Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid5 Bab6
Bab 6 : Memori Pedang Suci
Bagian 1
Di dalam jurang tanpa dasar, Kamito jatuh tanpa henti.
Ditelan oleh kegelapan, Kamito membuka matanya.
Dia tidak bisa merasakan waktu yang berlalu - mungkin sudah beberapa jam, atau mungkin beberapa detik? Dia sudah tidak bisa menebaknya.
Di tempat ini, Kamito menemukan pedang yang tertelan oleh kegelapan.
Pedang indah yang bertuliskan bahasa roh.
Setelah melihat pedang itu, setiap jengkal tubuh Kamito mulai terbangun.
Itu Est!-
Dia yakin kalau yang pikirkan itu benar.
Kamito melepaskan beban berat yang mengikat dirinya, dan mendekati pedang itu.
Tapi, ketika menyentuh gagangnya -
Pedang itu tiba-tiba memancarkan sinar terang yang mendorong tangan Kamito untuk menjauh.
"Apa!?"
Rasa sakit menusuk ujung jarinya.
Ini- pastilah sebuah penolakan.
"Est... Kenapa-"
"-Kamito, aku tidak bisa menjadi pedangmu."
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan!"
"- Karena, sekarang aku ingat. Semua dosaku... dosa yang tidak bisa dimaafkan."
"Dosa?"
Kata itu hampir tidak bisa dihubungkan dengan pedang indah yang bersinar di depannya, pikir Kamito.
"Aku tidak mau mengulanginya lagi, jadi-"
... Ini... Apa...?
Kamito merasaan sakit di kepalanya.
Sebuah serangan gambar secara luar biasa membanjiri kepalanya.
.... A-Apa ini kenangan Est?
Bagian 2
Kisah ini terjadi di masa lalu.
Pada saat itu, benua ini terpisah menjadi beberapa negara kecil. Masa dimana terjadi perang dan kekacauan.
Tokoh utama dalam kisah ini adalah pedang suci legendaris dan seorang gadis muda.
Areishia Idriss - gadis ini berasal dari desa tanpa nama yang berada di perbatasan.
Gadis gembala yang memilii wajah canti, dan dia sangat suka dengan rambutnya yang berwarna emas berkilauan.
Dia seharusnya tumbuh dengan normal, jatuh cinta, menjalani kehidupan yang normal, dan menemukan kebahagiaaan yang normal.
Namun, ketika dia berusia 14 tahun, sebuah insiden terjadi kepada gadis ini yang menyebabkan orang-orang memanggilnya Ratu Suci.
Suatu hari, ketika dia mendaki gunung untuk mengambil kayu bakar, Areishia menemukan sebuah pedang di dalam bangunan nenek moyangnya.
Pedang suci yang selama berabad-abad tidak ada yang bisa menghapus segelnya.
Gadis itu mengulurkan tangannya untuk mencabut pedang itu, dia sama sekali tidak tahu kalau ada roh yang sangat kuat tersegel di dalamnya.
Tiba-tiba, roh pedang bangkit dari cahaya yang menyilaukan.
"Siapa kau?"
Tanggapan dari roh pedang itu adalah:
"Aku adalah pedangmu, nyonya. Aku akan memberikan diriku sepenuhnya hanya untuk elementalisku - Kau."
Gadis itu tidak tahu kenapa pedang suci itu memilihnya, seorang gadis gembala, untuk membuat kontrak dengannya. Namu, dengan polos dia menerima kontrak itu.
Sejujurnya, gadis itu hanya merasa kesepian.
Di sisi lain, roh pedang itu tidak berperasaan, dan hanya setia untuk melayani tuannya, gadis itu.
Dia bukan roh yang khas, tapi senjata roh dibuat untuk digunakan dalam perang selama Era Archeozoic.
Jadi, kurasa aku tidak berguna- kata roh pedang itu.
Namun, karena gadis itu sepanjang hidupnya tinggal sebagai penggembala biasa, dia tidak mengerti hal-hal filosofis seperti itu.
Hal semacam itu tidak penting-
Gadis itu hanya bahagia karena telah menemukan teman wanita pertamanya.
"Siapa namamu?"
"Namaku asliku tidak bisa diucapkan dalam bahasamu. Tapi, dalam bahasa roh, kau bisa memanggilku Terminus Est."
"Namamu terdengar agak panjang... Bagaimana kalau aku memanggilmu Est?"
"Namaku bukan Est, aku Terminus Est."
"Aku tidak terlalu suka, sulit untuk mengucapkannya. Sudah diputuskan, namamu Est."
Gadis itu langsung tersenyum, dan mengulurkan tangannya ke arah kepala Est seperti hewan peliharaan.
"Nyonya, tolong jangan lakukan itu."
Est memprotes dengan ekspresi kosong.