Seirei Tsukai no Blade Dance (Indonesia):Jilid 4 Bab 3

From Baka-Tsuki
Revision as of 12:45, 23 November 2013 by Mea Phenex (talk | contribs) (→‎Part 2)
Jump to navigation Jump to search

CHAPTER 3

Part 1

Setelah naik ke atas dek kapal, mereka melihat awan yang berlalu dengan sangat cepat.

Sebenarnya kapal tersebut terbang dengan sangat cepatnya hingga seharusnya tubuh seseorang akan tertiup jatuh oleh angin, namun berkat sihir spirit pelindung yang menyelimuti kapal suara anginpun tidak terdengar.

Apabila melihat ke bawah dari sisi kapal, hutan yang terkesan seram tampak membentang jauh.

Kamito sedang melihat ke hutan tersebut lalu--

"Perwakilan dari Akademi Spirit Areishia, Kazehaya Kamito, betul?"

Terdengar suara dari belakang Kamito.

".....?"

Ketika ia berbalik, tampak sesosok gadis cantik yang terkesan elit dengan rambut sebahu.

Sebuah topi beret menghiasi kepalanya. Mantel hitam tanpa kerutan sedikitpun.

Tampaknya usianya tidak terpaut jauh dari Kamito. I sedang memelototi Kamito dengan matanya yang terlihat tegas.

"Siapakah kamu? Mengapa kamu tahu namaku?"

"Kamu terkenal. Satu-satunya elementalis laki-laki di benua ini."

Demikian kata gadis itu dengan ekspresinya yang kaku tidak berubah.

Namun berlawanan dengan penampilannya yang menakjubkan, ia terlihat tidak bersahabat.

"Dan juga, seseorang yang mempermainkan perempuan lalu membuang mereka."

"Tunggu sebentar, aku terkenal karena apa!?"

Sahut Kamito.

"Sia - sia saja jika kamu ingin menipuku. Pengumpulan informasi milik Dracunia sangat berharga dan dapat disebut sebagai yang terbaik di benua."

"Yap, agen intelegensi kebanggaanmu tentunya tidak kompeten -- tunggu...Dracunia?"

Kamito bertanya sambil mengernyitkan alisnya.

Kadipaten Naga Dracunia.

Terletak di sebelah barat Kerajaan, itu adalah negara yang menggunakan hewan sihir buas terkuat, yaitu naga, sebagai bagian dari militernya.

"Perwakilan dari Dracuniakah ?"

"Betul, Pemimpin Ksatria dari Kerajaan Naga -- Leonora Lancaster."

Gadis cantik ini tetap memfokuskan pandangannya ke arah Kamito sambil memperkenalkan dirinya sendiri.

".....Leonora."

Kamito berbicara sambil menghela nafas.

Ia pernah mendengar nama ini dari Claire.

STnBD V04 065.jpg

Menurut pendapat umum, ia dianggap sepadan dengan Velsaria.

"Ada keperluan apa dari andalan Dracunia?"

Kamito berjaga-jaga dan mempersiapkan diri.

Festival Tarian Pedang bukanlah semata-mata festival saja.

«Institut Ritual Suci» tidak akan mau mengakuinya, tapi ini juga merupakan pengganti perang bagi ksatria masing-masing negara.

Negara yang mana elementalis atau tim elementalisnya memenangkannya, akan dianugrahkan perlindungan dari Raja-raja Elemental untuk beberapa tahun dan berkat ini akan memakmurkan negara tersebut.

Inilah salah satu alasan mengapa banyak negara melatih elementalis-elementalis.

Dan juga ada banyak negara yang yang tidak punya pilihan selain menggunakan cara tertentu untuk meraih kemenangan.

"Mencoba untuk membunuhku sebelum Festival Tarian Pedang dimulai?"

"Itu adalah prasangka yang bodoh."

Kata Leonora sambil menggelengkan kepalanya dengan perlahan.

"Sebagai individu yang tidak berasal dari negara yang sama dengan «Silent Fortress» , kamu bukanlah musuh dari Ksatria Kerajaan Naga. Kami akan mengalahkanmu dengan sportif di Festival Tarian Pedang."

"Kalau begitu, ada keperluan apa?"

Di hadapan Kamito yang curiga, ia menggeliatkan badannya seakan-akan gelisah dengan wajah yang merona merah.

"Eh, begini, pada intinya, um,.... Aku datang untuk memotong itu."

Sambil mengalihkan pandangannya dari Kamito, ia menghunus sebuah pedang besar dengan halus.

"Ke, kenapa kamu menghunus pedangmu ?"

Kamito bergerak mundur.

Kalau ia berkata jujur, maka ia tidak datang kemari untuk membunuh Kamito.

Lalu kalau begitu, kenapa--

"Atau lebih tepatnya, apa yang ingin kamu potong ?"

