Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 16 Bab 18

From Baka-Tsuki
Revision as of 04:47, 28 December 2015 by Synthesis13 (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bab 18 - Perang Besar Underworld (Bulan ke-11 Kalender Dunia Manusia 380)

Hari ke 7 Bulan ke 11 Kalender Dunia Manusia 380

18:00

Cahaya Solus mulai meredup pada gerbang yang memisahkan kedua dunia dalam warna merah darah.

«Gerbang Besar Timur»

Strukturnya sangat besar, karena diciptakan oleh tangan Dewi, gerbang yang memisahkan Dunia Manusia dan Tanah Kegelapan selama lebih dari tiga ratus tahun kini mulai runtuh.

Getaran yang bergemuruh yang tersebar di dunia seperti teriakan binatang buas di waktu penghabisan Gerbang Besar, Life yang hampir tidak terbatas dari Gerbang tersebut semakin menurun, sementara 5.000 Pasukan dari kubu Pasukan Pertahanan Dunia Manusia dan 50.000 Pasukan dari Pasukan Kegelapan hanya bisa terpaku tanpa bisa berkata apa-apa. Mereka berangkat dari ibu kota Dunia Manusia, Centoria, dan ibu kota di daerah bagian timur Tanah Kegelapan, Obsidia. Di bagian barat yang jauh, guntur yang tidak bersahabat mendorong semua orang yang ada di Underworld untuk menoleh ke langit.

Detik berlalu.

Sebuah retakan muncul dari bagian tengah Gerbang Besar yang tingginya lebih dari tiga ratus mel dan menghanguskan Pasukan yang berbaris baik berada di sisi barat maupun timur.

Cahaya putih menyembur keluar dari dalam retakan tersebut, tersebar keluar seperti jala. Huruf besar dalam Pengucapan Suci runtuh bersamaan dengan api yang berada pada kedua sisi gerbang. Hanya terdapat dua orang di medan perang ini yang memahami maksud dibalik kata-kata ini, [Final Tolerance Experiment].

Perang tersebut dimulai ketika kata-kata tersebut muncul.

Gerbang Besar Timur runtuh dari atas, menimbulkan kilatan cahaya yang menyebar hingga ke langit.

Bagian 1

“Uoohh…”

Sebuah suara senang keluar dari Vassago Casals dimana tubuh bagian atasnya menaiki kereta kuda komando.

“Inilah «final load test»? Film-film Hollywood terlihat memalukan dibandingkan tontonan ini. Bukankah seharusnya kita mengambil bagian teknologi video-nya dibandingkan mengambil AI, bro? Kita akan kaya raya dalam waktu singkat jika kita memulai sebuah VFX studio"[1]

Meskipun matanya tertuju pada pemandangan luar biasa dari kejauhan, Gabriel Miller dengan tenang mengutarakan pendapatnya setalah mendengar hal tersebut.

“Sayangnya, pemandangan ini tak bisa direkam kedalam media apapun. Karena, pemandangan ini bukanlah polygon yang berasal dari dunia kita. Pertunjukan besar ini hanya bisa dilihat bagi mereka yang tersambung ke dalam STL.”

Separuh Gerbang Besar Timur telah runtuh menjadi puing-puing yang tak terhitung banyaknya. Diantara suara serta getaran yang sangat hebat, banyak puing-puing yang hancur menjadi cahaya tepat sebelum jatuh hingga ke tanah. Menilai hal tersebut, tampaknya sisa-sisa gerbang timur tidak bisa digunakan sebagai suatu penghambat.

Gabriel berdiri dari singgasananya yang berada di kereta kuda sambil mengenakan mantel hitam yang berkibar sebelum berjalan menuju tengkorak besar yang diatur oleh salah satu Sepuluh Pemimpin Bangsawan dari Tanah Kegelapan, Pemimpin Guild Pengguna Dark Arts, Dee Ai El.

Tengkorak yang diletakkan di sebuah meja kecil tersebut tampaknya adalah sebuah artifak yang bisa menyampaikan gelombang suara. Dee Ai El pernah berkata jika bicara menggunakan master skull ini, suaranya bisa tersampaikan pada slave skulls yang dimiliki oleh para jenderal. Melalui sistem transmisi banyak saluran pada Kereta Komando Stryker, hal ini lebih efektif daripada mengirim seorang pembawa pesan untuk setiap perintah yang ingin disampaikan.

Menatap kedalam lubang mata tengkorak ini, Gabriel mengeluarkan suara suramnya yang cocok untuk perannya sebagai «Kaisar Tanah Kegelapan dan Vector sang Dewa Kegelapan».

“Wahai ksatria dari Tanah Kegelapan! Saat ini adalah saat yang telah kita nanti-nantikan! Bunuh semua yang hidup! Jarah semuanya tanpa ragu! —— Injak-injak semuanya!”

Teriakan semangat terdengar dari semua arah medan peperangan, suaranya bahkan melebihi suara jatuhnya Gerbang Besar. Golok dan tombak yang tak terhitung banyaknya diangkat keatas hingga tampak warna darah karena tersinari cahaya matahari.

Sekumpulan Pasukan Tanah Kegelapan pertama yang terdiri atas 5.000 goblin gunung, 5.000 goblin dataran rendah, 2.000 orc, dan 1.000 raksasa dengan total 13.000 pasukan. Dia pertama-tama akan memimpin mereka dan mengamati reaksi Pasukan musuh. Mengayunkan tangan kanannya ke depan dengan cepat, Gabriel memberikan perintah pertamanya sebagai seorang pemain didalam peperangan ini.

“Kelompok Pertama—mulai penyerangan!!”

* * *

Seseorang yang sok memimpin lebih dari 5.000 goblin gunung di sayap kanan dari pasukan goblin yang terdiri dari 5.000 pasukan adalah seorang pemimpin baru yang bernama Kosogi. Dia adalah salah satu dari ketujuh putra pemimpin sebelumnya, Hagashi, yang secara tak sengaja tewas karena drama pemberontakan Jenderal Kegelapan Shasta.

Hagashi terkenal karena kebrutalan dan keseraakahannya diantara para ketua terdahulu. Kosogi tidak hanya mewarisi watak tersebut, dia hanya menyembunyikan kecerdasan tingginya yang tak menarik diantara goblin dibawah wajahnya yang tersembunyi.

Mencapai usianya yang kedua puluh di tahun ini, Kosogi telah merenungkannya mengapa goblin dianggap sebagai yang terburuk diantara lima ras dari tanah kegelapan—manusia, raksasa, ogre, orc, dan goblin—selama lebih dari lima tahun.

Pastinya karena goblin adalah yang terkecil diantara lima ras dan terlemah secara fisik. Bagaimanapun, para goblin mengalami kerugian terbanyak karena kelemahan tersebut dan faktanya, mereka telah mengadakan pertempuran melawan para orc dan manusia secara sejajar ketika «Jaman Perang Besi Dan Darah» di masa lampau.

Ketika para ras pada akhirnya mengakhiri perang mereka, karena lelah akan perang yang berkepanjangan, ketua goblin juga mendapatkan tempat dalam pertemuan Sepuluh Bangsawan, sebuah perkumpulan tertinggi di tanah kegelapan, ketika mereka memutuskan untuk mengadakan perjanjian perdamaian antar lima ras. Akan tetapi, kenyataannya perjanjan tersebut tidaklah adil. Baik goblin gunung dan goblin dataran rendah hanya diberikan tak lebih dari tanah kering nan gersang di bagian utara sebagai wilayah kekuasaan dan tak ada cukup tempat untuk bertani maupun untuk mempertahankan Life dari seluruh ras goblin; anak-anak para goblin terus menerus mengalami kelaparan dan para tetua secara cepat meninggal.

Singkatnya, para goblin telah tamat oleh keputusan ketua dari ras lainnya.

Agar mengekang kekuatan terbesar mereka, yaitu jumlah yang sangat banyak, para goblin memaksakan rasnya untuk menempati tanah luas nan gersang. Seperti, para goblin harus kelelahan hanya untuk hidup hingga saat ini dan tak bisa membangun peradaban yang lebih maju. Mempertahankan tempat pelatihan untuk anak-anak mereka agar bisa berlatih seperti Ium hitam[2] sungguh tak mungkin; anak-anak goblin malah dikirim menyusuri sungai diatas perahu agar mengurangi mulut-mulut untuk diberi makan. Tindakan tersebut mungkin akan disambut hangat oleh ras lain.

Jika saja mereka mempunyai tanah yang subur serta sumber daya yang memadai, Pasukan goblin sekarang ini tidak akan mengenakan armor yang dibuat dari besi kasar, tetapi mengenakan equipment yang dibuat dari baja. Mereka akan menimbun Life dari persediaan makanan yang banyak sserta mempelajari tehnik pedang dan siasat pertempuran. Mereka mungkin telah mempelajari dark arts yang kini telah dimonopoli oleh Ium hitam.

Jika mereka mendapatkan semua itu, tak seorangpun akan memandang goblin sebagai ras rendahan.

Ayah Kosogi yang telah meninggal, Hagashi, juga tampaknya secara terus menerus dihantui oleh kemarahan dan kecemburuannya terhadap Ium hitam, tetapi dia kurang pintar untuk memikirkan apa yang bisa dia perbuat. Dia memiliki cukup kebijaksanaan hanya untuk berharap agar bisa berada di sisi Kaisar Vektor melalui pemanfaatan militer dalam perang besar ini.

Sungguh suatu kebodohan. Bagaimana mungkin mereka berharap agar bisa terkenal dalam suatu pertempuran? Hal tersebut sudah jelas terlihat dari posisi Pasukan ini.

Hal ini tampaknya diusulkan kepada kaisar oleh Pemimpin Guild Pengguna Dark Arts. Wanita tersebut mengusulkan agar «kebanggaan sebagai Pasukan penyergap» diserahkan kepada dua ras goblin. Ia memanfaatkan serta mengatur mereka sejak dari awal. Para goblin akan ditempatkan di barisan depan dan dengan cepat akan ditebas oleh para iblis-iblis legenda, para Integrity Knight dari Kerajaan Manusia, sebelum dibakar oleh Dee Ai El sebagai kerusakan tambahan dari jarak aman di formasi belakang dengan maksud merampas jasa-jasa tindakan para goblin.

—Bagaimana mungkin Kaisar Vector membiarkan Dee?

Akan tetapi, hal tersebut, dalam cara apapun, para goblin tidak bisa menolak perintah tersebut. Kaisar Vector bahkan tidak terluka sedikitpun setelah mendapat serangan dari Jenderal Kegelapan Shasta yang mana membunuh dua ketua goblin dan ketua Guild Assassins. Kaisar memegang kekuatan mutlak dan hukum di tanah kegelapan yang memutuskan jika yang lemah harus mematuhi yang kuat.

Bagaimanapun juga, Ium hitam wanita ini berbeda. Kosogi kini adalah salah satu dari Sepuluh Pemimpin Bangsawan, selevel dengannya. Dia tidak memiliki kewajiban untuk patuh oleh siasat jahatnya.

Perintah yang diberikan kepada para goblin sungguh sederhana. Mereka akan menembus pertahanan sebagai pasukan terdepan dan membinasakan Pasukan musuh.

Hanya itu. Tak ada apapun tentang mempertahankan garis depan hingga api-api dari pengguna art turun dari bagian belakang. Mereka memiliki kelonggaran untuk mengecoh wanita itu.

Kosogi secara rahasia memberikan perintah kepada petugas pemberi perintah yang paling dipercayainya tepat setelah Gerbang Besar runtuh.

Ketika slave skull yang diberikan kepadanya bergerak dan menyampaikan perintah penyerangan dari kaisar, Kosogi menggenggam tangannya dibawah armor miliknya dan mengeluarkan sebuah bola kecil yang telah dia persiapkan sebelumnya. Petugas pemberi perintah yang menjadi temannya mungkin juga melakukan hal yang sama saat itu juga.

Tumpukan batu yang sebelumnya adalah Gerbang Besar Utara runtuh sepenuhnya dengan suara raungan lalu menghilang dalam cahaya.

Dia menyadari banyak tembakan serta kilatan menyilaukan dari senjata serta armor dikejauhan menuju lembah terbuka didepan sana.

Itulah Pasukan pertahanan Ium putih[3].

Dibalik mereka adalah tanah yang cukup berlimpah, sumber daya yang tak terbatas, serta kekuatan yang cukup untuk membuat goblin gunung mendapatkan kembali jaman kejayaan mereka.

Bagaimana mungkin dia dijadikan batu pijakan? Dia mendapatkan pasukan goblin-goblin dataran rendah, yang diketuai oleh pemipin tanpa otak, dan lagi para orc yang lebih bodoh menjadi pasukannya.

Kosogi menggenggam bola tersebut dengan tangan kirinya kuat-kuat serta menikamkan pisau gunung tebal di tangan kanannya ketika dia berteriak dengan suara tingginya.

“Kalian semua, tetap bersama dan maju bersamaku!! —Serbuuu!!”

* * *

“Pasukan pertama, tarik pedang kalian dan siaplah menyerang! Ascetics[4], siapkan mantra dan art penyembuh!”

Suara lantang Fanatio Synthesis Two menembus kekacauan yang sedang terjadi, dalam perannya sebagai integrity knight serta menjadi wakil kepala pemimpin bagi Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia.

Jyariin!! Suara gemericing dari pedang yang tertarik keluar dari sarung pedangnya berdenting melalui lembah tersebut. Mereka memandang nyala api yang jumlahnya melebihi pedang baja berkilat merah yang telah diberi berkah.

Suara bagaikan petir akhirnya datang dari balik Gerbang Besar Timur yang telah runtuh disertai tanah berguncang yang mengikutinya.

Langkah-langkah pendek para goblin, langkah-langkah para orc yang terseret, langkah kaki para raksasa yang seperti palu dihantamkan ke tanah bercampur menjadi satu dan saling beriringan dengan teriakan peeperangan mereka. Itu semua adalah teriakan peperangan yang sama sekali tidak dikenal oleh semua manusia.

Semua hal tersebut membuat tiga ratus pasukan pertahanan yang berbaris dalam posisi bertahan dua ratus mel dari Gerbang Timur Utara agak terkejut. Bukanlah hal yang aneh bagi mereka untuk lari sebelum saling menyilangkan pedang lalu terpencar-pencar dalam kepanikan. Ini adalah pengalaman pertarungan pertama yang mempertaruhkan nyawa bagi seluruh penjaga, pengalaman berperang.

Apa yang membuat mereka tetap berdiri pada posisi masing-masing adalah bantuan dari tiga integrity knights yang berdiri sendiri menjaga jarak di bagian paling depan.

Yang bertugas menjaga sayap kiri adalah «Frost Scale Whip», Eldrie Synthesis Thirty-one.

Di tengah-tengah adalah «Heaven Piercing Sword», Fanatio Synthesis Two yang juga berperan sebagai komandan pasukan.

Dan di sisi kanan dilindungi oleh «Conflagrant Flame Bow», Deusolbert Synthesis Seven.

Ketiga knights yang mengenakan armor di seluruh tubuhnya, yang semakin cantik bergemerlap bahkan di dalam kegelapan dengan tegap berdiri dan saling menjaga jarak masing-masing dua kaki, mereka bertiga menunggu pasukan musuh tanpa rasa gugup.

Kekhawatiran dan rasa takut tetaplah ada dalam dada masing-masing knights. Mereka mungkin memiliki pengalaman bertarung dalam dunia nyata dibandingkan para penjaga, tetapi kebanyakan pertarungan para knight ini adalah satu lawan satu melawan dark knights. Tak seorangpun dari mereka memiliki pengalaman bertarung melawan pasukan sebanyak ini: bahkan Fanatio yang menjadi komandan pasukan, bahkan juga Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One yang memimpin pasukan kedua yang berada di belakang.

Di atas itu semua, penguasa Dunia Manusia, Pemimpin Tertinggi Gereja Axiom bahkan juga belum pernah melawan pasukan sebanyak ini.

Keadilan mutlak yang menjadi simbol gereja juga telah lama menghilang.

Para knights yang berdiri di medan pertempuran ini mempercayakan keyakinan mereka sepenuhnya. Cukup ironis, karena kepercayaan mereka adalah emosi yang seharusnya telah hancur lewat «Synthesis Ritual» yang pernah sekali dilakukan untuk mereka.


Deusolbert Synthesis Seven mengangkat dadanya sambil menunggu pasukan musuh, dengan hati-hati mengusap cincin tua yang menempel pada jari di tangan kirinya sambil menggenggam Conflagrant Flame Bow dengan jari di tangan kanannya.

Menempati posisi diantara integrity knights yang paling tua, dia telah melindungi tatanan wilayah utara Kerajaan Manusia selama lebih dari seratus tahun.

Dia mengusir para penyusup dari Tanah Kegelapan ketika mereka mencoba melintasi Puncak Barisan Pegunungan, memusnahkan sacred beast yang lumayan besar, dan kadang-kadang mengangkut kriminal yang melakukan taboo. Dia telah berhenti berfikir mengenai alasan mengapa ia melakukan tanggung jawabnya sejak dahulu kala. Mempercayai tanpa keraguan jika ia adalah seorang knight yang dipanggil dari Celestial World, dia bahkan tidak tertarik dengan setetespun aktivitas pada kehidupan manusia.

Apa yang membingungkan Deusolbert pada waktu ini adalah tentang mimpi misterius yang sering menghinggapinya ketika beristirahat.

Sebuah tangan kecil yang tampaknya pucat. Cahaya yang bersinar dari cincin perak sederhana berada di jarinya.

Tangan itu mengusap rambutnya, menyentuh pipinya, dan dengan lembut menggooyangkan pundaknya.

Deusolbert lalu mendengar bisikan lembut.

—Bangun sayang, sudah pagi…

Deusolbert tidak menceritakan mimpi ini kepada siapapun. Dia pikir kepala pemimpin akan menghapus mimpi itu dengan art miliknnya jika ia mendengarnya. Deusolbert tak ingin kehilangan mimpi-mimpi tersebut. Setelah semua, cincin yang bersinar di tangan kecil pada mimpi itu memiliki desain yang sama dengan cincin yang berada di jari tangan kirinya ketika Deusolbert terbangun sebagai seorang knight.

Apakah kenangan tersebut berasal dari Celestial World? Jika dia menyelesaikan misinya sebagai seorang knight di dunia ini lalu mendapat izin untuk kembali ke sana, dapatkan ia bertemu dengan pemilik tangan dan suara tersebut sekali lagi?

Deusolbert menyembunyikan pertanyaan tersebut—atau mungkin suatu harapan—di dalam hatinya sejak waktu yang lama.

Akan tetapi, sesuatu terjadi ketika berita mengejutkan menyebar dalam Kathedral Pusat setengah tahun yang lalu.

Deusolbert, yang bertarung dengan dua pemuda pemberontak melawan gereja, kalah meskipun telah mengerahkan armament full control art miliknya. Pemuda berambut hitam yang menembus serangan Conflagrant Flame Bow dengan sebuah tehnik pedang yang ia lihat untuk pertama kalinya mengatakan sesuatu yang sulit ia percayai.

Para integrity knights tidak dipanggil dari Celestial World. Mereka adalah manusia yang lahir di Kerajaan Manusia, lalu dilatih menjadi knights dengan ingatan mereka tersegel.

Pemimpin tertinggi Administrator, simbol kebaikan, penguasa mutlak, dan perwujudan keadilan mutlak tak mungkin menipu semuua knights. Akan tetapi, pemuda tersebut mengalahkan Komandan Pasukan Knight Fanatio, Komandan Bercouli, dan Pemimpin Tetua Chudelkin, menembus lantai paling atas Kathedral Pusat, dan bahkan mengalahkkan Administrator. Sekelompok pemberontak tak mungkin bisa memiliki kekuatan seperti itu dalam pedang mereka.

Dia sejujurnya tahu sejak awal, sejak pertama kali ia bertarung dengan mereka. Tebasan pedang panjang mereka tidak mengandung suatu kebohongan ataupun muslihat.

Itu berarti pemilik tangan kecil yang ada di mimpinya bukanlah berasal dari Celestial World, tetapi dari dunia manusia di permukaan sana.

Deusolbert melakukan tindakan pertamanya semenjak ia menjadi seorang knight ketika mengetahui kebenaran. Dia memeluk cincin di tangan kirinya menuju dada ketika tetesan air mata mengalir turun dari kedua matanya.

Setelah semua, tak seperti integrity knights, orang-orang di Kerajaan Manusia akan meninggal di usia sekitar tujuh puluh tahun. Dengan kata lain, Deusolbert menyadari jika ia tidak akan pernah bertemu dengan orang yang memanggilnya, “sayang”.

Namun, dia menanggapi permohonan Komandan Knight Bercouli lalu menuju lokasi pertempuran besar akan terjadi.

Untuk melindungi dunia tempat ia tinggal dengan pemilik tangan kecil tersebut, menghiraukan betapa lama kejadian tersebut telah berlalu.

Itulah apa yang ingin ia katakan, apa yang memberikan kekuatan bagi Integrity Knight Deusolbert Synthesis Seven untuk berdiri disini tanpa berpindah tempat dihadapan pasukan besar dari tanah kegelapan adalah kekuatan dari suatu emosi yang seharusnya telah hilang darinya—«cinta».

Dan tanpa ia ketahui, Knight Fanatio dan Knight Eldrie juga berdiri disini untuk bertarung bersamanya dengan alasan melindungi seseorang yang mereka sayangi.

Deusolbert memindahkan tangan kanannya dari cincin tersebut dan menggenggam empat panah baja sekaligus dari tempat anak panah raksasa yang berada di tanah disisinya.

Dia mengatur anak panah tersebut dengan hati-hati menuju divine instrument miliknya, Conflagrant Flame Bow yang ia genggam secara horizontal.

Deusolbert hampir selesai mengucapkan incantation untuk armament full control art miliknya. Fanatio dan Eldrie akan menahan pengucapan milik mereka, tetapi tehnik rahasia milik Deusolbert tak bisa memperlihatkan kekuatannya jika kondisi menjadi terlalu heboh. Dengan ketetapan hati untuk mengurangi hampir separuh life milik busur kesayangannya, Deusolbert mengambil nafas dalam dan mengucapkan kalimat akhir.

“Enhance armament!”

Warna merah tua.

Api raksasa dari busur perunggu memperingatkan para penyusup yang berjarak dua ratus mel jauhnya dalam warna merah cemerlang.

Keempat anak panah yang terpasang pada busur panah bersinar juga dalam api merah tua.

“—Aku Integrity Knight Deusolbert Synthesis Seven! Semua yang berdiri dihadapanku, kalian akan terbakah hangus sampai ke tulang-tulang kalian!!”

Meskipun kata-kata tersebut tidak meninggalkan kenangan apapun untuknya, dia pernah mengatakan namanya sendiri dengan cara yang hampir sama ketika ia membawa gadis kecil di daerah utara delapan tahun yang lalu. Namun, karena topeng baja tipis miliknya kini terlepas, suaranya lebih keras, menekan, dan nyaring.

Jari Deusolbert melepaskan busur yang menegang karena telah mencapai batasnya.

