Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 16 Bab 18

From Baka-Tsuki
Revision as of 09:46, 10 December 2015 by Synthesis13 (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bab 18 - Perang Besar Underworld (Bulan ke-11 Kalender Dunia Manusia 380)

Hari ke 7 Bulan ke 11 Kalender Dunia Manusia 380

18:00

Cahaya Solus mulai meredup pada gerbang yang memisahkan kedua dunia dalam warna merah darah.

«Gerbang Besar Timur»

Strukturnya sangat besar, karena diciptakan oleh tangan Dewi, gerbang yang memisahkan Dunia Manusia dan Tanah Kegelapan selama lebih dari tiga ratus tahun kini mulai runtuh di waktu sekarang.

Getaran yang bergemuruh yang tersebar di dunia seperti teriakan binatang buas di waktu penghabisan Gerbang Besar, Life yang hampir tidak terbatas dari Gerbang tersebut semakin menurun, sementara 5.000 tentara dari kubu Tentara Pertahanan Dunia Manusia dan 50.000 tentara dari Pasukan Kegelapan hanya bisa terpaku tanpa bisa berkata apa-apa. Mereka berangkat dari ibu kota Dunia Manusia, Centoria, dan ibu kota di daerah bagian timur Tanah Kegelapan, Obsidia, di bagian barat yang jauh, guntur yang tidak bersahabat mendorong semua orang yang ada di Underworld untuk menoleh ke langit.

Detik berlalu.

Sebuah retakan muncul dari bagian tengah Gerbang Besar yang tingginya lebih dari tiga ratus mel dan menghanguskan tentara yang berbaris baik bderada di sisi barat maupun timur.

Cahaya putih menyembur keluar dari dalam retakan tersebut, tersebar keluar seperti jala. Huruf besar dalam Pengucapan Suci runtuh bersamaan dengan api yang berada pada kedua sisi gerbang. Hanya terdapat dua orang di medan perang ini yang memahami maksud dibalik kata-kata ini, [Final Tolerance Experiment].

Perang tersebut dimulai ketika kata-kata tersebut muncul.

Gerbang Besar Timur runtuh dari atas, menimbulkan kilatan cahaya yang menyebar hingga ke langit.

Bagian 1

“Uoohh…”

Sebuah suara senang keluar dari Vassago Casals dimana tubuh bagian atasnya menaiki kereta kuda komando.

“Inilah «final load test»? Film-film Hollywood terlihat memalukan dibandingkan tontonan ini. Bukankah seharusnya kita mengambil bagian teknologi video-nya dibandingkan mengambil AI, bro? Kita akan kaya raya dalam waktu singkat jika kita memulai sebuah VFX studio"[1]

Meskipun matanya tertuju pada pemandangan luar biasa dari kejauhan, Gabriel Miller dengan tenang mengutarakan pendapatnya setalah mendengar hal tersebut.

“Sayangnya, pemandangan ini tak bisa direkam kedalam media apapun. Karena, pemandangan ini bukanlah polygon yang berasal dari dunia ini. Pertunjukan besar ini hanya bisa dilihat bagi mereka yang tersambung ke dalam STL.”

Separuh Gerbang Besar Timur telah runtuh menjadi puing-puing yang tak terhitung banyaknya. Diantara suara serta getaran yang sangat hebat, banyak puing-puing yang hancur menjadi cahaya tepat sebelum jatuh hingga ke tanah. Menilai hal tersebut, tampaknya sisa-sisa gerbang timur tidak bisa digunakan sebagai suatu penghambat.

Gabriel berdiri dari singgasananya yang berada di kereta kuda sambil mengenakan mantel hitam yang berkibar sebelum berjalan menuju tengkorak besar yang diatur oleh salah satu Sepuluh Pemimpin Bangsawan dari Tanah Kegelapan, Pemimpin Guild Pengguna Dark Arts, Dee Ai El.

Tengkorak yang diletakkan di sebuah meja kecil tersebut tampaknya adalah sebuah artifak yang bisa menyampaikan gelombang suara. Dee Ai El pernah berkata jika bicara menggunakan master skull ini, suaranya bisa tersampaikan pada slave skulls yang dimiliki oleh para jenderal. Melalui sistem transmisi banyak saluran pada Kereta Komando Stryker, hal ini lebih efektif daripada mengirim seorang pembawa pesan untuk setiap perintah yang ingin disampaikan.

Menatap kedalam lubang mata tengkorak ini, Gabriel mengeluarkan suara suramnya yang cocok untuk perannya sebagai «Kaisar Tanah Kegelapan dan Vector sang Dewa Kegelapan».

“Wahai ksatria dari Tanah Kegelapan! Saat ini adalah saat yang telah kita nanti-nantikan! Bunuh semua yang hidup! Jarah semuanya tanpa ragu! —— Injak-injak semuanya!”

Teriakan semangat terdengar dari semua arah medan peperangan, suaranya bahkan melebihi suara jatuhnya Gerbang Besar. Golok dan tombak yang tak terhitung banyaknya diangkat keatas hingga tampak warna darah karena tersinari cahaya matahari.

Sekumpulan tentara Tanah Kegelapan pertama yang terdiri atas 5.000 goblin gunung, 5.000 goblin dataran rendah, 2.000 orc, dan 1.000 raksasa dengan total 13.000 pasukan. Dia pertama-tama akan memimpin mereka dan mengamati reaksi tentara musuh. Mengayunkan tangan kanannya ke depan dengan cepat, Gabriel memberikan perintah pertamanya sebagai seorang pemain didalam peperangan ini.

“Kelompok Pertama—mulai penyerangan!!”

* * *

Seseorang yang sok memimpin lebih dari 5.000 goblin gunung di sayap kanan dari pasukan goblin yang terdiri dari 5.000 pasukan kuat adalah seorang pemimpin baru yang bernama Kosogi. Dia adalah salah satu dari ketujuh putra pemimpin sebelumnya, Hagashi, yang secara tak sengaja tewas karena drama pemberontakan Jenderal Kegelapan Shasta.

Hagashi terkenal karena kebrutalan dan keseraakahannya diantara para ketua terdahulu. Kosogi tidak hanya mewarisi watak tersebut, dia hanya menyembunyikan kecerdasan tingginya yang tak menarik diantara goblin dibawah wajahnya yang tersembunyi.

Mencapai usianya yang kedua puluh di tahun ini, Kosogi telah merenungkannya mengapa goblin dianggap sebagai yang terburuk diantara lima ras dari tanah kegelapan—manusia, raksasa, ogre, orc, dan goblin—selama lebih dari lima tahun.

Pastinya karena goblin adalah yang terkecil diantara lima ras dan terlemah secara fisik. Bagaimanapun, para goblin mengalami kerugian terbanyak karena kelemahan tersebut dan faktanya, mereka telah mengadakan pertempuran melawan para orc dan manusia secara sejajar ketika «Jaman Perang Besi Dan Darah» di masa lampau.

Ketika para ras pada akhirnya mengakhiri perang mereka, karena lelah akan perang yang berkepanjangan, ketua goblin juga mendapatkan tempat dalam pertemuan Sepuluh Bangsawan, sebuah perkumpulan tertinggi di tanah kegelapan, ketika mereka memutuskan untuk mengadakan perjanjian perdamaian antar lima ras. Akan tetapi, kenyataannya perjanjan tersebut tidaklah adil. Baik goblin gunung dan goblin dataran rendah hanya diberikan tak lebih dari tanah kering nan gersang di bagian utara sebagai wilayah kekuasaan dan tak ada cukup tempat untuk bertani maupun untuk mempertahankan Life dari seluruh ras goblin; anak-anak para goblin terus menerus mengalami kelaparan dan para tetua secara cepat meninggal.

Singkatnya, para goblin telah tamat oleh keputusan ketua dari ras lainnya.

Agar mengekang kekuatan terbesar mereka, yaitu jumlah yang sangat banyak, para goblin memaksakan rasnya untuk menempati tanah luas nan gersang. Seperti, para goblin harus kelelahan hanya untuk hidup hingga saat ini dan tak bisa membangun peradaban yang lebih maju. Mempertahankan tempat pelatihan untuk anak-anak mereka agar bisa berlatih seperti Ium hitam[2] sungguh tak mungkin; anak-anak goblin malah dikirim menyusuri sungai diatas perahu agar mengurangi mulut-mulut untuk diberi makan. Semuanya akan mengetahui perlakuan atas anak mereka akan disambut ras lain ketika mereka sampai tujuan.

Jika saja mereka mempunyai tanah yang subur serta sumberdaya yang memadai, tentara goblin sekarang ini tidak akan mengenakan armor yang dibuat dari besi kasar, tetapi mengenakan equipment yang dibuat dari baja. Mereka akan menimbun Life dari persediaan makanan yang banyak sserta mempelajari tehnik pedang dan siasat pertempuran. Mereka mungkin telah mempelajari dark arts yang kini telah dimonopoli oleh Ium hitam.

Jika mereka mendapatkan semua itu, tak seorangpun akan memandang goblin sebagai ras rendahan.

Ayah Kosogi yang telah meninggal, Hagashi, juga tampaknya secara terus menerus dihantui oleh kemarahan dan kecemburuannya terhadap Ium hitam, tetapi dia kurang pintar untuk memikirkan apa yang bisa dia perbuat. Dia memiliki cukup kebijaksanaan hanya untuk berharap agar bisa berada di sisi Kaisar Vektor melalui pemanfaatan militer dalam perang besar ini.

Sungguh suatu kebodohan. Bagaimana mungkin mereka berharap agar bisa terkenal dalam suatu pertempuran? Hal tersebut sudah jelas terlihat dari posisi tentara ini.

Hal ini tampaknya diusulkan kepada kaisar oleh Pemimpin Guild Pengguna Dark Arts. Jika wanita harus dipaksa sebagai «kebanggaan sebagai tentara penyergap» diantara dua ras goblin untuk dimanfaatkan serta mengatur mereka sejak dari awal. Para goblin akan ditempatkan di barisan depan dan dengan cepat akan ditebas oleh para iblis-iblis legenda, para Integrity Knight dari Kerajaan Manusia, sebelum dibakar oleh Dee Ai El sebagai kerusakan tambahan dari jarak aman di formasi belakang dengan maksud merampas jasa-jasa tindakan para goblin.

—Bagaimana mungkin Kaisar Vector membiarkan Dee?

Akan tetapi, hal tersebut, dalam cara apapun, para goblin tidak bisa menolak perintah tersebut. Kaisar Vector bahkan tidak terluka sedikitpun setelah mendapat serangan dari Jenderal Kegelapan Shasta yang mana membunuh dua ketua goblin dan ketua Guild Assassins. Kaisar memegang kekuatan mutlak dan hukum di tanah kegelapan yang memutuskan jika yang lemah tak boleh tidak mematuhi yang kuat.

Bagaimanapun juga, Ium hitam wanita ini berbeda. Kosogi kini adalah salah satu dari Sepuluh Pemimpin Bangsawan, selevel dengannya. Dia tidak memiliki kewajiban untuk patuh oleh siasat jahatnya.

Perintah yang diberikan kepada para goblin sungguh sederhana. Mereka akan menembus pertahanan sebagai pasukan terdepan dan membinasakan tentara musuh. Hanya itu. Tak ada apapun tentang mempertahankan garis depan hingga api-api dari pengguna art turun dari bagian belakang. Mereka memiliki kelonggaran untuk mengecoh wanita itu.

Kosogi secara rahasia memberikan perintah kepada petugas pemberi perintah yang paling dipercayainya tepat setelah Gerbang Besar runtuh. Ketika slave skull yang diberikan kepadanya bergerak dan menyampaikan perintah penyerangan dari kaisar, Kosogi menggenggam tangannya dibawah armor miliknya dan mengeluarkan sebuah bola kecil yang telah dia persiapkan sebelumnya. Petugas pemberi perintah yabg menjadi temannya mungkin juga melakukan hal yang sama saat itu juga.

Tumpukan batu yang sebelumnya adalah Gerbang Besar Utara runtuh sepenuhnya dengan suara raungan lalu menghilang dalam cahaya. Dia menyadari banyak tembakan serta kilatan menyilaukan dari senjata serta armor dikejauhan menuju lembah terbuka didepan sana.

Itulah tentara pertahanan Ium putih[3].

Dibalik mereka adalah tanah yang cukup berlimpah, sumber daya yang tak terbatas, serta kekuatan yang cukup untuk membuat goblin gunung mendapatkan kembali jaman kejayaan mereka.

Bagaimana mungkin dia dijadikan batu pijakan? Dia mendapatkan pasukan goblin-goblin dataran rendah, yang diketuai oleh pemipin tanpa otak, dan lagi para orc yang lebih bodoh menjadi pasukannya.

Kosogi menggenggam bola tersebut dengan tangan kirinya kuat-kuat serta menikamkan pisau gunung tebal di tangan kanannya ketika dia berteriak dengan suara tingginya.

“Kalian semua, tetap bersama dan maju bersamaku!! —Serbuuu!!”

* * *

“Pasukan pertama, tarik pedang kalian dan siaplah menyerang! Ascetics, siapkan mantra dan art penyembuh!”

Suara lantang Fanatio Synthesis Two menembus kekacauan yang sedang terjadi, dalam perannya sebagai integrity knight serta menjadi wakil kepala pemimpin bagi Tentara Pertahanan Kerajaan Manusia.

Jyariin!! Suara gemericing dari pedang yang tertarik keluar dari sarung pedangnya berdenting melalui lembah tersebut. Mereka memandang nyala api yang jumlahnya melebihi pedang baja berkilat merah yang telah diberi berkah.

Suara bagaikan petir akhirnya datang dari balik Gerbang Besar Timur yang telah runtuh disertai tanah berguncang yang mengikutinya.

Langkah-langkah pendek para goblin, langkah-langkah para orc yang terseret, langkah kaki para raksasa yang seperti palu dihantamkan ke tanah bercampur menjadi satu dan saling beriringan dengan teriakan peeperangan mereka. Itu semua adalah teriakan peperangan yang sama sekali tidak dikenal oleh semua manusia.

Semua hal tersebut membuat tiga ratus pasukan pertahanan yang berbaris dalam posisi bertahan dua ratus mel dari Gerbang Timur Utara agak terkejut. Bukanlah hal yang aneh bagi mereka untuk lari sebelum saling menyilangkan pedang lalu terpencar-pencar dalam kepanikan. Ini adalah pengalaman pertarungan pertama yang mempertaruhkan nyawa bagi seluruh penjaga, pengalaman berperang.

Apa yang membuat mereka tetap berdiri pada posisi masing-masing adalah bantuan dari tiga integrity knights yang berdiri sendiri menjaga jarak di bagian paling depan.

Yang bertugas menjaga sayap kiri adalah «Frost Scale Whip», Eldrie Synthesis Thirty-one.

Di tengah-tengah adalah «Heaven Piercing Sword», Fanatio Synthesis Two yang juga berperan sebagai komandan pasukan.

Dan di sisi kanan dilindungi oleh «Conflagrant Flame Bow», Deusolbert Synthesis Seven.

Ketiga knights yang mengenakan armor di seluruh tubuhnya, yang semakin cantik bergemerlap bahkan di dalam kegelapan dengan tegap berdiri dan saling menjaga jarak masing-masing dua kaki, mereka bertiga menunggu pasukan musuh tanpa rasa gugup.

