Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume15 Chapter3

From Baka-Tsuki
Revision as of 11:45, 11 February 2013 by Undesco (talk | contribs) (→‎Part 7)
Jump to navigation Jump to search

Di Tanah Kekuatan Tersegel. Reformatory.

Part 1

Keringat dingin bermunculan di seluruh tubuh Baba Yoshio.

Dia adalah anggota MEMBER, sama seperti Profesor. Dia membantu Profesor dengan mengendalikan si robot berkaki empat dari jauh.

“Dasar berengsek... Jangan mati begitu saja!!”

Dia mengutuk lelaki itu, tapi yang sudah mati tidak akan datang dan menyelamatkan dirinya.

Baba mendecakkan lidahnya dan memulai persiapan evakuasi. Dia berada beberapa ratus meter di bawah tanah di kota bawah tanah yang dibangun di Distrik 22. Lebih spesifik lagi, dia berada di sebuah bunker nuklir untuk para VIP yang dikenal sebagai “Resor Musim Panas”. Itu adalah properti swasta milik seorang anggota Dewan Direktur, tapi karena tidak begitu sering digunakan, Baba menon-aktifkan sistem pengaman dan menggunakannya untuk keperluan sendiri. Bagian dalamnya dibuat seperti sebuah vila mewah, dan bahkan memiliki jalur khusus untuk konferensi melalui internet. Jadi tempat itu adalah tempat yang sangat cocok untuk seorang hacker seperti Baba. Dia telah mengincar tempat itu untuk beberapa lama, tapi sekarang ketika dia mencoba tempat itu, dia mendapati bahwa tempat itu memang sangat istimewa.

Tetapi, itu bukanlah area yang benar-benar aman.

Dia tidak mengetahui kekuatan apa yang dimiliki musuhnya, tapi dinding tebal tidak akan berguna melawan esper tipe teleportasi. Profesor telah dibunuh dengan mudah oleh satu dari tujuh Level 5 di Academy City. Orang seperti itu akan dengan mudah mendobrak pintu bunker itu. Belum lagi ada kemungkinan bahwa si musuh bisa datang dengan perlengkapan terbaru seperti shotgun anti-pelindung.

(Tidak akan memakan waktu lama baginya untuk mencurigai aku ada di sini. Aku harus keluar dari sini.!!)

Dia memasukkan berbagai mesin yang terpusat di notebook miliknya ke dalam tas, mengambil tumpukan uang yang disimpan di “Resor Musim Panas”, lalu menuju elevator untuk keluar.

Tapi tidak ada respon ketika dia menekan tombol elevator.

“...?”

Dia menuju pintu ke tangga yang terletak di tempat lain, tapi kunci pintu itu tidak bisa terbuka.

Saat itulah lampu di bunker itu berubah menjadi warna merah terang. Terkejut, Baba menengok monitor kontrol pemeliharaan bunker itu. Terdapat tulisan, “Karena alasan keamanan, semua pintu sudah dikunci.”

Mata Baba melotot dan dia mendengar suara aneh.

Seperti suara air terjun.

Suara itu cukup besar. Pastinya begitu, untuk bisa didengar melalui dinding bunker yang tebal.

“Air...!?”

Berbagai kemungkinan buruk muncul di pikiran Baba Yoshio.

Jika seseorang sedang menuang berton-ton air ke jalur elevator atau tangga menggunakan selang untuk kebakaran...

Motor otomatis—dan tentu saja tangan manusia—tidak akan bisa membuka pintu dengan tekanan air yang begitu besar. Bahkan jika pintu bisa dibuka, yang menunggu di sisi lain hanyalah air dalam jumlah yang sangat besar.

MEMBER memiliki seorang esper tipe teleportasi yang bernama Saraku (Accelerator memanggilnya Kill Point), tapi dia telah dikalahkan di Distrik 23. Tidak ada yang bisa menyelamatkan Baba dalam situasi ini.

“Tch!!”

Baba dengan cepat mengeluarkan notebook-nya dari dalam tas dan menghidupkannya. Dia lalu menghubungkan jalur komunikasi untuk konferensi internet dan menghubungi orang lain dari MEMBER. Profesor dan Kill Point telah dikalagkan, jadi hanya ada satu orang yang tersisa untuk dihubungi. Seorang gadis yang dipanggil Profesor sebagai seorang penyihir.

Tetapi, jawaban e-mail yang menjelaskan situasi Baba datang dengan cepat dan cukup singkat.

“Kalau aku tidak salah ingat, informasi yang kaukumpulkan tentang organisasi-organisasi gelap disimpan di server berbeda untuk tiap organisasi. Dengan informasi itu, aku tidak membutuhkanmu. Aku akan mengejar musuhku. Aku tidak punya waktu untuk membersihkan kekacauan yang kausebabkan.”

“Dasar wanita jalang!!” umpat Baba.

Dia berpikir untuk membuang semua rasa malunya dan meminta organisasi bawahan atau “orang di telepon” untuk membantunya, tapi kemudian layar komputernya freeze. Dia memiliki firasat yang sangat buruk tentang itu dan berusaha memperbaikinya. Namun, sepertinya kabel komunikasi telah dipotong secara fisik. Sekarang dia tidak bisa memperoleh informasi baru.

Baba mencabut kabel komputernya dan mengerang. Dia berusaha memaksa dirinya sendiri untuk berpikir positif, tapi dia hanya bisa sampai pada satu kesimpulan.

Dia terjebak.

