Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume4 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Pendahuluan: Dunia Paralel di Dunia Nyata.[edit]

Hari ini 28 Agustus, dan langit cerah.

Anak SMA Kamijou Touma terbangun dari tidurnya oleh suara wanita. "Onii-chan~!"

"Suara berisik apa itu?"

Kamijou, masih setengah tertidur, pelan-pelan membuka matanya. Selimut yang harusnya menutupi badannya tergeletak di pojok.

Sumber suara tadi ada di luar pintu.

Ruangannya berukuran 6 lantai tatami bergaya Jepang. Di langit-langit terdapat lampu hias yang ditutupi sebuah kotak tua untuk menutupi lampu elektrik. Pintu kayunya berdebu dan dilengkapi dengan kunci sederhana yang biasa di pakai di toilet. Sebuah kipas angin kuning dipasang sebagai pengganti AC

Ini bukanlah di apertemennya atau sebuah tempat di Academy City.

Tempat ini adalah ruang tamu di sebuah penginapan pantai bernama Wadatsumi. Terletak di suatu pantai di Prefektur Kanagawa. Orang tuanya dan Index masing-masing memiliki sebuah kamar.

"Ah, yeah. Kita sudah di luar," katanya dengan otak yang belum bekerja maksimal

Academy City tempat Kamijou tinggal berada di bagian Barat Jepang. Dengan begitu, orang-orang yang tinggal di area yang hanya terdiri dari daratan mungkin akan ingin pergi ke pantai(meskipun mereka masih bisa menikmati wisata air jika pergi ke sekolah memancing, tapi ini tidak terlalu menyenangkan.)

Sebagai pencegahan untuk penculikan siswa (contohnya) oleh mata-mata atau agen, meninggalkan Academy City sangat dilarang. Untuk keluar, siswa harus menulis dulu di 3 formulir permintaan untuk pergi. Darah mereka harus di cek untuk Otentifikasi Identitas menggunakan Mesin micro, dan terakhir mereka harus memiliki penjamin untuk melengkapi semuanya. Meski begitu...

(Aku di sini sekarang.)

Kamijou Touma mengelus lengan kanannya. Bekas gigitan nyamuk sulit terlihat meski disentuh.

Biasanya siswa harus memohon pada guru untuk pergi, seperti: "Sensei, ijinkan aku pergi~" tapi ini kasus khusus, gurunya menyuruhnya pergi seperti: "Pergi dari kota ini, Bodoh!"

Minggu lalu Kamijou telah mengalahkan Esper Level 5 yang paling tangguh.

Rumor mengenai hasil pertarunganya menyebar cepat seperti kobaran api meski sekolah masih liburan musim panas. Dengan begitu orang mungkin berpikir posisi Kamijou akan naik, namun kebalikannya...

"Oh, jika kita bisa mengalahkan Level 0 kita akan menjadi Esper terkuat." Karena rumor itu para preman kota berkumpul dan memburu Kamijou, memulai game survival.

Para petinggi yang mendengar rumor ini menghubungi Kamijou dengan berkata, "Hey Kamijou Touma-kun, kami akan mengendalikan situasi di sini dengan memanipulasi informasi, jadi untuk membuat rumor tidak berkembang lagi, pergilah ke suatu tempat sampai masalah ini selesai."

(Mereka bilang begitu, tapi dengan jelas mereka menghinaku dengan mengirimku ke tempat jelek ini.)

Kamijou menguap. Ini adalah musim panas, tapi karena adanya migrasi ubur-ubur, pengunjung pantai ini hampir tidak ada. Di samping itu meninggalkan Academy City memerlukan penjamin, dalam kasus ini, orang tuanya. Mungkin tidak masalah jika bersama cewek imut atau kakak-kakak seksi, tapi untuk apa seseorang mau menghabiskan waktu liburan berharganya dengan orang tuanya di zaman sekarang ini?

Untuk Kamijou, semuanya akan lebih baik jika masalahnya sesimpel ini.

Rumor kalahnya Esper terkuat telah membuat sebuah proyek besar terhenti secara paksa. Beberapa petinggi mungkin memiliki dendam ke Kamijou. Tapi untungnya, mereka tidak bisa mengambil tindakan secepat mungkin. Alasanya jika mereka mengambil tindakan sekarang, proyek itu akan terbuka ke hadapan publik.