Kekhawatiran dan rasa takut tetaplah ada dalam dada masing-masing knights. Mereka mungkin memiliki pengalaman bertarung dalam dunia nyata dibandingkan para penjaga, tetapi kebanyakan pertarungan para knight ini adalah satu lawan satu melawan dark knights. Tak seorangpun dari mereka memiliki pengalaman bertarung melawan pasukan sebanyak ini: bahkan Fanatio yang menjadi komandan pasukan, bahkan juga Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One yang memimpin pasukan kedua yang berada di belakang.

Di atas itu semua, penguasa Dunia Manusia, Pemimpin Tertinggi Gereja Axiom bahkan juga belum pernah melawan pasukan sebanyak ini.

Keadilan mutlak yang menjadi simbol gereja juga telah lama menghilang.

Para knights yang berdiri di medan pertempuran ini mempercayakan keyakinan mereka sepenuhnya. Cukup ironis, karena kepercayaan mereka adalah emosi yang seharusnya telah hancur lewat «Synthesis Ritual» yang pernah sekali dilakukan untuk mereka.


Deusolbert Synthesis Seven mengangkat dadanya sambil menunggu pasukan musuh, dengan hati-hati mengusap cincin tua yang menempel pada jari di tangan kirinya sambil menggenggam Conflagrant Flame Bow dengan jari di tangan kanannyya.

Menempati posisi diantara integrity knights yang paling tua, dia telah melindungi tatanan wilayah utara Kerajaan Manusia selama lebih dari seratus tahun.

Dia mengusir para penyusup dari Tanah Kegelapan ketika mereka mencoba melintasi Puncak Barisan Pegunungan, memusnahkan sacred beast yang lumayan besar, dan kadang-kadang mengangkut kriminal yang melakukan taboo. Dia telah berhenti berfikir mengenai alasan mengapa ia melakukan tanggung jawabnya sejak dahulu kala. Mempercayai tanpa keraguan jika ia adalah seorang knight yang dipanggil dari Celestial World, dia bahkan tidak tertarik dengan setetespun aktiivitas pada kehidupan manusia.

Apa yang membingungkan Deusolbert pada waktu ini adalah tentang mimpi misterius yang sering menghinggapinya ketika beristirahat.

Sebuah tangan kecil yang tampaknya pucat. Cahaya yang bersinar dari cincin perak sederhana berada di jarinya.

Tangan itu mengusap rambutnya, menyentuh pipinya, dan dengan lembut menggooyangkan pundaknya.

Deusolbert lalu mendengar bisikan lembut.

—Bangun sayang, sudah pagi…

Deusolbert tidak menceritakan mimpi ini kepada siapapun. Dia pikir kepala pemimpin akan menghapus mimpi itu dengan art miiliknnya jika ia mendengarnya. Deusolbert tak ingin kehilangan mimpi-mimpi tersebut. Setelah semua, cincin yang bersinar di tangan kecil pada mimpi itu memiliki desain yang sama dengan cincin yang berada di jari tangan kirinya ketika Deusolbert terbangun sebagai seorang knight.

Apakah kenangan tersebut berasal dari Celestial World? Jika dia menyelesaikan misinya sebagai seorang knight di dunia ini lalu mendapat izin untuk kembali ke sana, dapatkan ia bertemu dengan pemilik tangan dan suara terssebut sekali lagi?

Deusolbert menyembunyikan pertanyaan tersebut—atau mungkin suatu harapan—di dalam hatinya sejak waktu yang lama.

Akan tetapi, sesuatu terjadi ketika berita mengejutkan menyebar dalam Kathedral Pusat setengah tahun yang lalu.

Deusolbert, yang bertarung dengan dua pemuda pemberontak melawan gereja, kalah meskipun telah mengerahkan armament full control art miliknya. Pemuda berambut hitam yang menembus serangan Conflagrant Flame Bow dengan sebuah tehnik pedang yang ia lihat untuk pertama kalinya mengatakan sesuatu yang sulit ia percayai.

Para integrity knights tidak dipanggil dari Celestial World. Mereka adalah manusia yang lahir di Kerajaan Manusia, lalu dilatih menjadi knights dengan ingatan mereka tersegel.

Pemimpin tertinggi Administrator, simbol kebaikan, penguasa mutlak, dan perwujudan keadilan mutlak tak mungkin menipu semuua knights. Akan tetapi, pemuda tersebut mengalahkan Komandan Pasukan Knight Fanatio, Komandan Bercouli, dan Pemimpin Tetua Chudelkin, menembus lantai paling atas Kathedral Pusat, dan bahkan mengalahkkan Administrator. Sekelompok pemberontak tak mungkin bisa memiliki kekuatan seperti itu dalam pedang mereka.

Dia sejujurnya tahu sejak awal, sejak pertama kali ia bertarung dengan mereka. Tebasan pedang panjang mereka tidak mengandung suatu kebohongan ataupun muslihat.

Itu berarti pemilik tangan kecil yang ada di mimpinya bukanlah berasal dari Celestial World, tetapi dari dunia manusia di permukaan sana.

Deusolbert melakukan tindakan pertamanya semenjak ia menjadi seorang knight ketika mengetahui kebenaran. Dia memeluk cincin di tangan kirinya menuju dada ketika tetesan air mata mengalir turun dari kedua matanya.

Setelah semua, tak seperti integrity knights, orang-orang di Kerajaan Manusia akan meninggal di usia sekitar tujuh puluh tahun. Dengan kata lain, Deusolbert menyadari jika ia tidak akan pernah bertemu dengan orang yang memanggilnya, “sayang”.

Namun, dia menanggapi permohonan Komandan Knight Bercouli lalu menuju lokasi pertempuran besar akan terjadi.

Untuk melindungi dunia tempat ia tinggal dengan pemilik tangan kecil tersebut, menghiraukan betapa lama kejadian tersebut telah berlalu.

Itulah apa yang ingin ia katakan, apa yang memberikan kekuatan bagi Integrity Knight Deusolbert Synthesis Seven untuk berdiri disini tanpa berpindah tempat dihadapan pasukan besar dari tanah kegelapan adalah kekuatan dari suatu emosi yang seharusnya telah hilang darinya—«cinta».

Dan tanpa ia ketahui, Knight Fanatio dan Knight Eldrie juga berdiri disini untuk bertarung bersamanya dengan alasan melindungi seseorang yang mereka sayangi.

Deusolbert memindahkan tangan kanannya dari cincin tersebut dan menggenggam empat panah baja sekaligus dari tempat anak panah raksasa yang berada di tanah disisinya.

Dia mengatur anak panah tersebut dengan hati-hati menuju divine instrument miliknya, Conflagrant Flame Bow yang ia genggam secara horizontal.

Deusolbert hampir selesai mengucapkan incantation untuk armament full control art miliknya. Fanatio dan Eldrie akan menahan pengucapan milik mereka, tetapi tehnik rahasia milik Deusolbert tak bisa memperlihatkan kekuatannya jika kondisi menjadi terlalu heboh. Dengan ketetapan hati untuk mengurangi hampir separus life milik busur kesayangannya, Deusolbert mengambil nafas dalam dan mengucapkan kalimat akhir.

“Enhance armament!”

Warna merah tua.

Api raksasa dari busur perunggu memperingatkan para penyusup yang berjarak dua ratus mel jauhnya dalam warna merah cemerlang.

Keempat anak panah yang terpasang pada busur panah bersinar juga dalam api merah tua.

“—Aku Integrity Knight Deusolbert Synthesis Seven! Semua yang berdiri dihadapanku, kalian akan terbakah hangus sampai ke tulang-tulang kalian!!”

Meskipun kata-kata tersebut tidak meninggalkan kenangan apapun untuknya, dia pernah mengatakan namanya sendiri dengan cara yang hampir sama ketika ia membawa gadis kecil di daerah utara delapan tahun yang lalu. Namun, karena topeng baja tipis miliknya kini terlepas, suaranya lebih keras, menekan, dan nyaring.

Jari Deusolbert melepaskan busur yang menegang karena telah mencapai batasnya.

Zudoo!! Empat serangan api tertembak lurus dalam formasi radial sambil mengeluarkan deru.


Korban perang pertama yang nantinya dikenal sebagai «Peperangan Underworld» adalah pasukan goblin dataran rendah yang masuk dari sisi kiri lembah.

Pemimpin baru dari goblin dataran rendah, Shibori, tak memiliki kebijaksanaan dan rencana yang setara dengan pemimpin goblin gunung yang baru, Kosogi. Shibori hanyalah pemuda yang hanya mengandalkan badan dan kekuatannya. Seperti, ia mengimbangi melawan seorang integrity knight, kemudian memperoleh kekuatan yang mengesankan bahkan ketika sendiri, benar-benar tanpa persiapan dan hanya memerintah lima ribu pasukan dalam posisi yang tak bijaksana.

Empat panah api milik Deusolbert menembus kedalam formasi ketat tentara goblin dataran rendah dari bagian depan, mencapai potensi maksimal panah-panah tersebut. Seluruh empat puluh dua pasukan goblin dengan segera terbakar dalam serangan pertama dan memaksa sisa pasukan tersebar tak beraturan. Akan tetapi, karena posisi pasukan goblin tidak teratur dari awal, kebanyakan pasukan pemegang golok ini haus akan darah bahkan antar keluarga dan mereka tetap menerobos kedepan, mendorong teman-teman mereka yang bimbang ke samping.

Deusolbert merespon dengan menempatkan empat anak panah lainnya kedalam Conflagrant Flame Bow miliknya.

Kali ini ia tidak memisahkan jarak antar empat anak panah tersebut, ia menembakkan mereka dengan saling terikat.

Tombak conflagrant yang begitu besar menabrak tepat di tengah-tengah barisan dan menimbulkan ledakan yang menggetarkan. Banyak prajurit di posisi tengah terlempar tak karuan sambil berteriak. Korban dari serangan ini melebihi lima puluh, tetapi para goblin gunung masih menerobos maju.

Alaminya, mereka akan tetap maju. Dibelakang meraka, dua ratus orc dan seratus raksasa mengikuti dua ras goblin yang menjaga langkah satu sama lain dan berhenti adalah hal konyol karena para goblin akan terinjak oleh orc dan raksasa yang ukurannya lebih besar beberapa kali lipat dari mereka.

Sementara goblin dataran rendah kekurangan rencana. Tak seperti ketua goblin gunung yang baru, Kosogi. Para goblin dataran rendah menyimpan kemarahan dan dendam terhadap cemooh dan tindasan yang mereka alami sebagai ras yang paling lemah. Dan emosi tersebut diarahkan kepada orang-orang dari Kerajaan Manusia yang telah menjadi budak mereka dengan nama «ium putih» dalam bahasa goblin.

Mengangkat kapak perang kasar yang ia genggam dengan kedua tangannya yang lebih berotot dari rata-rata goblin lainnya, Ketua Shibori meneriakkan kata-kata bar-bar miliknya.

“Kalian semua! Bunuhlan si pemanah itu! Kepung dia, potong dia, bantinng dia!!”

“Orarara—!! Bunuh!! Bunuh!! Bunuh!!”

Teriakan pertempuran terdengar kembali dari lima ribu pasukan tanah kegelapan.


Deusolbert menghiraukan kemarahan dan rasa haus darah mereka tanpa berkata-kata karena ia melepaskan tembakan ketiga dengan menggunakan lima anak panah sekaligus. Jumlah goblin yang terbakar hingga menjadi abu melampaui lima puluh tetapi pasukan musuh tetap menerobos masuk.

Deusolbert menyimpan api Conflagrant Flame Bow karena jarak antara ia dan pasukan musuh kini telah mencapai lima puluh mel lalu mengganti mode panahnya menjadi tembakan biasa. Mengeluarkan panah baja dari tempat anak panah dengan kecepatan ganas, ia menembakkan tanpa mengincar target secara spesifik. Setiap panah menembus tiga goblin, atau setidaknya dua goblin.

Para penjaga berlari kedepan menuju sisi Deusolbert dengan menghunuskan pedang mereka.

“Lindungi tuan Knight! Jangan biarkan pedang musuh melukainya!!”

Seseorang yang berteriak seperti itu adalah seorang pemimpin penjaga muda yang baru berusia sekitar dua puluh atau lebih. Ia menggenggam pedang besar yang digenggam dengan kedua tangannya setelah melewati latihan keras dihadapan Deusolbert. Namun, ujung pedang tersebut agak bergetar sedikit.

Deusolbert berpikir untuk meminta mereka mundur dan tidak bertindak berlebihan. Ia tidak yakin jika penjaga muda ini bisa menahan pertarungan sesungguhnya dengan darah. Namun semangat, tehnik, dan tubuh mereka telah memiliki pengalaman karena bimbingan ketat dari para knight.

Akan tetapi, Deusolbert menarik nafas dan malah memberikan teriakan dalam.

“Maaf. Aku akan menyerahkan sisi kanan dan kiri pada kalian.”

“Serahkan itu pada kami!!”

Si ketua penjaga menunjukkan senyuman.

Detik berlalu.

Dan suara melengking yang dibuat ketika golok milik goblin dataran rendah berbenturan dengan pedang panjang milik pasukan penjaga untuk pertama kalinya terdengar.

* * *

Beberapa detik sebelumnya.

Di tengah-tengah ngarai, Komandan Pasukan Knight Fanatio Synthesis Two telah menunggu pasukan musuh dengan postur yang mungkin dianggap aneh oleh pengetahuan orang awam di dunia ini.

Dia berdiri dengan kedua kakinya terbuka agak lebar, dan tubuh bagian kirinya agak maju ke depan. Tangan kanannya, yang lurus dengan tinggi pundaknya menggenggam pangkal pedang divine instrument milknya, Heaven Piercing Sword. Akan tetapi, pedangnya dipegang secara horizontal dengan gagang bagian bawah secara terbalik.

Sementara itu, tangan kirinya diulurkan keluar ke depan, telapak tangannya mendukung pedang Heaven Piercing Sword. Jika Gabriel atau Vassago melihat posisi ini, mereka akan memiliki pikiran yang sama. Meraka akan berkata—Fanatio seperti seorang sniper yang siap menembakkan senapan.

Ini mungkin benar jika dirasakan. Fanatio menarik pasukan musuh yang maju selama mungkin sambil mengintai titik paling efektif.

Meskipun Conflagrant Flame Bow milik Deusolbert bisa diatuur luas jarak tembaknya, Heaven Piercing Sword miliknya hanya bisa terbatas menembakkan sebuah beam cahaya. Seperti, menembakkannya kearah pasukan musuh yang yang begitu banyak hanya akan memberikan sedikit dampak kerusakan.

Dia harus mengincar komandan yang entah dimana berada dalam pasukan musuh—salah satu dari Sepuluh Pemimpin Bangsawan Kerajaan Kegelapan.

Pasukan tanah kegelapan dipimpin oleh kekuatan dan ketakutan. Rata-rata pasukan musuh sangat setia mematuhi perintah yang diberikan komandannya dan mereka akan bertempur hingga akhir tanpa ada perubahan apapun. Tetapi memutar balikkan fakta tersebut, mereka akan kehilangan semua kepemimpinan karena kehilangan komandan mereka.

—Kami juga pernah sekali mengalaminya.

Fanatio memikirkan pikiran yang hebat dalam kepalanya.

Berita bahwa Pemimpin Tertinggi Administrator telah meninggal mengacaukan Integrity Knights Order dalam satu malam. Adalah kata-kata Bercouli yang mengijinkan para knight yang berada di puncak kekacauan untuk sadar.