Ketika menerima kenyataan itu, dia bisa merasakan tekanan gelap yang mengarah padanya dari dinding tebal yang tadinya terlihat sangat bisa diandalkan hingga saat itu. Berapa banyak makanan yang dimilikinya? Apakah oksigen di ruangan itu akan mencukupi? Kapankah tim penyelamat datang? Akankah tim penyelamat datang?

Ketidaksabaran Baba semakin cepat membesar selagi pikiran-pikiran itu mengitari kepalanya. Dia akhirnya melemparkan tasnya ke lantai, mencabuti rambut di kepalanya dengan kedua tangan, dan berteriak seperti hewan buas.

Dia berada di tempat teraman di dunia. Ada cukup oksigen dan makanan di sekitarnya untuk hidup nyaman untuk setahun penuh. Dan meskipun begitu, pikiran Baba Yoshio ditelan oleh monster yang dikenal sebagai imajinasi.

Part 2

Distrik 11.

Academy City tidak berada di tepi laut, jadi material hanya bisa dibawa masuk dan keluar melalui jalur darat atau udara. Distrik 11 memiliki perbatasan dengan dinding luar kota dan berfungsi sebagai pintu masuk jalur darat.

Para anggota BLOCK dan Unabara Mitsuki berada di sana.

Gedung-gedung persegi berjejer di area itu. Tidak seperti bangunan biasa, bangunan-bangunan ini tidak memiliki dinding dan tampak seperti gedung tempat parkir. Mobil listrik buatan Academy City terparkir di dalamnya sebagai persiapan untuk dikirim ke luar.

Distrik gudang di Distrik 11 berukuran besar dan lebih dari 7000 ton material masuk dan keluar tiap harinya.

Area di sekitar gerbang yang mengatur apa yang masuk dan keluar dikontrol dengan ketat, tapi distrik tempat penyimpanan tidak bisa dijaga dari ujung ke ujung. Distrik itu mirip dengan dermaga pelabuhan pada umumnya. Jenis tempat di mana sering terjadi perdagangan gelap malam demi malam di film-film mafia lama.

Dan...

(Itu dinding luar...)

Unabara menengok ke arah dinding.

Meskipun dia berada lebih dari 500 meter jauhnya, dinding itu kelihatan sangat megah dengan ukuran besarnya. Ada jalan di atas dinding yang mirip Tembok Besar Cina dan dengan menggunakan teropong, mereka bisa melihat robot-robot keamanan berbentuk drum sedang berjalan bolak-balik di atasnya.

Beberapa penyihir telah berhasil melewati dinding luar, tapi itu terjadi karena dinding luar dilindungi oleh sensor-sensor “ilmiah” yang membuatnya lemah terhadap taktik “sihir”.

(Paling tidak kuharap begitu. Aku tidak ingin memikirkan kemungkinan bahwa Aleister sudah memperhitungkan begitu jauh dan membiarkan kami masuk begitu saja.)

Namun, karena data pantauan dari satelit sudah hilang, kekuatan keamanan telah jatuh cukup jauh. Sekarang orang biasa yang tidak bisa menggunakan metode sihir juga memiliki kesempatan untuk masuk.

Di sisi lain dinding, 5000 orang tentara bayaran yang telah dipanggil Saku harusnya sedang menunggu.

Mereka pasti telah menunggu satelit keamanan Academy City mati sambil bersembunyi, tersebar di gedung-gedung dan kendaraan yang berada cukup dekat.

Unabara mengetahui semua itu, tapi dia tidak mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan informasi itu pada rekannya.

Anggota lain GROUP tidak tahu tentang semua ini. Dia tidak tahu apakah orang-orang kelas atas Academy City mengetahui ini atau tidak. Kemungkinan besar mereka sedang bernapas lega karena serangan terhadap satelit sudah dihentikan.

(Jadi BLOCK memanggil pasukan bayaran ini untuk mencapai tujuan mereka... Tapi apa tujuannya? Di mana mereka akan menyerang...?)

“Apa kau khawatir, Yamate?” tanya Teshio Megumi yang berdiri di dekat Unabara tiba-tiba.

Yamate adalah nama pria yang menjadi penyamaran Unabara.

“Tidak juga...” jawab Unabara pendek.

Normalnya, dia akan mengikuti orang yang akan menjadi penyamarannya paling tidak seminggu untuk memantau orang itu. Jika dia tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang orang itu, lebih baik tidak berbicara dengan sembrono.

Teshio tidak terlihat begitu khawatir dengan tindak tanduk Unabara.

Dia mungkin berpikir kalau Unabara sedang gugup karena rencana besar mereka.

“Kita sudah melumpuhkan satelitnya, tapi robot keamanan berengsek itu masih bergerak,” ucap Saku Tatsuhiko.

Teshio memutar kepalanya ke arah si pria besar mirip beruang.

“Apa itu akan menjadi masalah?”

“Tidak. Robot seperti itu tidak dilengkapi dengan senjata, jadi mereka tidak bisa melukai kita. Pasukan bayaran itu bisa melewati dinding kalau mereka bergerak di waktu yang tepat.”

“Kenapa mereka tidak bersenjata?” tanya Unabara, memutuskan untuk bergabung dengan percakapan itu.

Saku melirik ke arahnya.

“Ada berbagai alasan. Robot-robot itu biasanya digunakan untuk menjaga perimeter luar. Jika mereka malfungsi dan menembak seseorang di luar dinding, itu akan menjadi masalah besar Juga ada masalah dengan reload peluru. Robot model itu tidak bisa mengganti magasin, jadi kalau mereka kehabisan peluru, mereka kehabisan peluru.”