Tapi Kamijou yang masih mengantuk tidak merasakan ada yang salah.

(Uh, aku ngantuk, apa semuanya bangun sekarang?)

Dia tiba-tiba teringat biarawati yang tidur di kamar seberang.

(Mungkin dia masih menikmati mimpi,) pikirnya.

Suster itu terlihat imut. Tetap saja, membayangkan dirinya sendiri berteriak di dalam hati, "Terima kasih liburan Musim panasnya!" dengan air mata kegembiraan karena melihat Index dengan pakaian renang dengan tubuh seperti anak-anak akan terlihat konyol.

Dia terkejut melihat Index, yang keluar dari tempat mencoba pakaian renang yang mereka beli dari supermarket--dan terkejut saat melihat banyaknya angka 0 di label baju.

Untuk tambahan, si Biarawati sebenarnya tidak berencana untuk ikut serta, dia harusnya ada di Academy City. Kamijou berencana untuk meninggalkannya dan kucingnya pada Komoe-Sensei. Baju renangnya aslinya dipakai untuk kolam renang sekolah.

Setelah memikirkanya, ini adalah pilihan terbaik. Tapi, biarawati itu bukan murid di Academy City; dengan kata lain, orang luar. Biarawati bodoh itu mungkin akan terlihat dan ditangkap oleh Anti-Skill. Seperti itu, Kamijou masih belum menemukan cara untuk membuatnya bisa meninggalkan Academy City.

Hasilnya, dia mencoba menyelundupkan biarawati itu keluar dari kota.

Gampangnya, dia akan memanggil taxi, Index semubunyi di kursi belakang atau bagasi, dan menunggu sampai melewati gerbang pemeriksaan. Kamijou tidak yakin dengan rencana murahan ini.Tapi tidak seperti yang direncanakan; mereka diberhentikan di gerbang.Sepertinya mereka menggunakan gelombang inframerah dan MRI scanner untuk mengecek mobil yang lewat.

(Oh, tidak, kita akan ditangkap,) pikir Kamijou. Tapi mereka tidak ditangkap, sepertinya Index telah didaftarkan sebagai tamu dengan ID tamu.

Kamijou dan Index tidak tahu tentang itu.

(Aku penasaran siapa yang mendaftarkan Index?)

Pendaftaran membutuhkan tiga hal: sidik jari, suara, dan pola retina mata orang itu. Yah, suara dan pola retina mudah dibentuk dengan video dengan high resoulution, bahkan sidik jari bisa diduplikasi dengan bubuk alumunium dan karbon.

Tapi kenapa repot-repot melakukan semua itu.

Kamijou merasa curiga, tapi tidak menyembunyikan ekspresinya. Dia tidak bisa melakukan hal yang akan mencurigakan mereka. Kamijou mendongak dan melihat penjaga yang memegangi Index memberontak melawan injeksi alat nano (alat transmisi) ke tubuhnya (yang tidak sakit sama sekali, karena jarum nyamuknya). Mereka akhirnya melewati gerbang setelah itu.

(Uwaaa, aku ngantuk~)

Dia menyelimuti tubuhnya dan mengingat kejadian tadi. Dia melanjutkan tidurnya. Kebiasaan begadang dari liburan musim panas belum meninggalkanya. Sesaat setelah kesadaranya menghilang dia mendengarnya lagi.

"Oniiii-chaaaan, banguuuuun!!"

Suara enerjik yang berasal dari ruang tamu di luar menembus pintu dan sampai ke telinganya.

Kamijou pikir mungkin ada seorang kakak laki-laki tidak berguna dan adik perempuan yang bisa diandalkan yang juga menginap.

(Tunggu, apa-apaan dengan kombinasi cocok itu!? Kenapa hanya gadis aneh seperti Index dan Himegami yang kerumahku dan bukan gadis seperti itu?) Pikir Kamijou dengan bodohnya-lalu dia ingat peristiwa membludaknya ubur ubur yang mengusir semua pelanggan. Seharusnya tidak ada pelanggan lain selain mereka berdua.