Zudoo!! Empat serangan api tertembak lurus dalam formasi radial sambil mengeluarkan deru.


Korban perang pertama yang nantinya dikenal sebagai «Peperangan Underworld» adalah pasukan goblin dataran rendah yang masuk dari sisi kiri lembah.

Pemimpin baru dari goblin dataran rendah, Shibori, tak memiliki kebijaksanaan dan rencana yang setara dengan pemimpin goblin gunung yang baru, Kosogi. Shibori hanyalah pemuda yang hanya mengandalkan badan dan kekuatannya. Seperti, ia mengimbangi melawan seorang integrity knight, kemudian memperoleh kekuatan yang mengesankan bahkan ketika sendiri, benar-benar tanpa persiapan dan hanya memerintah lima ribu pasukan dalam posisi yang tak bijaksana.

Empat panah api milik Deusolbert menembus kedalam formasi ketat Pasukan goblin dataran rendah dari bagian depan, mencapai potensi maksimal panah-panah tersebut. Seluruh empat puluh dua pasukan goblin dengan segera terbakar dalam serangan pertama dan memaksa sisa pasukan tersebar tak beraturan. Akan tetapi, karena posisi pasukan goblin tidak teratur dari awal, kebanyakan pasukan pemegang golok ini haus akan darah bahkan antar keluarga dan mereka tetap menerobos kedepan, mendorong teman-teman mereka yang bimbang ke samping.

Deusolbert merespon dengan menempatkan empat anak panah lainnya kedalam Conflagrant Flame Bow miliknya.

Kali ini ia tidak memisahkan jarak antar empat anak panah tersebut, ia menembakkan mereka dengan saling terikat.

Tombak conflagrant yang begitu besar menabrak tepat di tengah-tengah barisan dan menimbulkan ledakan yang menggetarkan. Banyak prajurit di posisi tengah terlempar tak karuan sambil berteriak. Korban dari serangan ini melebihi lima puluh, tetapi para goblin gunung masih menerobos maju.

Alaminya, mereka akan tetap maju. Dibelakang meraka, dua ratus orc dan seratus raksasa mengikuti dua ras goblin yang menjaga langkah satu sama lain dan berhenti adalah hal konyol karena para goblin akan terinjak oleh orc dan raksasa yang ukurannya lebih besar beberapa kali lipat dari mereka.

Sementara goblin dataran rendah kekurangan rencana. Tak seperti ketua goblin gunung yang baru, Kosogi. Para goblin dataran rendah menyimpan kemarahan dan dendam terhadap cemooh dan tindasan yang mereka alami sebagai ras yang paling lemah. Dan emosi tersebut diarahkan kepada orang-orang dari Kerajaan Manusia yang telah menjadi budak mereka dengan nama «ium putih» dalam bahasa goblin.

Mengangkat kapak perang kasar yang ia genggam dengan kedua tangannya yang lebih berotot dari rata-rata goblin lainnya, Ketua Shibori meneriakkan kata-kata bar-bar miliknya.

“Kalian semua! Bunuhlan si pemanah itu! Kepung dia, potong dia, bantinng dia!!”

“Orarara—!! Bunuh!! Bunuh!! Bunuh!!”

Teriakan pertempuran terdengar kembali dari lima ribu pasukan tanah kegelapan.


Deusolbert menghiraukan kemarahan dan rasa haus darah mereka tanpa berkata-kata karena ia melepaskan tembakan ketiga dengan menggunakan lima anak panah sekaligus. Jumlah goblin yang terbakar hingga menjadi abu melampaui lima puluh tetapi pasukan musuh tetap menerobos masuk.

Deusolbert menyimpan api Conflagrant Flame Bow karena jarak antara ia dan pasukan musuh kini telah mencapai lima puluh mel lalu mengganti mode panahnya menjadi tembakan biasa. Mengeluarkan panah baja dari tempat anak panah dengan kecepatan ganas, ia menembakkan tanpa mengincar target secara spesifik. Setiap panah menembus tiga goblin, atau setidaknya dua goblin.

Para penjaga berlari kedepan menuju sisi Deusolbert dengan menghunuskan pedang mereka.

“Lindungi tuan Knight! Jangan biarkan pedang musuh melukainya!!”

Seseorang yang berteriak seperti itu adalah seorang pemimpin penjaga muda yang baru berusia sekitar dua puluh atau lebih. Ia menggenggam pedang besar yang digenggam dengan kedua tangannya setelah melewati latihan keras dihadapan Deusolbert. Namun, ujung pedang tersebut agak bergetar sedikit.

Deusolbert berpikir untuk meminta mereka mundur dan tidak bertindak berlebihan. Ia tidak yakin jika penjaga muda ini bisa menahan pertarungan sesungguhnya dengan darah. Namun semangat, tehnik, dan tubuh mereka telah memiliki pengalaman karena bimbingan ketat dari para knight.

Akan tetapi, Deusolbert menarik nafas dan malah memberikan teriakan dalam.

“Maaf. Aku akan menyerahkan sisi kanan dan kiri pada kalian.”

“Serahkan itu pada kami!!”

Si ketua penjaga menunjukkan senyuman.

Detik berlalu.

Dan suara melengking yang dibuat ketika golok milik goblin dataran rendah berbenturan dengan pedang panjang milik pasukan penjaga untuk pertama kalinya terdengar.

* * *

Beberapa detik sebelumnya.

Di tengah-tengah ngarai, Komandan Pasukan Knight Fanatio Synthesis Two telah menunggu pasukan musuh dengan postur yang mungkin dianggap aneh oleh pengetahuan orang awam di dunia ini.

Dia berdiri dengan kedua kakinya terbuka agak lebar, dan tubuh bagian kirinya agak maju ke depan. Tangan kanannya, yang lurus dengan tinggi pundaknya menggenggam pangkal pedang divine instrument milknya, Heaven Piercing Sword. Akan tetapi, pedangnya dipegang secara horizontal dengan gagang bagian bawah secara terbalik.

Sementara itu, tangan kirinya diulurkan keluar ke depan, telapak tangannya mendukung pedang Heaven Piercing Sword. Jika Gabriel atau Vassago melihat posisi ini, mereka akan memiliki pikiran yang sama. Meraka akan berkata—Fanatio seperti seorang sniper yang siap menembakkan senapan.

Ini mungkin benar jika dirasakan. Fanatio menarik pasukan musuh yang maju selama mungkin sambil mengintai titik paling efektif.

Meskipun Conflagrant Flame Bow milik Deusolbert bisa diatur luas jarak tembaknya, Heaven Piercing Sword miliknya hanya bisa terbatas menembakkan sebuah beam cahaya. Seperti, menembakkannya kearah pasukan musuh yang begitu banyak hanya akan memberikan sedikit dampak kerusakan.

Dia harus mengincar komandan yang entah dimana berada dalam pasukan musuh—salah satu dari Sepuluh Pemimpin Bangsawan Kerajaan Kegelapan.

Pasukan tanah kegelapan dipimpin oleh kekuatan dan ketakutan. Rata-rata pasukan musuh sangat setia mematuhi perintah yang diberikan komandannya dan mereka akan bertempur hingga akhir tanpa ada perubahan apapun. Tetapi memutar balikkan fakta tersebut, mereka akan kehilangan semua kepemimpinan karena kehilangan komandan mereka.

—Kami juga pernah sekali mengalaminya.

Fanatio memikirkan pikiran yang terlintas dalam kepalanya.

Berita bahwa Pemimpin Tertinggi Administrator telah meninggal mengacaukan Integrity Knights Order dalam satu malam. Adalah kata-kata Bercouli yang mengijinkan para knight yang berada di puncak kekacauan untuk sadar.

—Bukankah misi kita, tujuan kita untuk hidup, untuk mematuhi perintah pemimpin tertinggi dan pemimpin tetua?

—Bukan. Kita hidup untuk melindungi apapun yang ada di Kerajaan Manusia.

—Selama kita memiliki maksud untuk melindungi, kita akan tetap menjadi knights hingga kita tewas.

Kenyataannya, tidak semua integrity knight memahami maksud Komandan Bercouli. Para knights yang bergabung dalam medan pertempuran ini hanya berjumlah kurang dari dua puluh.

Akan tetapi, mereka semua memiliki keinginan untuk bertarung hingga akhir bahkan jika mereka sendiri yang tersisa. Hal yang sama juga tampaknya terjadi pada lima ribu penjaga yang berkumpul disini, di tempat penuh kematian ini. Itulah yang membedakan antara pasukan Dark Territory dengan mereka.

Fanatio memperlihatkan wajah yang tertutup topeng peraknya menuju pedang yang digenggam para penjaga lalu dengan tegas menatap pasukan musuh dengan mata terbuka.

Pasukan goblin menerobos masuk karena tanah semakin bergetar, kini pasukan tersebut telah mempersempit jarak antara mereka hingga ratusan mel. Deusolbert telah memulai serangannya dengan menggunakan armament full control art dan ledakan api mulai bermunculan dua hingga tiga kali dalam kekacauan ini.

Dia terlihat dalam cahaya ledakan—

Fanatio akhirnya telah menemukan targetnya.

Bayangan besar yang ada di tengah-tengah pasukan goblin yang saling berlarian, ia memerintah pasukan tersebut. Mereka adalah para raksasa, yang tubuhnya beberapa kali lebih besar dari tubuh manusia. Seseorang yang memimpin mereka memiliki badan besar serta lebih tinggi dari yang lain; ia tak salah lagi adalah Sigrosig, salah satu dari Sepuluh Pemimpin Bangsawan, seorang pemimpin yang pernah sekali ia lihat.

Para raksasa mungkin adalah ras yang senang berbangga, mungkin juga ras yang sangat sombong. Mereka mengukur kehebatan hanya berdasarkan ukuran tubuh, dan tampaknya di dalam diri mereka, mereka bahkan memandang rendah pemimpin sebenarnya dari tanah kegelapan, para manusia berkulit gelap.

Itu berarti menumbangkan pemimpin ras dengan sekali serang bahkan sebelum peperangan benar-benar dimulai akan menimbulkan kekacauan yang begitu besar.

Fanatio mengambil nafas dalam, menahannya, dan berbisik.

“Enhance armament.”

Cahaya putih, seterang Solus menelan pedang Heaven Piercing Sword dalam suara getaran rendah.

Fanatio secara akurat mengukurnya dengan lintasan yang telah ia perkirakan, mengincar Sigrosig yang berlari di kejauhan sambil berteriak.

“Tusuklah—cahaya!!”

Sword Art Online Vol 16 - 030.jpg

Zubaaaa!! Udara bergetar ketika cahaya panas menyilaukan berkumpul dari Solus menembus medan peperangan.

* * *

“…Telah dimulai…”

Integrity Knight Renri Synthesis Twenty-seven mendengarkan suara ledakan yang masih berlangsung dikejauhan sambil berbisik seperti itu.

Renri adalah salah satu dari tujuh knights berperingkat atas yang bertugas menjaga Kerajaan Manusia. Dengan kata lain, dapat dikatakan secara pribadi jika ia memiliki sedikit lebih banyak pengalaman berperang dibandingakn seluruh pasukan pertahanan.

Akan tetapi, kini ia membungkuk, memeluk lututnya, tidak berada di barisan terdepan dari Pasukan Pertahanan Manusua Kedua posisi sayap kiri dimana ia seharusnya berada tetapi kini ia berada di posisi belakang, kini ia berada di tenda kecil yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan dan persediaan.

Dia telah lari.

Setelah berlari dalam kebingungan beberapa menit sebelumnya sebelum peperangan dimulai, dia menyelinap kedalam tenda kosong dan terus menahan nafas dan menutup telinganya semenjak itu.

Alasan ia berkelakuan seperti itu adalah karena motif yang sama ketika ia ikut dalam pasukan pertahanan.

Sebuah kegagalan.

Dinilai oleh pemimpin tertinggi, Administrator, Renri tidak menunjukkan kerja nyata sebagai seorang integrity knight dan menghabiskan lima tahun dibekukan. Meskipun membuang dirinya sendiri menuju medan pertempuran agar mendapat kembali kebanggaannya, ia telah kalah melawan ketakutan miliknya sampai akhir.

Meskipun ingatan telah dihapus darinya, Renri dulunya seorang pemuda yang dapat dikatakan sebagai seorang swordsman pandai, tak terkalahkan oleh orang lain di Kerajaan Selatan Southacroith. Menuju ibukota Centoria pada usia tigabelas tahun, dengan gemilang ia memperoleh kemenangan dalam Turnamen Persatuan Empat Kerajaan di tahun berikutnya dan mendapat promosi menjadi seorang integrity knight.

Bahkan setelah kehilangan semua ingatannya karena «Synthesis Ritual» dan terbangun sebagai seorang knight, dia menunjukkan bakat yang mengagumkan menggunakan pedang. Mendaki peringkat hingga menjadi knight atas dengan kecepatan luar biasa, ia mendapat sebuah divine instrument dari pemimpin tertinggi.

Harta divine instrument di Kathedral Pusat tidak diberikan karena kehendak pemimpin tertinggi maupun khight itu sendiri. Faktanya, divine instrument-lah yang memilih penggunanya. Melalui semacam ikatan antara jiwa knight dengan ingatan divine instrument tersebut.

Ikatan antara Renri dan divine instrument miliknya, sebuah pisau lempar ganda «Twin Edged Wings» sangatlah kuat.

Namun, tak dapat dipercaya, Renri tak pernah membangunkannya. Dia tak pernah membangunkan bukti sebagai knight berangking tinggi, sebuah armament full control art, bahkan sekalipun.

Hal itu cukup membuat pemimpin tertinggi kehilangan minatnya terhadap Renri. Dengan Alice Synthesis Thirty menjadi seorang integrity knight setelahnya, arti keberadaannya seolah tertelan bakat mengagumkan milik Alice.

Hal tersebut sungguh tidak adil jika menyalahkan Renri. Setelah semua, bakat milik Alice semakin naik hingga mencapai posisi tiga dalam knight order dan ia cukup layak untuk mendapat divine instrument terkuat dan tertua, «Fragrant Olive Sword». Seolah belum cukup, Renri dilabel sebagai sebuah kegagalan dalam kehidupan nyata dan dipaksa tertidur dalam waktu yang lama.

Ketika ia diubah menjadi patung es oleh art «deep freeze» milik pemimpin tetua, apa yang hinggap ke dalam pikirannya adalah perasaan kekurangan.

Ia kekurangan hal terpenting bagi dirinya sendiri … itulah mengapa Renri tak bisa mengontrol Twin Edged Wings meskipun memiliki ikatan yang kuat.

Renri terbangun lagi setelah waktu telah lama berlalu.

Itu adalah tepat ketika insiden pemberontakan yang membuat Kathedral Pusat heboh. Dengan sebagian knight yang ada dikalahkan, bahkan termasuk Komandan Knight Bercouli, dan nasib Alice, kartu as mereka tak jelas keberadaannya, Pemimpin Tetua Chudelkin menyadari waktu yang pas untuk mencairkan Renri.

Akan tetapi, Renri tidak menjalankan kewajibannya kali ini dengan baik. Chudelkin dan Pemimpin Tertinggi Administrator telah kalah sebelum Renri terbangun sepenuhnya dan apa yang matanya tangkap setelah ia bisa menggerakkan tubuhnya adalah Integrity Knights Order dalam kekacauan penuh.

Permintaan untuk ikut serta dalam misi untuk melawan invasi berskala besar dari tanah kegelapan datang dari Bercouli yang kini memimpin menggantikan posisi Pemimpin Tertinggi.

Renri merasa para knight posisi atas yang menanggapi permintaan tersebut, seperti Fanatio, Deusolbert, ataupun Alice, bersinar semakin terang meskipun pernah mengalami kekalahan.

Renri berpikir mungkin ia akan memahaminya jika ia ikut bersama mereka. Ia mungkin memehami apa kekurangannya. Mengapa divine instrument miliknya tidak menjawab perasaannya.

Bergemetar di pojok ruangan, Renri dengan takut berdiri dan mengangkat tangannya. Bercouli meletakkan tangan besarnya ke pundak Renri dengan anggukan kuat dan hanya berkata satu kalimat padanya. Yaitu bahwa Bercouli mengandalkannya.

Meskipun seperti itu.

Tekanan yang ia rasakan dalam pertempuran pertamanya, atau pertempuran sesungguhnya lebih melampaui perkiraannya. Nafsu dan rasa haus darah dari pasukan tanah kegelapan yang berjarak ribuan mel sampai pada dirinya seperti besi panas dan Renri melarikan diri sebelum ia menyadarinya.

—Berdiri. Aku harus kembali menuju posisiku. Jika aku tidak bertarung sekarang, aku akan tetap menjadi sebuah kegagalan selamanya.

Renri pasti telah menyemangati dirinya berkali-kali didalam tenda yang ia susupi.

Namun, getaran hebat dan teriakan peperangan sejak dimulainya peperangan membuatnya masih memeluk kedua kakinya.

“……Telah dimulai……”

Renri sekali lagi membisikkan kalimat tersebut.

Sepasang pisau lempar yang terpasang pada sisi pinggangnya bergoyang-goyang seolah mengutuk pemiliknya.

Tetapi ia tak bisa kembali sekarang. Ekspresi macam apa yang bisa ia buat dihadapan komandan knight dan para penjaga yang percaya padanya?

—Takkan ada yang berubah jika ia berada disana. Seorang knight peringkat atas yang tak bisa menggunakan armament full control art hanya akan menjadi pengganggu.

Pemikiran itu terdengar sebagai alasan yang terlintas dalam pikirannya lalu Renri menenggelamkan kepalanya semakin dalam diantara kedua lututnya.

Itu terjadi ketika suara lemah sampai ke telinga Renri dari pintu masuk tenda, mengirimkan keterkejutan ke seluruh tubuhnya.

“Tiezé, bagaimana kalau disini?”

Renri bergemetar hingga menggigil, benar-benar tak eperti seorang knight, bertanya-tanya jika mereka mencarinya, kemudian ia mendengar suara lain membalasnya. Kedua suara tersebut tampaknya milik gadis muda.

“Boleh juga, tenda ini sepertinya cukup layak, Ronye. Ayo sembunyikan senpai disini dan mari jaga pintu masuknya.”

* * *

Pemimpin raksasa, Sigrosig, adalah seorang prajurit legenda dengan jenggot perunggu dan rambut acak-acakan, sebuah tubuh kuat setinggi bukit namun penuh bekas luka tak terhitung banyaknya.

Mereka, para raksasa adalah ras yang menggambarkan hukum murni dari Tanah Kegelapan, «Yang kuat menjadi penguasa». dengan setiap dari mereka menyaring setiap kemungkinan dari kekuatan, keahlian, dan nyali sejauh yang mereka ingat, cara hidup mereka lebih keras daripada Dark Knight Order. Meskipun tempat hidup para raksasa berada di dataran tinggi pada wilayah barat dari Tanah Kegelapan, berbagai macam jenis binatang besar dan binatang magis yang seharusnya banyak muncul disana dengan cepat habis berkurang. Para raksasa dengan seksama memburu mereka sebagai target untuk ritual penerimaan.

Mengapa mereka bertindak sejauh itu untuk mencari kekuatan?

Jika mereka tidak melakukannya, jiwa mereka, «fluct lights» milik mereka akan hancur.

Ke empat ras demi-human yang berada di Tanah Kegelapan akan musnah, karena «soul prototype» yang menahannya bukanlah daging manusia. Sebuah pengaman mental seharusnya dibutuhkan untuk melindungi kehancuran jiwa seseorang.

Contohnya saja, goblin menahan diri tentang masalah ketidakberdayaan mereka, karena terlahir dalam postur kecil dan mengubah hal tersebut menjadi kekuatan kemarahan dan kebencian terhadap manusia.

Para raksasa sebaliknya, mereka menahan fakta karena terlahir sebagai manusia namun memiliki kekuatan yang lebih dari seorang manusia . Setiap raksasa tak akan pernah kalah setidaknya melawan manusia dalam pertempuran satu lawan satu. Itulah yang menjadi dasar pemikiran mereka, sebuah peraturan sebenarnya. Itulah sebabnya mereka mengadakan upacara penerimaan ketika masih muda, menaikkan priority masing-masing individu bahkan jika itu berarti mengurangi jumlah ras mereka.

Misalnya—

Ratusan prajurit raksasa dipanggil dalam medan perang, berlawanan dengan sifat alami mereka, keinginan bertempur mereka akan cepat mendidih. Bagi Raksasa yang terlahir setelah masa « Jaman Perang Besi Dan Darah », peperangan ini akan menjadi pertarungan besar pertama mereka.

Pemimpin ras mereka, Sigrosig, berpikir tak serius.

Bahwa para raksasa akan membunuh seluruh prajurit musuh hanya dengan serangan pertama dan dengan segera mengakhiri peperangan.

Mereka tidak akan mendapat kesempatan untuk maju kedepan sebagain pasukan utama : Dark Knight Order, Guild Pengguna Art Kegelapan, dan Guild Pertempuran Tangan Kosong karena telah ditentukan oleh Kaisar Vector. Dengan memperoleh kemenangan tanpa bantuan guild lainnya, para raksasa akan benar-benar menjadi ras yang paling kuat.

Ketika slave skull memberikan perintah pada Sigrosig yang mengertakkan rahangnya, mengakatan kembali perintah kaisar untuk menyerang, Sigrosig merasa luka lama yang ada di seluruh tubuhnya tiba-tiiba memanas. Dia berpikir jika luka itu adalah bukti dari kekuatan binatang-binatang magis yang tak terhitung jumlahnya telah ia cabik-cabik dengan kedua tangannya kini tersalurkan dalam dirinya.

“Injak mereka!!”

Perintah keras miliknya hanya berisi satu kalimat.

Itu sudah cukup. Mengayunkan palu raksasa dengan tangan kanannya dan membuat suara getaran bersama para prajurit pemberani yang ada di sekitarnya, Sigrosig memulai serangannya.

Pasukan dari Kerajaan Manusia benar-benar rapat dalam lembah di depan sana.

Bagi raksasa berukuran tiga setengah meter, mereka tak jauh berbeda seperti seorang goblin. Pedang yang dikenakan mereka lebih pendek dari naga sisik batu yang baru saja lahir.

Para raksasa akan menghancurkan, menyepak, dan mencabik-cabik mereka hingga akhir.

Lintasan yang membawa kebencian milik Sigrosig semakin memerah dan menimbulkan percikan kesenangan. Dagu persegi miliknya mengekspresikan senyuman brutal.

Pada saat itu.

Sebuah sensasi terasa, namun tidak dikenal mengalir hingga punggungnya.

Dingin. Mati rasa. Seperti ditembus oleh jarum es.

Sigrosig telah merasakan sensasi ini di masa lalu. Dalam «Lembah Pelarian» tak jauh dari desa tempat ia tinggal. Percobaan pertamanya. Ketika ia mencoba mencuri telur burung, di saat itu sang induk menukik kebawah dari atas...

Sigrosig melanjutkan serangannya sambil melebarkan matanya untuk mencari sumber sensasi ini.

Dia melihat sosok manusia kecil di barisan depan Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia, sosok tersebut tepat berada dalam ngarai. Sosok langsing dengan rambut hitam panjang. Seorang wanita—seorang knight yang mengenakan armor berwarna silver.

