali itu seratus kali lebih baik daripada menghadapi orang sekuat dia! Si lemah hidup dengan jalan yang lemah!!)

“Ha ha!! Menjadi pecundang itu adalah yang terbaaaaiiiiikk!!”

Hamazura tertawa keras sambil berlari, menaiki pagar pengaman, lalu melompat dari lantai tiga.

Dia bahkan tidak melihat ke bawah sebelum melompat.

Dengan orang yang mengejar, dia tidak memiliki waktu untuk memeriksa apa yang ada di bawahnya dan dia berpikir kalau dia mungkin akan menjadi terlalu takut untuk melompat jika dia melihat apa yang ada di bawah.

Tapi ketinggian tiga lantai bukanlah sesuatu yang bisa ditertawakan.

(Sial. Kuharap ada benda lembut yang bisa membantuku di bawah sana!!)

Hamazura melihat ke bawah ke arah tanah untuk pertama kalinya selagi berada di udara, dan melihat seorang ibu muda yang sedang mendorong kereta bayi dengan senang.

Selagi terbang di langit biru, otak Hamazura Shiage meneriakkan “tidak” sekeras mungkin.

“Gwooooooooohhhh!?”

Dia mengayun-ayunkan lengan dan kakinya, mencoba mengambil jarak antara dirinya dan kereta bayi itu dengan air walk. Entah tindakan itu memiliki efek atau tidak, tubuh besarnya mendarat sekitar 15 cm di samping kereta bayi itu.

Rasa sakit yang tajam merambat dari tumit ke pergelangan kakinya.

Si ibu muda menaruh tangannya ke mulutnya, ekspresi syok orang-orang terdidik, dan mata si bayi terbuka begitu lebar hingga dia lupa menangis.

“U-um... Kau siapa?” tanya si ibu muda.

“Aku ini jenis pahlawan yang jatuh dari langit. Di sini berbahaya, jadi pergi dari sini, nona.”

Hamazura tersenyum menyegarkan selagi bicara, lalu berlari ke lorong di dekatnya.



Part 8

“Tch!!” Si gadis berumur sekitar empat belas tahun yang memakai gaun terbuka itu meletakkan peluncur granat dan pistol miliknya, memegang pagar pengaman teras gedung itu, lalu melihat ke tanah dari lantai tiga.

Target yang dikejarnya, yang telah memperlihatkan ekspresi seperti orang idiot itu tidak bisa ditemukan.

Hanya sebuah kereta bayi dan seorang ibu muda yang ada di bawah sana.

Gadis itu mengeluarkan ponselnya dan menelepon seorang rekan di SCHOOL.

“Aku kehilangan targetku. Cuma ada seorang bayi, ibu, dan kereta bayi di sekitar sini. ...Apa kau pikir mungkin saja laki-laki itu menyamar menjadi bayi, ibu, atau kereta bayi?”

Dia dipanggil idiot dan disuruh untuk mati saja sebagai jawaban, jadi dia menutup teleponnya dan meletakkan ponselnya kembali ke dalam kantung.

(Aku meremehkannya karena kupikir dia tidak bisa apa-apa. Harusnya aku menggunakan kekuatanku dari awal...)

Dia melihat ke tanah kembali dengan jengkel, berbalik seperti sudah menyerah, lalu kembali ke dalam asrama pelajar itu untuk mencari elevator.



Part 9

Mobil convertible yang ditumpangi Accelerator sedang menuju Distrik 23.

Dia melirik ke arah pria ketakutan di sampingnya dan mengeluarkan ponsel dari kantungnya.

Setelah berpikir selama sedetik, dia menekan nomor tiga digit untuk menelepon Anti-Skill.

Ketika meletakkan ponsel ke telinganya, dia tidak mendengar suara operator dari pusat kontak Anti-Skill. Sebagai gantinya, dia mendengar “pria di telepon” yang memberikan instruksi-instruksi pada GROUP.

“Apa yang kau coba lakukan?”

“Kuasumsikan kau akan memotong kalau aku menelepon nomor itu. Kalau kau tidak suka aku bisa menggunakanmu seperti itu, berhentilah jadi orang yang terlalu mudah ditebak,” jawab Accelerator. “Ngomong-omong, sepertinya situasi sudah berubah. Kalian kelihatan sibuk dengan SCHOOL, jadi tampaknya kalian tidak bisa mengendalikan orang hanya dengan berbicara melalui telepon. Sampai saat ini, hari ini kau belum berbicara langsung pada kami karena kau terlalu sibuk mengurusi semua itu, ‘kan?”

“Apa kau benar-benar berpikiran begitu?”