"Itu...Kamu punya...uuu, kamu ingin aku mengucapkan kata itu?"

"Hah?"

"O, orang mesum ini!"

Butiran air mata yang besar mulai terbentuk di mata Leonora.

Lalu pedang besar tersebut menancap di dek kapal dengan suara yang keras.

Kemudian, dalam sekejap lantai dek kapal tersebut meledak menjadi pecahan kecil.

"......Apa yang!?"

Kamito berhasil menghindar dengan jarak yang sangat tipis.

"Kalau begini bukankah kamu sangat ingin membunuhku!?"

"Aku tidak akan membunuhmu jika kamu tidak melawan. Tolong jangan bergerak."

"Aku bertanya padamu, apa maksudmu--"

Lalu Kamito pun menyadarinya.

Pandangan Leonora terpaku pada bagian bawah tubuh Kamito.

Pada saat Kamito melihat pipi Leonora yang merona merah karena malu, Leonora mengalihkan padangannya.

"Tunggu sebentar, jangan katakan kalau kamu ...."

Kamito mengucurkan keringat dingin.

"Ya, aku ingin memotong 'itu milikmu' . Kazehaya Kamito."

Leonora mencabut pedangnya dari lantai yang hancur dan mengambil sikap kuda-kuda.

"Akan sangat merepotkan sekali bagiku apabila kamu memanfaatkan keramaian Festival Tarian Pedang untuk 'mendekati' anak buahku pada akhirnya."

"Enak saja!"

"Kamu tidak bisa berbohong di hadapanku, dasar raja iblis barbar yang mesum!"

Leonora memelototinya dengan pandangan yang sangat dingin.

"Raja iblis barbar yang mesum katamu...."

.......Sungguh mengerikan.

Kamito tidak menyangka bahwa kabar yang memalukan seperti itu akan tersebar sampai ke luar Akademi.

"D,Dengan kekuatan iblismu dan kata-kata yang manis, kamu menipu perawan yang polos melakukan ini dan itu kepada mereka kan!"

"Apa maksudmu melakukan ini dan itu..."

"M,Maksudku...!"

Mendengar pertanyaan Kamito, wajahnya menjadi merah karena malu.

Tampaknya sang Putri Naga sama polosnya dengan para putri bangsawan dari Akademi.

"Kamu tahu, yang terjadi justru sebaliknya. Kamu telah salah paham."

Kata Kamito sambil menghela nafas.

"......Sebaliknya?"

"Yah, karena aku selalu diperlakukan seperti roh budak oleh Claire."

"Apaa? Sampai memperlakukan teman setimmu sebagai roh budak dan mempermainkannya!"

"Tolong simak apa yang orang lain katakan!"

.......Atau lebih tepatnya, bagamana mungkin gadis muda ini menggunakan istilah demikian.

"J,Jangan mendekat, dasar mesum!"

"Uoo!"

Pedang Leonora membelah udara ketika ia mengayunkannya ke bawah.

Kamito menghunus Terminus Est dan menangkis serangan tersebut.

Bunyi nyaring dari metal yang berbenturan terdengar di seluruh dek.


......Ini seperti mengulang saat aku bertama kali bertemu dengan Ellis!

Sambil menangkis serangan, Kamito mengerang di dalam hatinya.

"Begitu ya, kamu sungguh kuat...."

Leonora mengucapkan kalimat pujian.

Jadi inilah «Pembasmi Iblis» yang mengalahkan roh militer raksasa.

"Tampaknya info yang kau dapat betul adanya."

"Ini membuatku ingin mengetes manakah yang lebih kuat, itu atau «Pembasmi Naga» milikku!"

"....!?"

Seiring kata-kata Leonora pedangnya memancarkan cahaya yang terang.

Ini adalah......!

Ini bukanlah Elemental Waffe biasa. Kesan yang ditimbulkannya setara dengan Dreadnought milik Velsaria.

Orang ini tidak masuk akal kuatnya......!

Sesuai dugaan, gelarnya sebagai andalan Dracunia bukan semata-mata untuk dilihat.

"B,Baik sekarang lepaskan celanamu perlahan-lahan, i, ini tidak akan sakit."

"Siapa yang mau melakukannya! Sudah jelas itu akan sakit!"

Kamito mendorong balik pedang raksasa itu.

Tingkat kekuatan yang dihadapi Kamito membuatnya tidak bisa percaya bahwa itu berasal dari gadis dengan tangannya yang terlihat halus dan rapuh.

Kemungkinan besar ia menggunakan sihir roh yang memperkuat tubuh. Dalam adu tenaga, Kamito berada di pihak yang kalah.

"Kamito!"

Terdengar suara sesuatu membelah udara.

Pedang Leonora dibelit sesuatu yang membentuk lengkungan yang merah menyala di udara.