“Jadi kalau kita terlihat, mereka akan membunyikan alarm, cuma begitu saja?” tanya Teshio Megumi dengan suara yang terdengar kecewa. “Kalau begitu, bukankah kita bisa menembus paksa dinding ini tanpa perlu melakukan semua persiapan yang menyusahkan ini?”

“Tidak. Robot keamanan di dinding luar memiliki jalur komunikasi spesial. Ketika mereka membunyikan alarm, sinyalnya akan langsung dikirimkan ke area kontrol di Distrik 23 dan helikopter tempur tanpa awak akan dikirim. Helikopternya kemungkinan besar adalah ‘Six Wings’, model terbaru yang ditunjukkan di Pameran Senjata Pencegat. Semuanya akan menjadi sulit jika kita terlihat.

Saku menengok ke bawah ke jam tangan yang terpasang di tangan besarnya.

“Dalam sepuluh menit, robot-robot keamanan itu akan berganti shift.”

“...”

“Mereka bertenaga listrik, jadi tidak bisa terus-terusan bergerak 24 jam. Energinya harus diisi ulang di satu tempat. Karena itu robot-robot itu dibagi menjadi grup yang aktif dan grup yang sedang diisi ulang.”

Kelihatannya, karena pergantian ini, terdapat celah keamanan sepanjang 20 hingga 30 menit.

Biasanya, itu bukanlah masalah karena satelit milik Academy City akan terus memantau kota dan area di sekitarnya.

Tapi saat ini tidak begitu.

Dua puluh menit itu akan menjadi celah yang benar-benar kosong.

“Persiapkan kendaraan sebanyak mungkin. Jangan lupa ganti plat nomornya,” Saku Tatsuhiko memberikan instruksi pada salah satu anggota organisasi bawahan BLOCK. “Gunakan mobil listrik yang dijadwalkan untuk dikirim keluar yang terparkir di gedung parkir. Kita perlu menggunakannya untuk membawa 5000 orang.”



Part 3

Celah 20 menit di sistem keamanan dimulai.

Dikelilingi oleh gedung parkir berbentuk persegi di distrik gudang Distrik 11, Unabara Mitsuki memusatkan perhatiannya pada pisau obsidian di kantongnya.

Dia tidak akan mendapatkan kesempatan untuk menghubungi Accelerator dan yang lainnya dari GROUP.

Meskipun dia bisa mengontak mereka sekarang, tidak ada jaminan mereka bisa segera datang.

Dari perkataan Saku Tatsuhiko ke radio yang didengar Unabara, tampaknya pasukan bayaran itu melempar tali ke atas untuk mengamankan jalur masuk mereka. Unabara mengamati melalui teropong yang diberikan oleh salah satu “rekan”-nya dan melihat beberapa figur manusia sedang mendaki ke atas dinding luar.

(...Aku tidak punya pilihan,) pikir Unabara.

Tombak Tlahuizcalpantecuhtli adalah mantra mirip proyektil yang memantulkan cahaya Venus dan menguraikan apapun yang terkena oleh pantulan cahaya itu. Apapun yang dikenai oleh cahaya itu akan terurai, tapi Tombak itu tidak bisa menyerang banyak target dalam waktu yang sama.

(Masalah utamanya adalah ke mana aku harus menggunakan satu-satunya seranganku.)

Ada 5000 pasukan bayaran.

Mengarahkan tombaknya ke arah mereka akan sia-sia. Itu hanya akan menyisakan 4999 musuh untuk dihadapi.

Dia bisa mengincar salah satu anggota utama BLOCK.

Dia berpikir bahwa mengalahkan Saku yang bertindak sebagai komandan akan menyebabkan gangguan, tapi rencana BLOCK sepertinya sudah berjalan begitu jauh untuk dihentikan sepenuhnya hanya dengan membunuh pemimpinnya.

(Aku perlu mengincar sesuatu yang memiliki efek yang lebih besar...)

Unabara melepaskan teropong dari matanya.

(Apa yang bisa kuserang, yang bisa memutuskan rencana mereka dalam satu serangan...?)

Dia mengalihkan pandangannya dari para pasukan yang sedang memanjat dinding luar.

Dia diserang oleh ketegangan yang intens, tapi dia tidak memiliki waktu untuk ragu.

(Di sana!!)

Dia mengeluarkan pisau obsidiannya.

Dia sedang mengarahkan cahaya Venus ke arah...

Gedung parkir di dekat sana.

Saku Tatsuhiko dan Teshio Megumi hanya menatap Unabara ketika dia mengeluarkan pisau obsidian itu. Mereka tidak memiliki pengetahuan tentang sihir, jadi mereka tidak tahu sama sekali apa yang sedang dilakukan Unabara.

Tetapi, imajinasi mengisi titik-titik pertanyaan mereka ketika melihat Unabara mulai berlari ke arah gedung itu dan diikuti oleh runtuhnya tiba-tiba gedung parkir itu.

Terdengar suara keras.

Gedung parkir di arah Unabara berlari yang terbuat oleh beton yang telah diperkuat mulai terurai seolah-olah pilar yang menyokongnya diambil satu demi satu. Ketika bahan bangunan menghantam tanah, debu berterbangan ke udara.

“Ap-...? Yamateeee!!”

Unabara mendengar Saku meneriakinya dari belakang.