Lalu, suara hantaman bergema di ruangan, ditemani orang yang membuka pintu.

(Apa, apa yang terjadi!?)

Sebelum dia bisa membuka selimutnya, suara langkah kaki mendekat.

"Berapa lama kau akan tidur, Onii-Chan? Ayolah, bangun! bangun! bangun!!"

Suara imut cewek sampai ke telinganya dan perasaan tindihan badan di perutnya.

"Gwahh!?" teriak Kamijou saat dia merasakan kejutan dari gerakan gulat profesional yang biasa terlihat di manga atau dating sim.

Sensasi lembut di perutnya, yang terpisah hanya oleh selimut tipisnya. Hanya dengan memikirkan bagian mana yang menyentuh perutnya, akan membuat laki-laki sehat senang, tapi bagi Kamijou, dia merasa risih dengan hal lain sebelum menyadari itu. Perut Kamijou berteriak "Kyaah!" karena kejutan dan berguling dilantai.

Saat dia menengok ke bawah untuk melihat siapa pelakunya...

Pelakunya adalah Misaka Mikoto.

"Ouch~ Hey, begitukah kau memperlakukan adik mu yang datang khusus ke kamarmu untuk membangunkanmu?"

Cewek, yang mengenakan pakaian warna merah, mendarat di punggungnya, memasang muka cemberut yang tidak cocok dengan Misaka yang dikenalnya.

"Ap-?

Dia ingin bilang,"Apa yang kamu lakukan disini?"

Ngomong ngomong, rasa ngantuknya hilang.

Misaka Mikoto: Murid teladan dari sekolah unggulan SMP Tokiwadai, dia adalah salah satu dari 7 level 5 yang ada di Academy City. Meskipun bisa membuat listrik beraliran tinggi-dan tempramen tinggi-dia juga cengeng. Karena suatu kejadian, Misaka berhutang budi ke Kamijou, dan setiap kali Kamijou membicarakanya, Misaka akan mencoba menyetrumnya.

Dan tentu saja, dia bukan adik Kamijou yang pengertian atau adik angkatnya.

Karena Kamijou tidak bisa memahami situasi, Kamijou bertanya ke Misaka, "Apa? Ehh!? Apa kau juga dipaksa untuk meninggalkan Academy City setelah insidenSister?... Tunggu, apakah ini pulau terpencil yang disiapkan untuk murid yang diusir?"

"Haahhh!? Apa yang kau bicarakan? Apa aku berada di sini terlihat aneh?"

"Bisakah kau berhenti dengan akting menjijikan itu? Ini membuatku merinding untuk sesaat tadi! Kau tidak mempunyai karakter adik perempuan... Kau tsundere! Kau harusnya bertindak dengan sidat aslimu."

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan."

Kamijou merasa merinding karena kehadiran Mikoto.

Setelah sesaat menjadi bodoh, Otak Kamijou mulai bekerja.

Hipotesis 1: Otoritas menyuruh Mikoto menyeret Kamijou dengan lelucon ini.

Hipotesis 2: Mikoto memutuskan untuk bermain peran adik perempuan (Adik angkat mode: On) ke Kamijou untuk balas budi

Hipotesis 3: Clone Mikoto karena suatu alasan datang berkunjung

(Aku yakin pasti 1; tidak mungkin ini 3. Aku tahu Clone Misaka mempunyai karakter adik perempuan. Jika itu alasanya, pasti bagus-Tidak, tidak mungkin aku mempunyai nasib enak seperti itu. Tapi bagaimana jika.... bagaimana jika ini 1?)

...

... Ohhh.

"Ha!?"

Kamijou kembali ke kenyataan setelah beberapa detik melamun.

Mengabaikan lamunan musim panas yang diperlihatkan ke dia, dia berteriak, "Idiot! Jangan meremehkan anak SMA!! Apa kau pikir anak SMP sepertimu bisa menggodaku dengan tehknik itu!?"

"Onii-Chan, kau bahagia sekali sejak pagi ini."

"Sial, berhenti memasukkanku ke dalam kategori 'senang dipanggil Onii-Chan'! Pertama, kenapa kau memanggilku Onii-Chan!? Dan apakah itu formal atau tidak!? Sialan, aku tahu ini mengarah kemana!! Ini mungkin yang tidak formal, kan? Dengan plot yang menunjukan kalau mereka saudara kandung di akhir cerita menghentikan kemungkinan jalan cerita! Aku yakin ini!"

