HEAVY OBJECT:Volume 1 Bagian 3

From Baka-Tsuki
Revision as of 04:43, 27 April 2015 by ZakkariaChristo (talk | contribs) (Created page with "==Bagian 3: Perang Antara Semut Dan Belalang >> Pertempuran Untuk Mengalahkan Negara Militer Oseania== ===Part 1=== Negara Militer Oceania berada di sebuah benua yang terken...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bagian 3: Perang Antara Semut Dan Belalang >> Pertempuran Untuk Mengalahkan Negara Militer Oseania

Part 1

Negara Militer Oceania berada di sebuah benua yang terkenal karena koala dan kangurunya. Di sebuah zaman di mana negara bernama Australia pernah berada, kota-kota dibangun di sisi pantai dan daerah tengah dari benua itu hampir semuanya kering, tanah yang retak seperti yang bisa dilihat di zaman para koboi. Walau areanya sendiri bukanlah sebuah padang gurun, kering, tanah keras hanya bisa mendukung beberapa jenis tumbuhan, jadi menumbuhkan tanaman dan gedung-gedung di situ sangatlah sulit.

Namun, zaman modern merubah semuanya.

Tanah buatan dengan daya serap air yang tinggi dikembangkan dan banyak tumbuhan yang telah mengalami perubahan genetik dikembangkan dan membuat tanah kering itu kembali hidup bahkan di dalam lingkungan yang keras. menggunakan metode ini, sebuah rencana besar dan jangka panjang dikembangkan untuk meningkatkan perkembangan benua ini. dengan perkembangan tanah seperti itu, bagian tengah benua itu mampu dikembangkan secara maksimal dan orang-orang mampu menciptakan sejumlah panenan raya yang besar dan kota-kota besar dibangun di situ dengan jalan tol penghubung. Dengan menggali sumber daya alam di dalam bumi, ekonomi negara itu tumbuh , dan posisi di dalam masyarakat internasional kembali naik. Jika semuanya kembali tumbuh seperti rencana, tidak akan ada negara yang menargetkan tempat ini dengan sebuah Object.

Namun, tidak semuanya berjalan dengan lancar.

Suku yang telah tinggal di Oceania sejak zaman dahulu kala merasa perlu untuk membawa Oceania kembali ke masa-masa awalnya. Kepercayaan mereka menganggap bahwa tanah ini adalah sebuah tanah suci tidak peduli betapa kering dan tandusnya tempat mereka ini. Dan mereka tidak mau ketika tanah mereka dihuni oleh bukan penduduk asli ataupun ditumbuhi tanaman yang telah dikembangkan secara genetika. Suku pedalaman itu tidak mau tanah mereka “dimakan” oleh uang, jadi mereka mulai melancarkan aksi unjuk rasa damai dan protes. Negara militer itu kehilangan hasratnya untuk mengembangkan tanah-tanah itu, jadi mereka menjawabnya dengan sebuah jawaban yang simpel.

Mereka mengirimkan sebuah Object.

“Itulah yang disebut sebagai Konservasi Hutan dua tahun yang lalu. Dan pasukan koalisi dikirim untuk mengamankan suku-suku itu dari pasukan tirani sebuah negara militer,” kata Heivia di dalam sebuah markas Yan ditutupi oleh pasir.

Berdiri di sebelahnya, Quenser berkata, “Huh? Ini semua dimulai dua tahun yang lalu? Lalu kenapa kita baru dipanggil sekarang?”

“Memangnya aku tahu? Pasti ada sesuatu yang telah dikembangkan di sana yang membuat kita harus ikut campur sekarang.”

Keseimbangan kekuatan di Oceania sangat mudah untuk dilihat. Area yang berada di dalam kekuasaan negara militer sangat hijau sementara yang dikuasi oleh pasukan koalisi (dan termasuk suku pedalaman yang menolak dukungan negara militer) sangat kering di daerah gurun. Mereka juga dipisahkan oleh mereka yang mau membantai pihak yang lain demi keuntungan di atas makanan dan kayu.

Object dari berbagai kekuatan pasukan koalisi berkumpul di markas di garis depan. Biasanya, Object-object ini berada pada posisi yang berbeda sebagai musuh dan teman, tapi sekarang mereka berkumpul pada satu pihak.

Tanahnya sangat kering. Sesuai dengan permintaan suku pedalaman ini, mereka hanya menyingkirkan tanaman yang tidak ada sejak dahulu kala benua ini ada.

“Kenapa di sini sangat panas? Bukannya beberapa saat yang lalu bokong kita sangat kedinginan di Alaska sana?”

“Musim di bagian selatan bumi ini terbalik bodoh. Tapi aku rasa cuaca di sini cocok untuk santa dengan rok mini.” Quenser melihat ke sekeliling dengan keringat di wajahnya. “Kau tahu, kita memiliki banyak Object di sisi kita saat ini. Mungkin kita bisa memaksa mereka untuk menyerah tanpa harus menyerang mereka.”

“Jangan bodoh. Apa kau lupa betapa sering harapan kita berulang-ulang kali dihancurkan oleh mereka? Aku akan mengatakan kalau lebih banyak pasukan koalisi ini saat ini menambah kesempatan kita untuk melangkah satu langkah maju secara tidak sengaja.”