Segera setelahnya, dia mendengar suara metalik dari banyak senjata yang diarahkan padanya.

Unabara tidak menghiraukan ini dan terus berlari.

Dengan suara debum, potongan-potongan beton raksasa menghujani tanah seperti pada longsor. Potongan-potongan itu melindungi punggung Unabara dari hujan peluru. Mobil-mobil listrik hancur di udara dan ujung-ujung tajam menancap ke tanah. Sedikit keberuntungan adalah mobil-mobil itu tidak menggunakan bensin dan karenanya tidak meledak.

Unabara mengarahkan pisau obsidiannya lebih rendah.

Dia menghancurkan tanah dengan cahaya Venus dan melompat ke gorong-gorong demi melindungi dirinya dari beton yang berjatuhan.

Namun, jumlah bahan bangunan yang jatuh terlalu banyak, dan mulai membuat gorong-gorong itu penyot ke bawah ke arah Unabara.

“Ooooohhhh!!”

Dia mulai berlari, tersandung dan jatuh, lalu mulai merayap maju.

Akhirnya, runtuhnya gedung parkir itu berakhir.

Hantamannya pasti telah merusakkan gorong-gorong itu di segala tempat, karena terjadi longsor yang membuat Unabara tidak bisa maju atau mundur.

Atap di atasnya telah hancur, membuat beberapa berkas sinar terang masuk.

Unabara meletakkan tangannya ke dinding dan mulai mendaki sambil melihat ke langit biru di atas.

Dan di sana dia melihat...



Part 4

Pusat Kontrol Penjagaan Superioritas Udara di Distrik 23 menerima sinyal darurat dari area sekitar dinding luar Distrik 11.

Namun, pusat kontrol tidak segera mengirimkan helikopter tanpa awak. Mungkin saja sinyal itu merupakan galat. Keputusan akhir diserahkan pada seorang operator. Saat seorang manusia menghubungkan kabel ke sirkuitnya, perintah akan dikirim dan helikopter-helikopter tanpa awak akan pergi melakukan misi pertahanan mereka yang pertama.

Normalnya, sang operator akan menggunakan manual rumit sepanjang lusinan halaman.

Tetapi dengan kontrol satelit yang hilang sementara, kondisi pertahanan khusus berlaku. Sang operator mengabaikan manual dan langsung memasukkan kabel, mengirimkan perintah.

Tiga helikopter serbu tanpa awak bersiap di area aspal besar di tanah.

Helikopter-helikopter paling canggih, HsAFH-11, dikenal juga dengan “Six Wings”.

Menerima perintah, rotor helikopter-helikopter itu mulai berputar dan dengan perlahan mulai lepas landas.



Part 5

Helikopter tempur tanpa awak Six Wings melayang di udara di atas Distrik 11.

Helikopter-helikopter ini mirip dengan AH-64 Apache dan memiliki satu “sayap” di tiap sisinya yang dilengkapi dengan senjata dan misil.

Helikopter adalah kendaraan yang menciptakan daya angkat dengan rotor di sumbu vertikalnya dan bergerak menggunakan sudut dari rotor itu.

Dengan definisi itu, Six Wings memang termasuk jenis helikopter.

Namun dengan dua mesin roket untuk tenaga tambahan dan kecepatan tertinggi Mach 2.5, adalah sedikit misteri apakah Six Wings patut disebut helikopter atau bukan.

Helikopter tempur tanpa awak itu menggunakan AI untuk memeriksa gedung parkir yang telah rubuh lebih dulu, lalu memeriksa figur-figur misterius yang memanjat dinding luar Academy City di jarak beberapa ratus meter dari sana.

Ada sekitar 5000 orang.

Setelah memastikan keberadaan musuh, AI helikopter itu berganti menjadi mode serang otomatis.


“Sialan, Yamate...!!”

Helikopter-helikopter Six Wings memulai serangannya di saat yang nyaris sama dengan teriakan kemarahan Saku Tatsuhiko.

Dengan suara metalik, sayap di tiap sisi helikopter berpisah menjadi tiga. Helikopter-helikopter itu sekarang benar-benar memiliki “enam sayap”. Sayap-sayap tipisnya bahkan memiliki engsel dan bergerak nyaris seperti lengan manusia ketika mengarahkan berbagai jenis senjata yang dimilikinya.

“Serangannya datang!!” teriak Teshio Megumi saat raungan senjata mesin milik helikopter serbu dimulai.

Lebih mirip ledakan dibandingkan strafing.

Teshio Megumi melompat ke belakang station wagon yang mereka gunakan untuk sampai ke sana, tapi mobil itu mulai mengembang setelah ditembak. Mobil itu ditelan oleh cahaya oranye ketika meledak. Teshio diterbangkan beberapa meter oleh ledakan itu sebelum mendarat lalu berlari untuk mencari tempat berlindung lain.

“!? Mereka memakai peluru Flame Crash!?”

Peluru-peluru itu dibuat memakai metal yang sangat tahan panas dan memiliki pahatan alur khusus agar gesekan udara memanaskannya hingga 2500 derajat. Ketika menembus kendaraan lapis baja, peluru itu akan membakar sirkuit listrik dan tangki minyak di dalam kendaraan itu.

Serangan pada pasukan bayaran yang memanjat dinding luar pada jarak beberapa ratus meter telah dimulai.