"Haah, aku penasaran dengan bahasa apa kau bicara? Belanda? Ngomong ngomong, siapa yang peduli aku memanggilmu apa? Aku memanggilmu Onii-Chan karena kau Onii-Chan ku."

"Tidak, bukan aku! Kenapa kau menjadi adikku!?"

"Hmm?"

Mikoto mencolek pipinya dengan jari telunjuk sebagai tanda dia bingung.

"Apa aku menjadi adikmu harus mempunyai sebuah alasan?"

Mikoto bangkit dari lantai.

"Ayolah, sekarang. Jika kau punya tenaga seperti itu, bangun. Setelah itu, ke lantai satu untuk sarapan," kata Mikoto sambil meninggalkan ruangan.

"Apa yang terjadi di sini?" gumam Kamijou sambil melihat pintu keluar.

(.... Ummm, pada akhirnya, apa barusan tadi?)

Tidak bisa memahami hal yang baru saja terjadi, Kamijou berganti menggunakan kaos kasual, dan meninggalkan ruangan.

Di luar kamarnya adalah koridor yang pendek. Panjangnya 3 pintu yang ada di Ruang Tamu-6 totalnya.

Lantai kayunya hitam seperti candi purba, dan partikel debu dan pasir tersebar di lantai, yang akan membuat orang yang berjalan tanpa alas kaki merasa jijik.

Tangganya terletak di ujung koridor.

Itu adalah tujuan Kamijou saat dia mendengar orang membuka pintu di belakangnya.

"Pagi, Touma. Hmm? Rambutmu botak di belakang kepalamu"

Itu adalah suara ayahnya.

Kamijou Touya. Umurnya skitar 30-an. Orang berumur 30-an ini, dengan janggut tipis, mirip dengan Touma. Pekerjaanya dalam bisnis eksport, membuatnya 3x ke luar negeri setiap 1 bulan. Penampilanya mungkin terpengaruh oleh pekerjaanya, terlihat seperti orang menengah tapi pintar.

Kamijou, yang kehilangan ingatanya, tidak ingat wajah ayahnya, jadi dia tidak tahu dia itu ayahnya atau bukan.Seperti itu, ayahnya mendatanginya tiba tiba.

Untuk anak SMA, seorang anak kuliahan yang 2 atau 3 tahun lebih tua darinya sudah menjadi 'orang berbeda yang hidup di dunia lain dengan gaya hidup yang berbeda'.Dengan orang yang jauh lebih tua, Kamijou tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Un~Pagi.... eh?"

Saat dia menyapa ayahnya, Kamijou terkejut.

"Ada apa, Touma?"

Ayah Kamijou, Kamjiou Touya mengangkat alisnya.

Tapi abaikan dulu Kamijou Touya...

Kamijou mengalihkan pandanganya ke sumber anomali, yang berdiri di samping Kamijou Touya.

"Index, kenapa berpakaian seperti itu?"

Ya, Gadis yang berdiri di samping Kamijou Touya adalah orang luar dengan mata hijau.

Jika kau bertanya ke Touma mendeskripsikan Index, dia akan berkata, "Dia adalah gadis dengan pakaian biarawati." Namun, Index tidak mengenakan pakaian sehari-harinya. Meskipun ini panas, dia mengenakan gaun tipis lengan setengah yang panjangnya sampai ke pergelangan kaki.Di Pundaknya adalah cardigan, dan di kepalanya adalah sebuah topi besar (tsubahiro). Jujur dia tidak terlihat seperti gadis normal. Kamijou ingin bertanya kepadanya darimana datangnya gaya itu atau darimana negara dia berasal saat dia ingat kalau ibunya, Kamijou Shiina, berpakaian sama kemarin.

Hobi Kamijou Shiina adalah Paralayang. Suatu saat, di taman dekat rumah lamanya dimana eksibisi publik digelar, dia duduk di parasut berbentuk ayunan dengan mesin di belakangnya yang memutar baling balingnya. Ada laporan waktu itu menyatakan warga setempat melihat istri terbang di langit.