“Pasukan koalisi sudah mengirim puluhan Object ke sini untuk menghancurkan kediktatoran di sini, bukan? Kenapa tidak menggunakan bendera putih? Perang saat ini hanyalah antara Object, jadi tidak perlu lagi ada tentara yang ikut dalam berperang.”

“Jangan tanya aku. Mungkin mereka memang pengecualian. Apa kamu pernah melihat negara-negara berkumpul dan membentuk sebuah koalisi? Aku tidak pernah menyangka kalau kita bekerja sama dengan negara kejam seperti ini selama 2 tahun. Diktator Oceania ini pasti sangat dibenci oleh komunitas internasional. ...Juga, aku ragu kalau mereka akan mengangkat bendera putih. Mereka telah banyak melakukan hal buruk, jadi aku ragu kalau mereka tetap akan menyerah walau kabur ke luar negeri.” Sementara mendengarkan Heivia, Quenser bersandar di balik barikade fiber sintetik yang direntangkan di seluruh markas ini dan memasukkan sesuatu seperti penghapus kotak ke dalam mulutnya.

“Hm, ransumnya sangat menjijikkan.”

“Yah, tapi lihat, sekarang kita bisa menambahkan rasanya dengan sedikit pasir di atasnya.”

“Aku ingin pulang.”

“Para petinggi pasti menggunakan ini seperti sebuah permainan.”

Sambil komplain, barikade itu mulai bergetar.

Mereka melihat ke sekeliling mereka dan melihat gadis pribumi berumur kira-kira 10 tahun dari luar barikade itu dan menatap ke arah mereka.

“Apa itu?” tanya gadis yang masih murni itu sambil menunjuk Object pasukan koalisi yang bergerak di dalam markas ini.

Quenser dan Heivia tidak tahu harus berkata apa.

Namun, gadis itu tidak merasa terganggu dan menunjukkan sebuah gambar dari sebuah buku melewati barikade itu.

“Itu mereka, bukan? Monster batu seperti yang ada di buku ini.”

“Y-yah, itulah mereka. Mereka memberikan perlindungan bagi tupai dan kanguru kalau hujan turun.”

Quenser tidak tahan kalau harus memberi tahu gadis itu kalau itu adalah sebuah senjata raksasa yang tidak memiliki belas kasihan sama sekali. Walau begitu, Heivia memiliki sesuatu untuk dikatakan pada Quenser, “Jawaban yang bagus, Quenser!!”

Berikutnya, jejak asap putih ditembakkan dari markas ke udara.

Gadis itu menunjuk ke langit dan bertanya, “Dan apa itu?”

Quenser tentu saja tidak mau menjawabnya dengan mengatakan bahwa itu adalah sebuah misil meteorologis tipe sensor yang sedang diuji coba.

“I-itu adalah roket... seperti pesawat ulang-alik.... aku rasa?”

“Wow, aku tidak pernah melihat itu sebelumnya.

Saat gadis itu kegirangan karena penuh semangat, dua laki-laki itu melihat ke arah lain.

Itu adalah sebuah panggilan dari atasan mereka, Froleytia.

“Hei, kalian berdua, jangan ngobrol dari balik barikade. Tetap fokus.”

Gadis itu kemudian kabur karena takut. Dia segera loncat dan pergi dari tempat itu.

Quenser dan Heivia melirik ke arah Froleytia.

“....Sia-sia sekali.”

“....Mau bagaimana lagi. Dia memang terlihat cantik, tapi dia tetap seorang komandan yang keras. Bahkan seorang ahli bela diri akan kehilangan keberaniannya saat berhadapan dengan Froleytia.”

“Oh, jadi kalian mau melihat sisiku yang lembut? Aku bisa memperkenalkan diriku lewat hak sepatu bot ku kalau kalian mau. Tapi untuk sekarang, jangan bersantai di dekat barikade, ini adalah medan perang, ingat?”

“Kita tidak apa-apa. Bahkan kalau kita ada di negara militer ini, aku ragu seorang penembak jitu mau menarget markas dengan Object sebanyak ini.”

“Bukan itu yang aku maksudkan. Markas ini dipenuhi oleh banyak kamera.” Froleytia terlihat frustrasi, tapi dari pada panasnya, dia sama sekali tidak melepaskan satu kancing saja dari pakaiannya yang dilihat saja sudah membuat panas. “Jumlah wartawan asing meningkat, mereka mengatakan bahwa mereka akan menunjukkan pada dunia negara tirani seperti ini. Namun, mereka sepertinya hanya kumpulan orang manja yang belum pernah melihat medan perang sebelumnya dan beberapa orang lainnya yang aku ragu kalau mereka adalah seorang wartawan.”

“Oh maksudmu orang-orang yang dulunya tentara bayarang yang sekarang bekerja sebagai pemandu wisata di medan perang yang dikuasai oleh Object saat ini?” tanya Heivia.

“Sepertinya itu,” kata Froleytia, setuju dengan apa yang dikatakan Heivia. “Masalahnya protokol keamanan militer tidak mengizinkan kita untuk memberikan mereka izin untuk masuk ke dalam negara yang dikuasai oleh junta militer. Biasanya, mereka akan mengarahkan kameranya kepada kita, berharap bahwa mereka akan mendapat tembakan yang seharga dengan gaji mereka. Kalau kalian tidak mau wajah bodoh kalian muncul di kamera bersama dengan artikel sair di negara asalmu, pastikan kalian tetap menjaga sikap kalian di luar.”

