Seirei Tsukai no Blade Dance (Indonesia):Jilid 4 Bab 9

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 9: Tanda Kegelapan[edit]

Bagian 1[edit]

Itu Ren Ashbell lainnya.

Gadis yang dibalut aura kegelapan yang memberikan tekanan luar biasa.

Jika sembarangan mendekat akan menjadi depresi— ilusi itu terasa.

Begitu keributan itu selesai, keheningan yang menyakitkan turun.

"......."

Semua orang menelan ludah ketika mengawasi gadis itu.

Claire juga, tidak ada yang mendekatinya.

Hawa dingin menjalar di tulang belakang Kamito.

..... Aku, apa aku bisa menang melawannya?

Sebelum dia menyadarinya, aliran musik sudah berhenti.

Blade Dancer terkuat berhenti di tengah-tengah ruangan—

Dan berbalik lalu berjalan ke arah Kamito.

"......!?"

"Kamito-kun." "Kamito."

Secara tidak sadar Fianna meraih tengan Kamito. Bahkan Ellis yang ingin menangkap Ren Ashbell sebagai targetnya, malah gemetan ketakutan.

"....."

Kamito dipindahkan sebelum mereka di dalam sebuah mode pelindung.

Ren Ashbell berhenti tepat di depan Kamito.

"— Jadi, kau Kazehaya Kamito, ya."

Suaranya seperti Baja padat.

"Ya."

Kamito mengangguk.

"Senang bertemu dengan mu— Aku ingin tahu, apakah ini cocok? Ren Ashbell."

Menjilati bibirnya dengan sinis, Kamito menatap tajam topeng merah.

Namun, dia tidak bisa membaca emosi apapun dari mata merah di dalamnya.

"....?"

Untuk Kamito yang kebingungan —

"Kazehaya Kamito, maukah kau menari denganku untuk satu lagu?"

— Gadis itu menyarankan hal yang tak terduga.

...... Tidak, ini bukan saran. Ini perintah

Nada suaranya damai, tapi itu sebuah penolakan — Nadanya mempunyai kekuatan yang tidak akan membiarkan hal itu.

Kamito berbalik ke arah Ellis dan Fianna—

"Maaf, bisakah kau membiarkanku pergi sebentar?"

"Ta-Tapi, Kamito— "

".....Okay. Ellis, ayo kita pergi."

Kemudian, Fianna meraih tangan Ellis. Dia tahu identitas Kamito sebagai Ren Ashbell asli. Putri bijaksana sudah memahami situasi ini.

"Apakah kau punya pengalaman dalam menari?"

"Jika itu klasik, ya."

Kamito menjawab tajam dan memegang tangan Ren Ashbell itu.

Pertunjukan musik yang terhenti pun dimulai kembali.



Bagian 2[edit]

Di dalam hutam gelap yang mengelilingi benteng, Claire berlari.

Berbagai ranting pohon tersangkut di gaun merah, yang tercabik-cabik.

Lumpur menempel di sepatu hak tinggi merahnya. Luka yang tak terhitung jumlahnya, muncul di kulit halus Claire.

Kenapa........

Tidak peduli sudah berapa lama berlalu, tapi adegan itu tidak bisa pergi dari pikirannya.

Ketika gadis roh kegelapan itu mencium Kamito, saat itu juga.

...... I-Ini bukan berarti aku memikirkan semua tentangnya!

Claire menggeleng, seolah menyingkirkan perasaan jengkelnya.

Itu hanyalah mengabaikan tuannya dan melakukan hal semacam itu dengan gadis lain, tidak bisa dimaafkan.

...... Itu benar, cuma karena itu.

Tapi—

Lalu kenapa, apakah hatinya terluka separah ini?

Tepat sebelum, memegang tangan pria itu, Claire membenci hal itu.

Kalau itu Kamito, dia tidak akan melakukan apapun dengan kekerasan.

Dia sering menggoda Claire, selalu memperlakukannya seperti anak kecil, kadang mengatakan hal yang berarti, tapi tetap saja.

—Tetap saja, dia tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.

Sebelum dia menyadarinya, dia sudah sampai di dana dari pemurnian sore hari.

Didalam hutan yang sunyi. Banyak sekali roh yang melayang di atas danau.