—Bukankah misi kita, tujuan kita untuk hidup, untuk mematuhi perintah pemimpin tertinggi dan pemimpin tetua?

—Bukan. Kita hidup untuk melindungi apapun yang ada di Kerajaan Manusia.

—Selama kita memiliki maksud untuk melindungi, kita akan tetap menjadi knights hingga kita tewas.

Kenyataannya, tidak semua integrity knight memahami maksud Komandan Bercouli. Para knights yang bergabung dalam medan pertempuran ini hanya berjumlah kurang dari dua puluh.

Akan tetapi, mereka semua memiliki keinginan untuk bertarung hingga akhir bahkan jika mereka sendiri yang tersisa. Hal yang sama juga tampaknya terjadi pada lima ribu penjaga yang berkumpul disini, di tempat penuh kematian in. Itulah yang membedakan antara pasukan Dark Territory dengan mereka.

Fanatio memperlihatkan wajah yang tertutup topeng silvernya menuju pedang ang digenggam para penjaga lalu dengan tegas menatap pasukan musuh dengan mata terbuka.

Pasukan goblin menerobos masuk karena tanah semakin bergetar, kini pasukan tersebut telah mempersempit jarak antara mereka hingga ratusan mel. Deusolbert telah memulai serangannya dengan menggunakan armament full control art dan ledakan api mulai bermunculan dua hingga tiga kali dalam kekacauan ini.

Dia terlihat dalam cahaya ledakan—

Fanatio akhirnya telah menemukan targetnya.

Bayangan besar yang ada di tengah-tengah pasukan goblin yang saling berlarian, ia memerintah pasukan tersebut. Mereka adalah para raksasa, yang tubuhnya beberapa kali lebih besar dari tubuh manusia. Seseorang yang memimpin mereka memiliki badan besar serta lebih tinggi dari yang lain; ia tak salah lagi adalah Sigrosig, salah satu dari Sepuluh Pemimpin Bangsawan, seorang pemimpin yang pernah sekali ia lihat.

Para raksasa mungkin adalah ras yang senang berbangga, mungkin juga ras yang sangat sombong. Mereka mengukur kehebatan hanya berdasarkan ukuran tubuh, dan tampaknya di dalam diri mereka, mereka bahkan memandang rendah pemimpin sebenarnya dari tanah kegelapan, para manusia berkulit gelap.

Itu berarti menumbangkan pemimpin ras dengan sekali serang bahkan sebelum peperangan benar-benar dimulai akan menimbulkan kekacauan yang begitu besar.

Fanatio mengambil nafas dalam, menahannya, dan berbisik.

“Enhance armament.”

Cahaya putih, seterang Solus menelan pedang Heaven Piercing Sword dalam suara getaran rendah.

Fanatio secara akurat mengukurnya dengan lintasan yang telah ia perkirakan, mengincar Sigrosig yang berlari di kejauhan sambil berteriak.

“Tusuklah—cahaya!!”

Sword Art Online Vol 16 - 030.jpg

Zubaaaa!! Udara bergetar ketika cahaya panas menyilaukan berkumpul dari Solus menembus medan peperangan.

* * *

“…Telah dimulai…”

Integrity Knight Renri Synthesis Twenty-seven mendengarkan suara ledakan yang masih berlangsung dikejauhan sambil berbisik seperti itu.

Renri adalah salah satu dari tujuh knights berperingkat atas yang bertugas menjaga Kerajaan Manusia. Dengan kata lain, dapat dikatakan secara pribadi jika ia memiliki sedikit lebih banyak pengalaman berperang dibandingakn seluruh pasukan pertahanan.

Akan tetapi, kini ia membungkuk, memeluk lututnya, tidak berada di barisan terdepan dari Pasukan Pertahanan Manusua Kedua posisi sayap kiri dimana ia seharusnya berada tetapi kini ia berada di posisi belakang, kini ia berada di tenda kecil yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan dan persediaan.

Dia telah lari.

Setelah berlari dalam kebingungan beberapa menit sebelumnya sebelum peperangan dimulai, dia menyelinap kedalam tenda kosong dan terus menahan nafas dan menutup telinganya semenjak itu.

Alasan ia berkelakuan seperti itu adalah karena motif yang sama ketika ia ikut dalam pasukan pertahanan.

Sebuah kegagalan.

Dinilai oleh pemimpin tertinggi, Administrator, Renri tidak menunjukkan kerja nyata sebagai sebagai seorang integrity knight dan menghabiskan lima tahun dibekukan. Meskipun membuang dirinya sendiri menuju medan pertempuran agar mendapat kembali kebanggaannya, ia telah kalah melawan ketakutan miliknya sampai akhir.

Meskipun ingatan telah dihapus darinya, Renri dulunya seorang pemuda yang dapat dikatakan sebagai seorang swordsman pandai, tak terkalahkan oleh orang lain di Kerajaan Selatan Southacroith. Menuju ibukota Centoria pada usia tigabelas tahun, dengan gemilang ia memperoleh kemenangan dalam Turnamen Persatuan Empat Kerajaan di tahun berikutnya dan mendapat promosi menjadi seorang integrity knight.

Bahkan setelah kehilangan semua ingatannya karena «Synthesis Ritual» dan terbangun sebagai seorang knight, dia menunjukkan bakat yang mengagumkan menggunakan pedang. Mendaki peringkat hingga menjadi knight atas dengan kecepatan luar biasa, ia mendapat sebuah divine instrument dari pemimpin tertinggi.

Harta divine instrument di Kathedral Pusat tidak diberikan karena kehendak pemimpin tertinggi maupun khight itu sendiri. Faktanya, divine instrument-lah yang memilih penggunanya. Melalui semacam ikatan antara jiwa knight dengan ingatan divine instrument tersebut.

Ikatan antara Renri dan divine instrument miliknya, sebuah pisau lempar ganda «Twin Edged Wings» sangatlah kuat.

Namun, tak dapat dipercaya, Renri tak pernah membangunkannya. Dia tak pernah membangunkan bukti sebagai knight berangking tinggi, sebuah armament full control art, bahkan sekalipun.

Hal itu cukup membuat pemimpin tertinggi kehilangan minatnya terhadap Renri. Dengan Alice Synthesis Thirty menjadi seorang integrity knight setelahnya, arti keberadaannya seolah tertelan bakat mengagumkan milik Alice.

Hal tersebut sungguh tidak adil jika menyalahkan Renri. Setelah semua, bakat milik Alice semakin naik hingga mencapai posisi tiga dalam knight order dan ia cukup layak untuk mendapat divine instrument terkuat dan tertua, «Fragrant Olive Sword». Seolah belum cukup, Renri dilabel sebagai sebuah kegagalan dalam kehidupan nyata dan dipaksa tertidur dalam waktu yang lama.

Saat ketika ia diubah menjadi patung es oleh art «deep freeze» milik pemimpin tetua, apa yang hinggap ke dalam pikirannya adalah perasaan kekurangan.

Ia kekurangan hal terpenting bagi dirinya sendiri … itulah mengapa Renri tak bisa mengontrol Twin Edged Wings meskipun memiliki ikatan yang kuat.

Renri terbangun lagi setelah waktu telah lama berlalu.

Itu adalah tepat ketika insiden pemberontakan yang membuat Kathedral Pusat heboh. Dengan sebagian knight yang ada dikalahkan, bahkan termasuk Komandan Knight Bercouli, dan nasib Alice, kartu as mereka tak jelas keberaddaannya, Pemimpin Tetua Chudelkin menyadari waktu yang pas untuk mencairkan Renri.

Akan tetapi, Renri tidak menjalankan kewajibannya kali ini dengan baik. Chudelkin dan Pemimpin Tertinggi Administrator telah kalah sebelum Renri terbangun sepenuhnya dan apa yang matanya tangkap setelah ia bisa menggerakkan tubuhnya adalah Integrity Knights Order dalam kekacauan penuh.

Permintaan untuk ikut serta dalam misi untuk melawan invasi berskala besar dari tanah kegelapan datang dari Bercouli yang kini memimpin menggantikan posisi Pemimpin Tertinggi.

Renri merasa para knight posisi atas yang menanggapi permintaan tersebut, seperti Fanatio, Deusolbert, ataupun Alice, bersinar semakin terang meskipun pernah mengalami kekalahan.

Renri berpikir mungkin ia akan memahaminya jika ia ikut bersama mereka. Ia mungkin memehami apa kekurangannya. Mengapa divine instrument miliknya tidak menjawab perasaannya.

Bergemetar di pojok ruangan, Renri dengan takut berdiri dan mengangkat tangannya. Bercouli meletakkan tangan besarnya ke pundak Renri dengan anggukan kuat dan hanya berkata satu kalimat padanya. Yaitu bahwa Bercouli mengandalkannya.

Meskipun seperti itu.

Tekanan yang ia rasakan dalam pertempuran pertamanya, atau pertempuran sesungguhnya lebih melampaui perkiraannya dikejauhan. Nafsu dan rasa haus darah dari pasukan tanah kegelapan yang berjarak ribuan mel sampai pada dirinya seperti besi panas dan Renri melarikan diri sebelum ia menyadarinya.

—Berdiri. Aku harus kembali menuju posisiku. Jika aku tidak bertarung sekarang, aku akan tetap menjadi sebuah kegagalan selamanya.

Renri pasti telah menyemangati dirinya berkali-kali didalam tenda yang ia susupi.

Namun, getaran berat dan teriakan peperangan sejak dimulainya peperangan membuatnya masih memeluk kedua kakinya.

“……Telah dimulai……”

Renri sekali lagi membisikkan kalimat tersebut.

Sepasang pisau lempar yang terpasang pada sisi pinggangnya bergoyang-goyang seolah mengutuk pemiliknya.

Tetapi ia tak bisa kembali sekarang. Ekspresi macam apa yang bisa ia buat dihadapan komandan knight dan para penjaga yang percaya padanya?

—Takkan ada yang berubah jika ia berada disana. Seorang knight peringkat atas yang tak bisa menggunakan armament full control art hanya kan menjadi pengganggu.

Pemikiran itu terdengar sebagai alasan yang terlintas dalam pikirannya lalu Renri menenggelamkan kepalanya semakin dalam diantara kedua lututnya.

Itu terjadi ketika suara lemah sampai ke telinga Renri dari pintu masuk tenda, mengirimkan keterkejutan ke seluruh tubuhnya.

“Tiezé, bagaimana kalau disini?”

Renri bergemetar hingga menggigil, benar-benar tak eperti seorang knight, bertanya-tanya jika mereka mencarinya, kemudian ia mendengar suara lain membalasnya. Kedua suara tersebut tampaknya milik gadis muda.

“Boleh juga, tenda ini sepertinya cukup layak, Ronye. Ayo sembunyikan senpai disini dan mari jaga pintu masuknya.”

* * *

Pemimpin raksasa, Sigrosig, adalah seorang prajurit legenda dengan jenggot perunggu dan rambut acak-acakan, sebuah tubuh kuat setinggi bukit namun penuh bekas luka tak terhitung banyaknya.

Mereka, para raksasa adalah ras yang menggambarkan hukum murni dari Tanah Kegelapan, «Yang kuat menjadi penguasa ». dengan setiap dari mereka menyaring setiap kemunngkinan dari kekuatan, keahlian, dan nyali sejauh yang mereka ingat, cara hidup mereka lebih keras daripada Dark Knight Order. Meskipun tempat hidup para raksasa berada di dataran tinggi pada wilayah barat dari Tanah Kegelapan, berbagai macam jenis binatang besar dan binatang magis yang seharusnya banyak muncul disana dengan cepat habis berkurang. Para raksasa dengan seksama memburu mereka sebagai target untuk ritual penerimaan.

Mengapa mereka bertindak sejauh itu untuk mencari kekuatan?

Jika mereka tidak melakukannya, jiwa mereka, «fluct lights» milik mereka akan hancur.

Ke empat ras demi-human yang berada di Tanah Kegelapan akan musnah, karena «soul prototype» yang menahannya bukanlah daging manusia. Sebuah pengaman mental seharusnya dibutuhkan untuk melindunngi kehancuran jiwa seseorang.

Contohnya saja, goblin menahan diri tentang masalah ketidakberdayaan mereka, karena terlahir dalam postur kecil dan mengubah hal tersebut menjadi kekuatan kemarahan dan kebencian terhadap manusia.

Para raksasa sebaliknya, mereka menahan fakta karena terlahir sebagai manusia namun memiliki kekuatan yang lebih dari seorang manusia . Setiap raksasa tak akan pernah kalah setidaknya melawan manusia dalam pertempuran satu lawan satu. Itulah yang menjadi darar pemikiran mereka, sebuah peraturan sebenarnya. Itulah sebabnya mereka mengadakan upacara penerimaan ketika masih muda, menaikkan priority masing-masing individu bahkan jika itu berarti mengurangi jumlah ras mereka.

Misalnya—

Ratusan prajurit raksasa dipanggil dalam medan perang, berlawanan dengan sifat alami mereka, keinginan bertempur mereka akan cepat mendidih. Bagi Raksasa yang terlahir setelah masa « Jaman Perang Besi Dan Darah », peperangan ini akan menjadi pertarungan besar pertama mereka.

Pemimpin ras mereka, Sigrosig, berpikir tak serius.

Bahwa para raksasa anak membunuh seluruh prajurit musuh hanya dengan serangan pertama dan dengan segera mengakhiri peperangan.

Mereka tidak akan mendapat kesempatan untuk maju kedepan sebagain pasukan utama : Dark Knight Order, Guild Pengguna Art Kegelapan, dan Guild Pertempuran Tangan Kosong karena telah ditentukan oleh Kaisar Vector. Dengan memperoleh kemenangan tanpa bantuan guild lainnya, para raksasa akan benar-benar menjadi ras yang paling kuat.

Ketika slave skull memberikan perintah pada Sigrosig yang mengertakkan rahangnya, mengakatan kembali perintah kaisar untuk menyerang, Sigrosig merasa luka lama yang ada di seluruh tubuhnya tiba-tiiba memanas. Dia berpikir jika luka itu adalah bukti dari kekuatan binatang-binatang magis yang tak terhitung jumlahnya telah ia cabik-cabik dengan kedua tangannya kini tersalurkan dalam dirinya.

“Injak mereka!!”

Perintah keras miliknya hanya berisi satu kalimat.

Itu sudah cukup. Mengayunkan palu raksasa dengan tangan kanannya dan membuat suara getaran bersama para prajurit pemberani yang ada di sekitarnya, Sigrosig memulai serangannya.

Pasukan dari Kerajaan Manusia benar-benar rapat dalam lembah di depan sana.

Bagi raksasa berukuran tiga setengah meter, mereka tak jauh berbeda seperti seorang goblin. Pedang yang dikenakan mereka lebih pendek dari naga sisik batu yang baru saja lahir.

Para raksasa akan menghancurkan, menyepak, dan mencabik-cabik mereka hingga akhir.

Lintasan yang membawa kebencian milik Sigrosig semakin memerah dan menimbulkan percikan kesenangan. Dagu persegi miliknya mengekspresikan senyuman brutal.

Pada saat itu.

Sebuah sensasi terasa, namun tidak dikenal mengalir hingga pungguungnya.

Dingin. Mati rasa. Seperti ditembus oleh jarum es.