“...Oh Tuhan, merepotkan sekali. Apa kau tidak bisa melarang wartawan itu untuk masuk ke dalam markas untuk menjaga keamanan informasi tingkat tinggi dari Object-object yang ada di sini atau apalah itu?”

Froleytia rasa dia sekarang terserang sakit kepala saat dia mendengar perkataan Quenser yang begitu amatir.

“Memangnya kau pikir buat apa koalisi ini dibentuh, heh? Negara asal kita bisa mengakhiri pertempuran tidak penting ini jika perlu, tapi atasan tinggi kita menginginkan gambaran yang sangat jelas tentang siapa pahlawan perang yang akan berjalan di parade kemenangan nanti. Kalau kita melarang wartawan ini, para kandidat yang berusaha merebut kekuasaan di negara asal kita pasti akan sangat marah pada kita. Konselor Flide dan yang lain tidak akan senang mendengar hal itu.”

“Apa kau tidak dengar Quenser,? Mereka melakukan hal-hal seperti ini kepada media. Bahkan aku dengar ada pembicaraan untuk membawa mega sponsor dari perusahaan-perusahaan besar atau partai politik untuk menempelkan logo perusahaan mereka di zirah Object seperti di mobil balap F1.”

“Apa mereka mencoba merekam gambar markas yang diserang dan para prajurit yang tertembak di tanah ke televisi ruang keluarga mereka? Mereka semua tidak mengerti perang itu seperti apa.”

Komentar Quenser terdengar sama dengan suara prajurit lain jika ditanyakan hal yang sama pada mereka, tapi secara teknis di hanyalah seorang tamtama. Ekspresi serba tahu yang dia tunjukkan tidak lebih dari wajah warga sipil yang mengeluh soal kebijakan pemerintah.

Merasa suntuk dengan topik pembicaraan mereka, Heivia mengganti subyek obrolan mereka.

“Hei, apa kau melihat kapal para aktivis anti-perang di lautan? Mereka memasang spanduk raksasa yang meminta pasukan koalisi ini untuk menghentikan invasinya yang terdiri dari kekuatan-kekuatan Object luar biasa ini.”

“Mereka semua hanyalah tumpukan orang bodoh yang tidak tahu sama sekali soal apa itu negara junta militer ini sebenarnya atau kumpulan orang brengsek yang tahu tapi berpura-pura tidak tahu. Apa kita harus mempedulikan mereka semua? Faktanya, aku ingin bertaruh kalau mereka pasti akan bertanya kenapa pasukan koalisi tidak menyerang, segera setelah salah satu kapal aktivis itu ditembak jatuh oleh torpedo negara militer Oseania.

Dengan wajah yang tidak senang, Froleytia berbicara, “Pemilihan anggota dewan di negara asal akan dimulai sebentar lagi. Seperti yang aku katakana, Konselor Flide dan yang lain berada dalam ujung tanduk untuk memastikan mereka tidak mendapat insentif yang buruk di depan masyarakat. Mungkin mereka juga memikirkan operasi militer untuk memberikan perlindungan kepada aktivis anti-perang itu.”

“Oh, ayolah. Kita datang ke sini untuk merawat orang-orang bodoh itu?” keluh dua laki-laki itu.

Froleytia menatap matahari tenggelam.

“Kalian berdua akan bergabung ke dalam operasi militer yang akan dimulai pada saat matahari tenggelam, jadi persiapkan diri kalian sekarang. Pengarahannya akan dilangsungkan malam ini, jadi pastikan kalian sudah sangat siap untuk itu.”

“Tunggu, ‘kalian berdua’? Froleytia, apa kau hanya akan duduk di ruangan ber-AC di dalam markas sambil menunggu hasil perang?” tanya Heivia yang mencebikkan bibirnya.

Froleytia mengangkat bahunya dan mengatakan, “Apa kau ingin membantu-bantu di sini? Tidak mudah lho menahan wartawan bintang tiga yang ingin menjadi wartawan medan perang sambil melanggar protokol militer kita dengan maju ke garis depan pertempuran. Mereka pikir kita para prajurit adalah pemandu wisata bagi mereka. Kapan pun mereka merasa tidak puas mereka akan mengadukan kita seperti orang yang protes kepada Costumer Service. Apa kau ingin melihat wajah asli para pasifis itu sementara wajahmu diludahi karena tidak menyerang balik?”

Quenser dan Heivia saling memandang satu sama lain ketika mendengar itu.

Part 2

Di dalam markas perawatan Object, karakteristik peralatan yang digunakan oleh tipe fasilitas yang sama berbeda tergandung dari pasukan mana mereka berasal. Seorang elit perempuan yang biasa dipanggil Putri oleh yang lain berdiri di salah satu porsi wahana yang terdiri dari tumpukan kendaraan besar.

Puluhan fasilitas lain berada di sini dan salah satu yang dimasuki oleh sang Putri bukanlah sebuah fasilitas raksasa untuk menampung Object miliknya, Baby Magnum. Dia berada di sebuah fasilitas spesial yang dibangun tepat di samping Object miliknya. Ini adalah fasilitas khusus yang dibuat untuk merawat tubuh Elit.

Jika dilihat, area yang luas ini sulit dipercayai berada di dalam sebuah kendaraan dan membawa sebuah dome setengah lingkaran dengan diameter 10 meter. Elit yang berdiri di tengah dome itu dan peralatan tak terhitung dan mata manusia mengamati tubuhnya dari luar dome itu. Orang-orang itu adalah para tim medis yang dibawa untuk mengamati perawatan dan kesehatan sang Elit.