Claire memeluk lututnya dan duduk di tepi danau.

Gaun yang sudah dia siapkan sudah kotor dan lagi dia tidak bisa kembali ke pesta dansa.

Rambutnya yang kusut dengan gaunnya yang hancur dan tidak bisa diperbaiki lagi. "Ada apa dengannya, idiot itu...."

Claire mendesah, dengan suasana hati yang sangat menderita.

Dengan sebuah gelembung cahaya, air mata mulai jatuh ke tanah.

"...... Itu salah. Yang bodoh adalah aku."

Sekali lagi dia tidak bisa jujur.

Jika dia punya, dia bisa menari dengan Kamito sekarang juga—

Pada saat itu. Dari dalam hutan, terdengar langkah kaki.

".... Kamito?"

Dia buru-buru menyeka air matanya.

Tapi yang muncul dari dalam hutan bukanlah Kamito.

"Astaga, seberapa jauh lagi kau akan berlari!"

"Rinslet..."

Claire membuka matanya.

Sambil mengatur nafas, Rinslet beristirahat di samping Claire.

"Wah, pemandangan yang lumayan enak dipandang."

"Kau juga."

"I-Itu karena kau berlari sangat jauh."

Gaun Rinslet terkoyak dan daun dan ranting-ranting tersangkut di rambutnya.

"Meskipun aku baru saja memakai baju baru....."

Dia melemaskan bahunya.

Claire mengalihkan pandangannya.

".... Kenapa kau datang kesini?"

"Aku datang untuk mentertawai dada malangmu. Gaunmu terlalu mencolok."

"...... A-Apa kau bilang!"

Twintails nya berdiri tegak seperti api.

Rinslet menyibak rambutnya dan—

"Akhirnya kau kembali normal."

Tersenyum cerah.

"......"

"Apakah kau bertengkar lagi dengan Kamito?"

"Gu...."

Claire menggigit bibirnya.

".... Itu, itu salahnya. Dia tidak akan mengatakan apa-apa padaku."

"Apa maksudmu?'

"Maksudku, itu..... Bukankah kau tertarik dengan masa lalu Kamito?"

"Masa lalu Kamito?"

Rinslet sedikit memiringkan kepalanya—

"Yah, bohong kalau aku bilang tidak."

"Aku ingin tahu, apa dia tidak mempercayaiku?"

Twintails Claire melemas.

"Kenapa mengatakan hal itu?"

"Karena, dia tidak akan mengatakan apa-apa...."

"Dia tidak bisa mengatakannya kepadamu karena kau berharga baginya— Hal itu mungkin saja."

"Itu....."

Claire cemberut dan merenung.

"......... Aku, Aku tidak yakin kalau itu benar."

Sebenarnya, hanya itu yang bisa menjelaskan semuanya.

Tapi—

"Kau hanya seorang anak kecil, kan."

"Di-Diam..."

Erang Claire.

"Di-Diam..." Erang Claire

"Bahkan aku mengerti banyak hal...."

Tapi dia merasa tidak nyaman, jadi hal itu tidak bisa menolong.

Jika itu tentang seseorang yang dia tidak perdulikan, dia tidak akan memiliki perasaan seperti ini.

Karena itu Kamito— tidak membicarakan tentang masa lalunya.

Menyadari hal itu, jantung Claire berdebar.

Ha-Hal bodoh apa yang sedang ku pikirkan!

Pipinya memerah.

"Claire, ada apa?"

"Ti-Tidak."

Claire menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dan kemudian.

"—Hmmm, jadi kalian berdua ada di sini."

Dari dalam hutan, suara seorang gadis muda.

"Suara itu......!"

Claire dan Rinslet langsung berjaga.

Suara pohon jatuh satu per satu, dan kemudian—

"Sempurna, aku akan bermain dengan kalian sampai akhir."

Didepan mereka, muncul seekor monster hitam raksasa.

yang menungganginya adalah gadis dengan rambut abu-abu — Muir Alenstarl tertawa ringan.

"Dengan roh pemusnah ini— Tiamat."

Bagian 3[edit]

Dengan elegan memainkan waltz.

Keduanya menari di tengah aula dan menarik perhatian sekitarnya.

Dengan Ren Ashbell yang memimpin, tarian itu serius seperti api yang membara.