Sigrosig telah merasakan sensasi ini di masa lalu. Dalam «Lembah Pelarian» tak jauh dari desa tempat ia tinggal. Percobaan pertamanya. Ketika ia mencoba mencuri telur burung, di saat itu sang induk menukik kebawah dari atas...

Sigrosig melanjutkan serangannya sambil melebarkan matanya untuk mencari sumber sensasi ini.

Dia melihat sosok manusia kecil di barisan depan Tentara Pertahanan Kerajaan Manusia, sosok tersebt tepat berada dalam ngarai tersebut. Sosok langsing dengan rambut hitam panjang. Seorang wanita—seorang knoght yang mengenakan armor berwarna silver.

Dia pernah sekali melihat knight penunggang naga dari Kerajaan Manusia yang terbang dibalik Puncak barisan Pegunungan. Sigrosig berpikir untuk menghancurkannya jika ia mendarat, tetapi knight tersebut terbang seberputar sekitar dua hingga tiga kali di langit.

Orang itu tak berharga.

Meskipun begitu. Dalam mata hitam si knight wanita ini.

Sigrosig merasakan semangat dari pandangannya meskipun mereka terpisah hampir tiga ratus mel jauhnya. Kekhawatiran ataukah rasa takut yang seharusnya ada saat ini kini menghilang, bagaikan noda garam yang terjatuh dalam panci air panas.

Malahan, Sigrosig merasakan dingin dari mengetahui dan mengincar satu mangsa.

…Dia memburunya?

Memburunya, Sigrosig, si pemimpin raksasa dan prajurit hebat dari lima ras Kerajaan Kegelapan?

“Hgg……”

Jeritan kecil yang tak cocok dengan ekspresinya keluar dari dalam tenggorokan milik Sigrosig.

Kekuatan meninggalkan kedua kakinyaa dan palu raksasa di tangan kanannya benar-benar terasa berat. Posisi Sigrosig kini jatuh seolah ia tersandung.

Dalam sekejap.

Zubaaa!! Sebuah sinar yang terbuat dari cahaya tertembak dari pedang milik knight perempuan tersebut dengan suara deru yang tak pernah ia dengar sebelumnya. Sinar tersebut menembus dada bagian kanan raksasa yang berlari di depan Sigrosig tanpa ada perlawanan.

Jika Sigrosig tidak tersandung, cahaya itu mungkin akan meledakkan jantungnya.

Malahan, cahaya tersebut melelehkan bagian rambut merah yang terurai dan dekorasi gigi di telinga kanannya.

Menembus dua bawahan yang berlari di belakangnya, cahaya tersebut menghilang dalam bintik cahaya, menyisakan luka fatal korbannya.

Kesadaran Sigrosig terasa sulit menerima kenyataan jika tiga raksasa yang kehilangan Life mereka secara tiba-tiba, dan ia berasa bagaikan batang kayu yang tak bergerak. Bahkan panas yang membakar sisi kanan kepalanya bagaikan sengatan serangga kecil dibandingkan emosi yang menyerangnya.

Itu, singkatnya, sebuah teror.

Sigrosig dengan malu uduk di barisan belakang ketika rahangnya bergetar.

Bahkan ketika ia menyaksikan kehebohan pemberontakan Jendral Kegelapan Shasta. Ia sempat terkejut, tetappi tidak merasakan rasa takut. Orang-orang yang Shasta bunuh dalam tornado hitam tak lain hanyalah asasin lemah dan tiga goblin. Meskipu ia mengakui kekuatan Kaisar Vector, ia tak memiliki persoalan jika manusia adalah dewa dari masa lampau.

Namun mengapa haya seorang khight wanita memberikan ketakutan pada dirinya?

Sigrosig tak bisa menahan rasa lumpuh karena rasa takut pada manusia yang menjadi lawannya.

“Tidak… Tidak, tidak, tidak…”

Asap keluar dari rambut yang terbakar ketika pemimpin raksasa tersebut merintih.

Tak mungkin. Dia tak mungkin ketakutan. Kembang api putih bermunculan dalam pikirannya sebagai rasa sakit yang luar biasa semakin keras ia menolaknya. Mulut dan lidahnya membuat ejekan dengan cepat, memuntahkan kata-kata yang tak bisa di disela sebagai suara aneh.

“Tidaktidaktidaktidak, bunuh, bunuh, bunuhbunuhbunuhnuhnuhnuhnuh, nuhnuhnuhnuhunuh.”

Dalam sekejap, «Inti»—dirinya sebagai yang terkuat—yang mengakar dalam pusat fluct light milik Sigrosig lumpuh dalam rasa takut karena «situasi» konflik yang tak dapat dihindari ini, membawa keruntuhan dari lintasan quantum cahaya didalam light cube miliknya.

Kedua mata raksasa ini mengeluarkan cahaya merah tua.

“Unuh, Unuh, nuh—————”

Ketika prajurit ras raksasa menyaksikan peristiwa ini dalam keterkejutan dari sekitarnya, Sigrosig melepaskan kekuatannya.

Mengayunkan palu perang raksasa miliknya seolah itu adalah ranting kecil, Sigrosig memulai kembali serangannya dengan tenaga menggetarkan.

Menerbangkan mereka yang berasal dari ras yang sama ke sisi kiri dan kanan, dia melewati pasukan goblin yang berangkat terlebih dahulu. Suara serak dan jeritan masih terus berlanjut tertelan dari kakinya dan mendorong mereka yang menghambat lajunya, tetapi para raksasa tidak lagi merasakan kesadaran milik Sigrosig karena telah hancur.

Perintah membunuh knight wanita tersebut terus berbunyi dalam pusat kepalanya seperti sebuah lonceng yang rusak.

* * *

Pada akhirnya, pemimpin goblin dataran rendah dan raksasa meremehkan sosok yang dikenal sebagai integrity knights.

Akan tetapi, ketua goblin gunung, Kosogi, yang memimpin pasukan terdepan bagian sayap kanan benar-benar berbeda. Dia telah membayar mahal untuk mempelajari kekuatan militer yang dimiliki integrity knights belum lama ini.

Penggalian gua yang terkubur di bagian utara dari puncak barisan pegunungan dan invasi di Desa Ruild oleh pasukan goblin dan orc telah direncanakan oleh Kosogi. Meskipun ia tetap berada di Istana Obsidia, dia telah mendanai pasukan milik ketiga saudaranya, lalu menghasut ras orc dan akhirnya mengatur rencana penyerangan.

Namun. Rencana tersebut berakhir dalam sebuah kegagalan. Beberapa prajurit yang bisa melarikan diri hidup-hidup menceritakan cerita yang sungguh tak masuk akal di depan Kosogi yang terheran mendengar informasi jika pasukan benar-benar dibasmi, saudaranya terbunuh dalam pertarungan.

Menurut mereka, pasukan gabungan yang terdiri dari dua ratus goblin dan orc dibuat kabur oleh seorang knight dan seekor naga terbang.

Sulit baginya untuk memaahami, Kosogi tidaklah bodoh untuk memahami pelajaran dari banyaknya korban dari penyerangan tersebut. Dia memutuskan untuk tidak lagi melakukan kebodohan dengan menantang langsung integrity knights dari Kerajaan Manusia.

Namun, dalam invasi besar kali ini, peran yang diberikan goblin gunung oleh Kaisar Vektor adalah menyerang secara langsung.

Pemimpin Pengguna Dark Art, Dee Ai El pastilah waspada terhadap kemampuan memattikan dari integrity knights. Itulah mengapa ia menguusulkan rencana seperti ini kepada kaisar. Untuk menggunakan goblin, orc, dan raksasa agar menciptakan pertempuran tak teratur di dalam lembah sebelum membumi hanguskan mereka semua bersama integrity knights.

Mereka mungkin hanya mematuhi jika rencana milik Dee diterima oleh kaisar. Kosogi berpikir keras menggunakan otaknya selama tiga hari tiga malam. Bagaimana ia bisa mematuhi perintah selama perubahan rencana sambil lari dari rahang kematian milik integrity knights yang berada di depan dan pengguna art kegelapan di belakang mereka.

Rencana cerdik yang ia inginkan berasal dari bola kecil keabu-abuan yang dibagikan oleh temannya.

Diarahkan menuju lembah ketika kaisar memberikan perintahnya, Kosogi menemukan integrity knight tinggi menggunakan armor gemerlap di depan sana.

Meskipun dia bukan Alice Synthesis Thirty yang menghancurkan pasukan penyerbu di Desa Ruild, tetapi dia adalah muridnya, Eldrie Synthesis Thirty-one. Kosogi tak bisa membedakan keduanya. Karena mereka adalah iblis pencabut nyawa tanpa ampun bagi ras goblin.

“Baiklah… lemparkan mereka!!”

Kosogi memberikan perintah baru ketika mereka sampai pada jarak lima puluh mel dari knight tersebut.

Pada saat yang sama, dia menghancurkan bola kecil yang digenggam dengan tangan kirinya.

Api kecil keluar dari bola yang hancur dengan suara retakan. Tentu saja, itu bukanlah semacam bubuk mesiu. Underworld, hingga saat ini, tidak memiliki objek yang setara dengan tingkat peradaban masa ini.

Secara serempak, itu juga bukanlah thermal element yang diciptakan oleh art. Apa yang dimasukkan kedalam bola tersebut adalah kumbang kecil yang dikenal dengan nama «Firestarter Beetles», mereka tinggal menyendiri di atas gunung api pada tanah kegelapan bagian utara, sebuah tanah suci bagi goblin gunung. Mereka akan menyebarkan api panas dan membakar tangan seseorang jika teremas secara tak sengaja.

Bola abu-abu yang membungkus firestarter beetles juga berasal dari daerah utara, bola tersebut dibentuk dengan mengeringkan semacam lumut di atas matahari, meremas-remas bubuk yang dihasilkan, lalu mengeringkannya sekali lagi. Bola tersebut menghasilkan banyak asap jika dibakar sekali lagi, bola ini sebenarnya digunakan sebagai sebuah penanda. Akan tetapi, melalui tekhnik milik Guild Assassins, Kosogi telah menerapkan efek objek ini sepuluh kali lipat.

Sebagai hasilnya—

Bola lumut yang dilemparkan Kosogi dan teman-temannya secara bersama menjadi semacam granat asap. Terbakar oleh firestarter beetles, bola tersebut menyebarkan asap tebal yang menutupi hingga hidung seseorang bahkan menyelimuti separuh lembah dari timur hingga barat.

Bahkan bagi goblin yang memiliki penglihatan malam yang begitu baik tak akan bisa bertarung dengan leluasa di dalam asap ini.

Namun, rencana Kosogi bukanlah mengalahkan musuh dengan menyelinap ke dalam asap. Secara tiba-tiba sebelum masuk ke dalam tebalnya asap, Kosogi meneriakkan perintah ketiga miliknya.

“Kalian semua, lariiiiii!!”

Mengembalikan pisau gunung miliknya sekali lagi, ia menapakkan kedua tangan miliknya ke atas tanah. Dengan postur kecilnya, para goblin tidak lebih tinggi dari kaki manusia ketika merayap menggunakan empat kaki. Asap tersebut sedikit dekat dengan permukaan tanah sehingga posisi para prajurit bisa terlihat cukup jelas.

Lima ribu pasukan goblin gunung yang dipimpin oleh Kosogi benar-benar menghiraukan Eldrie dan para penjaga lalu semakin menyelinap ke belakang musuh dari lembah tersebut.

Perintah kaisar adalah untuk menembus pasukan musuh. Perintah itu tidak menyebutkan target spesifik. Kosogi membuat sebuah rencana untuk melewati pasukan utama musuh, khusunya integrity knights tanpa beradu senjata dengan mereka dan mereka berencana untuk menyerang pasukan bantuan yang ada di belakang.

Dengan menyelinap dari garis depan, mereka akan menghindari serangan gabungan dari pengguna dark art dan orc pemanah yang akan menghujani mereka dari belakang. Mereka akan kembali dan menghabisi para integrity knights dan pasukan penjaga setelah hujan api dan panah mengurus mereka, ataupun mereka bisa lari kedalam Kerajaan Manusia.

Lalu, diantara tiga penyerangan pembuka di lembah yang ratusan mel jauh disana, sisi sebelah utara tidak terjadi pertumpahan darah sama sekali.

Tepat ketika pasukan kedua dari Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia berjaga dibelakang Eldrie akhirnya menyadari hilangnya integrity knight peringkat atas yang memerintah mereka, Renri Synthesis Twenty-seven.

* * *

Korban pertama dari Pasukan Pertahanan adalah seorang penjaga tua yang bertempur di sisi Deusolbert pada sayap kanan di garis depan.

Dia tidak berhasil menghentikan kampak yang dilempar goblin menggunakan perisainya.

Dia adalah bangsawan rendah yang telah lama memimpin pasukan di dalam pasukan penjaga Kerajaan Barat Wesdarath. Meskipun ia memiliki kemampuan berpedang, dia tak bisa tertolong karena kampak tersebut tertancap dalam lehernya dan mengakibatkan luka yang benar-benar fatal. Bahkan art penyembuh yang dilakukan regu ascetics yang berjaga dibelakang tak akan bisa menyembuhkan luka tersebut.

Deusolbert sempat menghentikan tembakan acaknya tiba-tiba dan melakukan art penyembuh beranking tinggi pada penjaga tua ini. Akan tetapi, si penjaga menggelengkan kepalanya dan berteriak penuh semangat sambil bermuntahkan darah.

“Tak boleh!! Ini, adalah, sacred task milik seorang yang sudah tua dan Life… berharga milik knight, aku mempercayaimu… dengan rumah kami……”

Beberapa saat kemudian, si penjaga tua menghembuskan nafasnya yang terakhir lalu apa yang tertinggal dari tenaga hidupnya dilepaskan menjadi tenaga sumber daya.

Deusolbert menunduk dan menembak goblin yang melemparkan kampak tadi menggunakan api dari Conflagrant Flame Bow yang diperkuat oleh life si penjaga tua tadi.

Para penjaga dari Pasukan Pertahanan banyak yang berjatuhan juga setelahnya. Sepuluh dari jumlah itu diantaranya juga demi-humans yang kehilangan nyawanya, karena mereka mematuhi perintah untuk tetap menembus musuh hingga akhir.

Banyak limpahan sumber daya Life yang tersebar dalam medan pertempuran ini bagaikan bintik-bintik cahaya—

Dikejauhan, di atas langit pada lembah pertempuran ini.

Seekor naga terbang melayang-layang dibawah langit malam.

Berputar-putar seolah dia bersatu dengan integrity knight yang mengenakan armor emas yang berdiri di punggungnya.

* * *

Ia tak memiliki waktu dan tempat untuk bersembunyi.

Renri memojokkan punggungnya ke dalam kegelapan di sudut tenda persediaan makanan sambil melingkarkan tangannya ke kaki dan menunggu untuk dihampiri sosok diluar tenda.

Cahaya matahari dari luar akhirnya menerangi sosok gadis yang tampaknya berusia sekitar limabelas atau enambelas tahun. Salah satunya memiliki rambut merah pekat sementara yang satunya memiliki rambut kecoklatan. Mereka mengenakan armor ringan diatas baju dan rok keabu-abuan yang tampaknya adalah seragam akademi. Pedang lurus tipis bergantung pada bagian kiri pinggang mereka. Ia tak mengingat pernah menjumpai wajah mereka, tetapi tampaknya mereka adalah penjaga dari rakyat biasa dibandingjan seorang knight, menilai dari kualitas equipment mereka.