Wanita tua yang biasanya merawat Object sang Elit berada di dalam fasilitas itu bersama dengan puluhan tim medis ini dan dia mengoperasikan sebuah perangkat yang terlihat seperti alat perekam yang digunakan untuk menyulih suara kartun atau film.

“Oke, kita mulai. Apa kau sudah selesai menyiapkan alat musiknya?”

Suaranya tidak dikirim oleh sebuah gelombang. Malahan, sebuah kalimat dengan cahaya oranye tampil di dinding bersih dome itu. Itu karena dome ini kedap suara. Gadis itu membaca kata-kata itu yang turun seperti yang ada di papan skor elektrik. Saat partitur musik itu tampil dengan jelas di matanya, dia memasang goggle spesial yang biasa dia kenakan saat mempiloti Object.

Dia menggenggam sebuah flute panjang, silver, dan bersih lalu memasukkan teks dengan input inframerah di goggle-nya untuk membaca gerak matanya.

Menyetel flute sudah selesai.” Tulisnya.

“Aku tidak melihat ada yang salah dengan partiturnya. Kalau begitu, nyalakan metronom-nya. Kamu bisa mulai resitalmu sesuka hatimu.”

Membaca kata-kata wanita tua itu, sang putri membiarkan pesawat kertas di tangannya terbang dari tangannya. Sambil melihat origami itu melayang tinggi di udara, dia menggenggam flute itu secara horizontal di tangannya.

Dia meniupnya dengan memindahkan jari-jarinya yang keperakan.

Suara kecil berbunyi dari flute itu dan hidung dari pesawat kertas itu naik cukup tinggi. Itu dibuat dari material khusus yang bisa terdistorsi hanya karena gelombang suara.

“Ya, ya, itu bagus. Naikkan gelombangnya menjadi 5 meter dengan ketinggian 140 sentimeter, dan setiap gelombang dengan kecepatan 30 detik.”

Penampilan yang tidak memiliki kualitas seni seperti itu sangat membosankan.”

Dengan flute yang masih menempel di mulutnya, sang putri melanjutkan menggerakkan matanya untuk melanjutkan pembicaraannya. Not bergerak begitu riuh di monitor yang menampilkan partitur itu, tapi tidak ada gerakan yang pasti di jarinya. Itu tidak seperti seseorang yang terlihat seorang musisi pecinta musik dan gerakannya lebih terlihat seperti lengan robot yang menyolder motherboard dengan papan semikonduktor.

“Apa rasanya nikmat dikelilingi oleh suara-suara merdu seperti itu?”

Maksudmu getaran suara yang mengelilingi dome yang aku buat ini? Kalau aku puas dengan hanya ini, aku rasa aku sudah menjelek-jelekkan nama orkestra.”

Tidak ada standar yang pasti untuk metode perawatan tubuh Elit. Juga tidak ada perbedaan standar di tiap-tiap pasukan atau negara. Metode yang paling cocok adalah membangun sebuah spesifikasi yang cocok untuk tubuh tiap-tiap Elit. Untuk seseorang, itu adalah berenang di kolam renang yang sangat besar, berenang untuk mengejar waktu. Untuk yang lain, itu adalah menyelesaikan setiap soal di sebuah lembar soal ujian masuk universitas. Untuk yang lain, itu adalah bermain catur melawan super-komputer. Dan untuk seseorang seperti sang putri adalah untuk mengelilingi dirinya dengan suara-suara yang sudah diatur.

“Apa kamu punya keluhan soal alat musiknya? Untuk mengganti suasana, apa kamu mau mencoba menggunakan gitar listrik?”

“Menghasilkan suara yang tercipta karena napasku memiliki efek yang besar pada tubuhku. Aku menggunakan flute karena napasku ditulis dalam nada dan lagu.

Suara lain tidak bisa bersatu dengan musik. Dia bisa berbicara tanpa masalah dengan berhenti dan beristirahat sebentar, tapi regulasinya tidak bisa berhenti untuk beristirahat.

Itulah kenapa sang Elit merasa risih ketika ada seseorang yang mengajaknya berbicara dan ia harus menjawabnya dengan menggerakkan matanya sambil meniup flute ini. Sekarang, dia sampai pada nada terakhir dan pengaturannya selesai. Sang Putri melepaskan flute itu dari bibirnya dan pesawat kertas yang mengambang di udara itu turun ke lantai.

Sang putri mengambil metronom itu dan bersiap untuk lagu berikutnya, tapi kemudian dia melihat ke atas. Dari dome yang jernih itu, dia melihat wajah familiar yang dia kenal masuk dari pintu yang terbuka dari wahana ini.

Itu adalah Quenser.

Dia didorong oleh sahabatnya, Heivia, dan dari wajahnya sepertinya ia tidak tahu di mana di sekarang sebenarnya. Melihat itu, sang Putri mengangguk pelan.

(Heivia ternyata bisa kasar, tapi sepertinya itu masih bisa ditoleransi)

Di antara orang-orang yang mengamatinya terus-terusan, hanya wanita tua itu yang menyadari ada sesuatu yang berubah di kondisi mentalnya. Teks oranye itu dibaca, “Bagaimana kalau kita beristirahat sebentar?” dan pintu dari dome kedap suara ini terbuka secara otomatis.