Dia pernah sekali melihat knight penunggang naga dari Kerajaan Manusia yang terbang dibalik Puncak barisan Pegunungan. Sigrosig berpikir untuk menghancurkannya jika ia mendarat, tetapi knight tersebut terbang seberputar sekitar dua hingga tiga kali di langit.

Orang itu tak berharga.

Meskipun begitu. Dalam mata hitam si knight wanita ini.

Sigrosig merasakan semangat dari pandangannya meskipun mereka terpisah hampir tiga ratus mel jauhnya. Kekhawatiran ataukah rasa takut yang seharusnya ada saat ini kini menghilang, bagaikan noda garam yang terjatuh dalam panci air panas.

Malahan, Sigrosig merasakan dingin dari mengetahui dan mengincar satu mangsa.

…Dia memburunya?

Memburunya, Sigrosig, si pemimpin raksasa dan prajurit hebat dari lima ras Kerajaan Kegelapan?

“Hgg……”

Jeritan kecil yang tak cocok dengan ekspresinya keluar dari dalam tenggorokan milik Sigrosig.

Kekuatan meninggalkan kedua kakinyaa dan palu raksasa di tangan kanannya benar-benar terasa berat. Posisi Sigrosig kini jatuh seolah ia tersandung.

Dalam sekejap.

Zubaaa!! Sebuah sinar yang terbuat dari cahaya tertembak dari pedang milik knight perempuan tersebut dengan suara deru yang tak pernah ia dengar sebelumnya. Sinar tersebut menembus dada bagian kanan raksasa yang berlari di depan Sigrosig tanpa ada perlawanan.

Jika Sigrosig tidak tersandung, cahaya itu mungkin akan meledakkan jantungnya.

Malahan, cahaya tersebut melelehkan bagian rambut merah yang terurai dan dekorasi gigi di telinga kanannya.

Menembus dua bawahan yang berlari di belakangnya, cahaya tersebut menghilang dalam bintik cahaya, menyisakan luka fatal korbannya.

Kesadaran Sigrosig terasa sulit menerima kenyataan jika tiga raksasa yang kehilangan Life mereka secara tiba-tiba, dan ia berasa bagaikan batang kayu yang tak bergerak. Bahkan panas yang membakar sisi kanan kepalanya bagaikan sengatan serangga kecil dibandingkan emosi yang menyerangnya.

Itu, singkatnya, sebuah teror.

Sigrosig dengan malu uduk di barisan belakang ketika rahangnya bergetar.

Bahkan ketika ia menyaksikan kehebohan pemberontakan Jendral Kegelapan Shasta. Ia sempat terkejut, tetapi tidak merasakan rasa takut. Orang-orang yang Shasta bunuh dalam tornado hitam tak lain hanyalah asasin lemah dan tiga goblin. Meskipu ia mengakui kekuatan Kaisar Vector, ia tak memiliki persoalan jika manusia adalah dewa dari masa lampau.

Namun mengapa seorang khight wanita memberikan ketakutan pada dirinya?

Sigrosig tak bisa menahan rasa lumpuh karena rasa takut pada manusia yang menjadi lawannya.

“Tidak… Tidak, tidak, tidak…”

Asap keluar dari rambut yang terbakar ketika pemimpin raksasa tersebut merintih.

Tak mungkin. Dia tak mungkin ketakutan. Kembang api putih bermunculan dalam pikirannya sebagai rasa sakit yang luar biasa semakin keras ia menolaknya. Mulut dan lidahnya membuat ejekan dengan cepat, memuntahkan kata-kata yang tak bisa disela sebagai suara aneh.

“Tidaktidaktidaktidak, bunuh, bunuh, bunuhbunuhbunuhnuhnuhnuhnuh, nuhnuhnuhnuhunuh.”

Dalam sekejap, «Inti»—dirinya sebagai yang terkuat—yang mengakar dalam pusat fluct light milik Sigrosig lumpuh dalam rasa takut karena «situasi» konflik yang tak dapat dihindari ini, membawa keruntuhan dari lintasan quantum cahaya didalam light cube miliknya.

Kedua mata raksasa ini mengeluarkan cahaya merah tua.

“Unuh, Unuh, nuh—————”

Ketika prajurit ras raksasa menyaksikan peristiwa ini dalam keterkejutan dari sekitarnya, Sigrosig melepaskan kekuatannya.

Mengayunkan palu perang raksasa miliknya seolah itu adalah ranting kecil, Sigrosig memulai kembali serangannya dengan tenaga menggetarkan.

Menerbangkan mereka yang berasal dari ras yang sama ke sisi kiri dan kanan, dia melewati pasukan goblin yang berangkat terlebih dahulu. Suara serak dan jeritan masih terus berlanjut tertelan dari kakinya dan mendorong mereka yang menghambat lajunya, tetapi para raksasa tidak lagi merasakan kesadaran milik Sigrosig karena telah hancur.

Perintah membunuh knight wanita tersebut terus berbunyi dalam pusat kepalanya seperti sebuah lonceng yang rusak.

* * *

Pada akhirnya, pemimpin goblin dataran rendah dan raksasa meremehkan sosok yang dikenal sebagai integrity knights.

Akan tetapi, ketua goblin gunung, Kosogi, yang memimpin pasukan terdepan bagian sayap kanan benar-benar berbeda. Dia telah membayar mahal untuk mempelajari kekuatan militer yang dimiliki integrity knights belum lama ini.

Penggalian gua yang terkubur di bagian utara dari puncak barisan pegunungan dan invasi di Desa Ruild oleh pasukan goblin dan orc telah direncanakan oleh Kosogi. Meskipun ia tetap berada di Istana Obsidia, dia telah mendanai pasukan milik ketiga saudaranya, lalu menghasut ras orc dan akhirnya mengatur rencana penyerangan.

Namun, rencana tersebut berakhir dalam sebuah kegagalan. Beberapa prajurit yang bisa melarikan diri hidup-hidup menceritakan cerita yang sungguh tak masuk akal di depan Kosogi yang terheran mendengar informasi jika pasukan benar-benar dibasmi, saudaranya terbunuh dalam pertarungan.

Menurut mereka, pasukan gabungan yang terdiri dari dua ratus goblin dan orc dibuat kabur oleh seorang knight dan seekor naga terbang.

Sulit baginya untuk memaahami, Kosogi tidaklah bodoh untuk mengambil pelajaran dari banyaknya korban dari penyerangan tersebut. Dia memutuskan untuk tidak lagi melakukan kebodohan dengan menantang langsung integrity knights dari Kerajaan Manusia.

Namun, dalam invasi besar kali ini, peran yang diberikan goblin gunung oleh Kaisar Vektor adalah menyerang secara langsung.

Pemimpin Pengguna Dark Art, Dee Ai El pastilah waspada terhadap kemampuan memattikan dari integrity knights. Itulah mengapa ia menguusulkan rencana seperti ini kepada kaisar. Untuk menggunakan goblin, orc, dan raksasa agar menciptakan pertempuran tak teratur di dalam lembah sebelum membumi hanguskan mereka semua bersama integrity knights.

Mereka mungkin hanya mematuhi jika rencana milik Dee diterima oleh kaisar. Kosogi berpikir keras menggunakan otaknya selama tiga hari tiga malam. Bagaimana ia bisa mematuhi perintah selama perubahan rencana sambil lari dari rahang kematian milik integrity knights yang berada di depan dan pengguna art kegelapan di belakang mereka.

Rencana cerdik yang ia inginkan berasal dari bola kecil keabu-abuan yang dibagikan oleh temannya.

Diarahkan menuju lembah ketika kaisar memberikan perintahnya, Kosogi menemukan integrity knight tinggi menggunakan armor gemerlap di depan sana.

Meskipun dia bukan Alice Synthesis Thirty yang menghancurkan pasukan penyerbu di Desa Ruild, tetapi dia adalah muridnya, Eldrie Synthesis Thirty-one. Kosogi tak bisa membedakan keduanya. Karena mereka adalah iblis pencabut nyawa tanpa ampun bagi ras goblin.

“Baiklah… lempari mereka!!”

Kosogi memberikan perintah baru ketika mereka sampai pada jarak lima puluh mel dari knight tersebut.

Pada saat yang sama, dia menghancurkan bola kecil yang digenggam dengan tangan kirinya.

Api kecil keluar dari bola yang hancur dengan suara retakan. Tentu saja, itu bukanlah semacam bubuk mesiu. Underworld, hingga saat ini, tidak memiliki objek yang setara dengan tingkat peradaban masa ini.

Secara serempak, itu juga bukanlah thermal element yang diciptakan oleh art. Apa yang dimasukkan kedalam bola tersebut adalah kumbang kecil yang dikenal dengan nama «Firestarter Beetles», mereka tinggal menyendiri di atas gunung api pada tanah kegelapan bagian utara, sebuah tanah suci bagi goblin gunung. Mereka akan menyebarkan api panas dan membakar tangan seseorang jika teremas secara tak sengaja.

Bola abu-abu yang membungkus firestarter beetles juga berasal dari daerah utara, bola tersebut dibentuk dengan mengeringkan semacam lumut di atas matahari, meremas-remas bubuk yang dihasilkan, lalu mengeringkannya sekali lagi. Bola tersebut menghasilkan banyak asap jika dibakar sekali lagi, bola ini sebenarnya digunakan sebagai sebuah penanda. Akan tetapi, melalui tehnik milik Guild Assassins, Kosogi telah menerapkan efek objek ini sepuluh kali lipat.

Sebagai hasilnya—

Bola lumut yang dilemparkan Kosogi dan teman-temannya secara bersama menjadi semacam granat asap. Terbakar oleh firestarter beetles, bola tersebut menyebarkan asap tebal yang menutupi hingga hidung seseorang bahkan menyelimuti separuh lembah dari timur hingga barat.

Bahkan bagi goblin yang memiliki penglihatan malam yang begitu baik tak akan bisa bertarung dengan leluasa di dalam asap ini.

Namun, rencana Kosogi bukanlah mengalahkan musuh dengan menyelinap ke dalam asap. Secara tiba-tiba sebelum masuk ke dalam tebalnya asap, Kosogi meneriakkan perintah ketiga miliknya.

“Kalian semua, lariiiiii!!”

Mengembalikan pisau gunung miliknya sekali lagi, ia menapakkan kedua tangan miliknya ke atas tanah. Dengan postur kecilnya, para goblin tidak lebih tinggi dari kaki manusia ketika merayap menggunakan empat kaki. Asap tersebut sedikit dekat dengan permukaan tanah sehingga posisi para prajurit bisa terlihat cukup jelas.

Lima ribu pasukan goblin gunung yang dipimpin oleh Kosogi benar-benar menghiraukan Eldrie dan para penjaga lalu semakin menyelinap ke belakang musuh dari lembah tersebut.

Perintah kaisar adalah untuk menembus pasukan musuh. Perintah itu tidak menyebutkan target spesifik. Kosogi membuat sebuah rencana untuk melewati pasukan utama musuh, khusunya integrity knights tanpa beradu senjata dengan mereka dan mereka berencana untuk menyerang pasukan bantuan yang ada di belakang.

Dengan menyelinap dari garis depan, mereka akan menghindari serangan gabungan dari pengguna dark art dan orc pemanah yang akan menghujani mereka dari belakang. Mereka akan kembali dan menghabisi para integrity knights dan pasukan penjaga setelah hujan api dan panah mengurus mereka, ataupun mereka bisa lari kedalam Kerajaan Manusia.

Lalu, diantara tiga penyerangan pembuka di lembah yang ratusan mel jauh disana, sisi sebelah utara tidak terjadi pertumpahan darah sama sekali.

Tepat ketika pasukan kedua dari Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia berjaga dibelakang Eldrie akhirnya menyadari hilangnya integrity knight peringkat atas yang memerintah mereka, Renri Synthesis Twenty-seven.

* * *

Korban pertama dari Pasukan Pertahanan adalah seorang penjaga tua yang bertempur di sisi Deusolbert pada sayap kanan di garis depan.

Dia tidak berhasil menghentikan kampak yang dilempar goblin menggunakan perisainya.

Dia adalah bangsawan rendah yang telah lama memimpin pasukan di dalam pasukan penjaga Kerajaan Barat Wesdarath. Meskipun ia memiliki kemampuan berpedang, dia tak bisa tertolong karena kampak tersebut tertancap dalam lehernya dan mengakibatkan luka yang benar-benar fatal. Bahkan art penyembuh yang dilakukan regu ascetics yang berjaga dibelakang tak akan bisa menyembuhkan luka tersebut.

Deusolbert sempat menghentikan tembakan acaknya tiba-tiba dan melakukan art penyembuh beranking tinggi pada penjaga tua ini. Akan tetapi, si penjaga menggelengkan kepalanya dan berteriak penuh semangat sambil bermuntahkan darah.

“Tak boleh!! Ini, adalah, sacred task milik seorang yang sudah tua dan Life… berharga milik knight, aku mempercayaimu… dengan rumah kami……”

Beberapa saat kemudian, si penjaga tua menghembuskan nafasnya yang terakhir lalu apa yang tertinggal dari tenaga hidupnya dilepaskan menjadi tenaga sumber daya.

Deusolbert menunduk dan menembak goblin yang melemparkan kampak tadi menggunakan api dari Conflagrant Flame Bow yang diperkuat oleh life si penjaga tua tadi.

Para penjaga dari Pasukan Pertahanan banyak yang berjatuhan juga setelahnya. Sepuluh dari jumlah itu diantaranya juga demi-humans yang kehilangan nyawanya, karena mereka mematuhi perintah untuk tetap menembus musuh hingga akhir.

Banyak limpahan sumber daya Life yang tersebar dalam medan pertempuran ini bagaikan bintik-bintik cahaya—

Dikejauhan, di atas langit pada lembah pertempuran ini.

Seekor naga terbang melayang-layang dibawah langit malam.

Berputar-putar seolah dia bersatu dengan integrity knight yang mengenakan armor emas yang berdiri di punggungnya.

* * *

Ia tak memiliki waktu dan tempat untuk bersembunyi.

Renri memojokkan punggungnya ke dalam kegelapan di sudut tenda persediaan makanan sambil melingkarkan tangannya ke kaki dan menunggu untuk dihampiri sosok diluar tenda.

Cahaya matahari dari luar akhirnya menerangi sosok gadis yang tampaknya berusia sekitar limabelas atau enambelas tahun. Salah satunya memiliki rambut merah pekat sementara yang satunya memiliki rambut kecoklatan. Mereka mengenakan armor ringan diatas baju dan rok keabu-abuan yang tampaknya adalah seragam akademi. Pedang lurus tipis bergantung pada bagian kiri pinggang mereka. Ia tak mengingat pernah menjumpai wajah mereka, tetapi tampaknya mereka adalah penjaga dari rakyat biasa dibandingkan seorang knight, menilai dari kualitas equipment mereka.

Apa yang tampaknya salah tempat adalah kursi logam yang didorong oleh gadis berambut coklat. Seorang pemuda berambut hitam duduk diatasnya, dipapah menggunakan empat roda dibandingkan berjalan menggunakan kaki, kepalanya memandang bawah. Mata Renri tertarik menuju wajahnya.

Berusia sekitar dua puluhan? Tidak hanya tubuhnya sangat kurus, lengan kanannya juga tak ada di bagian pundaknya. Renri hanya bisa berpikir jika dia lebih lemah darimada gadis-gadis ini dengan sekali pandang. Akan tetapi, Renri memahami secara bersamaan jika dua buah pedang panjang yang digenggam erat oleh tangan kiri si pemuda ini—memiliki aura yang hebat meskipun dalam kondisi tertutupi sarung pedang—adalah divine instruments, mungkin berangking lebih tinggi dari Twin Edged Wings miliknya.

Bagaimana itu mungkin? Bahkan jika ia menghiraukan bagaimana pemuda itu memperolehnya, divine instrument memerlukan kekuatan fisik yang setara dengan kekuatan fisik seorang integrity knights, untuk memangku divine instrument seperti itu. Namun, si pemuda yang memiliki tatapan kosong tak mungkin memiliki kekuatan semacam itu.

Ia berpikir sampai titik itu ketika para gadis menyadari jika Renri meringkuk didalam kegelapan, menggigil setelah menarik nafas panjang.

Tampaknya butuh beberapa detik sebelum si gadis berambut merah menjangkau gagang pedang miliknya dengan tangan kanannya.

Renri berbicara dengan suara serak sebelum ia mencabut pedangnya.

“Aku bukan musuhmu… maaf membuatmu takut. Bolehkan aku berdiri? Aku akan mengangkat tanganku.”

“…Teruskan.”

Menunggu hingga si gadis menjawab dengan suara kaku, Renri kemudian berdiri. Setelah mengambil satu langkah, dua langkah kedepan dengan kedua tangan diangkat keatas, cahaya yang masuk dari atap menyinari armor kelas atas miliknya dan sebuah divine instrument menggantung di kedua sisi pinggangnya. Para gadis secara kaku menelan ludah dan berdiri tegas secara cepat. Tangan kanan mereka meninggalkan pedang dan kursi roda itu, lalu membuat sebuah tanda hormat di depan dada mereka.

“Kn… knight yang terhormat! Kami benar-benar minta maaf!”

Renri menggelengkan kepalanya dan memotong permintaan maaf si gadis berambut merah dengan wajah pucat.

“Tidak… ini salahku karena menatapmu. Terlebih lagi, aku… bukan lagi seorang integrity knight…”

Meskipun separuh ucapan tadi adalah sebuah bisikan, para gadis mengedipkan mata dengan tatapan bertany-tanya. Kebingungan mereka muncul tanpa sebuah kejutan. Jubah putih yang berada di punggung dan tanda silang yang bersatu dengan sebuah cincin, lambang Gereja Axiom yang ada di dada, menjadi sebuah bukti jika ia adalah seorang integrity knight.

Renri mengarahkan jari tangan kanannya ke arah dada, seolah hendak menyembunyikan kenyataan dengan ucapan dari mulutnya.

“Aku meninggalkan posisiku berjaga dan kabur sebelumnya. Pertempuran telah dimulai di garis depan. Mungkin sedang terjadi kekacauan pada pasukan yang aku komandoi saat ini. Pasti akulah penyebabnya. Dan mengetahui semua itu, aku tak bisa berpindah dari tempat ini; bagaimana mungkin aku menjadi seorang knight?”

Dia menggigit bibirnya sambil menatap atas.

Dia menatap dirinya dengan mata terbuka, dengan warna musim gugur milik gadis berambut merah.

Rambut abu-abu turun dari atas dahinya. Pipi bulat milik mereka. Dan dua mata feminim itu bagaikan sebuah cambukan, kekurangan keuletan semua knight— sebuah kegagalan bagi seorang knight, melekat selamanya pada gadis yang berumur lima belas tahun.

Itu terjadi ketika Renri dengan cepat memalingkan matanya dari sosok yang ia pandang.

Si gadis berambut merah menutup mulutnya dengan tangan seolah dia terserang oleh sumber lain keterkejutan

“……?”

Renri mengerutkan dahi dalam kecurigaan terhadap gadis yang kini memalingkan matanya dan menggelengkan kepalannya sedikit.

“M-Maaf, bukan apa-apa…”

Menggantikan posisi gadis berambut merah yang melanjutkan menatap bawah, gadis berambut coklat gelap yang dari tadi terdiam kini melangkah kedepan dan enyatakan namanya dengan nada sungguh-sungguh.

“Kami meminta maaf karena tidak memperkenalkan diri sebelumnya. Kami berasal dari pasukan persediaan, Saya adalah Novice Trainee Ronye Arabel dan ini adalah Novice Trainee Tiezé Shtolienen. Dan ini adalah… Elite Swordsman-in-training Kirito.

«Kirito».

Renri mengeluarkan suara rendah karena terkejut mendengar nama itu.

Renri mengenalnya. Bukankah dia adalah salah satu dari dua pemberontak yang menerjang Kathedral Pusat setengah tahun yang lalu? Dia adalah penyebab terganggunya pencairan Renri dari kondisi beku, seseorang yang ia lewatkan untuk bertarung karena keterlambatan banggunnya.

Itu berarti orang ini adalah pendekar pedang yang telah berhasil mengalahkan pemimpin tertinggi, Administrator? Apakah lengan kanannya yang hilang disebabkan oleh pertarungan tersebut?

Renri menarik kakinya ke belakang, merasakan tekanan yang tak bisa ia tahan setelah melihat pemuda dengan tatapan kosong ini. Tak memperlihatkan tanda-tanda mereka menatap gerakan itu, si gadis yang tampaknya bernama Ronye melanjutkan percakapan dengan nada nyaring.

“Erm… Saya tak bisa berkomentar tentang keadaan peperangan, knight terhormat. Sementara kami berada dalam Pasukan Pertahanan, kami juga tetap berada di bagian belakang tanpa bisa bertarung di garis depan.… Katanya, itu adalah tanggung jawab kita semua. Kami ditugaskan oleh Knight Alice untuk melindungi pemuda ini dengan cara apapun …”

Alice. —Alice Synthesis Thirty.

Si knight muda berbakat, sungguh berbeda sekali dengan Renri dari segala segi. Dia seharusnya menyiapkan rencana rahasia Pasukan Pertahanan pada saat ini, sebuah art skala besar yang akan dilakukannya sendiri digaris depan.

Pikiran tersebut terlintas, disiksa oleh emosi semacam itu membuat Renri semakin terlihat kecil, Novice Trainee Arabel menambahkan kata-katanya dengan tatapan putus asa.

“Knight yang terhormat, saya meminta maaf jika saya melampaui batasku … tetapi bisakah anda membantu kami? Sejujurnya kami berdua cukup kesulitan untuk mengalahkan seorang goblin. Kami harus… kami harus menjaga Kirito-senpai tetap aman!”

Renri menyipitkan matanya karena cahaya yang ada di mata Ronye.

Renri berpikir jika itu adalah cahaya bagi mereka yang bersungguh-sungguh menjalankan misinya dalam hati, ketetapan untuk melaksanakan misi bahkan jika itu beerarti membuang hidup mereka.

—Dimana aku meninggalkan punyaku, sejak kapan seorang gadis novice trainee yang bahkan belum lulus memiliki tekad seperti itu? Atau mungkinkaah aku tidak memilikinya sejak pertama kali aku terbangun sebagai seorang integrity knight di Kerajaan Manusia ini…?

Renri mendengar suara serak yag menggelitik dari mulutnya sendiri.

“Kalian seharusnya aman disini… aku rasa. Komandan Knight Bercouli yang hebat adalah orang yang memimpin Pasukan Pertahanan Kedua dan jika sesuatu melewati penjagaannya, itu berarti akhir bagi Dunia Manusia. Semuanya akan berakhir kemanapun kamu pergi. Aku berencana untuk duduk disini hingga pertempuran berakhir. Aku tak ingin menghalangi kalian jika kalian ingin tetap berada disini …”

Setelah perkataannya hilang dengan nafasnya yang tak bersuara, Renri kembali duduk lebih dalam menuju tenda.