Apa yang tampaknya salah tempat adalah kursi logam yang didorong oleh gaddis berambut coklat. Seorang pemuda berambut hitam duduk diatasnya, dipapah menggunakan empat roda dibandingkan berjalan menggunakan kaki, kepalanya memandang bawah. Mata Renri tertarik menuju wajahnya.

Berusia sekitar dua puluhan? Tidak hanya tubuhnya sangat kurus, lengan kanannya juga tak ada di bagian pundaknya. Renri hanya bisa berpikir jika dia lebih lemah darimada gadis-gadis ini dengan sekali pandang. Akan tetapi, Renri memahami secara bersamaan jika dua buah pedang panjang yang digenggam erat oleh tangan kiri si pemuda ini—memiliki aura yang hebat meskipun dalam kondisi tertutupi sarung pedang—adalah divine instruments, mungkin berangking lebih tinggi dari Twin Edged Wings miliknya.

Bagaimana itu mungkin? Bahkan jika ia menghiraukan bagaimana pemuda itu memperolehnya, divine instrument memerlukan kekuatan fisik yang setara dengan kekuatan fisik seorang integrity knights, untuk memangku divine instrument seperti itu. Namun, si pemuda yang memiliki tatapan kosong tak mungkin memiliki kekuatan semaccam itu.

Ia berpikir sampai titik itu ketika para gadis menyadari jika Renri meringkuk didalam kegelapan, menggigil setelah menarik nafas panjang.

Tampaknya butuh beberapa detik sebelum si gadis berambut merah menjangkau gagang pedang miliknya dengan tangan kanannya.

Renri berbicara dengan suara serak sebelum ia mencabut pedangnya.

“Aku bukan musuhmu… maaf membuatmu takut. Bolehkan aku berdiri? Aku akan mengangkat tanganku.”

“…Teruskan.”

Menunggu hingga si gadis menjawab dengan suara kaku, Renri kemudian berdiri. Setelah mengambil satu langkah, dua langkah kedepan dengan kedua tangan diangkat keatas, cahaya yang masuk dari atap menyinari armor tingkat atas miliknya dan sebuah divine menggantung di kedua sisi pinggangnyat. Para gadis secara kaku menelan ludah dan berdiri tegas secara cepat. Tangan kanan mereka meninggalkan pedang dan kursi roda itu, lalu membuat sebuah tanda hormat di depan dada mereka.

“Kn… knight yang terhormat! Kami benar-benar minta maaf!”

Renri menggelengkan kepalanya dan memotong permintaan maaf si gadis berambut merah dengan wajah pucat.

“Tidak… ini salahku karena menatapmu. Terlebih lagi, aku… bukan lagi seorang integrity knight…”

Meskipun separuh ucapan tadi adalah sebuah bisikan, para gadis mengedipkan mata dengan tatapan bertany-tanya. Kebingungan mereka muncul tanpa sebuah kejutan. Jubah putih yang berada di punggung dan tanda silang yang bersatu dengan sebuah cincin, lambang Gereja Axiom yang ada di dada, menjadi sebuah bukti jika ia adalah seorang integrity knight.

Renri mengarahkan jari tangan kanannya ke arah dada, seolah hendak menyembunyikan kenyataan dengan ucapan dari mulutnya.

“Aku meninggalkan posisiku berjaga dan kabur sebelumnya. Pertempuran telah dimulai di garis depan. Mungkin sedang terjadi kekacauan pada pasukan yang aku komando saat ini. Pasti akulah penyebabnya. Dan mengetahui semua itu, aku tak bisa berpindah dari tempat ini; bagaimana mungkin aku menjadi seorang knight?”

Dia menggigit bibirnya sambil menatap atas.

Dia menatap dirinya dengan mata terbuka, dengan warna musim gugur milik gadis berambut merah.

Rambut abu-abu turun dari atas dahinya. Pipi bulat milik mereka. Dan dua mata feminim itu bagaikan sebuah cambukan, kekurangan keuletan semua knight— sebuah kegagalan bagi seorang knight, melekat selamanya pada gadis yang berumur lima belas tahun.

Itu terjadi ketika Renri dengan cepat memalingkan matanya dari sosok yang ia pandang.

Si gadis berambut merah menutup mulutnya dengan tangan seolah dia terserang oleh sumber lain keterkejutan

“……?”

Renri mengerutkan dahi dalam kecurigaan terhadap gadis yang kini memalingkan matanya dan menggelengkan kepalannya sedikit.

“M-Maaf, bukan apa-apa…”

Menggantikan posisi gadis berambut merah yang melanjutkan menatap bawah, gadis berambut coklat gelap yang dari tadi terdiam kini melangkah kedepan dan enyatakan namanya dengan nada sungguh-sungguh.

“Kami meminta maaf karena tidak memperkenalkan diri sebelumnya. Kami berasal dari pasukan persediaan, Saya adalah Novice Trainee Ronye Arabel dan ini adalah Novice Trainee Tiezé Shtolienen. Dan ini adalah… Elite Swordsman-in-training Kirito.

«Kirito».

Renri mengeluarkan suara rendah karena terkejut mendengar nama itu.

Renri mengenalnya. Bukankah dia adalah salah satu dari dua pemberontak yang menerjang Central Cathedral setengah tahun yang lalu? Dia adalah penyebab terganggunya pencairan Renri dari kondisi beku, seseorang yang ia lewatkan untuk bertarung karena keterlambatan banggunnya.

Itu berarti orang ini adalah pendekar pedang yang telah berhasil mengalahkan pemimpin tertinggi, Administrator? Apakah lengan kanannya yang hilang disebabkan oleh pertarungan tersebut?

Renri menarik kakinya ke belakang, merasakan tekanan yang tak bisa ia tahan setelah melihat pemuda dengan tatapan kosong ini. Tak memperlihatkan tanda-tanda mereka menatap gerakan itu, si gadis yang tampaknya bernama Ronye melanjutkan percakapan dengan nada nyaring.

“Erm… Saya tak bisa berkomentar tentang keadaan peperangan, knight terhormat. Sementara kami berada dalam Pasukan Pertahanan, kami juga tetap berada di bagian belakang tanpa bisa bertarung di garis depan.… Katanya, itu adalah tanggung jawab kita semua. Kami ditugaskan oleh Knight Alice untuk melindungi pemuda ini dengan cara apapun …”

Alice. —Alice Synthesis Thirty.

Si knight muda berbakat, sungguh berbeda sekali dengan Renri dari segala segi. Dia seharusnya menyiapkan rencana rahasia Pasukan Pertahanan pada saat ini, sebuah art skala besar yang akan dilakukannya sendiri digaris depan.

Pikiran tersebut terlintas, disiksa oleh emosi semacam itu membuat Renri semakin terlihat kecil, Novice Trainee Arabel menambahkan kata-katanya dengan tatapan putus asa.

“Knight yang terhormat, saya meminta maaf jika saya melampaui batasku … tetapi bisakah anda membantu kami? Sejujurnya kami berdua cukup kesulitan untuk mengalahkan seorang goblin. Kami harust… kami harus menjaga Kirito-senpai tetap aman!”

Renri menyipitkan matanya karena cahaya yang ada di mata Ronye.

Renri berpikir jika itu adalah cahaya bagi mereka yang bersungguh-sungguh menjalankan misinya dalam hati, ketetapan untuk melaksanakan misi bahkan jika itu beerarti membuang hidup mereka.

—Dimana aku meninggalkan punyaku, sejak kapan seorang gadis novice trainee yang bahkan belum lulus memiliki tekad seperti itu? Atau mungkinkaah aku tidak memilikinya sejak pertama kali aku terbangun sebagai seorang integrity knight di Kerajaan Manusia ini…?

Renri mendengar suara serak yag menggelitik dari mulutnya sendiri.

“Kalian seharusnya aman disini… aku rasa. Komandan Knight Bercouli yang hebat adalah orang yang memimpin Pasukan Pertahanan Kedua dan jika sesuatu melewati penjagaannya, itu berarti akhir bagi Dunia Manusia. Semuanya akan berakhir kemanapun kamu pergi. Aku berencana untuk duduk disini hingga pertempuran berakhir. Aku tak ingin menghalangi kalian jika kalian ingin tetap berada disini …”

Setelah perkataannya hilang dengan nafasnya yang tak bersuara, Renri kembali duduk lebih dalam menuju tenda.

Itu terjadi setelahnya—

Bom asap yang dilempar oleh Kosogi, pemimpin goblin gunung pada sayap kiri yang dijaga oleh Integrity Knight Eldri kini meledak. Mengambil kesempatan tersebut karena asap semakin mengepul, bagaikan banjir, para goblin mulai menyelinap melewati garis pertahanan.

Baik Renri atau dua gadis novice trainees tidak mengetahui jika tujuan sebenarnya mereka adalah memusnahkan persediaan Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia yang berada di bagian paling belakang.

* * *

Proses menuju kehancuran dengan cepat merusak kumpulan quantum cahaya yang membangun nyawa tersebut, fluct light milik Sigrosig, pemimpin ras raksasa.

Akan tetapi, karena dampak kerusakan parah hanya terjadi pada beberapa bagian saja ketimbang seluruhnya, ada jeda sebelum fluct light miliknya berhenti berfungsi. Di sisi lain, fenomena tersebut menimbulkan beberapa «efek samping».

Dengan rasa benci dan haus darah yang Sigrosig tujukan kepada manusia selama bertahun-tahun kini dikeluarkan semua, rasa tersebut mengalir ke dalam fluct light miliknya dan sampai pada light cube yang menyimpan jiwa Wakil Komandan Knight Fanatio melalui «Main Visualizer» yang mengatur Light Cube Cluster.

Kendali langsung menggunakan imajinasi. Kekuatan yang disebut «incarnation» oleh para integrity knights, tubuh Fanatio yang biasanya bergerak leluasa kini mematung meskipun ia memiliki penalaman yang cukup panjang.

Menyerang dari depan dengan sosok besarnya yang mencapai empat mel sambil menimbulkan getaran, pemimpin raksasa mengayunkan palu raksasa yang digenggam tangan kanannya tinggii-tinggi.

—Mengapa dia masih bisa bergerak!?

Fanatio berpikir seperti itu untuk mengembalikan kedua kakinya yang tak bisa bergerak, tetapi dia tak bisa mengepalkan tinjunya untuk melakukannya.

Bahkan jika pemimpin ras raksasa adalah lawannya, Wakil Komandan dari Integrity Knights Order tak akan menggigil hanya dengan tatapan seperti itu.

Fanatio berkata seperti iti pada dirinya sendiri, tetapi tubuhnya masih terasa membeku dalam posisinya ketika menembakkan cahaya dengan kaki kanannya menyentuh tanah.

Ketika pertandingan melawan Komandan Knight Bercouli, dia tak dapat menyentuh tanah dengan pedangnya dalam posisi siap—ia pernah mengalami situasi semacam itu. Akan tetapi, kejadian ini benar-benar berbeda dengan rasa sakit dari Komandan Knight yang menyelubunginya. Rasa sakit, seperti dicambuk oleh duri besi yang menusuk kulitnya secara terus menerus.

Si pemimpin ras raksasa, Sigrosig, meneriakkan teriakan aneh ketika ia menendang goblin-goblin dan orc yang seharusnya menjadi sekutu dan ia semakin mendekat. Memotong jarak hingga dibawah limabelas mel. Dia akan menantang satu lawan satu: seperti itulah yang seharusnya terjadi.

Diantara sepuluh pemimpin bangsawan di Kerajaan Kegelapan, Fanatio mungkin hanya mengakui kekuatan dari pemimpin Dark Knights Order, Shasta. Dalam sebuah pertarungan sebelumnya, helm milik Fanatio retak di akhir pertarungan sengit yang berlangsung selama tigapuluh menit dan ia merasakan penghinaan ketika Shasta menarik pedangnya setelah melihat wajah Fanatio.

Akan tetapi, dia tak pernah merasa kalah saat itu. Dia saat itu masih berada dalam pengawasan Bercouli tentang larangan penggunaan armament full control art ketika bertarung melawan dark knights. Namun, dia seharusnya tidak merasa tertinggal dari knight lainnya. Pikiran karena membeku hanya karena tatapan macam itu benar-benar tidak masuk akal.

Seperti itulah, fenomena yang melampaui pemahaman Fanatio kini menuju semakin dekat, detik demi detik.

Bahkan tak perlu sepuluh detik hingga palu raksasa mengayun menuju arahnya. Dia harus berdiri dan memperbaiki posisi pedangnya secara bersamaan. Jika ia bisa menghalaunya dengan tebasan dari Heaven Piercing Sword, sebuah divine instrument kuat, tak akan pernah kalahdengan palu besi milik Sigrosig.

Meskipun begitu, dia tak dapat berdiri. Rantai tak terlihat mengikat antara Fanatio dan Pemimpin ras raksasa, sebuah tatapan merah gelap terlihat pada kedua mata Sigrosig, sampai kepada mata Fanatio—

“Bunununuhhhmanusia———

Mengeluarkan teriakan yang kini tak bisa terbaca sambil mengayunkan palu besinya menuju bawah.

——Yang Mulia.

Fanatio mendengar bisikkan kata-kata tersebut dengan tubuhnya yang hampir tak bisa bergerak.


Dakira Synthesis Twenty-two, seorang knight peringkat bawah, telah menawarkan kesetiaannya pada seseorang sejak bangun sebagai seorang knight..

Bukan pada penguasa, Pemimpin Tertinggi Administrator. Bukan juga kepada pemimpin knight order, Bercouli.

Tetapi kepada Wakil Komandan Fanatio seorang. Dakira benar-benar tertarik oleh keras hati dan kesedihan yang disembunyikan oleh Fanatio.

Emosi semacam itu tak lebih dari cinta, dilihat dari standar Kerajaan Manusia.

Akan tetapi, Dakira menyegel semua emosi miliknya karena berbagai macam alasan dan melayaninya sebagai anggota tak bernama dalam pasukan yang dipimpin langsung oleh Fanatio, «Four Oscillation Blades». Menjadi dekat dengan Fanatio membuat Dakira merasa lebih beruntung dari siapapun.

Four Oscillation Blades adalah beberapa pasukan elit diantara knight peringkat bawah. Fanatio mengumpulkan knight yang memiliki kekuatan rendah, terlalu beresiko jika mengirim mereka ke garis depan pertempuran, dan mengajari mereka kombinasi tekhnik untuk meningkatkan kemampuan hidup di medan pertempuran, bisa disebut «Pasukan Sisa».

Contohnya, mereka menyimpan evaluasi dari pemimpin tertinggi dan pepimpin tetua, dan nyatanya, mereka, Four Oscillation Blades telah menerima luka berat saat melawan dua siswa swordsmen dari rakyat biasa di pemberontakan setengah tahun yang lalu. Tetapi, apa yang membuat Dakira sakit adalah bagaimana mereka gagal untuk melindungi Fanatio. Waktu yang dihabiskan di atas tempat tidur rumah sakit terisi oleh pikiran yang tak henti-hentinya jika ia lebih baik tewas pada pertempuran itu.

Akan tetapi, Fanatio berbicara baik-baik daripada berbicara kasar kepada Dakira setelah luka-lukanya sembuh.

Dengan topeng peraknya yang tak pernah ia buka di depan umum, wakil komandan knight menunjukkan senyuman indah dan menabok mereka berempat di punggung dan berbicara.

