Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid3 Bab5

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 5 : Ksatria Sylphid

Bagian 1

"...chan,tolong bangun."

Dia mendengar suara seseorang...

"...chan,onii-chan."

"Uh..."

Kamito mengucek matanya sambil bangun perlahan.

Punggungnya sakit. Otot dan sendinya meregang.

"Hn..."

Dia merasakan sensasi yang keras ditelapak tangannya-

Kamito akhirnya ingat.

Kemarin malam, dia diusir dari kamar oleh Claire, jadi dia terpaksa tidur di dekat hutan.

(...Eh,onii chan?)

Dengan setengah sadar, Kamito memiringkan kepalanya.

Pastinya, Kamito, yang yatim piatu, tidak mempunyai hal-hal semacam saudara.

Setelah mengedipkan matanya beberapa kali, dia langsung mengalihkan pandangannya ke sisinya—

"Apakah kau sudah bangun, Onii-chan?"

"E-Est!?"

Seorang perempuan cantik, telanjang dan hanya menyisakan stoking selutut, sedang melihat wajah Kamito tanpa ekspresi.

Dia bertubuh langsing nan ramping. Embun pagi membasahi kulit susu dan bersinar.

"A-Apa yang terjadi!? Bukannya kau tidur di kamar Claire!?"

Kamito, yang wajahnya berubah menjadi merah menyala, mengalihkan padangannya dari payudara-landai gadis itu sambil gugup.

"Supaya Onii-chan tidak mati beku, aku tidur bersamamu dan menghangatkanmu."

"... I-Itu bohong, kan?"

"Apakah pahaku terasa nyaman, Onii-chan?"

"... Guaa."

Kamito sangat kebingungan dan mengerang.

"Ngomong-ngomong, Barusan, kenapa kau memanggilku ‘Onii-chan’?"

"Yah baiklah, aku mencoba berbagai cara untuk memanggilmu agar bangun, tapi kau tidak bangun sama sekali, jadi Est mencoba memanggilmu Onii-chan. Ketika aku melakukannya, Kamito langsung bangun."

"Apa itu benar...?"

"Ya, Onii-chan."

"Est, panggil aku 'onii-chan'."

"Ya, onii-chan."

Est mengangguk tanpa ekspresi.

"... Est. Ngomong-ngomong, apa kau marah?"

"..."

Est menatap Kamito dengan mata misterius violetnya.

"Aku adalah roh terkontrak milikmu, kau tahu."

"Eh?"

Dengan lembut Est menekan jari telunjuknya ke bibir Kamito.

"Kamito, tolong berjanjilah kepadaku bahwa kau tidak akan meninggalkanku semaumu."

"..."

Tampaknya dia marah karena ditinggalkan kamar Claire.

Sedangkan Kamito, dia merasa kasihan jika membuat Est tidur diluar dengannya, tetapi—

"... Ahh, aku mengerti. Maaf."

"Ini adalah janji, Kamito."

Kamito mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Est yang sudah terulur dan berjanji.

"—Baiklah kalau begitu, aku harus ke tempat Ellis."

Akademi juga punya hari libur sekarang karena «Festival Suci Valentia», tapi disana akan diadakan rapat.

Kamito sudah memutuskan untuk bergabung dengan Ksatria, sepertinya dia harus bekerja hari ini juga.

"Ayo pergi, Est."

"Oke, Kamito."

Est memegang erat tangan Kamito, yang telah berdiri.

Bagian 2

Paginya Ksatria Sylphid itu lebih awal.

Bahkan jika hari itu adalah hari libur, tetap ada rapat umum Ksatria di pagi hari.

Kamito pergi ke markas besar Ksatria Sylphid, sesuai dengan yang dikatakan Ellis.

Markas besar Ksatria adalah sebuah bangunan indah yang direnovasi dari sebuah gereja tua. Mengingat jika jumlah anggota ada dua puluh orang, mungkin tempat itu agak luas.

Kamito mengambil nafas, dan membuka pintu baja.

“Ap—?”