Itu terjadi setelahnya—

Bom asap yang dilempar oleh Kosogi, pemimpin goblin gunung pada sayap kiri yang dijaga oleh Integrity Knight Eldrie kini meledak. Mengambil kesempatan tersebut karena asap semakin mengepul, bagaikan banjir, para goblin mulai menyelinap melewati garis pertahanan.

Baik Renri atau dua gadis novice trainees tidak mengetahui jika tujuan sebenarnya mereka adalah memusnahkan persediaan Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia yang berada di bagian paling belakang.

* * *

Proses menuju kehancuran dengan cepat merusak kumpulan quantum cahaya yang membangun nyawa tersebut, fluct light milik Sigrosig, pemimpin ras raksasa.

Akan tetapi, karena dampak kerusakan parah hanya terjadi pada beberapa bagian saja ketimbang seluruhnya, ada jeda sebelum fluct light miliknya berhenti berfungsi. Di sisi lain, fenomena tersebut menimbulkan beberapa «efek samping».

Dengan rasa benci dan haus darah yang Sigrosig tujukan kepada manusia selama bertahun-tahun kini dikeluarkan semua, rasa tersebut mengalir ke dalam fluct light miliknya dan sampai pada light cube yang menyimpan jiwa Wakil Komandan Knight Fanatio melalui «Main Visualizer» yang mengatur Light Cube Cluster.

Kendali langsung menggunakan imajinasi. Kekuatan yang disebut «incarnation» oleh para integrity knights, tubuh Fanatio yang biasanya bergerak leluasa kini mematung meskipun ia memiliki pengalaman yang cukup panjang.

Menyerang dari depan dengan sosok besarnya yang mencapai empat mel sambil menimbulkan getaran, pemimpin raksasa mengayunkan palu raksasa yang digenggam tangan kanannya tinggi-tinggi.

—Mengapa dia masih bisa bergerak!?

Fanatio berpikir seperti itu untuk mengembalikan kedua kakinya yang tak bisa bergerak, tetapi dia tak bisa mengepalkan tinjunya untuk melakukannya.

Bahkan jika pemimpin ras raksasa adalah lawannya, Wakil Komandan dari Integrity Knights Order tak akan menggigil hanya dengan tatapan seperti itu.

Fanatio berkata seperti itu pada dirinya sendiri, tetapi tubuhnya masih terasa membeku dalam posisinya ketika menembakkan cahaya dengan kaki kanannya menyentuh tanah.

Ketika pertandingan melawan Komandan Knight Bercouli, dia tak dapat menyentuh tanah dengan pedangnya dalam posisi siap—ia pernah mengalami situasi semacam itu. Akan tetapi, kejadian ini benar-benar berbeda dengan rasa sakit dari Komandan Knight yang menyelubunginya. Rasa sakit, seperti dicambuk oleh duri besi yang menusuk kulitnya secara terus menerus.

Si pemimpin ras raksasa, Sigrosig, meneriakkan teriakan aneh ketika ia menendang goblin-goblin dan orc yang seharusnya menjadi sekutu dan ia semakin mendekat. Memotong jarak hingga dibawah limabelas mel. Dia akan menantang satu lawan satu: seperti itulah yang seharusnya terjadi.

Diantara sepuluh pemimpin bangsawan di Kerajaan Kegelapan, Fanatio mungkin hanya mengakui kekuatan dari pemimpin Dark Knights Order, Shasta. Dalam sebuah pertarungan sebelumnya, helm milik Fanatio retak di akhir pertarungan sengit yang berlangsung selama tigapuluh menit dan ia merasakan penghinaan ketika Shasta menarik pedangnya setelah melihat wajah Fanatio.

Akan tetapi, dia tak pernah merasa kalah saat itu. Dia saat itu masih berada dalam pengawasan Bercouli tentang larangan penggunaan armament full control art ketika bertarung melawan dark knights. Namun, dia seharusnya tidak merasa tertinggal dari knight lainnya. Pikiran karena membeku hanya karena tatapan macam itu benar-benar tidak masuk akal.

Seperti itulah, fenomena yang melampaui pemahaman Fanatio kini menuju semakin dekat, detik demi detik.

Bahkan tak perlu sepuluh detik hingga palu raksasa mengayun menuju arahnya. Dia harus berdiri dan memperbaiki posisi pedangnya secara bersamaan. Jika ia bisa menghalaunya dengan tebasan dari Heaven Piercing Sword, sebuah divine instrument kuat, tak akan pernah kalah dengan palu besi milik Sigrosig.

Meskipun begitu, dia tak dapat berdiri. Rantai tak terlihat mengikat antara Fanatio dan Pemimpin ras raksasa, sebuah tatapan merah gelap terlihat pada kedua mata Sigrosig, sampai kepada mata Fanatio—

“Bunununuhhhmanusia———

Mengeluarkan teriakan yang kini tak bisa terbaca sambil mengayunkan palu besinya menuju bawah.

——Yang Mulia.

Fanatio mendengar bisikkan kata-kata tersebut dengan tubuhnya yang hampir tak bisa bergerak.


Dakira Synthesis Twenty-two, seorang knight peringkat bawah, telah menawarkan kesetiaannya pada seseorang sejak bangun sebagai seorang knight..

Bukan pada penguasa, Pemimpin Tertinggi Administrator. Bukan juga kepada pemimpin knight order, Bercouli.

Tetapi kepada Wakil Komandan Fanatio seorang. Dakira benar-benar tertarik oleh keras hati dan kesedihan yang disembunyikan oleh Fanatio.

Emosi semacam itu tak lebih dari cinta, dilihat dari standar Kerajaan Manusia.

Akan tetapi, Dakira menyegel semua emosi miliknya karena berbagai macam alasan dan melayaninya sebagai anggota tak bernama dalam pasukan yang dipimpin langsung oleh Fanatio, «Four Oscillation Blades». Menjadi dekat dengan Fanatio membuat Dakira merasa lebih beruntung dari siapapun.

Four Oscillation Blades adalah beberapa pasukan elit diantara knight peringkat bawah. Fanatio mengumpulkan knight yang memiliki kekuatan rendah, terlalu beresiko jika mengirim mereka ke garis depan pertempuran, dan mengajari mereka kombinasi tekhnik untuk meningkatkan kemampuan hidup di medan pertempuran, bisa disebut «Pasukan Sisa».

Contohnya, mereka menyimpan evaluasi dari pemimpin tertinggi dan pepimpin tetua, dan nyatanya, mereka, Four Oscillation Blades telah menerima luka berat saat melawan dua siswa swordsmen dari rakyat biasa di pemberontakan setengah tahun yang lalu. Tetapi, apa yang membuat Dakira sakit adalah bagaimana mereka gagal untuk melindungi Fanatio. Waktu yang dihabiskan di atas tempat tidur rumah sakit terisi oleh pikiran yang tak henti-hentinya jika ia lebih baik tewas pada pertempuran itu.

Akan tetapi, Fanatio berbicara baik-baik daripada berbicara kasar kepada Dakira setelah luka-lukanya sembuh.

Dengan topeng peraknya yang tak pernah ia buka di depan umum, wakil komandan knight menunjukkan senyuman indah dan menabok mereka berempat di punggung dan berbicara.

—Aku juga diselamatkan oleh pemberontak itu ketika aku hampir mati. Kalian semua tak perlu merasa malu. Malahan, pertarungan itu cukup bagus. Aku tak pernah melihat formasi «Encircling Bladed Oscillation Dance» yang sangat baik dari kalian.

Pikiran Dakira seolah tersadar, lalu, tetesan air mata mengalir dibalik helmnya.

Tak ingin bahaya lain terjadi pada yang mulia wakil komandan knight terjadi lagi di lain waktu.

Dan inilah saat «di lain waktu» tersebut.

Meskipun telah diperintah untuk tetap berada di posisi hingga diberi perintah lebih lanjut, Dakira menerjang keluar dari pasukan setelah merasakan keanehan pada tubuh Fanatio.

Ada jarak lebih dari duapuluh mel pada Fanatio yang terdiam dan pemimpin raksasa yang akan mengayunkan palu raksasa dari atas kepada Fanatio.

Menempuh jarak seperti itu tak akan cukup dengan kemampuan knight peringkat bawah. Namun, Dakira berlari cepat seperti serangan cahaya lalu melompat kedepan Fanatio, menghalau palu besi yang turun kebawah mengguunakan sebuah two-handed greatsword. [5]

Suara yang dihasilkan menggetarkan tanah dan percikan cahaya kemerahan muncul sebagai dampaknya.

Meskipun pedang besar milik Dakira lebih tajam daripada senjata milik para penjaga, pedangnya tak bisa disamakan dengan prioritas divine instruments milik knight peringkat atas. Di sisi lain, prioritas palu besi milik Sigrosig telah meningkat dikarenakan naiknya «kekuatan incarnation dari rasa haus darah» yang mengalir didalamnya.

Benturan dua senjata tadi selama beberapa detik menimbulkan retakan pada pedang besar milik Dakira. Butuh beberapa benturan lagi hingga pedang tersebut hancur menjadi pecahan cahaya. Dakira membuang pedang tersebut dan menerima palu besi dengan tangan kosongnya.

Berbagai suara aneh keluar dari tubuhnya.

Kedua tangannya patah di berbagai tempat dari pergelangan tangan hingga bahu.

Menghiraukan rasa sakit tersebut. Darah segar memancar dari persendian armor yang dikenakan, menimbulkan noda darah pada permukaan helm miliknya.

“Ku… hh… oooh!!”

Dengan mengeraskan giginya, Dakira mengubah teriakan sakit menjadi kekuatan lalu menangkat palu besi yang dipegang dua tangan dan didorong dari bawah dengan helmnya.

Topeng besinya pecah tanpa perlawanan dan suara tak mengenakkan dapat didengar dari leher, punggung, dan dua kaki Dakira. Gelombang rasa sakit memancar bagaikan nyala api yang merendam apapun yang terlihat kedalam warna merah terang.

Namun, si knight berperingkat rendah, Dakira Synthesis Twenty-two tidak menyerah.

Fanatio tepat dibelakangnya. Senjata menjijikan ini tak boleh terayun ke bawah.

—Aku akan melindunginya kali ini, pasti.

“E…. eaaaaaahh!!”

Teriakan melengking keluar dari tenggorokan Dakira, terbebas dari penghalang pada topengnya.

Darah menetes dari semua luka yang menyelimuti tubuh Dakira bagaikan api putih kebiru-biruan.

Terkumpul pada lengan yang patah, api tersebut kini meledak. Palu besi itu kini terlempar ke belakang sejauh lebih dari sepuluh mel bersama tubuh besar Sigrosig.

Dakira perlahan rubuh sambil mendengar suara keras dari raksasa yang terjatuh.

“…Dakira!!”

Sebuah teriakan terdengar dari titik butanya.

—Aah, Fanatio-sama memanggil namaku.

—Sudah berapa tahun telah berlalu?

Dakira tersenyum sambil roboh menuju tangan yang terbuka milik Wakil Komandan ketika ia berteriak, rambut kuncir pirang dan pipi berbintik miliknya kini terbuka dari helm.

Dakira terlahir dan dibesarkan di sebuah desa kecil disisi laut pada Kerajaan Selatan Southacroith. Orang tuanya miskin, tidak memiliki nama keluarga dan hanya melaut untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi anak gadis mereka diberkahi kekuatan setara dengan seorang pria sehat dan membantu pekerjaan orang tuuanya.

Si gadis tadi melakukan sebuah taboo pada usia enam belas tahun. Dia jatuh cinta dengan teman dekatnya yang satu tahun lebih tua darinya namun bergender sama.

Tentu saja, dia tak pernah menungkkapkan perasaan miliknya tersebut. Tak bisa menahan derita, Dakira mencari penebusan dosa dari Dewi Stacia di sebuah gereja kosong pada tengah malam. Akan tetapi, altar gereja tersebut terhubung dengan mekanisme otomatis milik para tetua di Kathedral Pusat, Dakira terdeteksi melakukan sebuah taboo dan dibawa menuju Gereja Axiom, dijadikan seorang integrity knight dengan semua ingatannya dihapus.

Meskipun ia tak bisa mengingat namanya lagi, si gadis yang disukai Dakira agak mirip dengan Wakil Komandan Knight Fanatio.

Dalam pandangannya, Dakira melihat dengan pandangannya yang mulai kabur pada wajah cantik Fanatio dan air mata menetes dari bulu matanya.

—Wakil Komandan Knight yang terhormat sedang menangis untukku.

Dia tak bisa memikirkan apapun untuk membuatnya menjadi senang. Dia telah memenuhi apa yang harus ia lakukan sejak hari-hari lama yang menyakitkan dan apa yang akan menghampirinya adalah kematian dalam kepuasan.

“Dakira… jangan mati!! Aku akan merawatmu sekarang juga!!”

Sebuah suara membesarkan hati terdengar di telinganya sekali lagi.

Dakira mendorong tangan kirinya yang patah ke atas dengan seluruh tenaga dan dengan jari-jarinya yang bergetar, ia dengan lembut mengusap air mata dari pipi Fanatio.

Menyeringai, Dakira membentuk kata-kata yang selalu ia simpan dalam hati menjadi sebuah bisikan.

“Fanatio… sama… Aku akan… mencintai… mu… selamanya……”

Pada saat itu, Life Integrity Knight Dakira synthesis Twenty-two menemui ajalnya.

Kematian pertama dari knight order ketika kelopak mata milik Dakira tertutup selama-lamanya.


Apa——Apa yang telah aku lakukan?!!

Fanatio berteriak di dalam hati ketika ia memeluk erat tubuh kecil yang penuh dengan luka.

Si pemimpin raksasa, Sigrosig, yang mencoba berdiri kini terlihat dalam pandangannya yang tertutupi air mata bersama dengan tiga orang anggota «Four Oscillation Blades» yang kini telah maju kedepan.

Dakira. Jeis. Hobren. Giro. Fanatio telah menempatkan mereka berempat dalam pengawasannya untuk melatih dan melindungi mereka. Meskipun Fanatio telah membatasi percakapan dengan mereka, mereka berempat bagaikan sepupu berharga Fanatio. Meskipun begitu, Faanatio telah dilindungi oleh salah satu dari mereka hingga berkorban nyawa

“……Tak bisa dimaafkan!!”

Kata-kata ini ditujukan pada Sigrosig dan juga dirinya sendiri.

Dia tak akan membiarkan jatuh korban lainnya. Fanatio akan melindungi mereka bertiga hingga akhir, juga demi Dakira.

Keputusan tersebut menjadi sebuah «kekuatan incarnation akan cinta» dan bersinar dari jiwa Fanatio dengan hebat melebihi keanehan dari rasa haus darah milik Sigrosig.

Duri es yang melilitnya di seluruh tubuh kini mencair tiba-tiba.

Membaringkan jasad Dakira, Fanatio berdiri tegak dan mengambil Heaven Piercing Sword yang melayang dari tanah dengan tangan kanannya.

Di depannya adalah Jeis, Hobren, dan Giro yang terpukul mundur dengan sekali ayunan lengan kiri Sigrosig setelah mereka bertiga maju kedepan dengan pedang besarnya.

Cahaya kemerahan yang berada dalam kedua mata raksasa seperti api iblis yang tinggal jauh di dalam perut bumi. Bahkan pasukan goblin dan orc yang berada di sekeliling tampak mundur, mereka terlihat takut.

“Buu… Buunn… Buunnnuuuhhh!!”

Sebuah teriakan tak normal terdengar dari si raksasa yang berdiri. Namun, tak ada lagi sedikit keterkejutan dalam diri Fanatio.

Dengan halus menunjuk langit dengan tangan kanannya, Heaven Piercing Sword—

Memperoleh sebuah lapisan yang terbuat dari cahaya putih murni dengan suara deru. Cahaya yang menyilaukan menyebar lebih darii lima mel dari ujung pedang dan tetap bersinar.

“Bunuhmanusiaaaaaa——!!”

Mengayunkan palu besi dengan kedua tangannya, Sigrosig melompat menuju Fanatio.

“…Kembalilah, kedalam bumi.”

Fanatio dengan hati-hati mengayunkan pedangnya sambil mengatakan sesuatu. Setelah memanjang beberapa kali dari panjang aslinya, pedang cahaya menebas udara seolah menyambar permukaan palu besi yang kasar.

Suara terpanggang terdengar dari senjata raksasa yang telah terbagi menjadi dua. Terbakar dari membentuk tanda silang, besi yang meleleh menyembur ke berbagai arah.

Pedang cahaya raksasa kini sampai pada kepala milik Sigrosig—menebasnya ke tanah tanpa menurunkan serangan.

Para raksasa yang berada di belakang dan para penjaga dari Keerajaan Hamusia terdiam melihat monen itu; prajurit legenda yang memiliki tubuh terbesar di dunia, kini terbelah menjadi dua di udara.

Fanatio mengangkat pedang cahaya ke atas kepalanya dengan suara puas ketika dua gumpalan daging terjatuh dengan suara keras, lalu berteriak keras.

“Pasukan Pertama posisi tengah, majuuu!! Pukul mundur musuh!!”

* * *

Gelombang serangan yang tiada henti dari goblin dataran rendah membuat Deusolbert menjadi tak sabar.

Tak mungkin dia akan kalah ataupun ditantang oleh pasukan goblin dalam duel satu lawan satu, tak peduli berapa kali terjadi. Tumpukan mayat terbakar oleh panah api yang ia tembakan sebelumnya menjadi bukti seberapa kuat dirinya.

Namun, ia tak bisa melawan semua pasukan musuh yang datang bagaikan gelombang jika seorang diri. Dia menyisahkan pasukan goblin yang berada di tiap sisi pada Penjaga dari Pasukan Pertahan.

Dalam hal keahlian individu, kemampuan penjaga melampaui pasukan goblin dalam berbagai hal. Tehnik pedang mereka dipoles melalui latihan ketat selama setengah tahun. Tehnik pedang tersebut lebih cepat dan lebih tajam daripada milik goblin yang hanya mengandalkan kekuatan ketika mengayunkan golok mereka. Tetapi perbedaan kekuatan cukup terlihat jika dibandingkan dengan seorang integrity knight dan pasukan goblin. Akan cukup sulit memukul mundur jumlah besar musuh dengan hanya skill saja.

Deusolbert dengan sungguh-sungguh merasa ingin membagikan kekuatan besar yang ada dalam tubuhnya kepada mereka. Tetapi, tidak ada art yang bisa mengabulkan keinginannya tersebut.

Para penjaga yang berada di bawah komandonya kehilangan nyawa satu persatu, seseorang tewas karena sekelompok goblin menindihnya, yang lainnya tewas karena kelelahan. Deusolbert merasa jika Life miliknya terkikis setiap kali ia mendengar jeritan yang bergema di medan pertempuran.

Jadi beginilah arti «peperangan»?

Peperangan benar-benar berbeda dari pertempuran sebelumnya yang ia alami: mengusir penyusup yang berada di tanah sambil menunggangi seekor naga terbang ataupun duel satu lawan satu dengan seorang dark knight. Ini sungguh kondisi buruk karena setiap saat jumlah korban terus bertambah.

Kebanggaan seorang integrity knights seolah tidak memiliki arti di medan perang ini.

Mengapa masih belum? Mengapa perintah untuk menarik mundur pasukan belum diberikan?

Bahkan mengetahui jika waktu telah lama berlalu sejak pertama kali peperangan dimulai. Deusolbert kini menerobos pasukan musuh yang maju dengan menggunakan pedang panjang yang berada di tangan kanannya lalu secara acak memanah menggunakan Conflagrant Flame Bow kapanpun jika ia sempat. Tanpa ia sadari, kesabarannya kini menghilang. Ia gagal menyadari pergerakan aneh dari sebagian pasukan musuh.


Pemimpin goblin dataran rendah yang baru, Shibori, jauh lebih bodoh dibandingkan dengan pemimpin goblin gunung, Kosogi; namun ia memiliki kekejaman alami.

Shibori menyadari jika integrity knights yang memimpin pasukan musuh tak lebih dari binatang magis besar. Dia mengepung mereka, berpikir jika seberapa kuat mereka, integrity knight tak lebih dari seorang ium putih yang akan tewas jika dikepung.

Namun, ia menyadari jika integrity knights lebih merepotkan daripada binatang magis setelah pertempuran dimulai, sering lolos dari kepungan berapa kalipun mereka maju. Sepuluh goblin akan terlempar oleh ledakan dari sebuah panah api dan bahkan panah normal bisa menerbangkan beberapa goblin, sungguh keberadaan yang mengerikan bagi para goblin.

Sekarang, apa yang harus dilakukan?

Shibori akhirnya menemukan ide setelah beberapa kali berpikir sederhana ataupun kejam.

Ia akan mengirim pasukannya maju hingga si knight kehabisan panah.

Seperti itulah, para pasukan yang dikirim maju tanpa rencana tidak memiliki hasrat untuk membantah. Ada beberapa prajurit yang memiliki cukup kecerdasan melampaui Shibori dan mereka berpikir sambil melaksanakan perintah, para pasukan ini menyusun muslihat sebisa mungkin.

Mereka mulai mengangkat mayat teman mereka yang telah tewas lalu bersembunyi dalam bayang-bayang ataupun menjaga jarak dari si knight yang menembaki panah di kiri dan kanan.

Deusolbert seharusnya menyadari rencana naif mereka sekali lihat jika kondisinya tidak emosi. Namun, teriakan dari penjaga yang masih memiliki kekuatan membuat ketenangannya hilang tanpa ia sadari. Para goblin juga diuntungkan karena peperangan ini dimulai saat malam hari.

Musuh mengalami kekalahan besar.

Ketika Deusolbert menyadarinya, jika stok panah besi yang jumlahnya lebih dari cukup kini mulai habis.

“Baguss, bagus, tampaknya ia mulai kehabisan panah.”

Shibori mengusap bulu kuduknya dengan bagian belakang dua golok sambil tertawa.

Pemandangan tragis dari banyaknya mayat yang tak terhitung jumlahnya dari ras goblin juga mempeengaruhi pikirannya. Shibori mewarisi kegigihan seperti itu dari leluhurnya yang hidup dalam «Zaman Perang Besi dan Darah» yang mana lebih mengerikan dari perang ini.

Kelihatannya ketiga pasukan ras lainnya telah berhasil melakukan perlawanan, tetapi masih ada tiga ratus prajurit. Jika prajurit goblin dataran rendah mendapatkan makanan berlimpah dan tanah dari penyerangan ke tanah kaum ium putih, mereka bisa membahagiakan ras sesuka hati.

Namun, mereka harus memperoleh hasil yang memuaskan untuk memperluas daerah kekuasaan mereka. Pertama, mereka harus mengatasi integrity knight berarmor merah tersebut.

“Baiklah, ayo maju kalian semua. Kepung si pemanah dan gulingkan dia. Aku sendiri yang akan memenggal kepalanya.”

Shibori memerintahkan para prajurit untuk membuat formasi pertahanan di sekitar dirinya, pembantunya yang kuat dan kasar juga perlahan maju kedepan.


“…Aku tertipu…”

Deusolbert mengeluarkan erangan geram dari mulutnya.