Sama seperti ketika seorang putri yang sedang melakukan sebuah ritual persembahan, tarian upacara yang sesungguhnya.

Dengan gerakan yang gemulai itu, Kamito hampir tidak bisa menjaga kecepatannya.

"Gerakan yang cukup bagus. Seperti yang diharapkan dari master Blade Dance."

"Apa itu sebuah ejekan? Ren Ashbell, Blade Dancer terkuat."

Jawab Kamito untuk bisikan dari topeng merah itu.

Dengan cepat Ren Ashbell menggeser kakinya. Kamito mengikutinya dan menarik Ren Ashbell kearahnya. Mereka berubah seperti kerlipan cahaya. Keduanya membiarkan tubuh mereka mengalir seiring alunan musik.

Tarian mereka sudah menyatu tanpa keindahan.

Itu adalah Blade Dance yang keras.

"Aku punya berbagai pertanyaan yang ingin kutanyakan."

"Kau tidak sabar, kan? Meskipun begitu, aku ingin menikmati tarian ini bersamamu lebih lama lagi."

"Maaf. Aku akan membuatmu membiarkan ku memimpin dari sini."

Kamito menarik tangan Ren Ashbell dan membawanya ke teras berdua saja.

Udara malam yang dingin mendinginkan kulit mereka yang terbakar.

Karena ukurannya yang besar, teras itu serasa sebuah pulau terapung dengan pandangan yang jelas dari seluruh hutan.

"Lupakan soal semua strategi yang merepotkan. Aku akan langsung ke poinnya."

Kamito berhenti dan menjauhi Ren Ashbell.

Dia menatap tajam si topeng merah — dan bertanya.

"Apa yang kau lakukan untuk Restia?"

"Apa yang kau lakukan, maksudnya?"

"Jangan main-main. Aku tahu kalau kau memerintah Restia."

"Aku tidak memerintahnya. Dia adalah temanku."

"Maksudmu, Restia membantumu karena keinginannya?"

"Itu benar. Aku menggunakan dia, dan dia menggunakanku."

"...."

Kamito menggigit bibirnya yang tertutup.

Aku tidak bisa menerimanya, tapi—

Tentu di dalamnya pasti ada kepercayaan.

Tampaknya benar kalau Restia bergerak tanpa diperintah. Memperingati Kamito tentang Muir mungkin dilakukan karena keinginanya juga.

"Apa tujuanmu untuk mengumpulkan roh militer dan anak yatim dari Sekolah Instruksional?"

"Untuk perang."

Dan dia langsung menjawab.

"............ Perang?"

Kamito terdiam.

Tapi memikirkan hal itu, itu bukan jawaban yang mengejutkan.

Roh militer dan anak-anak yatim Sekolah Instruksional— Tidak ada yang lebih berguna daripada perang.

"Itu benar. Kekuatan sangat diperlukan untuk melawan mereka."

"Mereka?"

"Raja-raja dunia ini."

"Ap—"

Bertempur dengan raja-raja dunia............ dia mengatakannya?

Kamito tidak biasa mengerti tujuan itu. Apakah maksudnya untuk memulai kembali Perang Ranbal yang telah melibatkan seluruh negara—

"Apa alasannya? Untuk menghancurkan dunia?"

"Bukan. Ini adalah perang untuk menyelamatkan dunia ini."

"Apa yang kau katakan—"

"Tapi untuk memulai perang, peion awal sangat diperlukan."

Ren Ashbell meraih kerah Kamito dan menariknya mendekat.

"............!?"

"Aku akan memaksamu mengijinkanku untuk mencobanya, Ren Ashbell Si Penerus Maou itu. Apa kau punya kemampuan untuk membunuh mereka?"

Seketika, tangan kanan Ren Ashbell menusuk dada Kamito.



Bagian 4[edit]

Itu - ditutupi dengan sisik yang tak terhitung jumlahnya pisau - seperti, banyak kepala roh jahat naga .

Raksasa hitam jauh melampaui semangat Nidhoggdragon Leonora Lancaster .

Menyebar sayapnya menyembunyikan bulan dan cakarnya mencungkil bumi .

Lima kepala menyebar dari pusat batang tubuh dan masing-masing bertindak sendiri .