"Dimana kau mendapat pakaian itu?"

Touya, bingung dengan pertanyaan aneh itu, balik bertanya, "Touma, apa ada masalah dengan pakaian ibumu?"

Kamijou melihat Touya dengan ekspresi "Aapa!?".

Touya, melihat ke gadis di sebelahnya, dan berkata, "Ya, ini ibumu."

Kamijou mengalihkan pandanganya ke gadis itu. Tidak peduli kau melihatnya bagaimana, dia memiliki penampilan orang luar bodoh dengan umur 14 tahun atau kurang.

"Eh? Tunggu, Ayah, jangan bilang kau melihat gadis ini sebagai ibu?"

"Apa ada seseorang di samping itu yang kau lihat?"

"Tunggu, tunggu sebentar! Aku kerepotan memahami lelucon ini-jika ini memang lelucon.Jika kalian tetap ingin melanjutkan ini, aku tidak tahu bagaimana menjawabnya."

"Touma, beritahu bagian mana dari ibumu yang menjadi masalah."

"Semuanya! Pertama, penampilanya tidak seperti ibu sama sekali!!"

Kamijou memegang baju yang gadis 14 tahun itu pakai.

"Ara ara, Touma-san, apa kau tidak menyukai caraku berpakian?"

"Hentikan itu, Touma, kau membuat ibu sedih (khawatir)."

"Tidak! Maksudku bagaimanapun kau melihatnya, dia lebih muda dariku! Meskipun jika ini pertunjukan teater untuk murid SD, dia bahkan tidak seperti anak SMA yang sudah menjadi ibu!"

"Ara ara, Touma-san, apa kau bilang aku ini awet muda?"

"Hentikan itu, Touma, kau membuat ibu senang (cemburu)."

"Aahhh, astaga!!!!" teriak Kamijou sambil menenggelamkan kepalanya di antara telapak tanganya.

Kamjiou tahu. Pertama kali dia melihat Touya dan Shiina adalah sebulan yang lalu, setelah dia dibawa ke rumah sakit karena sakit di kepala. Pertama, dia meragukan mereka setelah mereka memberitahu bahwa umur mereka hampir sama. Kamijou tahu kalau ibunya seperti kakak perempuan umur 20-an.

Tapi tidak peduli semuda apa ibunya, dia tidak akan yakin kalau ibunya berumur 14 tahun.

"Kenapa kau tiba tiba menenggelamkan kepalamu diantara telapak tanganmu, Touma? Apa kau sedang merasakan masalah pubertas? Kalau begitu, aku punya suvenir yang aku beli saat bekerja di luar negeri. Ini adalah jimat untuk menghilangkan masalah."

"Tidak terima kasih. Aku tidak percaya jimat atau barang ghaib lainya. Aku yakin ini cuma barang yang di produksi di pabrik di suatu tempat... Eh, ada apa dengan patung berukuran telapak tangan itu? Ini punya bentuk seperti alat kelamin bagaimanapun kau melihatnya."

"Ahaha, Aku juga berpikir seperti, itu, tapi ini terlihat sebuah jimat ghaib."

"Perlindungan macam apa yang akan diberikanya? Jika aku mengganti gantungan Hp ku dengan itu, tidak hanya orang akan berpikir aku aneh, tapi aku juga akan ditangkap!!"

"Apa, Touma? Suvenir dari luar negeri tidak cocok denganmu? Kalau begitu, ini ada barang yang aku beli dari Akita."

"Kali ini apa?... Uhh, ini berbentuk seperti alat kelamin laki laki lagi! Kali ini terbuat dari kayu. Apa kau seperti anak SD yang suka lelucon kotor!?"

"Mmmmu. Pikirkan ini. Teman kerjaku tertawa keras saat aku membawanya setelah aku pulang."

"Kenapa ayah berpura pura tidak sengaja memasuki dunia pelecehan seksual, ayah ini bagaimana!?"

Karena perilaku tidak terduga dari Kamijou, Touya membuat wajah bingung dan bertanya,"Ngomong ngomong, Touma. Wanita yang bersamamu, apakah tidak apa apa untuk tidak membangunkanya?"