Ia akhirnya menyadari jika pasukan yang tadinya tak teratur kini perlahan bergerak dari dalam kegelapan dan mengangkat mayat sebagai tameng.

Setelah menumbangkan tameng tersebut dengan mengincar kaki daripada daerah jantung, tangan kanannya menjangkau tempat anak panah dibelakangnya dan menyadari jika isinya telah kosong.

Tanpa anak panah, Conflagrant Flame Bow yang mana sebuah divine instrument, menjadi tak berbeda dari busur sederhana. Meskipun mungkin untuk membuat anak panah menggunakan metallic elements dengan sacred arts, tehnik tersebut hanya bisa digunakan ketika pertarungan satu lawan satu dimana ia memiliki kesempatan untuk merapalkan art-nya. Terlebih lagi, hampir semua sacred energy telah dihisap oleh integrity knight yang berdiri diatas langit sana, membuat atmosfir menjadi keruh.

Menggertakkan giginya karena ia menggantung Conflagrant Flame Bow pada punggung kirinya, Deusolbert menghunus pedang panjang dari pinggangnya sekali lagi. Itu terjadi ketika ia menyadari sekelompok musuh dengan cepat menghampirinya dari dalam kegelapan di depan sana dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran rata-rata goblin. Penampilan mereka berbeda dengan goblin kecil yang ia panggang sebelumnya. Dari bagian dada hingga pingggang mereka dilindungi oleh lapisan armor dan sabuk kulit besi membungkus disekitar lengan kasar mereka. Pasukan ini menggenggam kapak tebal besar yang kelihatannya seukuran sapi di tangan kanan mereka.

Deusolbert menyadari goblin lainnya yang mendekat dari belakang mereka bertujuh—dengan sosok yang melebihi tinggi orc.

Menilai dari armor hitam berkilau, dua kapak yang bergantung di tangannya dan aksesoris bulu di kepalanya, Deusolbert memahami jika dia adalah pemimpin pasukan.

Dua mata bersinar merah milik pemimpin goblin bertemu dengan mata Deusolbert dan udara disekitar seolah berubah. Pedang dan kapak yang saling beradu satu sama lain kini berkurang secara perlahan bahkan berhenti. Pasukan penjaga dan pasukan goblin saling menjaga jarak satu sama lain dan menjaga nafas ketika melihat dua pemimpin mereka bertemu.

Deusolbert menahan banyak penjaga yang datang menghampirinya dengan tangan kirinya. Mengacungkan pedang di tangan kanannya tanpa menurunkan pertahanan, ia mengajukan pertanyaan dengan suara dalam namun jelas.

“Kau adalah salah satu dari Sepuluh Bangsawan Penguasa dari Kerajaan Kegelapan… pemimpin goblin, huh?”

“Itulah aku.”

Goblin besar merespon dengan berteriak.

“Pemimpin goblin dataran rendah, itulah Shibori-sama.”

Deusolbert menahan nafasnya, kerena pertempuran panjang yang melelahkan ini. Lalu ia memandang lurus menuju pemimpin musuh.

—Jika aku mengalahkan jendral ini dan yang ada didekatnya, pasukan goblin akan kehilangan semangat tempur bahkan sesaat. Jika kita mengambil kesempatan ini dan mendorong mereka mundur, kita akan mencapai tujuan sebagai penjaga.

Bahkan jika ia tak bisa menggunakan Conflagrant Flame Bow.

Bahkan jika ini delapan lawan satu, dia bisa mencapai kemenangan saat ini juga. Dia akan membuktikan kekuatan seorang integrity knights yang dibandingkan dengan seribu orang.

“Aku adalah integrity knight, Deusolbert Synthesis…”

Teriakan tak sopan Shibori memotong perkenalannya.

“Berhenti, siapa yang peduli dengan nama seorang ium?! Kau ini cumalah daging, daging yang tersangkut di kepala yang akan aku ambil!! Paham… kalian semua, serang dia!!”

Uu———raaaaaahh!!

Deusolbert melawan ketujuh goblin elit yang melompat kedepan dengan teriakan brutal.

Mereka seharusnya melanjutkan peperangan tak tau adat jika mereka tidak memiliki kebangaan sebagai seorang pendekar pedang. Membuat malu sebuah duel sungguh—

“Konyol!!”

Sebelum mengambil cambuk, tombak, ataupun busur, setiap knight adalah swordsman yang berpengalaman.

Tak seorangpun dari mereka yang merasakan gerakan Deusolbert mengangkat pedang di tangan kanan lalu mengayunkannya kebawah.

Tebasan kecepatan dewa terhunus menjadi serangan kecepatan cahaya putih bagaikan cahaya kecil. Suara kesakitan terdengar ketika kapak besar dari goblin yang maju pertama terbelah menjadi dua.

Saat itulah ketika si goblin terbelah menjadi dua dari atas kepala hingga perutnya, darah segar menyembur kemana-mana. Akan tetapi, si knight telah lama menghilang sebelum darah itu sampai ke tanah.

Deusolbert melancarkan serangan selanjutnya, menyerang ke goblin kedua sebelum goblin pertama menyadari kematiannya sendiri.

Ini bukanlah tehnik pedang berurutan seperti milik Knight Fanatio ataupun milik para pemberontak yang pernah ia lawan. Ini hanyalah satu tebasan yang diulang berkali-kali dari tehnik pedang lama dengan posisi tradisional. Namun, skill Deusolbert telah terasah hingga tak terhitung banyaknya bulan dan tahun hingga menjadi tehnik yang luar biasa. Hanya beberapa knight peringkat atas yang bisa bereaksi melawan satu serangan ini.

Faktanya, goblin kedua terpotong nyaris hampir sama namun dari bagian kiri, ia tewas dengan armornya rusak parah ketika ia mencoba mengayunkan kapak besarnya.

Perbedaan kekuatan benar-benar terlihat di mata semua orang.

Akan tetapi, para goblin elit ini tidak menunjukkan keragu-raguan. Si pemimpin mereka, Shibori adalah sosok yang membuat takut mereka dan mereka tidak berani melawan perintahnya.

Dua goblin yang berada di sisi Deusolbert bermandikan darah dari kaumnya, mereka berdua berniat membunuh Deusolbert dari samping kiri dan kanan.

Knight yang berpengalaman tidak menunjukan rasa panik dan memotong goblin di kiri dari bawah dan melanjutkan ayunan pedangnya menuju sisi kanan dari atas. Satu gerakan yang membunuh kedua musuh dari sisi kiri dan kanan benar-benar tehnik yang luar biasa.

Sisa tiga; tidak, sisa empat jika si jendral dihitung.

Akankah mereka semua menyerang secara bersama ataukah menyerang satu demi satu?

Menghindari kucuran darah merah kehitaman dengan melompat ke belakang, Deusolbert menyiapkan serangan berikutnya.

Si goblin kelima secara meremehkan menyerangnya dari sisi kiri. Dia tidak melihat cahaya pantulan pedang dari arah lainnya.

“Nuhn!”

Dia terpotong secara horizontal dengan pedang yang tertancap dari sisi kiri dengan lenguhan. Ujungnya memotong kawat perak lalu menuju sisi kanan.

Kedua mata Deusolbert terbuka lebar pada saat itu.

Kapak besar memotong dada si goblin yang baru saja tewas dari belakangnya, tepat ketika ia terpotong, dan menuju arahnya.

Kapak menuju arahnya ketika temannya yang masih bernafas mendekati tenggorokan Deusolbert.

Dia tak bisa menghindar maupun memblokir dengan kapak miliknya.

Berpikir seperti itu secara tiba-tiba, lengan bawah tangan kiri yang diangkat bertubrukan dengan kapak besar, menghasilkan suara tumpul ringan.

Rasa sakit yang luar biasa. Meskipun dia berhasil menahannya menggunakan sarung tangan kemerahan, suara patah dari tulang terasa dari dagingnya.

“Ku… oohh!!”

Membuang keterkejutannya dengan teriakan, Deusolbert memaksa kapak musuh untuk menuju arah kiri. Suara retak terdengar dari seluruh tubuhnya, membuatnya sadar jika tulang lengan kirinya patah.

Hanya tersisa satu lengan!!

Setelah tebasan itu dihentikan dengan semangatnya, Deusolbert langsung menyerang kedepan. Menusuk melalui mayat goblin kelima, pedangnya sampai ke tubuh goblin keenam.

Akan tetapi, tebasannya cukup dangkal.

Dia harus cepat-cepat menarik pedangnya, membuat jarak, dan menghubungkannya dengan serangan selanjutnya.

Deusolbert menarik pedangnya sekali lagi, keringat muncul dari keningnya tanpa ia sadari.

Goblin kelima dilempar, dan dibaliknya ia melihat—

Goblin keenam dan ketujuh membuang kapak besarnya dan menerjang kearahnya dengan tangan terbuka dengan ketinggian mendekati tanah.

Dan tak ada posisi yang cocok untuk melakukan serangan pada posisi musuh seperti itu dalam style milik Deusolbert.

Tak bisa memikirkan serangan selanjutnya, kedua kaki Deusolbert kini dicengkram tiba-tiiba oleh kedua goblin. Tak bisa mengatasi kekuatan fisik mengerikan dari mereka, Deusolbert terjatuh dengan punggung dahulu.

Kedua matanya terbuka lebar melihat Shibori, jendral musuhl, yang kini melompat sambil memegang kedua buah kapak dengan ekspresi brutal terlihat di wajahnya.

—Di tempat seperti ini, melawan goblin?

—Sungguh tak mungkin bagiku, Deusolbert, seorang integrity knight, mengalami kekalahan disini.

«Tak mungkin».

Pikiran semacam itu bisa menjadi racun mematikan bagi kondisi mental seseorang, seperti pemimpin orc sebelumnya. Meskipun ia masih tetap hidup dalam kondisi mengamuk seperti Sigrosig, gerakan Deusolbert benar-benar terhenti ketika pikirannya mati rasa.

Ia hanya bisa melihat pedang mematikan yang semakin mendekat sebelum akhirnya ia melndengar—

Sebuah teriakan, suara serak karena kelelahan namun berani pada saat bersamaan.

“Knight yang terhormat———!!”

Seorang penjaga menerobos menuju jendral musuh dengan wajah kejamnya. Dia adalah komandan penjaga yang masih muda. Pemuda tersebut yang bahkan tidak pernah ia ketahui namanya mengangkat pedang besarnya dengan kedua tangan dan melakukan tebasan dari atas dengan sepenuh kekuatan.

Menanggapi serangan tersebut, jendral musuh mengayunkan kapak miliknya dengan tangan kiri seolah merasa terganggu.

Gagiin!! Sebuah suara logam saling bertubrukan.

Meskipun dia pucat ketika berhadapan dengan jendral musuh, si penjaga yang mengenakan armor berat tetapi dengan mudahnya ia terhempas bagaikan kertas, berguling dua tiga kali di tanah. Kekuatan fisik tersebut menunjukkan seberapa jauh tehnik, kecepatan, dan equipment dari merekaa berdua.

Kedua mata milik goblin bersinar merah dan menjadi sipit. Mengeluarkan aura membunuh bagaikan binatang, dia melompat dan mengayunkan kapak di tangan kanannya untuk mengakhiri nyawa si penjaga yang masih belum berdiri.

—Jangan.

—Aku tak boleh membiarkan korban lebih banyak sebagai seorang knight dan juga sebagai pemimpin mereka!

Pikiran sesaat tersebut bagaikan tusukan petir yang membangunkan kondisi mental Deusolbert.

Tak ada cukup waktu untuk membebaskan kakinya dari kedua goblin elit yang mencengkram erat, berdiri, lalu bergerak menuju komandan pasukan tersebut. Melempar pedang di tangan kanannya hanya akan menghasilkan hal yang sama.

Sebelum ia bisa menyadari apa yang harus dilakukan, kedua tangannya berayun secara reflex—melakukan apa yang seharusnya tidak terpikirkan.

Menggunakan pedang panjangnya sebagai pengganti panah pada Conflagrant Flame Bow, ia meregangkannya dan menaruh pedang tersebut pada senar panah.

Rasa berat terasa ketika ia menarik busur bagaikan dicengkram bumi. Rasa sakit yang luar biasa dengan seketika menghempaskan kesadarannya hingga akar-akarnya.

Namun, Deusolbert membiarkan rintihan berada dalam giginya dan ketika ia menatik busur hingga batasnya. Ia mengambil posisi menembak dan berteriak.

“Maju, bakarlah!!”

Divine instrument merespon keinginan pemiliknya bahkan tanpa perlu merapalkan art.

Kekuatan yang berasal dari api terpancar dari seluruh busur panah, melampaui armament full controll art yang sebelumnya pernah ia keluarkan.

Meskipun pedang panjang yang terkait pada busur bukanlah sebuah divine instrument, pedang tersebut merupakan produksi pribadi pemimpin tertinggi. Pedang tersebut memiliki prioritas yang benar-benar berbeda dari panah besi yang diproduksi masal. Sacred energy yang berasal dari dalam pedang berubah menjadi api.

Armor di seluruh tubuh Deusolbert, yang mana tahan panas kini berubah merah secara tiba-tiba.

Kedua goblin yang memegangi kakinya menjerit ketika api membakar mata dan mulut mereka sebelum bisa bereaksi.

Jendral musuh menoleh kebelakang ketika menyadari keadaan tak normal, kedua matanya terbuka karena keterkejutan dan rasa marah ketika ia mencoba melempar kapak di tangan kanannya.

Tetapi, sudah terlalu terlambat—

“—Bakarlah menjadi abu!!”

Berteriak seperti itu, Deusolbert melepas tali panah. Menembak kedepan dengan teriakan, pedang panjang tersebut berubah menjadi merah terang, sayap api seolah melaju lurus ke depan. Bentuk itu seperti sosok asli Conflagrant Flame Bow—sesosok phoenix yang hidup di gunung api tertua di kerajaan selatan.

“Graahh!!”

Jendral musuh menjerit ketika ia menyilangkan kedua kapak didepan tubuhnya. Phoenix bertubuh api menembus jantungnya secara cepat.

Kapak besar menjadi abu secara cepat bagaikan desisan.

Dan pemilik kapak tersebut, Shibori si pemimpin goblin dataran rendah, melewati proses pembakaran yang biasanya, ia langsung berubah menjadi arang hitam— ia hancur berkeping-keping lalu menghilang tanpa jejak.

Melihat jendral mereka tewas mengenaskan, pasukan goblin yang berada dibelakangnya kini berbalik dan mulai melarikan diri. Akan tetapi, lebih dari tiga ratus pasukan goblin tak bisa melarikan diri dari bara api phoenix dan mereka kini berubah menjadi abu.

* * *

Keadaan berbahaya yang dialami pasukan tengah Fanatio dan pasukan kanan Deusolbert telah berlalu.

Memerintah pasukan kedua di garis belakang, Komandan Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia, Bercouli Synthesis One, dengan jelas mengetahui jika akan terjadi kekacauan di sayap kiri yang dipimpin Eldrie yang mana terhalang asap tebal.

Namun. Bercouli tidak mengambil tindakan.

Alasan pertama karena ia mempercayai para knight dan penjaga yang telah dilatihnya.

Alasan kedua karena pasukan utama musuh, Dark Knights Order dan Guild Pertarungan Tangan Kosong belum melakukan gerakan.

Dan alasan ketiga karena ia mengkhawatirkan adanya serangan kejutan, sesuatu yang ia khawatirkan karena pengetahuannya mengenai Tanah Kegelapan melebihi siapapun.

Dengan kata lain, kekuatan musuh di pertarungan udara.

Di dunia ini dimana art untuk terbang tidak ada—meskipun jika ada dalam “Daftar Art”, hanya Pemimpin Tertinggi Administrator yang bisa melakukannya. Dan daftar tersebut kini menghilang bersama kematiannya—beberapa «Ksatria Naga» dari Integrity Knights Order dan Dark Knights Order adalah pengecualian jika melakukan pertarungan udara. Dengan bebas mereka bisa terbang tinggi di langit untuk menghindari jangkauan pedang, mereka bisa menghancurkan pasukan dengan menggunakan art maupun nafas api milik sang naga.

Akan tetapi, mereka tidak bisa sembarangan maju ke garis depan karena berharganya naga milik mereka. Jika mereka maju ke garis musuh dan terjatuh karena art maupun panah dari tanah, pasukan akan mengalami kerugian pada saat itu juga.

Dan begitulah, Bercouli menahan semua naga selain «Amayori» yang ditunggangi oleh Alice di garis depan musuh untuk melakukan penyerangan. Namun, serangan kejutan yang Bercouli harapkan belum datang dari mereka berdua.

Disamping mereka berdua, pasukan tanah kegelapan juga memiliki pasukan udara.

Mereka adalah monster bersayap yang disebut «minions». Diciptakan dari tanah liat dan material lainnya menggunakan dark art, mereka tidak memiliki kecerdasan dan hanya bisa memahami beberapa perintah sederhana.

Sejujurnya, Bercouli pernah mendengar dari Alice jika pemimpin tertinggi telah menciptakan dan meneliti minion yang sama secara sembunyi-sembunyi. Tetapi, bahkan tampaknya pemimpin tertinggi ragu untuk menyebarkan minion dengan bentuk menjijikkan karena dia berada di Gereja Axiom. Bercouli meraka kasihan karena ia tidak mengubah penampilan para minion menjadi lebih pantas sebelum mereka diterbangkan, nasi sudah menjadi bubur.

Karena alasan tersebut, Bercouli merasa sebaiknya bersiap-siap jika menerima serangan kejutan dari minion di langit. Dan di situasi dimana naga terbang terikat dan regu ascetics berkonsentrasi pada penyembuhan, Bercouli lah pilihan satu-satunya pertahanan untuk menghadapi serangan udara.

Bercouli memfokuskan pikirannya sambil berdiri di tengah pasukan kedua dengan jedua tangannya memegang pedang berharganya yang masih tertutup sarung pedang.

Dia merasakan kesulitan yang dihadapi ketiga integrity knights dan para penjaga dari pasukan pertama di garis depan sana.

Namun, ia tak boleh beranjak dari tempat ini.

Setelah semua, Bercouli telah mengaktifkan armament full control art dari pedang berharganya.

Jam raksasa pada Kathedral Pusat di masa lampau telah memberikan penduduknya info mengenai waktu. Jarum menit dan jarum jam telah di tempa menjadi sebuah divine instrument, Time Piercing Sword. Kekuatan yang dimilikinya adalah kekuatan «Memotong Masa Depan». Kekuatan tebasannya akan tetap berada di satu tempat dimana pedang tersebut diayunkan dan siapapun yang menyentuhnya akan terpotong, sebuah tehnik diluar nalar.

Tepat ketika Gerbang Besar Timur runtuh, Bercouli menunggangi naga terbang «Hoshigami» dan menciptakan sebuah «tebasan ruang» raksasa selebar seratus mel, sepanjang dua ratus mel, dan setinggi seratus limapuluh mel tepat di depan Gerbang Besar Timur. Mengayunkkan pedangnya sepanjang waktu secara vertikal dan horizontal, dia seolah menebas udara kosong. Total jumlah tebasannya melebihi tiga ratus.

Mempertahankan «perwujudan pedang» seluas itu lebih dari sepuluh menit adalah pertama kalinya bagi Bercouli, si manusia yang telah hidup lebih dari tiga ratus tahun. Tehnik tersebut dibuat dengan memisahkan kesadaran dari tubuhnya dan berkonsentrasi menggunakan pikirannya. Dia menyerahkan pasukan pertama pada Fanatio karena alasan ini.

—Cepatlah… jika kalian datang, maka cepatlah.

Keinginan sungguh-sungguh masih tatap dipegang Bercouli meskipun ia menjadi agak tak sabar. Mengesampingkan pikirannya yang lelah, lebih dari separuh sacred energy milik Time Piercing Sword telah ia gunakan. Dia tak bisa membatalkan armament full control art dan mengulangi pengucapan art dari awal. Jika ia gagal membasmi minion musuh, maka meraka akan membunuh Alice yang menyiapkan art skala besar di langit sana diatas pasukan pertama, Kerajaan Manusia akan kehilangan satu-satunya harapan untuk memenangkan peperangan ini.

—Cepat datanglah.

* * *

Meskipun Renri Synthesis Twenty-seven yang meninggalkan pos-nya adalah orang paling pesimis diantara tujuh knight peringkat atas yang berkumpul di Gerbang Besar Timur, Eldrie Synthesis Thirty-one agaknya juga memiliki tekad tersendiri meskipun dia memiliki pengalaman bertarung di lapangan.

Emosi tersebut berbeda dengan ketulusan cinta milik Dakira si «Four Oscillation Blades» untuk Fanatio. Dia ingin melayani Alice, namun di saat yang sama, ia memiliki keinginan untuk melindunginya sebagai seorang junior.

Alice terkenal karena kejeniusannya dalam sejarah gereja sejak ia bangun sebagai seorang integrity knight. Dia memiliki bakat pada sacred arts yang jauh melebihi ascetics dan sister, ia juga terpilih sebagai pemilik divine instrument tertua, «Fragrant Olive Sword» dengan nama lainnya, Keabadian Seutuhya, ia menolak gosip yang beredar diantara knight lainnya, dan ia bahkan diajari semua tehnik berpedang milik Komandan Knight Bercouli.

Dia adalah gadis muda jika dilihat dari luar, tapi bagi sebagian besar knight, Alice bagaikan bintang yang bercahaya sendiri di langit utara, jauh dari yang lain. Keadaan tersebut juga menyebar sebagai rumor jika ia akan membuat bangga pemimpin tertinggi, Administrator.

Seperti itulah, Eldrie juga tidak membuat usaha untuk mendekati Alice setelah terbangun sebagai seorang knight. Malah tampaknya ia sering menghindarinya.

Meskipun ingatannya di Kerajaan Manusia telah dicuri lewat «Synthesis Ritual», Eldrie adalah anak tertua Eschdol Woolsburg, pemimpin komandan tertinggi di Kerajaan Utara Norlangarth dan juga bangsawan kelas satu. Untuk tambahan, selama 380 Tahun Kalender Dunia Manusia, ia adalah perwakilan swordsman pertama dari kerajaan utara dan juara dari Turnamen Persatuan Empat Kerajaan. Bahkan setelah menjadi seorang integrity knight, kesombongan dan kebanggaannya sebagai seorang bangsawan masih tersisa.

Karena kepribadiannya yang seperti itu, keberadaan Alice sebagai seorang knight yang lebih hebat darinya walaupun masih muda dan seorang gadis, juga posisinya sebagai satu-satunya murid Komandan Knight Bercouli membuatnya tak nyaman.

Namun, itu terjadi pada malam hari setelah ia menjadi seorang knight.

Eldrie secara tak sengaja melihat sosok Alicee yang tak pernah ia bayangkan.

Bersembunyi dalam kebun mawar untuk sekedar latihan pedang secara rahasia, ia melihat Alice mengenakan pakaian tidur, ia menunduk tepat di depan tanda makam dan bersedu. Nama pada tanda makam yang terbuat dari kayu pucat adalah milik seekor naga terbang yang Life-nya habis beberapa hari sebelumnya—ia adalah ibu naga yang melahirkan «Amayori» milik Alice dan «Takiguri» milik Eldria.