“Kau mencoba memanisi apa yang terjadi? Menyedihkan.”

Accelerator dan “pria di telepon” diam untuk beberapa saat.

Akhirnya, Accelerator sampai ke alasan dia menelepon.

“Berikan aku informasi tentang satelit yang sedang diretas, Hikoboshi II. Seberapa besar output laser militer yang terpasang di atasnya?”

“Oh, cuma itu saja yang ingin kautanyakan? Kau selalu bisa menanyakan pertanyaan yang lebih relevan.”

“Aku tidak cukup memercayai ucapanmu hingga mempertaruhkan nyawaku pada ucapanmu.”

“Kejam sekali,” jawab suara pria itu. “Secara teknis, laser di Hikoboshi II adalah sebuah senjata pengebom optis yang menggunakan gelombang sinar putih. Dan sekarang laser itu masih eksperimental, bukan militer. Laser itu memanaskan targetnya hingga 4000 derajat, tapi gelombang sinar putih itu memiliki kekuatan untuk menghancurkan inti sel seperti sinar ultraviolet, jadi bisa menyebabkan kanser dengan cukup cepat.”

(Mainan yang konyol,) pikir Accelerator, tapi dia mengatakan hal lain.

“...Bagaimana area tembaknya?”

“Berapapun di antara radius 5 meter hingga 3 kilometer. Dan juga, laser itu tidak bisa menembak berurutan denga cepat. Nyaris cuma satu tembakan dalam satu jam. Dan atmosfer secara acak membelokkan gelombang sinar putih itu, jadi ada margin galat dalam akurasi itu.

“ Dan aku tidak bisa memberitahumu hal-hal yang masih berada di tahap eksperimen,” tambah si pria ringan.

Accelerator menutup teleponnya tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Dia duduk di kursi penumpang depan mobil convertible itu, berpikir sambil memandangi ponsel yang ada di satu tangannya dan menekan pistolnya ke arah si supir dengan tangan satunya.

(Membakar area dengan radius 3 kilometer? Apa yang mereka rencanakan...?)

Kemudian ponselnya mulai berdering.

Dia pikir itu adalah si pria itu lagi, tapi dia salah.

“Ini...Accelerator-san, ‘kan? Aku Unabara.”

Sulit untuk mengerti apa yang dikatakannya, karena kedengarannya dia memelankan suaranya atau menutupi mikrofon ponselnya dengan tangannya atau yang seperti itu.

“Aku sedang menyamar, jadi berbicara dengan suara ini berbahaya. Karena itu, aku ingin pembicaraan ini singkat saja.”

“Oh, jadi kau berbicara denganku diam-diam di balik punggung SCHOOL? Sori, tapi aku tidak akan mendengarkan permintaan pertolongan. Aku harus menghentikan mereka meretas satelitnya. Kalau kau mau mengatakan kalau kau bisa menghentikan SCHOOL, baru aku akan mendengarmu.”

“Aku sedang tidak bersama SCHOOL.”

“Ah?”

“Orang-orang yang bersamaku adalah mereka yang sedang meretas satelit, tapi mereka adalah BLOCK, bukan SCHOOL.”

“...”

Dari yang dikatakan Unabara, seperti SCHOOL, organisasi yang dikenal sebagai BLOCK juga menjalankan rencana mereka di hari itu.

“Menyebalkan. Jadi bagaimana dengan serangan sniper ke Oyafune Monaka yang dijalankan SCHOOL?”

“Jangan tanya aku. ...Tunggu, serangan sniper?”

Unabara terdengar kebingungan, tapi kemudian dia kembali ke pokok pembicaraan.

“Sebelum ini, mereka menyerang Pusat Isolasi Virus dan salah satu Terminal Koneksi External, jadi tim pencegah dan penanggulangan jaringan Academy City pasti sedang kebingungan. Mereka akan selesai meretas dalam waktu...20 menit lagi. Lalu Hikoboshi II akan jatuh ke tangan BLOCK.”

“Berengsek,” umpat Accelerator. “Kenapa Distrik 23 tidak membekukan sementara pusat kontrol satelit itu?”

“Ada banyak alasan, tapi yang utama adalah metode biasa membekukannya secara manual memakan waktu lebih dari satu jam.”

Ketika berhubungan dengan luar angkasa, semuanya jauh lebih mahal, jadi bahkan hilangnya koneksi sebentar bisa membawa kerugian besar. Accelerator tahu ini, tapi ini masih membuatnya jengkel; mereka tidak memutuskan sambungannya setelah mengetahui satelit itu sedang diretas.

