Seirei Tsukai no Blade Dance (Indonesia):Jilid 4 Bab 9

From Baka-Tsuki
Revision as of 00:51, 31 August 2013 by Lulu-Me (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bab 9: Tanda Kegelapan

Bagian 1

Itu Ren Ashbell lainnya.

Gadis yang dibalut aura kegelapan yang memberikan tekanan luar biasa.

Jika sembarangan mendekat akan menjadi depresi— ilusi itu terasa.

Begitu keributan itu selesai, keheningan yang menyakitkan turun.

"......."

Semua orang menelan ludah ketika mengawasi gadis itu.

Claire juga, tidak ada yang mendekatinya.

Hawa dingin menjalar di tulang belakang Kamito.

..... Aku, apa aku bisa menang melawannya?

Sebelum dia menyadarinya, aliran musik sudah berhenti.

Blade Dancer terkuat berhenti di tengah-tengah ruangan—

Dan berbalik lalu berjalan ke arah Kamito.

"......!?"

"Kamito-kun." "Kamito."

Secara tidak sadar Fianna meraih tengan Kamito. Bahkan Ellis yang ingin menangkap Ren Ashbell sebagai targetnya, malah gemetan ketakutan.

"....."

Kamito dipindahkan sebelum mereka di dalam sebuah mode pelindung.

Ren Ashbell berhenti tepat di depan Kamito.

"— Jadi, kau Kazehaya Kamito, ya."

Suaranya seperti Baja padat.

"Ya."

Kamito mengangguk.

"Senang bertemu dengan mu— Aku ingin tahu, apakah ini cocok? Ren Ashbell."

Menjilati bibirnya dengan sinis, Kamito menatap tajam topeng merah.

Namun, dia tidak bisa membaca emosi apapun dari mata merah di dalamnya.

"....?"

Untuk Kamito yang kebingungan —

"Kazehaya Kamito, maukah kau menari denganku untuk satu lagu?"

— Gadis itu menyarankan hal yang tak terduga.

...... Tidak, ini bukan saran. Ini perintah

Nada suaranya damai, tapi itu sebuah penolakan — Nadanya mempunyai kekuatan yang tidak akan membiarkan hal itu.

Kamito berbalik ke arah Ellis dan Fianna—

"Maaf, bisakah kau membiarkanku pergi sebentar?"

"Ta-Tapi, Kamito— "

".....Okay. Ellis, ayo kita pergi."

Kemudian, Fianna meraih tangan Ellis. Dia tahu identitas Kamito sebagai Ren Ashbell asli. Putri bijaksana sudah memahami situasi ini.

"Apakah kau punya pengalaman dalam menari?"

"Jika itu klasik, ya."

Kamito menjawab tajam dan memegang tangan Ren Ashbell itu.

Pertunjukan musik yang terhenti pun dimulai kembali.



Bagian 2