—Aku juga diselamatkan oleh pemberontak itu ketika aku hampir mati. Kalian semua tak perlu merasa malu. Malahan, pertarungan itu cukup bagus. Aku takk pernah melihat formasi «Encircling Bladed Oscillation Dance» yang sangat baik dari kalian.

Pikiran Dakira seolah tersadar, lalu, tetesan air mata mengalir dibalik helmnya.

Tak ingin bahaya lain terjadi pada yang mulia wakil komandan knight terjadi lagi di lain waktu.

Dan inilah saat «di lain waktu» tersebut. Meskipun telah diperintah untuk tetap berada di posisi hingga diberi perintah lebih lanjut, Dakira menerjang keluar dari pasukan setelah merasakan keanehan pada tubuh Fanatio.

Ada jarak lebih dari duapuluh mel pada Fanatio yang terdiam dan pemimpin raksasa yang akan mengayunkan palu raksasa dari atas kepada Fanatio.

Menempuh jarak seperti itu tak akan cukup dengan kemampuan knight peringkat bawah. Namun, Dakira berlari cepat seperti serangan cahaya lalu melompat kedepan Fanatio, menghalau palu besi yang turun kebawah mengguunakan sebuah two-handed greatsword.

Suara yang dihasilkan menggetarkan tanah dan percikan cahaya kemerahan muncul sebagai dampaknya.

Meskipun pedang besar milik Dakira lebih tajam daripada senjata milik para penjaga, pedangnya tak bisa disamakan dengan prioritas divine instruments milik knight peringkat atas. Di sisi lain, prioritas palu besi milik Sigrosig telah meningkat dikarenakan naiknya «kekuatan incarnation dari rasa haus darah» yang mengalir didalamnya.

Benturan dua senjata tadi selama beberapa detik menimbulkan retakan pada pedang besar milik Dakira. Butuh beberapa benturan lagi hingga pedang tersebut pecah menjadi pecahan cahaya. Dakira membuang pedang tersebut dan menerima palu besi dengan tangan kosongnya.

Berbagai suara aneh keluar dari tubuhnya.

Kedua tangannya patah di berbagai tempat dari pergelangan tangan hingga bahu.

Menghiraukan rasa sakit tersebut. Darah segar memancar dari persendian armor yang dikenakan, menimbulkan noda darah pada permukaan helm miliknya.

“Ku… hh… oooh!!”

Dengan mengeraskan giginya, Dakira mengubah teriakan sakit menjadi kekuatan lalu menangkat palu besi yang dipegang dua tangan dan didorong dari bawah dengan helmnya.

Topeng besinya pecah tanpa perlawanan dan suara tak mengenakkan dapat didengar dari leher, punggung, dan dua kaki Dakira. Gelombang rasa sakit memancar bagaikan nyala api yang merendam apapun yang terlihat kedalam warna merah terang.

Namun, si knight berperingkat rendah, Dakira Synthesis Twenty-two tidak menyerah.

Fanatio tepat dibelakangnya. Senjata menjijikan ini tak boleh terayun ke bawah.

—Aku akan melindunginya kali ini, pasti.

“E…. eaaaaaahh!!”

Teriakan melengking keluar dari tenggorokan Dakira, terbebas dari fungsi pengubah suara pada topengnya.

Darah menetes dari semua luka yang menyelimuti tubuh Dakira bagaikan api putih kebiru-biruan.

Terkumpul pada lengan yang patah, api tersebut kini meledak. Palu besi itu kini terlempar ke belakang sejauh lebih dari sepuluh melbersama tubuh besar Sigrosig.

Dakira perlahan rubuh sambil mendengar suara keras dari raksasa yang terjatuh.

“…Dakira!!”

Sebuah teriakan terdengar dari titik butanya.

—Aah, Fanatio-sama memanggil namaku.

—Sudah berapa tahun telah berlalu?

Dakira tersenyum sambil roboh menuju tangan yang terbuka milik Wakil Komandan ketika ia berteriak, rambut kuncir pirang dan pipi berbintik miliknya kini terbuka dari helm.

Dakira terlahir dan dibesarkan di sebuah desa kecil disisi laut pada Kerajaan Selatan Southacroith. Orang tuanya miskin, tidak memiliki nama keluarga dan hanya memancing untu memenuhi kebutuhan hidup, tetapi anak gadis mereka diberkahi kekuatan setara dengan seorang pria sehat dan membantu pekerjaan orang tuuanya.

Si gadis tadi melakukan sebuah taboo pada usia enam belas tahun. Dia jatuh cinta dengan teman dekatnya yang satu tahun lebih tua darinya namun bergender sama.

Tentu saja, dia tak pernah menungkkapkan perasaan miliknya tersebut. Tak bisa menahan derita, Dakira mencari penebusan dosa dari Dewi Stacia di sebuah gereja kosong pada tengah malam. Akan tetapi, altar gereja tersebut terhubung dengan mekanisme otomatis milik para tetua di Kathedral Pusat, Dakira terdeteksi melakukan sebuah taboo dan dibawa menuju Gereja Axiom, dijadikan seorang integrity knight dengan semua ingatannya dihapus.

Meskipun ia tak bisa mengingat namanya lagi, si gadis yang disukai Dakira agak mirip dengan Wakil Komandan Knight Fanatio.

Dalam pandangannya, Dakira melihat dengan pandangannya yang mulai kabur pada wajah cantik Fanatio dan air mata menetes dari bulu matanya.

—Wakil Komandan Knight yang terhormat sedang menangis untukku.

Dia tak bisa memikirkan apapun untuk membuatnya menjadi senang. Dia telah memenuhi apa yang harus ia lakukan sejak hari-hari lama yang menyakitkan dan apa yang akan menghampirinya adalah kematian dalam kepuasan.

“Dakira… jangan mati!! Aku akan merawatmu sekarang juga!!”

Sebuah suara membesarkan hati terdengar di telinganya sekali lagi.

Dakira mendorong tangan kirinya yang patah ke atas dengan seluruh tenaga dan dengan jari-jarinya yang bergetar, ia dengan lembut mengusap air mata dari pipi Fanatio.

Menyeringaii, Dakira membentuk kata-kata yang selalu ia simpan dalam hati menjadi sebuah bisikan.

“Fanatio… sama… Aku akan… mencintai… mu… selamanya……”

Pada saat itu, Life Integrity Knight Dakira synthesis Twenty-two menemui ajalnya.

Kematian pertama dari knight order ketika kelopak mata milik Dakira tertutup selama-lamanya.


Apa——Apa yang telah aku lakukan?!!

Fanatio berteriak di dalam hati ketika ia memeluk erat tubuh kecil yang penuh dengan luka.

Si pemimpin raksasa, Sigrosig, yang mencoba berdiri kini terlihat dalam pandangannya yang tertutupi air mata bersama dengan tiga orang anggota «Four Oscillation Blades» yang kini telah maju kedepan.

Dakira. Jeis. Hobren. Giro. Fanatio telah menempatkan mereka berempat dalam pengawasannya untuk melatih dan melindungi mereka. Meskipun Fanatio telah membatasi percakapan dengan mereka, mereka berempat bagaikan sepupu berharga Fanatio. Meskipun begitu, Faanatio telah dilindungi oleh salah satu dari mereka hingga berkorban nyawa

“……Tak bisa dimaafkan!!”

Kata-kata ini ditujukan pada Sigrosig dan juga dirinya sendiri.

Dia tak akan membiarkan jatuh korban lainnya. Fanatio akan melindungi mereka bertiga hingga akhir, juga demi Dakira.

Keputusan tersebut menjadi sebuah «kekuatan incarnation akan cinta» dan bersinar dari jiwa Fanatio dengan hebat melebihi keanehan dari rasa haus darah milik Sigrosig.

Duri es yang melilitnya di seluruh tubuh kini mencair tiba-tiba.

Membaringkan jasad Dakira, Fanatio berdiri tegak dan mengambil Heaven Piercing Sword yang melayang dari tanah dengan tangan kanannya.

Di depannya adalah Jeis, Hobren, dan Giro yang terpukul mundur dengan sekali ayunan lengan kiri Sigrosig setelah mereka bertiga maju kedepan dengan pedang besarnya.

Cahaya kemerahan yang berada dalam kedua mata raksasa seperti api iblis yang tinggal jauh di dalam perut bumi. Bahkan pasukan goblin dan orc yang berada di sekeliling tampak mundur, mereka terlihat takut.

“Buu… Buunn… Buunnnuuuhhh!!”

Sebuah teriakan tak normal terdengar dari si raksasa yang berdiri. Namun, tak ada lagi sedikit keterkejutan dalam diri Fanatio.

Dengan halus menunjuk langit dengan tangan kanannya, Heaven Piercing Sword—

Memperoleh sebuah lapisan yang terbuat dari cahaya putih murni dengan suara mengumpulkan sesuatu. Cahaya yang menyilaukan menyebar lebih darii llima mel dari ujung pedang dan tetap bersinar.

“Bunuhmanusiaaaaaa——!!”

Mengayunkan palu besi dengan kedua tangannya, Sigrosig melompat menuju Fanatio.

“…Kembalilah, kedalam bumi.”

Fanatio dengan hati-hati mengayunkan pedangnya sambil mengatakan sesuatu. Setelah memanjang beberapa kali dari panjang aslinya, pedang cahaya menebas udara seolah menyambar permukaan palu besi yang kasar.

Suara terpanggang terdengar dari senjata raksasa yang telah terbagi menjadi dua. Terbakar dari membentuk tanda silang, besi yang meleleh menyembur ke berbagai arah.

Pedang cahaya raksasa kini sampai pada kepala milik Sigrosig—menebasnya ke tanah tanpa menurunkan serangan.

Para raksasa yang berada di belakang dan para penjaga dari Keerajaan Hamusia terdiam melihat monen itu; prajurit legenda yang memiliki tubuh terbesar di dunia, kini terbelah menjadi dua di udara.

Fanatio mengangkat pedang cahaya ke atas kepalanya dengan suara puas ketika dua gumpalan daging terjatuh dengan suara keras, lalu berteriak keras.

“Pasukan Pertama posisi tengah, majuuu!! Pukul mundur musuh!!”

* * *

Gelombang serangan yang tiada henti dari goblin dataran rendah membuat Deusolbert menjadi tak sabar.

Tak mungkin dia akan kalah ataupun ditantang oleh pasukan goblin dalam duel satu lawan satu, tak peduli berapa kali terjadi. Tumpukan mayat terbakar oleh panah api yang ia tembakan sebelumnya menjadi bukti seberapa kuat dirinya.

Namun, ia tak bisa melawan semua pasukan musuh yang datang bagaikan gelombang jika seorang diri. Dia menyisahkan pasukan goblin yang berada di tiap sisi pada Penjaga dari Pasukan Pertahan.

Dalam hal keahlian individu, kemampuan penjaga melampaui pasukan goblin dalam berbagai hal. Tehnik pedang mereka dipoles melalui latihan ketat selama setengah tahun. Tehnik pedang tersebut lebih cepat dan lebih tajam daripada milik goblin yang hanya mengandalkan kekuatan ketika mengayunkan golok mereka. Tetapi perbedaan kekuatan cukup terlihat jika dibandingkan dengan seorang integrity knight dan pasukan goblin. Akan cukup sulit memukul mundur jumlah besar musuh dengan hanya skill saja.

Deusolbert dengan sungguh-sungguh merasa ingin membagikan kekuatan besar yang ada dalam tubuhnya kepada mereka. Tetapi, tidak ada art yang bisa mengabulkan keinginannya tersebut.

Para penjaga yang berada di bawah komandonya kehilangan nyawa satu persatu, seseorang tewas karena sekelompok goblin menindihnya, yang lainnya tewas karena kelelahan. Deusolbert merasa jika Life miliknya terkikis setiap kali ia mendengar jeritan yang bergema di medan pertempuran.

Jadi beginilah arti «peperangan»?

Peperangan benar-benar berbeda dari pertempuran sebelumnya yang ia alami: mengusir penyusup yang berada di tanah sambil menunggangi seekor naga terbang ataupun duel satu lawan satu dengan seorang dark knight. Ini sungguh kondisi buruk karena setiap saat jumlah korban terus bertambah.

Kebanggaan seorang integrity knights seolah tidak memiliki arti di medan perang ini.

Mengapa masih belum? Mengapa perintah untuk menarik mundur pasukan belum diberikan?

Bahkan mengetahui jika waktu telah lama berlalu sejak pertama kali peperangan dimulai. Deusolbert kini menerobos pasukan musuh yang maju dengan menggunakan pedang panjang yang berada di tangan kanannya lalu secara acak memanah menggunakan Conflagrant Flame Bow kapanpun jika ia sempat. Tanpa ia sadari, kesabarannya kini menghilang. Ia gagal menyadari pergerakan aneh dari sebagian pasukan musuh.


Pemimpin goblin dataran rendah yang baru, Shibori, jauh lebih bodoh dibandingkan dengan pemimpin goblin gunung, Kosogi; namun ia memiliki kekejaman alami.

Shibori menyadari jika integrity knights yang memimpin pasukan musuh tak lebih dari binatang magis besar. Dia mengepung mereka, berpikir jika seberapa kuat mereka, integrity knight tak lebih dari seorang ium putih yang akan tewas jika dikepung.

Namun, ia menyadari jika integrity knights lebih merepotkan daripada binatang magis setelah pertempuran dimulai, sering lolos dari kepungan berapa kalipun mereka maju. Sepuluh goblin akan terlempar oleh ledakan dari sebuah panah api dan bahkan panah normal bisa menerbangkan beberapa goblin, sungguh keberadaan yang mengerikan bagi para goblin.

Sekarang, apa yang harus dilakukan?

Shibori akhirnya menemukan ide setelah beberapa kali berpikir sederhana ataupun kejam.

Ia akan mengirim pasukannya maju hingga si knight kehabisan panah.

Seperti itulah, para pasukan yang dikirim maju tanpa rencana tidak memiliki hasrat untuk membantah. Ada beberapa prajurit yang cukup cerdasan melampaui Shibori dan mereka berpikir sambil melaksanakan perintah, para pasukan ini menyusun muslihat sebisa mungkin.

Mereka mulai mengangkat mayat teman mereka yang telah tewas lalu bersembunyi dalam bayang-bayang ataupun menjaga jarak dari si knight yang menembaki panah di kiri dan kanan.

Deusolbert seharusnya menyadari rencana naif mereka sekali lihat jika kondisinya tidak emosi. Namun, teriakan dari penjaga yang masih memiliki kekuatan membuat ketenangannya hilang tanpa ia sadari. Para goblin juga diuntungkan karena peperangan ini dimulai saat malam hari.

Musuh mengalami kekalahan besar.

Ketika Deusolbert menyadarinya, jika stok panah besi yang jumlahnya lebih dari cukup kini mulai habis.

“Baguss, bagus, tampaknya ia mulai kehabisan panah.”

Shibori mengusap bulu kuduknya dengan bagian belakang dua golok sambil tertawa.

Pemandangan tragis dari banyaknya mayat yang tak terhitung jumlahnya dari ras goblin juga mempeengaruhi pikirannya. Shibori mewarisi kegigihan seperti itu dari leluhurnya yang hidup dalam «Zaman Perang Besi dan Darah» yang mana lebih mengerikan dari perang ini.

Kelihatannya ketiga pasukan ras lainnya telah berhasil melakukan perlawanan, tetapi masih ada tiga ratus prajurit. Jika prajurit goblin dataran rendah mendapatkan makanan berlimpah dan tanah dari penyerangan ke tanah kaum ium putih, mereka bisa membahagiakan ras sesuka hati.