" ...... TiamatAnnihilation semangat ? "

Dalam menghadapi kekuatan menindas meningkat , Claire mengambil napas .

Tidak salah lagi . Apa yang sebelumnya mereka adalah jiwa militer kelas .

Eksistensi tidak seperti semangat Dreadnoughtfortress Velsaria , mereka telah berjuang dua minggu sebelumnya.

Gadis naik di punggungnya tertawa ringan dan tersenyum dan

" Bunuh mereka - , « Tiamat » . "

Dengan suara yang bersalah , agar diberikan .

" ...... ! ? "

Salah satu kepala menyemburkan api .

Goooooooo !

Kobaran api yang tersebar di seluruh tanah dan dalam sekejap sekitar hutan telah terbakar habis .

Claire dan Rinslet bereaksi seketika , melompat langsung ke danau .

Langit malam dicelup merah dengan warna api .

Muir Alenstarl bertepuk tangan .

" Ohh , tidak buruk . Anda tidak penari pisau untuk apa-apa . "

" Kau ...... ! "

Claire memecahkan permukaan air dan menatap Muir .

Gaun merah basah kuyup dan menempel di kulitnya .

" ...... Claire , membantu ...... batuk , batuk ...... "

" Kau , apa yang kau lakukan? "

" Aku-aku tidak bisa berenang ! "

" Hah ? "

Rinslet berkibar dan tersedak . Claire cepat membantu dia keluar .

" Bagaimana Anda tenggelam di tempat di mana Anda bisa berdiri ? "

" Sh - Diam! "

Rinslet dihindari wajahnya .

" ...... Mengapa kau menyerang kami? "

" Karena kau Onee - sans telah membuat nii -sama lemah. "

Muir menjawab dengan suara dingin.

Salah satu « Tiamat » ' s kepala dengan leher bengkok bangkit dan membiarkan pisau longgar angin .

" ...... Scarlet ! "

Claire berteriak dan memanggil kucing liar dibalut api merah .

Tapi, itu tidak mungkin untuk menembak jatuh setiap pisau .

" ...... Ow ! "

Gaun merah robek dan darah terbang dari bahunya seperti kabut .

Banyak luka terbuka di kulit putih murni nya .

" Fufu , gaun siap Anda telah menjadi tidak berharga . "

Seperti kucing bermain dengan mangsanya , Muir menjilat bibirnya .

" Hmph , itu hanya memperlambat saya turun . "

Claire tersenyum tak kenal takut dan merobek ujung gaunnya .

Dari air mata , orang bisa melihat cambuk kulit diikat ke pahanya .

" Seperti saya pikir , daripada tarian , tarian pisau jauh lebih cocok untuk saya . "

Dari dalam api menari , cambuk Claire mengeluarkan suara .

" Apa kebetulan . Aku juga. "

Rinslet muncul dari air , merobek ujung gaunnya dan memanggil es semangat Fenrirdemon nya .

Es serigala berubah bentuk ke « Ice Longbow » dan pindah ke tangan Rinslet itu .

Berisik , dinding api meletus ke langit malam .

Dengan Waffes Elemental masing-masing di tangan , kedua dihadapkan raksasa semangat naga .

" Bodoh onee - chans Anda pikir . Anda dapat mengalahkan Muir ? "

« Tiamat » mengeluarkan suara gemuruh yang tampaknya mengiris atmosfer .

Tidak , itu bukan suara gemuruh. Ini adalah -

Tidak mungkin , semangat sihir nyanyian ! ?

Sebagian kecil dari roh - kecerdasan yang tinggi dapat melakukan semangat sihir sendiri . Naga ras roh secara khusus dikenal karena kemampuan tersebut pada semangat sihir.

Tanah bergetar sangat.

Pohon-pohon tumbang dan perpecahan tanah , mengirimkan banyak batu terbang -

" Bumi sihir roh « Gunung kiamat SwordTribulations ' Pedang » ! ? "

"Apa kekuatan destruktif gila ! "

" Anda tidak dapat menjalankan , onee - chan . "

" ...... ! ? "

Kepala naga merah dimuntahkan bola api .

Batu-batu yang dirilis oleh ledakan bola api di tanah mengubah pohon menjadi hancur berantakan .

