Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume4 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Pendahuluan: Dunia Paralel di Dunia Nyata.

Hari ini 28 Agustus, dan langit cerah.

Anak SMA Kamijou Touma terbangun dari tidurnya oleh suara wanita. "Onii-chan~!"

"Suara berisik apa itu?"

Kamijou, masih setengah tertidur, pelan-pelan membuka matanya. Selimut yang harusnya menutupi badannya tergeletak di pojok.

Sumber suara tadi ada di luar pintu.

Ruangannya berukuran 6 lantai tatami bergaya Jepang. Di langit-langit terdapat lampu hias yang ditutupi sebuah kotak tua untuk menutupi lampu elektrik. Pintu kayunya berdebu dan dilengkapi dengan kunci sederhana yang biasa di pakai di toilet. Sebuah kipas angin kuning dipasang sebagai pengganti AC

Ini bukanlah di apertemennya atau sebuah tempat di Academy City.

Tempat ini adalah ruang tamu di sebuah penginapan pantai bernama Wadatsumi. Terletak di suatu pantai di Prefektur Kanagawa. Orang tuanya dan Index masing-masing memiliki sebuah kamar.

"Ah, yeah. Kita sudah di luar," katanya dengan otak yang belum bekerja maksimal

Academy City tempat Kamijou tinggal berada di bagian Barat Jepang. Dengan begitu, orang-orang yang tinggal di area yang hanya terdiri dari daratan mungkin akan ingin pergi ke pantai(meskipun mereka masih bisa menikmati wisata air jika pergi ke sekolah memancing, tapi ini tidak terlalu menyenangkan.)

Sebagai pencegahan untuk penculikan siswa (contohnya) oleh mata-mata atau agen, meninggalkan Academy City sangat dilarang. Untuk keluar, siswa harus menulis dulu di 3 formulir permintaan untuk pergi. Darah mereka harus di cek untuk Otentifikasi Identitas menggunakan Mesin micro, dan terakhir mereka harus memiliki penjamin untuk melengkapi semuanya. Meski begitu...

(Aku di sini sekarang.)

Kamijou Touma mengelus lengan kanannya. Bekas gigitan nyamuk sulit terlihat meski disentuh.

Biasanya siswa harus memohon pada guru untuk pergi, seperti: "Sensei, ijinkan aku pergi~" tapi ini kasus khusus, gurunya menyuruhnya pergi seperti: "Pergi dari kota ini, Bodoh!"

Minggu lalu Kamijou telah mengalahkan Esper Level 5 yang paling tangguh.

Rumor mengenai hasil pertarunganya menyebar cepat seperti kobaran api meski sekolah masih liburan musim panas. Dengan begitu orang mungkin berpikir posisi Kamijou akan naik, namun kebalikannya...

"Oh, jika kita bisa mengalahkan Level 0 kita akan menjadi Esper terkuat." Karena rumor itu para preman kota berkumpul dan memburu Kamijou, memulai game survival.

Para petinggi yang mendengar rumor ini menghubungi Kamijou dengan berkata, "Hey Kamijou Touma-kun, kami akan mengendalikan situasi di sini dengan memanipulasi informasi, jadi untuk membuat rumor tidak berkembang lagi, pergilah ke suatu tempat sampai masalah ini selesai."

(Mereka bilang begitu, tapi dengan jelas mereka menghinaku dengan mengirimku ke tempat jelek ini.)

Kamijou menguap. Ini adalah musim panas, tapi karena adanya migrasi ubur-ubur, pengunjung pantai ini hampir tidak ada. Di samping itu meninggalkan Academy City memerlukan penjamin, dalam kasus ini, orang tuanya. Mungkin tidak masalah jika bersama cewek imut atau kakak-kakak seksi, tapi untuk apa seseorang mau menghabiskan waktu liburan berharganya dengan orang tuanya di zaman sekarang ini?

Untuk Kamijou, semuanya akan lebih baik jika masalahnya sesimpel ini.

Rumor kalahnya Esper terkuat telah membuat sebuah proyek besar terhenti secara paksa. Beberapa petinggi mungkin memiliki dendam ke Kamijou. Tapi untungnya, mereka tidak bisa mengambil tindakan secepat mungkin. Alasanya jika mereka mengambil tindakan sekarang, proyek itu akan terbuka ke hadapan publik.

Tapi Kamijou yang masih mengantuk tidak merasakan ada yang salah.

(Uh, aku ngantuk, apa semuanya bangun sekarang?)

Dia tiba-tiba teringat biarawati yang tidur di kamar seberang.

(Mungkin dia masih menikmati mimpi,) pikirnya.

Suster itu terlihat imut. Tetap saja, membayangkan dirinya sendiri berteriak di dalam hati, "Terima kasih liburan Musim panasnya!" dengan air mata kegembiraan karena melihat Index dengan pakaian renang dengan tubuh seperti anak-anak akan terlihat konyol.

Dia terkejut melihat Index, yang keluar dari tempat mencoba pakaian renang yang mereka beli dari supermarket--dan terkejut saat melihat banyaknya angka 0 di label baju.

Untuk tambahan, si Biarawati sebenarnya tidak berencana untuk ikut serta, dia harusnya ada di Academy City. Kamijou berencana untuk meninggalkannya dan kucingnya pada Komoe-Sensei.