Grup-grup pasukan bayaran itu meledak seperti sebuah balon raksasa. Bahkan dari jarak jauh, semburat merah dapat terlihat. Serangan itu pasti bertenaga cukup kuat karena bahkan beberapa pasukan bayaran yang tidak terkena langsung juga jatuh dari dinding luar. Helikopter itu mulai membabat sisanya dimulai dengan orang-orang yang balas menembak.

Jika begini terus, mereka semua akan terbunuh.

Teshio Megumi berteriak ke Saku Tatsuhiko yang berada di jarak cukup jauh.

“Kita harus berhenti mengharapkan pasukan bayaran itu!! Bergerak dalam jumlah besar ketika diawasi dari atas itu tidak lebih dari menjadi sebuah target raksasa!!”

“Itu 5000 orang! Apa kau tahu seberapa keras aku berusaha demi saat ini!? Apa kau pikir aku bisa membiarkan semua usahaku sia-sia!=”

“Mereka akan salah paham dan mengira kita mengkhianati mereka. Orang-orang yang masih berada di luar dinding tidak akan masuk lagi. Kita harus menjemput orang-orang yang jatuh ke sisi dalam dan mundur!!”

“Yamate berengsek...Aku akan membunuhnya!!” kata Saku dengan suara berat.


“Ha ha. Kurasa benda-benda itu memang harus sebagus ini karena harga masing-masingnya adalah 24 juta yen...” gumam Unabara selagi bersembunyi di puing-puing setelah keluar dari gorong-gorongç

Itu adalah hasil dari tindakannya sendiri, tapi pemandangan itu tetap membuatnya merinding.

Dia bisa melihat beberapa grup menembakkan misil anti-udara yang dipanggul di atas bahu.

Namun, Six Wings-Six Wings itu hanya sekadar menembakkan sesuatu yang mirip softball ke arah misil-misil tersebut. Pasir besi disemburkan keluar dari bola-bola itu, diikuti dengan arus listrik tegangan tinggi. Sebuah “permukaan” sepanjang 20 meter ke segala arah menjadi area berarus listrik dan misil-misil tersebut meledak di sana.

Six Wings balas menembak dengan sejumlah besar misil serang darat yang membungkus area itu dengan api jingga.

(Yah, kelihatannya aku telah mencegah sebanyak mungkin pasukan bayaran masuk...)

Unabara bersandar pada sebongkah besar beton dan menutup wajah dengan tangannya. Dia mengoyak jimat dari kulit Yamate, pria yang wajahnya dia pinjam, dan memasang kembali wajah Unabara Mitsuki. Dengan melakukan ini, bentuk fisik dan suaranya berubah menjadi milik orang yang memiliki wajah tersebut.

Dia tidak lagi membutuhkan wajah seseorang dari BLOCK.

(Sekarang masalahnya adalah bagaimana cara selamat dari ini. Aku yakin Six Wings-Six Wings itu juga akan melihatku sebagai musuh.)

Misi Six Wings adalah membinasakan pasukan bayaran yang mendaki dinding.

Jika Unabara sembunyi sampai mereka mundur, helikopter-helikopter itu akan pergi dengan sendirinya.

Namun, suara udara yang teriris berulang-ulang memberi tekanan pada hati Unabara.

Mengengok ke atas dari balik reruntuhan, dia melihat salah satu Six Wings mengarahkan senjata padanya.

“Kelihatannya tidak akan semudah itu!!”

Sambil berteriak, Unabara mengeluarkan dan mengayunkan pisau obsidiannya.

Dia memantulkan cahaya Venus yang mengaktifkan Tombak Tlahuizcalpantecuhtli dan mengurai Six Wings dengan serangan kejutnya.

Ketika menerima laporan tentang apa yang terjadi, kedua Six Wings lainnya mengarahkan senjata pada satu sayap ke arah Unabara.

Helikopter-helikopter itu tidak kesusahan mengarahkan senjata langsung ke samping. Sayap-sayapnya memiliki sendi dan karenanya bisa membidik ke arah Unabara seperti lengan manusia.

Tombak Tlahuizcalpantecuhtli bisa menguraikan segala jenis benda.

Tapi tidak bisa menarget lebih dari satu benda di saat yang sama.

“Kh!!”

Dia berusaha lompat ke balik perlindungan dengan segera, tapi helikopter-helikopter itu jauh, jauh lebih cepat.

Helikopter tempur yang dipanggil olehnya akan meledakkan dirinya berkeping-keping.

(Apakah ini akhirnya...!?)

Unabara mengangkat pisau obsidian meskipun tahu bahwa itu sia-sia, tetapi sesuatu terjadi sebelum dia sempat melakukan apapun.

Dia mendengar suara dentang.

Itu adalah suara seorang Level 5 berambut putih yang mendarat di atas salah satu helikopter tempur tanpa awak. Dia dengan paksa menggenggam rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi, dan membuatnya berhenti. Six Wings tidak memiliki cara untuk menangani aksi gila ini dan jatuh ke tanah lalu meledak.

“Dia” berjalan keluar dari api itu dengan kasual.

Unabara Mitsuki akhirnya menjadi rileks.

“Accelerator-san...?”

“Aku dengar ada yang terjadi di dekat dinding luar dan melihat ini yang terjadi ketika aku sampai,” kata Accelerator dengan suara bosan sambil menekan tombol elektroda kembali ke mode normal dan bersandar ke tongkat modernnnya. “Yang lainnya sudah selesai di Terminal Koneksi Eksternal dan aku sudah menghancurkan antena untuk satelit itu, jadi kupikir semuanya sudah selesai. Tapi kemudian pusat kontrol mulai berteriak-teriak tentang penyusup di perimeter atau apalah.”