Kamito membiarkan pintu terbuka dan terdiam untuk beberapa detik.

Di dalam gereja penuh dengan gadis-gadis dengan pakaian dalam mereka.

Ada gadis-gadis yang sedang melepas rok mereka, dan ada juga gadis-gadis yang sedang melepas kait branya.

“…!”

Ellis, yang sedang melepaskan stokingnya hingga lutut, membuka lebar mata kecoklatannya.

Ellis, yang sedang melepaskan stokingnya hingga lutut, membuka lebar mata kecoklatannya.

Pikiran dewasa, seperti pakaian dalam hitam terukir jelas di retina Kamito.

Lalu—

“Gyaaaaaaaaaaaaaaa!”

Kamito menerima puluhan ledakan sihir roh di tubuhnya, dan bahkan meledak sampai keluar pintu.

“… Aku mengerti, kalau aku sudah mendapatkan kerasnya Ksatria dengan mudah.”

Kamito, yang tubuhnya tersayat-sayat dan compang-camping, menatap Ellis dengan mata sinis.

Kebetulan, satu-satunya orang yang mengeluarkan sihir roh yang terkuat, pastinya adalah Ellis.

Jika Kamito tidak mengenakan seragam sekolahnya yang dilengkapi dengan penahan serangan, pasti dia akan berubah menjadi potongan-potongan kecil karena serangan dari pisau angin yang terbang dengan liar.

Ellis terlihat kikuk dengan mengalihkan pandangannya—

“Maaf. Baru sekarang aku mengatakannya. Kami selalu mengganti pakaian kami disini.”

“Mengapa kau tidak memakai ruang ganti saja?”

“Itu karena kami tidak membutuhkannya. Sejauh ini, kami belum memiliki murid laki-laki.”

“Jadi begitu, tapi…”

“Yah, begitulah. Itu lumayan cocok untukmu, iya kan, Kamito.”

Ellis terbatuk untuk menghindari pertanyaan.

Kamito memakai sebuah lencana, yang terukir dengan lambang dewa elemen angin.

Karena seragam Ksatria hanya dipakai untuk perempuan saja, sehingga dia memakai lencana itu sebagai gantinya.

Gadis Ksatria berbaris horizontal di depan Kamito dan Est.

Di sana terdapat dua puluh anggota, dan terlihat juga beberapa anggota yang sudah menjadi senior.

Sebelum memulai rapat umum Ksatria, Ellis terlebih dahulu memperkenalkan Kamito.

“Dia akan menjadi anggota Knight mulai hari ini, dia Kazehaya Kamito dari kelas gagak. Seperti yang kalian lihat, dia adalah kontraktor roh laki-laki. Tapi, aku ingin kalian menyambutnya tanpa rasa takut.”

“…”

Para gadis Ksatria itu—

Menatap tajam ke arah Kamito dengan tatapan curiga.

… Hal itu bisa dimengerti. Karena kejadian tadi, membuat nama baik Kamito semakin terpuruk.

“Apakah dia yang dibicarakan sebagai raja iblis malam?” “Aku tidak percaya, ia membuat seorang gadis kecil menjadi kekasihnya…”

“Namun, bukannya dia sedikit tampan?” “Jangan tertipu, meskipun penampilannya begitu, dia adalah orang mesum yang terburuk.”

“Bahkan tadi, dia memandang kita seperti dia menjilati pakaian dalam kita.”

… Itu adalah suara berbisik dari gadis-gadis yang ia dengar.

“Hei, Ellis… Hatiku terasa hancur sejak hari pertama.”

“Te-Tenang saja. Aku tahu kau bukan anak kecil. Jika kau menunjukkan bagian dimana kau bekerja sebagai Ksatria dengan baik, hal seperti rumor-rumor itu akan langsung hilang.”

“… Akan lebih baik jika seperti itu.”

Meskipun Kamito disemangati oleh Ellis, dia tetap saja mendesah keras.



Bagian 3

Rapat umum Ksatria dimulai.

Yang sedang dibicarakan Ellis adalah tentang penyelidikan khusus untuk Festival Suci Varentia.