" Kyaaa ! "

Mereka dilemparkan ke tanah oleh gempa susulan .

Itu adalah keajaiban yang sama , tetapi kekuatan destruktif yang tak tertandingi untuk Claire .

" Ku ...... ! "

" Aha , apa yang terjadi pada semua sikap dari sebelumnya , onee - chan ? "

" Pembekuan fang , menembus - Pembekuan ArrowDemon Ice Panah ! "

Seketika , Rinslet merilis panah es .

Taring terbang terhitung es . Ini tidak akan menjadi pukulan membunuh , tapi dengan efek tambahan Ice NeinAbsolute Nol , setidaknya harus membosankan gerakannya.

Tapi sebelum mereka memukul - « Tiamat » meraung .

Sebuah dinding tanah bangkit dan diblokir panah es .

" A-Apa ! Untuk dapat menggunakan api dan bumi roh sihir pada saat yang sama - "

" ...... Itu mengingatkan saya bahwa lama lalu, saya mendengar ini dari ane -sama . "

Claire mendesah sambil menyeka keringat dari keningnya .

" Selama Perang Ranbal , antara ksatria ada semangat yang bisa mengendalikan semua unsur utama sekaligus. "

" Dan itu adalah semangat pemusnahan Tiamatthe ? "

" Mungkin . Tapi aku mendengar bahwa tak seorang pun bisa menggunakannya, jadi itu ditinggalkan . "

" ...... Jika itu benar , ini buruk . "

" Ya . "

Semangat yang bisa mengendalikan semua dari lima elemen utama -

Kalau hanya Rinslet itu setan es semangat dan semangat api Claire , ada weakpoints .

" Tetapi untuk menggunakan semangat seperti itu dengan hanya satu orang - "

Claire disiapkan nya Tongueflame cambuk Flame dan memelototi Muir .

Dibandingkan dengan roh yang dikontrak dengan seseorang , roh militer tidak memerlukan kontrak yang akan digunakan .

Yang kuat - titik adalah bahwa itu adalah penggunaan umum - kemampuan roh tidak ada hubungannya dengan kemampuan kontraktor , sehingga selama disposisi itu benar , mereka bisa menggunakan kekuatan roh . Ini adalah alasan Muir Alenstarl bisa menggunakan beberapa roh .

Namun di sisi lain , salah satu tidak bisa menarik keluar setiap daya lebih dari hadir .

Misalnya, roh Elemental Waffe tidak bisa digunakan , dan banyak dari kemampuan sebenarnya disegel .

Tapi gadis yang menarik keluar semua kekuatan semangat militer .

Muir Alenstarl adalah seorang ahli yang mengkhususkan diri dalam menggunakan roh .

Tapi di mana dia mempelajari keterampilan -

" Sudah waktunya untuk mengakhiri main-main. Onee - chan . "

Dan Muir abu rambut abu-abu meniup angin.

" ...... Anda sedang bermain sampai sekarang ? "

" Itu benar , onee - chan . "

Menggulung lengan hitam mengungkapkan desain menyenangkan bersinar diukir tangan kanannya .

" Apakah itu Persenjataan Seal Terkutuklah ! ? "

" Itu yang menarik keluar kekuatan semangat untuk batas - . « Wakil Jester ini » Ini adalah kekuatan Muir . "

Dalam sekejap , « Tiamat » keras meraung .

Its lima kepala mengamuk dan tubuhnya tumbuh lebih besar dengan cara yang tak sedap dipandang .

Itu seolah-olah catok terlihat adalah penutupan di atasnya.

" Hanya apa itu ! "

Salah satu kepala , putih kusam, membuka rahang .

Dalam tenggorokannya , massa cahaya membangun -

" ...... Kami- "

Itu nama yang hampir lolos mulutnya - Claire menelan kembali .

Pada jenis waktu , hanya meminta untuk diselamatkan adalah ......

Dia membuat ketetapan hatinya untuk mati saat ini .

Kemudian di depan matanya muncul seorang ksatria dengan helm dan perisai .

Logam putih bersinar , ksatria menyiapkan perisai dan memblokir cahaya !

" Claire , kau baik-baik saja ! ? "

" Fianna ! "

Fianna keluar dari hutan .

Salah satu yang dilindungi Claire adalah semangat pertahanan Georgiosthe .