Mereka mungkin berharga karena potensi perangnya, tetapi mereka hanyalah naga. Mengapa ia menangis? Alasan apa yang membuatnya berkabung?

Itulah apa yang Eldrie pikirkan selanjutnya.

Tetapi, ketika ia mencoba berbalik dan tertawa, ia terkejut karena menyadari air mata keluar darinya.

Alice menangis pada ibu naga yang telah mati. Ia masih belum tahu mengapa tindakan Alice membuat hatinya bergetar seolah tercabik-cabik. Eldrie hanya bisa berdiri mematung, tak bisa menghapus air matanya ketika ia menyadari. Sosok itu adalah sosok Alice Synthesis Thirty yang sesungguhnya.

Sejak saat itu, Knight Alice yang suka menyendiri menjadi benar-benar berbeda saat dilihat dengan matanya. Ia melihatnya sebagai bunga kristal yang bisa bertahan dari kekeringan dengan kepala kokohnya yang juga bisa merusak kapanpun—

Ia ingin melindunngi Alice. Ia ingin menjaga gadis itu dari udara dingin yang menusuk.

Emosi milik Eldrie tumbuh semakin kuat hari demi hari. Tetapi pikiran untuk melindunginya terlalu kurang sopan. Bakat milik Alice melampaui bakat Eldrie baik dalam hal arts maupun tehnik pedang.

Kemungkinan yang tersisa baginya adalah keinginan untuk menerima bimbingan Alice sebagai muridnya.

Sejak saat itu, Eldrie hidup dengan berpegang teguh pada keinginan tersebut. Untuk membuat dirinya diakui oleh Alice sebagai seorang swordsman dan juga seorang pria.

Tujuan tersebut sungguh sulit bahkan tak mungkin. Dengan kekuatan Alice yang bahkan diakui oleh Komandan Knight Bercouli, Eldrie semakin bersemangat untuk lebih banyak berlatih agar ia semakin kuat.

Pada waktu yang sama, ia berusaha untuk membuat masternya tersenyum bahkan walaupun sedikit, dengan saling mengobrol tentang banyak hal, makan bersama, dan sedikit berceramah—tindakan-tindakan tersebut, nyatanya adalah kepribadiannya sebelum menjadi seorang integrity knight.

Pada hari-hari itu, usahanya mulai berbuah. Dengan skill pedangnya yang terus berkembang, ia berhasil membuat masternya tersenyum walaupun sedikit.

Katherdal mengalami kejadian serangan dalam sejarah gereja.

Adalah tugas utama para integrity knight. Kasus utamanya tentang, «pembunuhan» yang dilakukan oleh dua orang swordsmen-in-training. Akan tetapi, insiden yang melibatkan pertumpahan darah karena ketidaksengajaan pernah terjadi beberapa kali dalam sejarah Kerajaan Manusia. Nyatanya, ia tidak merasakan bahaya ataupun rasa permusuhan dari mereka berdua ketika dibawa menuju katherdal. Eldrie berpikir jika mereka hanyalah pemuda dari rakyat biasa.

Itulah mengapa ketika Alice mengurung mereka di penjara bawah tanah katherdal dan membuat perintah untuk—

[Jaga pintu keluar penjara bawah tanah semalam saja untuk jaga-jaga.]

—Eldrie terheran-heran. Lalu ia melaksanakan tugas tersebut sambil berjaga di kebun mawar sesekali, namun ia sangat terkejut ketika para kriminal berhasil kabur ketika langit timur berubah menjadi malam.

Mengikuti arahan masternya, Eldrie menghalangi mereka dan melakukan tugasnya—setelah banyak hal terjadi, ia tetap kalah; ia tak bisa menyangkalnya. Ia melawan rakyat jelata yang hanya menggunakan rantai sebagai senjata dan mereka bahkan membuatnya menggunakan art pelepas ingatan divine instrument-nya, «Frost Scale Whip».

Sejujurnya, ia sulit menerima kekalahan. Hingga akhir, mereka berdua berhasil mengalahkan para knight peringkat atas, Deusolbert, Wakil Komandan Knight Fanatio, masternya, Alice, dan bahkan Komandan Knight Bercouli, juga mereka berhsil mengalahkan Pemimpin Tertinggi Administrator. Alice juga telah menyebutkannya di rumah kayu di desa bagian utara, Eldrie tidak mengenal salah satu dari dua kriminal tersebut. Ia mengakui jika orang yang duduk di kursi roda tersebut adalah swordsman terkuat yang bahkan melampaui integrity knights.

Eldrie tidak menyesal setelah kalah melawan pemuda berambut hitam dalam hal berpedang.

Bukan itu, bukan itu yang membuatnya terluka.

Seseorang yang melepas Alice dari kebun es yang mengekang hatinya adalah pemuda tersebut, bukan dirinya. Perasaan Eldrie tersetrum melihat kenyataan tersebut.

Beberapa jam sebelum Gerbang Besar Timur runtuh, masternya, Alice berbicara sambil tersenyum lembut, yang mana tidak pernah ia lihat di masa lalu.

[Aku telah memalui perjalanan suram hingga sampai disini atas bantuanmu. Terima kasih, Eldrie.] …begitulah yang ia katakan.

Eldrie menetapkan hatinya dengan air mata syukur ketika mendengar kata-kata tersebut. Ia akan menunjukkan seberapa besar bimbingan Alice dalam pertempuran ini hingga akhir.

Ketetapan seperti itu meminjamkan Eldrie kekuatan perwujudan dan membuatnya fokus pada waktu yang sama.

Meskipun jika segunung pasukan goblin disewa untuk berperang di sisi kiri dimana pasukannya ia pimpin, Eldria akan menunjukkan keganasannya yang tak kalah dari Deusolbert di sayap kanan.

Namun dalam kenyataan, banyak goblin datang dengan strategi yang tak terduga dan benar-benar membodohi pasukan sayap kiri, mereka menggunakan asap dan menyelinap untuk menyerang bagian belakang.

Dia telah kalah oleh goblin. Ia membuat malu Alice, yang mengawasi dari atas langit.

Ketidaksabaran membuat penilaian Eldrie menjadi kacau. Ia dengan sembrono masuk kedalam asap yang bahkan penglihatannya tidak bisa menembus, ia ingin memberikan perintah pada para penjaga. Tapi ia menyadari pada waktu bersamaan, perintah untuk menyerang dalam kondisi seperti ini akan mengakibatkan saling serang antar teman dan juga ia tidak memiliki ide untuk melenyapkan asap ini.

Eldrie hanya bisa berdiri membatu, rambut ungu terangnya terurai dan ia menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah.

Bagian 2

“Heei, kau tahu, bagian kiri sepertinya tidak teratur.”

Rekannya, Fizel melapor kepada komandan mereka dengan nada yang entah bagaimana terdengar agak riang, Linel juga mengangguk sehingga kuncirnya bergoyang. Akan tetapi, tidak ada jawaban dari si komandan. Fizel mengganti pandangannya lurus kedepan sambil merenungkan apa yang dikatakannya baru saja.

Fizel Synthesis Twenty-eight dan Linel Synthesis Twenty-nine, knights dalam masa pelatihan, mereka berdua berjaga di garis depan pasukan kedua sayap kanan dari Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia. Meskipun kehebohan terjadi di pasukan pertama sayap kanan yang berada seratus mel di depan sana, tidak ada musuh yang berhasil menembus garis pertahanan. Tampaknya knight peringkat atas, Deusolbert, telah membuat hasil yang cukup memuaskan.

Pasukan tengah yang dipimpin Wakil Komandan Knight Fanatio juga berhasil mempertahankan posisinya hingga kini. Walaupun Linel dan Fizel menganggapnya sebagai seorang kakak perempuan dan juga musuh dalam beberapa hal, mereka berdua mengakui kekuatannya. Perasaan menekan yang sebelumnya ia perlihatkan kini telah menghilang ketika Fanatio melepas topeng dan menunjukkan wajah aslinya.

Apa yang membuat Fizel khawatir adalah sayap kiri pada pasukan pertama.

Eldrie Synthesis Thirty-one yang memimpin pasukan tersebut adalah pendatang baru yang terbangun kurang lebih tujuh bulan lalu dan meskipun kemampuannya meningkat cukup banyak, akan tatapi, perannya dalam peperangan ini agak terlalu berat baginya. Ia memang memimpin garis depan atas kemauannya sendiri, tetapi alangkah lebih baik jika menyerahkan tugas seperti itu kepada knight yang lebih senior—

Fizel merenungkan pikiran seperti itu ketika menyadari pos jaga bagi masing-masing knight.

Knight peringkata atas yang berkumpul di peperangan ini hanya berjumlah tujuh.

Pasukan pertama memiliki Eldrie di sisi kiri, Wakil Komandan Fanatio di sisi tengah, dan Deusolbert di sisi kanan.

Pasukan kedua memiliki Renri di sisi kiri, Komandan Knight Bercouli di sisi tengah, dan knight perempuan pendiam di sisi kanan.

Posisi terakhir, adalah Alice Synthesis Thirty yang berada di langit sana.

“…Sisi kiri menjadi perhatian kita bagaimanapun kamu melihatnya kan…”

Fizel menganggukkan kepalanya dengan kaku kali ini atas perkataan Linel. Faktanya, situasi sayap kiri memang sudah aneh sejak beberapa menit lalu. Tidak ada tanda-tanda pertempuran, tetapi teriakan sering terdengar dari tengah-tengah. Asap tebal, yang lebih gelap dari kegelapan di bagian lembah sana dapat terlihat setelah memfokuskan mata beberapa kali.

Jika mereka berhasil menyelinap pasukan pertama milik Eldrie, pasukan kedua yang dipimpin Renri seharusnya masih menahan mereka—setidaknya.

“Akankah anak itu baik-baik saja?”

Mengangguk atas perkataan Fizel, Linel mendekatkan kepalanya menuju lebih dekat ke Fizel dan berbisik.

“Aku tidak mengatakan apapun karena aku menyadari jika Paman Bercouli juga memikirkan hal yang sama, tetapi sayap kanan dan kiri dari pasukan kedua seharusnya ditukar. Aku tak yakin jika memasangkan Eldrie dengan Renry.”

Fizel juga menurunkan suaranya dan menjawab.

“Aku juga berpikiran sama, tetapi paman mungkin berpikir untuk membuat kita bertarung sedikit demi sedikit, kamu juga berpikir seperti itu kan …?”

“……Aah…”

Akhirnya memahami, Linel menatap ketika sosok langsing yang dari tadi diam berdiri di sana.

Armor tipisnya berwarna keabu-abuan, pilihan yang tak biasa bagi integrity knights. Rambutnya yang juga berwarna abu-abu terpisah secara rapi di tengah keningnya dan diikat dibelakang kepala. Dia tampaknya berusia sekitar duapuluh tahun jika dilihat dari alis matanya dan bibirnya yang masih kemerahan.

Ia bernama Scheta Synthesis Twelve. Nama lainnya adalah «Si Pendiam», tetapi alasan mengapa ia dinamai begitu masih misterius. Namun, Fizel dan Linel cukup memahami jika knight ini tak terlihat membahayakan seperti penampilannya. Tetapi, knight ini sangat berbahaya. Mereka berdua tidak ingin berada di dekatnya ketika ia menghunus rapier yang berada di pinggang kirinya.

Komandan Knight Bercouli pasti berpikir untuk tidak menggunakan Scheta, lalu menempatkannya di belakang Deusolbert dari pada Eldrie yang masih muda. Dengan kata lain, jika si knight pemanah masih tetap bisa bertahan, Linel dan orang lainnya tak akan bisa melihat pertempurannya.

Pilihan yang cukup masuk akal, tetapi—

“Maaf, Scheta-sama.”

Linel berbicara pada komandan pasukan sekali lagi. Scheta menatap mereka berdua, lalu Linel menyelesaikan perkataannya.

“Bolehkah kita ke belakang?”

Alis kanan milik knight langsing ini bergerak dua mili mendengarnya. Seolah mengerti maksudnya, Linel menjawab secara cepat.

“Erm, yah, kita sedikit kepikiran…”

Alisnya bergerak sekali lagi. Pasti maksudnya “berpikir apa”. Jawabannya membuat Linel ragu dan ia berusaha agar perkataannya keluar.

“Ermm… orang itu yang seharusnya berada di pasukan persediaan. Si pemberontak … Kirito.”

Fizel mengangguk sedikit.

Dalam kerusuhan tujuh bulan lalu, Fizel dan Linel bertarung melawan para pemberontak, Kirito dan Eugeo, di tangga besar Katherdal Pusat. Lebih tepatnya, mereka berdua membuatnya tak bergerak menggunakan pedang beracun dalam serangan kejutan lalu menyeret Kirito dan Eugeo menuju Wakil Komandan Knight Fanatio sebelum memenggal kepala mereka berdua.

Pekerjaan itu seharusnya sungguh mudah. Akan tetapi, Kirito telah membawa penawar tanpa mereka sadari, lalu mencuri pedang mereka dan membuat Linel dan Fizel tak bisa bergerak.

Ketika Kirito mengayunkan pedang beracun pada Linel dan Fizel hingga rubuh, mereka berdua tidak merasakan rasa takut. Linel dan Fizel sedikit lega dan merasakan sedikit penyesalan karena melewatkan kesempatan untuk menjadi integrity knights yang sesungguhnya. Berpikir jika seharusnya Kirito membunuh mereka berdua—dalam pertarungan adil dan sedikit rasa sakit, dengan kata lain—Linel menunggu saat Life miliknya berkurang,

Tetapi, Kirito tidak membunuh mereka berdua. Ia menancapkan pedang beracun ke tanah dan meninggalkan mereka berdua, lalu melawan Wakil Komandan Fanatio. Dan ia memperoleh kemenangan dengan luka di seluruh tubuhnya.

Fizel dan Linel masih mengingat dengan jelas kata-kata yang Eugeo berikan sebelum pergi.

—Fanatio dan Kirito bisa sekuat itu karena mereka mempunyai sacred instruments dan armament full control arts; itulah yang kalian berdua pikirkan, tetapi itu salah. Mereka berdua lebih, lebih kuat. Mereka masih bisa bertarung bahkan setelah menerima luka, bukan dari skill dan senjatanya tetapi dari hati dan pikiran mereka.

Sejujurnya, ia tidak benar-benar memahami arti dibalik perkataan tersebut bahkan setelah tujuh bulan berlalu.

Tetapi, sebuah kenyataan jika pemberontak tersebut bisa mengalahkan Pemimpin Tertinggi Administrator. Dengan bayaran, Eugeo kehilangan nyawanya dan Kirito kehilangan hati dan tangannya.

Apa yang mereka cari ketika bertarung? Kekuatan apa yang mereka dapat dari hati dan pikiran?

Itulah alasan mengapa Fizel dan Linel ikut serta dalam Pasukan Pertahanan Dunia Manusia dan datang kemari di Gerbang Besar Timur.

Sword Art Online Vol 16 - 091.jpg

Jawaban yang mereka cari masih tak jelas. Namun, perasaan tak asing menembus dada Linel ketika ia melihat Kirito yang berada di kursi yang didorong Knight Alice yang muncul di sini. Linel tak bisa menentukan apa yang Alice rasakan dan pikirkan.

Knight dalam pelatihan, Linel Synthesis Twenty-eight dan Fizel Synthesis Twenty-nine, dilahirkan di Katherdal Pusat. Meskipun mereka telah mendengar jika orang tua mereka adalah ascetics di Gereja Axiom, mereka berdua tidak mengingat nama maupun wajahnya.

Orang tua mereka telah diperintah oleh pemimpin tertinggi, Administrator, untuk melahirkan dan mengirim bayi mereka ke beberapa tempat pelatihan di dalam menara. Meskipin ada tiga puluh tempat pelatihan dengan latar belakang yang sama, kini orang yang masih hidup adalah Linel dan Fizel. Ke duapuluh delapan orang lainnya tidak bisa bertahan dari eksperimen «Kebangkitan Menggunakan Art» yang dilakukan pemimpin tertinggi lalu akhirnya tewas.

Fizel dan Linel hidup karena seluruh penelitian akan «Cara Baik Untuk Tewas » yang ditanamkan dalam daging serta nyawa sebagai sebuah beban. Mereka berdua saling tusuk satu sama lain, tewas, dan dibangkitkan menggunakan sacred arts. Ketika pemimpin tertinggi menyerah akan penelitiannya, keduanya telah mendapat keahlian membunuh tanpa menyebabkan rasa sakit.

Kekuatan mereka berdua digambarkan sebagai keefektifan tehnik untuk membunuh. Jika musuh terbukti lebih kuat, mereka akan kabur. Kabur, dan berlatih untuk melampauinya dan akan membunuh jika ada kesempatan. Dengan pikiran semacam itu, mereka berdua tidak memiliki alasan untuk menerima luka ketika melawan orang yang lebih kuat. Mereka selalu berpikir seperti itu.

Para pemberontak, Kirito dan Eugeo tampaknya hanya setara dengan knight peringkat bawah ketika mereka melihat kemampuan bertarungnya. Akan tetapi, Kirito dan Eugeo melawan pemimpin tertinggi, mengabaikan tangan dan nyawa, dan kemenangan.

Untuk apa?

Dan, apa yang mereka dapat?

Mereka ingin bertanya pada Kirito ketika ada kesempatan bertemu dengannya, tetapi Integrity Knight Alice secara terus menerus berada di sisinya dan mereka berdua tidak memiliki kesempatan untuk berbicara. Meskipun mereka tidak tahu apakah bisa melakukan komunikasi dengan kondisinya saat ini, akan menjadi masalah jika ia tewas sebelum sempat bertanya. Pasukan persediaan seharusnya masih aman selama pasukan kedua bisa menahan, tetapi kekacauan di sayap kiri benar-benar membuat khawatir.

—Karena itulah mereka berdua tidak bisa menjelaskan semuanya kepada Scheta, si komandan disini, Linel dan Fizel menunggu jawabannya.

Si knight «Pendiam» menatap lurus menuju sayap kiri dengan mata abu-abunya lalu menunjuk arah belakang dengan tangan kirinya setelah berpikir kurang-lebih dua detik.

“Eh… erm, jadi kami boleh pergi?”

Scheta mengangguk tanpa berkata-kata, dia buru-buru membuat salam knight kepada Fizel.

“Terima kasih banyak, kami akan segera kembali setelah memastikan keselamatannya!”

Berbalik, mereka mulai berlari di sisi pasukan.

—Terima kasih banyak, huh. Dia tak pernah berkata seperti itu sebelumnya, bahkan pada pemimpin tertinggi.

Mata Linel bertemu dengan rekannya lalu mereka bertukar senyum sebelum berlari lebih cepat.

* * *

Integrity Knight Renri Synthesis Twenty-seven meletakkan tangan ke kakinya sekali lagi, mengambil nafas dalam di dalam tenda setelah mendengar beberapa teriakan di dekat sini.

Mungkinkah? Ia tak percaya jika pasukan musuh telah berhasil menembus garis pertahanan di lembah sana begitu cepat. Hanya sepuluh menit telah berlalu sejak peperangan dimulai.

Itu karena ia mendengar teriakan yang begitu jelas di kejauhan sana; Renri meyakinkan dirinya sendiri.

Akan tetapi, reaksi dari kedua gadis yang berada di tenda ini makin meyakinkan firasatnya.

“Tak mungkin… mereka sudah sampai sejauh sini?”

Siswi pelatihan berambut merah yang bernama Tiezé Shtolienen menuju pintu masuk tenda. Membuka tirai tenda, memastikan kondisi luar. Ucapannya seperti berbisik, dengan nada gelisah.

“…Ada asap…!”

Siswi pelatihan yang dipanggil, juga memastikan.

“Eh… Tiezé, apakah ada sumber api!?

“Tidak, Cuma ada asap yang berwarna aneh … —Tidak, tunggu. Di dalam asap… ada banyak orang…”

Perkataan dari Tiezé yang mengintip keluar dari celah tirai terhenti, seolah terhisap.

Renri memfokuskan telinganya sekali lagi dalam ketenangan sambil duduk.

Teriakan-teriakan telah menghilang beberapa waktu lalu. Tetapi, ia merasakan seseorang mendekat dibalik keheningan ini. Perlahan-lahan ia mendengar suara langkah kaki.

Tanpa peringatan, Tiezé mundur ke dalam tenda dengan langkah tak yakin. Tangan kanannya yang ngeri menuju pinggangnya.

Itu terjadi setelahnya, ketika Renri menyadari Tiezé akan menarik pedangnya.

Baff! Tirai di pintu masuk robek seolah ditarik tanpa peduli.

Diluar sana terlihat sosok gelap penuh lumpur dan cahaya api obor menyinari dirinya. Sesosok mirip manusia berdiri membisu membelakanginya. Meskipun sosoknya kecil dan agak bungkuk, kedua tangannya benar-benar berotot serta menggenggam sebuah golok kasar yang tampaknya hanya sebuah potongan logam.

Bau busuk yang bercampur udara di pintu, masuk ke hidung Renri.

Tiezé menarik pedang dari sarungnya dan Ronie berbisik disamping kursi roda.

“—goblin!?”

Si penyusup tersebut merespon dengan suara parau sambil merobek-robek beberapa tempat.

“O-hoh… gadis ium putih… piala untukku…”

Tiezé perlahan mundur karena kulitnya merinding.

Meskipun ia adalah integrity knight peringkat atas, ini pertama kalinya Renri melihat seorang demi-human dari Tanah Kegelapan. Ia telah lama dibekukan, bahkan sebelum ia diberikan seekor naga terbang dan terbang menuju barisan pegunungan di ujung.

Ini benar-benar… berbeda.

Renri berpikir lupa-lupa ingat.

Ia pikir jika ia telah cukup belajar mengenai empat ras demi-human yang diberikan oleh knights senior dan menulis apa yang perlu dicatat dalam Katherdal. Tetapi, goblin yang ia bayangkan memiliki penampilan seperti peri nakal dari cerita para sister, jika melihat sosok yang berdiri sekitar delapan mel jauhnya dari Renri benar-benar berbeda.

Si goblin berjalan maju dengan susah dalam pandangan Renri sehingga ia menggigil sampai ujung jarinya, tidak bisa bergerak. Armor kotor milik si goblin bagaikan semacam sisik.

Tiezé mengarahkan pedang panjang yang digenggam dengan kedua tangannya menuju ke arah goblin, tetapi ujungnya bergoyang-goyang karena kakinya bergetar tak terkendali. Apakah suara gemertak berasal dari gigi gadis ini?

“Ti… Tiezé…”

Suara lemah keluar dari tenggorokan Ronye. Ia menyembunyikan kursi Kirito ketika ia mundur ke belakang dan kini ia memegang gagang pedang dengan tangan kanannya, tetapi kakinya juga bergetar.

Ia harus berdiri.

Ia harus berdiri, menghunuskann Twin Edged Wings dari pinggangnya dan bertarung melawan pasukan goblin.

Meskipun dengan pikiran semacam itu, tubuh Renri menolak untuk bergerak, tubuhnya seolah membatu. Musuhnya hanya sesosok prajurit demi-human. Knight peringkat atas bisa melawan hingga ribuan, ia seharusnya memiliki cukup kekuatan untuk memperoleh kemenangan bahkan jika melawan ribuan goblin.