Namun, mereka harus memperoleh hasil yang memuaskan untuk memperluas daerah kekuasaan mereka. Pertama, mereka harus mengatasi integrity knight berarmor merah tersebut.

“Baiklah, ayo maju kalian semua. Kepung si pemanah dan gulingkan dia. Aku sendiri yang akan memenggal kepalanya.”

Shibori memerintahkan para prajurit untuk membuat formasi pertahanan di sekitar dirinya, pembantunya yang kuat dan kasar juga perlahan maju kedepan.


“…Aku tertipu…”

Deusolbert mengeluarkan erangan geram dari mulutnya.

Ia akhirnya menyadari jika pasukan yang tadinya tak teratur kini perlahan bergerak dari dalam kegelapan dan mengangkat mayat sebagai tameng.

Setelah menumbangkan tameng tersebut dengan mengincar kaki daripada daerah jantung, tangan kanannya menjangkau tempat anak panah dibelakangnya dan menyadari jika isinya telah kosong.

Tanpa anak panah, Conflagrant Flame Bow yang mana sebuah divine instrument, menjadi tak berbeda dari busur sederhana. Meskipun mungkin untuk membuat anak panah menggunakan metallic elements dengan sacred arts, tehnik tersebut hanya bisa digunakan ketika pertarungan satu lawan satu dimana ia memiliki kesempatan untuk merapalkan art-nya. Terlebih lagi, hampir semua sacred energy telah dihisap oleh integrity knight yang berdiri diatas langit sana, membuat atmosfir menjadi kerus.

Menggertakkan giginya karena ia menggantung Conflagrant Flame Bow on pada punggung kirinya, Deusolbert menghunus pedang panjang dari pinggangnya sekali lagi. Itu terjadi ketika ia menyadari sekelompok musuh dengan cepat menghampirinya dari dalam kegelapan di depan sana dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran rata-rata goblin. Penampilan mereka berbeda dengan goblin kecil yang ia panggang sebelumnya. Dari bagian dada hingga pingggang mereka dilindungi oleh lapisan armor dan sabuk kulit besi membungkus disekitar lengan kasar mereka. Pasukan ini menggenggam kapak tebal besar yang kelihatannya seukuran sapi di tangan kanan mereka.

Deusolbert menyadari goblin lainnya yang mendekat dari belakang mereka bertujuh—dengan sosok yang melebihi tinggi orc.

Menilai dari armor hitam berkilau, dua kapak yang bergantung di tangannya dan aksesoris bulu di kepalanya, Deusolbert memahami jika dia adalah pemimpin pasukan.

Dua mata bersinar merah milik pemimpin goblin bertemu dengan mata Deusolbert dan udara disekitar seolah berubah. Pedang dan kapak yang saling beradu satu sama lain kini berkurang secara perlahan bahkan berhenti. Pasukan penjaga dan pasukan goblin saling menjaga jarak satu sama lain dan menjaga nafas ketika melihat dua pemimpin mereka bertemu.

Deusolbert menahan banyak penjaga yang datang menghampirinya dengan tangan kirinya. Mengacungkan pedang di tangan kanannya tanpa menurunkan pertahanan, ia mengajukan pertanyaan dengan suara dalam namun jelas.

“Kau adalah salah satu dari Sepuluh Bangsawan Penguasa dari Kerajaan Kegelapan… pemimpin goblin, huh?”

“Itulah aku.”

Goblin besar merespon dengan berteriak.

“Pemimpin goblin dataran rendah, itulah Shibori-sama.”

Deusolbert menahan nafasnya, kerena pertempuran panjang yang melelahkan ini. Lalu ia memandang lurus menuju pemimpin musuh.

—Jika aku mengalahkan jendral ini dan yang ada didekatnya, pasukan goblin akan kehilangan semangat tempur bahkan sesaat. Jika kita mengambil kesempatan ini dan mendorong mereka mundur, kita akan mencapai tujuan sebagai penjaga.

Bahkan jika ia tak bisa menggunakan Conflagrant Flame Bow.

Bahkan jika ini delapan lawan satu, dia bisa mencapai kemenangan saat ini juga. Dia akan membuktikan kekuatan seorang integrity knights yang dibandingkan dengan seribu orang.

“Aku adalah integrity knight, Deusolbert Synthesis…”

Teriakan tak sopan Shibori memotong perkenalannya.

“Berhenti, siapa yang peduli dengan nama seorang ium?! Kau ini cumalah daging, daging yang tersangkut di kepala yang akan aku ambil!! Paham… kalian semua, serang dia!!”

Uu———raaaaaahh!!

Deusolbert melawan ketujuh goblin elit yang melompat kedepan dengan teriakan brutal.

Mereka seharusnya melanjutkan peperangan tak tau adat jika mereka tidak memiliki kebangaan sebagai seorang pendekar pedang. Membuat malu sebuah duel sungguh—

“Konyol!!”

Sebelum mengambil cambuk, tombak, ataupun panah, setiap knight adalah swordsman yang berpengalaman.

Tak seorangpun dari mereka yang merasakan gerakan Deusolbert mengangkat pedang di tangan kanan lalu mengayunkannya kebawah.

Tebasan kecepatan dewa terhunus menjadi serangan kecepatan cahaya putih bagaikan cahaya kecil. Suara kesakitan terdengar ketika kapak besar dari goblin yang maju pertama terbelah menjadi dua.

Saat itulah ketika si goblin terbelah menjadi dua dari atas kepala hingga perutnya, darah segar menyembur kemana-mana. Akan tetapi, si knight telah lama menghilang sebelum darah itu sampai ke tanah.

Deusolbert melancarkan serangan selanjutnya, menyerang ke goblin kedua sebelum goblin pertama menyadari kematiannya sendiri.

Ini bukanlah tehnik pedang berurutan seperti milik Knight Fanatio ataupun milik para pemberontak yang pernah ia lawan. Ini hanyalah satu tebasan yang diulang berkali-kali dari tehnik pedang lama dengan posisi tradisional. Namun, skill Deusolbert telah terasah hingga tak terhitung banyaknya bulan dan tahun hingga menjadi tehnik yang luar biasa. Hanya beberapa knight peringkat atas yang bisa bereaksi melawan satu serangan ini.

Faktanya, goblin kedua terpotong nyaris hampir sama namun dari bagian kiri, ia tewas dengan armornya rusak parah ketika ia mencoba mengayunkan kapak besarnya.

Perbedaan kekuatan benar-benar terlihat di mata semua orang.

Akan tetapi, para goblin elit ini tidak menunjukkan keragu-raguan. Si pemimpin mereka, Shibori adalah sosok yang membuat takut mereka dan mereka tidak berani melawan perintahnya.

Dua goblin yang berada di sisi Deusolbert bermandikan darah dari kaumnya, mereka berdua berniat membunuh Deusolbert dari samping kiri dan kanan.

Knight yang berpengalaman tidak menunjukan rasa panik dan memotong goblin di kiri dari bawah dan melanjutkan ayunan pedangnya menuju sisi kanan dari atas. Satu gerakan yang membunuh kedua musuh dari sisi kiri dan kanan benar-benar tehnik yang luar biasa.

Sisa tiga; tidak, sisa empat jika si jendral dihitung.

Akankah mereka semua menyerang secara bersama ataukah menyerang satu demi satu?

Menghindari kucuran darah merah kehitaman dengan melompat ke belakang, Deusolbert menyiapkan serangan berikutnya.

Si goblin kelima secara meremehkan menyerangnya dari sisi kiri. Dia tidak melihat cahaya pantulan pedang dari arah lainnya.

“Nuhn!”

Dia terpotong secara horizontal dengan pedang yang tertancap dari sisi kiri dengan lenguhan. Ujungnya memotong kawat perak lalu menuju sisi kanan.

Kedua mata Deusolbert terbuka lebar pada saat itu.

Kapak besar memotong dada si goblin yang baru saja tewas dari belakangnya, tepat ketika ia terpotong, dan menuju arahnya.

Kapak menuju arahnya ketika temannya yang masih bernafas mendekati tenggorokan Deusolbert.

Dia tak bisa menghindar maupun memblokir dengan kapak miliknya.

Berpikir seperti itu secara tiba-tiba, lengan bawah tangan kiri yang diangkat bertubrukan dengan kapak besar, menghasilkan suara tumpul ringan.

Rasa sakit yang luar biasa. Meskipun dia berhasil menahannya menggunakan sarung tangan kemerahan, suara patah dari tulang terasa dari dagingnya.

“Ku… oohh!!”

Membuang keterkejutannya dengan teriakan, Deusolbert memaksa kapak musuh untuk menuju arah kiri. Suara retak terdengar dari seluruh tubuhnya, membuatnya sadar jika tulang lengan kirinya patah.

Hanya tersisa satu lengan!!

Setelah tebasan itu dihentikan dengan semangatnya, Deusolbert langsung menyerang kedepan. Menusuk melalui mayat goblin kelima, pedangnya sampai ke tubuh goblin keenam.

Akan tetapi, tebasannya cukup dangkal.

Dia harus cepat-cepat menarik pedangnya, membuat jarak, dan menghubungkannya dengan serangan selanjutnya.

Deusolbert menarik pedangnya sekali lagi, keringat muncul dari keningnya tanpa ia sadari.

Goblin kelima dilempar, dan dibaliknya ia melihat—

Goblin kelima dan keenam membuang kapak besarnya dan menerjang kearahnya dengan tangan terbuka dengan ketinggian mendekati tanah.

Dan tak ada posisi yang cocok untuk melakukan serangan pada posisi musuh seperti itu dalam style milik Deusolbert.

Tak bisa memikirkan serangan selanjutnya, kedua kaki Deusolbert kini dicengkram tiba-tiiba oleh kedua goblin. Tak bisa mengatasi kekuatan fisik mengerikan dari mereka, Deusolbert terjatuh dengan punggung dahulu.

Kedua matanya terbuka lebar melihat Shibori, jendral musuhl, yang kini melompat sambil memegang kedua buah kapak dengan ekspresi brutal terlihat di wajahnya.

—Di tempat seperti ini, melawan goblin?

—Sungguh tak mungkin bagiku, Deusolbert, seorang integrity knight, mengalami kekalahan disini.

«Tak mungkin».

Pikiran semacam itu bisa menjadi racun mematikan bagi kondisi mental seseorang, seperti pemimpin orc sebelumnya. Meskipun ia masih tetap hidup damam kondisi mengamuk seperti Sigrosig, gerakan Deusolbert benar-benar terhenti ketika pikirannya mati rasa.

Ia hanya bisa melihat pedang mematikan yang semakin mendekat sebelum akhirnya ia melndengar—

Sebuah teriakan, suara serak karena kelelahan namun berani pada saat bersamaan.

“Knight yang terhormat———!!”

Seorang penjaga menerobos menuju jendral musuh dengan wajah kejamnya. Dia adalah komandan penjaga yang masih muda. Pemuda tersebut yang bahkan tidak pernah ia ketahui namanya mengangkat pedang besarnya dengan kedua tangan dan melakukan tebasan dari atas dengan sepenuh kekuatan.

Menanggapi serangan tersebut, jendral musuh mengayunkan kapak miliknya dengan tangan kiri seolah merasa terganggu.

Gagiin!! Sebuah suara logam saling bertubrukan.

Meskipun dia pucat ketika berhadapan dengan jendral musuh, si penjaga mengenakan armor berat tetapi dengan mudahnya ia terhempas bagaikan kertas, berguling dua tiga kali di tanah. Kekuatan fisik tersebut menunjukkan seberapa jauh jarak tehnik, kecepatan, dan equipment dari merekaa berdua.

Kedua mata milik goblin bersinar merah dan menjadi sipit. Mengeluarkan aura membunuh bagaikan binatang, dia melompat dan mengayunkan kapak di tangan kanannya untuk mengakhiri nyawa si penjaga yang masih belum berdiri.

—Jangan.

—Aku tak boleh membiarkan korban lebih banyak sebagai seorang knight dan juga sebagai pemimpin mereka!

Pikiran sesaat tersebut bagaikan tusukan petir yang membangunkan kondisi mental Deusolbert.

Tak ada cukup waktu untuk membebaskan kakinya dari kedua goblin elit yang mencengkram erat, berdiri, lalu bergerak menuju komandan pasukan tersebut. Melempar pedang di tangan kanannya hanya akan menghasilkan hal yang sama.

Sebelum ia bisa menyadari apa yang harus dilakukan, kedua tangannya berayun secara reflex—melakukan apa yang seharusnya tidak terpikirkan.

Menggunakan pedang panjangnya sebagai pengganti panah pada Conflagrant Flame Bow, ia meregangkannya dan menaruh pedang tersebut pada senar panah.

Rasa berat terasa ketika ia menarik busur bagaikan dicengkram bumi. Rasa sakit yang luar biasa dengan seketika menghempaskan kesadarannya hingga akar-akarnya.

Namun, Deusolbert membiarkan rintihan berada dalam giginya dan ketika ia menatik busur hingga batasnya. Ia mengambil posisi menembak dan berteriak.

“Maju, bakarlah!!”

Divine instrument merespon keinginan pemiliknya bahkan tanpa perlu merapalkan art.

Kekuatan yang berasal dari api terpancar dari seluruh busur panah, melampaui armament full controll art yang sebelumnya pernah ia keluarkan.

Meskipun pedang panjang yang terkait pada busur bukanlah sebuah divine instrument, pedang tersebut merupakan produksi pribadi pemimpin tertinggi. Pedang tersebut memiliki prioritas yang benar-benar berbeda dari panah besi yang diproduksi masal. Sacred energy yang berasal dari dalam pedang berubah menjadi api.

Armor di seluruh tubuh Deusolbert, yang mana tahan panas kini berubah merah secara tiba-tiba.

Kedua goblin yang memegangi kakinya menjerit ketika api membakar mata dan mulut mereka sebelum bisa bereaksi.

Jendral musuh menoleh kebelakang ketika menyadari keadaan tak normal, kedua matanya terbuka karena keterkejutan dan rasa marah ketika ia mencoba melempar kapak di tangan kanannya.

Tetapi, sudah terlalu terlambat—

“—Bakarlah menjadi abu!!”

Berteriak seperti itu, Deusolbert melepas tali panah. Menebak kedepan dengan teriakan, pedang panjang tersebut berubah menjadi merah terang, sayap api seolah melaju lurus ke depan. Bentuk itu seperti sosok asli Conflagrant Flame Bow—sesosok phoenix yang hidup di gunung api tertua di kerajaan selatan.

“Graahh!!”

Jendral musuh menjerit ketika ia menyilangkan kedua kapak didepan tubuhnya. Phoenix bertubuh api menembus jantungnya secara cepat.

Kapak besar menjadi abu secara cepat bagaikan desisan.

Dan pemilik kapak tersebut, Shibori si pemimpin goblin dataran rendah, ia langsung berubah menjadi arang hitam— ia hancur berkeping-keping lalu menghilang tanpa jejak.

Melihat jendral mereka tewas mengenaskan, pasukan goblin yang berada dibelakangnya kini berbalik dan mulai melarikan diri. Akan tetapi, lebih dari tiga ratus pasukan goblin tak bisa melarikan diri dari bara api phoenix dan mereka kini berubah menjadi abu.