"Hei kamu, apa yang kamu lakukan pada roh budakku!"

Itu adalah Claire yang naik ke atas dek dengan cambuk di tangannya.

Dengan satu tangan berkacak pinggang, ia menunjuk ke Leonora.

"Claire, terima kasih atas bantuannya-"

Melihat kesempatan yand diakibatkan perhatian Leonora terpecah karena kemunculan Claire, Kamito melompat mundur.

"Kamu adalah--"

Leonora, yang lalu menghalau Lidah Api, memolototi Claire.

"Roh budak mainan milik Kazehaya Kamito."

"Oapa!?"

Saat itu juga wajah Claire memerah.

Dengan perlahan, ia berbalik ke arah Kamito.....

"K,K,K,Kamu jangan bilang kalau kamu menganggapku seperti itu...!"

"Tunggu sebentar, kamu sadar kan ada yang salah dengan hal ini? Bukankah aku yang merupakan roh budak ?"

.....Tunggu, ini aneh. Tampaknya ia malah menjadi semakin marah.

Kedua gadis ini memelototi Kamito hingga membuatnya ingin melarikan diri--

Namun pada saat itu.

Booooooom!

Dengan bunyi yang sangat keras, kapal mereka terguncang keras.

Part 2

"Kyaaa!"

Lantai yang berguncang membuat Claire kehilangan keseimbangannya dan terjatuh.

"--Apa!?"

Kamito membungkuk untuk melihat pemandangan sekitar di sisi kapal.

Ia melihat awan yang melintas di bawah lalu--

"Itu adalah!?"

Sesosok bayangan besar muncul dari balik awan.

Seakan-akan membelah ombak, sosok itu membelah awan untuk memperlihatkan wujud aslinya yaitu monster hitam yang besar.

"......!?"

Total panjang tubuhnya sekitar 10 meter. Wujudnya seperti ikan pari besar yang berenang di lautan.

Perbedaannya dengan ikan pari adalah matanya yang besar dan berwarna merah.

Dan dia terbang di langit, tidak berada di lautan.

"Hewan magis?"

"Bukan...Itu adalah...Jangan bilang kalau itu berasal dari pasukan udara ke dua, Pandangan KematianSpirit Penghancur—"

Leonora Lancaster mengernyitkan alisnya dan bergumam sambil memandang dengan penuh rasa curiga.

"Apa?"

"Spirit utama militer Dracunia. Seharusnya ia sudah disegel seusai Perang Ranbal, kenapa ia berada disini?"

"Spirit Militer...."

Spirit yang kekuatannya dapat disejajarkan dengan beberapa elementalist yang bersatu.

Kamito tidak tahu mengapa makhluk seperti ini mau menyerang kapal mereka namun--

Faktanya bahwa kapal mereka sedang diserang tidak bisa dipungkiri.

Spirit militer penghancur-- «Pandangan Kematian» meraung sambil melayang.

Meskipun kapal mereka memiliki pelindung dari angin, ini bukanlah kapal perang.

Apabila kapal ini terkena serangan dari raksasa seperti itu, kapal ini akan hancur.

Suara alarm kapal terdengar di seluruh dek.

Kapal pun segera berbalik arah dalam usaha untuk menghindari spirit tersebut.

Sepantasnya kapal dengan teknologi mutakhir, kapal ini sangat gesit dan cepat.

Namun sia-sia saja dihadapan spirit seperti ini.

"--siap siap! Dia datang!"

Lalu terdengar suara yang keras.

Tubrukan yang terjadi mengguncang kapal dan membuat Kamito terpental.

Spirit penghancur itu menabrak sisi kapal dengan keras.

"Fuaa!" "Kyaan!"

"Kalian berdua, pegang aku!"

Kamito dengan cepat melindungi kedua gadis yang terjatuh. Hatinya berdegub setelah merasakan lembutnya tubuh mereka, tapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal seperti itu.

"Claire, kamu baik-baik saja?"

"Fuaaa, p, pegang apa kamu!"

Wajah Claire menyala merah.

".....? Apa yang aku pegang?"

Kamito lalu melihat bagian tubuh mana dari mereka yang dipegangnya.

Tangannya tepat memegang dada kedua gadis tersebut.

"......M, maaf!"

Kamito segera menarik tangannya, tapi

"S,s,s,spirit budak mesum ini!! Arang, arang!!"

"Hey, hentikan, sekarang bukan waktunya untu--"

Puk, puk, puk, puk.

Claire memukul Kamito sambil berlinang air mata.

Di sisi lain, Leonora--

"S, se, s, seorang laki-laki menyentuh d, d, dadaku......!"

Poof. Uap keluar dari wajahnya dan ia jatuh pingsan.

"......H-Hei!

Dia mengguncang gadis yang pingsan itu ,tapi tampaknya tak seperti dia akan bangun.