“Gufh… kau terlihat lezat…”

Si goblin menjilat bibirnya sehingga air liurnya menetes.

“Mu… mundur! Jika tidak…!”

Peringatan yang dikeluarkan Tiezé secara menyedihkan tidak memiliki arti, malahan meningkatkan nafsu makan si goblin. Dengan senyum kepuasan, si demi-human kini mengambil langkah lagi, goloknya ia acungkan. Lalu—

Thump.

Suara bergema di tenda.

Kedua mata kuning si prajurit goblin terbuka lebar dalam kebingungan ketika ia menatap kebawah di sekitar dadanya.

Logam tajam merusak armor miliknya. Logam tersebut basah karena darah; ini adalah ujung sebuah pedang. Seseorang telah menusuk jantung si demi-human dari belakang.

“…Benda apa ini …?”

Itulah kata-kata terakhir si prajurit goblin. Kekuatan meninggalkan tubuh berototnya dan ia terjatuh ke lantai tenda.

Yang beridiri dibelakang sosok goblin adalah gadis yang lebih pendek dari Ronie dan Tiezé. Apakah dia seorang swordswoman, mungkin juga seorang ascetic perempuan. Rambut merah kecoklatan miliknya di kuncir dan ia mengenakan pelindung dada berwarna perak diatas pakaian hitam ascetic. Pedang yang digenggamnya di tangan kanan cukup pendek, cocok dengan postur tubuhnya. Meskipun ia seorang anak-anak jika dilihat melalui umurnya—setelah membunuh prajurit demi-human yang bertampang mengerikan, wajah cantiknya tidak menunjukkan rasa takut.

Setelah memandang cukup lama, Renri akhirnya menyadari.

Gadis ini bukanlah seorang swordswoman maupun seorang ascetic.

Dia seorang knight. Integrity knight dalam masa pelatihan yang bernama Linel Synthesis Twenty-eight, jika ia tak lupa. Gadis ini adalah salah satu dari «Si Kembar Mengerikan»: yang membunuh knight twenty-eight sebelumnya dalam sebuah pertandingan dan merebut posisinya.

Ekspresi Linel tidak menunjukkan reaksi ketika melihat tatapan bodoh Renri yang meringkuk di lantai. Setelah memastikan keamanan kedua siswi dan Kirito yang berada di kursi roda, ia berbalik.

Siswi knight lainnya muncul dari pintu masuk tenda. Rambutnya juga dikuncir seperti Linel lalu Fizel Synthesis Twenty-nine berbisik pada rekannya dengan suara lemah.

“Nel, Aku telah mengurus goblin yang ada di sekitar, tetapi mereka masih tetap berdatangan. Lebih baik kita pindah.”

“Nn, oke, Zel.”

Setelah mengangguk, Linel menggeser mayat goblin yang ada di lantai dengan ujung kaki kanannya lalu menggulingkan ke samping. Sedikit darah yang keluar mungkin karena kecepatan dan ketepatan serangan dari belakang.

Berbalik lagi, ia berkenalan pada dua siswi yang tampaknya tak bisa berbicara.

“Aku Linel dan ini Fizel. Kami berdua adalah knights dalam pelatihan.”

“Y-Ya, kami pernah melihat kalian ketika berlatih. Kami siswi, Tiezé Shtolienen dan Ronye Arabel. Terima… Terima kasih karena menyelamatkan kami.”

Tiezé memperkenalkan namanya dengan suara masih ketakutan begitu juga Ronye. Linel mengangkat bahu dengan gaya ketika menanggapinya.

“Bukan bantuan kami karena kamu masih hidup atau tidak. Tampaknya lebih dari seratus goblin telah menyelinap sayap kiri dari pasukan pertama dan kedua yang berada dalam asap.”

Linel diam sesaat dan akhirnya menatap Renri.

Mata abu-abu dengan sedikit warna ungu miliknya menyipit.

“Apa yang kamu lakukan sebagai knight peringkat atas disini, seharusnya kamu memimpin pasukan kedua sayap kiri? Para penjaga bawahanmu kini kebingungan dalam asap itu, kau tau?”

Memalingkan wajahnya menghindari tatapan Linel, Renri menjawab pelan.

“…Ini tidak ada urusannya dengan kalian berdua. Tolong bawa mereka berdua dan si penyakitan ke tempat aman.”

Renri merasa sedikit perubahan ekspresi Linel pada saat itu.

Sebuah aura dingin membunuh yang tak cocok untuk anak-anak terasa sampai pipinya. Pedang yang menusuk goblin seolah bersinar karena cahaya obor.

Apa ia berpikir untuk membunuhnya seperti yang dilakukan pada nomor twenty-eight sebelumnya?

Seperti itulah seharusnya. Sebuah kesalahan jika menyalahkan Renri, hukuman atas kegagalan dalam pertempuran bagi seorang knight adalah dibekukan selamanya. Ia tak mungkin kembali ke pasukan kedua dan tak ada tempat baginya untuk kembali ke katherdal. Meskipun Linel adalah siswi dalam pelatihan, sebuah eksekusi oleh Linel yang menyandang gelar sebagai seorang knight akan cocok bagi seorang pengecut.

Renri memalingkan wajahnya dan menunggu pedang hukuman.

Tetapi apa yang ia dengar adalah bisikan daripada langkah kaki.

“…Kau ini benar-benar pengecut, tetapi kamu pasti memiliki kekuatan jika kamu berada dalam knight peringkat atas. Berterima kasihlah pada swordsman yang kamu sebut penyakitan.”

—Apa yang ia maksud; pikiran macam itu datang lalu ia mengangkat wajahnya ketika Linel sudah berbalik.

“Siswi pelatihan, ayo bawa Kirito juga.”

Menyela instruksi Linel.

“Nel, mereka kesini! Ada delapan… tidak, sepuluh!”

Sebelum suara Fizel selesai. Ada beberapa suara langkah kaki mendekat dari arah timur.

Berbalik, dengan cepat Linel memerintahkan Tiezé dan Ronye yang menggigil.

“Aku tarik perintah tadi, tunggu sesaat. Kami akan mengurus para gobliin.”

“Kami… kami mengerti, knight terhormat.”

Tiezé mengangguk dan Linel meninggalkan tenda, kemudian menghilang bersama Fizel. Teriakan goblin terdengar, “Mereka disini! Anak ium!” tepat setelah mereka keluar. Linel dan Fizel pasti berencana untuk menarik perhatian mereka sebelum melakukan serangan.

Bertahan melawan sepuluh goblin tanpa rasa takut membutuhkan keberanian lebih dari siswi pelatihan. Akan tetapi, mereka memiliki kekuatan yang layak.

Kekuatan.

Linel mengatai Renri seorang pengecut tetapi berkata jika ia “pasti memiliki kekuatan”. Dan ia harus berterima kasih pada si pemberontak, Kirito, yang mana seharusnya menjadi musuh mereka.

Renri tidak memahami arti dibalik kata-kata tersebut dan ia ragu jika ada sisa kekuatan dalam dirinya. Setelah semua, ia tak bisa berdiri melawan pasukan musuh di depan matanya.

Renri melihat bawah, tak bisa mengumpulkan kekuatan untuk meyamai ekspresi yang dimiliki Ronye dan Tiezé.

Akan tetapi, pikiran itu hanya berlangsung beberapa detik saja. Seseorang merusak kain yang membatasi bagian dalam tenda dengan bagian luar dimana Renri bersembunyi. Itu bisa menjadi alasan yang cukup baginya untuk bangun dan menerjangnya, daripada meringkuk seperti saat ini.

Yang berdiri di sisi lain kain tadi adalah sesosok prajurit goblin yang lebih pendek dari sebelumnya. Meskipun hanya mengenakan pakaian kulit, tampaknya pakaian tersebut dibuat dengan cukup terampil. Dikatai pengecut karena sembunyi oleh Linel dan lainnya, Renri sebenarnya adalah knight yang terampil dalam menjalankan tugas menyamar.

Renri secara tak sadar mengambil pisau lempar yang berada di pinggangnya. Tetapi ia tak bisa menggunakannya. Seperti yang terjadi ketika pertama kali ia melihat goblin, rasa takut keluar dari dalam dirinya, membuat ujung jarinya mati rasa.

Renri pasti tidak menyadarinya, tetapi sumber dari rasa takut tersebut tidak muncul ketika ia melihat seorang demi-human dari dekat untuk pertama kalinya.

Tetapi ia takut untuk bertarung. Untuk lebih jelasnya, ia takut akan pertarungan kematian yang akan terjadi jika ia melawan seorang goblin.

Ia takut terbunuh. Bahkan, ia lebih takut untuk membunuh.

Langkah kaki terdengar di telinga Renri yang membeku. Mereka pasti dari pasukan berbeda yang dipancing menjauh oleh Linel dan Fizel. Ada lebih dari sepuluh bahkan duapuluh goblin yang menyelinap garis pertahanan.

Mungkin karena melihat Renri yang berdiri membeku, pasukan tersebut menyeringai dan menatap Tiezé serta Ronye. Kedua siswi tersebut menyembunyikan Kirito yang ada di kursi roda dibalik mereka sendiri dan dengan tegap mengangkat pedang mereka sekali lagi. Tetapi, cahaya keputusasaan menyinari wajah keduanya. Banyak bayangan mendekat dari balik asap yang mengepul dibelakang pasukan ini.

Pasukan ini menyiapkan senjata mereka yang berbentuk seperti sabit di tangan kanannya dan mengacungkannya pada Tiezé dan Ronye.

“Berhenti… berhenti disana! Kami akan memotong kalian jika mendekat kemari!”

Si gadis berambut merah berteriak. Tetapi suaranya agak serak dan sedikit gemetar.

“……”

Para goblin memperpendek jarak tanpa bicara. Tak memiliki olok-olok seperti prajurit sebelumnya menandakan bahwa ia berperingkat atas serta lebih banyak berlatih dibanding prajurit lainnya. Meskipun begitu, Tiezé masih mempertahankan posisinya dan tetap menggenggam pedangnya keatas dengan ekspresi wajah siap untuk mati.

—Kau tak bisa melakukannya, larilah.

Ia ingin berkata seperti itu. Tetapi mulut Renri tidak bisa bergerak. Tubuhnya, tidak, jiwanya menolak untuk bertarung bahkan dalam kondisi semacam ini.

Itu terjadi kemudian—

Suara lemah memecahkan pendengaran Renri.

Ia memalingkan pandangannya ke bagian kanan.

Pemuda berambut hitam yang menatap bawah tanpa ekspresi, yang juga masih duduk di kursi roda tanpa kekuatan di tenda sana. Suara tersebut datang dari tangan kirinya. Darah terlihat dari tangannya yang memegang kedua pedang, membangunkan sendinya, menampilkan kekuatan hebat di dalamnya.

Meskipun ia tak memiliki tangan kanan untuk menghunus kedua pedang tersebut.

“Kau……”

Renri berbisik tanpa suara.

Kau ingin melindungi mereka berdua? Meskipun tak bisa berdiri, meskipun tak bisa menghunuskan pedang, meskipun tak bisa berbicara?

Entah darimana, ia akhirnya menyadari.

Kekuatan yang disebutkan oleh Linel dan Fizel sebelum mereka pergi. Kekuatan tersebut bukan berasal dari tehnik berpedang, maupun divine instruments, bahkan armament full control art.

Itu adalah kekuatan yang dimiliki semua orang, baik integrity knights maupun rakyat biasa memilikinya dari awal, namun kehilangannya dengan mudah.

Keberanian.

Tangan kanan Renri perlahan mulai bergerak. Jarinya yang masih mati rasa menyentuh Twin Edged Wings yang ada di pinggangnya. Tangannya kembali seperti semula. Divine instrument miliknya tampak berbicara padanya.

Si goblin dengan tak peduli mengayunkan sabitnya menuju arah Tiezé.

Lalu—

Suara tajam dari udara yang terpotong bergetar seperti sebuah cahaya kebiruan yang menerangi bagian dalam tenda.

Cahaya tersebut melompat keatas, melukiskan busur dari tangan Renri, menyentuh atap tenda seolah terbelah. Lalu melewati tubuh goblin dan berhenti di jari telunjuk dan tengah milik Renri.

“…Gh-hi…?”

Si goblin mengerang seolah meragukan apa yang telah terjadi. Cahaya kemerahan tergambar pada bagian tengah wajahnya tanpa suara.

Setelahnya, wajah bagian atas milik si goblin terbelah dan berjatuhan ke tanah dengan suara gedebuk.

Divine instrument, «Twin Edged Wings», dulunya adalah pisau lempar baja yang sangat tipis.

Pisau tersebut memiliki panjang kira-kira empatpuluh cen, serta tidak memiliki gagang untuk digenggam. Kedua sisi ujungnya sangat tajam dan akhirnya pisau itu diletakkan diantara jari. Sisinya yang terbang dalam kecepatan tinggi dapat dengan bebas mengubah lintasannya dan akan kembali ke ke jari tangan pemiliknya.

Dengan kata lain, penggunaan normalnya saja memerlukan level konsentrasi yang lebih daripada menggunakan pedang biasa. Renri bisa saja kehilangan jarinya jika ia kehilangan fokus dan gagal untuk menerima sisi yang kembali.

Mengontrol senjata macam ini adalah bukti nyata kemampuan Renri. Tetapi, dirinya sendiri benar-benar tidak menyadarinya. Jiwanya merana karena perasaan rendah diri karena belum bisa mengaktifkan armament full control art.

Kali ini juga, Renri tidak siap untuk bertempur meskipun telah membunuh seorang goblin dengan satu serangan.

Renri terus menerus mengambil nafas sambil fokus menggenggam baja dingin yang berputar di ujung tangan kanannya. Ia membunuh, ia telah membunuh; kata-kata tersebut berputar dalam pikirannya terus menerus.

“…Knight yang terhormat.”

Tiezé-lah yang memecah keheningan. Air mata perlahan turun dari mata berwarna musim gugur miliknya ketika ia berbicara.

“Terima kasih … terima kasih banyak. Anda menyelamatkan kami.”

Rasa hangat melelehkan es ketakutan dalam dada Renri ketika mendengar kata-kata tersebut. Tetapi, ia tidak memiliki waktu untuk merespon. Banyak bayangan menghampiri mereka berempat dari balik asap yang mengepul. Jumlahnya melebihi sepuluh.

—Tak mungkin. Aku tak bisa bertarung lebih lama. Melawan satu goblin saja terasa menakutkan.

Keberanian yang ia kumpulkan kini tercerai-berai dan menghilang.

Nafasnya mulai melemah. Kekuatan meninggalkan kakinya.

Matanya bergerak-gerak, mencari jalan untuk melarikan diri, dan ia tertuju ke kedua pedang panjang yang digenggam pemuda berambut hitam dengan satu tangannya.

Salah satunya, pedang yang ddihiasi oleh mawar pada gagangnya, mengeluarkan cahaya lemah di dalam kegelapan. Cahaya biru, redup namun terasa hangat, berdetak seperti jantung. Rasa takut yang membekukan seluruh tubuhnya kini mulai mencair.

Setelah mengambil nafas dalam dadanya, Renri berkata.

“…Kalian berdua tetaplah disini dan lindungi Kirito-san.”

“Y… ya!”

Tiezé dan Ronye membalas dengan penuh semangat. Membalas dengan mengangguk sedikit, Renri meninggalkan tenda menuju para pasukan berkumpul. Kedua goblin yang memimpin pasukan musuh menyadari Renri lalu menunjukkan taring mereka.

Sebuah cahaya muncul dari tangan kanannya dan cahaya putih meluncur di udara.

Pisau lempar kembali ke jarinya tepat ketika dua kepala milik goblin terjatuh. Namun, Renri mengganti pandangan tanpa memastikannya lalu melempar pisau di pinggang kirinya menuju target baru. Dua goblin lainnya kehilangan nyawa ketika kepala mereka terjatuh.

Pasukan baru mengelilingi Renri yang telah membunuh empat goblin dalam beberapa detik.

“Dia seorang knight…”

“Kepala Jendral!”

“Bunuhh! Bunuhh!!”

Dikelilingi suara bengis, Renri berlari kedepan untuk membuat musuh menjauhi tenda di belakang. Armor milik para goblin bergemericing ketika mengejarnya.

Barisan tenda persediaan kini tak lagi tampak. Di sisi kirinya adalah tembok yang naik secara vertikal dan asap pekat berada di depan sana dimana para goblin tersebut muncul. Dan dibelakangnya adalah sepuluh goblin yang mengejarnya.

Menyadari telah terjebak, ia menghentiakan langkah kakinya dan merentangkan kedua tangannya untuk menggenggam dua pisau lempar menuju kiri dan kanan sebelum berteriak.

“—Namaku Renri! Integrity knight, Renri Synthesis Twenty-seven!! Jika kalian ingin kepalaku, datanglah kesini jika kalian siap kehilangan nyawa!”

Para goblin merespon dengan raungan kebencian pada ucapan yang berisi seluruh keberanian Renri.

Golok mereka diayunkan keatas dan Renri melepas kedua pisau lemparnya secara bersamaan, mengincar prajurit yang berlari dari kedua sisi.

Pisau di tangan kanannya melaju ke kanan. Pisau di tangan kirinya melaju ke kiri. Kedua sisi pisau meluncur menuju goblin barisan paling depan.

Kepala meninggalkan tubuh para goblin satu per satu lalu terjatuh ke tanah. Tubuh mereka terjatuh ke depan, lalu darah mengalir dari bagian yang terpotong.

Renri menangkap kedua pisau yang kembali tidak menggunakan jarinya kali ini, tetapi langsung mengaitkan kedua pisau dengan di jari telunjuknya. Memutarnya dengan kecepatan tinggi untuk mempertahankan lajunya, ia langsung melempar keduanya tanpa menunggu jeda.

Kejadian yang sama terulang lagi. Membandingkan serangan normalnya dengan «Conflagrant Flame Bow» milik Deusolbert serta «Heaven Piercing Sword» milik Fanatio dalam hal kekuatan mungkin akan menghasilkan kemenangan. Sisi «Twin Edged Wings» lebih tipis dari selembar kertas dan ketika diputar dalam kecepatan tinggi, pisau tersebut akan memotong daging yang dilindungi armor, seolah armor tersebut tidak ada.

Dua pisau yang dilempar secara terus menerus melemahkan mental goblin yang bahkan tak mengenal rasa takut, mereka membicarakan kematian rekan-rekannya.

Aku bisa melakukannya— jika aku bisa menahan sedikit lebih lama, bantuan akan datang dari garis depan dimana asap tersebut muncul.

Renri menahan teror dari pasukan goblin yang terus ia bunuh.

Akan tetapi, apa yang sampai ke telinganya adalah suara seperti ranting yang jatuh karena kapak ketimbang suara potongan seperti sebelumnya.

Kakiiin! Sebuah lengkingan suara benturan.

Kedua pisau entah mengapa kembali meskipun lintasan mereka terganggu dan Renri menggapai dengan kedua tangannya untuk mengambil pisau miliknya. Menghilangkan kesabaran yang dibutuhkan untuk mengaitkan dengan jarinya, ia membuat pisau tersebut berhenti.

Dua matanya melebar ketika menangkap sosok goblin yang muncul tanpa semangat dari balik asap.

Besar.

Tingginya tidak berbeda jauh dari Renri yang mana tubuh fisiknya kini berusia lima belas tahun. Tetapi, otot-otot menonjol yang menutupi seluruh tubuh serta aura membunuh yang keluar dari kedua mata kuningnya benar-benar berbeda dari goblin lain. Ia mengenakan armor kulit penuh paku, mungkin demi mobilitas karena tampaknya armor tersebut ringan, dan juga golok besar ia genggam dengan tangan kanannya.

“…Kau jendral mereka?”

Renri bertanya dengan suara pelan.

“Ya. Pemimpin goblin gunung, Kosogi.”

Si goblin membalas dengan santai dan perlahan ia menatapnya.

“Ah-ah, sungguh mengagumkan bagaimana kau membunuh mereka. Aku tak menyangka jika ada seorang integrity knight yang ada di barisan belakang.”

Tidak hanya fisiknya yang berbeda, tata caranya berbicara juga benar-benar berbeda dari goblin lainnya. Meskipun memiliki rasa haus darah yang mengerikan, kepandaiannya seolah menutupi sifat tersebut.

—Itu tidak penting. Dia hanya beruntung, ia tak akan bisa menangkis Twin Edged Wings sekali lagi, itu tak akan terjadi.

Renri menyilangkan lengannya sebelum berteriak.

“Penyerangan kalian berakhir disini!!”

Renri melempar kedua pisau secepat yang ia bisa dengan seluruh kekuatan.

Pisau sebelah kanan menukik kebawah dan pisau bagian kiri naik keatas, keduanya mengincar bagian leher Kosogi. Tetapi.

Sekali lagi, apa yang terdengar adalah suara nyaring benturan logam.

Jendral musuh, Kosogi, mengarahkan golok miliknya ke arah serangan di kiri dan kanan dengan cepat hingga sulit untuk ditangkap mata.

Ia dengan tangan kosong menangkap pisau yang telah berbelok arah.

—Mengapa!? Twin Edged Wings seharusnya bisa memotong senjata milik goblin …!

Terkejut, pandangan Renri kini tertuju pada golok milik Kosogi.

Meskipun itu kasar seperti milik goblin sebelumnya, warna mata goloknya berbeda. Itu bukanlah hasil tempa primitif. Golok itu memiliki bilah tajam dengan prioritas tinggi, ditempa melebihi baja.

Mungkin melihat tatapan heran milik Renri, Kosogi membawa golok miliknya ke depan wajah sebelum ia menyeringai.

“Ini? Hanyalah sebuah prototipe, tetapi cukup kuat, kan? Ada sedikit pertumpahan darah ketika mencuri material dan cara menempanya dari Dark Knights Order. Tetapi kau sudah melihatya kan … itu bukanlah satu-satunya alasan mengapa seranganmu berhasil diblokir, bocah knight.”

“……Lalu bagaimana dengan ini?!”

Renri mengayunkan kedua tangannya keatas. Pisau lempar yang membumbung tinggi dalam gelapnya langit malam kini menghilang dari pandangan musuh lalu membuat lintasan untuk membunuh dari belakang. Memblokir serangan ini mungkin—

“……!!”

Keyakinan milik Renri kini hancur. Pemimpin goblin yang bernama Kosogi mengayunkan golok miliknya kebelakang dan menghalau pisau yang melaju dalam kecepatan hebat tanpa menoleh.

Renri gagal untuk menangkap pisau yang kembali dengan sempurna, sedikit tergoyang dan ia mendapat luka potongan di jari tengah tangan kirinya. Akan tetapi, situasi ini tidak memberikan waktu baginya untuk merasakan rasa sakit.

“Pisau milikmu ringan, nak. Dan juga berisik.”

Perkataan Kosogi telah berhasil mengungkap setiap kelemahan yang dimiliki Twin Edged Wings.

