Anohana (Indonesia):Jilid 1 Bab 3

From Baka-Tsuki
Revision as of 01:48, 22 June 2015 by Widyaaindrawan (talk | contribs) (Created page with "==Bab 3 : Malam Kari== Menma berjalan dengan telanjang kaki. Di malam hari, Jalan beraspal itu masih memiliki jejak – jejak panas matahari; itu sedikit hangat, sedikit le...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 3 : Malam Kari

Menma berjalan dengan telanjang kaki.

Di malam hari, Jalan beraspal itu masih memiliki jejak – jejak panas matahari; itu sedikit hangat, sedikit lengas, dan sangat terang dan hening.

Berjalan di atas jalan ini, aku memijaknya dengan kakiku dan menggeseknya melawan kakiku. Aku merasa sedikit sakit di bawah kakiku, sebuah rasa sakit yang samar seperti jika dicubit di pipi ketika bermimpi saat tidur.

(Ke mana Menma sampai sekarang menghilang?)

Karena rasa sakit yang samar ini, Meiko mulai menjadi mati dari waktu. Dia tidak bisa ingat apapun. Hal yang ia tahu adalah waktu yang telah berlalu sejak saat itu.

Meiko mengenang begitu ia lenyap dari dunia.

(Apakah itu sakit?)

Secara instan dia mencoba untuk mengingatnya, tajam, rasa sakit yang dingin seperti pecahan kaca menggores melalui punggungnya di tembak tepat melalui dia.

Dia ingin mengabulkan sebuah keinginan.

Keinginan itu hanya terkabul apabila ketika semua di Super Peace Busters[1] bersama.

Setiap saat dia berpikir sesuatu mengenai dirinya, rasa sakit berjalaran di seluruh tubuhnya, tetapi ini tidak. Ini hanya adalah fakta itu tidak akan sakit ketika dia melalui itu.

Dia ingin semuanya mengetahui perasaan sesama, sama seperti saat itu.

Bagaimanapun, karena pikiran bersikerasnya.

(Jinta… terluka karena aku)

Kejadian Jinta pergi terus berlari dalam pikirannya.

Jinta berkata dia mempunyai kehidupan yang sulit setelah itu, dan semua telah berubah.

Meiko ingin tidak mengakui fakta ini. Dia ingin Super Peace Busters, termasuk Jinta kembali sebagaimana mereka sebelumnya.

Dia tahu, meskipun, hampir tidak ada setelah ia meninggal dunia. Seperti, dia tidak cocok untuk membuat keputusan untuk yang lain… dia menyadari ini.

“Arghahahahaha!!”

Sebuah tawaan yang kasar mengganggu kembimbangan Meiko.

“Arghahaha! Naruko, kau benar ke sana-ke Rumah Yadomi. Kau hebat!”

“Eh. Yah. Itu sangat menyusahkan!”

Naruko dan teman – teman SMAnya berjalan di depan stasiun.

Jika mereka tidak memiliki destinasi special. McDonalds mungkin merupakan pilihan yang bagus. Atau mereka bisa menghabiskan sedikit dan pergi ke restoran keluarga untuk menghabiskan waktu. Namun, mereka lebih memilih kumpul bersama di depan stasiun dan bercakap – cakap di sana. Ini adalah untuk memamerkan barang mereka kepada para pejalan kaki.

Dia memakai bra berenda yang baru beli, dan memiliki kuku tangan yang berwarna biru-aqua kemarin malam.

“Ahaha..!”

Kapan suara tertawa dia sangat keras? Naruko kadang – kadang berpikir ini tidak dapat terbayangkan.

Sejak musim semi kelas 2 di sekolah mengenah pertama, dia mau memakai rok super-pendek. Ketika di musim panas kelas 3 dia bahkan sudah memulai memakai hak tinggi.

Naruko sedang memikirkan Jinta. Dia melihatnya hari ini, tetapi itu sudah waktu yang lama. Waktu terakhir tertanggal kembali saat upacara pembukaan di sekolah.

(Bagaimana yang dia pikirkan mengenaiku?)

Setelah kejadian Meiko, Super Peace Busters terpecah belah. Sedikit demi sedikit, sikap Jinta berubah. Untuk dikatakan dengan satu kata, itu adalah kata ‘kelam’

Di sana ada beberapa anak di sekeliling siniyang harus menghadapi ujian promosi masuk sekolah tinggi. Mereka masuk ke sekolah yang sama, sekalipun begitu setiap waktu mereka bertemu di koridor. Jinta selalu berbalik arah, dia berpura – pura tidak melihatnya.

Naruko ingin mendapatkan perhatian Jinta.

Akankah dia berkata apapun kepadanya setelah dia melepaskan kacanya?

Tidak, dia tidak melakukannya.

Akankah dia berkata apapun kepadanya setelah dia memakai rok super-pendek?

Tidak, dia tidak melakukannya.

Catatan Penerjemah

  1. Saya sengaja menggunakan bahasa Inggris untuk ini
Back to Bab 2 Return to Halaman Utama Forward to Bab 4