Quenser masuk ke dalam dan sang Putri memberikan sebuah instruksi ke dome ini. Segera setelah itu, polarisasi membuat dinding dome ini terlihat putih.

“Wah!” teriak Quenser terkejut.

Sang Putri menghampirinya dan berkata, “Apa yang kau lakukan di sini hari ini?”

“Oh, Heivia bilang kalau ada sesuatu yang membuat kita harus mampir dan mengingatkanku kalau kita ada misi bersama lagi.”

(Memang dia pikir aku ini kejam apa?)

Sang Putri merasa sedikit jengkel.

Melihat bahwa Sang Putri agak jengkel, Quenser memperhatikan flute perak yang digenggam oleh Sang Putri.

“Hehh. Apa itu flute? Aku pernah melihat seseorang memainkannya di sebuah orkestra tiup di negara asalku, tapi aku tidak tahu bagaimana mereka bisa memainkannya. Aku pikir aku tidak akan bisa mengeluarkan suaranya walau mencobanya.”

“Ini sangat mudah dari yang kamu pikirkan. Mau coba?” tanya Elit itu dan Quenser mengangguk seperti yang sudah diduga oleh sang Putri.

Sudah cukup untuk membuat mood sang Putri membaik, tapi...

“Kamu memegangnya di sisinya, kan? Huh? Dipegangnya di kiri atau di kanan?”

Sebelum dia mengatakannya, Quenser dengan polosnya membawa flute itu ke bibirnya.

Sang Elit sudah berpikir paling tidak mengelap mouthpiece-nya sebelum menyerahkannya kepada Quenser, jadi dia agak terkejut dan berdiri dengan wajah bingung dan memerah di pipinya. Namun, gelombang kejut yang membuatnya bergetar terasa segera setelah flute itu berbunyi.

Gadis itu membuat tubuhnya bergejolak ketika mendengar alat musik itu berbunyi, saat suara kecil, jelek dan tidak jelas itu keluar dari flute itu, perasaan delusi yang aneh terasa di sekujur tulangnya.

“...!?”

Mulut sang Putri terbuka dan menutup saat dia menekuk punggungnya. Sebuah sugesti perintah tertentu keluar dari efek pengatur flute itu, tapi dia lupa untuk memberikan perintahnya.

Heavy Object v01 248.jpg

Saat sebuah cahaya lembut dan nyaman muncul di matanya dan sebuah alasan untuk menghentikannya muncul, tubuh sang Putri menegang, tapi Quenser tidak tahu apa yang terjadi.

Saat Quenser benar-benar mencoba untuk mengeluarkan nada “do re mi fa so la si do”, udara yang ia keluarkan sangatlah kuah dan dia menggunakannya dengan sangat salah.

“Huh? Not yang keluar salah, ya. Nadanya sangat kacau. Dan bagaimana caranya untuk menghasilkan nada ‘do’?”

Dengan setiap suara yang dihasilkan oleh flute itu, tubuh sang Putri terguncang tanpa sebab. Sebuah cahaya kuning muda muncul di pipinya dan air mata menetes di matanya. Tangannya yang ramping dan kakinya bergetar tanpa dia inginkan. Saat mengelus pahanya bersamaan, dia tidak tahu kenapa dia secara alami ingin melakukan itu.

“Do re mi...fa? Apa ini ‘fa’? ....Huh?”

Akhirnya, Quenser menyadari ada sesuatu yang salah.

Sang Putri begitu merona karena sebuah konflik antara kenikmatan dan rasa malu yang akhirnya dia sadari.

“A-apa kau baik-baik saja? Apa kau ingin ke kamar kecil?” tanya Quenser dengan wajah yang begitu khawatir.

Segera setelah itu, sang elit melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan.

Dia memukul seorang manusia dengan kepalan tangannya yang kecil.

Part 3

Matahari mulai tenggelam di garis cakrawala.

Saat Quenser berdiri dan melihat tanah asing yang dicat dengan warna oranye, Heivia berbicara kepadanya.

“Coba pikir, apa yang sebenarnya kita lakukan di sini sekarang?”

“Bukannya ini yang coba kita tahu di pengarahan ini?”

“Aku sangat yakin kalau pasukan koalisi ini hanya memiliki tujuan mereka sendiri-sendiri untuk mencari kejayaan perang demi diri mereka sendiri. Apa kau pikir tidak akan ada yang berdebat tentang siapa yang memenangi perang ini nantinya?”

“Aku hanya berharap kalau perang ini tidak berakhir seperti kumpulan anjing liar yang berebutan daging.”

Saat Quenser berjalan, dia membuka sebuah peta. Itu adalah peta Negara Militer Oseania. Saat Heivia melihat peta tua itu, Heivia merasa agak risih melihatnya.

“Apa yang kau lakukan? Kau kehilangan perangkat genggammu?”