“Hari ini, tidak akan ada pelajaran di akademi. Pada akhirnya, akan ada beberapa murid yang kota karena Festival Suci Varentia. Untuk mencegah insiden pertarungan yang mungkin terjadi, semua anggota, tetap berhati-hati dan terus lakukan penyelidikan.”

“Siap!”

Semua gadis-gadis Ksatria menjawab dengan serempak.

Jumlah mereka memang sedikit, tapi mereka adalah kontraktor roh yang hebat. Seperti yang diharapkan, semangat mereka pun sangat tinggi.

Namun, ada juga beberapa orang yang menyimpan rasa dendam karena Ellis memerintah senior.

Kamito tidak melewatkan beberapa orang yang jelas-jelas menampilkan wajah dendam.

… Aku mengerti, karena inilah Ellis kesulitan.

Hal ini adalah kecemburuan kepada junior mereka, yang keturunan dan kemampuannya lebih unggul.

Ksatria Slyphid, yang tampaknya baik-baik saja, sepertinya memiliki berbagai masalah di dalamnya.

Namun, Ellis mengabaikan seniornya dan melanjutkan.

“Mereka, pedagang segel senjata yang terkutuk — orang-orang Federasi Corpse Murders— sepertinya menyeludup masuk ke dalam Kota Akademi. Mereka mungkin berencana untuk menggunakan kesempatan ini sebagai cara cepat untuk berhubungan dengan murid akademi yang pergi ke dalam kota. Jika kalian menangkap mereka, tolong selesaikan dengan pertimbangan kalian sendiri. Jadi, bubar—“

“—Tunggu!”

Tiba-tiba sebuah suara datang dari belakang Kamito.

Pintu baja dibuka dengan paksa, dan sinar matahari langsung masuk.

“…!?”

Mereka semua terkejut dan berbalik.

Yang berdiri di pintu —seorang ksatria berwajah cantik dengan penampilan sebuah pahatan es.

Dia memiliki rambut pirang berkilau dan pupil biru yang sangat dingin. Dia memakai mantel putih di atas seragamnya—mantel itu adalah mantel khusus yang hanya boleh dipakai oleh murid akademi yang memiliki rating tinggi.

Kontraktor roh terkuat di akademi— Velsaria Eva.

Sesuatu yang dingin datang menuju Kamito. Dia, yang Kamito lawan di arena Blade Dance tiga tahun yang lalu, tidak mungkin memiliki hawa intimidasi sebesar ini.

Velsaria membuat suara menggunakan sepatu bajanya dan perlahan berjalan ke depan.

“Aneue, kenapa kau ada disini…!”

“Sepertinya jumlah budak berkurang banyak selama aku absen.”

“Aneue… Apa yang kau bilang tadi?”

“Aku bilang jumlah budak berkurang. Berkurang banyak.”

“…!”

Ellis dengan kaget menaikkan alisnya di kata-kata dingin Velsaria.

“Apa kau memanggil kawan dengan sebutan budak?!”

“Budak tetap budak—Lagi pula, mereka adalah budak-budak tak berguna. Hanya disuruh menangkap seorang penyerang saja mereka tidak bisa, bahkan dikalahkan.”

“Itu bukan masalah untuk ku. Bagaimanapun, aku akan suka kalau kau berhenti untuk menghina perempuan lain, yang melaksanakan tugas mereka dengan baik. Sekarang kau adalah bekas kapten.” Velsaria meremehkan Ellis, yang memprotes, dengan mata dinginnya.

“Aku seorang Ksatria Fahrengart, aku tidak akan pernah mengambil kembali kata-kataku!”

“Kau…!”

“Atau, kau boleh mencoba membuatku menyerah dengan kekerasan, Kapten?” Jari-jari ramping Velsaria memegang dagu Ellis.

“…!?”

Ellis spontan mengalihkan pandangannya, karena tidak kuat dengan tatapan tegas Velsaria.

Velsaria menggelengkan kepalanya, sepertinya dia kecewa.