“Ha ha. Kuasumsikan kau sudah sadar bahwa mereka menggunakanmu.”

“Aku tahu kau tidak memanggil Six Wings tanpa alasan. Di mana BLOCK?”

“Mereka lolos,” kata Unabara sambil mengelap keringat dari keningnya. “Kurasa mereka berhasil mengumpulkan sekitar 100 dari pasukan bayaran yang masuk dari luar.”

“Dari luar... Tch. Jadi satelit itu dipakai untuk ini. BLOCK, MEMBER, dan sekarang pasukan bayaran. Kenapa dengan semua yang harus kuurusi hari ini?”

Accelerator mendecakkan lidahnya karena semua tugas yang harus dia lakukan dan melanjutkan bicaranya.

“Jadi kau membiarkan penyusup-penyusup itu masuk? Kau benar-benar tidak berguna.”

“Yah, aslinya ada 5000 orang yang akan masuk.”

“Kau tetap gagal.”

Sebuah Six Wings terbang di udara seolah-olah untuk memotong perkataan Accelerator.

Tapi kali ini bidikan Six Wings tidak mengarah ke Unabara.

Setelah mengelilingi area itu sekali, satu-satunya helikopter tanpa awak yang tersisa itu kembali ke Distrik 23.

“Sepertinya ‘pembersihan’ sudah selesai.”

“Mereka mungkin tidak suka dihancurkan oleh orang dari pihak yang sama,” kata Unabara sambil mengangkat bahu. “Bagaimanapun juga, helikopter itu berharga 25 juta yen.”



Part 6

Tsuchimikao Motoharu, Accelerator, Musujime Awaki, dan Unabara Mitsuki berkumpul di distrik gudang di Distrik 11. Unabara tidak tahu keadaan yang terjadi, jadi dia bertanya pada Tsuchimikado, “Terminal Koneksi Eksternal itu apa?”

“Cuma fasilitas kecil. Formalitas yang harus dilakukan menyusahkan, jadi aku dan Musujime ledakkan saj pusat fasilitasnya. Tapi masih ada tiga terminal lain, jadi tidak akan terjadi masalah koneksi.”

Kali ini, Musujime yang telah beraksi bersama Tsuchimikado bertanya pada Unabara, “Apa kita bisa benar-benar yakin organisasi BLOCK ini yang ada di balik semuanya? Bukankah kita sudah menyimpulkan bahwa SCHOOL-lah yang ada di balik serangan sniper pada Oyafune Monaka?”

“Kelihatannya BLOCK dan SCHOOL tidak berkerja sama secara langsung. Keduanya memiliki rencana masing-masing dan menyebabkan insiden yang berbeda. Kebetulan saja keduanya memiliki titik temu dengan Manajemen.”

“Tch. Dan dengan para berengsek dari MEMBER yang berkeliaran, ini benar-benar menjadi menyusahkan.”

Tsuchimikado memandang ke arah lain selagi mendengarkan pembicaraan Unabara dan Accelerator.

Darah dan daging berserakan di area dekat dinding luar, tapi masih ada beberapa yang selamat. Pasukan bayaran itu belum mati, tidak bisa kabur, dan ditinggalkan di sana oleh BLOCK.

“Oke, waktunya untuk pertanyaan,” kata Tsuchimikado tanpa basa-basi. “Ke mana kalian aakan menyerang dengan 5000 pasukan bayaran?”

“A-apa yang kaubicarakan?”

“5000 kedengarannya banyak, tapi sama sekali tidak cukup untuk mengalahkan Academy City. Aku bertanya untuk apa kau disewa, tentara bayaran. Rencana apa yang kalian punya yang menggunakan orang sebanyak itu?”

“...”

Si tentara bayaran melihat wajah keempat anggota GROUP satu demi satu.

Dia kelihatan merasa bersalah.

Entah apapun yang diragukannya, pemandangan mengerikan di sekitarnya pasti telah membuatnya yakin bahwa BLOCK telah gagal atau mereka memang sudah berniat menkhianati para tentara bayaran dari awal. Akhirnya, dia membuka mulutnya dengan perlahan.

“...Distrik 10.”

“Distrik 10?”

Harga tanah di distrik itu adalah yang paling murah di Academy City dan distrik itu tidak memiliki satu pun fasilitas penting. Distrik itu diisi oleh area pembuangan hewan percobaan dan lab-lab yang terkait dengan energi nuklir.

Si tentara bayaran melanjutkan, “Kami harusnya menyerang sebuah penjara anak di Distrik 10.”

“!!”

Musujime Awaki-lah yang bereaksi pada perkataannya.

Dia meremas kerah si tentara bayaran.

“Kenapa kalian menyerang tempat itu...? Apa ada kriminal VIP yang ingin kalian selamatkan!?”

Acclerator berpikir sambil menonton Musujime yang dipenuhi ketidaksabaran.

Penjara anak Academy City digunakan sebagai tempat menampung kriminal yang menggunakan kekuatan psikis. Dia tidak tahu detailnya, tapi dia pernah dengar bahwa terdapat semacam tindak-balas untuk kekuatan esper di sana. Jika ini benar, maka pasukan yang terdiri dari orang biasa akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan mereka.

Si tentara bayaran, yang kerahnya diremas oleh Musujime, akhirnya mengatakan satu hal lagi.