"Aku telah mengatakanya kepada ayah, dia di sana disamping ayah! Lupakan itu; sekarang beritahu aku dimana ibu!"

"Ara ara, Touma-san, apa kau lebih suka memperlakukanku tidak seperti 'ibu' tapi sebagai 'wanita'?"

"Aku akan menamparmu dengan kipas kertas jika kau berkata lebih dari itu!!"

Sesaat itu, pintu yang berada di samping Touma terbuka.

"Lihat, Touma, kau membangunkan temanmu karena kau ribut."

"Index?"

Touma mengalihkan pandanganya ke pintu.

Orang yang keluar dari pintu itu, dengan baju biarawati, adalah orang berambut biru dengan satu tindik di salah satu telinganya.

Orang dengan tinggi 180 cm. Dia menggunakan baju biarawati Index, dia terlihat tidak memaksa memakaikanya. Kamijou tidak tahu dia mendapatkanya dimana, tapi itu mempunyai ukuran besar pas untuk tubuh tingginya.

Orang tinggi itu berkata dengan suara nyaring,"Fwaaahh, hmm? Touma, kau penuh energi pagi ini. Apa sesuatu terjadi?"

...Ah.

Orang besar itu bertingkah imut.

"Aku tahu ini terlambat, tapi selamat pagi, Touma.Ngomong ngomong, laut! Aku pikir Jepang adalah daratan dengan oli yang mengapung di air, tapi sebenarnya indah. Mmmmphhh, ok, aku siap untuk bermain!"

"Ahh..."

Orang besar itu melihat wajah Touma dari bawah.

"Hmmm? Ada apa, Touma, tiba tiba terlihat membatu? Ah, jangan bilang kau sudah membayangkanku mengenakan pakaian re-"

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh!!!!!"

Akhirnya tidak bisa menahanya, Kamijou memegang orang berambut biru dan pintunya, dan... *Bruk!* Suara orang besar itu dilempar ke dalam, diikuti dengan hantaman pintu ditutup, menggema di koridor.

"T-Touma, duduk di pojok sana. Aku akan menceramahimu untuk tidak memperlakukan gadis dengan sikap brutal."

"Ara ara, Touma-san, aku tidak tahu kau mempunyai sikap kasar ke gadis."

Touma mengabaikan Touya yang ribut dan Index yang terlihat rapuh dan mulai berkaca.

(Tenang dan berpikir, Kamijou Touma. Ini pasti lelucon skala besar. Aku tidak tahu apa yang dilakukan Aogami Pierce di luar Academy City, tapi jika aku terus bereaksi seperti ini, lalu rencana mereka pasti gagal)

Mengabaikan orang tuanya, yang khawatir ke laki laki yang mengaku sebagai Index, Kamijou turun ke lantai 1.

Dia berfikir,(Aku tidak ada waktu bermain dengan leluconmu).Kenyataanya, dia hanya lapar dan tidak punya energi tersisa untuk bermain dengan mereka.

Lantai satu penginapan Wadatsumi terbuat dari kayu dan cukup besar. Karena tidak adanya pintu dan tembok di pintu masuk dan keluar, angin laut mengarah langsung kesini.

Orang yang mengaku sebagai 'Adik perempuan', Misaka Mikoto (alias Biri biri) duduk sendirian di salah satu meja (atau meja teh kecil?) yang berada di tengah ruangan. Dia membaca majalah. Di bawah meja, kakinya yang memanjang dari baju pendeknya, menendang ke belakang dan depan. Wajahnya menunjukan kebosanan yang luar biasa. Ada sebuah TV di didekat situ, tapi dimatikan.

Kamijou memasang muka jengkel.

"Hey, Biri biri, kenapa kau duduk disana seperti itu hal yang biasa saja?"

"Apa, Onii-Chan? Apa kau masih marah tentang hal yang tadi? Tidak masalah, kan? Aku memelukmu, digendong olehmu, atau menggodamu?"

"..." Kelihatanya dia masih ingin bermain sampai akhir

"Uuu... Aku seperti orang bodoh repot repot pergi dari Academy City."

Kamijou berdesah dari kecapekan mental, Mikoto berdesah, juga-karena bosan, menutup majalah, tiduran di lantai, dan mulai berguling guling.