Dan satu orang lain .

" Growl , Ray Hawkwind Winged Elang Aku memerintahkanmu - O angin, meniup liar ! "

Berbalut angin hiruk pikuk , Ellis melemparkan Elemental Waffe tombaknya .

Banyaknya pisau angin dipotong menjadi jahat tubuh naga .

« Tiamat » mengamuk seperti darah yang disemprotkan ke udara .

" Fianna , Ellis - kau hidup hemat . "

" Ini masih terlalu dini untuk terima kasih. "

Ellis mendesah dengan tatapan tajam.

" Fufu , Anda hanya membeli waktu yang singkat . "

Membiarkan Terkutuklah Seal Persenjataan bersinar menakutkan -

Muir Alenstarl menjilat bibirnya .

" Onee - chans , aku akan membunuhmu semua bersama-sama . "

Bagian 5[edit]

"Khaaa.....!"

Kamito menekan dadanya dan berlutut.

Jantungnya terasa panas seperti terbakar. Seluruh darahnya mendidih.

Di saat yang sama, rasa sakit yang luar biasa menyerang bagian dalam tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan pada ku........?"

"Aku hanya melepaskannya sedikit. Kemampuan Maou yang tertidur di tubuhmu, itu saja."

"............ Kemampuan Maou?"

Kamito melotot ke arah topeng merah sembari berlutut di tanah.

Bernafas sangatlah sakit. Jantungnya berdetak kencang seperti menggila.

"Ah.... Guaaaaaaaaahhh..... Gaaaa, aaaaaaahhhh!"

Sebuah jeritan terbentuk di tenggorokannya.

"Seperti dugaan, tubuhmu menolaknya."

Dengan tenang Ren Ashbell melihat Kamito menggeliat kesakitan.

"Yah, baiklah. Jika kau tidak bisa berdiri, berarti kemampuanmu sangat rendah—"

"Ka-Kau...."

"Berdiri! Kazehaya Kamito!"

Ren Ashbell menendang perut Kamito tanpa belas kasihan.

"Gaaaaaah......!"

"Kau boleh berbaring di sana sesukamu, tapi hal yang penting bagimu akan terluka."

"Apa- maksudnya...........?"

Sambil bernafas melalui tenggorokan yang rasanya seperti terbakar, entah bagaimana Kamito bisa mengangkat tubuh bagian atasnya.

"Lihat itu—"

Gadis itu menunjuk ke arah hutan yang telihat dari teras.

Dari arah danau yang tampak sore hari, Api hitam dan Api ganas bermunculan.

"Teman-temanmu dan Muir Alenstarl sedang saling bertempur."

"Apa- Apa, apa yang kau katakan......!?"

ketika dia mengatakannya, rasa sakit yang paling parah menyerangnya. Kamito pun tergeletak di tanah.

"Teman-temanmu tidak bisa mengalahkan Muir Alenstarl. Kau tau dia, tau fakta terbaiknya."

"............"

Kamito tidak bisa membantahnya.

Muir Alenstarl dulunya adalah monster dari Sekolah Instriksional".

Diantara para Ojou-sama di akademi dengan Muir yang sudah terlatih menjadi sebuah senjata, ada perbedaan yang sangat besar.

"Aku tidak akan membiarkannya......... Aku tidak akan pernah, kehilangan yang lainnya........!"

Kamito menekan dadanya yang berdetak kencang, berdiri dengan terhuyung-huyung.

Di dalam topeng merah itu- mata merah membara menusuk Kamito.

Dan Ren Ashbell menggenggam lengan Kamito.

"Itu rohnya. Jangan segan-segan denganku, Blade Dancer terkuat!"

Kamito terlempar dati teras.



Bagian 6[edit]

"—Meniup seruling pengakhiran, Panglima Naga Sang Raja!"

Suara datar Muir Alenstarl menggema di langit malan.

Api, tanah, air, angin, aura suci- berada di bawah kendali kemampuan Muir, Jester's Vice, masing-masing kepala Tiamat melepaskan nafasnya.

"- Engkau, menjadi pelindung orang-orangku, ksatria dari janji kuno!"

Atmosfer berguncang dan pohon bertumbangan dalam pola melingkar.