“Target kami adalah...Move Point.[1]

Alis Musujime Awaki berkedut.

Si tentara pasti tidak mengetahui siapa wanita yang ada di depannya.

“Kami mendapat informasi bahwa rekan Move Point ditahan di sana. Kalau kami mengangkap rekannya, kami bisa bernegosiasi dengannya.”

(Apa alasan mereka hingga harus mengincarku sendiri?) pikir Musujime.

Tapi kemudian dia menyadari jawabannya.

“Pemandu ke ‘gedung tanpa jendela’ milik Aleister...”

“Benar. Identitas pemandu itu dirahasiakan karena dia merupakan jalur langsung menuju Aleister. Tapi BLOCK mendapatkan informasi bahwa si pemandu itu adalah Move Point. Jadi mereka menginvestigasi semua yang berhubungan dengan Move Point untuk menemukan hal-hal yang bisa digunakan untuk negosiasi.”

“Apa yang akan kalian negosiasikan dengan si pemandu?” tanya Tsuchimikado.

“Kami menginginkan informasi tentang rute yang dilalui oleh material yang dibawa ke dalam gedung tanpa jendela. Senjata nuklir bahkan tidak bisa menghancurkannya dari luar, tapi dari dalam, itu cerita lain. Katanya gedung itu tidak memiliki pintu masuk maupun pintu keluar, tapi material-material harus dibawa masuk dan keluar. Ini bisa digunakan untuk meledakkan gedung tanpa jendela dari dalam.”

“Meledakkannya?”

“BLOCK mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan bom sinkron lapis banyak. Itu adalah semacam senjata taktis yang kalian ciptakan di sini di Academy City.”

Bom sinkron lapis banyak adalah sebuah bom besar yang memiliki bahan peledak berkekuatan tinggi yang disusun dengan susunan yang telah ditentukan. Senjata taktis biasa membuat ledakan besar di area yang luas, sementara bom sinkron lapis banyak dibuat untuk memusatkan ledakan yang sangat destruktif pada satu target kecil untuk benar-benar menghancurkannya. Bom ini diciptakan untuk mengebom titik-kuat musuh pada lingkungan kota tanpa menjatuhkan korban sipil.

“Kekacauan di dunia harus dihentikan. Aku ini seorang tentara bayaran, jadi aku tahu apa yang kubicarakan. Dunia ini sudah berada pada batasnya. Peperangan akan dimulai dalam waktu dekat. Perang harus dihentikan sebelum peperangan itu dimulai.” Si tentara berbicara sambil mengadu pandangannya dengan masing-masing anggota MEMBER satu demi satu. “Membawa Move Point ke sisi kami itu sulit. Seseorang yang tidak bisa kau percaya akan terus menjadi orang yang tidak bisa kau percaya. Itulah kenapa kami tidak begitu berusaha mengejar dirinya. Jika informasi kami tentang kekuatan Move Point itu akurat, memang ini semua akan menjadi lebih cepat dengan bantuan darinya, tapi tidak ada yang bisa dilakukan tentang ini. Jadi kami bergerak dengan asumsi bahwa dia tidak akan...”

“Itu benar,” potong Musujime. “Ngomong-ngomong, apa kau tahu dengan siapa kau sedang bicara?”

Si tentara mengernyit kebingungan sebentar, lalu wajahnya memucat sesaat kemudian.

“T-tidak mungkin. Kau bercan-...!!”

Sebelum si tentara menyelesaikan omongannya, sekitar sepuluh benda yang terlihat seperti palang metal menusuk seluruh tubuhnya.

Si tentara pingsan karena syok dari rasa sakit, tapi kelihatannya dia masih hidup. Musujime melepaskan tangannya dari tentara yang babak belur dan menengok ke bawah sambil menggertakkan giginya.

Apa yang ingin dilindunginya lebih dari apapun, yang ingin dilindunginya tak peduli apa yang harus dia korbankan sedang diambil darinya. Ketiga orang lainnya diam. Karena masing-masing memiliki perasaan yang sama tentang suatu hal, mereka tidak bisa mengatakan apa-apa.

Kemungkinan besar, Aleister sedang menggunakan teknologi aneh untuk menonton semua ini dari atas. Namun, dia tidak akan mengulurkan tangan. Dia pasti sedang menonton orang-orang ini berjuang keras di tamannya sambil tersenyum.

“Ayo pergi.”

Akhirnya, Tsuchimikado mengajak yang lainnya.

Mulai dari sini, ini adalah tentang Musujime Awaki dan bukan tentang GROUP secara keseluruhan. Tapi tidak satu pun dari mereka yang mengeluh tentang ini. Persis seperti ketika Unabara berbaur dengan BLOCK, para anggota GROUP melihat ini sebagai sebuah situasi lain dibandingkan dengan melihatnya sebagai keadaan sulit yang merupakan bagian tugas yang diperintahkan oleh orang lain.

“Kita harus pergi ke Distrik 10. BLOCK masih memiliki sekitar 100 tentara bayaran. Kita tidak tahu perlengkapan apa yang mereka miliki, tapi ini jelas bukan situasi yang bagus.”



Part 7

Accelerator dan tiga anggota GROUP lainnya, pergi dari Distrik 11 dengan ambulans yang mereka gunakan untuk tujuan transportasi. Mereka sedang menuju penjara anak di Distrik 10.