“Kalau baterainya habis atau masuk ke dalam pasir, kita akan tamat. Kalau kita tidak belajar kapan menggunakan peralatan digital dan kapan menggunakan peralatan manual, kita pasti akan cepat mati.” Saat dia berbicara, Quenser melipat peta itu lagi seperti seseorang yang sedang membaca koran di dalam kereta yang sedang berjalan. “Dari apa yang aku dengar dari orang-orang yang merawat Object sang Putri, rencananya adalah menyerang markas rahasia milik Negara Militer Oseania dan meledakkan Object musuh.” Heivia melirik peta itu dari sisi lain saat Quenser berbicara. “Menurut informasi dari atasan tinggi kita, kekuatan teknologi militer negara ini cukup lemah. Jadi sebenarnya kita tidak tahu apakah mereka memiliki Object atau tidak tidak. Grup simulasi sudah membuat desain perkiraan Object musuh berdasarkan apa yang ada di sini atau yang diperkirakan sedang dikembangkan, dan mereka menyimpulkan bahwa negara ini memiliki sebuah Object Generasi 0.5. Pada dasarnya, teknologinya cukup lemah bagi fungsi kerja sebuah Object, jadi itu hanya sebuah sampah saja. Zirahnya dibuat sangat kasar, jadi analis memperkirakan bahwa hulu ledak nuklir sudah cukup untuk menghancurkannya.”

“Jadi sebenarnya ini cukup mudah. Kita memiliki pasukan koalisi dengan 20 Object di seluruh lautan Oseania. Object bersinonim dengan perang, jadi kita bisa menghancurkan kekuatan militer Oseania dengan jumlah saja kan?”

“Sebenarnya, ini tidak semudah yang kau katakan, Heivia.”

Quenser menunjukkan peta yang dilipat itu pada Heivia.

Itu memiliki lingkaran hitam di beberapa titik.

“Negara Militer Oseania tahu bahwa Object berharga milik mereka akan hancur seketika jika kita menyerangnya, jadi mereka menyembunyikannya di dalam markas. Itulah kenapa, walau dengan Object yang kita miliki, kita tidak bisa menyerang mereka begitu saja.

“Ahn? Tapi aku pikir operasi militer ini dimulai saat senja. Maksudnya pasti mereka tahu di mana lokasi itu berada, bukan?”

“Kita memiliki beberapa perkiraan.” Quenser menunjukkan titik merah di peta. “Sepertinya Oseania sudah membangun beberapa markas palsu sepanjang tanah membentang untuk membingungkan para analis kita. Kita sudah menyerang beberapa dari mereka, tapi tidak ada satupun yang benar-benar markas Object. Mereka sudah melakukan penyelidikan sampai saat ini, tapi mereka tidak tahu apakah ini benar markas yang kita inginkan atau tidak.”

“Object itu sangat besar. Tidak bisakah mereka melihatnya dari satelit?”

“Satelit itu sudah mengkhianati kita. Para atasan sudah sangat senang ketika melihat sebuah benda setinggi 50 meter dan mengirimkan pasukan besar untuk menyerangnya tapi mereka hanya menemukan sebuah tangki gas raksasa yang disamarkan. Dari yang aku dengar, para teknisi satelit di markas menangis karena penyiksaan yang mereka dapat.”

“Itu adalah serangan tidak langsung,” jawab Heivia.

Negara militer ini sudah menyebarkan tangki gas di seluruh Oseania karena mereka tahu mereka sudah diawasi oleh satelit. Sebenarnya, mereka ingin mengatakan, “Lihat, betapa banyak Object yang kita miliki. Wah hah hah hah!”

Tentu saja, pasukan koalisi tidak cukup bodoh untuk jatuh ke dalam boneka tiruan lain, tapi mereka harus cukup hati-hati kalau mereka tiba-tiba saja menemukan Object sungguhan. Tentu saja ini menurunkan semangat para prajurit dan begitu banyak menghabiskan uang pajak. Karena itu, para atasan tinggi begitu ingin mengakhiri perang ini secepat mungkin.

“Jadi ini tidak lebih dari mencoba latihan menembak melawan target palsu?”

“Bagian yang terburuk adalah membuat kita terbunuh sia-sia di sana.”

Merasa tidak membutuhkannya lagi, Quenser melipat peta itu lebih kecil dan memasukkannya ke dalam sakunya.

Heivia melihat ke sekeliling dan berkata, “Ngomong-ngomong, kita sudah bekerja sama dengan pasukan koalisi bukan? Jadi pasti ada Object lain selain yang dimiliki oleh sang Putri. Aku harap kita tidak bekerja sama dengan faksi yang kita kalahkan di Alaska atau Gibraltar. Aku tidak ingin ditembak secara rahasia oleh sekutu yang merasa dendam dengan kita karena masalah pribadi.”

“Apa kau yakin ingin bertanya tentang itu? Kau mungkin tidak suka dengan jawabannya. Aku sudah bertanya pertanyaan yang sama ke tim perawatan. Hanya rumor, tapi...”

Sebelum Quenser menjawabnya, sebuah gedung raksasa melintas di depan mereka.

Sebenarnya, itu adalah Object.

Raksasa setinggi 50 meter itu melintas di depan mereka dan meniup pasir ke udara seperti badai pasir, tapi Quenser dan Heivia memiliki hal lain yang lebih penting.

Bendera yang dicetak di zirah Object itu sudah cukup membuat jantung Heivia berhenti berdetak.

“Gaahh!?? Kau pasti bercanda! Itu adalah Aliansi Informasi!!”

“Yeah, aku juga sudah dengar tentang itu. Sepertinya kita bekerja sama dengan orang-orang gila.”

Perangkat pengumpul informasi milik Object itu pasti sudah menangkap suara mereka karena raksasa setinggi 50 meter itu berjalan pelan seperti ingin merespon dan suara wanita dikirim keluar lewat speaker itu.