Perisai ksatria hancur dan baju besinya jatuh berceceran—

Waktu yang dibutuhkan hanyalah beberapa detik saja.

Ksatria yang harusnya memiliki pertahanan yang luar biasa pun menjadi potongan-potongan dan menghilang menuju ketiadaan.

".............. Georgios!"

"Aha, itu bukanlah mainan, onee-chan."

Muir menyeringai ke arah Fianna yang sudah tidak berdaya lagi.

"Ellis, Rinslet — kita bergerak bersamaan!"

"Paham!" "Mengerti!"

Claire mengangkat Flame Tounge si cambuk api, sambil berteriak.

Penebasan merah menghentikan gerakannya sejenak.

"Taring beku, menembus — Freezing Arrow, Demon Ice Arrow!"

"— Angin O, berhembus kencanglah!"

Rinslet melepaskan Freesing Arrow Demon Ice Arrow ke arah kepala api, dan pisau angin Ellis ke arah kepala tanah.

Artinya, mereka mengarahkan serangannya kepada kepala yang lemah terhadap elemen mereka.

Namun —

"Itu tidak berhasil."

Naga tanah dan angin mengucapkan mantra roh yang berbeda.

Pada saat yang sama, panah es di tahan oleh dinding tanah, dan pisau angin berbenturan dengan pisau angin lawan.

Dan sementara ketiganya dalam posisi bertahan, si kepala putih menembakkan Holy Ray Judgment Flash.

Tanah meledak dan sebuah pilar tanah serta pasir muncul dari dalam tanah.

Claire dan lainnya terpental ke udara dan jatuh ke tanah dengan keras.

Kawah memancarkan sesuatu. Fragmen yang bercampur dengan langit yang merah.

"...... Untuk bisa mengendalikan roh militer seperti tangan dan kakinya....."

Claire mengerang sambil meremas tanah.

Pertempuran ini punya perbedaan signifikan di dalam kekuatan tempur. Roh kelas atas di akademi hanyalah seperti bayi jika dibandingkan.

Tapi......

Tiba-tiba, sisiknya retak dan kerangka Tiamat mulai tumbuh.

Jester's Vise milik Muir memiliki beban yang berat.

"Apa itu baik-baik saja? Pada saat ini, roh militer itu akan hancur!"

Rinslet yang terluka berat, berteriak seperti itu.

Muir mengangkat bahunya —

"Tidak apa-apa. Roh hanyalah mainan sekali pakai."

"Apa katamu........!"

Dengan kaget Claire membuka matanya. Dia mengangkat kepalanya yang berdarah tanpa berpikir.

"Dan kau masih menyebut dirimu elementalis!?"

"Muir adalah sebuah senjata. Sama seperti Tiamat dan nii-san, sebuah senjata pembantai."

".......!?"

Ekspresi Claire membeku pada kalimat itu.

"Apa...... Apa katamu..... !?"

"Apa?"

"Sama seperti nii-san. Apa yang kau maksud?"

"Aha, apa mungkin kau tidak tahu?"

Bibir Muir melengkung dengan jahatnya.

"Nii-san sama seperti Muir — seorang assasin yang tumbuh di Sekolah Instruksional."



Bagian 7[edit]

"Sialan........!"

Kamito yang terlempar ke teras mengerang putus asa.

Satu atau dua tulangnya mungkin patah.

Kamito adalah orang yang sudah menerima pelatihan taijutsu yang paling berat di Sekolah Istruksional. Meskipun dia jatuh dari lantai tiga suatu gedung, dia tidak akan cidera. Tapi sekarang, tubuh Kamito terbakar dan sangat kesakitan, bahkan dia tidak bisa mengangkat jarinya.

......... Apa yang sudah terjadi kepadaku?

Di dalam pikirannya yang samar-samar, kalimat Ren Ashbell masuk kedalam pikirannya.

"Melepaskan kemampuan Maou" - itu yang dia katakan.

............ Apa maksudnya?"

Tidak, dibandingkan hal itu, sekarang-

Kamito menekan ujung jarinya yang gemetaran ke dalam tanah.

Api yang membakar hutan bertambah sedikit demi sedikit.

Katika hal itu terjadi, Claire dan lainnya -

Menjengkelkan kalau tidak bisa bergerak. Diperburuk lagi dengan udara yang semakin terbakar.