“Ellis, sepertinya aku salah untuk mempercayakan Ksatria kepadamu.”

“—Tunggu!”

Kamito mencengkram lengan Velsaria dari samping.

Kamito berpikir kalau ia seharusnya tidak ikut campur dengan masalah Ksatria. Tapi— jika itu melibatkan Ellis, ia tidak akan tinggal diam.

“Ketika Jio Inzagi menyerang akademi, Ellis bergegas ke sana lebih cepat dan melawannya. Kau tidak berhak untuk menghinanya!”

“Ka-Kamito…”

Ellis melebarkan matanya karena terkejut.

“—Oh?”

Dengan cepat Velsaria melepaskan tangannya dari dagu Ellis.

“Kau adalah elementalis laki-laki, yang katanya diterima disini dengan rekomendasi Lord Greyworth, kan?”

“Ya, memang kenapa?”

Kamito langsung balas melotot ke arah mata biru dingin yang menusuk milik Velsaria.

“Orang yang menangkap penyerang itu adalah kau, kan?”

“Itu bukan cuma aku. Alasan aku menang karena, aku berjuang bersama teman-teman tim ku.”

“Jangan merendah. Aku tidak tahu mengapa kau menyembunyikan kekuatanmu, tapi—“

Kata-kata tajam yang ditujukan kepada Kamito.

…Orang ini. Jangan-jangan dia dia tahu identitas asliku?

Keringat dingin muncul di dahi Kamito.

… Tidak, itu tidak mungkin. Saat Kamito bertemu dengan Velsaria tiga tahun lalu. Penampilan Kamito sekarang sangat berbeda dengan waktu itu, ketika dia seorang bocah yang lugu. Velsaria—


“Aku ingin menguji kekuatan sesungguhnya milikmu.”

“… Apa”

Tiba-tiba, Versalia mengangkat salah satu tangannya.

Tiba-tiba, Versalia mengangkat salah satu tangannya.

“…!?”

Lalu, sebuah guncangan yang besar dilepaskan!

Ada suara gemuruh karena seluruh katerdal berguncang.

Seluruh gadis yang ada disekitarnya terhempas ke tembok karena guncangan itu.

Sebuah awan debu yang pekat muncul dan ubin marmer terlempar dengan ganasnya.

Itu adalah sihir roh yang beratribut angin—mengingat waktu pemunculan yang hamper nol, itu adalah kekuatan yang luar biasa.

Orang-orang yang bisa menghindari guncangan itu—hanyalah Ellis dan beberapa senior.

Kamito melindungi Est dan langsung mengeluarkan sihir roh.

Ketika Kamito terkena serangan, dia tidak tumbang tapi seragamnya rusak.

“Kau, apa yang kau lakukan…?”

“Hmm, mengejutkan, beberapa masih bertahan.”

Dengan tenang Velsaria menyentuh dagunya menggunakan ujung jari, dan melihat ke sekeliling untuk memperhatikan satu demi satu gadis yang ada.

Lalu—

“Kau, dan kau, lalu… kalian berdua.”

Dia memilih empat Ksatria, yang masih bertahan, satu demi satu.

“Aneue, apa yang sedang kau rencanakan!?”

Ellis marah, dan mendekat ke Velsaria.

“Aku sedang menentukan pilihanku. Orang-orang yang aku pilih sekarang akan aku masukkan ke dalam tim ku.”

“Dasar egois—“

Pilihannya— adalah mencoba menghasut anggota Ksatria, yang berjumlah sedikit bahkan dalam keadaan normal.

Ellis tidak bisa tinggal diam.

“Aku tidak berniat untuk memaksa mereka. Itu semua terserah mereka.”

“Ap—?”

Ellis terkejut dan menatap keempat senior pilihan.

Keempat senior saling bertukar pandang, tapi—

“Y-Ya…!”

“Suatu kehormatan karena dipilih masuk ke dalam tim Velsaria-dono!”

“Tolong masukkan aku!”

“Aku juga!”

Mereka semua menjawab sepakat.