“Oh, ya ampun. Ternyata kalian cuman anjing-anjing tentara Kerajaan Legitimasi. Sepertinya kita akan bekerja bersama-sama. Oh ho ho.”

Mesin pendorong udara Object itu menahan untuk mengambang di atas tanah dan meniupkan udara tambahan, meniup lebih banyak pasir dan membuat Heivia dan Quenser batuk-batuk.

Sial. Inilah kenapa kita tidak boleh membiarkan orang yang belum dewasa untuk tidak menaiki Object! Apa kita harus pergi ke dalam misi bersama dengan orang-orang seperti ini!?”

“Masih lebih baik daripada harus bekerja sama dengan Korporasi Kapitalis atau Organisasi Keagamaan, jadi kau harus lebih tenang dan berhenti mengeluh.”

Seorang jurnalis satire pernah menulis tentang dunia ketika seluruh dunia ini terbagi ke dalam negara-negara kecil di dalam peta, sekarang peta itu sudah mengecil dan membagi negara-negara ke dalam “warna-warna” yang saling berbeda untuk menunjukkan kepada siapa negara-negara itu berada dalam warna.

Salah satunya adalah kelompok yang mempercayai bahwa keakuratan sebuah informasilah yang menentukan sesuatu jahat atau baik dan mencoba membuat sebuah jaringan yang menjangkau seluruh dunia. Salah satu yang lain adalah kumpulan korporasi kapitalis yang percaya bahwa tumpukan uang di dalam banklah yang mampu memberikanmu sebuah posisi di dunia dan hak asasi yang kamu inginkan. Salah satu yang lain adalah sebuah kerajaan yang terdiri dari banyak budaya yang ingin membangkitkan lagi sistem lama di mana legitimasi dari darah ningrat dan kejayaan seseorang menentukan status sosial mereka.

Batasan sumber makanan, terbatasnya energi, meningkatnya jumlah populasi manusia, dan banyak hal yang menumpuk menimbulkan sebuah “alasan resmi” yang membuat negara-negara menjadi seperti itu, tapi sepertinya alasan sebenarnya adalah kegagalan dan tumpukan masalah yang menimpa Persatuan Bangsa-bangsa di pertengahan abad 21. Potongan yang terpisah itulah yang membuat sebuah arah yang mereformasi berbagai macam persekutuan yang terbentuk saat ini.

Tidak lagi ada keseimbangan kekuatan negara didominasi oleh satu warna. Malahan, negara-negara bebas memilih ke mana mereka berpihak, membuat kekuatan dunia ini melampaui batas-batas wilayah geografis. Ini membuat peta terlihat seperti retakan kaca. Ini juga yang membuat apakah negara itu yang sekarang adalah sekutu, suatu saat nanti akan berbalik menjadi musuh, pertempuran kecil sangat sering berkobar di seluruh dunia. Namun, semua ini terlihat normal sejak Quenser lahir di dunia ini, jadi dia hanya terlihat bingung ketika orang-orang tua menggeleng-gelengkan kepalanya soal kondisi dunia ini.

“Namun, dua Object akan digunakan di operasi kali ini, jadi aku ragu kalau tentara rendah seperti kalian akan berguna di sini. Oh ho ho,” kata pilot Object itu.

“Kalau begitu, apa kita bisa pergi ke kamar kita dan tidur sekarang?”

Part 4

Setelah pengarahan yang diisi dengan begitu keras kepalanya faksi-faksi yang ada di sini untuk mengincar kejayaan perang yang didapat oleh Object mereka, Quenser dan tentara yang sama seperti dirinya keluar dari gedung itu, merasa sangat bosan. Matahari sudah tenggelam dan kegelapan mengisi angkasa.

Sudah saatnya operasi ini dimulai.

“Oh, tuhan. Kenapa lokasi yang kita tuju berjarak 2 kilometer dari sini? Dua kilometer, coba bayangkan! Apa kita tidak bisa mendapatkan truk!?” teriak Quenser tanpa berpikir.

Heivia mengangguk dan kemudian berkata, “Mereka sebenarnya sudah, tapi semua truk itu digunakan untuk mengangkut zirah robot milik Aliansi Informasi. Lihat ban truk yang mau meletus itu.”

“Mereka memiliki mesin dan per fiber untuk meningkatkan kekuatan mereka, jadi kenapa mereka tidak berjalan saja? Dan apa yang ingin mereka lakukan dengan zirah robot itu untuk melawan Object?”

“Itu adalah unit bantuan yang dilengkapi dengan kamera berkecepatan tinggi. Mereka menganalisa setiap menit gerakan meriam Object dan kameranya lalu mengirimkan data yang mereka dapat itu ke Object milik mereka untuk memberikan data bantuan untuk menghindar dan bertahan. Paling tidak, mereka lebih berharga dari pada kita. Walau mereka sendiri lebih sering diserang lebih dahulu karena keberadaan mereka yang cukup mengganggu.

Namun, tidak hanya pasukan infanteri yang terganggu dengan keberadaan itu.

Object raksasa yang mampu bergerak dengan mesin kereta jet harus bergerak perlahan dengan kecepatan yang sama dengan pasukan infanteri. Mereka membuat gerakan perlahan seperti langkah kaki yang dibuat seseorang ketika mengetuk lantai dengan kaki mereka ketika menunggu seseorang.

Kedua Object itu menutup sisi samping barisan pasukan infanteri di sisi yang berlainan.

Yang pertama adalah Object sang Putri dari pasukan Kerajaan Legitimasi.