* * *

Keadaan berbahaya yang dialami pasukan tengah Fanatio dan pasukan kanan Deusolbert telah berlalu.

Memerintah pasukan kedua di garis belakang, Komandan Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia, Bercouli Synthesis One, dengan jelas mengetahui jika akan terjadi kekacauan di sayap kiri yang dipimpin Eldrie yang mana terhalang asap tebal.

Namun. Bercouli tidak mengambil tindakan.

Alasan pertama karena ia mempercayai para knight dan penjaga yang telah dilatihnya.

Alasan kedua karena pasukan utama musuh, Dark Knights Order dan Guild Pertarungan Tangan Kosong belum melakukan gerakan.

Dan alasan ketiga karena ia mengkhawatirkan adanya serangan kejutan, sesuatu yang ia khawatirkan karena pengetahuannya mengenai Tanah Kegelapan melebihi siapapun.

Dengan kata lain, kekuatan musuh di pertarungan udara.

Di dunia ini dimana art untuk terbang tidak ada—meskipun jika ada dalam “Daftar Art”, hanya Pemimpin Tertinggi Administrator yang bisa melakukannya. Dan daftar tersebut kini menghilang bersama kematiannya—beberapa «Ksatria Naga» dari Integrity Knights Order dan Dark Knights Order adalah pengecualian jika melakukan pertarungan udara. Dengan bebas mereka bisa terbang tinggi di langit untuk menghindari jangkauan pedang, mereka bisa menghancurkan pasukan dengan menggunakan art maupun nafas api milik sang naga.

Akan tetapi, mereka tidak bisa sembarangan maju ke garis depan karena berharganya naga milik meraka. Jika mereka aju e garis musuh dan terjatuh karena art maupun panah dari tanah, pasukan akan mengalami kerugian pada saat itu juga.

Dan begitulah, Bercouli menahan semua naga selain «Amayori» yang ditunggangi oleh Alice di garis depan musuh untuk melakukan penyerangan. Namun, serangan kejutan yang Bercouli harapkan belum datang dari mereka berdua.

Disamping mereka berdua, pasukan tanah kegelapan juga memiliki pasukan udara.

Mereka adalah monster bersayap yang disebut «minions». Diciptakan dari tanah liat dan material lainnya menggunakan dark art, mereka tidak memiliki kecerdasan dan hanya bisa memahami beberapa perintah sederhana.

Sejujurnya, Bercouli pernah mendengar dari Alice jika pemimpin tertinggi telah menciptakan dan meneliti minion yang sama secara sembunyi-sembunyi. Tetapi, bahkan tampaknya pemimpin tertinggi ragu untuk menyebarkan minion dengan bentuk menjijikkan karena dia berada di Gereja Axiom. Bercouli meraka kasihan karena ia tidak mengubah penampilan para minion menjadi lebih pantas sebelum mereka diterbangkan, nasi sudah menjadi bubur.

Karena alasan tersebut, Bercouli merasa sebaiknya bersiap-siap jika menerima serangan kejutan dari minion di langit. Dan di situasi dimana naga terbang terikat dan regu ascetics berkonsentrasi pada penyembuhan, Bercouli lah pilihan satu-satunya pertahanan untuk menghadapi serangan udara.

Bercouli memfokuskan pikirannya sambil berdiri di tengah pasukan kedua dengan jedua tangannya memegang pedang berharganya yang asih tertutup sarunng pedang.

Dia merasakan kesulitan yang dihadapi ketiga integrity knights dan para penjaga dari pasukan pertama di garis depan sana.

Namun, ia tak boleh beranjak dari tempat ini.

Setelah semua, Bercouli telah mengaktifkan armament full control art dari pedang berharganya.

Jam raksasa pada Kathedral Pusat di masa lampau telah memberikan penduduknya info mengenai waktu. Jarum menit dan jarum jam telah di tempa menjadi sebuah divine instrument, Time Piercing Sword. Kekuatan yang dimilikinya adalah kekuatan «Memotong Masa Depan». Kekuatan tebasannya akan tetap berada di satu tempat dimana pedang tersebut diayunkan dan siapapun yang menyentuhnya akan terpotong, sebuah tehnik diluar nalar.

Tepat ketika Gerbang Besar Timur runtuh, Bercouli menunggangi naga terbang «Hoshigami» dan menciptakan sebuah «tebasan ruang» raksasa selebar seratus mel, sepanjang dua ratus mel, dan setinggi seratus limapuluh mel tepat di depan Gerbang Besar Timur. Mengayunkkan pedangnya sepanjang waktu secara vertikal dan horizontal, dia seolah menebas udara kosong. Total jumlah tebasannya melebihi tiga ratus.

Mempertahankan «perwujudan pedang» seluas seperti itu lebih dari sepuluh menit adalah pertama kalinya bagi Bercouli, si manusia yang telah hidup lebih dari tiga ratus tahun. Tehnik tersebut dibuat dengan memisahkan kesadaran dari tubuhnya dan berkonsentrasi menggunakan pikirannya. Dia menyerahkan pasukan pertama pada Fanatio karena alasan ini.

—Cepatlah… jika kalian datang, maka cepatlah.

Keinginan sungguh-sungguh masih tatap dipegang Bercouli meskipun ia menjadi agak tak sabar. Mengesampingkan pikirannya yang lelah, lebih dari separuh sacred energy milik Time Piercing Sword telah ia gunakan. Dia tak bisa membatalkan armament full control art dan mengulangi pengucapan art dari awal. Jika ia gagal membasmi minion musuh, maka meraka akan membunuh Alice yang menyiapkan art skala besar di langit sana diatas pasukan pertama, Kerajaan Manusia akan kehilangan satu-satunya harapan untuk memenangkan peperangan ini.

—Cepat datanglah.

* * *

Meskipun Renri Synthesis Twenty-seven yang meninggalkan pos-nya adalah orang paling pesimis diantara tujuh knight peringkat atas yang berkumpul di Gerbang Besar Timur, Eldrie Synthesis Thirty-one agaknya juga memiliki tekad tersendiri meskipun dia memiliki pengalaman bertarung di lapangan.

Emosi tersebut berbeda dengan ketulusan cinta milik Dakira si «Four Oscillation Blades» untuk Fanatio. Dia ingin melayani Alice, namun di saat yang sama, ia memiliki keinginan untuk melindunginya sebagai seorang junior.

Alice terkenal karena kejeniusannya dalam sejarah gereja sejak ia bangun sebagai seorang integrity knight. Dia memiliki bakat pada sacred arts yang jauh melebihi ascetics dan sister, ia juga terpilih sebagai pemilik divine instrument tertua, «Fragrant Olive Sword» dengan nama lainnya, Keabadian Seutuhya, ia menolak gosip yang beredar diantara knight lainnya, dan ia bahkan diajari semua tehnik berpedang milik Komandan Knight Bercouli.

Dia adalah gadis muda jika dilihat dari luar, tapi bagi sebagian besar knight, Alice bagaikan bintang yang bercahaya sendiri di langit utara, jauh dari yang lain. Keadaan tersebut juga menyebar sebagai rumor jika ia akan membuat bangga pemimpin tertinggi, Administrator.

Seperti itulah, Eldrie juga tidak membuat usaha untuk mendekati Alice setelah terbangun sebagai seorang knight. Malah tampaknya ia sering menghindarinya.

Meskipun ingatannya di Kerajaan Manusia telah dicuri lewat «Synthesis Ritual», Eldrie adalah anak tertua Eschdol Woolsburg, pemimpin komandan tertinggi di Kerajaan Utara Norlangarth dan juga bangsawan kelas satu. Untuk tambahan, selama 380 Tahun Kalender Dunia Manusia, ia adalah perwakilan swordsman pertama dari kerajaan utara dan juara dari Turnamen Persatuan Empat Kerajaan. Bahkan setelah menjadi seorang integrity knight, kesombongan dan kebanggaannya sebagai seorang bangsawan masih tersisa.

Karena kepribadiannya yang seperti itu, keberadaan Alice sebagai seorang knight yang lebih hebat darinya walaupun masih muda dan seorang gadis, juga posisinya sebagai satu-satunya murid Komandan Knight Bercouli membuatnya tak nyaman.

Namun, itu terjadi pada malam hari setelah ia menjadi seorang knight.

Eldrie secara tak sengaja melihat sosok Alicee yang tak pernah ia bayangkan.

Bersembunyi dalam kebun mawar untuk sekedar latihan pedang secara rahasia, ia melihat Alice mengenakan pakaian tidur, ia menunduk tepat di depan tanda makam dan bersedu. Nama pada tanda makam yang terbuat dari kayu pucat adalah milik seekor naga terbang yang Life-nya habis beberapa hari sebelumnya—ia adalah ibu naga yang melahirkan «Amayori» milik Alice dan «Takiguri» milik Eldria.

Mereka mungkin berharga karena potensi perangnya, tetapi mereka hanyalah naga. Mengapa ia menangis? Alasan apa yang membuatnya berkabubf?

Itulah apa yang Eldrie pikirkan selanjutnya.

Tetapi, ketika ia mencoba berbalik dan tertawa, ia terkejut karena menyadari air mata keluar darinya.

Alice menangis pada ibu naga yang telah mati. Ia masih belum tahu mengapa tindakan Alice membuat hatinya bergetar seolah tercabik-cabik. Eldrie hanya bisa berdiri mematung, tak bisa menghapus air matanya ketika ia menyadari. Sosok itu adalah sosok Alice Synthesis Thirty yang sesungguhnya.

Sejak saat itu, Knight Alice yang suka menyendiri menjadi benar-benar berbeda saat dilihat dengan matanya. Ia melihatnya sebagai bunga kristal yang bisa bertahan dari kekeringan dengan kepala kokohnya yang juga bisa merusak kapanpun—

Ia ingin melindunngi Alice. Ia ingin menjaga gadis itu dari udara dingin yang menusuk.

Emosi milik Eldrie tumbuh semaki kuat hari demi hari. Tetapi pikiran untuk melindunginya terlalu kurang sopan. Bakat milik Alice melampaui bakat Eldrie baik dalam hal arts maupun tehnik pedang.

Kemungkinan yang tersisa baginya adalah keinginan untuk menerima bimbingan Alice sebagai muridnya.

Sejak saat itu, Eldrie hidup dengan berpegang teguh pada keinginan tersebut. Untuk membuat dirinya diakui oleh Alice sebagai seorang swordsman dan juga seorang pria.

Tujuan tersebut sungguh sulit bahkan tak mungkin. Dengan kekuatan Alice yang bahkan diakui oleh Komandan Knight Bercouli, Eldrie semakin bersemangat untuk lebih banyak berlatih agar ia semakin kuat.

Pada waktu yang sama, ia berusaha untuk membuat masternya tersenyum bahkan walauoun sedikit, dengan saling mengobrol tentang banyak hal, makan bersama, dan sedikit berceramah—tindakan-tindakan tersebut, nyatanya adalah kepribadiannya sebelum menjadi seorang integrity knight.

Pada hari-hari itu, usahanya mulai berbuah. Dengan skill pedangnya yang terus berkembang, ia berhasil membuat masternya tersenyum walaupun sedikit.

Katherdal mengalami kejadian serangan dalam sejarah gereja.

Adalah tugas utama para integrity knight. Kasus utamanya tentang, «pembunuhan» yang dilakukan oleh dua orang swordsmen-in-training. Akan tetapi, insiden yang melibatkan pertumpahan darah karena ketidaksengajaan pernah terjadi beberapa kali dalam sejarah Kerajaan Manusia. Nyatanya, ia tidak merasakan bahaya ataupun rasa permusuhan dari mereka berdua ketika dibawa menuju katherdal. Eldrie berpikir jika mereka hanyalah pemuda dari rakyat biasa.

Itulah mengapa ketika Alice mengurung mereka di penjara bawah tanah katherdal dan membuat perintah untuk—

[Jaga pintu keluar penjara bawah tanah semalam saja untuk jaga-jaga.]

—Eldrie terheran-heran. Lalu ia melaksanakan tugas tersebut sambil berjaga di kebun mawar sesekali, namun ia sangat terkejut ketika para kriminal berhasil kabur ketika langit timur berubah menjadi malam.

Mengikuti arahan masternya, Eldrie menghalangi mereka danmelakukan tugasnya—dan setelah banyak hal terjadi, ia tetap kalah; ia tak bisa menyangkalnya. Ia melawan rakyat jelata yang hanya menggunakan rantai sebagai senjata dan mereka bahkan membuatnya menggunakan art pelepas ingatan divine instrument-nya, «Frost Scale Whip».

Sejujurnya, ia sulit menerima kekalahan. Hingga akhir, mereka berdua berhasil mengalahkan para knight peringkat atas, Deusolbert, Wakil Komandan Knight Fanatio, masternya, Alice, dan bahkan Komandan Knight Bercouli, juga mereka berhsil mengalahkan Pemimpin Tertinggi Administrator. Alice juga telah menyebutkannya di rumah kayu di desa bagian utara, Eldrie tidak mengenal salah satu dari dua kriminal tersebut. Ia mengakui jika orang yang duduk di kursi roda tersebut adalah swordsman terkuat yang bahkan melampaui integrity knights.

Eldrie tidak menyesal setelah kalah melawan pemuda berambut hitam dalam hal berpedang.

Bukan itu, bukan itu yang membuatnya terluka.

Seseorang yang melepas Alice dari kebun es yang mengekang hatinya adalah pemuda tersebut, bukan dirinya. Perasaan Eldrie tersetrum melihat kenyataan tersebut.

Beberapa jam sebelum Gerbang Besar Timur runtuh, masternya, Alice berbicara sambil tersenyum lembut, yang mana tidak pernah ia lihat di masa lalu.

[Aku telah memalui perjalanan suram hingga sampai disini atas bantuanmu. Terima kasih, Eldrie.] …begitulah yang ia katakan.

Eldrie menetapkan hatinya dengan air mata syukur ketika mendengar kata-kata tersebut. Ia akan menunjukkan seberapa besar bimbingan Alice dalam pertempuran ini hingga akhir.

Ketetapan seperti itu meminjamkan Eldrie kekuatan perwujudan dan membuatnya fokus pada waktu yang sama.

Meskipun jika segunung pasukan goblin disewa untuk berperang di sisi kiri dimana pasukannya ia pimpin, Eldria akan menunjukkan keganasannya yang tak kalah dari Deusolbert di sayap kanan.

Namun dalam kenyataan, banyak goblin datang dengan strategi yang tak terduga dan benar-benar membodohi pasukan sayap kiri, mereka menggunakan asap dan menyelinap untuk menyerang bagian belakang.

Dia telah kalah oleh goblin. Ia membuat malu Alice, yang mengawasi dari atas langit.

Ketidaksabaran membuat penilaian Eldrie menjadi kacau. Ia dengan sembrono masuk kedalam asap yang bahkan penglihatannya tidak bisa menembus, ia ingin memberikan perintah pada para penjaga. Tapi ia menyadari pada waktu bersamaan, perintah untuk menyerang dalam kondisi seperti ini akan mengakibatkan saling serang antar teman dan juga ia tidak memiliki ide untuk melenyapkan asap ini.

Eldrie hanya bisa berdiri membatu, rambut ungu terangnya terurai dan ia menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah.

Bagian 2

Catatan Penerjemah dan Referensi

  1. Semacam studio film yang khusus dalam membuat special efek
  2. Manusia yang lahir di Tanah Kegelapan
  3. Manusia yang lahir di Dunia Manusia