Bahkan sekarang, musik elegan bisa terdengar dari dalam kastil.

Meskipun pertempuran sedang berlangsung di tanah penyucian, tampaknya orang-orang yang ada di dalam kastil tidak menyadarinya.

Tidak, bahkan Kamito yang berada di teras pun tidak bisa mendengar pertempuran itu. Mungkin saja sebuah penghalang sudah tepasang di sekitar sana.

Tapi, untuk membuat penghalang sebesar itu........

Satu-satunya yang mampu melakukan hal itu hanyalah putri-putri yang berpangkat Ratu.

"Guuuuuuuuuaaaaaaaahhhhhh.......!"

Sebuah serangan jantung.

Pada saat yang sama, rasa sakit yang teramat sangat menyebar.

" - Kamito!"

"...........!?"

Suara langkah kaki dan seseorang yang muncul adalah Est yang memakai gaun putih.

"Maafkan aku, karena penghalang milik seseorang yang berada di sekitar sini, aku tidak segera menyadarinya."

"Est,... gah...!"

"Kamito..... Jangan bilang, kekuatan itu - "

Est membuka mata ungunya.

Sambil membungkuk di samping Kamito, Est menarik tubuh pria itu.

Rambut putih keperakan dengan ringan menyentuh pipinya. Aroma seperti susu menggelitik hidungnya.

"........Est?"

"Kamito, tolong teteap seperti itu."

Kemudian, Est menyentuh dada Kamito yang nampak demam.

Rambut indahnya bersinar di dalam kegelapan malam.

Anehnya, rasa sakit tampaknya menghilang dengan kelembutan dari tangan Est.

"Apakah ini kekuatan dari Terminus Est?"

"Ya. Aku yakin hal ini akan baik-baik saja untuk sekarang... Tapi-"

Itu yang telah menghancurkan Segel Persenjataan Terkutuk milik Velsaria, kekuatan dari pedang suci.

Hal ini bukan berarti rasa sakitnya tiba-tiba menghilang, tapi entah bagaimana sekarang dia bisa bergerak lagi.

"Kamito, kau baik-baik saja?"

"Ya, Terima kasih, Est........"

Kamito mengangkat tubuh bagian atasnya dan menyangga tubuh dengan lututnya.

"Kamito, kau belum boleh bergerak."

"Aku harus pergi menyelamatkan Claire dan yang lain!"

"Jangan, Kamito!"

Est mengeluarkan suara panik. Untuk pertama kalinya, Est yang selalu tanpa ekspresi, mengeluarkan begitu banyak ekspresi.

"Est......."

"Kutukan itu hanya ditahan sementara, jadi jika kau menggunakan suci sekarang, kau tidak akan bisa mengontrol kekuatanku saat ini."

"........Ya, aku tahu."

Tapi, kemudian-

Sekejap. Dari sisi lain hutan, terdengar suara raungan yang menakutkan.

Seolah ingin membakar langit malam, api raksasa membesar.

"Est, Aku mohon. Satu-satunya yang bisa melawan Muir adalah aku."

"Kamito, tapi........"

"Pinjamkan aku kekuatanmu."

"............"

Bahkan jika dia tidak bisa mendapat persetujuan dari Est, ia tetap berencana untuk pergi ke sana.

"......... Kamito, kau curang."

Est -

Mendesah dan memegang tangan Kamito.

"- Aku adalah pedang Kamito, selama yang kau inginkan."

"Terima kasih, Est."

"Kamito mengangguk dan meneriakan kalimat pemanggilan."

"- Ratu Baja tanpa perasaan, pedang suci yang memusnahkan kejahatan!"

"-Sekarang, berubah menjadi pedang baja dan jadilah kekuatan di tanganku!"

Tubuh Est diselimuti cahaya dan menghilang menuju ketiadaan.

Dan kemudian, pedang yang memancarkan sinar perak dicengkram oleh Kamito.

"Ayo, Est!"

Mengencangkan cengkramannya pada Terminus Est, Kamito berlari menuju kegelapan malam.

Untuk menutup masa lalunya.


Bab 8 - Pentas Tarian Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 10 - Pertarungan Penghabisan dengan Masa Lalu