“Apa yang direncanakan BLOCK dengan Hikoboshi II?”

“Tebakanku, ada hubungannya dengan senjata optis di satelit itu.”

“Apa mereka ingin membuat kesepakatan?”

“Tidak, mereka hanya akan menyerang.”

Accelerator mendecakkan lidahnya.

“Apa target mereka?”

“...Distrik 13.”

(Distrik 13?)

Accelerator mengernyit.

Tsuchimikado dan Musujime sedang menuju ke sana untuk menangani Terminal Koneksi Eksternal.

(Apa mungkin mereka sedang berusaha memusnahkan GROUP?)

Setelah berpikir sejenak, dia memutuskan bahwa bukan itu yang ingin BLOCK lakukan. Tindakan skala besar seperti mengambil kendali sebuah satelit kurang memiliki kepastian. Hanya karena mereka menyebabkan sebuah insiden, tidak ada garansi bahwa GROUP akan pergi menanganinya.

“Tapi tidak ada fasilitas besar selain Terminal Koneksi Eksternal di sana. Sebagian besar distrik itu adalah kumpulan TK dan SD.”

“Itu target mereka,” respon Unabara dengan suara jengkel pelan, yang membuatnya terdengar seperti tidak suka harus menjelaskan semuanya. “Dari semua distrik di Academy City, Distrik 13 memiliki TK dan SD yang paling banyak. Kalau mereka menyerang di sana, kebanyakan penghuni kota yang paling muda akan terbunuh. Dan kaupikir apa yang akan terjadi setelahnya? ...Mudahnya, apa kaupikir ada orang tuua yang mau mengirimkan anaknya ke tempat dengan kejadian seperti itu?”

“...”

“Academy City adalah kota pelajar. Tak peduli berapa banyak pun penghuninya, mereka nantinya akan lulus. Tanpa siswa baru, jumlah penduduk kota akan terus jatuh hingga kota ini bahkan tidak bisa berfungsi lagi.”

“...Jadi mereka berusaha membunuh kota ini dengan perlahan dalam dekade selanjutnya?”

Karena Academy City memiliki jumlah teknologi ilmiah yang besar, kota ini tidak akan rubuh di sisi finansial dengan begitu mudah. Namun, itu tidak mengubah fakta bahwa sebuah Academy City tanpa anak-anak akan kehilangan alasan keberadaannya.

Accelerator berpikir sejenak.

“Apa kau bisa menghentikan merek di sana?”

“Kalau aku bisa, aku tidak akan meneleponmu.”

“Apa kita bisa menyuruh penghuni Distrik 13 dievakuasi?”

“Kalau menyebabkan kepanikan, bisa berbahaya bagi anak-anak di distrik itu. Dan hari ini adalah hari libur. Para guru mungkin bisa mengumpulkan semua murid yang masih ada di asrama, tapi kurasa mereka tidak bisa melakukan apa-apa dengan anak-anak yang sedang bermain di distrik.”

“Kau benar-benar tidak berguna. Jadi kurasa aku tidak punya pilihan selain menghancurkan antena yang tersambung dengan satelit itu.”

“Tolong lakukan itu. Aku akan terus mengumpulkan informasi di sini dan meneruskannya padamu ketika aku bisa.”

Setelah mengatakan itu, Unabara menutup teleponnya.

Accelerator memasukkan ponselnya kembali ke kantungnya dan melihat ke arah yang dituju mobil convertible itu.

(Jadi dalam 20 menit lagi mereka akan mengendalikan Hikoboshi II.)

Convertible itu kemungkinan besar akan sampai ke Distrik 23 dalam waktu 10 menit lewat sedikit.

Tidak ada waktu untuk berleha-leha.

“Cepat. Aku harus berada di suatu tempat.”

Sekali lagi, dia menekan senjatanya ke si supir, dan convertible itu dengan patuh melaju lebih cepat.

Part 10

Part 11

Part 12

Part 13

Part 14

Di antara baris 2

Catatan

  1. lit ki-ka: GRUP, SEKOLAH, BENDA, ANGGOTA, BLOK
  2. lit:Anjing Pemburu; unit khusus di arc insiden 0930
  3. lit: Poligraf Kemampuan; poligraf sendiri adalah alat pendeteksi kebohongan
  4. Semacam mi, google.
  5. Hikoboshi adalah bahasa Jepang untuk bintang Altair
  6. lit: Pinset.
  7. Klub malam yang mempekerjakan wanita-wanita untuk menjamu dan menemani mengobrol para pria pengunjung, biasanya di Jepang.


Previous Chapter 1 Return to Main Page Forward to Chapter 3