Dan yang lain adalah sang Elit dari Aliansi Informasi yang Quenser dan Heivia temui tadi.

Dua Object itu menggunakan tipe pendorong yang berbeda karena suara seperti petir hanya terdengar dari milik sang Putri.

Untuk membuat tensi agak menurun dan karena mereka sama-sama memiliki hubungan untuk bekerja bersama-sama saat ini (walau ia pernah hampir mati karena mereka), Quenser memutuskan untuk bertanya kepada Elit dari Aliansi Informasi.

Sepertinya ia hanya penasaran karena jika dalam situasi biasa, ia tidak akan bisa mendekati (karena takut tubuhnya akan terpanggang jika mendekatinya) sebuah Object dari Aliansi Informasi.

“Hei, apa benar kalau Aliansi Informasi sedang mengembangkan Object dengan bentuk manusia?”

“Oh ho ho. Itu adalah sebuah kebohongan yang sangat buruk. Mungkin secara teknis bisa, tapi pusat gravitasinya terlalu tinggi, jadi pasti itu akan sangat mudah untuk jatuh.”

“Tidak menyenangkan. Kalau begitu apa Objectmu yang menggunakan saluran pembuangan tenaga juga bohong?”

“Kalau yang itu benar. Sama seperti tangki pembakaran, sebuah reaktor Object akan lebih efektif jika menyala 24/7 dari pada harus dinyalakan atau dimatikan. Hasilnya, ada tenaga sisa yang bisa disisakan ketika sedang bersiap di dalam markas. Oh ho ho.”

“Kamu bergerak di atas tanah untuk waktu yang lama dengan mesin pendorong udara yang menggunakan secara murni tekanan dara daripada menggunakan tenaga listrik statis. Kalau kamu sedang serius, tenaga yang keluar itu cukup kuat untuk menghempaskan prajurit yang ada di sini.”

“Kalau sedang melaju bersama dengan para prajurit, mesin pendorong udara yang aku gunakan cukup kecil untuk menahan berat Object saja. Oh ho ho. Itulah kenapa udara di sekeliling sini tidak terganggu dan para prajurit bisa berjalan beriringan.”

“Heeh. Jadi itu yang dilakukan oleh Aliansi Informasi akhir-akhir ini.”

“Aku suka dengan tatapan kagummu. Oh, dan untuk membiarkan tekanan udara ini bisa bergerak secara maksimal, tubuh utamanya menggunakan karbon dan material aramid untuk bagian zirahnya. Oh ho ho.”

“Ngomong-ngomong, berjalan seperti ini sangat melelahkan, jadi apa aku bisa ikut menumpang?”

“Oh ho ho. Kalau cuman prajurit biasa saja tidak jadi masalah, naik saja sesukamu.”

Quenser meraih sesuatu seperti material urethane dari mesin pendorong udara dan Heivia tiba-tiba saja berteriak padanya.

“(Hei! Itu bukan ide yang bagus Quenser!!)”

“(Apa? Apa karena unit intelijen Aliansi Informasi melihatku karena takut informasi Object mereka akan bocor?)”

“(Itu salah satunya, sebenarnya sekarang mereka melihat wajahmu dengan teropong mereka adalah salah satu masalah, tapi masalah sebenarnya adalah putri sepertinya agak badmood untuk alasan tertentu!!)”

“(...Hah?)”

Hampir sampai menaiki material urethane yang digunakan oleh mesin pendorong udara ini, Quenser melihat Object sang Putri itu dengan bingung.

Dia melihat Object sang Putri bergerak seperti menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Tidak apa-apa,” kata putri.

“Gwaah!? Object putri yang terlalu banyak bergerak membuat tekanan udara dan semprotan penolak itu menerbangkan pasir ke mana-mana!!” teriak Heivia dari tanah dan semua pasukan yang berada dalam formasi mereka mulai batuk-batuk. Quenser menghindari itu dengan menaiki Object itu beberapa meter ke atas. “Quenser! Kalau kamu mau mencegah lebih banyak kerusakan, naik saja ke Object sang Putri!!”

“Tapi Object sang Putri menggunakan listrik statis dan laser untuk penggeraknya? Itu menyimpangkan laser secara acak dengan lempeng logam untuk memanaskan udara dan meledakkannya. Aku pikir cukup berbahaya untuk berada dekat dengan itu.”

“Uhuk uhuk!! Y-ya, pasir ini juga cukup berbahaya juga, tahu!”

Itu adalah saat ketika Elit Aliansi Informasi itu berbicara.

“Mencoba untuk ramah dan mengobrol secara Santi merupakan salah satu cara untuk meraih kepercayaan di antara prajurit seperti kita. Oh ho ho. Aku rasa, Elit dari Kerajaan Legitimasi tidak tahu cara tata krama untuk berkawan dengan orang lain.”

“Aku bilang tidak ada apa-apa... apa kau mengejekku?” jawab sang Putri.

“Tolong Quenser!! Cepat turun!! Jangan memancing amarah antara Putri dengan Elit itu!! Kalau begini terus, kita semua akan mati terbunuh di antara pertempuran dua Object ini!!”

“?”

Quenser bisa mendengar suara teriakan di bawahnya, tapi dia tidak punya matan untuk turun kembali dan berjalan dengan peralatan berat di punggungnya. Dia berbaring di urethane itu dan membuat dirinya nyaman sampai mereka sampai.