“…!”

Ellis menggigit bibirnya, sepertinya dia kesal.

Dia tidak bisa menghina gadis-gadis itu.

Untuk masuk ke dalam tim dari elementalis terkuat di akademi—si peringkat satu, Velsaria—pastinya menjadi kandidat pertama untuk mendapatkan tiket ke Blade Dance.

Godaan itu terlalu hebat, pastinya karena mereka adalah orang-orang yang kuat.

Selain itu, mereka adalah senior—anggota Ksatria ketika Velsaria masih menjadi kapten. Dalam hal ini, mereka mungkin sangat tidak puas dari awal Ellis menjadi kapten, sesuai dengan perkiraan Kamito.

“…”

Seperti yang diperkirakan, hal ini mungkin aneh, sehingga anggota yang lain tidak mencoba untuk melihat muka Ellis.

Velsaria menghadap Kamito.

“Kau mengagetkanku—kau mampu melindungi roh terkontrakmu dengan jarak sedekat itu. Bagaimana, maukah kau bergabung dengan tim ku?

Kau sepertinya bisa menjadi lebih dari suruhanku.”

Kamito melotot balik ke arah Velsaria.

"Tim Scarlet—tim dari adik Ratu Bencana, bukankah tim itu sekarang berada di peringkat enam? Yah, tak apalah, jika kau tidak mau menjadi budakku, berarti aku harus menghancurkanmu.”

Velsaria mengalihkan garis pandangannya, sepertinya dia tidak tertarik lagi—

Dan memberi aba-aba kepada gadis-gadis yang dia hasut dari Ksatria dengan matanya.

Dia meninggalkan gedung markas sambil membuat suara hentakan sepatu baja.

Lalu—

Satu-satunya yang tersisa hanyalah gundukan reruntuhan, ditambah Ellis dan teman-temannya yang masih tercengang.



Bagian 4

Tak peduli apapun, ini tidak sakit…

Velsaria, yang meninggalkan gedung markas Ksatria Sylphid, terlihat sakit.

Denyut nadinya sangat cepat. Heart berdebar seperti akan menggila.

Aku berpikir kalau aku sudah terbiasa menggunakan Heart, tapi—

Dia belum bisa mencapai titik dimana dia bisa mengendalikannya secara penuh.

Dia tidak bisa menahan impuls destruktif yang terus memacu dirinya dari dalam tubuhnya.

Atau, bahkan kesadarannya mungkin sudah mulai rusak.

Tapi, itu bagus. Jika tidak seperti itu, benda ini akan menjadi tidak berarti—

Yang penting adalah kekuatan suci yang ada di dalam Heart.

Selama dia punya Heart,dia bisa menang.

Melawan gadis itu — Ren Ashbell, Blade Dancer terkuat, yang mengalahkannya.

Tiba-tiba, api kegelapan menyala di dalam mata dingin Velsaria.

Namun, elementalis laki-laki itu—Kazehaya Kamito atau apalah itu?

Pupil hitam itu langsung melototi Velsaria.

Dalam mata itu—ada sesuatu yang familiar.

Mereka berdua terlihat sama…

Mata itu sama seperti gadis tiga tahun yang lalu.

Namun, ada bagian-bagian yang pastinya berbeda.

Kazehaya Kamito mengarahkan tatapan penuh permusuhannya langsung ke arah Velsaria.

—Gadis itu berbeda. Dia tidak pernah menatapku.

Gadis itu tidak berpikir apa-apa tentang Velsaria, yang tak lain adalah pesaingnya.

Gadis itu melihat sesuatu yang lebih jauh lagi.

“…”

—Blade Dance akan dimulai dalam beberapa minggu lagi.

Akhirnya, pertandingan ulang dengannya, keinginan yang sangat ingin terkabul, akhirnya datang juga.

“Tunggu aku, Ren Ashbell—“

Velsaria merapatkan gerahamnya ketika dia merasakan Heart sedang mengamuk.


Back to Bab 4 Return to Halaman Utama Forward to Bab 6