"Ah, ngomong ngomong, Onii-Chan, bolehkah aku menonton TV?"

"A-apa katamu, tiba tiba ngomong itu?"

"Mmmmu, Aku tidak bisa menemukan remotnya dimanapun. TV ini punya 'ini adalah TV publik, jangan memonopolinya, bocah' aura didalamnya, jadi aku ragu ragu menyetelnya sendiri tanpa permisi, Onii-Chan."

"..."

Kamijou memegangi kepalanya karena akting adik perempuan Mikoto yang keras kepala.

"Dan kenapa Mikoto-sensei yang arogan dan mementingkan dirinya sendiri tidak ingin menyalakan TV sendiri?"

"Mikoto? Siapa itu?" Keliatanya level 5 ini pura pura tidak tahu."Ngomong ngomong, aku bukanya tidak mau menyalakanya sendiri; hanya saja pemilik penginapan ini menakutkan. Onii-Chan, pergi dan minta ijin untuk menyalakan TV."

"... Koreksi, bahkan jika kau berganti karakter, kau masih arogan."

Meskipun Kamijou berkata itu, dia memiliki kebiasaan melihat acara TV pagi, jadi dia tidak nyaman kalau tidak melihatnya.

(Dimana pemiliknya?)

Kamijou mencari ke tempat terdekat. Tidak ada orang di konter. Kamijou mendongak dan memikirkan ketidakpedulian para staffnya saat tiba tiba dia mencium bau saus kecap dibakar dari pintu keluar.

(???)

Kamijou melihat ke arah pintu keluar. Orang tinggi dan kurus sedang memanggang sesuatu tidak jauh dari pintu keluar.

"Ah, itu dia pemiliknya. Ayo, tanya dia tentang TV nya!" kata Mikoto sambil melipat kakinya dibawah meja

Kamijou merasa aneh. Benar, kalau pemilik penginapan tinggi dan kasar, dan dia mungkin telihat mengintimidasi saat pertama kali melihat. Tapi apakah rambutnya sebahu-dan yang terpenting, berwarna merah?.

Kamijou berjalan ke arah orang itu, membuat suara pijakan dari lantai kayu dengan langkah kakinya.

"Permisi"

Orang berambut merah berbalik menghadap ke arah Kamijou.

Kamijou melihat wajah orang itu yang mengenakan kaos dan celana satu per dua dan juga handuk yang menggantung di pundaknya.

... Yang ternyata adalah penyihir bernama Styil Magnus.

"Apa apaan...!?"

Kepala Kamijou akhrinya bingung setengah mati. Stiyl Magnus yang dia tahu adalah orang Inggris dengan tinggi 2 meter yang bisa memanipulasi api semaunya dan membakar orang sampai mati tanpa penyesalan.

"Oh, kau bangun pagi. Lautnya masih dingin, meski-atau mungkin kau tidak bisa tidur karena panas kemarin?"

Tapi penyihir yang dia tahu, mengipasi sambil memanggang jagung, malahan berkata seperti itu.

"Oops, ini belum terpanggang, jadi aku tidak bisa menyiapkanya untuk pelanggan. Hey, Maou! Sini dan siapkan sarapan untuk pelanggan kita dari makanan apapun yang ada!"

Penyihir yang mengenakan sandal menyuruh salah satu staffnya.

(Apa yang terjadi? Apa yang sedang terjadi disini?)

Kamijou akhirnya menyadari ada yang ganjil. Orang gila perang dan sadis itu tidak akan pernah berpartisipasi dalam lelucon ini.

Otak Kamijou membeku karena melihat fenomena mengejutkan ini di depan matanya, tapi dia kembali ke kenyataan saat dia mendengar langkah kaki mendekat dari belakang.

"Ayah! Ayah jangan berkata seperti itu di depan pelanggan!"

(Siapa lagi sekarang?) pikir Kamijou

Saat dia berbalik, dia melihat versi kecoklatan dari Misaka Mikoto yang mengenakan pakaian ungu dan sebuah apron berdiri disana.

"Apa? Kau punya 2 peran? Ah, tidak, yang ini Misaka Imouto, salah satu klon.