"Sepertinya dia syok ketika kamu menyentuh payudaranya."

"I-Itu tidak sengaja!"

"Hmmm, Aku heran tentang itu?"

Dia melotot pada Kamito seperti dia sedang tidak puas.

Bagaimana pun juga, ia tidak bisa meninggalkan dia di sini.

Dan saat itu. Kapal itu berguncang hebat untuk kedua kalinya.

Spirit yang menabrak kapal itu juga menyerang dengan ekornya.

"Kamito, kapal ini akan jatuh kalau terus begini."

"Ya ......"

Melihat wajah serius dari Claire, Kamito Mengangguk.

Kekacauan bisa terdengar di bawah geladak.

Bahkan jika mereka elementalists terlatih, mereka tetaplah gadis biasa. Ini adalah hasil yang wajar jika serangan mendadak akan menyebabkan kepanikan di dalam kapal.

Sang penyerang jarak jauh, Rinslet, sepertinya juga akan memiliki waktu yang sulit untuk mencapai geladak dengan cepat dalam kekacauan ini.

"Sepertinya kita harus melakukan ini sendirian."

"Sepertinya begitu."

Dengan serangan terakhir, sepertinya mesin telah berhenti. Kapal terhenti seperti itu memiliki paku yang macet ke dalamnya dan mulai jatuh.

"Kita punya sekitar dua atau tiga menit sebelum kita mencapai dasar ......"

Sampai staff mendapat kerja mesin spirit cadangan. Mereka harus melindungi kapal yang akan jatuh.

Kamito berdiri goyah dan ditanam setiap kakinya di bibir perahu dek.

"Est, pinjamkan aku kekuatanmu!"

Ia menghunus Terminus Est dari pinggangnya dan mengalir kekuatan yang hebat.

Merespon panggilan Kamito, pedang itu memancarkan cahaya.

"Kamito, itu terlalu ceroboh untuk melawan dengan sebilah pedang. Aku akan melawannya."

"Tidak, aku yang akan melawannya. Api Lidah tak akan bekerja padanya."

"Itu?"

Claire menggigit bibirnya. Gaya bertarung Claire untuk memakai bawah mangsanya itu tidak dibuat untuk pertarungan jangka pendek. Ia tahu bahwa dirinya yang terbaik.

"Tapi apa yang harus aku lakukan kemudian. Aku tidak dapat menggunakan sihir untuk terbang seperti Ellis."

"Selama aku berpegang teguh pada hal ini dan tidak jatuh, bukankah itu baik-baik saja?"

"Hah?"

Pada kata-kata riang Kamito itu, Claire terkejut.

"A-Apakah kau tidak hanya bodoh!"

"Bagaimana pun juga, kalau terus begini kapal ini akan tenggelam. Ini patut untuk dicoba."

"Ta-Tapi......"

Claire dengan cepat memegang lengan seragam Kamito.

"Apa, kau mengkhawatirkanku?"

"I-Itu salah, aku tidak khawatir......"

Claire mengalihkan matanya.

Meskipun arogan sebagian besar waktu, dia benar-benar lembut di dalam.

"Tidak apa-apa. Aku akan membereskannya dengan cepat."

Kamito memberikan ketukan ringan ke kepala Claire dan—

Kilatan pedang putih perak menghilang dari sisi kapal.

"...... Ya ampun, aku tak peduli lagi, idiot!"

Dengan hambatan angin yang rusak, suara merintih angin bisa didengar.

Pada bagian belakang dari spirit penghancur yang kepalanya bersarang ke sisi kapal—

"Ohhhhhhhhh!"

Kamito tertusuk tanpa ampun.

Menusuk melalui kulit terluar, ia menggali ke dalam daging yang mendasarinya.

Spirit penghancur tersebut mengeluarkan teriakan yang menakutkan dan mulai menggelinding.

Di ambang tergelincir dari kapal, Kamito menempatkan kakinya pada kulit terluar dan ia menggenggam pedangnya itu dengan seluruh kekuatannya.

Dalam rangka untuk memukul serangga di punggungnya, Spirit penghancur melipat tubuhnya dan mencoba untuk memukulnya dengan ekornya, karena kejadian tersebut kapal menjadi oleng.

Dari raksasa yang menggapai-gapai sekitar, armor kapal jatuh ke dalam hutan.

Kapal tidak akan bisa bertahan kalau terus begini ......

Sambil menggertakkan giginya, Ia bertahan dari kekuatan serangan penghancur tulang.

Pertama, aku harus mengurus ekor itu!

Kamito menghunus Terminus Est dengan segenap kekuatan. Ditarik oleh gravitasi, ia mulai jatuh. Namun, sebelum ia jatuh, ia melompat sekuat mungkin.

Dia lari ke tubuh Spirit tersebut secara berirama.



Mundur ke Bab 2 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 4