“Ini adlah satu-satunya penjara anak di Academy City. Kelihatannya, lahannya dipisah dua, sisi putra dan sisi putri,” kata Tsuchimikado sambil mengoperasikan sebuah komputer notebook. “Saat ini, Academy City tidak memiliki sanksi pidana untuk pengkhianatan. Karena ini, rekan-rekan Musujime berada pada situasi di mana mereka tidak bisa dihukum secara legal. Mereka tidak mungkin dimasukkan ke fasilitas itu dengan cara normal.”

“Berarti ada ruangan rahasia?”

Unabara menoleh ke arah Musujime, tapi kelihatannya Musujime tidak mengetahui apa-apa.

“Menyusahkan saja. Apa kita tidak punya peta layout penjara itu? Kalau kau tidak bisa meretas sistem penjara dan mendapatkan informasi tentang lorong rahasia, bukankah kau bisa mendapatkannya dari komputer perusahaan yang membangun penjaranya?”

“Ini bukan gedung biasa. Aku tidak yakin perusahaannya masih memiliki informasi semacam ini.”

Tsuchimikado melihat layar komputernya.

Layar itu sedang menampilkan sedikit data tentang penjara anak tersebut, tapi layout-nya dirahasiakan sehingga tidak ada yang bisa dilakukannya dari titik ini.

Accelerator menyadari sesuatu selagi melihat layar.

“Fasilitas ini tidak punya grup pemadam kebakaran.”

Accelerator melihat data yang ditampilkan lagi.

“Kebakaran jarang terjadi di sana, jadi mereka membuangnya untuk menghemat dana. Tapi itu berarti tim pemadam kebakaran harus datang jika terjadi kebakaran. Mereka pasti telah dikirimkan peta penjara agar bisa bergerak melalui fasilitas yang seperti labirin itu dengan tepat.”

Mendengar itu, Tsuchimikado mengubah target peretasannya.

Dia dengan cepat mendapatkan jawabannya.

“Ini dia. Area rahasia ditutupi, tapi jika ada tangga rahasia, tempatnya pasti di sini. Area basement untuk para pengkhianat pasti ada di baliknya.”

Karena hanya ada satu area yang mungkin menjadi lokasi tangga rahasia, area untuk para pengkhianat pasti tidak dipisahkan oleh jenis kelamin. Mereka semua dikurung di ruangan masing-masing, jadi tidak mungkin ada area yang dipakai bersama.

“Ini disembunyikan, jadi apa kau pikir BLOCK juga punya informasi ini?”

“Hah. GROUP dan BLOCK memiliki level otoritas yang sama. Apapun yang bisa kita dapatkan, mereka juga bisa mendapatkannya. Dan informasi tentang Musujima berada pada level kerahasiaan yang sama di bank data.”

Musujime memelototi Accelerator, tapi dia bergeming dan terus berbicara.

“Tsuchimikado, pertahanan apa yang dimiliki fasilitas itu?”

“Sipir penjara menggunakan powered suit MPS-79 yang lama. Mereka punya perlengkapan anti-esper, tapi aku tidak mengharapkan banyak kesulitan dari mereka. Sipir-sipirnya hanya memiliki peralatan untuk mempertahankan diri dari esper yang mengamuk, dan BLOCK menggunakan senjata asli. Para tentara bayaran yang tersisa di Distrik 11 punya senjata tajam, pistol, senapan laras panjang, bom, dan bebagai jenis senjata lain dari ‘luar’, tapi aku yakin BLOCK mempersenjatai mereka dengan persenjataan terbaru. Menurut Unabara, dari tentara bayaran tersebut saja ada 100 orang yang masih aktif. Kita tidak tahu seberapa banyak orang yang dimiliki BLOCK dan kekuatan apa yang mereka punya. Yang penting adalah apakah mereka bisa membunuh atau tidak. Powered suits adalah target besar dan kokoh.”

“Bukan itu,” potong Accelerator. “Penjara anak itu dipenuhi dengan esper-esper yang berbahaya. Perlengakapan anti-esper macam apa yang mereka punya?”

“Mereka punya sekitar 25 jenis perlengkapan berbeda, dimulai dengan AIM jammer.[2]

“Jadi kita tidak bisa menggunakan kekuatan di dalam?”

“Bisa. Pada dasarnya, alat itu memecahkan konsentrasimu dan dengan sengaja menyisakan pikiran yang membuatmu lebih mudah dilacak oleh seorang Psychometer. Itu akan sedikit mlemahkanmu, tapi tidak cukup untuk menghilangkan kekuatanmu sepenuhnya. Berkerja di sana katanya adalah salah satu dari tiga pekerjaan terburuk dari sudut pandang perusahaan asuransi. Dalam fasilitas sebesar itu, menghilangkan kekuatan psikis sepenuhnya itu mustahil.

“Tapi,” Tsuchimikado melanjutkan, “kau bisa kehilangan kendali atas kekuatanmu dalam kondisi seperti itu. Ini khususnya mudah terjadi pada kekuatan yang menggunakan perhitungan kompleks. Esper biasa mungkin hanya berakhir terluka, tapi ini akan terlalu berbahaya untukmu dan Musujime. Kau harus hati-hati kalau tidak ingin membunuh dirimu sendiri dengan cara yang sangat konyol.”

Part 8

Part 9

Part 10

Part 11

Part 12

Part 13

Di Antara Baris 3

Previous Chapter 2 Return to Main Page Forward to Chapter 4
  1. lit: Titik Gerak, nama esper Musujime Awaki
  2. Penghambat, seperti pada penghambat/pengganggu gelombang radar.