"Ayah, ini pelanggan, jadi aku seharusnya menahan untuk bereaksi, kan?"

Wajahnya gugup, mencoba menahan senyumanya agar tidak hilang.

Misaka Imouto, yang selalu tanpa ekspresi meski diambang kematian, menunjukan ekspresinya.

(Tidak mungkin! Apa apaan yang dia pakai? Itu yang orang orang bilang gaya 'apron terbuka'! Dilihat dari sisi ini... Uwaah, dadanya! Hanya untuk lelucon, haruskah mereka sejauh ini?)

Kali ini, suara Misaka Mikoto original menggema dari dalam penginapan.

"Oniiii-Chaaan! Sudahkah kau bertanya tentang TV nya? Aku menyalakanya sekarang~!"

Kamijou mengintip ke dalam, dan melihat Mikoto, yang nungging di depan TV, menyalakan tombol power. Itu mungkin diatur sehingga semua pelanggan bisa mendengarnya, karena volumenya tinggi bahkan Kamijou, yang jauh dari TV, bisa mendengarnya dengan jelas.

"Ini Komori melaporkan langsung. Pelarian napi terjadi hari ini di penjara Shinfuuchuu saat matahari terbit. Napi yang dihukum karena pembunuhan, Hino Jinsaku sedang dalam pelarian, dan keberadaanya masih tidak diketahua. Semua SMP yang berada dalam wilayah terdekat diminta untuk membatalkan semua aktifitas ekstrakulikuler."

Nama reporter nya Komori.

Tapi suara yang keluar dari TV seperti suara wali kelasnya, Tsukuyomi Komoe.

"Jangan katakan...!?"

Kamijou secepatnya menuju kedepan TV. Lalu, dia melihatnya; gadis dengan tinggi 135 cm seperti anak umur 12 tahun memegang sebuah mikrofon dan membaca laporan.

(Apa yang Komoe-sensei lakukan disana? Apakah ini juga bagian dari lelucon? Kalau begitu, ini pasti sudah direkam sebelumnya? Tidak, ini terlalu nyata untuk lelucon. Lalu, meretas gelombang radio? Untuk alasan apa? Hanya untuk lelucon? Itu aneh, skalanya terlalu besar untuk lelucon di pagi hari.)

Menyingkirkan Mikoto, Kamijou berdiri di depan TV, dan menyentuh tombol kecil di bawah layar untuk mengganti channel.

"Onii-Chan, apa yang kau lakukan? Aku telah lama menunggu untuk melihat 'Hilang di Pagi Hari'!"

Kamijou mengabaikan Mikoto yang ingin hak memakai TV. Dia beberapa kali mengganti channel. Setiap acara di setiap channel aneh aneh; Pembawa acara yang seharusnya seksi adalah orang tua, dan presiden dari suatu negara yang berpidato adalah seorang cewek SMA berandalan. Ngomong ngomong, semuanya tercampur dan tidak masuk akal.

Tapi yang mengejutkan Kamijou adalah berita langsungnya. Di belakang reporter yang membaca berita (kali ini seperti sopir truk) adalah seorang balita yang memegang tali besar, satu grup orang tua bermain dengan HP, dan Perdana Menteri yang Kamijou sering lihat di berita memainkan sebuah gitar.

Tempat laporan langsungnya berada di depan stasiun. Di belakang reporter adalah segerombolan orang, dan semuanya terlihat tidak cocok dengan situasi.

(Hey, hey. Sama aja isinya tidak peduli manapun channelnya)

Bahkan jika ini lelucon skala besar untuk April Fools, banyaknya orang yang berpartisipasi akan memakan biaya yang besar. Dan lagi, Perdana Menteri disana membuktikan cerita ini tidak masuk akal.

Ini pastinya bukan sebuah lelucon.

(Tapi jika ini bukan lelucon, lalu ini apa? Index mengaku sebagai ibuku, Aogami Pierce adalah Index dan bahkan Stiyl adalah pemilik penginapan ini!)

Ini seperti semua orang, dari dalam atau luar, bertukar tempat.

Jika begitu, lalu apa penjelasanya?

Kamijou memegang kedua kepalanya. Mencoba menemukan penjelasan ilmiah yang masuk akal yang kelihatanya tidak mungkin.