Berat masing-masing pisau lempar benar-benar ringan untuk sebuah senjata sekelas divine instrument. Sungguh senjata yang parktis jika difokuskan untuk ketajaman dan energi putaran, tetapi sebagai hasilnya, senjata milik Renri tak bisa memotong kekuatan musuh yang bertahan menggunakan prioritas yang melampaui kecepatan Twin Edged Wings.

Untuk tambahan, pisau yang berputar dalam kecepatan tinggi menimbulkan suara tersendiri karena memotong udara. Ada kemungkinan bagi seseorang yang telah berlatih lama untuk memprediksi arah lintasan dengan hanya mendengar bunyi tersebut.

Renri merasa takut akan kepandaian Kosogi yang mampu melihat serangannya setelah menerima beberapa kali saja. Berpikir jika seorang goblin, makhluk kasar yang lebih rendah bisa—

“Bagaimana mungkin seorang goblin… wajahmu berbicara, nak.”

Menunjukkan seringai depresi, Kosogi berbisik.

“Tetapi kali ini, aku akan berkata seperti ini. Kau seharusnya seorang knight yang terhormat, kan? Beberapa integrity knight bisa melawan ribuan musuh… itulah yang pernah aku dengar, tetapi tampaknya kau berbeda? Itulah mengapa kau bersembunyi disini kan?”

“…Yah, itu benar.”

Ini kesalahannya ketika menganggap remeh musuhmu walaupun hanya beberapa goblin. Memahami itu, Renri membuang kepura-puraannya dan mengangguk.

“Aku adalah sebuah kegagalan bagi seorang knight. Tetapi,… tanpa membuat suatu kesalahan. Aku-lah yang salah disini.”

Ia membawa pisau perak yang digenggam diantara jarinya menuju depan wajahnya.

Kelemahan Twin Edged Wings. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah sacret art milik integrity knight, yaitu armament full control art.

Divine instrument ini dulunya dikatakan adalah sepasang burung surga yang telah kehilangan sayap bagian kanan dan bagian kiri. Tak bisa terbang menggunakan satu sayap, mereka bergabung dan terbang tinggi dibandingkan burung lainnya lalu mereka terbang hingga mendekati keabadian.

Legenda tersebut melahirkan luka sengatan kecil dalam hati Renri tanpa ia sadari.

Seseorang yang ia hargai dalam ingatan tersebut telah terambil melalui Synthesis Ritual.

Teman masa kecil yang ia lawan ketika final Turnamen Persatuan Empat Kerajaan dan juga teman yang ia renggut nyawanya dalam insiden ketika pertandingan.

Dia dan Renri bagaikan sepasang burung. Mereka telahh mengalahkan satu sama lain sejak dulu dan setelah berpindah menuju central capital dari desa, mereka berdua berhasil menerobos semua tes sambil bergantung satu sama lain dan akhirnya mencapai panggung utama.

Tetapi sayap mereka patah.

Bahkan dengan ingatannya tersegel dan ia telah diubah menjadi seorang integrity knight, rasa kehilangan membuat lubang besar dihatinya tidak terisi. Setelah kehilangan keberanian untuk mengangkat pedang agar bisa bertarung dan menikmati rasa senang dengan orang lain, Renri tak mungkin untuk membangunkan dua burung surga yang telah menyatukan sayapnya.

Tetapi.

Pemuda berambut hitam yang ia temui di peperangan ini telah menderita lebih dari siapapun dan juga dua pedang yang ia genggam dengan satu tangannya.

Cahaya kehangatan yang keluar seolah berbicara pada Renri.

Suatu hal ada di dunia ini karena akhir nyawa seseorang.

Itu adalah kenangan. Recollections.

Hubungan diantara hati mengijinkan satu nyawa untuk diteruskan nyawa lainnya. Tanpa akhir, selama dunia masih berlanjut.

Renri memalingkan pandangannya dari jendral goblin, menggapai ekspresi yakin atas kemenangan, ia perlahan menutup alisnya.

Si knight muda tampak seolah ia telah memberikan segalanya pada pisau yang ada di depannya, lalu mengeluarkan semangatnya sebagai seorang swordsman. Kedua alis matanya terbuka. Kedua tangannya menggenggam pada kedua pisau logam, seolah melepaskan senjata dari dalam hatinya.

“——Terbanglah, Twin Wings!!”

Kedua tangannya ia ayunkan ke samping bersamaan teriakan tersebut. Kedua serangan dengan kecepatan cahaya membuat lintasan untuk membunuh Kosogi dari samping kanan dan kiri.

“Kau bisa terus mencobanya… tetapi itu tak berguna!!”

Si pemimpin goblin mengangkat goloknya dan berusaha menangkis pisau lempar dengan sepenuh kekuatan.

Suara tabrakan logam menimbulkan percikan kemerahan. Kedua pisau terpantul dengan mudah, tetapi pisau tersebut terbang ke udara tanpa jatuh ke tanah. Persis seperti kedua burung, mereka melukis bintang ketika saling bertemu, perlahan makin mendekat.

Lalu, kedua pisau saling bersatu.

“Release… recollection!!”

Ketimbang armament full control art, Renri meneriakkan kalimat akhir art yang melampauinya, yaitu «recollection release art».

Cahaya putih menyilaukan menerangi lembah.

Kedua pisau logam menyatu di puncak lalu menjadi satu.

Berputar perlahan, pisau tersebut kini telah menjadi gemerlap biru bagaikan bintang di kejauhan langit malam. Divine instrument, Twin Edged Wings, telah terlepas.

Renri perlahan mengangkat tangan kanannya menuju dirinya yang lain yang masih menyinarkan cahaya di atas langit.

—Cantik.

—Seperti ketika aku bersama… dengan—

Ia menggenggam erat tangan kanannya yang telah ia angkat tinggi-tinggi.

Pisau yang saling bersilangan mulai berputar dengan kekuatan mengerikan. Suara ketika pisau tersebut memotong udara perlahan mulai menghilang karena suaranya kini melampaui pendengaran siapapun.

Renri mengayunkan tangan kanannya ke bawah.

Twin Edged Wings meluncur melewati angkasa tanpa bersuara bagai disc cahaya menuju ke arah goblin.

“Itu… tak berguna!!”

Berteriak, Kosogi menebaskan golok menuju serangan Twin Edged Wings dari atas langit untuk menjatuhkannya.

Akan tetapi, itu terjadi sesaat sebelum baja tebal bertemu dengan pisau ultra tipis. Divine instrument dengan cepat mengubah arah lintasannya dan mengambang secara vertikal sesaat sebelum berputar menuju arah bawah sekali lagi ketika golok tersebut memukul udara kosong.

Khh.

Suara kering namun tak terdengar.

Serangan putih kebiruan memotong bagian tubuh Kosogi yang mana telah ia latih, dengan cepat.

“Gaaahh!!”

Kosogi melaju ke arah Renri dengan ganas. Tetapi separuh tubuhnya jatuh ke kiri. Ia berlari satu atau dua langkah sebelum tuubuhnya terpotong seluruhnya, lalu ambruk ke kanan dan kiri.

Sword Art Online Vol 16 - 117.jpg

Di ujung kematiannya, Kosogi memikirkan penyebab kekalahannya meskipun ia telah memiliki kecerdasan yang cukup.

Menurut pendapatnya, tampaknya si knight berbadan lemah ini menyembunyikan rasa haus darah dan keinginan yang lebih kuat dibanding dirinya. Tetapi bagaimanapun ia menatap dengan pandangannya yang telah terbelah, ia tak bisa melihat adanya rasa haus darah pada wajah kekanakan khight tersebut.

—lalu, mengapa aku bisa kalah?

Hasrat ingin tahu menyelimuti dirinya, itu terjadi ketika kegelapan pekat memenuhi pandangannya.

Setelah menerima Twin Edged Wings yang kembali dengan kedua tangannya, kedua pisau tersebut terpisah tanpa membuat suara dan kembali ke bentuk semula.

Renri menatap dengan diam pada kedua pisau yang bahkan tidak meninggalkan setetes darah.

Itu tak tampak seperti ingatannya yang telah tersegel kini kembali. Di tempat pertama, Renri tidak menduga jika ingatannya telah disegel.

Namun, Renri menguatkan sisa-sisa kenangan tersebut, agar tetap terpisah, dimana orang lain yang mengisi hatinya telah bersatu. Ia berpikir seperti itu untuk saat ini.

Setelah menutup matanya sesaat, ia menolehkan kepalanya keatas untuk menyadari. Seharusnya masih ada banyak goblin menunggu dibalik jendral musuh, Kosogi. Tetapi tampaknya agak sepi.

Memfokuskan pandangannya menuju asap yang mulai menghilang, Renri menyadari tak terhitung banyaknya mayat saling bertumpukan. Mereka adalah pasukan musuh yang seharusnya masih hidup beberapa saat lalu. Keterkejutan mengambil pikirannya, siapa yang talah melakukannya.

“…Kamu terlihat seperti seorang knight sekarang ini, benar kan?”

Mendengar suara itu, ia dengan malu membalik tubuhnya. Orang yang memujinya dari sisi kanan adalah knight dalam masa pelatihan, Fizel Synthesis Twenty-eight. Linel Synthesis Twenty-nine juga ada di sampingnya. Yang mengurus mayat-mayat tadi pastilah mereka berdua.

Ia masih tegap berdiri, tak tahu untuk menjawab. Linel dengan rambut ikatnya, berdeham sebelum memberikan hormat ala knight.

“Knight Peringkat Atas yang terhormat, kami menunggu perintahmu.”

Ucapannya pasti berisi semacam sindiran, tetapi masih lebih baik ketimbang cemoohan sebelumnya. Renri menelan ludah sebelum menanyai keduanya.

“…Apakah Tiezé dan lainnya aman?”

“Yep. Mereka telah bergabunng dengan pasukan persediaan.”

Ketika Fizel mengangguk, Renri mengeluarkan helaan lega dan mengangguk.

“Bagaimana dengan pasukan musuh yang berhasil menerobos?”

“Sudah kami urus semuanya.”

Linel menjawab kali ini.

“Lalu… Aku akan kembali ke pasukanku, jadi lebih baik kalian berdua juga kembali ke pos kalian masing-masing.”

“Okkeee.” “Mengerti.”

Setelah melihat siswi knight yang berbalik arah tanpa menunjukkan rasa lelah akibat pertarungan, ia mengarahkan matanya menuju barisan tenda dibelakang sekali lagi.

……Terima kasih.

Mengungkapkan rasa syukur dari dalam hatinya pada dua siswi pelatihan dan swordsman muda itu. Renri Synthesis Twenty-seven, si integrity knight peringkat atas mulai berlari menuju timur untuk bergabung dengan sayap kiri dari pasukan kedua

Bagian 3

Di bagian belakang pasukan kedua Tanah Kegelapan, kurang lebih lima ratus mel dari lembah dimana pertarungan masih terus berlangsung.

Seorang wanita tinggi sedang berdiri sambil membuka pakaiannya di lantai kedua kereta kuda, cukup mewah dibandingkan dengan kendaraan naga tanah milik Kaisar Vektor. Dia adalah salah satu dari Sepuluh Pemimpin Bangsawan, ketua dari Guild Pengguna Dark Arts, Dee Ai El.

Pengguna art pembawa informasi yang berpakaian serba hitam menatap masternya sambil melapor dengan suara rendah.

“Sigrosig-dono, Shibori-dono, dan Kosogi-dono telah gugur dalam pertempuran.”

Bibir Dee melengkung seketika lalu mulai marah-marah.

“Ugh, tek berguna… Aku seharusnya bisa melakukan lebih ketimbang para demi-human yang pergi.”

Ia menatap kalung yang menjuntai di buah dadanya yang besar. Dengan duabelas batu berharga yang membentuk lingkaran. Kalung tersebut adalah harta divine instrument yang katanya bisa memberi tahu waktu dengan warnanya yang naik turun. Batu jam enam telah bersinar orange, dan batu jam tujuh masih tidak menunjukkan warnanya. Dengan kata lain, hanya dua puluh menitan telah berlalu sejak pertarungan pertama dimulai petang ini.

“Apakah posisi para integrity knights sudah diketahui?”

Dee bertanya, tidak mau menyembunyikan kejengkelannya, kemudian pengguna art pembawa informasi merapalkan art pendek dan mendengarkan pengguna art lain yang bersembunyi di peperangan sebelum akhirnya membalas.

“Kami telah mengetahui ada tiga integrityy knight di garis depan. Kami juga menemukan dua orang di belakang, tetapi mengetahui posisinya masih memerlukan waktu.”

“Masih lima? Atau mungkin jumlah mereka memang sedikit…? Tetapi, kita harus memenggal mereka berlima…”

Dee berkomentar sambil menunjukkan ekspresi kejam, jauh dari kebiasaan genitnya yang ia tunjukkan didepan kaisar, lalu ia memberikan perintah seketika.

“Baiklah. Lepaskan para minion. Perintahnya…”

Berkedip, ia menilai dengan melihat jauh dibalik Gerbang Besar Timur yang telah runtuh sebelum melanjutkan.

“…«terbang tujuh ratus mel», «turun ke tanah», dan «lakukan pemusnahan ».”

“Bukankah para pasukan demi-human di garis depan sana akan terkena serangan juga dengan jarak tersebut?”

“Bukan urusanku.”

Ia memutuskan dengan sikap lesu.

Si perempuan pengguna art pembawa informasi juga tidak menunjukkan ekspresi, lalu mengangguk “paham” sebelum bertanya lagi.

“Berapa banyak yang harus kita lepas? Kita hanya memiliki delapan ratus minion saat ini.”

“Hmm, bagaimana kalau…”

Dee butuh beberapa saat sambil berpikir.

Ia merasa jika minion memerlukan banyak sumberdaya dan juga waktu untuk membuatnya, mereka lebih penting dibandingkan para goblin dalam hal kekuatan tempur. Meskipun ia ingin mencoba membuat minion kapanpun juga, sang kaisar pasti tak suka jika usulan Dee untuk [memusnahkan pasukan utama musuh menggunakan art terkonsentrasi dari belakang] telah ditolak.

“…Semua depalan ratusnya.”

Senyuman keji keluar dari bibirnya dan memberikan perintah tadi.

Dee menyembunyikan sebuah ambisi. Untuk memperoleh kemenangan dalam peperangan ini dan memperoleh sosok «wadah cantik», kemudian mengambil posisi kaisar dari Kaisar Vektor yang telah kembali ke dunianya dengan kekuasaan mutlak di seluruh Underworld.

Setelah memperoleh tahta, ia bisa menciptakan puluhan ribu minion yang ia inginkan. Penghalang terbesarnya, Jendral Kegelapan Shasta telah tewas dan hanya dengan kekuatan yang tersisa, pemimpin guild dagang yang hanya tertarik dengan uang. Lalu guild Pertarungan Tangan Kosong yang hanya tertarik bertempur. Dee menyadari jika ambisinya semakin dekat.

Ia akan sukses menaklukkan seluruh dunia, sebuah usaha yang tak bisa dicapai bahkan oleh seorang separuh dewa separuh manusia, Pemimpin Tertinggi Administrator, lalu Dee akan memperoleh art untuk hidup abadi yang katanya berada dalam Gereja Axiom.

Abadi dan awet muda. Cantik selamanya.

Rasa ngeri membanjiri punggung Dee. Lidah merah Dee menjilat bibir birunya.

Kemudian ketika perintah keluar dari perempuan pengguna art pembawa informasi pada Guild Pengguna Dark Arts di garis depan, lalu para golem hitam yang merupakan simbol kegelapan itu sendiri membentangkan sayapnya, lalu terbang satu per satu.

Ketika cahaya obor menyinari kulit Dee, para minion yang berjumlah delapan ratus mulai terbang menuju lembah.

* * *

—Mereka datang.

Seringai lebar terukir pada bibir Komandan Knight Bercouli yang dari tadi dinantikannya sejak pertarungan dimulai.

Ia merasakan banyak pasukan terbang yang mengganggu jarak armament full control art yang telah ia pertahankan di langit dihadapan Gerbang Besar.

Mereka bukanlah naga terbang yang ditunggangi dark knights. Mereka sepertinya adalah para minion, sedingin lumpur dan tanpa nyawa.

Tetapi, masih terlalu dini menyerang mereka. Ia akan menarik para minion yang dilepaskan musuh hingga mereka semua tertelan oleh «tebasan ruang» miliknya.

Bercouli telah merasakan pertempuran hebat yang dilalui oleh Fanatio serta Deusolbert, begitu juga bagaimana Renri terbangun meskipun ia telah lari sesaat.

Dengan tiga jendral pasukan musuh telah berhasil dikalahkan, kami tak perlu khawatir akan kehilangan pertahanan di garis depan. Selanjutnya, bahkan jika ketujuh knight peringkat atas berjaga di langit untuk menahan art jarak jauh milik musuh yang menghabiskan sacred energy, maka pasukan kedua dari Pasukan Pertahanan yang tak terluka akan bisa menghalau pasukan utama musuh, Dark Knights Order dan Guild Pertarungan Tangan Kosong.

Bercouli telah memprediksi perannya setelah itu.

Bukan untuk bertarung satu lawan satu dengan rival berpedang beberapa tahun lalu, Jendral Kegelapan Shasta.

Bercouli telah merasakan ketidakhadiran Shasta dari pasukan utama musuh. Jiwa kuat yang ia rasakan telah lenyap di timur sana beberapa hari lalu—itu pasti saat-saat terakhri Shasta.

Sebagai integrity knight paling senior, yang mana telah hidup hingga ratusan tahun. Bercouli sudah lama tidak berduka pada mereka yang masih terikat dengan Life. Meskipun begitu, kematian Shasta, seseorang yang ia harap bisa mendamaikan Tanah Kegelapan dengan Kerajaan Manusia tanpa perlu terjadi pertumpahan darah, hal itu membuat Bercouli sedikit bersedih.

Dengan hal yang telah terjadi, ia memutuskan untuk mengalahkan seseorang yang telah mengakhiri hidup Shasta, seseorang yang memiliki kekosongan menakutkan—musuh yang tak diketahui ini sepertinya yang memimpin pasukan Tanah Kegelapan—Bercouli akan membalaskan kematian Shasta.

Atau mungkin nyawanya sendiri yang akan berakhir jika melawannya, pikir Bercouli.

Meskipun ia tidak lagi merasakan keterikatan dengan life.

Ia juga akan mati jika saatnya tiba.

Bercouli memikirkan incarnation yang dilepaskan oleh knight peringkat bawah dalam pengawasan Fanatio di ujung kematiannya sungguh mengagumkan, dan juga sedikit merasakan iri padanya.

Tetapi, bukan saatnya memikirkan seperti itu kali ini.

Area tebasan akhirnya melahap setiap musuh yang terbang di langit malam.

Kedua mata Bercouli kini terbuka lalu ia mengayunkan pedang kesayangannya, «Time Piercing Sword» yang dari tadi tertancap ke tanah.

“——Potonglah!!”

Ia menebas udara kosong dengan pedangnya.

Seketika itu, tak terhiitung banyaknya tebasan bergabung menjadi satu hingga membentuk ruang tiga dimensi di atas langit.

Mengikutinya, banyak terikan kematian terdengar, serpihan-serpihan minion berjatuhan di atas kepala pasukan demi-human bagaikan air terjun. Racun lemah dalam darah minion seolah menambah kebingungan pasukan musuh yang telah kehilangan jendral mereka.

* * *

Pertanda tak mengenakkan tertangkap oleh Dee tepat ketika ia mendengar dering mengejutkan dari suara pengguna art pembawa informasi yang dari tadi tidak menunjukkan ekspresi. Beberapa detik kemudian.

“Sungguh disayangkan, Yang Mulia … tampaknya ke delapan ratus minion telah dimusnahkan sebelum sempat mendarat.”

“Appaaaa……”

Ia kehilangan kata-kata.

Suara hancur mengikutinya ketika gelas kristal mahal jatuh ke lantai.

“Bagaimana mungkin?! Aku tak pernah mendengar ada art sekuat itu dalam pasukan musuh!”

Masalahnya, hampir tak mungkin untuk menghancurkan ke delapan ratus minion hanya menggunakan art. Karena mereka diproduksi masal menggunakan tanah liat, maka minion bisa bertahan melawan thermal art dan cryogenic art. Sebuah tebasan pedang tajam mungkin efektif, tetapi pasukan pedang tak akan bisa menjangkau minion yang berada di udara.

“…Musuh masih belum melepas naga terbangnya?”

Dee bertanya, setelah mengatur emosinya. Pengguna art mengkonfirmasi dengan anggukan.

“Ya. Kami belum mengkonfirmasi adanya naga terbang hingga saat ini.”

“Kalau begitu… mungkinkah? Kartu as milik para integrity knights… «armament full control art». Tetapi… jika mampu seperti itu…”

Tak berkata lagi, ia menyeringai sambil menunjukkan gigi taringnya.

Seperti Jendral Kegelapan Shasta, Dee juga telah berusaha memperoleh informasi tentang secret arts rahasia milik integrity knights. Akan tetapi, hampir tak mungkin untuk menyaksikan art tersebut. Dee tak bisa menjelaskan hubungan antara divine instrument serta kekuatan knight itu sendiri.

“Menggunakan senjata seperti itu seharusnya memakan banyak Life. Menggunakannya lagi seharusnya tak akan bisa …”

Itu terjadi ketika pikiran Dee berputar cepat.

Setelah mendengarkan laporan dari garis depan, pengguna art pembawa informasi mengangkat kepalanya dan menginformasikan info yang telah ia dapat.

“Yang Mulia, pelacakan dua integrity knights di bagian belakang telah selesai. Totalnya kita telah mendapat lima knight.”

“…Bagus.”

Mengangguk, ia berpikir sekali lagi.

Elemen yang paling tidak meyakinkan adalah untuk mengirimkan pasukan kedua, Dark Knights Order dan Guild Pertarungan Tangan Kosong untuk melemahkan armament full control art milik musuh. Pilihan lainnya adalah menggunakan kartu andalan kita, yaitu Guild Pengguna Dark Art sekarang juga dan mengakhiri peperangan ini dalam satu kali serangan.

Berhati-hati adalah sifat alami yang dimiliki Dee, berhati-hati merencanakan sesuatu dan mengalahkan segala penghalang sebelum merealisasikannya.

Akan tetapi, kehilangan ke delapan ratus minion berharga dalam satu serangan membuatnya tak sadar merasakan kegelisahan.

Mengisi gelas kristal dengan anggur ungu kehitaman, Dee berbicara sendiri.

—Tenanglah. Ini adalah langkah pertama menggapai kemenangan.

Mengangkat gelas yang telah terisi, Dee memberikan perintahnya dengan suara keras.

“Keluarkan seluruh pasukan ogre pemanah dan Guild Pengguna Dark Art! Masuki lembah dan mulai persiapan art «Panah Pembakar Area Luas»!!”

Catatan Penerjemah dan Referensi

  1. Semacam studio film yang khusus dalam membuat special efek
  2. Manusia yang lahir di Tanah Kegelapan
  3. Manusia yang lahir di Dunia Manusia
  4. Semacam regu penyembuh
  5. Pedang besar yang digenggam menggunakan kedua tangan